Uploaded by agus

Indeks harga dan Inflasi

advertisement
Pengantar:
Modul ini kami susun sebagai salah satu sumber belajar untuk siswa agar dapat dipelajari dengan lebih mudah.
Kami menyajikan materi dalam modul ini berusaha mengacu pada pendekatan kontekstual dengan
diharapkan ilmu ekonomi akan semakin terasa kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi dasar:
Menganalisis Indeks harga dan inflasi.
Tujuan pembelajaran:
1. Menjelaskan pengertian indeks harga
2. Mengidentifikasi ujuan perhitungan indeks harga
3. Menghitung indeks harga dengan berbagai metode perhitungan
4. Menjelaskan pengertian Inflasi
5. Mengidentifikasi penyebab Inflasi
6. Mengidentifikasi jenis-jenis inflasi
7. Menghitung laju inflasi
8. Menjelaskan dampak dan cara mengendalikan inflasi
Uraian materi
INDEKS HARGA
A. Pengertian Indeks Harga
Indeks Harga merupakan suatu rasio yang pada biasa disebutkan dalam sebuah persentase yang
mengukur satu variabel pada suatu waktu tertentu ataupun lokasi relatif terhadap besarnya variabel yang
sama pada waktu atau lokasi lainnya.
B. Ciri-Ciri Indeks Harga
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri indeks harga, antara lain:
1. Indeks harga digunakan sebagai standar perbandingan harga dari waktu ke waktu.
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada oleh yang relevan.
3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel, bukan dari populasi.
4. Indeks harga dihitung dengan berdasarkan waktu yang memiliki kondisi ekonomi yang stabil.
5. Perhitungan indeks harga dengan cara menggunakan metode yang sesuai dan tepat.
6. Perhitungan indeks harga dapat dilakukan dengan melalui cara membagi harga tahun akan dihitung
indeksnya dengan harga tahun dasar lalu dikali 100.
1
C. Fungsi Indeks Harga
Berikut ini terdapat beberapa fungsi indeks harga, antara lain:
1. Sebagai dasar dalam membuat kebijakan ekonomi
2. Sebagai dasar untuk menentukan kebijakan harga
3. Sebagai alat untuk mengukur tingkat kemajuan ekonomi
4. Sebagai alat untuk menyelidiki faktor-faktor yang mendorong
5. Indeks harga dapat dipakai para pedagang dalam menentukan harga jual produk
6. Sebagai dasar untuk menentukan jumlah persediaan
7. Sebagai dasar penentuan jumlah gaji atau upah karyawan
8. Sebagai dasar untuk penentuan yang diterima dan dibayar petani
9. sebagai dasar pertimbangan dalam kegiatan jual beli saham
10. IHK dan indeks biaya hidup dapat menentukan besarnya gaji
D. Manfaat Indeks Harga
Berikut ini terdapat beberapa manfaat indeks harga, antara lain:
1. Untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga komoditas mengenai daya beli konsumen
2. Untuk dijadikan indikator ekonomi untuk mengetahui tingkat inflasi
3. Untuk mengethaui fase kenaikan pendapatan masyarakat
4. Untuk dijadikan ukuran besarnya biaya produksi yang dikeluarkan
5. Untuk digunakan untuk mengetahui daya beli nilai mata uang
E. Macam-Macam Indeks Harga
Berikut ini terdapat beberapa macam-macam indeks harga, antara lain:
1. Indeks Harga Produsen (IHP)
Indeks harga produsen (IHP) adalah perbandingan perubahan barang dan jasa yang dibeli oleh
produsen pada waktu tertentu. Misalnya, berdasarkan fluktuasi harga hasil pertanian di pedesaan.
Tujuannya antara lain untuk menilai kesejahteraan petani dilihat dari nilai tukar hasil pertanian.
