1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Strategi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian Umum Strategi
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang
membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan
yang maksimal (David, 2009, p18). Karena strategi
adalah alat
untuk
mencapai tujuan, maka strategi harus terkoordinasi dan terintegrasi, serta
tindakan-tindakan yang telah diatur untuk memberdayakan sumber daya yang ada
dan untuk mendapatkan keuntungan bersaing . Menurut Indrajit (2009, p24)
strategi adalah tindakan yang diambil perusahaan mengenai apa yang diharapkan
para pelanggan di masa depan dikarenakan sumber daya terbatas dan sumber
daya tekhnologi yang dimiliki perusahaan sama dengan yang lain.
Morris mendefinisikan strategi sebagai proses penetuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu upaya bagaimana agar tujuan dapat tercapai .
Setelah mengetahui beberapa konsep pengertian strategi maka akan
diperjelas bahwa strategi bisnis merupakan kunci utama dalam mendorong
kemajuan perusahaan serta berbagai penentu terhadap keberhasilan manajemen
perusahaan. Pelaksanaan strategi bisnis yang sukses juga memperlihatkan
seberapa jauh pihak manajemen mampu mengetahui potensi dan kompetensi
yang
dimilikinya
untuk mempersiapkan
persaingan
bisnis
serta mampu
melaksanakan potensi dan produktivitas serta kompetensi perusahaan di segala
bidang.
2.2
Pengertian Manajemen Strategis
Menurut David (2009,pp5-6) Manajemen stategis dapat di definisikan
sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta
mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah
organisasi mencapai tujuannya.
Hariadi (2003,p3) berpendapat “strategi manajemen adalah suatu proses
yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi,
7
8
menjalankan strategi dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilainilai yang terbaik bagi seluruh pelanggan unutk mewujudkan visi organisasi.”
Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih
sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali
mencampuradukkan ke dua kata tersebut.
Contoh
berikut
menggambarkan
perbedaannya,
"Strategi
untuk
memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu
pertandingan".
Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi
kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis,
olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran,
perdagangan, manajemen strategi, dll.
Kata "strategi" adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, stratēgos.
Adapun stratēgos dapat diterjemahkan sebagai 'komandan militer' pada zaman
demokrasi Athena.
2.3 Pengertian Strategi Bisnis
Merumuskan strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada
tingkat unit bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yamh ditujukan adalah
bagaimana cara bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan
strategi bisnis sebainya didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh
Michael Porter:
Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan.
Tekanan persaingan mencakup:
1.
Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri
yang membawa kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan
laba, akan tetapi semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang
mengitarinya.
2.
Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi
ancaman dalam suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk
yang dijual atau mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik
maka harga pokok perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan harga jual
produk. Jika harga jual produk naik maka sesuai dengan hukum permintaan,
permintaan produk akan menurun. Begitu pula jika pemasok menurunkan
9
kualitas produk, maka kualitas produk penghasil juga akan turun, sehingga akan
mengurangi kepuasan konsumen.
3.
Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha
mendapat produk dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap
pembeli semacam ini berlaku universal dan memainkan peran yang cukup
menentukan bagi perusahaan. Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi
dari kualitas (harganya tidak mencerminkan yang sepantasnya) maka pembeli
(konsumen) tidak akan membeli produk perusahaan.
4.
Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara
fungsional mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun
memiliki kualitas produk dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk
pengganti disenangi oleh orang yang berpenghasilan rendah akan tetapi ingin
tampil dengan status lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.
5.
Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu
berusaha sekeras mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain.
Konsumen merupakan objek persaingan dari perusahaan yang sejenis yang
bermain di pasar. Siapa yang dapat memikat hati konsumen maka perusahaan
akan dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat memikat konsumen maka
berbagai cara dilakukan mulai dari memberikan fasilitas khusus, pemberian
kredit dengan syarat ringan, harga murah atau diskon
2.3.2
Tahapan dalam Manajemen Strategis
Dalam menjalankan manajemen strategis, perusahaan harus mengikuti
tiga tahapan, yaitu Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Tiga tahapan ini
berguna untuk mengarahkan perusahaan agar tetap pada jalur dalam menjalankan
proses manajemen strategis. Penjelasan mengenai tiga tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Formulasi
Formulasi mencakup pembuatan suatu visi dan misi, mengenali
ancaman dan peluang suatu organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan
organisasi, membangun tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi,
dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Formulasi Strategi
mencakup bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang harus ditinggalkan,
bagaimana mengalokasi sumber daya, apakah harus melakukan ekspansi atau
diversifikasi bisnis, apakah harus memasuki pasar internasional, apakah harus
10
merger
atau
membentuk
joint
venture
dan
bagaimana
menghindari
pengambilalihan secara paksa.
