05. INFLASI.

advertisement
INFLASI
EKONOMI UANG DAN BANK
PTA 2016 /2017
UNIVERSITAS GUNADARMA
PENGERTIAN
• Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum
barang-barang secara terus menerus. Kenaikan yang
terjadi saat inflasi terhadap barang-barang,
prosentase antar barang tidak harus sama dan
terjadinya kenaikan bisa tidak bersamaan.
• Deflasi adalah Proses menurunnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus dalam jangka
waktu lama
2
Jenis Inflasi Menurut Sifatnya
Atas dasar besarnya inflasi dibagi menjadi 3, yaitu :
• Inflasi Merayap (Creeping Inflation)
Creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari
10% per tahun). Kenaikkan harga berjalan sangat lambat dengan
persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.
• Inflasi Menengah (Galloping Inflation)
Galloping inflation ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar
cukup besar (antara 10 – 100%) dan kadang-kadang berjalan dalam
waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi, artinya
harga-harga minggu atau bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan
seterusnya. Efek terhadap perekonomian lebih berat daripada inflasi yang
merayap.
3
• Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)
Hyper inflation merupakan inflasi yang paling parah
akibatnya. Harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali.
Masyarakat tidak lagi mau menyimpan uang, nilai
uang merosot sangat tajam sehingga ingin ditukarkan
dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga
naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul
apabila pemerintah mengalami defisit anggaran
belanja (misalnya ditimbulkan oleh adanya perang)
yang dibelanjai atau ditutup dengan mencetak uang.
Jenis Inflasi Menurut Sebabnya
• Demand-Pull Inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada
keadaan kesempatan kerja penuh (full employment) atau hampir
mendekati kesempatan kerja penuh.
Dalam keadaan hampir mendekati kesempatan kerja penuh,
kenaikan permintaan total selain menaikkan harga dapat juga
menaikkan produksi tetapi jika keadaan full employment
kenaikan permintaan selanjutnya akan menaikkan harga barang
saja.
5
Keterangan:
P = Price (harga)
Q= Quantity (Jumlah Barang)
Karena permintaan masyarakat akan barang-barang bertambah
(misalnya, karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai
dengan pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar negeri akan
barang-barang ekspor, bertambahnya pengeluaran investasi swasta
karena kredit yang murah), maka kurva agregate demand bergeser dari
D1 ke D2. Akibatnya tingkat harga umum naik dari H1 ke H2.
6
• Cost-Push Inflation
Cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikkan harga serta
turunnya produksi, inflasi yang dibarengi resesi. Keadaan ini timbul dimulai
dengan adanya penurunan dalam penawaran total (aggregate supply)
sebagai akibat kenaikkan biaya produksi yang dapat timbul karena
beberapa factor yaitu :
1. Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntut kenaikkan
upah
2. Industri monopolis managernya dapat menentukan harga (yang lebih
tinggi)
3. Kenaikkan harga bahan baku industri
4. Kenaikan biaya produksi akan menaikkan harga dan turunnya produksi.
Kalau proses ini berjalan terus maka timbullah cost-push inflation.
7
Keterangan:
P = Price (harga)
Q= Quantity (Jumlah Barang)
Bila biaya produksi naik (misalnya, karena kenaikan harga bahan
bakar minyak), maka kurva penawaran masyarakat (agregate
supply) bergeser dari S1 ke S2. Akibatnya tingkat harga umum naik
dari H1 ke H2.
8
Jenis Inflasi Menurut Asalnya
• Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena
defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang
baru, gagal panen, dan sebagainya.
• Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul
karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau negara-negara
mitra dagang. Selain itu, dapat pula karena kenaikan harga-harga
barang ekspor.
9
EFEK INFLASI
Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi factor produksi serta produk nasional.
Efek terhadap distribusi pendapatan disebut dengan equity effect sedang efek terhadap alokasi
factor produksi dan produk nasional masing-masing disebut efficiency dan output effects.
• Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect )
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata ada yang dirugikan dan ada yang diuntungkan
dengan adanya inflasi.
Pihak yang dirugikan antara lain:
1. Mereka yang pendapatannya tetap.
2. Misalnya: seseorang mempunyai pendapatan tetap 10 juta per tahun sedang laju inflasi
sebesar 10%, maka kerugian seseorang tersebut yaitu penurunan pendapatan riil sebesar laju
inflasi yaitu 1 juta.
