EKONOMI MAKRO “ANGKA PENGGANDA DAN PERCEPATAN” NAMA KELOMPOK : I GEDE BAYU WIDI PERDANA (1707531127) I PUTU FAJAR SATYA NUGRAHADI (1707531140) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2018 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi di Indonesia tidak lepas dari keterlibatan sektor-sektor moneter dan keuangan. Sebagai salah satu unsur oenting, sektor moneter dan keuangan sering dianggap mampu untuk memecahkan berbagai masalah ekonomi. Ini mengakibatkan sektor moneter dan sektor keuangan mempunyai fungsi yang mampu memberikan pelayanan bagi berlangsungnya sektor riil. Hal ini didukung pula dengan adanya angka pengganda dan akselerator. Sangat beralasan, karena dengan adanya angka pengganda dan akselerator ini dapat mempermudah dalam perhitungan barang dan keuangan yang ada di sekitar kita. Mengingat hal tersebut pada bahasan kali ini, akan dijelaskan secara rinci pengertian angka pengganda (multiplier) dan percepatan (akselerator), faktor-faktor yang mempengaruhi miltiplier, perumusan multiplier investasi, pengertian dan perhitungan akselerator, serta faktor-faktor akselerator. Dengan demikian secara elastik dapat digambarkan adanya pertumbuhan dalam miningkatkan pengetahuan dalam perhitungan keuangan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Angka Pengganda dan Percepatan (accelerator) ? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi multiplier ? 3. Bagaimana Perumusan Angka Pengganda Investasi dan Komsumsi? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu Angka Pengganda dan Percepatan (accelerator). 2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi multiplier. 3. Untuk mengetahui bagaimana Perumusan Angka Pengganda Investasi dan Komsumsi. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA DAN PERCEPATAN 2.1.1 PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER) Secara umum, angka pengganda (multiplier) didefinisikan sebagai suatu angka yang menunjukan besarnya perubahan pendapatan nasional yang disebkan oleh perubahan pada komponen permintaan agregat otonom (yaitu, C0, I0, G0, X0 atau M0). Keynes mendefinisikan Multiplier sebagai “Rasio pasti … antara pendapatan dan investasi serta, subyek penyederhanaan tertentu, antara jumlah pekerjaan dan tenaga kerja yang dipekerjakan pada investasi langsung …” Angka pengganda menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan atau pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan atau pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional. Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen, yaitu: a).Investasi, b)Konsumsi, c)pengeluaran pemerintah, d)eksport dan import. Perubahan pendapatan agregat sama dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan investasi . karena perubahan konsumsi tergantung pada perubahan dalam investasi, kita dapat menghapus konsumsi dari persamaan. Perubahan dalam pendapatan agregat sama dengan pengganda investasi kali perubahan investasi. 2.1.2 PENGERTIAN AKSELERATOR Pengertian akselerator adalah alat pemercepat partikal subatomic agar mempunyai energy yang sangat besar untuk menimbulkan transmutasi inti yang dikehendaki. Alat pengukurnya disebut akselerometer yang bekerja berdasarkan hokum kedua Newton (F=m.a) termasuk akselerator antara lain siklotron, betatron, generator van de graff, dan sinkrotron. Perhitungan keekonomian sangat dibutuhkan pada setiap perusahaan agar dapat mengetahui proyek yang akan atau sedang dilaksanakan apakah layak secara ekonomis atau tidak. Demikian juga halnya dengan proyek akselerator elektron, dimana jasa perhitungan keekonomian terhadap akselerator sangat diperlukan untuk mengetahui kelayakan ekonominya.Perbandingan biaya iradiasi pada kasus referensi dengan kasus Indonesia serta analisis sensitivitasnya dapat dipakai untuk mencari pemecahan yang optimal dalam pengambilan keputusan. 2.