BAB - 2 2.1 GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK Kabupaten Lebong secara historis memiliki sejarah yang cukup panjang dalam catatan sejarah Indonesia,pada masa hindia Belanda Suku Lebong dan Rejang sangat memegang teguh adatnya,pada masa keresidenan inggeris di Lais Tahun 1775 – 1779.Sehingga sebutan Kota Lebong sebagai Kota Tua dapat dilihat dengan adanya peninggalan penambangan emas dari jaman penjajahan Belanda. Kabupaten Lebong merupakan salah satu Kabupaten di propinsi Bengkulu yang beribukota di Muara Aman.Kabupaten Lebong dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Rejang Lebong pada 18 Desember 2003 dan UU RI nomor 39 Tahun 2003 Kabupaten Lebong awalnya terdiri dari 5 Kecamatan yaitu:LebongUtara,Lebong Selatan,Lebong Tengah,Rimbo Pengadang dan Lebong Atas. a. Geografis & Administratif Kabupaten Lebong terletak pada posisi 101 o sampai dengan 102o Bujur Timur dan 02o65’ sampai 03o60’ Lintang Selatan. Secara adminstratif, Kabupaten Lebong berbatasan langsung dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Utara Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara. Luas wilayah Kabupaten Lebong kurang lebih 273.131 ha, yang terdiri dari 13 kecamatan. dimana sekitar 70 persen luasnya merupakan kawasan hutan dengan berbagai status hutan. 100 Desa dan 11 kelurahan. Wilayah Kabupaten Lebong didominasi oleh kawasan hutan lindung dan hutan konservasi mencapai 49,40% dari luas wilayah Kabupaten Lebong Untuk lebih jelasnya wilayah administratif Kabupaten Lebong dapat dilihat pada peta 2.1 dan Tabel 2.1 yang menunjukkan luas wilayah kecamatan beserta nama Desa dan Kelurahan perkecamatan,dan Gambar 1.1 tentang persentase luas wilayah Kecamatan. Peta 2.1 Peta bersumber dari RTRW Kabupaten Lebong Tabel 2.1 Nama & Luas Wilayah per Kecamatan serta Jumlah Desa / Kelurahan Kabupaten Lebong No 1 Kecamatan Luas (ha) Kec. Rimbo Pengadang No Kecamatan Persentase 12.932 Luas (ha) 5 Persentase 2 Kec. Topos 34.627 13 3 Kec.Lebong Selatan 23.494 9 Kelurahan 1.Kel.Rimbo Pengadang 2. Ds.Bajok 3. Ds.Bioa Sengok 4. Ds.Talang Ratu 5. Ds.Teluk Dien 6.Ds.Tik Kuto Kelurahan 1. Kelurahan Topos 2. Desa Ajai Siang 3. Desa Suka Negeri 4. Desa Talang Baru 1 5. Desa Talang Baru 2 6. Desa Talang Donok 7. Desa Talang Donok 1 8. Desa Tik Sirong Kel.Topos 1. Kelurahan Tes 2. Kelurahan Taba Anyar 3. Kelurahan Mubai 4. Kelurahan Turan Lalang 5. Desa Kutai Donok 6. Desa Mangkurajo 7. Desa Sukasari 8. Desa Turan Tiging 9. Desa Tik Jeniak 10. Desa Manai Blau 1. Desa Bukit Nibung 2. Desa Bungin 3. Desa Karang Dapo Atas 4. Desa Karang Dapo Bawah 5. Desa Pelabuhan Talang Leak 6. Desa Pungguk Pedaro 7. Desa Talang Kerinci 8. Desa Talang Leak 1 9. Desa Talang Leak 2 1. Desa Lemeu Pit 2. Desa magelang Baru 3. Desa Muning Agung 4. Desa Suka Bumi 5. Desa Tabeak Dipoa 6. Desa Tabeak Kauk 7. Desa Ujung Tanjung 8. Desa Ujung Tanjung 1 9. Desa Ujung Tanjung 2 1. Kelurahan Embong panjang 2. Desa karang Anyar 3. Desa pagar Agung 4. Desa Semelako Atas 5. Desa Semelako 1 6. Desa Semelako 2 7. Desa Semelako 3 8. Desa Danau Liang 9. Desa Suka Damai 10. Desa Tanjung Bunga 1 11. Desa Tanjung Bunga 2 4 Kec.Bingin Kuning 10.815 4 5 Kec.Lebong Sakti 11.068 4 6 Kec.Lebong Tengah 9.196 3 7 Kec.Amen 3.926 1 1. Kelurahan Amen 2. Desa Garut 3. Desa Nangai Tayau 4. Desa Nangai Tayau 1 5. Desa Pyang Mbik 6. Desa Selebar Jaya 7. Desa sukau Mergo 8. Desa Sukau Rajo 9. Desa Talang Bunut 10. Desa Sungai Gerong 8 Kec.Uram Jaya 6.420 2 1. Desa Embong 2. Desa Embong 1 3. Desa Kota Agung 4. Desa Kota Baru 5. Desa Lemeu 6. Desa Pangkalan 7. Desa Tangua 9 Kec.Lebong Utara 5.474 2 10 Kec.Pinang Belapis 63.095 23 11 Kec.Pelabai 6.178 2 12 Kec.Lebong Atas 5.699 2 1. Desa Blau 2. Desa Daneu 3. Desa Sukau Kayo 4. Desa Tabeak Blau 5. Desa Tabeak Blau 1 6. Desa Tik Tebing 13 Kec.Padang Bano 80.207 29 1. Desa Padang Bano 2. Desa Sebayua 3. Desa Limes 4. Desa Uei 5. Desa Kembung 273.131 100 111 Desa / Kelurahan Jumlah Sumber : Lebong Dalam Angka Tahun 2012 DAN BPN KAB,LEBONG KET : * DS = DESA,KEL=KELURAHAN 1. Kelurahan Kampung Jawa 2. Kelurahan Pasar Muara Aman 3. Desa Gandung 4. Desa Gandung Baru 5. Desa Kampung Dalam 6. Desa Kampung Muara Aman 7. Desa Ladang Palembang 8. Desa Lebong Tambang 9. Desa Lokasari 10. Desa Nangai Amen 11. Desa Talang Ulu 12. Desa Tunggang 13. UPT Ladang Palembang* 1. Desa Air Kopras 2. Desa Bioa Putiak 3. Desa Ketenong 1 4. Desa Ketenong 2 5. Desa ketenong Jaya 6. Desa Sebelet Ulu 7. Desa Sungai Lisai 8. Desa Tambang Saweak 1. Kelurahan Tanjung Agung 2. Desa Gunung Alam 3. Desa Kota Baru Santan 4. Desa Pelabai 5. Desa Sukau Datang 6. Desa Sukau Datang 1 7. Desa Tabeak Blau 2 8. Desa Tik Teleu 9. Upt Tanjung Agung Sumber.BPN Kabupaten Lebong Sumber “:Kantor Camat Sekabupaten Lebong Sumber ; Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebong 2.1.1.TOPOGRAFI Berdasarkan topografinya, wilayah Kabupaten Lebong dominan berada pada ketinggian 1000 – 1500 Mdpl luas wilayah ini mencapai 62,78%. Kategori kedua ketinggian wilayah Kabupaten Lebong adalah pada 500 – 1000 Mdpl, dan mencapai 29,45%. Selebihnya ketinggian 0– 500 Mdpl mencapai 7,77%, kondisi ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Lebong berdasarkan ketinggian lahan 2009 NO 1 2 3 Ketinggian Tempat/m (dpl) 0 - 500 500 - 1000 1000 - 1500 TOTAL 2009 Luas (ha) 21,205 80,384 171.335 272.924 Sumber : RTRW Kabupaten Lebong Tahun 2010-2030 % 7,77 29,45 62,78 100,00 Berdasarkan kemiringan lahan Kabupaten Lebong sebagian besar berada pada kemiringan lahan > dari 40 %, dengan klasifikasi kemiringan lahan demikian, mencirikan bahwa Kabupaten Lebong berada pada lahan pegunungan, kondisi ini dapat dilihat dalam tabel klasifikasi kemiringan lahan sebagai berikut : Tabel 2.2 . Luas Wilayah Kabupaten Lebong berdasarkan Kemiringan lahan 2009 No 1 2 3 3 Kelas Kemiringan 0-3 % 3-15 % 15-40 % > 40 % TOTAL Bentuk Wilayah Datar Berombak Berbukit Pegunungan 2009 Luas (ha) 12.325 99.293 50.619 110.755 272.924 % 4,52 36,38 18,55 40,58 100,00 Sumber : RTRW Kabupaten Lebong Tahun 2010-2030 Berdasarkan tabel di atas, kemiringan lahan yang tidak layak budidaya mencapai lebih 40% dari wilayah Kabupaten Lebong. Sedangkan lahan yang sangat baik dan