INVENTORY SYSTEM Rosad Ma’ali El Hadi INVENTORI • Tersebar di seluruh rantai suplai. • Trade-off antara respons dan efisiensi. Jumlah inventori besar respons tinggi; Biaya tinggi. • Keputusan inventori: Cycle inventory Banyaknya inventori untuk memenuhi permintaan pada periode di antara pembelian produk. Safety inventory Inventory yang disimpan sebagai buffer terhadap ketidakpastian permintaan. Sesional inventory Inventori yang disimpan sebagai antisipasi terhadap kenaikan permintaan pada waktu tertentu. SISTEM PERSEDIAAN (INVENTORY SYSTEM) Rosad Ma’ali El Hadi Material & barang bernilai yang dimiliki perusahaan untuk : (1) produksi (raw materials, subassemblies, work in process; (2) aktivitas pendukung (repair, maintenance, consumables); (3) dijual atau melayani pelanggan (merchandise, finished goods, spare parts). Persediaan dapat didefinisikan sebagai material atau barang yang dimiliki (dalam penyimpanan) untuk penggunaan selanjutnya atau untuk dijual. Persediaan dapat berupa material atau bahan baku termasuk komponen/suku cadang yang disimpan untuk diproses lebih lanjut, produk setengah jadi yang sedang dalam proses atau produk jadi yang menunggu proses penjualan. Transfer Work Orders Receipt Count Issues Purchase Order Purchase Order Purchase Order Purchase Purchase Order Order Purchase Order Receipt Receiving Shipments to Customers Finished Goods Shipping Inspection Manufacturing (Work-In-Process) Stockroom • Supplies : barang aktivitas organisasi: pensil, kertas, lampu, disket dan facility maintenance/MRO • Raw materials : barang yang dibeli dari supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. • In-process goods : barang setengah jadi yang masih mengalami proses produksi berikutnya. • Finished goods : produk akhir yang siap untuk dijual, didistribusikan atau disimpan. • Waste : limbah maupun produk sampingan. Stok Antisipasi Merespon terhadap fluktuasi supply maupun demand Stok Pengaman (Safety/Buffer Stock) Mengakomodasi ketidakpastian dari supply maupun demand Skala Ekonomis Membantu perusahaan dalam mencapai skala ekonomis Stok Transit (Pipeline Stock) Inventory yang sedang dalam pengiriman • Mengurangi investasi inventory • Memaksimumkan pelayanan pelanggan • Menjamin operasi yang efisien (low cost) • Inventory turnover yang tinggi • Konsistensi kualitas • Hubungan baik dengan suplier Sistem interval order tetap (Fixed order interval system) Sistem Persediaan Sistem ukuran order tetap (Fixed order interval system) Fixed order interval system Inventory (I) Im Ii t1 t2 Reorder Point Safety Stock t3 Inventory (I) Fixed order interval system Reorder Point t1 t2 t3 Safety Stock Ditinjau dari perkembangannya, maka orang pertama yang memperkenalkan metode ini adalah Wilson yaitu pada tahun 1929 (G.Hadley,T.M Whitin, 1963:3). Disini terdapat dua pertanyaan dasar yang menjadi pokok pembahasan metode Wilson yaitu : 1. Menentukan jumlah barang yang akan dipesan untuk setiap kali pemesan dilakukan. 2. Kapan saat pemesanan dilakukan Untuk menjawab kedua permasalahan di atas, Wilson menentukan beberapa asumsi yang harus dipenuhi, diantaranya : 1. Jumlah permintaan konstan dari waktu ke waktu artinya bahwa permintaan akan barang selama kurun waktu tertentu di ketahui secara pasti dan akan datang secara kontinu sepanjang waktu. 2. Barang datang serentak pada saat pemesanan dilakukan. Artinya jika kita melakukan pemesanan terhadap suatu barang, maka barang yang dipesan datang pada saat pemesanan dengan serentak. 