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MULTIPLIER Beberapa faktor yang menghambat bekerjanya proses multiplier : Apabila setiap tambahan pendapatan, seluruhnya digunakan untuk pengeluaran konsumsi, yang berarti MPC = 1 maka proses multiplier akan berhenti atau K = tak berhingga. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi/menghambat bekerjanya proses multiplier yaitu : a) MPS ( Marginal Propensity to Consume ) Proses pertambahan pendapatan diantara golongan masyarakat secara berangsur-angsur akan semkain kecil dan akhirnya akan berhenti sama sekali. Hal ini disebabkan karena tambahan pendapatan tidak seluruhnya digunakan untuk tambahan konsumsi melainkan ada sebagian yang ditabung. Dengan adanya tabungan ini, berarti ada bagian dari pendapatan yang tidak tersalur dalam masyarakat sehingga hal ini sifatnya mengurangi aliran pendapatan secara keseluruhan. Dalam analisis ekonomi gejala semacam in disebut leakages (kebocoran). Kebocoran karena tabungan (MPS) yang besarnya adalah : MPS = dS / dY Bila dikaitkan dengan contoh terdahulu dimana MPS dari golongan masyarakat adalah 0,2 yang berarti setiap tambahan pendapatan 20% diantaranya digunakan untuk tabungan. Maka secara keseluruhan kebocoran yang terjadi karena MPS adalah 20% x Rp. 5000 = Rp. 1000 Pada umumnya MPS dinegara berkembang adalah lebih rendah bila dibandingkan dengan di Negara maju. Sehingga kebocoran sebagai akibat tabungan di Negara berkembang relative lebih rendah dari Negara maju. b) MPM ( Marginal Propensity to Import ) Jika terjadi kenaikan pendapatan dan kenaikan ini tenyata mendorong masyarakat untuk menambah pengeluaran mereka dari barang-barang yang berasal dari import maka proses multiplier dalam negeri akan terhenti. Kebocoran (leakages) dalam hal ini disebabkan karena tambahan pengeluaran dari golongan yang mendapat tambahan pendapatan pada akhirnya akan diterima olaeh orang luar negeri. Jadi yang bertambah pendapatannya untuk periode berikutnya adalah golongan masyarakat luar negeri. MPM = dM / dY Dimana : dM = tambahan import dY = tambahan pendapatan semakin besar nilai MPM maka proses multiplier akan semakin berkurang. Kedua macam kebocoran yang telah disebutkan diatas yaitu MPS dan MPM adalah merupakan leakages terpenting yang mengurangi pengaruh multiplier. Apabila kedua faktor tadi (MPS + MPM) digabungkan dan kita hendak mengetahui seberapa jauh pengaruh tambahan exsport (dE) terhadap naiknya pendapatan nasional maka dapat dirumuskan sebagai berikut : dY = .dE 1 (1- MPC) + dM dY Atau dY= 1 MPS + .dE MPM c) Leakage Leakage juga terjadi bilamana tambahan pendapatan yang diterima oleh golongan masyarakat dipakai untuk pelunasan utang dan mereka yang berpiutang tidak menggunakan jumlah piutang yang diterimanya untuk tambahan konsumsi mereka. Atau dalam hal lain golongan masyarakat yang menerima tambahan pendapatan lebih senang menyimpan uang dalam bentuk uang tunai. d) Proses ekonomi sudah ada dalam keadaan full employment ( kesempatan kerja penuh ). Jika dalam keadaan full employment terjadi kenaikan pendapatan pada golongan masyarakat, maka akibatnya akan menyebabkan kenaikan permintaan terhadap barang dan jasa. Tetapi kenaikan permintaan dalam hal ini hanya akan mendorong kenaikan tingkat harga karena produksi tidak mungkin bias diperbesar lagi. Jika dalam hal ini pendapatan hanya bertambah dalam bentuk uang ( secara nominal), tetapi secar fisik jumlah produksi adalah konstan. 