3. Mereka yang menumpuk kekayaan dalam bentuk uang kas
4. Mereka yang meminjamkan uang dengan tingkat bunga lebih rendah dari laju inflasi.
Pihak yang diuntungkan yaitu:
Mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang dimana nilainya naik dg prosentase lebih besar
dari laju inflasi
10
• Efek Terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)
Dengan adanya inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan
yang lebih besar dari barang lain, yang kemudian mendorong kenaikkan
produksi barang tersebut. Kenaikan tersebut akan merubah pola alokasi
factor produksi yang sudah ada.
• Efek Terhadap Output (Output Effects)
Efek inflasi terhadap out put bisa menyebabkan kenaikkan output dan bisa
juga menurunkan output. Menyebabkan kenaikan karena dalam keadaan
inflasi biasanya kenaikkan harga barang mendahului kenaikkan upah
sehingga keuntungan pengusaha naik. Kenaikkan keuntungan ini akan
mendorong kenaikkan produksi. Tapi jika laju inflasi itu cukup tinggi (hyper
inflation) dapat mengakibatkan turunnya out put, hal ini dikarenakan
keadaan inflasi nilai uang riil turun dengan drastis masyarakat cenderung
tidak menyukai uang kas, transaksi mengarah ke barter yang biasanya diikuti
dengan turunnya produksi barang.
11
Cara Menghitung Inflasi
1. Dengan menggunakan Harga Umum
Cara yang biasa dipakai untuk menghitung inflasi adalah dengan
angka harga umum (general price). Rumus yang dipakai adalah :
Dimana
Lit
= Laju inflasi tahun/periode t
HUt = Harga Umum periode t
HUt-1 = Harga Umum periode t-1
12
2. Dengan menggunakan Angka Deflator
Deflator Produk Nasional Bruto (GNP deflator). Rumusannya dalah sebagai berikut :
AD = Yn x 100
Yr
Dimana:
AD = Angka Deflator Produk Nasional Bruto
Yn = Produk Nasional Bruto Nominal (atas dasar berlaku pada periode t)
Yr = Produk Nasional Bruto Riil (atas dasar harga konstan) pada periode t)
Kemudian laju inflasi dihitung dengan cara berikut:
Dimana:
LIt
ADt
ADt-1
= Laju inflasi pada periode t
= Angka deflator Produk Nasional Bruto pada periode t
= Angka deflator Produk Nasional Bruto pada periode t-1.
Kelemahan dari cara ini adalah sulitnya diperoleh angka deflator
Produk Nasional Bruto bulanan, triwulan atau semester sehingga
hanya akan didapat angka deflator dari laju inflasi tahunan.
13
3. Dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK)
Pendekatan ini paling banyak digunakan dalam menghitung inflasi, hal ini disebabkan
karena data indeks harga konsumen dapat diperoleh dalam bentuk bulanan,
triwulanan ataupun tahunan. Laju inflasi dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Dimana :
Lit
= Laju inflasi tahun/periode t
HKt = Harga Konsumen periode t
HKt-1 = Harga Konsumen periode t-1
4. Dengan menggunakan Harga Pengharapan
Cara menghitung inflasi dengan menggunakan harga pengharapan mengutamakan
peranan harga yang diharapkan pada periode yang akan datang dalam menghitung
inflasi. Rumus yang digunakan adalah:
LI e t 
H
e
t 1
Ht
Ht
x100
Dimana:
LIet = Laju inflasi yang diharapkan pada periode t
Het+1 = Harga Pengharapan pada periode t+1
Ht
= Harga yang berlaku pada periode t
14
5. Dengan menggunakan indeks harga dalam negeri dan luar negeri
Cara penghitungan inflasi ini biasanya digunakan oleh negara-negara
dengan sistem perekonomian terbuka. Rumusan untuk besaran ini
adalah:
IHU  αIHDN  ( 1  α)IHLN
Dimana:
IHU
IHDN
IHLN
α
=
=
=
=
Indeks harga umum
Indeks harga dalam negeri
Indeks harga luar negeri
Besarnya sumbangan/pengaruh indeks harga dalam negeri terhadap
indeks harga umum
15
Perhitungan Inflasi di Indonesia
•
Di Indonesia, inflasi yang menggambarkan kenaikan harga-harga secara umum
(headline inflation) dihitung dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK)
Penghitungan IHK mencakup :
1. 744 komoditas
2. 121 pasar (tradisional dan modern)
3. 45 kota
• IHK dikelompokkan ke dalam 7 kelompok barang dan jasa sesuai dengan COICOP
(Classification Of Individual COnsumption by Purpose):
– Kelompok bahan makanan
– Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau
– Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
– Kelompok sandang
– Kelompok kesehatan
– Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga
– Kelompok transpor dan komunikasi dan jasa keuangan
16
Cara Mengatasi Inflasi
17
TERIMA KASIH
18
Download