JAWABAN UTS 1. kURVA LAURENCE kurva laurence Dalam kurva laurence, garis Diagonal OE merupakan garis kemerataan sempurna karena setiap titik pada garis tersebut menunjukkan persentase penduduk yang sama dengan persentase penerimaan pendapatan. Koefisien gini adalah perbandingan antar luas bidang A dan luas segitiga OPE. Semakin jauh jarak garis kurva laurence dari garis kemerataan sempurna maka semakin tinggi tingkat ketidak merataannya, dan sebaliknya. 2. PENDAPATAN NASIONAL pendekatan pendapatan (Y=R+W1+P) Y = 9.250.000+15.000.000+3.500.00+12.000.000 Y= 39.750.000 Jadi pendapatan nasional melalui pendekatan pendapatan adalah 39.750.000 1. pendekatan pengeluaran (Y = C + G + I + (X-M)) Y = 18.000.000 +14.000.000 + 4.250.000 (12.500.000 -7.250.000) = 36.500.000 + 5.250.000 Y = 41.750.000 Jadi pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran adalah 41.750.000 3. ARTIKEL PENDAPATAN NASIONAL PENULIS BERASAL DARI DOSEN PERGURUAN TINGGI BANDUNG PERANAN SUBSEKTOR PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DALAM PEREKONOMIANPROVINSI BANTENTAHUN 2000 - 2025: Ukar Wijaya Soelistijo1, Aryo Prawoto Wibowo2*, Harry Wibawa3 2Dosen Program Tenik Pertambangan Institut Teknologi Bandung a. Pertumbuhan Regional (regionalshare), Rs Dari hasil perhitungan terhadap komponen regional share (Rs), terlihat bahwa seluruh sektor baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Provinsi Banten menunjukkan nilai Rs positif, hal tersebut mengindikasikan pengaruh komponen pertumbuhan nasional masing-masing sektor tersebut mempunyai efek positif dalam memberikan kontribusi PDRB pada masingmasing sektor terhadap kontribusi PDRB Nasional maupun Provinsi. Dari hasil perhitungan terhadap komponen regional share (Rs) pada tingkat provinsi, terlihat bahwa sektor yang memiliki pertumbuhan paling cepat di Provinsi Banten bila dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata nasional adalah sektor industri bukan barang mineral yang memiliki nilai komponen Rs paling tinggi dan memberikan kontribusi PDRB yakni sebesar 7,58 trilyun atau 37,01 persen terhadap kontribusi PDB nasional. Sementara sektor pertambangan dan penggalian merupakan salah satu sektor yang pertumbuhan regionalnya paling lambat namun masih lebih cepat dibandingkan pertumbuhan rata-rata nasional yang memiliki nilai Rs dan memberikan kontribusi PDRB hanya sebesar 20,89 milyar atau 0,10 persen terhadap kontribusi PDB Nasional. b. Pertumbuhan Proporsional (proportionalshift), Sp Meskipun seluruh sektor ekonomi di Provinsi Banten, pertumbuhan regionalnya lebih cepat dari pertumbuhan nasionalnya, namun berdasarkan hasil perhitungan terhadap komponen proportional shift (Sp), seluruh sektor ekonomi di Provinsi Banten maupun pada kabupaten/kota di Provinsi Banten menunjukkan nilai negatif, yang mengindikasikan bahwa sektor-sektor ekonomi tersebut tumbuh dengan lambat atau sedang mengalami kemerosotan kinerja sektor ekonomi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, kecuali sektor gas dan air bersih yang menunjukkan nilai positif. Oleh karena itu untuk memajukan sektor-sektor ekonomi di masa mendatang, yang ditandai dengan nilai komponen proporsional shift yang positif, pemerintah daerah perlu membenahi dan memperkuat sistem dan kinerja sektor-sektor ekonomi tersebut. c. Pertumbuhan Pangsa Pasar (differentialshift), Sd Dari hasil perhitungan terhadap komponen differential shift (Sd), terlihat bahwa terdapat beberapa sektor di Provinsi Banten yang menunjukkan nilai positif, antara lain sektor pertambangan/penggalian, sektor industri bukan barang mineral, sektor industri barang mineral bukan logam, sektor industri logam dasar besi dan baja, sektor gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restaurant, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa. Nilai differential shift (Sd) yang positif ini mengindikasikan bahwa sektor-sektor tersebut dalam perekonomian daerah menempati posisi yang baik bagi Provinsi Banten dan memiliki keunggulan komparatif terhadap sektor yang sama di daerah lain. Disamping itu juga menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut terkonsentrasi di wilayah Provinsi Banten dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Sedangkan