sesuai untuk budidaya dan permukiman mencapai 40%. Grafik 2.2 Luas Wilayah Kabupaten Lebong berdasarkan Kemiringan lahan 2009 Sumber : RTRW Kabupaten Lebong Tahun 2010-2030 2.1.2.GEOLOGI Jenis tanah di wilayah Kabupaten Lebong cukup beragam, secara umum Litologi daerah Kabupaten Lebong terdiri dari 6 formasi batuan serta 5 batuan beku dalam (batuan trobosan), Luas wilayah Kabupaten Lebong berdasarkan jenis tanah dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu tekstur tanah halus, tekstur tanah sedang dan tekstur tanah kasar. Tekstur tanah menggambarkan sifat fisik tanah yang menyatakan kasar halusnya tanah. Menurut drainase tanahnya, wilayah Kabupaten Lebong dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu tergenang sepanjang tahun, kondisi tanah demikian sama sekali tidak ada air yang dialirkan sebagai limpasan air, baik yang berasal dari air hujan maupun dari tempat yang lebih tinggi di sekitarnya. Jenis kedua adalah sedang artinya air di permukaan tanah mengalir dengan kecepatan relatif lambat, dan yang ketiga tidak tergenang atau sangat cepat, kondisi ini hampir semua air hujan di alirkan dengan kecepatan yang relatif tinggi di permukaan tanah. Tekstur tanah di Kabupaten Lebong terdiri dari: tekstur tanah halus seluas 105.454 ha, tanah sedang 76.837 ha dan tanah kasar 10.633 ha Sedangkan menurut jenis tanahnya, terdiri dari: jenis tanah Andosol seluas 60.330 ha, Alluvial 703 ha, Rogosol 7.747 ha, Latasol 16.109 ha, Padsolik Merah Kuning/Latosol Andosol 22.508 ha, Komplek Padsolik Merah Kuning Litosol Latosol 10.424 ha dan Komplek Padsolik Coklat Padsol Latosol 155.171 ha. Tabel 2.3. Luas Wilayah Kabupaten Lebong berdasarkan Jenis Tanah NO Jenis Tanah 2009 Luas (ha) % 1 Andosol 60.330 22,11 2 Aluvial 703 0,26 3 Rogosol 7.747 2,84 4 Latosol 16.109 5,90 5 Latosol Andosol 22.508 8,25 6 Litosol Latosol 10.424 3,82 7 Padsolik Latosol 155.103 56,86 TOTAL 272.924 Sumber : RTRW Kabupaten Lebong Tahun 2010-2030 100,00 Berdasarkan tabel 2.5 di Kabupaten Lebong jenis tanah terluas adalah podsolik latosol memiliki kesesuaian untuk lahan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Jenis tanah yang juga mendominasi Kabupaten Lebong adalah jenis andosol yang mencapai 22,11%. Jenis tanah latosol andosol mencapai 8,25%. Jenis tanah yang paling sedikit di Kabupaten Lebong adalah jenis tanah aluvial yakni 0,26%. 2.1.3. KLIMATOLOGI Menurut data dari Stasiun Geofisika Kepahiang Bengkulu, hari hujan di Kabupaten Lebong sepanjang tahun 2008 rata-rata mencapai 21 hari hujan per bulan, sedangkan di tahun 2009 rata-rata 21 hari hujan. Jumlah hari hujan di tahun 2009 yang melebihi rata-rata terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Oktober, November dan Desember. Curah Hujan di tahun 2009 secara rata-rata lebih rendah dibandingkan tahun 2008. Rata-rata curah hujan di tahun 2008 sebesar 284,75 mm, sedangkan tahun 2009 sebesar 276,5 mm. Curah hujan di tahun 2009 yang melebihi curah hujan rata-rata terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Oktober, November dan Desember. 2.1.4.PENGGUNAAN LAHAN Luas wilayah Kabupaten Lebong berdarkan peruntukan adalah dibagi menjadi dua peruntukan yang pertama adalah kawasan budidaya dan yang kedua kawasan lindung, berikut tabel presentasen peruntuntukan lahan : Tabel 2.5 Luas Wilayah Kabupaten Lebong berdasarkan Penggunaan lahan/ Tanah NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Penggunaan Lahan 2009 Luas (ha) Hutan Lindung Hutan Suaka Alam TNKS Lain-lain Sawah irigasi Sawah Tadah Hujan Sawah Pasang Surut Ladang Perkebunan Pemukiman Usaha Lain Tidak diusahakan TOTAL 20,777 3,022 111,035 101 13,096 238 13,294 27,996 49,510 20,979 10,878 2,048 272,974 % 7.61 1.11 40.68 0.04 4.8 0.09 4.87 10.26 18.14 7.69 3.98 0.75 100 Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Lebong 2.1.5 KAWASAN BUDIDAYA Berdasarkan tabel 2.5 kawasan Areal Peruntukan Lain (APL) 138,140 ha penggunaan lahan yang dominan adalah untuk perkebunan yaitu sebesar 49,510 ha yang tersebar di 13 kecamatan akan tetapi yang kawasan perkebunan yang paling luas adalah di Kecamatan Padang Bano, kemudian luas yang kedua adalah ladang dengan luas 27, 966 ha dan yang ketiga peruntukan bagi pemukiman sebesar 20,979 ha yang tersebar di 13 Kecamatan. 2.1.6.HUTAN LINDUNG Berdasarkan tebal 2.5 diatas bahwa Wilayah Kabupaten Lebong terdapat 3 jenis kawasan hutan yang telah dideliniasi menurut fungsi maupun jenisnya masing-masing, adapun kawasan hutan yang terdapat di Kabupaten Lebong adalah: Kawasan Hutan Taman Nasional Kerinci sebelat dengan luas areal ± 111.035 ha; Kawasan Hutan Lindung dengan luas areal ± 20.777 ha; Kawasan konservasi (cagar alam) dengan luas areal ± 3.022 ha. Total luas kawasan hutan adalah 134.834 ha atau sebesar 49,40% dari total luas Wilayah Kabupaten Lebong (272.974ha). Sumberdaya hutan temasuk ke dalam kategori sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) dengan syarat pengelolaannya dilakukan dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah kesinambungan hasil (sustainable yield). Taman Nasional Kerinci Sebelat adalah kawasan hutan lindung yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong mencanangkan sebagai kabupaten Konservasi demi melindungi kawasan-kawasan pelestarian alam seperti Taman Nasional dan hutan hutan lindung serta kawasan konservasi lain. Taman Wisata Alam (TWA) di Kabupaten Lebong telah ditentukan berdasarkan rencana Pola Ruang RTRW Propinsi Bengkulu dan Surat Gubernur Bengkulu No 522.12/033/DISHUT tanggal 11 Pebruari 2010 telah diusulkan perubahan fungsi terhadap Danau Tes yang semula berstatus Cagar Alam menjadi Taman Wisata Alam . PETA 2.1.5. KAWASAN BUDIDAYA 2.2. DEMOGRAFI Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh Dinas Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Lebong Tahun 2010 penduduk Kabupaten Lebong berjumlah 112.861 jiwa, terdiri dari 54.970 jiwa laki-laki dan 57.891 jiwa perempuan dengan jumlah KK sebanyak 30.782 Jumlah penduduk tersebut tersebar di tiga belas kecamatan yang ada di Kabupaten Lebong seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Kabupaten Lebong Tahun 2010 NO 2. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. KECAMATAN Lebong Selatan Topos Lebong Tengah Lebong Sakti Pelabai Bingin Kuning Rimbo Pengadang Lebong Utara Lebong Atas Amen Uram Jaya Pinang Belapis Padang Bano Jumlah JUMLAH KK 4,138 1,777 2,906 2,542 1,850 2,712 1,530 4,416 1,321 2,040 1,598 1,198 2,754 L 7,059 3,176 4,646 4,406 3,523 5,910 2,680 7,806 2,287 3,793 2,698 2,336 4,650 54,970 Sumber: Dinas Kesosnakertransdukpil Kabupaten Lebong 2010 Grafik 2.2 Sumber RPJMD Kab. Lebong JUMLAH P 7,817 3,176 4,646 4,406 3,523 5,910 2,680 7,806 2,287 3,793 2,698 2,336 4,650 57,891 L+P 14,876 6,400 10,578 8,785 6,908 12,065 5,251 15,676 4,774 7,548 5,357 4,727 9,916 112,861 2.3. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH Undang-Undang 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah telah merubah arah sistem pemerintahan daerah (Pemda) kota/kabupaten yaitu dari sentralisasi ke desentralisasi. Salah satu implementasi dari perundang-undangan tersebut adalah tuntutan bagi Pemda untuk pengelolaan keuangan daerahnya secara otonom dengan mengoptimalkan berbagai sumberdaya yang terdapat di daerah Kab/kota tersebut, sehingga kegiatan pembangunan tetap berjalan. Dalam menunjang pembiayaan pembangunannya,pemerintahan Kabupaten Lebong memperoleh total penerimaan ditahun 2011 sebesar 386.066.001.269, meningkat sebesar 55.812.079.071 atau 17 persen dari tahun 2010. Sumber penerimaan terbesar berasal dari dana perimbangan yaitu sebesar 79 persen, sedangkan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). hanya menyumbang 2 persen dan 19 persen dari pendapatan daerah lainnya yang sah. Bila di bandingkan dengan total penerimaan tahun 2010, untuk tahun 2011 kabupaten mengalami peningkatan namun peningkatan yang cukup besar tersebut (17 persen) berasal dari dana perimbangan dan khusus untuk jumlah pendapatan daerah sendiri mengalami penurunan 28 persen. sumber penerimaan pemerintah daerah Kabupaten Lebong. Kemudian disusul oleh pendapatan daerah lainnya yang sah sebesar Rp 40.315.717.628,47 atau menyumbang sebesar 12 persen. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lebong hanya menyumbang sekitar 3 persen terhadap total penerimaan pemerintah daerah di Kabupaten Lebong secara rinci persentase penerimaan daerah kabupaten lebong tahun 2010-2011 dapat dilihat pada Gambar 9.1 diata Belum optimalnya sumbangan PAD terhadap penerimaan pemerintah daerah, dapat juga dilihat dari hasil realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB) Kabupaten Lebong. Realisasi PBB tahun 2011 mencapai 66,09 persen, meningkat 13,26 persen dari tahun 2010. Sumber PBB kabupaten lebong.berasal dari 13 Kecamatan, PLTA Tes dan PT PGE Perkembangan PDRB Kabupaten Lebong lima tahun terakhir seperti pada tabel berikut : Tabel 2.3 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar harga Konstan Tahun 2005 s.d 2009 No 2005 Sektor 1 Pertanian Pertambangan 2 & penggalian Industri 3 pengolahan Listrik,gas & 4 air bersih 5 Konstruksi Perdagangan, 6 hotel & restoran Pengangkutan 7 & komunikasi Keuangan, 8 sewa, & jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa 10 PDRB (Rp) 318,801 2006 2007 % (Rp) % 79,15 336,471 79,31 2008 (Rp) % (Rp) 353,738 79,32 370,615 2009 % % (Rp) 79,16 387,848 79,21 2,795 0,69 2,949 0,67 2,966 0,67 2,957 0,63 2,965 0.61 7,289 1,81 7,695 1,84 8,204 1,84 8,451 1,80 8,555 1,75 1,480 0,37 1,543 0,37 1,631 0,37 1,724 0,37 1,765 0,36 8,083 2,01 8,324 1,95 8,696 1,95 9,624 2,06 10,259 2.10 19,954 4,95 20,961 5,02 22,374 5,02 23,381 4,99 23,948 4.89 5,183 1,29 5,397 1,29 5,733 1,29 5,993 1,28 6,118 1.25 6,640 1,65 6,837 1,66 7,411 1,66 7,954 1,70 8,566 1.75 32,559 8,08 100 34,083 424,260 7,89 100 35,188 445,941 7,89 100 37,501 468,201 8,01 100 39,634 489,657 8.09 100 Tabel 2.3.1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2005 s.d 2009 Atas Dasar harga Berlaku Kabupaten Lebong No Sektor 1 Pertanian Pertambangan & penggalian Industri pengolahan Listrik, gas, & air bersih Konstruksi Perdagangan, hotel, & restoran Pengangkutan & komunikasi angangkutan & komunikasi Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan 2 3 4 5 6 7 8 2005 2006 2007 2008 2009 (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % 489,254 78,00 545,605 78,08 608,390 77,83 680,492 77,64 749,955 77,94 5,270 0,84 5,905 0,85 6,183 0,79 6,399 0,73 6,623 0,69 11,767 1,88 13,175 1,89 14,906 1,91 16,453 1,88 17,114 1.78 3,178 0,51 3,489 0,50 3,704 0,47 3,943 0,45 4,048 0,42 17,677 2,82 19,568 2,80 21,826 2,79 25,882 2,95 28,342 2,95 30,855 4,92 34,384 4,92 39,306 5,03 44,371 5,06 49,145 5,11 8,505 1,36 9,360 1,34 10,106 1,29 11,251 1,28 11,614 1,21 9,854 1.57 10,586 1,51 12,107 1,55 13,884 1,58 15,348 1,60 9 Jasa-jasa PDRB 50,855 8,11 56,711 8,21 65,201 8,34 73,783 8,42 80,060 8,32 627,215 100 698,783 100 781,729 100 876,457 100 962,250 100 Secara umum, distribusi persentase PDRB atas harga berlaku Kabupaten Lebong dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 mengalami pergeseran sektor walaupun pergeserannya dapat dikatakan belum signifikan. Sektor primer sedikit mengalami penurunan masing-masing sebesar ratarat 0,25%, sedangkan sektor sekunder dan sektor tersier mangalami kenaikan rata masing-masing 0,11 dan 0,13. a. Sektor Primer Sektor primer terdiri dari sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan perekonomian Kabupaten Lebong, sektor ini menjadi tumpuan dalam menciptakan dan menyerap lapangan pekerjaan. Disamping itu sektor primer relatif lebih bertahan dalam menghadapi gejolak dibandingkan dengan sektor lain. Peranan sektor ini, dalam PDRB Kabupaten Lebong tahun 2008 sebesar 78,37% dan sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 77,83% sedangkan pada tahun 2006 sebesar 78,08% mengalami sedikit kenaikan dibandingkan pada tahun 2005 yaitu sebesar 78,00%. Besarnya peranan sektor primer disumbangkan oleh sektor pertanian yang mempunyai peranan menyumbang yaitu kisaran 77% dan 78%, andalan utama sektor pertanian di Kabupaten Lebong lebih banyak dipengaruhi oleh nilai tambah subsektor pertanian tanaman pengan terutama padi. Luas tanaman padi tersebar dari kecamatan rimbo pengadang hingga kecamatan Lebong atas. Apabila program pemerintah daerah untuk menggalakkan tanam 2 kali dapat dilaksanakan terutama