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
Indeks Harga perdagangan besar (IHPB) adalah indeks yang menggambarkan pergerakan harga dari
komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah. Dengan kata lain, IHPB adalah indeks harga
yang yang mengukur perubahan harga yang terjadi pada bahan mentah dan barang jadi di pasar. Badan
pusat statistik (BPS) menjelaskan bahwa IHPB menggambarkan besaran perubahan harga pada tingkat
2
perdagangan besar dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu wilayah dan IHPB
berguna untuk melihat perkembangan perekonomian secara nasional.
3. Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks harga konsumen (IHK) adalah indeks yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan
harga. Dengan kata lain, IHK adalah indeks yang mengukur perubahan-perubahan yang terjadi pada
harga eceran barang dan jasa yang diminta konsumen dari waktu ke waktu. Perubahan IHK dari waktu
ke waktu menunjukan pergerakan harga dari sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
F. Peran Indeks Harga Bagi Konsumen
Berikut ini terdapat beberapa peran indeks harga bagi konsumen, antara lain:
1. Indeks harga adalah suatu petunjuk atau sebuah barometer dari kondisi ekonomi umum.
2. Indeks harga umum adalah pedoman untuk berbagai kebijakan dan administrasi perusahaan.
3. Indeks harga dapat dipakai untuk deflator, pengaruh perubahan harga dapat dihilangkan melalui cara
membagi nilai tertentu dengan indeks harga yang lebih sesuai. Proses tersebut dinamakan deflasi
dan pembaginya dinamakan deflator.
4. Indeks harga dapat dipergunakan untuk pedoman bagi pembelian berbagai jenis barang. Maksudnya
adalah harga barang yang dibeli dapat untuk dibandingkan dengan indeks harga eceran atau grosir
supaya dapat diukur efisiensi dalam pembelian suatu barang yang bersangkutan.
5. Indeks harga barang-barang konsumsi ialah pedoman dalam mengatur gaji buruh atau untuk
menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada saat inflasi.
G. Tujuan Perhitungan Indeks Harga
Berikut ini terdapat beberapa tujuan perhitungan indeks harga, antara lain:

Indeks harga umum adalah pedoman untuk berbagai kebijakan dan administrasi perusahaan.

Indeks harga dapat dipakai untuk deflator, pengaruh perubahan harga dapat dihilangkan melalui cara
membagi nilai tertentu dengan indeks harga yang lebih sesuai. Proses tersebut dinamakan deflasi
dan pembaginya dinamakan deflator.

Indeks harga dapat dipergunakan untuk pedoman bagi pembelian berbagai jenis barang. Maksudnya
adalah harga barang yang dibeli dapat untuk dibandingkan dengan indeks harga eceran atau grosir
supaya dapat diukur efisiensi dalam pembelian suatu barang yang bersangkutan.

Indeks harga barang-barang konsumsi ialah pedoman dalam mengatur gaji buruh atau untuk
menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada saat inflasi.
3
H. Metode Perhitungan Indeks Harga
Berikut ini terdapat beberapa metode perhitungan indeks harga, antara lain:
1. Indeks Harga Tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif Sederhana
Angka indeks yang dimaksud dalam penghitungan indeks harga tidak tertimbang meliputi indeks harga,
kuantitas, dan nilai. Marilah kita simak pembahasannya masing-masing.
Keterangan:
IA = indeks harga yang tidak ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Contoh soal:
Berdasarkan data di atas, maka angka indeks harga tahun 2004 adalah:
IA = 1.500/1.300 x 100 = 115,38%
4
2. Angka Indeks Tertimbang
Penghitungan angka indeks tertimbang dapat kamu lakukan dengan beberapa metode. Simaklah
penjelasannya masing-masing pada pembahasan berikut ini:
a. Metode Laspeyres
Angka indeks Laspeyres adalah angka indeks yang ditimbang dengan faktor penimbangnya
kuantitas tahun dasar (Qo).
Keterangan:
IL = angka indeks Laspeyres
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qo = kuantitas pada tahun dasar
Untuk lebih jelasnya tetang penghitungan angka indeks Laspeyres, perhatikan contoh di bawah
ini.