2. Implementasi
Implementasi sering disebut sebagai tahapan aksi dari suatu manajemen
strategis. Hal itu berarti menggerakan seluruh karyawan untuk mewujudkan
formulasi menjadi aksi. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk
menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat
dijalankan dengan baik. Implementasi strategi juga termasuk mengembangkan
budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif
dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memberdayakan system yang menghubungkan kinerja karyawan dengan
perusahaan.
3. Evaluasi
Evaluasi yang mencakup review faktor internal dan eksternal yang
menjadi basis suatu strategi, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan untuk
mengoreksi formulasi dan tindakan dari manajemen strategis. Evaluasi strategi
adalah tahap final dalam manajemen strategis. Manajer sangat ingin mengetahui
kapan strategi tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dan evaluasi strategi
adalah alat utama untuk mendapatkan informasi tersebut. Semua strategi dapat
dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan
berubah.
2.3.3 Istilah Penting dalam Manajemen Strategis
Dalam manajemen strategis terdapat istilah-istilah manajemen yang
mungkin sulit dipahami. Namun, diantara seluruh istilah yang digunakan, ada
sembilan hal penting dalam manajemen strategis, yaitu :
1) Keunggulan kompetitif (Competitive Advantage)
Manajemen strategis adalah tentang mendapatkan dan mempertahankan
keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang dapat didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan
dibandingkan dengan pesaingnya. Umumnya, sebuah perusahaan mampu untuk
mempertahankan keunggulan kompetitif hanya untuk periode tertentu karena
ditiru pesaing dan melemahnya keunggulan tersebut. Jadi, tidaklah cukup untuk
memiliki keunggulan kompetitif. Perusahaan harus berusaha untuk mencapai
11
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (sustained competitive advantage)
dengan :
• Secara terus-menerus beradaptasi dengan tren dan kejadian eksternal
serta kemampuan, kompetensi, dan sumber daya internal
• Secara efektif memformulasikan, mengimplementasi, dan mengevaluasi
strategi dan mengambil keuntungan dari faktor-faktor tersebut
2) Penyusun strategis (Strategists)
Penyusun strategis adalah individu yang paling bertanggung jawab atas
kesuksesan atau kegagalan organisasi. Penyusun strategi membantu organisasi
mengumpulkan, menganalisis, dan mengorganisasikan informasi.
3) Pernyataan visi dan misi (Vision and mission statement)
Pernyataan visi dapat dikembangkan dengan menjawab pertanyaan,
”Ingin menjadi apakah kita?” Pernyataan visi adalah tahap pertama dalam
perencanaan strategis dan pandangan dari apa yang ingin diwujudkan oleh
perusahaan. Sedangkan pernyataan misi adalah pernyataan tujuan jangka panjang
yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya.
Pernyataan tersebut
menjawab
pertanyaan
dasar
yang
dihadapi
semua
penyusun strategi:
”Apa bisnis kita?”.
4) Peluang dan ancaman eksternal (External opportunities and threats)
Peluang dan ancaman eksternal mengacu pada ekonomi, sosial, budaya,
demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintah, teknologi, serta tren
kompetisi dan kejadian yang secara signifikan dapat menguntungkan atau
membahayakan organisasi di masa depan. Peluang dan ancaman berada di luar
kendali organisasi sehingga disebut eksternal.
5) Kekuatan dan kelemahan internal (Internal strengths and weaknesses)
Kekuatan dan kelemahan internal adalah aktivitas organisasi yang dapat
dikontrol dan dijalankan dengan sangat baik atau sangat buruk. Kekuatan dan
kelemahan muncul dalam aktivitas manajemen, pemasaran, keuangan atau
akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem
informasi manajemen dari sebuah bisnis. Kekuatan harus dioptimalkan dan
kelemahan harus diminimalisir.
