BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 BAB 2: GAMBARAN UMUM WILAYAH Gambaran umum wilayah menjelaskan kondisi umum Kabupaten Rejang Lebong yang mencakup: kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, dan struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab setiap perangkat daerah. 2.1.Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Rejang Lebong dengan terletak pada posisi 10219’-10257’ Bujur Timur dan 222’07’’- 331’ Lintang Selatan. Batas-batas administratif Kabupaten Rejang Lebong adalah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : : : : Kabupaten Lebong Kabupaten Kepahiang Kabupaten Musi Rawas Kabupaten Bengkulu Utara Ibukota Kabupaten Rejang Lebong terletak di Kota Curup. Jarak Kota Curup dari beberapa kota disekitar antara lain: Bengkulu Lubuk Linggau Palembang Tanjung Karang : : : : 85 km 55 km 484 km 774 km Luas wilayah Kabupaten Rejang Lebong adalah 151,576 Ha, terdiri dari 15 Kecamatan, 122 desa dan 34 kelurahan. Wilayah terluas adalah Kecamatan Padang Ulak Tanding seluas 21.796 Ha dan terkecil adalah Kecamatan Curup Tengah dengan luas wilayah 342 Ha. Jarak ibukota Kabupaten Rejang Lebong dari ibukota Provinsi Bengkulu adalah 85 Km, dari Kota Lubuk Linggau (Provinsi Sumatera Selatan) 58,4 Km, dari Palembang (Ibukota Provinsi Sumatera Selatan) 774 Km. Secara topografi, Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah yang berbukit-bukit, terletak pada dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian 100 - > 1000 m dpl. Secara umum kondisi fisik Kabupaten Rejang Lebong sebagai berikut: Kelerengan: datar sampai bergelombang, Jenis Tanah: Andosol, Regosol, Podsolik, Latasol dan Alluvial, Tekstur Tanah: sedang, lempung dan sedikit berpasir dengan pH tanah 4,5 –7,5 , Kedalaman efektif Tanah : sebagian besar terdiri atas kedalaman 60 cm hingga lebih dari 90 cm, sebagian terdapat erosi ringan dengan tingkat pengikisan 0 – 10 %. Curah hujan rata-rata 233,75 mm/bulan, dengan jumlah hari hujan rata rata 14,6 hari/bulan pada musim kemarau dan 23,2 hari/bulan pada musim penghujan. Sementara suhu normal rata-rata 17,73 0C - 30,940C dengan kelembaban nisbi rata-rata 85,5 %. Suhu udara maksimum pada tahun 2003 terjadi pada bulan Juni dan Oktober yaitu 32 0C dan suhu udara minimum terjadi pada bulan Juli yaitu 16,20 C. Dilihat dari pemanfaatan lahan, pada tahun 2009 sebagian besar berupa Kawasan Hutan yaitu seluas 98.873,17 ha (65,23%), Permukiman seluas 1.800,61 ha (1,19%), Sawah Irigasi seluas 10.992,92 ha (7,25%), Tanah Ladang seluas 37.884,94 ha (24,99%). Sedang sisanya 2.024,36 ha (1,34%) terdiri dari perkebunan, kebun campur, tegalan, lahan usaha perikanan dan lain-lain. Secara topografi, Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah yang berbukit-bukit yang terletak pada daerah pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian kurang dari 100 m hingga di atas 1.000 m di atas permukaan laut (m.dpl). Bagian terbesar dari wilayah Kabupaten Rejang Lebong terletak pada ketinggian diatas 1.000 m.dpl yaitu seluas 67.973 Ha atau 44,84% dari luas wilayah. Luas wilayah untuk tiap kategori ketinggian tanah dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Lahan dengan ketinggian ≤ 100 m.dpl, terbatas hanya 1,67% dengan lokasi paling luas berada di Kecamatan Kota Padang dan sedikit berada di Kecamatan Sindang Beliti Ilir. 2. Lahan dengan ketinggian 100 m.dpl – 500 m.dpl, relatif cukup luas yaitu 29,20% dengan lokasi terutama berada di Kecamatan Kota Padang, Sindang Beliti Ilir, Padang Ulak Tanding dan Sindang Kelingi. 3. Lahan dengan ketinggian 500 – 1000 m.dpl, dengan luas 24,28% terutama berada di Kecamatan Selupu Rejang, Bermani Ulu, Bermani Ulu Raya dan Sindang Beliti Ulu. 4. Lahan dengan ketinggian > 1000 m.dpl dengan luas mencapai 44,84% yang menyebar di seluruh 15 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 wilayah kecamatan terutama di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Bermani Ulu Raya, Sindang Kelingi, Sindang Beliti Ilir, Sindang Beliti Ulu, Selupu Rejang dan Curup. Berdasarkan penyebaran luas wilayah untuk tiap kategori ketinggian tanah pada masing-masing Kecamatan diatas dapat diketahui bahwa lebih 45% dari wilayah administratif pada 10 Kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada di Kabupaten Rejang Lebong terletak diatas ketinggian 1000 m.dpl, yaitu pada Kecamatan Curup, Curup Utara, Curup Timur, Curup Selatan, Curup Tengah, Sindang Kelingi, Sindang Dataran, Bermani Ulu Raya, Padang Ulak Tanding dan Sindang Beliti Ulu. Berdasarkan pembagian kelas kemiringan lahan, dapat diketahui bahwa lokasi Kabupaten Rejang Lebong berada pada daerah pegunungan yang dapat ditunjukkan dari luas wilayahnya yang sekitar 55% mempunyai kemiringan lereng antara 2 – 40% dan sekitar 33% mempunyai kemiringan > 40% sehingga luas lahan dengan kemiringan kurang dari 2% hanya tersisa kurang dari 12%. Secara lebih terinci dapat dilihat sebagai berikut : 1. Lahan dengan kemiringan lereng kurang dari 2% sangat terbatas hanya seluas 17.727 Ha atau sekitar 11,70% dari luas wilayah kabupaten. 2. Lahan dengan kemiringan lereng antara 2 - 15% adalah seluas 36.717 Ha atau sekitar 24,22% dari luas wilayah kabupaten. 3. Lahan dengan kemiringan lereng antara 15 – 40% adalah seluas 47.104 Ha atau sekitar 31,08% dari luas wilayah kabupaten. 