untuk kecamatan Lebong tengah dan kecamatan Lebong utara bukan hal yang mustahil Kabupaten Lebong menjadi lumbung padi bagi propinsi Bengkulu. Selain itu, subsektor perkebunan terutama perkebunan kopi di kecamatan rimbo pengadang juga memberikan kontribusi yang cukup begus, selain itu juga ada perkebunan karet dan kepala sawit yang mulai dikembangkan di kecamatan Lebong atas dan padang bano. Subsektor perikanan juga menyumbang kontribusi positif terhadap PDRB Kabupaten Lebong. Produksi ikan terutama ikan mas menjadi andalan, walaupun ,masih menjadi keterbatasan kontinuitas komoditi sehingga ikan hanya melimpah pada musim-musim tetentu. Sektor yang kedua adalah subsector pertambangan dan penggalian. Dalam hal pertambangan di Kabupaten Lebong sejak zaman dahulu terkenal sebagai penghasil emas, hanya saja sekarang hasil tambang sudah tidak lagi. b. Sektor Sekunder Sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengelolaan, sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor konstruksi. Sektor ini mengalami sedikit kenaikan peranan dalam PDRB Kabupaten Lebong tahun 2008. Peningkatan peranan sektor ini dipengaruhi oleh sektor bengunan/konstruksi yang mengalami kenaikan dari 2,79% pada tahuan 2007 menjadi 2,95% pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2006 sebesar 5,19% mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar 5,21% untuk sektor industri pengelolaan tidak mengalami perubahan yang signifikan bahkan kontribusi terhadap PDRB tahun 2008 sedikit mengalami penurunan. Begitu juga dengan sektor listrik, gas dan air bersih juga belum memberikan kontribusi yang maksimal terhadap PDRB Kabupaten Lebong tahun 2008 yang hanya sebesar 0,45% dan sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0.02% c. Sektor Tersier Sektor ketiga ini terdiri atas sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sektor ini cukup signifikan memberikan peranan terhadap PDRB Kabupaten Lebong tahun 2008 yaitu sebesar 16,34% dan sedikit meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 yang hanya 16,21% sedangkan pada tahun 2006 15,89% mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar 15, 96% Sektor ini sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian baik secara global, nasional mupun regional. Bila kondisi perekonomian nasional membaik maka akan berimplikasi baik pula terhadap perekonomian Kabupaten Lebong. Tabel 2.3.2 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2005 s.d 2009 Atas Dasar harga Berlaku (HB) dan harga Konstan (HK) Kabupaten Lebong 2005 No 1 2 3 4 5 6 Sektor Pertanian Pertambangan & Galian Industri Pengolahan Listrik Gas & Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran 2006 2007 2008 2009 Hb % 78,00 0,84 1,88 0,51 2,82 Hk % 79,15 0,69 1,81 0,37 2,01 Hb % 78,08 0,85 1,89 0,50 2,80 Hk % 79,31 0,67 1,84 0,37 1,95 Hb % 77,83 0,79 1,91 0,47 2,79 Hk % 79,32 0,67 1,84 0,37 1,95 Hb % 77,64 0,73 1,88 0,45 2,95 Hk % 77,64 0,73 1,88 0,45 2,95 Hb % 77,94 0,69 1.78 0,42 2,95 Hk % 79,21 0.61 1,75 0,36 2.10 4,92 4,95 4,92 5,02 5,03 5,02 5,06 5,06 5,11 4.89 7 8 9 Pengangkutan & komunikasi Keuangan, Sewa & jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB 1,36 1,29 1,34 1,29 1,29 1,29 1,28 1,28 1,21 1.25 1.57 1,65 1,51 1,66 1,55 1,66 1,58 1,58 1,60 1.75 8,11 100 8,08 100 8,21 100 7,89 100 8,34 100 7,89 100 8,42 100 8,42 100 8,32 100 8.09 100 Besarnya PDRB Kabupaten Lebong atas dasar harga berlaku tahun 2006 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 11,87% dari 627.215 juta rupiah menjadi 698.783 juta rupiah. Kenaikan tersebut disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditi terutama sektor pertanian selain juga terjadi peningkatan produksi. Hingga Tahun 2008, PDRB Kabupaten Lebong terus mengalami peningkatan, dimana bila dibandingkan dengan tahun 2007 maka mengalami peningkatan sebesar 12,12% yaitu dari 781.728 juta menjadi 876.457 juta rupiah. Demikian juga halnya dengan PDRB atas dasar harga berlaku, pada tahun 2005 adalah sebesar 320.128 juta dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 468.201 juta. Peningkatan PDRB ini menunjukkan gambaran kondisi perekonomian Kabupaten Lebong yang semakin baik dari tahun ke tahun. Untuk lebih lengkapnya dapat lihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.3.3 Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lebong Tahun 2007- 2008 (juta rupiah) PDRB Tahun Atas harga Berlaku Laju Pertumbuhan Atas harga Ekonomi Konstan (%) (1) (2) (3) (4) 2000 320.128 320.128 - 2005 627.215 402.784 5,47 2006 698.783 2007 781.729 445.941 5,11 2008 876.454 468.202 4,99 2009 962.250 489,657 4,58 424.260 5,33 Sumber : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Lebong Tahun 2009 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lebong tahun 2006 telah mengalami pertumbuhan positif sebesar sebesar 5,33% namun pada tahun 2008 mengalami sedikit penurunan dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2006 yaitu sebesar 4,99% hal ini dipengaruhi oleh laju inflasi serta kondisi perekonomian makro/nasional lainnya. Untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lebong, pemerintah daerah perlu menciptakan iklim investasi, lapangan usaha baru, menciptakan kestabilan politik dan kepastian hukum. Pada tahun 2008 PDRB Kabupaten Lebong atas dasar harga berlaku sangat didominasi oleh sektor pertanian yaitu sebesar 77,64%. Sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor yang terkecil yang belum memberikan kontribusi yang optimal dengan kontribusi terhadap perhitungan PDRB yaitu sebesar 0,47%. Adapun sektor lain yang turut berkontribusi cukup besar antara lain sektor jasa - jasa sebesar 8,42%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 5,06%, sektor bangunan sebesar 2,95% dan sisanya tersebar pada sektor ekonomi lainnya. d.Laju Inflasi Tabel 2.3.4 Nilai Inflasi rata-rata Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2004 s.d 2008 Kabupaten Lebong URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008 RATA-RATA PERTUMBUHAN (%) Inflasi 4.42 18.07 7.49 4.25 11,8 14,61 Sumber : Indikator Ekonomi Kab. Lebong Tahun 2004-2008 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat inflasi di Kabupaten Lebong mengalami