3. Biaya pemesanan konstan. Konstan disini memiliki pengertian biaya bahwa berapapun banyak barang yang dipesan biayanya sama. Metode persediaan yang dikemukakan oleh Wilson ini lebih dikenal dengan metode Economis Order Quantity atau EOQ. Berdasarkan asumsi-asumsi yang diambil, untuk menjawab kedua permasalahan diatas Wilson mengemukakan beberapa rumusan. Untuk memberikan solusi pada pertanyaan pertama, maka kuantitas pemesanan ekonomis atau pemesanan yang optimal (EOQ) dapat ditentukan melalui minimasi biaya, hal ini disebabkan performasi sistem persediaan diukur berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan. Total biaya yang terlibat dalam sistem persediaan per perioda meliputi total biaya pembelian, total biaya penyimpanan dan total biaya pemesanan. a. Total Biaya Pembelian Total biaya pembelian per perioda adalah Harga barang per unit (P) dikalikan dengan banyaknya barang yang diberi (R) Total Biaya Pembelian = PR b. Total Biaya Penyimpanan Dalam model EOQ, biaya penyimpanan merupakan fungsi dari jumlah material yang disimpan, semakin banyak material yang disimpan semakin tinggi biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan. Di lain pihak, jumlah material yang disimpan sangat tergantung pada : Jumlah material yang datang ke gudang; Tingkat pengambilan material dari gudang. Sesuai dengan asumsi di atas, dalam model awal ini menganggap bahwa material yang dipesan datang secara serentak pada saat tertentu. Apabila digambarkan posisi persediaan untuk kedatangan barang serentak dapat dilihat pada gambar berikut : Q Q Q Q Q/2 t0 t1 t2 t3 t4 Berdasarkan gambar diatas, persediaan sebesar Q datang pertama kali pada saat to sampai dengan t1, jumlah persediaan tersebut digunakan dan pada saat t1 persediaan tersebut habis. Tepat pada saat t1 persediaan datang lagi sebesar Q, selama t1 sampai dengan t2, demikian seterusnya siklus berjalan selama periode yang direncanakan. Pada setiap siklus Q yang datang pada saat t1-1 pasti habis tepat pada saat ti, jadi jumlah Q yang disimpan selam t1-1 sampai dengan t1 Q pasti habis dan tingkat pengambilan untuk setiap periodenya selalu tetap maka jumlah Q yang disimpan selama periode yang direncanakan yaitu t1-1 sampai dengan t1 dapat ditentukan dengan menghitung rata-rata persediaan selama periode tersebut. Rata rata yang yang disimpan Qawal Qakhir 2 Qawal 0 Q 2 2 Apabila biaya penyimpanan per unit per perioda adalah sebesar H, maka biaya penyimpanan dengan total merupakan perkalian antara biaya penyimpanan dengan rata-rata jumlah barang yang disimpan. Total Biaya penyimpanan H Q HQ 2 2 Biaya penyimpanan umumnya menyangkut beberapa atau seluruh dari hal-hal berikut, Biaya penyimpanan langsung (sewa, pemanas, lampu, perawatan, penanganan, pencatatan, tenaga kerja dll dalam gudang). Laba investasi yang ditangguhkan (barang yang disimpan tidak menghasilkan laba). Bunga atas investasi dalam persediaan Keausan barang yang disimpan Penyusutan, pajak, asuransi c. Biaya Pemesanan Barang yang dipesan tentunya tidak datang dengan sendirinya melainkan melalui prosedur pemesanan. Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang ditimbulkan untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok (supplier). Biaya ini memeriksa persediaan sebelum melakukan pemesanan dan sebagainya. Biasanya biaya ini diasumsikan tetap setiap kali pemesanan barang dilakukan kembali. Frekuensi pemesanan barang, pada dasarnya hanya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : Kebutuhan selama periode perencanaan (R) Jumlah unit yang dipesan setiap kail pesanan dibuat (Q) Apabila untuk sekali pesan membutuhkan biaya sebesar C, maka biaya pemesanan untuk periode tersebut merupakan perkalian antara frekuensi pemesanan dan biaya satu kali pesan. Biaya Pemesanan = R CR C C Q Berdasarkan persamaan (1), persamaan (3) dan persamaan (4) maka dapat ditentukan total biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan persediaan dalam satu periode tertentu yaitu : Total biaya Persediaan = T. biaya pembelian + T. Biaya penyimpanan + T.biaya pemesanan TC PR CR HQ Q 2 Untuk memperoleh Q optimal yang meminimumkan biaya dapat diperoleh dengan menurukan persamaan (5) terhadap Q TC PR CR HQ 1 PR CRQ 1 HQ Q 2 2 OT 1 0 1 CRQ 2 H Q 2 Selanjutnya turunan pertama terhadap Q dari persamaan (5) hasilnya samaka dengan 0. Sehingga diperoleh persamaan untuk menentukan Q optimal melalui model EQQ 0 1 CRQ 2 CRQ 2 1 H 0 2 1 CR H H 0 2 2 Q 2 HQ 2 2CR Q * EOQ 2CR H 2CR PT Dengan : P = Biaya pembelian per unit T = Persentase total biaya penyimpanan per perioda Untuk setiap perioda pasti sehingga yang bersifat variabel adalah perjumlahan dari total biaya pemesanan dan total biaya persediaan. Kedua unsur biayQ*EQQ yang diperoleh merupakan ukuran pemesanan ekonomis yang meminimumkan biaya. Modal inilah yang merupakan model awal dari sistem persediaan yang banyak dikembangkan saat ini. Dalam penerapannya total biaya persediaan dihitung tanpa melibatkan total biaya pembelian, karena total biaya pembelian tidak dapat diminimasi, sifatnya pasti. Jumlah pembelian a tersebut sangat tergantung dari banyaknya barang yang dipesan untuk setiap siklus dan biaya pemesanan untuk sekali pesan. Sedangkan untuk memperoleh persamaan yang akan digunakan menentukan ongkos total optimal, substitusikan persamaan (6) ke dalam persamaan (5) dengan menggantikan Q oleh Q*EQQ, tanpa melibatkan total biaya pembelian. TC (Q*) CR 2CR H CR 2 2 CR H H 2CR H 2 2 H 2 2HCR H CR H 2CR 4 2CR 4 HCR HCR HCR 2 2 HCR 2 2 2 TC Q * 2 HCR Persamaan (6) dan persamaan (7) merupakan solusi untuk menjawab dua pernyataan yang ingin dicapai dalam metode Wilson Frekuensi Pemesanan Selama Satu Periode Interval waktu pemesanan : V R R R2H HR :F 2 CR Q* 2CR 2C H 1 F Pemesanan kembali (reorder point = ROP) ditentukan berdasarkan kebutuhan selama tenggang waktu pemesanan. Jika posisi persediaan cukup untuk memenuhi permintaan selama tenggang waktu pemesanan, maka pemesanan kembali harus dilakukan sebanyak Q* unit. Persamaan berikut dapat digunakan untuk menentukan kapan melakukan pemesanan kembali paabila tenggang waktu pemesanan (lead time) ditentukan dalam bulan maupun minggu. RL ROP unit untuk bulan 12 RL B ROP unit untuk min ggu 52 B Jika jumlah pemesanan kembali (B) lebih kecil dari jumlah pemesanan (Q*) atau B < Q*, maka tidak akan pernah terjadi kekurangna persediaan. Jika jumlah pemesanan kembali (B) lebih besar dari jumlah pemesanan (Q*) atau B > Q* maka akan terjadi kekurangan persediaan dalam setiap pemesanan. Contoh persoalan : Sebuah perusahaan membeli 8000 unit produk setiap tahun dengan harga Rp 10.000 per unit. Biaya pemesanan Rp 30.000 setiap kali pesan, dan biaya simpan Rp. 3.000 per unit per tahun. Berapa EQQ, total biaya, frekuensi pembelian satu tahun dan kapan melakukan pemesanan kembali jika lead time 2 minggu Solusi : R = 8000 unit P = Rp. 10.000 H = Rp. 3000 C = Rp. 30.000 Q * EQQ TC Q * 2CR H 2 300008000 3000 160000 400unit 23000300008000 Rp1.200.000 30008000 20 kali HR F 230000 2C 230000 1,58 bulan 2C V 30008000 HR 80002 307,6 308 unit RL B 52 2 HCR 52