INFLASI PENGERTIAN INFLASI Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu lama atau Keadaan yang menyatakan nilai uang menurun Inflasi adalah “kenaikan harga barang atau jasa– dimana, daya beli uang menurun” (kebalikannya: deflasi). Perubahan harga mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dari sejumlah uang yang sama. JENIS-JENIS INFLASI 1. Menurut Parah Tidaknya Inflasi - Inflasi ringan : < 10% setahun - Inflasi sedang : 10 – 30% setahun - Inflasi berat : 30 – 100% setahun - Inflasi tinggi (hyperinflation) : > 100% setahun Hyperinflation pernah terjadi di Indonesia tahun 1966 mencapai diatas 500% setahun. Secara umum, laju inflasi dapat berbeda antara satu negara dengan negara lain atau dalam satu negara untuk waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju inflasi, dapat dibagi dalam 3 kategori : a. Inflasi merayap (creeping inflation) Ditandai dengan laju inflasi yang rendah (< 10% per tahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan presentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama. b. Inflasi menengah (galloping inflation) Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi, artinya harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya. Efeknya terhadap perekonomian lebih berat daripada inflasi yang merayap (creeping inflation). c. Inflasi tinggi (hyperinflation) Hyperinflation merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga masyarakat ingin cepat-cepat membelanjakan uang tsb. Perputaran uang makin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja (misal ditimbulkan oleh adanya perang) yang dibelanjai/ditutup dengan mencetak uang. 2. Menurut Penyebab Inflasi Ada dua macam penyebab inflasi, yaitu kenaikan harga karena dorongan sisi permintaan dan kenaikan harga karena dorongan sisi penawaran. a.Tarikan permintaan (Demand pull inflation) Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregate demand) masyarakat terlalu tinggi sedangkan produksi pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati, sehingga tidak mungkin meningkatkan produksi lagi. Apabila kesempatan kerja penuh telah tercapai, penambahan permintaan selanjutnya akan menaikkan harga saja (disebut inflasi murni). Keterangan: P = Price (harga) Y = Produksi pada tingkat kesempatan kerja D = Permintaan S = Keseimbangan permintaan pasar Adanya tambahan permintaan akan menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Keseimbangan baru terjadi pada tingkat harga yang lebih tinggi. Apabila produksi pada tingkat kesempatan kerja penuh adalah Yo maka tambahan permintaan hanya akan diikuti oleh naiknya harga. b. Cost Push Inflation Disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya produksi yaitu bahan baku dan upah atau gaji. Keterangan: P = Price (harga) Q= Quantity (Jumlah Barang) AS = Keseimbangan Penawaran Pasar Naiknya harga-harga faktor produksi akan mengakibatkan kurva biaya produksi bergeser ke kiri atas. Dengan kata lain, diperlukan biaya per unit yang lebih tinggi untuk produksi. Pada tingkat harga sesuai dengan keseimbangan yang lama, maka lebih sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Keseimbangan yang baru dicapai pada tingkat harga yang lebih tinggi diikuti dengan penurunan kuantitas yang terjual. Kenaikan biaya produksi akan menggeser kurva penawaran total dari AS1 menjadi AS2. Konsekuensinya harga naik menjadi P2 dan produksi turun menjadi Q1, dan begitu seterusnya. Proses ini akan berhenti apabila AS tidak lagi bergeser ke atas. Proses kenaikan harga ini disebut dengan cost- Sumber-sumber kenaikan biaya produksi, misalnya yaitu : a. Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntut kenaikan upah dan diterapkannya peraturan tingkat upah minimum. b. Apabila faktor produksi diperoleh dari perusahaan yang mempraktekkan sebagai penunggal (monopolist) maka harga akan lebih tinggi dibandingkan harga di pasar persaingan sempurna. c. Kenaikan harga bahan baku industri. 3. Menurut Asalnya Dikategorikan menjadi 2, yaitu : a. Inflasi domestik Dikatakan inflasi domestik apabila sumbersumber penyebab inflasi, baik sisi permintaan maupun sisi penawaran, berasal dari dalam negeri. Sumber-sumbernya adalah kenaikan gaji pegawai, kenaikan tarif listrik, kenaikan harga bahan bakar dan kenaikan harga semen. b. Inflasi dari luar negeri Sumber penyebab inflasi dari luar negeri adalah kenaikan harga produk-produk yang diimpor. INDEKS HARGA UNTUK MENGUKUR INFLASI Indeks harga konsumen Indeks harga konsumen mengukur biaya/pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibutuhkan oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Laju inflasi dapat dihitung dengan cara menghitung prosentase kenaikan/penurunan indeks harga dari tahun ke tahun. Indeks harga perdagangan besar Indeks perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi masuk dalam perhitungan indeks harga. GNP (Produk Nasional Bruto) deflator Adalah sistem perhitungan ekonomi untuk menghitung dampak inflasi pada tahun berjalan dengan mengubah output ke tingkat yang relatif terhadap periode dasar. GNP deflator mencakup jumlah barang dan jasa yang masuk dalam perhitungan GNP. TEORI-TEORI INFLASI a. Teori Kuantitas (Irving Fisher) Inflasi diakibatkan oleh dua faktor, yaitu 1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan jumlah uang yang beredar. Kenaikan jumlah uang beredar tanpa diiringi oleh naiknya pasokan barang-barang akan mendorong harga-harga naik. Tanpa ada kenaikan jumlah uang yang beredar, hanya akan menaikkan harga untuk sementara waktu. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti. 2. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang. b. Teori Keynes Inflasi terjadi karena: 1. Keinginan masyarakat untuk hidup di luar batas kemampuan ekonominya. 2. Proses inflasi dilukiskan sebagai proses adanya perebutan bagian rezeki diantara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada produk yang bisa disediakan oleh masyarakat. c. Teori Strukturalis Penyebab inflasi ialah: 1.Struktur perekonomian yang tidak mampu mengantisipasi secara cepat (tidak cukup fleksibel) atas perkembangan perekonomian yang ada. 2. Biaya untuk memproduksi sendiri barang-barang yang semula diimpor mendorong terjadinya inflasi karen belum adanya teknologi produksi sehingga biaya menjadi tinggi. 3. Tingginya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan (peningkatan permintaan akan bahan pangan) yang tidak diikuti oleh naiknya produksi bahan makanan. PENYEBAB INFLASI Permintaan yang lebih besar daripada supply (tarikan permintaan) Kenaikan bahan baku maupun biaya produksi (desakan biaya) Tekanan permintaan + dorongan ongkos (inflasi struktural) Peredaran uang kartal yang tak terkendali Kekacauan politik dan ekonomi Tuntutan kenaikan upah DAMPAK INFLASI 1. Bagi pemilik pendapatan tetap Pemilik pendapatan tetap dan tidak tetap dirugikan Pemilik pendapatan tidak tetap bisa diuntungkan 2. Bagi para penabung Penabung dirugikan karena nilai uang semakin menurun 3. Bagi debitur (peminjam Bagi debitur, inflasi uang) dan kreditur (pemberi menguntungkan karena saat pinjaman) pembayaran utang, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Bagi kreditur, mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan saat peminjaman. 4. Bagi produsen Bagi pengusaha besar, inflasi dapat menguntungkan Jika pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bagi pengusaha kecil, naiknya biaya produksi dapat merugikan sehingga enggan untuk meneruskan produksinya 5. Bagi perekonomian 1. Investasi berkurang. nasional 2. Mendorong tingkat bunga. 3. Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif. 4. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi pada masa yang akan datang. 5. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. EFEK INFLASI Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect) - Inflasi akan mengurangi daya beli seseorang. - Nilai riil dari uang yang dipegang akan berkurang. - Kekayaan yang berupa tabungan atau deposito juga berkurang secara riil karena inflasi. Efek Terhadap Efisiensi (Efficiency Effects) - Adanya inflasi, permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang lain, yang kemudian mendorong kenaikan produksi barang tersebut. - Inflasi dapat mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Efek Terhadap Output - Inflasi dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi karena kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik. - Apabila hyperinflation, maka terjadi penurunan output karena daya beli masyarakat menurun sehingga kuantitas barang yang dibeli juga menurun. - Inflasi yang tinggi menyebabkan nilai uang riil turun drastis sehingga masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas. - Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan output, tetapi bisa juga dibarengi dengan penurunan output. Efek Terhadap Distribusi - Inflasi yang disebabkan oleh naiknya permintaan melebihi penawaran akan menyebabkan redistribusi produk, dari mereka yang lemah daya belinya kepada yang kuat. - Kelompok lemah terpaksa tidak mampu membeli produk-produk yang mereka butuhkan dan kelompok kuat akan membeli sisa lebih produk-produk ini. CARA MENGATASI INFLASI 1. Kebijakan Moneter Politik diskonto : kebijakan Bank Sentral untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga. Politik pasar terbuka : kebijakan untuk membeli atau menjual surat berharga. Pengawasan kredit secara selektif : seleksi pemberian kredit secara ketat. Politik persediaan kas : politik menaikkan atau menurunkan cadangan kas dari bank. 2. Kebijakan Fiskal Menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan kemudian akan mempengaruhi harga. Kebijakan pemerintah membiayai pengeluarannya yang merupakan salah satu kunci pengendali inflasi. Contohnya : pemerintah menarik pajak atau menjual obligasi di dalam negeri. Kedua cara ini, pada prinsipnya mengalihkan uang beredar yang ada di masyarakat kepada pemerintah. Kenaikan pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan penjualan obligasi di dalam negeri dan peningkatan pajak, kecil pengaruhnya terhadap inflasi. 3. Kebijakan yang Berkaitan dengan Output Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kebijakan sisi penawaran output dapat difokuskan untuk mengurangi biaya tidak langsung seperti biaya transportasi, biaya perijinan, ketersediaan sarana dan prasarana. Penurunan biaya tsb bisa dilakukan melalui kebijakan penurunan bea masuk, kelancaran transportasi, perbaikan jalan dan jembatan, penyediaan listrik dan fasilitas telepon, dan penyediaan fasilitas balai latihan kerja. Kebijakan sisi penawaran diharapkan dapat meningkatkan output tanpa harus meningkatkan biaya produksi per unit output. 4. Kebijakan Penentuan Harga Pemerintah secara langsung terjun melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga supaya terdapat kestabilan harga. Informasi mengenai harga 9 bahan pokok juga disiarkan melalui radio. Informasi ini dapat berpengaruh terhadap harga yang terjadi di berbagai pasar dan mengurangi spekulasi harga. 5. Kebijakan Umum Kebijakan umum ini dimaksudkan untuk secara perlahan memperbaiki struktur perekonomian yang tidak (kurang) fleksibel menghadapi perkembangan perekonomian yang ada. Beberapa contoh kebijakan umum itu misalnya : kebijakan investasi untuk perbaikan prasarana, perbaikan di bidang perijinan, perpajakan, pasar modal, efisiensi birokrasi, perbankan, pertanian, dan sebagainya yang pada prinsipnya meningkatkan efisiensi (mengurangi biaya tinggi) dan produktivitas nasional. TERIMA KASIH