fluktuatif pada tahun 2004 sebesar 4.42% dan pada tahun 2005 mengalami peningkatan yang sangat signifikan menjadi 18.07% hal ini disebabkan karena pada tahun 2005 adanya penambahan penduduk terutama penerimaan pegawai untuk pertama kalinya sejak Kabupaten Lebong dimekarkan dari Kabupaten Rejang Lebong sehingga meningkatnya tingkat konsumsi sesuai dengan teori ekonomi bahwa semakin banyaknya permintaan barang dan jasa akan tetapi tidak dibarengi dengan adanya peningkatan persediaan barang dan jasa sehingga meningkatnya harga barang dan jasa disuatu daerah, sedangkan pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 7.49% dan pada tahun 2007 juga mengalami penurunan menjadi 4.25%, terjadinya penurunan inflasi secara berturut –turut selama dua tahun terakhir hal ini dipengaruhi oleh semakin banyaknya jumlah produksi barang dan jasa mengingat miningkatnya tingkat permintaan sehingga produsen bermunculan menawarkan berbagai barang dan jasa dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 11.8%, hal ini sebabkan karena dipengaruhi oleh kondisi nasional dan internasional karena terjadi kenaikan harga mentah minyak dunia. 2.3.1 SEKTOR PERTANIAN Tanaman padi merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Lebong, dimana pada tahun 2009 luas area produksi padi di Kabupaten Lebong sebesar 26.628 ha. dengan jumlah produksi 57.510 Ton dengan produksi 2,2 Ton/ha. Selain padi, komoditi tanaman strategis lainnya seperti Jagung dengan luas 1.422 ha. dengan jumlah produksi Jagung 4.785 Ton dengan produksi 3,4 Ton/ha. Produksi Kedelai 40 ha. dengan jumlah Kedelai 0,7 Ton/ha. Terdapat juga beberapa Tanaman Palawija seperti Kacang Tanah 72 ha (1,0 ton/ha), Kacang Hijau 28 ha (9,3 ton/ha), Ubi Kayu 94 ha (11,6 ton/ha) dan Ubi Jalar 76 ha (9,54 ton/ha). Tabel 2.3.1 . Luas dan Jumlah Produksi Komoditi Pertanian Kabupaten Lebong No 1 2 Komoditi Padi a. Luas areal Produksi (ha) b. Jumlah Produksi (ton) Jagung a. Luas areal Produksi (ha) b. Jumlah Produksi (ton) 3 4 5 6 7 Kedelai a. Luas areal Produksi (ha) b. Jumlah Produksi (ton) Ubi Jalar a. Luas areal Produksi (ha) b. Jumlah Produksi (ton) Ubi Kayu a. Luas areal Produksi (ha) b. Jumlah Produksi (ton) Kacang Tanah a. Luas areal Produksi (ha) b. Jumlah Produksi (ton) Kacang Hijau a. Luas areal Produksi (ha) b. Jumlah Produksi (ton) 2008 Jumlah 2009 Jumlah % Kenaikan Jumlah 24.974 98.546 26.628 57.510 6,62 (41,64) 569 1.422 1.828 4.785 149,91 161,76 139 131 40 38 (71,22) (70,99) 66 629 76 725 15,15 15,26 248 2.811 94 1.090 (62,10) (61,22) 98 99 72 71 (26,53) (28,28) 49 47 28 26 (42,86) (44,68) Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pembangunan pertanian telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan Kabupaten Lebong, baik terhadap PDRB, dan penyerapan tenaga kerja. Potensi sumberdaya lahan tanaman pangan dan Holtikultura meliputi lahan sawah dan lahan bukan sawah yang terdiri dari ladang, dan Palawija. Rencana pengembangan budidaya pertanian diarahkan untuk pemanfaatan secara intensif lahan-lahan yang belum dimanfaatkan dan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lebong. Adapun rencana pengembangan kawasan pertanian, antara lain adalah seperti pada table berikut Tabel 2.3.2 Rencana Pengembangan Pertanian Sawah Irigasi dan Sawah Tadah Hujan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Kecamatan Rimbo Pengadang Topos Lebong Selatan Bingin Kuning Lebong Tengah Lebong Sakti Lebong Atas Pelabai Lebong Utara Uram Jaya Pinang Belapis Amen Padang Bano JUMLAH Irigasi (ha) 13.475 Tadah Hujan (ha) 143 3.218 182 2.937 210 232 1.988 721 21.828 1.278 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tabel 2.3.3 Rencana Pengembangan Pertanian Holtikultura Holtikultura KECAMATAN Semusim Tahunan (ha) (ha) Rimbo Pengadang 668 533 Topos Lebong Selatan 491 442 Bingin Kuning Lebong Tengah 49 47,5 Lebong Sakti Lebong Atas 760 1.620 Pelabai Lebong Utara 127,7 358,42 Uram Jaya Pinang Belapis Amen Padang Bano JUMLAH 2.096 3.001 Sementara program dari dinas pertanian untuk menargetkan optimalisasi lahan untuk kegiatan pertanian tanaman pangan, Holtikultura, perkebunan dan peternakan terutama pada lahan terlantar dan lahan tidur di Kabupaten Lebong adalah seperti berikut Tabel. 2.3.4. Optimalisasi Lahan Pertanian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Lahan Terlantar / Tidur (ha) Kecamatan Rimbo Pengadang Topos Lebong Selatan Bingin Kuning Lebong Tengah Lebong Sakti Lebong Atas Pelabai Lebong Utara Uram Jaya Pinang Belapis Amen Padang Bano JUMLAH Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan 161 452 515 451 41 273 150 Perternakan 16 Lahan Berat (ha) Lahan Usaha Tani dengan Intensitas Pertanaman (IP) baru 100% (ha) Tanaman Pangan Hortikultura Pangan 227 416 540 1.599 175 1.070 1.520 7.440 360 35 1.202 2.192 2.048 9.605 Semusim 1.227 400 300 700 710 730 1.855 416 1.067 1.116 5.391 730 Tabel. 2.3.5 Sasaran Optimasi Lahan Pertanian Lahan Terlantar / Tidur (ha) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Lahan Berat (ha) Kecamatan Rimbo Pengadang Topos Lebong Selatan Bingin Kuning Lebong Tengah Lebong Sakti Lebong Atas Plabai Lebong Utara Uram Jaya Pinang Belapis Amen Padang Bano JUMLAH Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan 161 452 515 451 41 273 150 Perternakan 16 Tanaman Pangan Hortikultura 227 416 540 1.520 7.440 360 35 1.202 2.192 2.048 9.605 Pangan Semusim 1.599 175 1.070 Lahan Usaha tani Dengan Intensitas Pertanaman (IP) baru 100 % (ha) 1.227 400 300 700 710 730 1.855 416 1.067 1.116 5.391 730 Di Kabupaten Lebong sebagian kecil lahan pertanian telah dilaksanakan dengan sistim irigasi teknis, semi teknis dan tadah hujan, sebagian besar masih di lakukan dengan sistim tegalan atau lahan kering, dengan membuka hutan atau memanfaatkan lahan-lahan yang kurang produktif atau lahan tidur, hasil dari pertanian lahan kering ini tidak memadai dari segi Produktivitasnya, untuk pertanian lahan kering diarahkan kepada pemanfaatan lahan-lahan tidur yang masih sangat banyak terdapat di Kabupaten Lebong, Untuk kecamatan Lebong tengah tersedia lahan kering untuk pertanian seluas 343,9 ha Untuk kecamatan Lebong Atas masih tersedia untuk pertanian lahan kering seluas 524,42 