6) Tujuan jangka panjang (Long-term objectives)
12
Tujuan jangka panjang adalah hasil spesifik yang ingin dicapai suatu
organisasi untuk menjalankan misi dasarnya. Dan yang dimaksud dengan jangka
panjang adalah lebih dari satu tahun. Tujuan jangka panjang berarti hasil spesifik
yang ingin dicapai suatu organisasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
7) Strategi (Strategy)
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis
mencakup ekpansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, pengurangan bisnis, disvestasi, likuidasi, dan joint venture.
8) Tujuan Tahunan (Annual objectives)
Tujuan tahunan adalah target jangka pendek yang harus dicapai organisasi
untuk mencapai tujuan jangka panjangnya. Tujuan tahunan dibuat di tingkat
korporasi,
divisi,
dan
fungsional
dalam
perusahaan
besar.
Tujuan
tahunan dinyatakan dalam bentuk pencapain manajemen, pemasaran, keuangan
atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan
sistem informasi manajemen.
9) Kebijakan (Policy)
Kebijakan adalah alat untuk mencapai tujuan tahunan. Kebijakan
mencakup pedoman, peraturan, dan prosedur yang dibuat untuk mendukung
usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.4 Tiga Level Strategi
Dalam suatu perusahaan, pembuatan strategi seringkali menjadi hal
yang sulit apabila manajer tidak dapat menentukan level strategi. Untuk itu
dibutuhkan pemahaman yang lebih baik oleh manajer mengenai level strategi
yang dapat digunakan perusahaan. Ada tiga tingkatan atau level pembuatan
strategi dalam suatu perusahaan (Hanadi, 2003, p9), yaitu :
1. Level strategi korporasi
Level yang menunjukan bahwa rencana yang dijalankan perusahaan yang
memiliki saham beberapa perusahaan lain. Perusahaan semacam itu lazim disebut
holding company. Strategi korporasi sering disebut grand strategy, terdapat
beberapa pilihan strategi dalam perusahaan ini tergantung dari situasi dan kondisi
yang sedang terjadi di perusahaan tersebut. Strategi korporasi dirumuskan oleh
manajemen puncak yang mengatur kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki
13
lini atau unit bisnis lebih dari satu. Robert J. Allio, Robert M. Randall, (2010)
"Kiechel's history of corporate strategy", Strategy & Leadership, Vol. 38 Iss: 3,
pp.29. Senior managers will find his combination intellectual and business
history engrossing and they should learn many lessons from it. For example: the
development of strategic thinking has caused a genuine revolution in the way
business is done; strategy is now the dominant framework by which companies
understand what they are doing and want to do; and the intellectual models of
innovative consulting firms have played a key role in figuring out competitive
advantage.
2. Level strategi unit bisnis
Level yang menunjukan bahwa rencana yang telah dibuat oleh pihak
manajerial menggunakan beberapa pendekatan untuk menghasilkan kinerja yang
memuaskan dan sejalan dengan bisnis perusahaan. Inti dari level ini adalah
bagaimana membangun dan memperkuat Competitive Position di pasar yang
dimiliki oleh perusahaan untuk jangka waktu yang panjang (Thompson and
Strickland, 2003, p50). Pada tingkat unit bisnis dikenal istilah strategi generik
(generic strategy). Secara umum strategi generik dibagi menjadi tiga, yaitu:
strategi keunggulan biaya, strategi diferensiasi, dan strategi fokus. Strategi unit
bisnis lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan operasi suatu bisnis.
3. Level strategi fungsional
Level yang menunjukan bahwa rencana yang telah dibuat oleh pihak
manajerial merupakan sebuah aktivitas fungsional tertentu, proses bisnis,
departemen tertentu dalam sebuah bisnis (Thompson and Strickland, 2003, p50).
Strategi
fungsional
lebih
bersifat
operasional
karena
akan
langsung
diimplementasikan oleh fungsi-fungsi manajemen yang ada di bawah tanggung
jawabnya.