Berdasarkan data di atas, maka indeks Laspeyres dapat dihitung sebagai berikut.
IL = 210.000/200.000 x 100 = 105%
Berarti terjadi kenaikan harga sebesar 5% pada tahun 2004.
5
b. Metode Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan faktor penimbang kuantitas
tahun n (tahun yang dihitung angka indeksnya) atau Qn.
Keterangan:
IP = angka indeks Paasche
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qn = kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya
Berikut adalah contoh penghitungan angka indeks tertimbang dengan metode Paasche.
Berdasarkan data di atas, maka indeks Paasche dapat dihitung sebagai berikut.
IP = 242.500/240.000 x 100 = 101,04%
INFLASI
Sebagai pelaku ekonomi, kita semua pasti perlu memerhatikan naik turunnya harga-harga barang di pasaran.
Hal inilah yang kita sebut dengan inflasi. Mengapa hal ini penting untuk kita ketahui? Inflasi akan sangat
menentukan harga pasar semua hal yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, jika kamu
merupakan pelaku bisnis, hal itu juga akan sangat memengaruhi proses operasional perusahaanmu. Oleh
karena itu, yuk sekarang kita pelajari lebih lanjut mengenai pengertian dari inflasi, penyebabnya dan cara
mengatasinya!
A. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian di suatu negara dimana terjadi kecenderungan kenaikan
harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu yang panjang (kontinu) disebabkan karena tidak
seimbangnya arus uang dan barang. Kenaikan harga yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam inflasi,
6
misalnya kenaikan harga-harga menjelang hari raya Idul Fitri. Pada umumnya inflasi terjadi ketika jumlah
uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
Inflasi adalah gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan secara tuntas. Berbagai upaya yang
dilakukan biasanya hanya sebatas pengendalian inflasi saja.
B. Penyebab Inflasi
Menurut pengertian yang sudah dibahas di atas, tentu saja inflasi tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa
faktor yang memengaruhi terjadinya inflasi. Secara umum, penyebab inflasi adalah karena terjadinya
kenaikan permintaan dan biaya produksi. Secara rincinya, berikut adalah beberapa penyebab inflasi:
1. Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang/jasa tertentu.
Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis barang/jasa tersebut terjadi secara menyeluruh (agregat
demand).
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
 Meningkatnya belanja pemerintah
 Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor
 Meningkatnya permintaan barang untuk swasta
2. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi
disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku, misalnya:
 Harga bahan bakar naik
 Upah buruh naik
3. Tingginya Peredaran Uang
Inflasi yang terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan.
Ketika jumlah barang tetap, sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi
kenaikan harga-harga hingga 100%.
7
C. Menghitung Laju Inflasi
Laju inflasi pada periode tertentu dapat dihitung dengan menggunakan data Indeks Harga Konsumen (IHK)
yang tersedia. Berikut merupakan langkah menghitung laju inflasi dengan menggunakan data IHK.
Keterangan :
IHKn = IHK pada tahun sekarang
IHKo = IHK pada tahun dasar
Contoh Soal
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat kenaikan Indeks Harga Konsumen dari tahun
2015 sebesar 140 menjadi 150 pada tahun 2019. Hitunglah laju inflasi dengan tahun 2015 sebagai tahun
dasar!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
D. Jenis-Jenis Inflasi
Bukan hanya faktor-faktor penyebabnya saja yang berbeda-beda, inflasi pun ada beragam jenisnya.
Utamanya, jenis-jenis inflasi dapat dibagi berdasarkan 3 hal, yakni tingkat keparahan, penyebab dan
sumbernya. Berikut ini kita lihat pembagian secara detilnya:
1. Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 yaitu:
a.
Inflasi Ringan, yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu menganggu
perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang/jasa secara umum, yaitu di bawah
10% per tahun dan dapat dikendalikan.
8
b. Inflasi Sedang, yaitu inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat
berpenghasilan tetap, namun belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu negara.