ha Untuk Kecamatan Pelabai tersedia lahan kering seluas 151,28 ha Lahan-lahan ini dipersiapkan untuk menganatisipasi peralihan fungsi dari pertanian ke permukiman sebagai konsekwensi dari pertambahan penduduk dan permukiman di Kota Muara Aman dan kota-kota kecamatan lain yang peduduknya telah padat dan membutuhkan pengembangan untuk permukiman dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun 2.3.2.SEKTOR PERKEBUNAN Sektor perkebunan merupakan salah satu komoditi yang berkembang di Kabupaten Lebong dengan struktur wilayah dataran tinggi Tropis, beberapa komoditi unggulan Kabupaten Lebong diantaranya Kopi yang terdapat hampir di setiap wilayah kecamatan terdapat perkebunan Kopi yang masih di dominasi perkebunan rakyat dengan jenis Kopi Robusta, dan terdapat satu Perusahaan Besar Perkebunan Kopi Swasta yang terletak di Desa Mangkurajo Kecamatan Rimbo Pengadang. Selain di dominasi Perkebunan Kopi, Komoditi Perkebunan di Kabupaten Lebong diantaranya Jeruk, Karet, Aren, Kayu Manis, Lada, Nilam, Vanile, Lada, Pala, Tembakau, Kelapa, Cengkeh. Perkebunan Jeruk merupakan salah satu Komoditi Perkebunan yang menembus Pasar Luas yang telah dikembangkan dengan adanya perkebunan Skala Besar yang terbentang di Kecamatan Rimbo Pengadang. Selain komoditi unggulan, perkebunan masyarakat diantaranya kapuk, kemiri, dan lain-lain. Dalam usaha meningkatkan hasil perkebunan dan menciptakan diversifikasi perdapatan masyarakat, berbagai upaya telah dilaksanakan dan salah satunya yang dialokasikan oleh pemerintah pemberian bantuan mesin penghancur biji kopi kepada masyarakat petani, pemberian pupuk bersubsidi dan lain-lain Tabel 2..3.2 Luas dan Jumlah Produksi Komoditi Perkebunan Kabupaten Lebong No 1 2 3 4 5 6 Komoditi Kopi a. Luas areal Produksi b. Jumlah Produksi Jeruk a. Luas areal Produksi b. Jumlah Produksi Karet a. Luas areal Produksi b. Jumlah Produksi Aren a. Luas areal Produksi b. Jumlah Produksi Kayu Manis a. Luas areal Produksi b. Jumlah Produksi Lada a. Luas areal Produksi b. Jumlah Produksi 2009 Jumlah 7,639.0 3,429.0 1,739.0 390.0 261.0 106.3 153.0 39.1 157.0 63.0 7 Pala a. Luas areal Produksi b. Jumlah Produksi 8 Kemiri a. Luas areal Produksi b. Jumlah Produksi 9 Kelapa a. Luas areal Produksi b. Jumlah Produksi 10 Cengkeh a. Luas areal Produksi b. Jumlah Produksi Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Lebong 245.0 5.2 198.0 68.2 5.0 0.8 2.3.3. PETERNAKAN DAN PERIKANAN Bidang usaha Peternakan di Kabupaten Lebong terutama dibidang peternakan Besar diantaranya Kerbau dan Sapi Potong. Peternakan lainnya yang berskala kecil adalah Peternakan Kambing, Domba dan Kelinci. Peternakan Unggas yang sedang dikembangkan pemerintah adalah peternakan Ayam Potong, Ayam Petelur dan itik. Tabel 2..3.3 Jumlah Produksi Komoditi Peternakan Kabupaten Lebong NO 1 USAHA PETERNAKAN 2009 JUMLAH JUMLAH JUMLAH 571 610 609 219 690 648 4,049 5,161 5,131 537 429 412 17,948 120,780 120,850 1,911 1,853 1,568 18,095 22,438 18,238 13,565 13,907 13,502 SAPI a. Tahunan (Ekor) 3 2008 KERBAU a. Tahunan (Ekor) 2 2007 KAMBING a. Tahunan (Ekor) DOMBA a. Tahunan (Ekor) Ayam Buras a. Tahunan (Ekor) Ayam Petelur a. Tahunan (Ekor) Ayam Pedaging a. Tahunan (Ekor) itik a. Tahunan (Ekor) Kelinci NO USAHA PETERNAKAN 2007 2008 2009 JUMLAH JUMLAH JUMLAH a. Tahunan (Ekor) TOTAL 33 56,928 28 28 165,868 160,958 Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Lebong Grafik 2.3.4 Luas dan Jumlah Produksi Komoditi Peternakan Kabupaten Lebong Dalam mencapai peningkatan jumlah panen Ikan dan Peternakan pertahunnya, Kabupaten Lebong telah mendirikan Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Lebong yang berdiri di Kecamatan Amen guna menunjang persediaan Benih Ikan dan Peternakan di Kabupaten Lebong. Kegiatan perikanan di Kabupaten Lebong selama ini didominasi oleh perikanan darat. Arahan pengembangan usaha perikanan adalah sebagai berikut : Pengembangan Balai Benih Ikan di Kecamatan Amen yang dirintis oleh Dinas Peternakan dan Perikanan seluas 5 ha. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasarana pendukung kegiatan pengembangan perikanan termasuk kelompok usaha tani perikanan di semua kecamatan di Kabupaten Lebong. Mengembangkan perikanan budi daya terutama di lahan marjinal yang terdapat di semua kecamatan. Penerapan system Keramba Jaring Apung yang saat ini telah diterapkan di Danau Tes. Intensifikasi dan ekstensifikasi usaha pertanian yang telah ada. Pengembangan teknologi pengolahan hasil perikanan. Diversifikasi usaha perikanan untuk mengantisipasi permintaan pasar domestik dan regional. Ekstensifikasi areal yang belum dicadangkan untuk penggunaan perikanan. Pengembangan industri pakan ikan dan pengolahan hasil perikanan. Pengembangan agrobisnis dan agro industri bidang perikanan. Rencana Pengembangan Perikanan diarahkan sebagai berikut Untuk Areal Pembibitan dan pembesaran ikan diarahkan di Kecamatan. Uram Jaya dan Kecamatan Pinang Belapis. Untuk pelepasan ikan dan persediaan/cadangan di danau Picung. Untuk Keramba Jaring Apung di Danau Tes. Untuk Pemeliharaan ikan pada kolam arus deras diarahkan di sepanjang aliran Sungai Ketahun, Air Seblat, Sungai Ketelang. Berbagai potensi Sumber Daya Perikanan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Lebong selain perikanan tangkap di sekitar Danau Tes, juga ditemui pengembangan lain yang terdiri dari kegiatan Kolam Air Deras (KAD), Kolam Air Tenang (KAT), Sawah (Mina Padi) di lahan persawahan. Tabel 2.3.5 Luas dan Jumlah Produksi Komoditi Perikanan Kabupaten Lebong No. Usaha Perikanan 1 a. Luas areal Produksi (ha) b. Jumlah Produksi (Ton) KOLAM AIR TENANG a. Luas areal Produksi (ha) b. Jumlah Produksi (ton) MINA PADI a. Luas areal Produksi (ha) b. Jumlah Produksi (ton) 2 3 2008 Jumlah 16.95 16.95 2009 Jumlah 16.95 16.95 % Kenaikan Jumlah 0.0 0.0 166.2 323.05 166.2 610.05 0.0 47.0 10.265 871.8 10.265 960 0.0 9.2 Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Lebong 2.3.4. PERTAMBANGAN DAN ENERGI Di Kabupaten Lebong terdapat potensi pertambangan yang merupakan salah satu potensi andalan. Di Kabupaten Lebong terdapat beberapa lokasi tambang galian C yang tersebar di beberapa kecamatan. Di Kabupaten Lebong yang memiliki lokasi