Dengan mendukung komunikasi dan interaksi di antara manajer dan
karyawan antar tingkat hierarki, manajemen strategis membantu perusahaan
berfungsi sebagai tim yang kompetitif. Dapat dilihat pada gambar 2.1 Tiga Level
Strategi.
2.5 Strategi Korporasi
14
Strategi korporat merupakan strategi bersaing yang dilakukan di tingkat
korporat dengan cara mengubah distinctive competence menjadi comparative
advantage. Penetapan strategi korporat harus didasarkan pada keinginan
konsumen. Berdasarkan hal ini perusahaan membuat produk yang sesuai
dengan keinginan dan harapan konsumen tersebut.
Strategi yang menitikberatkan pada pertanyaan jangka panjang dan luas
mengenai bisnis apa yang akan dimasuki oleh suatu organisasi dan apa yang
diinginkan dalam bisnis tersebut (Coulter, 2002, p250). Sedangkan menurut
Collis dan Montgomery (1998, p5) strategi korporat adalah suatu cara bagaimana
perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi dari aktivitas
multipasarnya.
Strategi korporasi terdiri dari strategi pertumbuhan, strategi stabilitas dan
strategi pembaruan. Strategi pertumbuhan meliputi strategi pertumbuhan
terkonsentrasi dan strategi pertumbuhan terdiversifikasi.
Strategi stabilisasi
mencakup strategi berhenti sementara dan strategi stabilitas laba. Sedangkan
strategi pembaruan dapat berupa strategi penciutan dan strategi putar haluan.
2.5.1. Strategi Pertumbuhan
Strategi Pertumbuhan atau ekspansi yaitu strategi berdasarkan terhadap
tahap pertumbuhan yang sedang dilalui perusahaan dan
menginginkan
pertumbuhan atau peningkatan kegiatan organisasi. Menurut Coulter (2002,
p252) strategi pertumbuhan adalah bagaimana menggerakkan organisasi ke
depan. Bergerak ke depan berarti manajer stratejik perusahaan berharap
meningkatkan level operasinya, yakni tumbuh lebih cepat. Caranya dengan
melihat bermacam-macam strategi pertumbuhan perusahaan dan memilih salah
satu atau lebih yang mendekati karakteristik dan sasaran organisasi pada situasi
tertentu.
Strategi korporat perlu penguasaan strategi bisnis, hubungan antara bagian
dengan keseluruhan perusahaan, konfigurasi ruang lingkup pasar, dan koordinasi
antar unit bisnis yang dimiliki perusahaan (Collis dan Montgomery, 1998, p5-7).
1. Strategi Integrasi Vertikal
Strategi integrasi vertikal (vertical integration strategies) merupakan
strategi yang menghendaki perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas
distributor (integrasi ke depan), pemasok (integrasi ke belakang) dan atau para
pesaing (integrasi horizontal) baik melalui merjer, akuisisi, atau membuat
15
perusahaan sendiri di saat
industri dalam kondisi bagus. Strategi integrasi
vertikal merupakan suatu usaha perusahaan untuk memperoleh kendali terhadap
inputnya (backward), terhadap outputnya (forward), atau keduanya. Strategi
integrasi vertikal di anggap strategi pertumbuhan karena strategi ini memperluas
operasi perusahaan.
a. Integrasi Vertikal ke Depan
Strategi integrasi vertikal ke depan (Forward Integration) merupakan
strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas
distributor atau pengecer. Jika melakukan integrasi ke depan, maka yang harus
dilakukan adalah menjaga kualitas dan distribusi produk yang dampaknya
menambah kompetensinya untuk memperoleh keunggulan kompetitif yang lebih
besar. Dan kapan strategi integrasi ke depan dapat menjadi strategi yang efektif :
− Ketika distributor atau pemasok perusahaan sangat mahal, atau tidak dapat
diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
−
Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas sangat terbatas sehingga
memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan yang berintegrasi ke
depan.
− Ketika sebuah organisasi bersaing dalam industri yang bertumbuh secara pesat,
hal tersebut merupakan faktor pencetus karena integrasi ke depan menurunkan
kemampuan organisasi untuk berdiversifikasi jika industri dasarnya tidak stabil.
− Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya modal dan manusia yang
dibutuhkan untuk
mengelola
bisnis
baru
dalam
mendistribusikan
produknya sendiri.
− Ketika keuntungan dari produksi stabil dan sangat tinggi, hal ini
merupakan pertimbangan karena sebuah organisasi dapat meningkatkan kepastian
permintaan outputnya dengan integrasi ke depan.
− Ketika distributor atau pengecer saat ini memiliki margin laba yang tinggi,
situasi ini mengisyaratkan bahwa perusahaan dapat mendistribusikan produknya
secara menguntungkan dan menetapkan harga secara lebih kompetitif dengan
integrasi ke depan.
b. Integrasi Vertikal ke Belakang
Merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan
kendali atas perusahaan pemasok. Jika perusahaan melakukan integrasi ke
belakang, maka yang harus dilakukan adalah minimisasi biaya akuisisi
16
sumberdaya dan operasi yang tidak efisien. Dan kapan strategi integrasi ke
belakang dapat menjadi strategi yang efektif:
• Ketika pemasok perusahaan saat ini sangat mahal, atau tidak dapat
diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
• Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak.
• Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh dengan
cepat, ini
merupakan
faktor
pencetus
karena
strategi
integrasi
mengurangi kemampuan organisasi untuk mendiversifikasi dalam industri yang
mengalami penurunan.
• Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya manusia dan modal
untuk mengelola bisnis baru yang memasok bahan bakunya sendiri
• Ketika manfaat dari kestabilan harga sangat penting, hal ini merupakan
faktor karena suatu organisasi dapat menstabilisasi biaya bahan baku dan biaya
yang berhubungan dengan harga produknya melalui integrasi ke belakang.
• Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, hal tersebut
mengisyaratkan bahwa bisnis memasok produk atau jasa pada industri tersebut
merupakan usaha yang menjanjikan.
• Ketika suatu organisasi perlu membeli sumber daya yang dibutuhkan
dengan cepat.
2. Strategi Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal adalah strategi pertumbuhan melalui akuisisi satu atau
beberapa korporasi sejenis yang beroperasi pada tingkat rangkaian produksipemasaran yang sama. Pengembangan pasar terdiri atas pemasaran produkproduk yang ada saat ini, sering kali terkait hanya dengan modifikasi yang
bersifat domestik untuk pelanggan di wilayah-wilayah pasar yang terkait dengan
cara menambah saluran distribusi. Dan kapan strategi integrasi hrorizontal
menjadi strategi yang efektif :
−
Ketika berkompetisi dalam industri yang sedang tumbuh
−
Ketika
menaikkan
skala
ekonomi
merupakan
keunggulan
kompetitif
−
Ketika kebimbangan yang terkait dengan kurangnya keahlian
manajerial atau kebutuhan sumber daya tertentu
−
Ketika memiliki modal dan sumber daya manusia yang
berbakat yang dibutuhkan untuk mengelola ekspansi bisnis.
17
3. Strategi Intensif
Strategi intensif adalah usaha intensif jika ingin mencapai posisi
kompetitif perusahaan dengan produk atau jasa dan berharap berharap produk
atau jasa tersebut akan terus membaik. Strategi intensif mencakup penetrasi
pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
a) Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar adalah usaha perusahaan yang lebih besar untuk meraih pangsa
pasar (market share) dengan produk yang sudah ada dan pasar yang terkini
(sudah ada juga) melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Dan kapan strategi
penetrasi pasar dapat menjadi strategi yang efektif :
•
Saat pasar belum jenuh
•
Ketika tingkat pemakaian pelanggan saat ini dapat ditingkatkan
secara signifikan
•
Ketika market share pesaing turun, tetapi penjualan industri naik
•
Ketika kenaikan skala ekonomi berdampak pada keunggulan
kompetitif
•
Ketika ada korelasi positif signifikan antara kenaikan penjualan
dengan kenaikan biaya pemasaran
b) Perluasan Pasar
Perluasan atau pengembangan pasar terdiri atas pemasaran produkproduk yang ada saat ini, sering kali terkait hanya dengan modifikasi yang
bersifat domestik untuk pelanggan di wilayah-wilayah pasar yang terkait dengan
cara menambah saluran distribusi (new geographic area). Dan kapan strategi
perluasan pasar dapat menjadi strategi yang efektif :
−
Ketika saluran distribusi baru lebih handal, murah, berkualitas
bagus
−
Saat perusahaan sukses, apapun yang dilakukan
−
Saat pasar belum jenuh
−
Ketika ada kelebihan kapasitas produksi
−
Ketika industri dasar menjadi global secara cepat
c) Pengembangan Produk
Pengembangan produk melibatkan modifikasi substansial terhadap
produk atau yang ada saat ini atau penciptaan produk atau jasa yang baru namun
masih terkait yang dapat dipasarkan kepada pelanggan saat ini melalui
18
saluran distribusi yang sudah ada. Strategi pengembangan produk atau sering kali
digunakan untuk memperpanjang siklus hidup dari produk atau yang ada saat ini
maupun untuk mempertahankan reputasi atau merek yang menguntungkan.