Inflasi ini berada di kisaran 10% – 30% per tahun.
c.
Inflasi Berat, yaitu inflasi yang mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu negara. Pada
kondisi ini umumnya masyarakat lebih memilih menyimpan barang dan tidak mau menabung
karena bunganya jauh lebih rendah ketimbang nilai inflasi. Inflasi ini berada di kisaran 30% –
100% per tahun.
d. Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation), yaitu inflasi yang telah mengacaukan perekonomian suatu
negara dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dilakukan kebijakan moneter dan fiskal.
Inflasi ini berada di kisaran 100% ke atas per tahun.
2. Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.
Demand pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena permintaan akan barang/ jasa lebih tinggi
dari yang bisa dipenuhi oleh produsen.
Kenaikan permintaan barang dan jasa disebabkan: kenaikan jumlah uang yang beredar, kenaikan
belanja pemerintah, dan penurunan tingkat pajak, permintaan masyarakat atas barang dan jasa
menjadi naik volumenya sedangkan jumlah barang yang ditawarkan produsen tetap, hal
tersebut berdampak pada peningkatan harga barang. Pada kurva di atas dapat dilihat terjadinya
peningkatan permintaan dari kurva D1 menuju D2, sedangkan kurva penawaran tidak
mengalamai perubahan.hal tersebut menyebabkan terjadinya kenaikan harga dari P1 ke P2.
9
b. Cost push inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena terjadi kenaikan biaya produksi sehingga
harga penawaran barang naik.
Peningkatan biaya produksi seperti terjadinya kenaikan harga bahan baku, tarif dasar listrik,
kenaikan harga BBM, atau kenaikan gaji karyawan akan berdampak pada penurunan hasil
produksi.hal tersebut terlihat dari adanya perseran kurva penawaran dari kurva S1 menuju S2.
Terjadinya penurunan jumlah barang yang ditawarkan akan berdampak pada kenaikan harga
dari P menuju P1.
3. Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.
Domestic inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena
jumlah uang di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi jenis ini juga dapat
terjadi ketika jumlah barang/ jasa tertentu berkurang sedangkan permintaan tetap sehingga
harga-harga naik.
b. Imported inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari luar negeri. Inflasi ini terjadi pada negara
yang melakukan perdagangan bebas dimana ada kenaikan harga di luar negeri. Contoh,
Indonesia melakukan impor barang modal dari negara lain. Ternyata harga barang-barang modal
di negara tersebut naik, kenaikan harga tersebut berdampak bagi Indonesia sehingga
mengakibatkan inflasi.
Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, dimana kekurangan
anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun, hal tersebut membuat jumlah
uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan mengakibatkan inflasi.
10
E. Dampak Inflasi
Mengingat pengertian inflasi yang sudah kita bahas di atas, kondisi ekonomi seperti ini tentu memiliki
dampak positif dan negatif bagi suatu negara—maupun rakyatnya. Dampak-dampak ini dapat kita lihat
melalui beberapa aspek kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak inflasi secara umum:
1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada kondisi
tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk memperluas produksi
sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi mereka yang
berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap, sedangkan harga barang/ jasa naik.
2. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya ekspor akan
lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada akhirnya
pendapatan dari devisa pun berkurang.
3. Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung
Seperti yang telah disebutkan pada pengertian inflasi di atas, pada kondisi inflasi, minat menabung
sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih
kecil, sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi tabungannya.
4. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi Harga Pokok
Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit, karena bisa
menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan seringkali tidak
dapat diprediksi dengan akurat.
F. Teori Inflasi
Inflasi kerap terjadi secara tiba-tiba, tanpa peringatan apa pun. Tidak heran jika fenomena ini sering
membuat khalayak publik kebingungan dan ingin mengetahui apa penyebabnya. Untuk itu, terdapat 3
teori inflasi yang digunakan, yakni:
1. Teori Kuantitas
Seperti yang disebutkan pada pengertian inflasi di atas, semakin banyak uang yang beredar maka
harga-harga akan naik.