sektor-sektor lain, seperti sektor pertanian, sektor barang jadi dari logam, sektor listrik, dan sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki nilai differential shift (Sd) yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan sektorsektor tersebut di Provinsi Banten relatife lambat. d. Pengganda Investasi (investment multiplier) Analisis pengganda investasi digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan dari setiap kenaikan investasi (ΔI) yang ditanamkan pada setiap sektor ekonomi sehingga akan meningkatkan pendapatan nasional sebesar (ΔY). Untuk pengganda investasi digunakan persamaan berikut ini: 𝑖 𝑚𝑙𝑗=∑ 𝑛 𝑗=𝑖 𝑙𝑗 𝑏𝑖𝑗 𝑙𝑗 Sebagai contoh, hasil perhitungan pengganda investasi menggunakan Tabel I-O Provinsi Banten, bahwa sektor pertambangan/penggalian dengan nilai pengganda investasi sebesar 1,87. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan suatu investasi pada sektor pertambangan atau penggalian sebesar Rp 1 juta akan menyebabkan kenaikan pendapatan sebesar Rp 1,87 juta. Berdasarkan hasil perhitungan, sektor yang mempunyai peringkat angka pengganda investasi tertinggi adalah sektor industri barang dari logam sebesar 3,41. e. Pengganda Nilai Tambah (value addedmulti[plier) Analisis ini dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai tambah dari setiap kenaikan satu unit perubahan uang permintaan akhir setiap sektor ekonomi yang ada di Provinsi Banten. Untuk pengganda tenaga kerja digunakan persamaan berikut ini: 𝑛 𝑉𝑀𝑗=1 𝑉𝑏 𝑏𝑖𝑗 4. 𝑣𝑗 dalam hal ini, SM: pengganda surplus; KM: pengganda investasi; LM: Pengganda Tenaga kerja; VM :Pengganda Nilai Tambah; vj: koefisien langsung nilai tambah; k:koefisien langsung kapital; l:koefisien tenaga kerja; v:koefisien nilai tambah; bij: matriks kebalikan Leontief. Sebagai contoh, hasil perhitungan pengganda nilai tambah menggunakan Tabel I-O Provinsi Banten, bahwa sektor pertambangan /penggalian dengan nilai pengganda tenaga kerja sebesar 1,32. Hal ini menunjukkan bahwa adanya tambahan Rp 1 juta perubahan uang permintaan akhir pada sektor pertambangan/penggalian sebesar Rp 1 juta akan mengakibatkan perubahan nilai tambah sebesar 1,32 juta. Berdasarkan hasil perhitungan, sektor yang peringkat angka pengganda nilai tambah tertinggi adalah sektor industri bukan barang mineral sebesar 3,63. Analisis pengganda nilai tambah juga dilakukan untuk menentukan urutan prioritas sektoral pengembangan sektor-sektor ekonomi yang ada di Provinsi Banten dengan parameter sektor yang memiliki nilai kuosien lokasi lebih dari satu dan nilai pengganda nilai tambah tertinggi. Kenaikan setiap unit sektor merupakan sektor yang mempunyai nilai tambah besar dalam menghasilkan pendapatan, sehingga dengan mengembangkan sektor prioritas akan berdampak kepada Produk Domestik Regional Bruto dan keterkaitan antar sektor. NARASI ARTIKEL INI Artikel ini tentang pendapatan nasional di sektor pertambangan dan batu bara di dalam artikel ini menjelaskan bagaimana pertambangan yang berada di wilayah yang berada di propinsi banten, untuk meningkatkan perekonomian di indonesia dengan menggunakan beberapa analisis pertumbuhan reginal, pertumbuhan proporsional, pertumbuhan pangsa pasar,pengganda investasi dan pengganada nilai tambah. Dengan menggunakan analaisis ini sektor pertamabangan mineral dan batubara yang akan semakin kedepan semakin positif kedepan. Sektor pertambangan merupakan sektor yang paling lambat di namun masih lebit cepat dari rata-rata nasional, pertumbuhan proporsional lebih cepat pertumbuhannya dari pertumbuhan nasional. Dengan menggunakan analisis ini pertumbuhan abatu bara semakin membaik lagi kedepan. 4. GAMABAR KARIKATUR INI MENUNJUKKAN Suatu negara akan berkembang jika investasi yang di keluarkan besar maka keuntungan yang di dapat suatu negara akan besar juga. Akibat tingginya korupsi akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi di indonesia. Semakin banyak kasus korupsi yang memblenggu perekonomian di indonesia Maka akan berdampak buruk terhadap pereonomian di negara ini. Akibat dari korupsi para investor asing, mereka tidak akan tertarik untuk berinvestasi di indones, Ini akan merugikan indonesia sehingga memperburuk pertumbuhan ekonomi di indonesia.