4. Lahan dengan kemiringan lereng lebih dari 40% adalah seluas 50.028 Ha atau sekitar 33,01% dari luas wilayah kabupaten. Dengan memperhatikan pembagian wilayah menurut kategori kemiringan lereng seperti diuraikan diatas maka wilayah Kabupaten Rejang Lebong sangat didominasi oleh lahan dengan kemiringan lereng lebih dari 15% dimana seluas 97.132 Ha atau sekitar 64,09% dari seluruh lahan yang ada di wilayah kabupaten dengan lokasi tersebar di seluruh wilayah Kecamatan yang ada seperti dapat dilihat dalam peta Lahan dengan kemiringan lereng lebih dari 15% mempunyai penyebaran sangat luas dan mendominasi wilayah Kabupaten Rejang Lebong, sedangkan lahan dengan kemiringan lereng kurang dari 15 % tersebar pada beberapa kelompok lokasi yang terutama berada pada daerah – daerah permukiman penduduk. Secara umum, seperti iklim di wilayah Indonesia pada umumnya, maka wilayah Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah beriklim tropis basah dengan suhu udara rata-rata 23,9 0C, suhu udara minimum 22,9 0C dan suhu udara maksimum 24,8 0C. Kelembaban udara berkisar antara 80% sampai 92%. Di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, penyinaran matahari pada siang hari berkisar antara 21,6 – 80,1 % dengan penyinaran matahari rata-rata 55,7 %. Angin bertiup dengan kecepatan rata-rata antara 2,71 – 4,63 Km/Jam dengan kecepatan rata-rata sekitar 3,5 Km/Jam. Pada bulan Oktober - Desember, angin bertiup ke arah Tenggara yang biasanya berkaitan dengan musim hujan dan pada bulan Mei – Juli bertiup ke arah Barat Laut yang biasanya berkaitan dengan musim kemarau. Walaupun demikian, hujan di wilayah Kabupaten Rejang Lebong terjadi pada tiap bulan di sepanjang Tahun dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember dengan jumlah hari hujan maksimum 31 hari dan curah hujan tertinggi sebesar 648 mm/bulan. Adapun puncak musim kemarau terjadi antara bulan Mei dan bulan September dimana jumlah hari hujan minimum 7 hari dan curah hujan terendah 21 mm/bulan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan hidrologi, yaitu, tipe iklim dan curah hujan, dimana kedua faktor tersebut berpengaruh besar pada keadaan aliran, debit sungai/mata air maupun air tanah. 1. Sungai Wilayah Kabupaten Rejang Lebong dilalui oleh beberapa hulu sungai besar yaitu Hulu Sungai Musi yang berada di Kecamatan Curup mengalir dari Timur menuju ke laut cina selatan, Hulu Sungai Kelinggi yang berada di Kecamatan Padang ulak Tanding mengalr dari utara menuju Sungai Musi, Anak Sungai Kelinggi yang berada di Kecamatan Padang Ulak Tanding yang 16 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 mengalir dari utara menuju sungai kelinggi, Anak Sungai Beliti yang berada di Kecamatan Padang Ulak Tanding yang mengalir dari utara menuju Sungai Musi dan Anak Sungai Kesiho di Kecamatan Padang Ulak Tanding mengalir dari utara menuju Sungai Musi. Sebagian besar sungai tersebut banyak dipergunakan untuk kepentingan penduduk sebagai tempat kegiatan mandi, cuci dan irigasi. 2. Mata Air Melihat kondisi fisiknya dari Kabupaten Rejang Lebong yang umumnya berupa pegunungan tentunya diiringi oleh banyaknya mata air – mata air yang terdapat di wilayah tersebut, namun demikian berhubung minimnya data yang diterima serta belum adanya studi inventarisasi tentang mata air di Kabupaten Rejang Lebong, maka penyebaran mata air tidak dapat teridentifikasi. Untuk melestarikan sumberdaya air hal yang perlu diperhatikan antara lain sifat fisik dan batuan yang merupakan faktor yang mempengaruhi air bisa meresap kedalam tanah, luas daerah resapan dan lama waktu peresapan serta curah hujan. Untuk menambah waktu peresapan dengan menahan air agar waktu sampai di permukaan tanah semakin lama dibutuhkan dengan adanya tumbuh – tumbuhan. Dalam melestarikan keberadaan air tanah di Kabupaten Rejang Lebong maka perlu dilestarikan sumber – sumber airnya serta mata air yang ada. 3. Air Tanah Kabupaten Rejang Lebong mayoritas berada pada daerah yang mempunyai akuifer air tanah demgan produktifitas sedang sampai tinggi (tipe B2 dan B3), daerah ini umumnya berada pada daerah–daerah dataran atau bergelombang, sedangkan wilayah yang berada pada akuifer dengan produktifitas rendah/air tanah langka (tipe C4) umumnya berada pada daerah–daerah perbukitan. Peta Air Tanah Sumber ; RTRW Rejang Lebong 2011 Keterangan : Peta Air Tanah Rejang Lebong Ukuran A3 Terlampir 17 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Diwilayah Kabupaten Rejang Lebong juga memiliki daerah Aliran Sungai (DAS) seperti terlihat pada tabel berikut ; Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota Nama DAS DAS Musi DAS Kelingi Luas (Ha) 13.716 18.309 Debit (M3/dtk) 27 M3/Detik 18 M3/Detik Sumber: Dinas PU Rejang Lebong 2012 Secara detail DAS di Kabupaten RejangLlebong dapat dilihat pada peta dibawah ini: Peta DAS Kabupaten Rejang Lebong Sumber ; RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2011 Keterangan : Peta DAS Rejang Lebong ukuran A3 terlampir Adapun nama, luas wilayah yang ada di Kabupaten Rejang Lebong dapat dilihat pada tabel berikut ; Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan /Desa Luas Wilayah Curup Tengah 10 (Ha) 381.100 (%) thd total 0,23 Curup Utara 14 1.419.000 0,26 Binduriang 5 550.400 5,84 Selupu Rejang 14 1.144.700 10,42 18 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Sindang Dataran 6 735.900 4,39 Bermani Ulu 12 893.600 6,52 Sindang Kelingi 12 1.609.400 8,39 Bermani Ulu Raya 10 734.000 9,66 Curup Timur 9 1.397.200 0,54 Padang Ulak Tanding 15 1.437.700 14,38 Curup Selatan 11 7.290.000 3,16 Curup 9 34.343.000 3,90 Sindang Beliti Ulu 9 1.226.100 8,26 Kota Padang 11 1.723.700 11,37 Sindang Beliti Ilir 10 2.354.500 12,70 Sumber BPMPD Rejang Lebong 2012 Dalam proses penyusunan Buku Putih ini dapat dilihat wilayah administrasi Kabupaten Rejang Lebong dan wilayah kajian seperti pada peta berikut ; Peta 2.1: Peta Administrasi Kabupaten Rejang Lebong dan Cakupan Wilayah Kajian Peta Orientasi Kabupaten Rejang Lebong terhadap Provinsi Bengkulu Sumber ; RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2011 Keterangan ; Peta Orientasi Kabupaten Rejang Lebong ukuran A3 terlampir 19 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Peta Administrasi Kabupaten Rejang Lebong Sumber ; RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2011 Keterangan ; Peta Administrasi Kabupaten Rejang Lebong ukuran A3 terlampir Peta cakupan wilayah kajian Sumber ; RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2011 Keterangan ; Peta Cakupan wilayah kajian ukuran A3 terlampir 20 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 2.2. Demografi Kepadatan penduduk di Kabupaten Rejang Lebong merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah perencanaan. Tingkat kepadatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2008 adalah 169 jiwa/km2, dimana Kecamatan terpadat berada di Kecamatan Curup Tengah sebesar 10.320 jiwa/Km2. Hal ini terjadi disebabkan oleh mobilitas penduduk yang cukup tinggi karena penduduk lebih terkonsentrasi di pusat perkotaan Kabupaten dengan keaneka ragaman penyediaan sarana dan prasarananya. Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat kecamatan, Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun: Pt = Po (1 + r )t Keterangan: Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017). Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012) r = angka pertumbuhan penduduk t = waktu (5) Berdasarkan Data Statistik, maka Kabupaten Rejang Lebong memiliki jumlah penduduk seperti terlihat pada tabel sebagai berikut ; Tabel 2.3: Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Tahun Tahun Tahun Nama Kecamatan 2012 2014 2017 2012 2014 2017 2012 2014 2017 Curup Tengah 31.842 327.97 337.53 10.988 11.318 11.647 1,40% 2,80% 6% Curup Utara 16.843 173.48 178.54 4.852 4.998 5.143 1,40% 2,80% 6% Binduriang 9.520 980.6 100.91 2.988 3.078 3.167 1,40% 2,80% 6% Selupu Rejang 124.030 127.751 131.472 8.657 8.917 9.176 1,40% 2,80% 6% Sindang Dataran 11.996 123.56 127.16 2.839 2.924 3.009 1,40% 2,80% 6% Bermani Ulu 12.158 125.23 128.87 4.116 4.239 4.363 1,40% 2,80% 6% Sindang Kelingi 14.457 148.91 153.24 4.801 4.945 5.089 1,40% 2,80% 6% Bermani Ulu Raya 9.748 100.40 103.33 3.419 3.522 3.624 1,40% 2,80% 6% Curup Timur 19.275 198.53 204.32 6.517 6.713 6.908 1,40% 2,80% 6% Padang Ulak Tanding 18.304 188.53 194.02 6.211 6.397 6.584 1,40% 2,80% 6% Curup Selatan 19.516 201.01 206.87 6.563 6.760 6.957 1,40% 2,80% 6% Curup 27.317 281.37 289.56 9.211 9.487 9.764 1,40% 2,80% 6% Sindang Beliti Ulu 14.262 146.90 151.18 4.002 4.122 4.242 1,40% 2,80% 6% Kota Padang 10.838 111.63 114.88 3.504 3.609 3.714 1,40% 2,80% 6% Sindang Beliti Ilir 10.143 104.47 107.52 3.150 3.245 3.339 1,40% 2,80% 6% Sumber BPMPD Rejang Lebong 2012 21 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Struktur umur penduduk diperlukan untuk mengetahui potensi usia produktif sebagai potensi tenaga kerja serta mengetahui tingkat ketergantungan kelompok usia tidak produktif terhadap kelompok usia produktif. Berdasarkan struktur penduduk menurut kelompok umurnya, maka dapat ditentukan kelompok penduduk yang dominan, dengan kategori: Umur Kategori 0-14 Non Produktif 15-64 Produktif > 64 Non produktif Sumber : Warpani, Analisa Daerah dan Kota. Berdasarkan jenis mata pencaharian yang ada di Kabupaten Rejang Lebong, maka Penduduk Kabupaten Rejang Lebong sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian lebih kurang sebesar 85 %, sektor lainnya yang dominan antara lain sektor perdagangan (10,50 %) dan jasa (7,39). Selebihnya bekerja pada berbagai sektor dengan prosentase pada masing – masing sektor di bawah 3 %. 2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah Secara umum, peningkatan pendapatan Kabupaten Rejang Lebong dan realisasinya melampui proyeksi yang ditargetkan dalam APBD. Peningkatan pendapatan Kabupaten Rejang Lebong seiring dengan peningkatan pendapatan yang diperoleh semua pos pendapatan baik melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Kontribusi terbesar pendapatan dalam pendapatan APBD Kabupaten Rejang Lebong selama empat tahun bersumber dari pos dana perimbangan yang setiap tahunnya mengalami trend naik. Pertumbuhan ratarata dana perimbangan tahun 2007-2010 lebih kurang sebesar 4,35%. Adapun proporsi dana perimbangan dalam pendapatan daerah di atas 80%. Untuk PAD sumbangsihnya terhadap pendapatan Kabupaten Rejang Lebong masih kecil. Dalam kurun waktu antara tahun 2007-2008 fluktuatif, namun mengalami pertumbuhan rata-rata 10,51%. Demikian juga halnya dengan lain-lain pendapatan daerah yang sah pertumbuhan rata-rata di atas 100%. Tabel 2.4: Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir N o Anggaran 2008 2009 2010 2011 2012 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A Pendapatan 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 17.728.348.575 17.991.929.121 31.118.232.279 30.923.582.372 25.886.241.431 2 Dana Perimbangan (Transfer) 391.330.740.000 396.588.659.647 401.839.395.607 441.769.087.616 520.633.424.469 3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 64.556.001.164 55.069.528.164 41.193.056.561 90.434.511.594 38.902.622.722 Jumlah Pendapatan 473.615.089.739 469.650.116.932 474.150.684.447 563.127.181.582 585.422.288.622 B Belanja 1 Belanja Tidak Langsung 252.114.913.933 301.578.916.553 340.355.289.292 347.700.959.927 385.335.419.686 2 Belanja Langsung 509.974.129.963 217.706.175.588 154.995.550.400 236.950.765.035 231.866.291.721 Jumlah Belanja 762.089.043.896 519.285.092.141 495.350.839.692 584.651.728.962 617.201.711.407 22 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Surplus/Defisit Anggaran -288.473.954.157 -49.634.975.209 -21.200.155.245 -21.524.543.380 -31.779.422.785 Ket: n = tahun penyusunan buku putih Sumber : RKA Rejang Lebong 2012. APBD Kabupaten Rejang Lebong setiap tahun mengalami defisit anggaran namun dapat ditutup dengan pembiayaan netto. Tabel 2.5: Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir No Subsektor/SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A Air Limbah 1 DPU Pengairan - - - - 2 PU-CK - - - - - 3 KLH - - - - - 4 Kimtaru - - - - - B Persampahan 2.266.821.100 2.578.514.600 3.960.286.200 3.960.286.200 4.317.490.700 C Drainase 4.767.165.350 1.193.369.450 - - - D Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, komunikasi, pendampingan) 150.000.000 150.000.000 154.680.000 260.000.000 190.000.000 E Total Belanja Modal Sanitasi (A s/d D) 7.183.986.450 3.921.884.050 4.114.966.200 4.220.286.200 4.571.053.950 Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD murni (bukan pendamping) 4.854.110.000 1.105.738.000 225.000.000 528.000.000 467.149.450 Total Belanja APBD 5.004.110.000 3.772.034.050 3.897.344.950 4.220.286.200 4.507.490.700 255.612 255.612 255.671 255.811 255.693 F G H Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total (9:10x100%) I Jumlah penduduk J Belanja Modal Sanitasi per penduduk (E:I) 28.105 15.343 16.095 16.498 63.563.250 17.877 Ket: belanja modal (investasi baru dan pemeliharaan) Sumber : RKA Rejang Lebong 2012. 