11
2. Teori Keynes
Menurut Teori Keynes, inflasi bisa terjadi ketika suatu golongan masyarakat ingin hidup melebihi
batas kemampuan ekonominya, dengan membeli barang dan jasa secara berlebihan. Sesuai hukum
ekonomi, semakin banyak permintaan sedangkan penawaran tetap, maka harga-harga akan naik.
3. Teori Struktural
Inflasi juga dapat terjadi ketika produsen tidak bisa mengantisipasi dengan cepat terjadinya kenaikan
permintaan akibat pertambahan penduduk.
G. Cara Mengatasi Inflasi
Karena terjadi secara alamiah, inflasi bukanlah fenomena ekonomi yang dapat dihindari, hanya dapat
diatasi. Untuk melakukan hal ini, perlu penanganan yang serius dalam pengerjaannya. Cara-cara yang
dapat diambil adalah dengan memberlakukan kebijakan-kebijakan tertentu. Kebijakan yang bisa diambil
untuk mengatasi masalah inflasi adalah:
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah mengatasi inflasi untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran
pemerintah, yang memiliki beberapa keuntungan antara lain:
2. Menghemat Pengeluaran Pemerintah
Untuk mengurangi permintaan akan barang dan jasa yang dapat menurunkan harga, pemerintah
harus menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran. Cara mengatasi inflasi tersebut terbukti
efektif untuk mengatasi inflasi.
3. Menaikkan Tarif Pajak
Jika tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan dinaikkan, hal ini dapat mengurangi tingkat
konsumsi, sehingga harga dapat turun.
4. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter bertujuan menjaga kestabilan moneter, agar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Berikut adalah beberapa cara untuk mencapai hal tersebut:
5. Kebijakan Penetapan Persediaan Kas
Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan. Bank sentral dapat mengambil
keputusan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang
beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank.
6. Kebijakan Diskonto
Bank sentral menetapkan kenaikan bunga agar masyarakat lebih tertarik untuk menabung
dibandingkan meminjam uang di bank.
12
Latihan Soal
1. Perhatikan data di bawah ini
Jenis Barang
Harga tahun 2009 (Po)
Harga tahun 2010 (Pn)
Tas
Rp150.000
Rp200.000
Sepatu
Rp200.000
Rp250.000
Pakaian
Rp100.000
Rp150.000
Po =
Pn =
Berdasarkan data di atas, hitunglah indeks harga agregatif sederhana!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Perhatikan data di bawah ini
Jenis Barang
A
B
C
D
Harga tahun 2010
2.000
3.000
4.000
5.000
Po =
Harga tahun 2011
3.000
4.000
6.000
7.500
Pn =
Berdasarkan data di atas, hitunglah indeks harga agregatif sederhana!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
13
3. Perhatikan data di bawah ini!
Jenis
Barang
A
B
C
D
E
2015
Rp. 200
Rp. 300
Rp. 500
Rp. 100
Rp. 200
Harga
2016
Rp. 300
Rp. 350
Rp. 500
Rp. 50
Rp. 300
2015
50
100
200
300
150
Kuantitas
2016
100
100
250
450
100
Berdasarkan data di atas, hitunglah Indeks harga dengan metode laspeyres laspeyres (IL)!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Perhatikan data di bawah ini!
Jenis Barang
Harga (ribuan Rp)
2010
2011
Kuantitas
2011
A
30
40
3
B
C
D
40
40
60
50
60
90
4
5
6
Berdasarkan data di atas, hitunglah Indeks Harga tahun 2011 dengan metode Indeks Paasche (IP)!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Indeks harga konsumen pada tahun 2018 dan 2019 sebagai berikut.
Bulan
IHK
November 2018
103,80
Desember 2018
105,00
Januari 2019
106,35
Berdasarkan data di atas, hitunglah laju inflasi pada Bulan Desember 2018 dan tentukan jenis inflasi
berdasarkan tingkat keparahannya!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…
14
Download