FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK REKLAME KOTA MEDAN MERY SILVIA LUMBANBATU PROGRAM STUDI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MEDAN AREA Emai : [email protected] ABSTRAK Dinas pertamanan merupakan Unsur pelaksana pemerintah Kota Medan dalam bidang pertamanan yang dipimpin oleh seorang kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala daerah melalui sekretaris Daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah penduduk, jumlah Perusahaan, dan PDRB terhadap penerimaan pajak reklame Kota Medan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ststistik infrensial dengan rumus analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh jawaban bahwa jumlah penduduk (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak reklame dilihat dari nilai t hitung 5,304>t tabel 1,812 atau Ha1 diterima. Jumlah Perusahaan (X2) secara parsial tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak reklame dilihat dari t hitung 0,034 <1,812 atau Ha2 ditolak. Dan PDRB(X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak reklame dilihat dari t hitung 0,083<1,812 atau Ha3 ditolak.variabel jumlah penduduk,jumlah Perusahaan, PDRB secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak reklame kota medan. Katakunci: Pajak reklame, PDRB, Jumlah Perusahaan. ABSTRACT Office gardening government is implementing elements of Medan in the field of gardening, led by a chief who is under the Department and is responsible to the Head of the region through regional secretary. The purpose of this study was to determine the influence of the total population, the number of the Company, and the GDP of the advertisement tax acceptance of Medan. Source of data used in this research is secondary data. Data collection techniques used in this study were interviews and documentation. The data analysis technique used in this study is ststistik infrensial with multiple linear regression analysis formula. Based on the results of this study showed that the number of answers (X1) partially significant effect on tax revenue from advertising seen t value 5.304> 1.812 t table or Ha1 accepted. Total Company (X2) partially no effect on tax revenue billboard seen from t 0.034 <1.812 or Ha2 rejected. And GDP (X3) partially no effect on tax revenue billboard seen from t 0.083 <1.812 or HA3 ditolak.variabel population, the number of the Company, GDP simultaneously significant effect on the billboard tax revenue the city field. Keywords: advertisement tax, GDP, Total Company. 86 meningkatkan objek pajak,sehingga penerimaan daerah juga meningkat. 1.1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah khususnya Pemerintah Kota merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan lebih mengetahui potensi dan apa yang menjadi kebutuhan daerahnya. Pembangunan merupakan upaya pemanfaatan segala potensi yang ada di masing-masing daerah, oleh karena itu pembangunan lebih diarahkan ke daerah-daerah, sehingga pelaksanaan pembangunan tersebut diserahkan langsung pada tiap-tiap daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Pemerintah daerah dituntut tegas untuk terus menggali sumber pendapatan di daerahnya dalam rangka mendapatkan dana untuk melaksanakan pembangunan. Apalagi dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, setiap daerah dituntut mampu bersaing secara positif dalam kegiatan perekonomian jika tidak ingin ketinggalan dengan daerah lain. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti memilih judul : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Reklame di Kota Medan”. 1.2 Uraian teorities A. Pengertian Pajak Tentang pengertian pajak, ada beberapa pendapat dari para ahli. Menurut Rochmat Soemitro (2011:2)“pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupaka sumber utama untuk membiayai public investment. Kota Medan merupakan Ibukota dari Sumatera Utara. Dengan begitu Kota Medan menjadi pusat pembangunan di Sumatera Utara. Dengan perkembangan tersebut, banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modal sehingga semakin banyak usaha-usaha atau perindustrian yang ada di Medan. secara tidak langsung hal ini berakibat pada penerimaan pajak reklame, karena semakin banyak jumlah usaha,atau jumlah industri maka semakin banyak juga konsumen yang menggunakan jasa reklame. Jumlah Perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan pajak reklame. Jumlah Perusahaan yang merupakan baik usaha kecil, menengah, maupun besar yang ada di Kota Medan. Bertambahnya jumlah Perusahaan yang memasang reklame Pengertian pajak berdasarkan Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah sebagai berikut; “Pajak adalah kontribusi wajib pada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Menurut M. J. H. Smeets ( 2011:3).”Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui 87 Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2003 : 14)“Penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih”. norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan tanpa ada kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah”. Pajak juga dapat dipandang dari berbagai aspek. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan penerimaan Negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Pajak juga sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat. Dari sudut pandang hukum, pajak merupakan masalah keuangan negara, sehingga diperlukan peraturanperaturan yang digunakan pemerintah untuk mengatur masalah keuangan negara tersebut. Dari sudut pandang keuangan, pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara. Dari sudut pandang sosiologi ini pajak ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang menyangkut akibat/dampak terhadap masyarakat atas pungutan dan hasil apakah yang dapat disampaikan pada msayarakat sendiri 2. Lokasi penelitian Penelitian berlokasi di Dinas Pertamanan Kota Medan yang bertempat di Jalan Pinang Baris No.144, Medan.(Telepon 0618459665). 3. Waktu penelitian Waktu penelitian direncanakan empat bulan dimulai dari bulan oktober 2013 sampai bulan januari 2014. Untuk lebih jelasnya disajikan tabel waktu penelitian pada tabel berikut B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2010 :115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kuantitas dalam karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya’’. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat kaitannya dengan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini mengambil populasi Penerimaan pajak reklame di Dinas Pertamanan Kota Medan dengan menggunakan data tahun 20022012. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2010:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan Dari beberapa definisi tentang pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajakadalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai investasi publik. Jurnal Akuntansi Sarjana Universitas Medan Area Jurnal Akuntansi 1.3 Metodologi Penelitian A. Jenis, Lokasi Penelitian Dan Waktu penelitian 1. Jenis penelitian Sarjana Universitas Medan Area karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang digunakan dalam 88 penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling,yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Sampel dalam penelitian ini adalah Penerimaan Pajak Reklame pada Dinas Pertamanan Kota Medan dari tahun 2002sampai dengan tahun 2012 . langsung terhadap pihak yang terkait dengan objek penelitian. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalu pengumpulan bahan-bahan tertulis berpa buku-buku, data-data yang tersedia dan laporanlaporan yang relevan dengan objek penelitian nntuk mendukung data yang sudah ada. C. Jenis data dan sumber data 1. Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kuantitatif. menurut Sugiyono (2008 : 14 ) “Data kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angkaangka”. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah Statistik infrensial. Menurut Sugiyono (2008 :206)” Statistik infrensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan populasi. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalahData sekunder .Menurut Sugiyono (2008 :14 ) “Data sekunder atau data pendukung ini adalah semua data yang diperoleh dari studi pustaka untuk beberapa teori yang berkaitan dengan permasalahan dan juga sebagai pembanding terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu untuk mendukung pemecahan permasalahan”.data diperoleh melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan, serta bahan-bahan kepustakaan berupa bacaan yang berhubungan dengan penelitian, artikel dan laporan yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis mempergunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Pengujian asumsi klasik Sebelum melakukan analisis regresi agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada babarapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: a. Uji Normalitas Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribus normal atau tiadak. Uji ini biasanya digunakan dengan mengukur data berskala ordinal,interval,dan rasio. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah variabel independen (homoskedastisitas).model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. heteroskedastisitas. Di uji dengan pengambilan keputusan jika veriabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi veriabel independen, maka terjadi heteroskedastisitas. jika a. Wawancara atau interview Wawancara atau interview ini adalah Teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan Tanya jawab secara 89 probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarahadanya heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode sebelumnya. d. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation factor). 2. Analisis regresi linear berganda Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas dan variabel terikat, maka akan digunakan metode regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan spss versi 17.00. Rumusnya adalah sebagai berikut: Y : Penerimaan pajak reklame (Rupiah) a : Konstanta b1,b2,b3 : Koefisien regresi X1 : Jumlah Penduduk (orang) X2 : Jumlah perusahaan (unit) X3 :PDRB (Rupiah) e: Standard error 1. Analisis Data a. Pengujian Asumsi Klasik Adapun pengujian terhadap asumsi klasik dengan program SPSS versi-17 yang dilakukan pada penelitian ini meliputi : 1) Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian, dengan hanya melihat histogram hal ini bisa menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plotin data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2006: 201). Hasil scatter plot untuk menguji normalitas dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 4.1. Uji Normalitas Jurnal Akuntansi Sarjana Universitas Medan Area 1.4 Hasil dan Pembahasan 90 Tabel 4.5 Hasil Pengujian One Sampel Kolmogorov Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test _jumlah jumlah_p penduduk erusahaan N 11 Realisasi_Pene rimaan_Pajak_ Reklame PDRB 11 11 11 2066.181 182.5455 27100.2727 8 16839.6364 Std. 51.22659 24.61448 11788.9274 Devi 0 ation 9167.08814 Nor mal Para mete rsa,b Mea n Most Extre me Diffe rence s Abso lute .181 .150 .202 .154 Posit ive .153 .150 .144 .111 Nega tive -.181 -.112 -.202 -.154 Kolmogoro v-Smirnov Z .600 .496 .671 .511 Asymp. Sig. (2tailed) .865 .966 .759 .956 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Lampiran Hasil Output SPSS Dari hasil pengujian pada Tabel 4.5. diketahui bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov berturut-turut untuk variabel jumlah penduduk, jumlah perusahaan , PDRB dan realisasi penerimaan adalah 0,60 0,496, 0,671 dan 0,511 dan signifikansinya berturut-turut adalah 0,865; 0,966; 0,759 dan 0,956 dan nilainya jauh di atas alpha = 0,05. Dalam hal ini bahwa keseluruhan data berdistribusi normal. 2) Uji Heteroskedastisitas Salah satu cara untuk melihat adanya problem heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Cara menganalisisnya adalah dengan melihat pola dari penyebaran titik-titik, jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta Sumber : Data Primer, 2013 Berdasarkan gambar grafik di atas, maka semua data terdistribusi secara normal. Hal ini karena semua data menyebar mengikuti garis normalitas. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan uji one sample Kolmogorov Smirnov Test. Adapun hasil pengujian terdapat pada Tabel berikut: Jurnal Akuntansi Sarjana Universitas Medan Area Jurnal akuntansi Sarjana Universitas Medan Area 91 titik-titik tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidakterjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah Gambar 4.2. yang menunjukkan estimasi matrik variable. Gambar 4.2. Uji Heteroskedastisitas scatterplot itu menyatakan model tidak terkena Heteroskedastisitas, dapat dilakukan statistik dengan Uji Glejser yang terdapat pada tabel berikut : Tabel 4.6. Uji Glesjer ANOVAb Model 1 Sum of Squares D f Mean Square Regre ssion 8.114E8 3 2.705E8 Resid ual 2.895E7 7 4135927.15 5 Total 8.404E8 1 0 F Sig. 65.395 .000a a. Predictors: (Constant), PDRB, jumlah_perusahaan, jumlah_penduduk b. Dependent Variable: Penerimaan_Pajak_Reklame Sumber : Hasil Olahan SPSS Lampiran Berdasarkan Tabel 4.6, nilai signifikan uji F lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0,05. Dari hasil uji F tersebut dapat diketahui bahwa ada kemungkinan terjadi heteroskedastisitas pada data penelitian. 