23 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Tabel 2.6: Data mengenai ruang fiskal Kabupaten/Kota 5 tahun terakhir Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah (IRFD) 2008 0,2906 2009 0,4138 2010 0,4398 2011 0,2768 2012 0,4748 Sumber: PMK Kementerian Keuangan RI. 2008 sampai 2012 Tabel 2.7: Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir No Deskripsi (a) (b) 2008 2009 2010 2011 2012 (c) (d) (e) (f) (g) PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 1.308.372 1.381.451 1.466.297 1.548.697 1.626.312 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 2.028.996 2.281.347 2.548.482 2.853.293 3.157.891 3 Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota (Rp.) 480.000 580.000 700.000 845.000 980.000 4 Inflasi (%) 5,00 13,44 2,88 9,08 7,11 5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,98 5,59 6,14 5,62 5,01 1 Sumber : RKA Rejang Lebong 2012. Gambaran kondisi seperti di atas menunjukan eksisnya beberapa persoalan dan tantangan yang dihadapi Kabupaten Rejang Lebong. Persoalan mendasar dibidang keuangan ini adalah relatif tingginya tingkat ketergantungan fiskal Kabupaten Rejang Lebong terhadap transfer dana dari Pusat. 2.4. Tata Ruang Wilayah Sejalan dengan upaya pembangunan daerah, berbagai kegiatan masyarakat dan pemerintah selalu terjadi pada suatu ruang. Ketidaktepatan rencana dan ketidaktertiban pemanfaatan ruang dapat mengurangi efisiensi kegiatan sosial-ekonomi dan dapat menyebabkan penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan. Hal tersebut dapat mengakibatkan menurunnya kualitas kehidupan, produktivitas ekonomi daerah, pendapatan rakyat, dan mengancam keberlanjutan pembangunan. Oleh karena itu, penataan ruang diperlukan sebagai instrumen pembangunan untuk dapat mengarahkan pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Penataan ruang itu perlu memperhatikan kaidah teknis, ekonomis, dan kepentingan umum serta kepentingan antar generasi. Adapun pelaksanaan dalam penataan ruang sesuai dengan Kebijakan sebagai berikut : 1. Mengembangkan sistem pusat pelayanan guna pemerataan pelayanan. 2. Membangun infrastruktur wilayah guna pemenuhan kebutuhan dasar, pertumbuhan wilayah, dan mewujudkan struktur ruang yang terintegrasi. 24 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 3. Mengembangkan potensi alam yang berbasis konservasi untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat lokal. 4. Mengembangkan kawasan-kawasan yang dapat mengakomodasi kepentingan sektor-sektor strategis dan perlu mendapat dukungan ruang. 5. Memantapkan fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi yang meliputi TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat), Taman Wisata Alam, Cagar Alam dan Hutan Lindung. Kemudian beberapa strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan wilayah sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah antara lain : 1. Strategi dalam rangka “mengembangkan sistem pusat pelayanan guna pemerataan pelayanan”: a) Menata dan mengarahkan perkembangan pusat-pusat pelayanan di bagian barat, tengah dan timur. b) Menata tata jenjang sistem pusat pelayanan yang meliputi PKW, PKL, PPK, dan PPL yang mendukung keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar wilayah. c) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan terhadap wilayah hinterland dari masing-masing pusat pelayanan. 2. Strategi dalam rangka “membangun infrastruktur wilayah guna pemenuhan kebutuhan dasar, pertumbuhan wilayah, dan mewujudkan struktur ruang yang terintegrasi”: a) Pengembangan struktur jaringan transportasi wilayah yang menghubungkan antar pusat-pusat pelayanan/kegiatan dan dengan daerah pelayanannya. b) Pengembangan simpul transportasi guna menunjang koleksi dan distribusi produk agro dan industri pengolahan. c) Pembangunan jaringan utilitas (air minum, drainase, air limbah, persampahan, irigasi, energi, dan telekomunikasi) yang memadai sesuai dengan perkembangan. d) Menyediakan sistem prasarana yang berfungsi sebagai pendukung perwujudan fungsi wilayah sebagai kawasan agropolitan. e) Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana permukiman pada pusat-pusat pelayanan. 3. Strategi dalam rangka “Mengembangkan potensi alam yang berbasis konservasi untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat lokal”: a) Pengembangan kegiatan pariwisata alam (ecotourism) tanpa mengganggu fungsi lindung kawasan. b) Pengembangan kegiatan konservasi yang juga bernilai sosial ekonomi bagi masyarakat, dengan menetapkan zona pemanfataan tradisional pada kawasan lindung. c) Peningkatan kapasitas masyarakat lokal dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam yang lestari. 4. Strategi dalam rangka “mengembangkan kawasan-kawasan yang dapat mengakomodasi kepentingan sektor-sektor strategis dan perlu mendapat dukungan ruang”: a) Pengembangan kawasan agropolitan b) Pengembangan kawasan industri pengolahan berbasis agro c) Pengembangan sektor sekunder dan tersier dalam rangka pengembangan kegiatan agrobisnis dan agrowisata. 5. Strategi dalam rangka “Memantapkan fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi yang meliputi TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat), Taman Wisata Alam, Cagar Alam dan Hutan Lindung”: a) Pemantapan batas kawasan lindung dan kawasan konservasi budidaya dalam rangka memberikan kepastian dalam pemanfaatan ruang. b) Penyusunan dan pelaksanaan program relokasi permukiman penduduk yang berada pada kawasan TNKS, TWA, dan hutan lindung. c) Penyusunan dan pelaksanaan program rehabilitasi lingkungan, terutama pada kawasan TNKS, TWA, dan hutan lindung. d) Peningkatan kapasitas masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan keanegaragaman hayati. e) Pemantauan dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan konservasi. 