BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai konsep dan perangkat analisis termasuk dalam pengelolaan pendapatan. Istilah-istilah ini digunakan dalam berbagai bidang industri jasa untuk mendeskripsikan teknik-teknik yang mengalokasikan sumber daya yang terbatas, seperti kursi pesawat terbang atau kamar hotel. Diantara berbagai macam pelanggan, seperti pelaku bisnis atau wisatawan. Sejak teknik ini digunakan oleh pelaku bisnis, merupakan barang yang terbatas atau oleh perusahaan dengan pelayanan yang tidak dapat disimpan, konsep dan perangkat tersebut sering disebut aset manajemen perolehan terbatas atau manajemen perolehan. Manajemen Perolehan (MP) adalah salah satu konsep pengalokasian sumber yang terbatas. Konsep ini digunakan di berbagai perusahaan, seperti industri penerbangan, perhotelan, dan perakitan komponen elektronik (Liebermen, 1993). Perusahaan-perusahaan akan mengatur pengalokasian sumber yang ada dengan cara mengoptimalkan total perolehan pada investasi dalam kapasitas tertentu. Selanjutnya, sumber yang ada tersebut sering disebut juga dengan istilah aset manajemen perolehan. Teknik manajemen perolehan telah digunakan sebelum terjadi deregulasi pada industri penerbangan di Amerika Serikat pada akhir tahun 1970. Teknik manajemen perolehan pertama kali diperkenalkan oleh Littlewood (1972). Setiap tahunnya teknik manajemen perolehan mengalami banyak perkembangan yang mencakup berbagai jenis industri pelayanan, salah satunya adalah di bidang perhotelan. Sebagai contoh, Hotel Mariot menggunakan teknik manajemen perolehan untuk meningkatkan perolehan sebesar $100juta per tahun. Untuk meningkatkan perolehan yang diharapkan, perusahaan-perusahaan melakukan berbagai cara. Sebagai contoh, dalam kaitan ini adalah menentukan berapa banyak inventaris yang akan dijual sekarang dan berapa banyak inventaris yang harus dicadangkan. 1 Universitas Sumatera Utara 2 Dalam suatu industri perhotelan, pengalokasian inventaris (kamar) adalah merupakan pemesanan kamar yang tepat, kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat dengan harga yang tepat. Jika suatu perusahan perhotelan melakukan pemesanan kamar hotel atas basis pertama- datang pertama- dilayani, maka hal ini dapat berdampak bahwa kapasitas awalnya mungkin terisi oleh wisatawan. Selanjutnya pebisnis yang mungkin melakukan pemesanan paling akhir dan biasanya memberikan pembayaran yang lebih tinggi, ternyata tidak memperoleh kamar lagi. Suatu akibat yang ditimbulkan kejadian tersebut adalah mungkin perusahaan akan kehilangan pelanggan. Maka dalam hal ini perlu dikaji bagaimana membuat suatu batas pemesanan kamar yang harganya lebih rendah dengan kamar-kamar dengan harga lainnya, sehingga kejadian diatas dapat dihindari. Permasalahan ini sangat sering muncul, khususnya dalam industri perhotelan, akibatnya perusahaan akan kehilangan kesempatan meningkatkan perolehannya. Dalam industri perhotelan, pengambilan keputusan untuk menentukan batas pemesanan harus dilakukan secara teliti. Pada stokhastik linier programming, langkah-langkah pengambilan keputusan diawali dengan mendefinisikan permasalahan dengan jelas. Dalam hal ini, ada dua langkah yang dilakukan. Langkah pertama, memandang fungsi tujuan, apakah memaksimumkan atau meminimumkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Langkah kedua, yaitu menentukan kendala-kendala fungsi tujuan itu sendiri. Dalam hal ini, model yang akan dikembangkan adalah model program matematika deterministik (PMD). Dalam model PMD, peramalan permintaan kamar dianggap tertentu atau tetap. Peramalan permintaan tersebut akan digunakan untuk menentukan batas pemesanan untuk setiap jenis harga kamar. Kendali pemesanan dapat diimplementasikan dalam berbagai cara, ini tergantung pada setiap orang yang membuat model tersebut. Pada penulisan ini, model program matematika secara eksplisit untuk penentuan batas pemesanan kamar hotel untuk multiple day stay. Penulis juga menyebut model program matematika yang ada dalam penelitian ini adalah model stokastik Linier Programming (SLP). Universitas Sumatera Utara 3 Pada model SLP, kebijakan mempengaruhi permintaan ditolak atau diterima untuk setiap pemesanan kamar oleh pelanggan. Penolakan ataupun penerimaan pelanggan yang memesan kamar hotel diasumsikan sebagai keputusan. Dengan demikian batas pemesanan adalah batas untuk menerima atau menolak suatu pemesanan kamar hotel dengan harga tertentu. 1.2 Perumusan Masalah Suatu perusahaan perhotelan akan memaksimumkan keuntungan tanpa mengurangi kualitas pelayanan. Dengan demikian, permasalahan yang muncul adalah bagaimana membuat batas pemesanan kamar hotel yang dapat memaksimumkan keuntungan pada multiple day stay dimana diindikasikan pelanggan menginap sekurang-kurangnya selama sehari. Pengertian dari multiple day stay adalah menginap beberapa hari atau dapat dikatakan, lebih dari sehari. Sebelum membuat suatu pemodelan untuk permasalahan ini, terlebih dahulu permasalahan dirumuskan sejelas mungkin. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peramalan permintaan pemesanan kamar hotel untuk menghindari terjadinya kelebihan permintaan kamar hotel. Sebenarnya permasalahan ini sangat sulit diatasi, dikarenakan menyangkut peramalan permintaan. Namun, langkah ini harus ditempuh, disebabkan ketatnya persaingan di dalam industri perhotelan, seperti yang terlihat saat ini, setiap hotel berusaha memberikan fasilitas-fasilitas untuk mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, langkah-langkah yang harus diambil adalah sebagai berikut: 1. Menentukan fungsi tujuan untuk melihat seberapa jauh perolehan akan dimaksimumkan. 2. Menentukan kendala-kendala yang menjadi peubah keputusan. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah membuat suatu model manajemen perolehan hotel yang menentukan batas pemesanan untuk multiple Universitas Sumatera Utara 4 day stay. Penentuan batas pemesanan ini diharapkan dapat menyerap seluruh jenis tipe pelanggan, untuk semua jenis kamar hotel yang disediakan. Dengan demikian, model tersebut dapat ditujukan untuk meningkatkan perolehan yang di dapat. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada masalah yang berhubungan dengan model manajemen perolehan hotel untuk multiple day stay dengan adanya ketidakpastian. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian ini bersifat literatur dan kepustakaan dengan mengumpulkan informasi dari beberapa jurnal. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan informasi dari referensi buku dan jurnal. 2. Menjelaskan secara lengkap manajemen perolehan. 3. Menentukan notasi terkait, asumsi-asumsi dan model pemograman linier deteministik dasar. 4. Menentukan stokastik linier programming dengan semi absolut deviasi. 5. Memuat beberapa contoh ilustratif. 1.6 Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan dalam tulisan ini hanya sampai pembentukan model SLP (stokastik Linier Programming) yang menentukan batasan pemesanan sewa kamar untuk multiple day stay. Universitas Sumatera Utara