3) Uji Autokorelasi Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin Watson (DW) dengan melihat DW test. Menurut Algifari (2000) untuk mengetahui terjadinya autokorelasi, maka digunakan tabel sebagai berikut: Tabel 4.7 Pengukuran autokorelasi Model Summaryb Mod el R Berdasarkan gambar di atas tidak terlihat ada pola tertentu, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain itu untuk melihat atau membuktikan bahwa gambar di m en si on 0 1 .983a Std. Error of R Adjusted the Square R Square Estimate .966 .951 2033.697 90 DurbinWatson 1.356 a. Predictors: (Constant), PDRB, jumlah_perusahaan, jumlah_penduduk b. Dependent Variable:Penerimaan_Pajak_Reklame 92 Sumber : Algifari (2000) Hasil analisis SPSS 17 for windows (Lampiran 3), nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,356. Nilai DW berada pada kisaran nilai 1,10 sampai dengan 1,54, dengan kesimpulan tidak bisa disimpulkan adanya autokorelasi antar masing-masing variabel bebas, sehingga model regresi yang terbentuk dari nilai variabel terikat yaitu realisasi penerimaan tidak hanya dijelaskan oleh variabel bebas yaitu jumlah penduduk (X1), jumlah industri (X2) dan PDRB (X3). 4) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dilihat dari nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Adapun perhitungan estimasi nilai tolerance atau VIF dengan program SPSS Dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari variabel jumlah penduduk sebesar 0,147; jumlah perusahaan sebesar 0,220 dan PDRB sebesar 0,131 sedangkan nilai VIF dari variabel jumlah penduduk sebesar 6,803; variabel jumlah industri sebesar 4,538 dan variabel PDRB sebesar 7,653.berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai tolerance variabel jumlah penduduk lebih besar dari 0,10. Nilai VIF variabel jumlah penduduk dan PDRB lebih besar dari 5, sehingga tidak terjadi gejala korelasi pada variabel bebas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada gejala multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi. b. Analisis Regresi Linier Berganda berganda digunakan untuk melihat pengaruh antara jumlah penduduk, jumlah perusahaan,dan PDRB terhadap penerimaan pajak reklame. Dengan persamaan regresi berganda yaitu : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Tabel 4.9 Regresi berganda Coefficientsa Model Standardi zed Unstandardized Coefficie Coefficients nts B 1 Std. Error (Const ant) - 68915.4 350844. 85 357 jlh_pd dk 177.657 jlh_per usahaa n PDRB Beta t Sig. -5.091 .001 32.745 .993 5.425 .001 3.596 55.657 .010 .065 .950 -.002 .151 -.002 -.011 .992 a. Dependent Variable: Penerimaan_Pajak_Reklame Berdasarkan tabel diatas dapat dibentuk persamaan regresi : Y=-350844.357+177.657X1+3.596X2002X3 Keterangan : 1. Konstanta sebesar-350844.357, artinya tanpa adanya jumlah penduduk (X1) dan jumlah perusahaan (X2) dan PDRB (X3) , maka penerimaan pajak raklame(Y) adalah 350844.357 2. Koefisien regresi jumlah penduduk (X1) sebesar177.657.tanda β (+) artinya menunjukkan hubungan antara penerimaan pajak reklame Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 17 for windows. Model regresi linear 93 dan jumlah penduduk adalah positif, atau setiap kenaikan jumlah penduduk sebesar satu satuan maka penerimaan pajak reklame akan meningkat sebesarm 177.657 3. , Koefisien regresi variabel jumlah perusahaan (X2) sebesar3.596 . tanda β (+) artinya menunjukkan hubungan antara penerimaan pajak reklame dan jumlah industri adalah positif, atau setiap kenaikan jumlah penduduk sebesar satu satuan maka penerimaan pajakreklame meningkat sebesar 3.596 4. Koefisien regresi variabel PDRB (X3) sebesar-.002.(-) artinya menunjukkan hubungan antara penerimaan pajak reklame dan PDRB adalah negatif, atau setiap kenaikan PDRB sebesar 1% maka penerimaan pajak reklame menurun sebesar 0,002. c. koefisien determinasi (R-Square) Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variable independen secara bersama dapat memberi variasi terhadap variabel dependen. Pengaruh variabel X1(jumlah penduduk), X2 (jumlah perusahaan),X3 (PDRB) dapat dilihat dari koefisien determinasi R2 yang menunjukkan nilai sebesar 0,966 atau 96,6%. Hal ini berarti bahwa penerimaan pajak reklame mampu dijelaskan oleh variabel jumlah penduduk, jumlah industri, dan PDRB sebesar 96,6% sisanya sebesar 3,4% yang dijelaskan oleh variabel lain. c. Uji hipotesis 1) Uji Parsial (Uji t) Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk, jumlah perusahaan dan PDRB secara parsial terhadap realisasi penerimaan dilakukan dengan menggunakan uji t. Pengujian hipotesis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari jumlah penduduk, jumlah perusahaan dan PDRB. Dengan taraf signifikan sebesar 0,05 atau 5%, pengujian dua sisi dan dk (n-k) diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,812. Adapun hasil uji t ditunjukkan pada Tabel berikut : Tabel 4.1.1 Uji t Coefficientsa Model Unstandardize Standardized d Coefficients Coefficients B Std. Error Beta T 1 (Cons - 6891 tant) 350844 5.485 .357 jlh_p ddk 177.65 32.74 7 5 jlh_p erusa haan 3.596 55.65 7 PDR B -.002 .151 Sig. 5.091 .001 .993 5.425 .001 .010 .065 .950 -.002 -.011 .992 a. Dependent Variable: Penerimaan_Pajak_Reklame Sumber : Lampiran . 