25 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 f) Pengembangan kawasan penyangga. g) Penggalangan kerjasama regional, nasional, dan internasional dalam rangka pengelolaan dan perlindungan kawasan lindung terutama TNKS dan TWA. Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di wilayah kabupaten, yang dapat terdiri atas : 1. PKN yang berada di wilayah kabupaten; 2. PKW yang berada di wilayah kabupaten; 3. PKL yang berada di wilayah kabupaten; 4. PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan 5. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu: a. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang memiliki skala pelayanan kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan b. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria : a. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yangberbatasan; b. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan; c. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut : Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada pemerintah pusat danpemerintah provinsi; Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan (PPL); dan Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta salingterkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten. d. Dapat memuat pusat-pusat kegiatan dengan ketentuan sebagai berikut : Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL promosi (dengan notasi PKLp); Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL. e. Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Struktur ruang Kabupaten Rejang Lebong dibentuk oleh : • Sistem kota-kota, yang terdiri dari kota-kota/simpul-simpul dengan fungsinya masing-masing dalam lingkup pengembangan wilayah. • Jaringan prasarana utama wilayah yang mengaitkan secara fungsional dan spasial antar kota-kota yang akan dikembangkan. Beberapa prinsip dasar pertimbangan dalam pengembangan sistem kota-kota/pusat permukiman di wilayah Kabupaten Rejang Lebong adalah : • Pemerataan pembangunan di setiap wilayah dengan mengembangkan peran dan fungsi masingmasing pusat kegiatan. • Mengembangkan sistem transportasi yang mendukung struktur yang direncanakan dan meningkatkan aksesibilitas antar pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain ntuk mengurangi ketergantungan kepada wilayah lain. 26 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 • • • Menjaga keberadaan kawasan lindung. Mengintegrasikan fungsi dan sistem kota-kota / pusat permukiman. Mengantisipasi perkembangan kegiatan di masa mendatang. Sistem kota yang akan dikembangkan di Kabupaten Rejang Lebong dilakukan berdasarkan pertimbangan : 1. Hirarki sistem permukiman yang di analisis berdasarkan Indeks Sentralitas dan tingkat aksesilbilitas dari setiap kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong. 2. Memiliki perkembangan kegiatan fungsional perkotaan dan kawasan terbangun yang pesat serta dapat menarik minat investasi. 3. Berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa dan produksi yang didukung oleh tingkat ketersediaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang memadai serta memberikan manfaat : meningkatkan ketersediaan untuk pengembangan wilayahnya, meningkatkan perkembangan lintas sektor, terutama sektor ekonomi, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 4. Daya dukung lahan terkait dengan sebaran kawasan lindung dan kawasan rawan bencana di sekitar pusat-pusat pemukiman yang ada. 5. Sebaran penduduk perkotaan dan pedesaan yang mempunyai sifat perkotaan (desa urban). 6. Memiliiki akses yang berorientasi pada skala pelayanan regional dan lokal. 7. Arahan kebijakan yang telah ada. Berdasarkan pertimbangan tersebut, kemudian ditentukan pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Rejang Lebong sebagai berikut : 1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu pusat yang melayani satu atau lebih daerah Kabupaten/Kota. Pusat pelayanan sekunder ini dikembangkan dengan intensitas yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitarnya. Berdasarkan PP. No 26 Tahun 2008, maka Pusat Kegiatan Wilayah yang telah ditetapkan adalah Kota Curup yang berfungsi sebagai pusat perekonomian wilayah di Kab. Rejang Lebong. 2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier yang dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini terutama dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra pelayanan kegiatan lokal. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi Bengkulu, sehingga ditetapkan PKL bagi Kab. Rejang Lebong adalah Kota Padang dengan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) pada Air Duku (Kec. Selupu Rejang). 3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang melayani kegiatan skala kecamatan dan beberapa desa juga berfungsi sebagai Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) adalah beberapa Ibu Kota Kecamatan, yaitu Padang Ulak Tanding (P.U. Tanding), Beringin Tiga (Sindang Kelingi) dan Babakan Baru (Bermani Ulu Raya). 