tambang untuk jenis galian pasir terdapat di Kecamatan Rimbo Pengadang 2 lokasi, Lebong Selatan 1 lokasi dan Lebong Utara 10 lokasi, sedangkan untuk lokasi tambang seperti tanah liat lokasinya berada Kecamatan Rimbo Pengadang 2 lokasi dan Lebong Utara 5 lokasi. Wilayah Kabupaten Lebong memiliki potensi yang cukup besar akan bahan galian golongan A dan C. Berdasarkan hasil studi Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral Tahun 2005, ada berbagai macam galian, adapun secara garis besar bahan galian tersebut berupa: Batuan Andesit (Desa Talang Ratu dan Rimbo Pangadang), di Kecamatan Rimbo Pangadang dengan volume ±10.000 BCM dan luas sebaran 212,2 ha; Batuan Andesit, Granit, Granodiorit, dan kuarsa (Desa Bandar Agung, Talang Ratu Kecamatan Rimbo Pangadang) dengan volume ±47.000 BCM dengan luas sebaran 590,4 ha; Batuan Andesit ( Desa Tanjung Bunga dan Desa Ujung Tanjung) di Kecamatan Lebong Tengah dengan volume ± 200.000 BCM dan luas sebaran 449,9 ha; Kaolin ( Desa Rimbo Pangadang dengan luas sebaran 400,2 ha dengan potensi sumberdaya 8,10 juta BCM, serta di Kampung Bogor Mangkurejo Kecamatan Lebong Selatan dengan luas sebaran 621 ha. dengan potensi sumber daya 18,75 BCM; Tras (Desa Tapus) Kecamatan Rimbo Pangadang) dengan luas sebaran 168 ha dengan jumlah sumberdaya 1,59 juta BCM serta Desa Tanjung Agung Anai Kecamatan Lebong Atas dengan luas sebaran 363 ha dengan jumlah sumberdaya 1,89 juta BCM; Granit (Air Musna Desa Air Kopras dan Air Putih Tambang Sawah) di Kecamatan Lebong Utara dengan luas sebaran 1.518 ha dengan potensi sumberdaya hipotik 1.083.750 BCM serta Desa Tapus, Bukit Gembadang dan Desa Talang Ratu Kecamatan Rimbo Pangadang dengan luas sebaran 291,1 ha dengan potensi sumberdaya hipotik 121.000 BCM; Pasir vulkanik (Desa Ujung Tanjung II) Kecamatan Lebong Tengah dengan luas sebaran 125,3 ha dengan jumlah sumberdaya hipotik 282.000 BCM; Potensi tenaga air yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik di Kabupaten Lebong adalah sebagai berikut : 1. Potensi Sumber Daya Energi Potensi Tenaga Air Skala Besar Potensi tenaga air berskala besar di Kabupaten Lebong terdapat di Sungai Ketahun dengan potensi 120 MW. (Sumber : Potensi dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas ESDM Propinsi Bengkulu, 2007). Potensi Tenaga Air untuk PLTMH Potensi tenaga air terjun untuk PLTMH di Kabupaten Lebong terdapat : a. Sungai Air Ketenong I dengan potensi 43,66 KW; b. Sungai Air Ketenong II dengan potensi 8,73 KW; c. Sungai Ketahun III dengan potensi 2000 KW; d. Sungai Sengak dengan potensi 69 KW. (Sumber : Potensi dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas ESDM Prop. Bkl 2007). Potensi Tenaga Air untuk PLTMH pada Lokasi Terpilih di Desa Tertinggal/Desa yang jauh dari jangkauan jaringan listrik PT.PLN a. Sungai Air Sebelat Ulu Desa Air Putih dengan potensi 967,507 KW; b. Sungai Air Sebelat Ulu Desa Air Lisai dengan potensi 1115,867 KW; c. Sungai Air Sebelat Ulu Desa Sebelat Ulu dengan potensi 821,513 KW; d. Sungai Air Suban Desa Sebelat Ulu dengan potensi 66,898 KW; e. Sungai Air Udik Desa Ketenong II dengan potensi 141,722 KW; f. Sungai Air Baes Desa Ketenong I dengan potensi 32,729 KW; g. Sungai Air Ketenong Desa Ketenong dengan potensi 193,219 KW; h. Sungai Air Terjun Tk.1 Desa Ketenong I dengan potensi 245,549 KW; i. Sungai Air Terjun Tk.II Desa Ketenong I dengan potensi 90,944 KW; j. Sungai Air Terjun Tk.III Desa Ketenong I dengan potensi 63,661 KW; k. Sungai Air Selikat Desa Tambang Sawah dengan potensi 79,733 KW; l. Sungai Air Udik Desa Ladang Palembang dengan potensi 5,50 KW; m. Sungai Air Udik Desa Ladang Palembang dengan potensi 11,03 KW n. Sungai di Desa Mangkurajo dengan potensi 30,867 KW, 11,765 KW o. Sungai di Desa Mangkurajo dengan potensi 15,748 KW, 11,765 KW, 26,778 KW. (Sumber : Survei Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikhrohidro di Kabupaten Lebong oleh Tim Universitas Bengkulu, 2006). 2.3.5.PANAS BUMI Kabupaten Lebong memiliki energi primer panas bumi yang diperkirakan potensinya mencapai 600 MW dan tersebar pada 3 (tiga) lokasi Bukit Gedang Hulu Lais, Tambang Sawah dan Bukit Daun (Sumber : Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2006-2026 Departemen ESDM). Untuk Bukit Gedang Hulu Lais yang potensinya mencapai 400 MW, ditargetkan pembangunan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) sebanyak 2 x 55 MW dengan pengoperasian 2012 oleh PT. Pertamina Geothermal Energy. 2.3.6. PERTAMBANGAN BATU BARA Pengembangan potensi batubara di Kabupaten Lebong telah dilakukan oleh pihak swasta dengan tahapan izin eksplorasi meliputi daerah (wilayah kerja pertambangan) yaitu Kecamatan Padang Bano dengan luas wilayah Lebih kurang 9.925,2 ha serta Ketenong II dengan luas wilayah 737,8 ha. 2.3.7.SUMBER DAYA MINERAL Potensi Bahan Galian Industri Potensi bahan galian industri di Kabupaten Lebong dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.3.7 Bahan Galian Industri No. Mineral Utama Lokasi Tahap Penyelidikan 1. Batu Gamping Air Kasam, Muara Aman Survei Tinjau 2. Batu Gamping Survei Tinjau 3. Batu Gamping 4. Batu Gamping 5. Kaolin Air Bandung Kiri dan Kanan, Kec. Lebong Utara Air Saleh, Air Nyuruk, Air Panjang Kec. Lebong Utara Air Saleh, Air Nyuruk, Air Panjang Kec. Lebong Utara Air Dingin, Lebong Simpang 6. Oker Air Putih Desa Tambang Sawah Survei Tinjau 7. Oker Prospeksi 8. Perlit 9. Perlit Tebing antara Desa Air Kopras Desa Tambang Sawah Air Bening, Air Tik Kersip, Air Kotok, Desa Rimbo Pengadang, Kec. Lebong Selatan Bukit Naning, Kota Donok 10. Propilit Prospeksi 11. Trass Sungai Batu Intan dan Sungai Musna, Desa Air Kopras Jambu Keling Kota Donok Cadangan Keterangan Sumberdaya Tereka 52 juta ton Sumberdaya Tereka 48,5 juta ton Sumberdaya Hipotetik luas 750 ha Kanwil DPE Sumsel, 1984 Prospeksi Sumberdaya Hipotetik luas 750 ha Publikasi khusu Dit. SDM Bandung, 1994 Prospeksi Sumberdaya Tereka 1.562.000 ton Sumberdaya Tereka 500.000 ton Sumberdaya Tereka 4.000 ton Tim Survei DPE Prop. Bengkulu, 1994 Prospeksi Sumberdaya Tereka 50 juta ton hasil Survei Kanwil DPE Prop. Bengkulu, 1999 Survei Tinjau Sumberdaya Tereka 4,1 juta ton Sumberdaya Tereka 2 juta ton hasil Survei Kanwil DPE Prop. Sumsel, 1983 Sumberdaya Hipotetik 2.000 ton Penyelidikan Umum Dit. SDM Bandung, 1990 Prospeksi Survei Tinjau Prop. Kanwil DPE Prop. Sumsel, 1994 Publikasi khusu Dit. SDM Bandung, 1994 Penyelidikan Pendahuluan Dit. SDM Bandung, 1994 Dinas Pertambangan Prop. Bengkulu, 1995/1996 Penyelidikan Umum Dinas ESDM Prop. Bengkulu, 2000 No. Mineral Utama Tahap Penyelidikan Lokasi 12. Piropilit Desa Air Kopras Survei Tinjau 13. Toseki (Kuarsa Berserisit) Batu Bara Sungai Musna Survei Tinjau Padang Bano, Pinang Belapis Survei Tinjau 14. Cadangan Sumberdaya Tereka 10.000 ton Indikasi Indikasi (10.663 ha) Keterangan Kanwil DPE Prop. Bengkulu, 1994 Kanwil DPE Prop. Bengkulu, 1994 Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Lebong Tabel 2.3.8 Potensi Bahan Galian Logam No. Lokasi Mineral Logam Tahap Penyelidikan Cadangan Keterangan 1. Ulu Ketenong Emas, Perak, Tembaga Rinci Terukur 260.000 ton 2. Lebong Donok Emas, Perak, Tembaga Rinci Terukur 2.243.000 ton 3. Tambang Sawah Emas, Perak, Tembaga, Timbal, Seng, Mangan dan Besi Rinci Terukur 2.243.000 ton 4. Lebong Simpang Emas, Perak Rinci Sumberdaya Terukur 5. Lebong Sulit Rinci Sumberdaya Terukur 513.000 6. Lebong Tambang Air Plantan Dekat Muara Aman Gunung Sebelat Emas, Perak, Tembaga, Timbal dan Seng Emas, Perak Rinci Emas, Perak Prospeksi Sumberdaya Terukur Tereka Dit. SDM Bandung, 1985 Dit. SDM Bandung 1985 dan 1993 Emas Survei Tinjau Indikasi Mangan Survei Detail Sumberdaya Terukur 4.880.000 m3 Dit. SDM Bandung 1985 dan 1993 hasil DES Tahun 2006 Dinas ESDM Prop. Bengkulu 7. 8. 9. Daerah Tambang Sawah Pernah Ditambang Belanda Tahun 1910-1940 Tipe Vein Pernah Ditambang Belanda Tahun 1899-1941 Tipe Vein Pernah Ditambang Belanda Tahun 1923-1931, Survei Kanwil DPE Prop. Bengkulu 1998/1999 Pernah Ditambang Belanda Tahun 1925-1940 Pernah Ditambang Belanda Tahun 1903-1918 PETA 2.3.7 SUMBER DAYA MINERAL 2.4. TATA RUANG WILAYAH 2.4.1. PETA PROFIL TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN 2.4.2. PETA RENCANA TATA RUANG WILAYAH PETA ORIENTASI PETA ADMINISTRATIF PETA TUTUPAN LAHAN PETA JARINGAN JALAN PETA SEBARAN PENDUDUK PETA RAWAN BENCANA PETA JENIS SUNGAI PETA PARIWISATA PETA JENIS TANAH PETA RENCANA JARINGAN PRASARANA WILAYAH PETA RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI PETA JARINGAN ENERGI PETA JARINGAN SUMBER DAYA AIR PETA RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI PETA RENCANA JARINGAN PERSAMPAHAN PETA RENCANA JARINGAN AIR MINUM PETA RENCANA JARINGAN DRAINASE PETA JALUR EVAKUASI BENCANA PETA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN 2.4.1.WILAYAH RAWAN BENCANA Kabupaten Lebong memiliki hutan lindung terdiri 3 jenis yaitu kawasan hutan taman nasional kerinci sebelat (TNKS) dengan luas + 111. 035 ha. Kawasan hutan lindung dengan luas + 20.777 ha dan kawasan konservasi (cagar alam) dengan luas + 3.022 ha. Berdasarkan hasil studi dan data-data yang ada maka Kabupaten Lebong mempunyai kawasan-kawasan yang berpotensi terhadap bencana. Bencana ada 2 bencana alam yang disebabkan oleh alam dan bencana sosial yang ditimbulkan akibat ulah manusia sendiri. 2.4.1.1.KAWASAN RAWAN BENCANA LONGSOR Kabupaten Lebong yang memiliki letak geografis pegunungan sangat rawan akan longsor. hal ini dapat kita lihat disetiap kecamatan ada daerah yang sangat rawan akan longsor. Bahaya longsor terjadi selain karena faktor alam juga akibat ulah manusia. Banyaknya aktifitas masyarakat yang berkebun berpindah-pindah dan melakukan penebangan hutan guna membuka lahan perkebunan, serta membangun rumah dilereng bukit merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan bencana tanah longsor dan membuat kontur tanah kurang baik, apabila terjadi hujan dapat mengakibatkan tanah serta membentuk pori-pori dan bongkahan tanah yang bertambah besar yang dapat menimbulkan longsor. Dari hasil studi geologi Bandung, terjadinya gerakan tanah penyebabnya berupa sifat fisik batuan yang lemah akibat terkekarkan secara intensif dengan sudut lereng yang terjal serta curah hujan yang tinggi. Adapun mekanisme kejadiannya adalah sebagai berikut: Batuan andesit yang terkekarkan secara intensif membentuk bongkahan-bongkahan yang mudah lepas antara satu sama lain dan terdapat bidang rekahan antara bongkah-bongkah, hal ini menyebabkan air hujan akan mudah masuk kedalam masa batuan melalui rekahan tersebut, sehingga masa batuan menjadi lemah dan mudah longsor pada sudut lereng yang terjal. Di Kabupaten Lebong, kecamatan yang merupakan daerah rawan bencana longsor adalah: Kecamatan Rimbo Pengadang : Desa Tik Kuto, Rimbo Pengadang, Talang Ratu Kecamatan Topos: Desa Topos, Desa Tik Sirong dan Talang Donok, Kecamatan Lebong Selatan : Sukasari, Kota Donok, Mangkurajo; Kecamatan Pinang Belapis: Desa Sebelat Ulu, Desa Tambang Sawah, Desa Ketenong I dan Desa Ketenong II, Kecamatan Lebong Utara: Ladang Palembang, Lebong Tambang, Lokasari, Talang ulu, Desa Gandung, Desa Gandung Baru Kecamatan Lebong Atas : Desa Tik Tebing. Kecamatan Pelabai: Desa Tanjung Agung 2.4.1.2. KAWASAN RAWAN BANJIR Banjir disebabkan karena penduduk bermukim di sekitar kelokan sungai dan pinggir sungai dan akibat hujan yang terus menerus di daerah hulu sungai ketahun sehingga sungai ketahun tidak mampu menampung debit air. Jika ini dibiarkan, dikhawatirkan terjadi peresapan yang cukup besar dan lama kelamaan akan mempengaruhi kemantapan lerengnya. Di Kabupaten Lebong, kecamatan yang merupakan daerah rawan bencana banjir adalah : Kecamatan Topos: Desa Topos, Talang Donok dan Suka Negeri Kecamatan Rimbo Pengadang : Talang Ratu; Kecamatan Bingin Kuning : Desa-Desa Karang Dapo Bawah, Pungguk Pedaro, Talang Kerinci, Pelabuhan Talang Leak, Talang Leak I dan Talang Leak II, Bungin; Kecamatan Lebong Sakti : Desa-Desa Ujung Tanjung I, Ujung Tanjung II, Magelang Baru, Taba Seberang, Desa Taba Dipoa Kecamatan Lebong Tengah: Tanjung Bungo, Karang Anyar, Semelako, Talang Sakti, Pagar Agung Kecamatan Amen : Desa Garut, Desa Talang Bunut, Kecamatan Uram Jaya : Desa Betangur, Desa Kota Agung, Desa Embong Uram, Desa Lemeu, Desa Kotabaru. Kecamatan Lebong Utara : Lebong Donok, Kelurahan Pasar Muara Aman dan Kampung Muara Aman 2.5. SOSIAL DAN BUDAYA 2.5. SOSIAL DAN BUDAYA