1. Jumlah penduduk memiliki T hitung sebesar 5.425 dengan signifikansi 0,001. Signifikansi t lebih kecil dari α(=0,05) maka Ha1 diterima, artinya jumlah penduduk secara parsial berpengaruh terhadap penerimaan pajak reklame Kota Medan. 2. Jumlah perusahaan memiliki Thitung sebesar 0,065 dengan signifikansi sebesar 0,950.signifikansi t lebih besar dari α(=0,05) maka Ha2 ditolak, artinya jumlah perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap 94 penerimaan pajak reklame Kota Medan. didapatkan nilai F-tabel 5 %(3: 8) sebesar 4,07 c. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis Jika Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak atau H1 diterima, sedangkan apabila Fhitung<Ftabelmaka H0 diterima atau H1 (hipotesis yang diajukan) ditolak. d. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS 17, maka diketahui Fhitung sebesar 65,395> Ftabel 4,07; sehingga H0 ditolak atau H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk, jumlah perusahaan dan PDRB secara serempak signifikan (nyata) mempunyai pengaruh positif terhadap realisasi penerimaan 3. PDRB memiliki nilai Thitung Sebesar -0,011 dengan signifikansi 0,992 lebih besar dari α(=0,05) maka Ha3 ditolak, artinya PDRB secara parsial tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak reklame Kota Medan. 2) Uji Simultan (Uji F) Untuk mengetahui pengaruh informasi akuntansi secara simultan ditunjukkan dalam Tabel berikut : Tabel 4.1.2 Hasil Uji F ANOVAb Model 1 Sum of Squares Mean Square Df A. Kesimpulan F Sig. Regress ion 8.114E8 3 2.705E8 65.39 .000a 5 Residua l 2.895E7 7 4135927. 155 Total 8.404E8 Berdasarkan Hasil analisis penelitian mengenaiJumlah Penduduk, Jumlah perusahaan dan PDRB terhadap penerimaan pajak reklame di Kota Medan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Jumlah Penduduk berpengaruh terhadap penerimaan pajak reklame di Kota Medan. Hal ini ditunjukkan pada pengujian terhadap realisasi penerimaan pajak reklame dengan membandingkan t hitung sebesar 4,425 dan t table 1,812 yang berarti t-hitung > t – tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah penduduk berpengaruh terhadap realisasi penerimaan pajak reklame Kota Medan atau Ha diterima.. 10 a. Predictors: (Constant), PDRB, jumlah_industri, jumlah _penduduk b. Dependent Variable: Penerimaan_Pajak_Reklame Sumber : Lampiran Prosedur dan kriteria penerimaan serta penolakan hipotesis ditetapkan sebagai berikut : a. Hipotesis : = 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk, jumlah industri, PDRB terhadap realisasi penerimaan. 0 : Ada pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk, jumlah industri, PDRB terhadap realisasi penerimaan. b. Alfa ()=0,05; k (jumlah variabel), N – 3; N = 11, maka berdasarkan F-tabel 95 2. Jumlah perusahaan tidak berpengaruh terhadap terhadap realisasi penerimaan pajak reklame di Kota medan. Hal ini ditunjukkan pada pengujian terhadap realisasi penerimaan dengan membandingkan t-hitung sebesar 0,065 dan t-tabel 1,812 yang berarti t-hitung > t-tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah industritidak berpengaruh terhadap realisasi penerimaan pajak reklame di Kota Medan atau Ha ditolak.. 3. PDRB tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak reklame di Kota Medan. Hal ini ditunjukkan pada pengujian dengan membandingkan t-hitung sebesar- 0,011 dan t-tabel sebesar 1,812yang berarti thitung < t-tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel PDRB tidak berpengaruh terhadap realisasi penerimaan pajak reklame Kota Medan atau Ha ditolak. Hasil regresi linear berganda dengan persamaan: Y=a+B1X1+B2X2+B3X3+e, maka Y=350844.357+177.657X1+3.596X2-0,002 X3 Eko Sukmajaya,2008. Sumber Pmbiayaan Negara, Yogyakarta. Keputusan Walikota Medan Nomor, 513 Tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanan Peraturan Daerah Kota Medan Keputusan Walikota Medan Nomor. 4 Tahun 1998 tentang Pajak Rreklame Mardiasmo, 2009.Asas Perpajakan, Jakarta. dan Martupo, 2009.Perpajakan Yogyakarta. Dasar Indonesia, M.J.H.Smeets,2011. Perpajakan Indonesia, salemba empat.Jakarta. Rochmat Soemitro.SH, 2011. Indonesia, Yayasan Bina.Jakarta. Pajak Republika Indonesia, undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Republika Indonesia, undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak daerah dan reribusi daerah. Republika Indonesia, undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Republika Indonesia,Peraturan Daerah No, 12 Tahun 2003 tetang Pajak Daerah Kota Medan. DAFTAR PUSTAKA Biro pusat statistik.2012.Medan dalam angka, Medan, BPS Sumatera Utara Donna Dwi Istianto, 2011. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak reklame,Semarang. 96