4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) diemban oleh Desa/kelurahan yang ada di Tunas Harapan (Curup Utara), B.T Galing (Curup Tengah), Talang Ulu (Curup Timur), Lubuk Alai (Sindang Beliti Ulu), Lubuk Belimbing (Sindang Beliti Ilir), Kampung Melayu (Bermani Ulu) dan Bengko (Sindang Dataran), Untuk mewujudkan struktur ruang dan arah pengembangan di tiap pusat-pusat kegiatan maka perlu adanya fungsi pengembangan yang harus ditetapkan agar ada ketegasan dalam kebijaksanaan pengembangan di masa mendatang. Penetapan fungsi didasarkan pada pertimbangan : Hiraki kota/kawasan perkotaan; Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah belakangnya; Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih luas; Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional; No. 1 Berdasarkan pertimbangan di atas, fungsi kota di Kabupaten Rejang Lebong dapat dilihat pada Arahan Fungsi Pusat-Pusat Permukiman sebagai berikut ; Pusat Sistem Perkotaan Fungsi Pertumbuhan Pusat Kegiatan Wilayah - Pusat pemerintahan kab. Kota Curup (PKW) - Pusat perdagangan dan jasa dengan skala 27 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 No. Pusat Pertumbuhan Sistem Perkotaan Pusat (PKL) Kegiatan Lokal - Pusat Kegiatan promosi (PKLp) Lokal - 2 3 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) - Pusat Pelayanan 4 Lingkungan (PPL) Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2010. Fungsi pelayanan beberapa kabupaten. - Pusat Industri - Simpul transportasi utama penghubung ke jaringan Lintas Tengah Sumatera (PKN :Palembang). - Pusat Kegiatan Pertanian, (tanaman pangan dan perkebunan, peternakan, perikanan darat) - Pusat Pariwisata Alam (perkebunan - Pusat Pemerintahan Kecamatan - Pusat permukiman perkotaan. Kota Padang - Simpul transportasi jalan rel dan jalan raya (menuju Provinsi Sumatera Selatan) - Pusat Perdagangan dan jasa skala Wilayah dan Kecamatan - Pusat Pertanian dan Perkebunan skala lokal - Pusat berbagai kegiatan manufacturing Air Duku (Selupu Rejang) industri pertanian - Pusat KTM Agropolitan Selupu Rejang bagi Air Duku - Pusat perdagangan Kecamatan dan Kawasan sekitar Padang Ulak Tanding (P.U. Tanding) - Pusat koleksi komoditas pertanian yang Beringin Tiga (Sindang Kelingi) dihasilkan sebagai bahan mentah industri Babakan Baru (Bermani Ulu Raya) - Pusat distribusi - Permukiman Perkotaan dan Semi Perkotaan Tunas Harapan (Curup Utara) - Pusat Lingkungan BT Galing (Curup Tengah) - Permukiman Perdesaan Talang Ulu (Curup Timur) - Perdagangan skala lingkungan/kawasan Lubuk Alai (Sindang Belitu Ulu) Lubuk Belimbing (Sindang Beliti Ilir) Kampung Melayu (Bermani Ulu) Bengko (Sindang Dataran) 28 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Peta 2.2: Rencana pusat layanan Kabupaten/Kota Sumber ; RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2011 Keterangan; Peta rencana pusat layanan Rejang Lebong ukuran A3 terlampir Peta 2.3: Rencana pola ruang Kabupaten/Kota Sumber ; RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2011 Keterangan; Peta rencana pusat layanan Rejang Lebong ukuran A3 terlampir 29 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Dilihat dari persebarannya, terlihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi terwakili oleh masingmasing Kecamatan yang ada di pusat kegiatan Kabupaten Rejang Lebong, yaitu Curup Tengah, Curup dan Selupu Rejang. Dengan demikian pemusatan permukiman berada pada wilayah utama, keadaan ini memberikan gambaran bahwa ketiga Kecamatan tersebut menarik bagi kegiatan penduduk, selain juga adanya faktor keterbatasan luasan lahan. Dalam rencana kependudukan akan mengacu pada kriteria yang dikeluarkan oleh National Urban Development Study (NUDS) dapat diidentifikasi bahwa pada akhir tahun perencanaan (2030) dengan indikator kepadatan penduduk, ada beberapa wilayah Kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong masuk kedalam kategori perkotaan. Adapun kriteria yang dikeluarkan oleh NUDS adalah sebagai berikut : Kepadatan penduduk perkotaan 25 jiwa/Ha = 2.500 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk semi perkotaan 10-25 jiwa/Ha = 1.000 –2.500 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk perdesaan dibawah 10 jiwa/Ha = 1.000 jiwa/Km2. Mengacu pada kriteria yang dikeluarkan oleh NUDS berdasarkan kepadatan penduduknya pada akhir tahun perencanaan (2030), dapat diketahui bahwa sebagian besar wilayah di Kabupaten Rejang Lebong termasuk kedalam kategori perdesaan, adapun yang memiliki ciri perkotaan adalah Kecamatan Kecamatan Curup Utara, Curup Tengah dan Curup Timur. Berdasarkan kriteria NUDS diatas, maka untuk rencana pengembangan penduduk sampai akhir tahun perencanaan (2030) akan diarahkan sesuai dengan kondisi eksisting serta skenario perkembangan yang mungkin diberlakukan di masing-masing wilayah : − − − Rencana pengembangan penduduk perkotaan ( > 25 Jiwa/Ha ), diarahkan di Curup, Curup Utara, Curup Tengah dan Curup Timur. Rencana pengembangan penduduk semi perkotaan ( 10-25 jiwa/Ha ) Diarahkan di Curup Selatan, Kota Padang, PU. Tanding, Sindang Kelingi, Bermani Ulu Raya dan Selupu Rejang. Rencana pengembangan penduduk perdesaan ( < 10 jiwa/Ha ) : Diarahkan di Sindang Dataran, Sindang Beliti Ilir, Bermani Ulu, Binduriang dan Sindang Beliti Ulu. Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Sumber ; RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2011 Keterangan; Peta Kepadatan Penduduk Rejang Lebong ukuran A3 terlampir 30 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Di Kabupaten Rejang Lebong juga merupakan Kawasan Rawan Bencana. Resiko bencana sesuai kondisi geologi dan resiko bencana akibat perubahan lingkungan di wilayah Kabupaten Rejang Lebong antara lain adalah berupa : gempa bumi, letusan gunung api dan gerakan tanah. Wilayah Kabupaten Rejang Lebong, khususnya wilayah bagian barat, yang berada pada jalur Sistem Sesar Sumatera (Sesar Ketaun dan Sesar Musikeruh yang merupakan jalur patahan utama). a. b. c. Gempa Bumi Berdasarkan catatan data BMG Kepahiang, Gempa bumi yang pernah terjadi pada tanggal 6 Maret 1991, epicenternya (pusat gempa) terletak pada koordinat 3,8 LS dan 102,5 BT, dengan kedalaman 33 Km dan kekuatan 5,9 Skala Richter. Dari hasil studi yang telah dilakukan dapat diperkirakan bahwa intensitas gempa di daerah Curup – Kepahiang adalah antara III dan IV MMI. Sesuai hasil pengamatan stasiun BMG Kepahiang selama kurun waktu 3 (tiga) Tahun yaitu Tahun 2006 - 2008, maka getaran gempa yang terjadi di wilayah Kabupaten Rejang Lebong dan daerah sekitarnya adalah sebanyak 1.717 kali