2.3. PERUMUSAN ANGKA PENGGANDA 2.3.1 MULTIPLIER INVESTASI Angka Pengganda Investasi dapat diturunkan sebagai berikut. Misalnya tambahan investasi sebesar dL mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari GDP menjadi GDP+dGDP, maka : GDP + dGDP= 1 1−𝑐 (C0 + I0 + dI) 1 1 GDP + dGDP= 1−𝑐 (C0 + I0 ) + 1−𝑐 dI Karena GDP sama dengan peroleh : dGDP = 1 1−𝑐 1 1−𝑐 (C0 + I0 ) maka hasil yang akan kita dI Jika kedua sisi persamaan ini kita bagi dengan dI, kita peroleh angka pengganda investasi sebagai berikut : KI = dGDP = dC0 1 1−𝑐 Dengan menggunakan contoh di atas, yaitu dengan C = 100 + 0,75GDP dan I = 100 kita peroleh pendapatan nasional keseimbangan GDP* = 800. Jika terjadi tambahan investasi sebesar dI = 20 maka pendapatan nasional akan berubah sebesar : 1 dGDP = 1−𝑐 dI 1 dGDP = 1−0,75 (20) dGDP = 80 Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa besarnya angka pengganda untuk investasi adalah 4, artinya jika investasi dinaikan sebesar satu unit maka pendapatan nasional akan meningkat sebesar empat kali lipatnya. Karena itu, tambahan investasi sebesar 20 unit akan menaikkan pendapatan nasional sebesar 80 unit sehingga pendapatan nasional kesimbangan yang baru sebesar 880 (pendapatan nasional mula-mula ditambah dengan tambahan pendapatan akibat adanya kenaikkan investasi sebesar 20 unit) 2.3.2 MULTIPLIER KONSUMSI PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR Angka Pengganda Konsumsi Angka Pengganda Konsumsi adalah rasio yang menunjukan perubahan pendapatan nasional akibat adanya perubahan konsumsi otonom. Perumusan angka pengganda konsumsi dapat diturunkan sebagai berikut. Misalnya tambahan konsumsi sebesar dC0 mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari GDP menjadi GDP+dGDP, maka : GDP + dGDP= 1 1−𝑐 (C0 + dC0 – cTx0 + cTr0 + I0 + G0 ) 1 1 GDP + dGDP= 1−𝑐 (C0 – cTx0 + cTr0 + I0 + G0 ) + 1−𝑐 dC0 1 Karena GDP sama dengan 1−𝑐 (C0 – cTx0 + cTr0 + I0 + G0 ) maka kita 1 peroleh : dGDP = 1−𝑐 dC0 Jika sisi sebelah kiri dan kanan dibagi dengan dC0 , didapat : KC0 = dGDP = 1 1−𝑐 dC0 Angka Pengganda Investasi Angka Pengganda Investasi adalah rasio yang menunjukan perubahan pendapatan nasional akibat adanya perubahan investasi otonom. Perumusan angka pengganda investasi dapat diturunkan sebagai berikut. Misalnya tambahan investasi sebesar dl0 mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari GDP menjadi GDP+dGDP, maka : 1 GDP + dGDP= 1−𝑐 (C0 – cTx0 + cTr0 + I0 + dI0 + G0 ) 1 1 GDP + dGDP= 1−𝑐 (C0 – cTx0 + cTr0 + I0 + G0 ) + 1−𝑐 dl0 1 Karena GDP sama dengan 1−𝑐 (C0 – cTx0 + cTr0 + I0 + G0 ) maka kita 1 peroleh : dGDP = 1−𝑐 dI0 Jika sisi sebelah kiri dan kanan dibagi dengan dC0 , didapat : KC0 = dGDP = 1 1−𝑐 dI0 PEREKONOMIAN EMPAT SEKTOR Penurunan angka-angka pengganda tersebut caranya sama seperti penurunan konsep angka pengganda yang dijelaskan pada penjelasan dimuka. Angka Pengganda Konsumsi Kc = dGDP = 1 1−𝑐+𝑚 dC Angka Pengganda Investasi KI = dGDP = dI 1 1−𝑐+𝑚 BAB 3 PENUTUP 3.1 SIMPULAN Angka pengganda menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan atau pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan atau pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional. Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen, yaitu: a).Investasi, b)Konsumsi, c)pengeluaran pemerintah, d)eksport dan import. Faktor yang menghambat bekerjanya proses multiplier: 1. MPS ( Marginal Propensity to Consume ) 2. MPM ( Marginal Propensity to Import ) 3. Leakage juga terjadi bilamana tambahan pendapatan yang diterima oleh golongan masyarakat dipakai untuk pelunasan utang dan mereka yang berpiutang tidak menggunakan jumlah piutang yang diterimanya untuk tambahan konsumsi mereka. 4. Proses ekonomi sudah ada dalam keadaan full employment ( kesempatan kerja penuh ). Angka Pengganda Investasi dapat diturunkan sebagai berikut. Misalnya tambahan investasi sebesar dL mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari GDP menjadi GDP+dGDP. Angka Pengganda Konsumsi adalah rasio yang menunjukan perubahan pendapatan nasional akibat adanya perubahan konsumsi otonom. Daftar Pustaka Drs. Ahmad Jamil, M.A, Teori Ekonomi Makro.Yogyakarta:BPFE, 2001 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro ekonomi Pratama Rahardja, Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro