INFLASI EKONOMI UANG DAN BANK PTA 2016 /2017 UNIVERSITAS GUNADARMA PENGERTIAN • Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus. Kenaikan yang terjadi saat inflasi terhadap barang-barang, prosentase antar barang tidak harus sama dan terjadinya kenaikan bisa tidak bersamaan. • Deflasi adalah Proses menurunnya harga-harga secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu lama 2 Jenis Inflasi Menurut Sifatnya Atas dasar besarnya inflasi dibagi menjadi 3, yaitu : • Inflasi Merayap (Creeping Inflation) Creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% per tahun). Kenaikkan harga berjalan sangat lambat dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama. • Inflasi Menengah (Galloping Inflation) Galloping inflation ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar cukup besar (antara 10 – 100%) dan kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi, artinya harga-harga minggu atau bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya. Efek terhadap perekonomian lebih berat daripada inflasi yang merayap. 3 • Inflasi Tinggi (Hyper Inflation) Hyper inflation merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi mau menyimpan uang, nilai uang merosot sangat tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja (misalnya ditimbulkan oleh adanya perang) yang dibelanjai atau ditutup dengan mencetak uang. Jenis Inflasi Menurut Sebabnya • Demand-Pull Inflation Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh (full employment) atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir mendekati kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total selain menaikkan harga dapat juga menaikkan produksi tetapi jika keadaan full employment kenaikan permintaan selanjutnya akan menaikkan harga barang saja. 5 Keterangan: P = Price (harga) Q= Quantity (Jumlah Barang) Karena permintaan masyarakat akan barang-barang bertambah (misalnya, karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor, bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit yang murah), maka kurva agregate demand bergeser dari D1 ke D2. Akibatnya tingkat harga umum naik dari H1 ke H2. 6 • Cost-Push Inflation Cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikkan harga serta turunnya produksi, inflasi yang dibarengi resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikkan biaya produksi yang dapat timbul karena beberapa factor yaitu : 1. Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntut kenaikkan upah 2. Industri monopolis managernya dapat menentukan harga (yang lebih tinggi) 3. Kenaikkan harga bahan baku industri 4. Kenaikan biaya produksi akan menaikkan harga dan turunnya produksi. Kalau proses ini berjalan terus maka timbullah cost-push inflation. 7 Keterangan: P = Price (harga) Q= Quantity (Jumlah Barang) Bila biaya produksi naik (misalnya, karena kenaikan harga bahan bakar minyak), maka kurva penawaran masyarakat (agregate supply) bergeser dari S1 ke S2. Akibatnya tingkat harga umum naik dari H1 ke H2. 8 Jenis Inflasi Menurut Asalnya • Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, gagal panen, dan sebagainya. • Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation) Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau negara-negara mitra dagang. Selain itu, dapat pula karena kenaikan harga-harga barang ekspor. 9 EFEK INFLASI Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi factor produksi serta produk nasional. Efek terhadap distribusi pendapatan disebut dengan equity effect sedang efek terhadap alokasi factor produksi dan produk nasional masing-masing disebut efficiency dan output effects. • Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect ) Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata ada yang dirugikan dan ada yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Pihak yang dirugikan antara lain: 1. Mereka yang pendapatannya tetap. 2. Misalnya: seseorang mempunyai pendapatan tetap 10 juta per tahun sedang laju inflasi sebesar 10%, maka kerugian seseorang tersebut yaitu penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi yaitu 1 juta. 3. Mereka yang menumpuk kekayaan dalam bentuk uang kas 4. Mereka yang meminjamkan uang dengan tingkat bunga lebih rendah dari laju inflasi. Pihak yang diuntungkan yaitu: Mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang dimana nilainya naik dg prosentase lebih besar dari laju inflasi 10 • Efek Terhadap Efisiensi (Efficiency Effects) Dengan adanya inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang lain, yang kemudian mendorong kenaikkan produksi barang tersebut. Kenaikan tersebut akan merubah pola alokasi factor produksi yang sudah ada. • Efek Terhadap Output (Output Effects) Efek inflasi terhadap out put bisa menyebabkan kenaikkan output dan bisa juga menurunkan output. Menyebabkan kenaikan karena dalam keadaan inflasi biasanya kenaikkan harga barang mendahului kenaikkan upah sehingga keuntungan pengusaha naik. Kenaikkan keuntungan ini akan mendorong kenaikkan produksi. Tapi jika laju inflasi itu cukup tinggi (hyper inflation) dapat mengakibatkan turunnya out put, hal ini dikarenakan keadaan inflasi nilai uang riil turun dengan drastis masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas, transaksi mengarah ke barter yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi barang. 11 Cara Menghitung Inflasi 1. Dengan menggunakan Harga Umum Cara yang biasa dipakai untuk menghitung inflasi adalah dengan angka harga umum (general price). Rumus yang dipakai adalah : Dimana Lit = Laju inflasi tahun/periode t HUt = Harga Umum periode t HUt-1 = Harga Umum periode t-1 12 2. Dengan menggunakan Angka Deflator Deflator Produk Nasional Bruto (GNP deflator). Rumusannya dalah sebagai berikut : AD = Yn x 100 Yr Dimana: AD = Angka Deflator Produk Nasional Bruto Yn = Produk Nasional Bruto Nominal (atas dasar berlaku pada periode t) Yr = Produk Nasional Bruto Riil (atas dasar harga konstan) pada periode t) Kemudian laju inflasi dihitung dengan cara berikut: Dimana: LIt ADt ADt-1 = Laju inflasi pada periode t = Angka deflator Produk Nasional Bruto pada periode t = Angka deflator Produk Nasional Bruto pada periode t-1. Kelemahan dari cara ini adalah sulitnya diperoleh angka deflator Produk Nasional Bruto bulanan, triwulan atau semester sehingga hanya akan didapat angka deflator dari laju inflasi tahunan. 13 3. Dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Pendekatan ini paling banyak digunakan dalam menghitung inflasi, hal ini disebabkan karena data indeks harga konsumen dapat diperoleh dalam bentuk bulanan, triwulanan ataupun tahunan. Laju inflasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Dimana : Lit = Laju inflasi tahun/periode t HKt = Harga Konsumen periode t HKt-1 = Harga Konsumen periode t-1 4. Dengan menggunakan Harga Pengharapan Cara menghitung inflasi dengan menggunakan harga pengharapan mengutamakan peranan harga yang diharapkan pada periode yang akan datang dalam menghitung inflasi. Rumus yang digunakan adalah: LI e t H e t 1 Ht Ht x100 Dimana: LIet = Laju inflasi yang diharapkan pada periode t Het+1 = Harga Pengharapan pada periode t+1 Ht = Harga yang berlaku pada periode t 14 5. Dengan menggunakan indeks harga dalam negeri dan luar negeri Cara penghitungan inflasi ini biasanya digunakan oleh negara-negara dengan sistem perekonomian terbuka. Rumusan untuk besaran ini adalah: IHU αIHDN ( 1 α)IHLN Dimana: IHU IHDN IHLN α = = = = Indeks harga umum Indeks harga dalam negeri Indeks harga luar negeri Besarnya sumbangan/pengaruh indeks harga dalam negeri terhadap indeks harga umum 15 Perhitungan Inflasi di Indonesia • Di Indonesia, inflasi yang menggambarkan kenaikan harga-harga secara umum (headline inflation) dihitung dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Penghitungan IHK mencakup : 1. 744 komoditas 2. 121 pasar (tradisional dan modern) 3. 45 kota • IHK dikelompokkan ke dalam 7 kelompok barang dan jasa sesuai dengan COICOP (Classification Of Individual COnsumption by Purpose): – Kelompok bahan makanan – Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau – Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar – Kelompok sandang – Kelompok kesehatan – Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga – Kelompok transpor dan komunikasi dan jasa keuangan 16 Cara Mengatasi Inflasi 17 TERIMA KASIH 18