pada Tahun 2006, sebanyak 3.014 kali pada Tahun 2007, dan sebanyak 2.696 kali pada Tahun 2008. Analisis terhadap intensitas gempa untuk memisahkan antara getaran gempa dengan intensitas kurang dari 4 Skala Richter dan intensitas lebih dari 4 Skala Richter. Letusan Gunung Api Wilayah Kabupaten Rejang Lebong berada diantara beberapa gunung api yang terdapat di sekelilingnya, diantaranya adalah gunung-gunung : Bukit Daun (2467 m.dpl), Bukit Lalang (1306 m.dpl), Bukit Kelang (1959 m.dpl), Bukit Kaba (1938 m.dpl), Bukit Besar (1853 m.dpl) dan Bukit Balai (1683 m.dpl).Wilayah yang termasuk dalam Daerah Bahaya dan Daerah Waspada untuk gunung Bukit Daun adalah wilayah bagian barat dari kecamatan Bermani Ulu dan Bermani Ulu Raya, sedangkan untuk gunung Bukit Kaba adalah wilayah bagian selatan dari kecamatan Selupu Rejang, Sindang Kelingi, dan Sindang Dataran. Selanjutnya, lokasi Daerah Bahaya dan Daerah Waspada untuk gunung Bukit Besar berada di bagian selatan dari wilayah kecamatan Sindang Beliti Ulu, Sindang Beliti Ilir dan Kota Padang serta bagian timur dari Kecamatan Sindang Dataran. Gerakan Tanah Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan maka gerakan tanah pada umumnya terjadi pada sempadan sungai atau tebing-tebing dengan kemiringan lereng yang relatif terjal dan disusun oleh masa batuan atau tanah hasil lapukan batuan breksi, lava andesit-basalt, tuf dan breksi gunung api yang bersifat lepas-lepas sehingga mudah longsor. Daerah yang berpotensi untuk terjadinya gerakan tanah adalah di sepanjang aliran sungai atau tebing-tebing yang relatif terjal di wilayah bagian utara Kecamatan Padang Ulak Tanding, Sindang Beliti Ulu, Sindang Beliti Ilir, dan Kota Padang, serta pada tebing-tebing sepanjang jalan negara di wilayah Kecamatan Selupu Rejang, Sindang Kelingi dan Binduriang.Disamping itu, potensi terjadinya gerakan tanah juga terdapat di wilayah Kecamatan Curup Selatan, Curup Utara, Bermani Ulu dan Bermani Ulu Raya, yaitu pada tebing-tebing relatif terjal yang ada di lembah-lembah sungai dan sepanjang jalan raya. Kegiatan penambangan bahan galian (pasir dan batu) di Kecamatan Curup Selatan dan Curup Utara juga beresiko tinggi terhadap terjadinya gerakan tanah bila tidak dilakukan pengawasan dan pengendalian secara intensif 31 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Peta Rawan Bencana Kabupaten Rejang Lebong Sumber ; RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2011 Keterangan; Peta rawan bencana Rejang Lebong ukuran A3 terlampir Secara umum, seperti iklim di wilayah Indonesia pada umumnya, maka wilayah Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah beriklim tropis basah dengan suhu udara rata-rata 23,9 0C, suhu udara minimum 22,9 0C dan suhu udara maksimum 24,8 0C. Kelembaban udara berkisar antara 80% sampai 92% seperti ditunjukkan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Suhu dan Kelembaban Udara di Kabupaten Rejang Lebong Suhu Udara Rata-Rata No. Bulan Kelembaban Udara Rata-Rata Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2004 (%) (OC) (OC) (OC) (OC) (OC) Tahun 2005 (%) Tahun 2006 (%) Tahun 2007 (%) Tahun 2008 (%) 1 Januari 24.3 23.7 23.3 23.8 23.6 87.00 91.00 87.00 90.00 88.00 2 Februari 24.1 24.3 24.0 23.9 23.2 87.00 89.00 88.00 89.00 88.00 3 Maret 24.0 24.1 24.0 23.9 23.3 85.00 90.00 85.00 89.00 89.00 4 April 24.8 24.6 23.9 23.8 23.9 88.00 85.00 84.00 90.00 88.00 5 Mei 24.2 24.1 24.3 24.7 23.6 88.00 87.00 83.00 88.00 88.00 6 Juni 23.5 24.1 24.1 24.1 23.9 87.00 84.00 82.00 90.00 89.00 7 Juli 23.9 23.9 23.8 24.0 23.5 89.00 84.00 85.00 92.00 88.00 8 Agustus 24.8 23.6 23.3 23.7 23.6 87.00 84.00 80.00 89.00 89.00 9 September 24.1 23.9 23.7 23.8 23.5 84.00 84.00 81.00 88.00 89.00 10 Oktober 24.0 23.6 24.5 23.6 23.9 85.00 87.00 85.00 90.00 90.00 11 November 24.2 23.3 24.7 23.5 23.3 87.00 87.00 86.00 88.00 92.00 12 Desember 23.8 23.1 24.3 23.3 22.9 91.00 89.00 89.00 89.00 92.00 (Sumber : Stasiun Geofisika dan Meteorologi Kepahiang, Bengkulu ) Di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, penyinaran matahari pada siang hari berkisar antara 21,6 – 80,1 % dengan penyinaran matahari rata-rata 55,7 %. Angin bertiup dengan kecepatan rata-rata antara 2,71 – 4,63 Km/Jam dengan kecepatan rata-rata sekitar 3,5 Km/Jam seperti ditunjukkan pada Tabel 3.6. Pada 32 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 bulan Oktober - Desember, angin bertiup ke arah Tenggara yang biasanya berkaitan dengan musim hujan dan pada bulan Mei – Juli bertiup ke arah Barat Laut yang biasanya berkaitan dengan musim kemarau. Walaupun demikian, hujan di wilayah Kabupaten Rejang Lebong terjadi pada tiap bulan di sepanjang Tahun dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember dengan jumlah hari hujan maksimum 31 hari dan curah hujan tertinggi sebesar 648 mm/bulan. Adapun puncak musim kemarau terjadi antara bulan Mei dan bulan September dimana jumlah hari hujan minimum 7 hari dan curah hujan terendah 21 mm/bulan seperti ditunjukkan pada Tabel 3.7. Tabel 3.6 Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari di Kabupaten Rejang Lebong Kecepatan Angin Rata-Rata No. Bulan Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 (Km/Jam) (Km/Jam) (Km/Jam) (Km/Jam) Penyinaran Matahari Rata-Rata Tahun 2005 (%) Tahun 2006 (%) Tahun 2007 (%) Tahun 2008 (%) 1 Januari 3.39 3.89 2.81 4.10 53.96 40.50 62.20 67.50 2 Februari 2.96 2.78 3.10 3.40 55.09 43.00 56.90 35.70 3 Maret 3.61 3.89 2.71 4.10 49.54 56.30 46.00 55.50 4 April 3.22 3.89 3.31 4.00 54.92 57.00 51.90 55.60 5 Mei 3.70 3.70 3.22 4.00 58.87 68.80 60.40 80.80 6 Juni 3.35 3.15 3.16 3.20 60.00 67.10 46.40 64.80 7 Juli 2.92 2.96 3.45 3.30 61.05 70.90 62.80 57.70 8 Agustus 3.39 4.44 3.41 3.30 59.60 80.10 65.20 56.20 9 September 3.22 4.44 3.60 3.20 62.63 69.70 53.30 46.40 10 Oktober 2.76 4.44 3.58 3.20 45.32 62.10 49.20 56.30 11 November 2.96 3.52 4.31 4.50 47.92 62.00 52.10 31.70 12 Desember 4.63 3.15 3.62 4.00 36.20 34.30 38.20 21.60 (Sumber : Stasiun Geofisika dan Meteorologi Kepahiang, Bengkulu ) Tabel 3.7 Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2004 No. Bulan Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari) Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari) Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari) Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari) Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari) 1 Januari 122.0 22 452.5 23 505.0 27 467.0 28 188.0 20 2 Februari 180.0 19 263.4 21 425.0 23 195.0 15 345.0 17 3 Maret 167.5 16 394.2 21 276.0 22 337.0 27 382.0 25 4 April 279.0 19 176.6 21 258.0 27 278.0 29 339.0 22 5 Mei 364.8 23 203.0 21 69.0 12 168.0 24 87.0 12 6 Juni 24.2 7 181.0 20 76.0 16 183.0 20 74.0 14 7 Juli 86.2 24 193.3 22 181.0 20 186.0 21 69.0 12 8 Agustus 48.1 12 107.5 18 23.0 7 45.0 20 233.0 19 9 September 127.0 19 72.1 16 21.0 13 143.0 17 166.0 23 10 Oktober 177.2 22 289.4 25 47.0 9 238.0 22 262.0 27 11 November 334.3 22 515.6 27 153.0 26 200.0 23 488.0 28 12 Desember 232.0 25 553.3 28 297.0 28 349.0 27 648.0 31 Total 2,142.3 230 3,401.9 263 2,331.0 230 2,789.0 273 3,281.0 250 (Sumber : Stasiun Geofisika dan Meteorologi Kepahiang, Bengkulu ) 33 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 2.4. Sosial dan Budaya Kondisi sosial budaya menggambarkan keadaan prasarana pendidikan, jumlah penduduk miskin, serta kawasan kumuh yang terdapat di wilayah Kabupaten Rejang Lebong. Tabel 2.8: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Rejang Lebong Jumlah Sarana Pendidikan Nama Kecamatan SMK 0 MI - Agama MTs - MA - 1 0 - - - 1 1 0 - - - 16 5 1 1 - - - Sindang Dataran 9 3 0 0 - - - Bermani Ulu 10 3 1 0 - - - Sindang Kelingi 13 3 1 0 - - - Bermani Ulu Raya 10 2 0 1 - - - Curup Timur 11 3 1 2 - - - Padang Ulak Tanding 20 5 1 1 - - - Curup Selatan 11 2 1 1 - - - Curup 15 2 1 1 8 5 4 Sindang Beliti Ulu 12 3 0 0 - - - Kota Padang 11 2 1 0 - - - Sindang Beliti Ilir 9 3 0 0 - - - SD 10 SLTP 2 Curup Utara 8 2 Binduriang 7 Selupu Rejang Curup Tengah Umum SMA 1 Sumber Diknas Kabupaten Rejang Lebong 2012 Keterangan; Data fasilitas pendidikan secara detail terlampir Tabel 2.9: Jumlah penduduk miskin per kecamatan Nama Kecamatan Curup Tengah Curup Utara Binduriang Jumlah keluarga miskin (KK) 982 1.093 905 Selupu Rejang 2.018 Sindang Dataran 1.126 34 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Bermani Ulu 1.340 Sindang Kelingi 1.095 Bermani Ulu Raya 1.126 Curup Timur Padang Ulak Tanding 858 2.954 Curup Selatan 761 Curup 994 Sindang Beliti Ulu 1.756 Kota Padang 1.586 Sindang Beliti Ilir 1.301 Sumber: BPMPD Kabupaten Rejang Lebong 2012 Peta Penyebaran Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Sumber ; RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2011 Keterangan; Peta penyebaran penduduk Rejang Lebong ukuran A3 terlampir 35 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Tabel 2.10: Jumlah rumah per kecamatan Nama Kecamatan Jumlah Rumah Curup Tengah 9.988 Curup Utara 3.852 Binduriang 2.188 Selupu Rejang 7.657 Sindang Dataran 2.138 Bermani Ulu 3.116 Sindang Kelingi 4.001 Bermani Ulu Raya 3.019 Curup Timur 5.517 Padang Ulak Tanding 5.211 Curup Selatan 5.363 Curup 8.211 Sindang Beliti Ulu 3.211 Kota Padang 3.168 Sindang Beliti Ilir 2.550 Sumber: BPMPD Kabupaten Rejang Lebong 2011. 36 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Peta Permukiman Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Sumber ; Dinas PU Provinsi Bengkulu 2011 Keterangan; Peta Permukiman Rejang Lebong ukuran A3 terlampir 2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong dapat dilihat dalam struktur organisasi, sebagaimana tersebut dalam Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah. Terkait dengan daftar peraturan sanitasi, sampai saat ini Kabupaten Rejang Lebong baru memiliki peraturan daerah sebagai berikut: No 1 2 Peraturan Sanitasi Nama Perda Keterangan Per Sektor Persampahan Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Retribusi Kebersihan Persampahan 1. Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong No 4 Tahun 2011 Tentang Restribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan 37 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten Rejang Lebong STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIS DAERAH STAF AHLI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 1. BIDANG HUKUM, POLITIK DAN PEMERINTAHAN 2. BIDANG PEMBANGUNAN, KEMASYARAKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA. ASISTEN PEMERINTAHAN ASISTEN ADMIINISTRASI 3. BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN TATA BAGIAN BAGIAN HUMAS BAGIAN PEMERINTAHAN HUKUM & PROTOKOL EKONOMI SUBBAG SUBBAG SUBBAG BANTUAN HUKUM PENGUMPULAN IRFORMASI & DOKUMENTASI USAHA SUBBAG SUBBAG PUBLIKASI POTENSI SUBBAG TATA PRAJA SUBBAG SUBBAG PEMERINTAHAN PERUNDANG – UNDANGAN UMUM SUBBAG OTONOMI DAERAH SUBBAG DOKUMENTASI HUKUM BAG. UMUM, KEUANGAN & KEPEGAWAIAN SUBBAG UMUM SUBBAG SUBBAG PROTOKOL SARANA SUBBAG KEUANGAN SUBBAG KEPEGAWAIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN KESRA ORTALA PEMBANGUNAN SUBBAG SUBBAG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KELEMBAGAAN & TATA LAKSANA SUBBAG KEAGAMAAN, SUBBAG PENDIDIKAN & KESEHATAN JASMANI SUBBAG PENYUSUNAN PROGRAM SUBBAG ANALISIS JABATAN PENGENDALIAN & PELAPORAN SUBBAG ZIS 26 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 BUPATI Gambar 2.7 : SKPD yang tergabung dalam Pokja PPSP WAKIL BUPATI SETDA Sekda Bagian Ortala Bagian Humpro BAPPEDA DINAS PU Bidang Fisik dan Prasarana Bidang Cipta Karya Bagian Perencanan dan Pelaporan DINAS KESEHATAN DPPKAD BLHKP Bidang P2P.PL Bidang Anggaran dan Perbendaharaan Bidang Lingkungan Hidup , Kebersihan dan Pertamanan Bagian Perencanaan dan Pelaporan BPMDP Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Sekretariat Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Utama) 27 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2012 28 Pokja AMPL/File/BPS/RL/Okt 2012