Idenya adalah membuat para pelanggan puas karena memiliki pengalaman positif
atas tawaran awal perusahaan tetarik dengan produk atau jasa baru. Dan kapan
strategi pengembangan produk dapat menjadi strategi yang efektif :
•
Ketika produk berada pada tahap kedewasaan dari daur hidup
•
Industri dicirikan oleh pengembangan teknologi yang cepat
•
Pesaing menawarkan kualitas produk yang lebih baik pada harga
produk
yang bersaing
•
Persaingan yang tajam dalam industri yang sedang tumbuh pesat
•
Kemampuan yang kuat dibidang penelitian & pengembangan
4. Strategi Bertahan
Strategi bertahan biasanya mementingkan stabilitas pasar yang menjadi
targetnya. Perusahaan dengan strategi bertahan umumnya hanya memiliki sedikit
lini produk dengan segmen pasar yang juga sedikit, oleh karena itu perusahaan
hanya
berusaha
untuk
mempertahankan
pasar
dibandingkan
dengan
memperluasnya. Strategi bertahan mencakup retrenchment, divestasi, dan
likuidasi.
a. Retrenchment
Rethenchment adalah pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya
aset terhadap penurunan penjualan dan laba. Karena satu atau berbagai
alasan, suatu perusahaan dapat mengalami penurunan laba. Di antara alasanalasan tersebut adalah resesi ekonomi, inefisiensi produksi, dan terobosan
inovatif yang dilakukan oleh pesaing. Dalam banyak kasus, manajer strategis
yakin bahwa perusahaan seperti ini dapat bertahan dan kemudian pulih jika
dilakukan upaya bersama selama periode beberapa tahun untuk memperkuat
kompetensi khususnya. Strategi utama ini dikenal sebagai putar haluan
(turnaround). Upaya ini umumnya dimulai melalui salah satu dari dua bentuk
penghematan, yang dilakukan secara terpisah atau secara bersamaan dan dapat
berbentuk pemecatan karyawan.
b. Disvestasi
19
Disvestasi adalah penjualan satu divisi atau bagian perusahaan. Strategi
divestasi (divestiture strategy) melibatkan penjualan perusahaan atau suatu
komponen utama dalam perusahaan. Ketika Penghematan gagal mencapai putar
haluan yang diinginkan atau suatu aktivitas bisnis yang tidak terintegrasi
mencapai nilai pasar yang luar biasa tinggi, manajer strategis sering kali
memutuskan untuk menjual perusahaan tersebut. Namun karena niatannya untuk
menemukan pembeli membayar dengan harga yang tinggi melampaui nilai aset
tetap berdasarkan perinsip kelangsungan usaha, istilah “pemasaran untuk
penjualan“ sering kali lebih sesuai.
c.
Likuidasi
Likuidasi adalah penjualan seluruh aset perusahaan, sepotong- potong
untuk nilai riilnya. Ketika likuidasi (liquidation) merupakan strategi utama,
perusahaan tersebut biasanya dijual bagian-bagiannya secara terpisah, kadang
kala bisa dijual secara keseluruhan tetapi hanya nilai aset berwujudnya dan bukan
sebagai perusahaan yang masih memiliki kelangsungan usaha. Dalam memilih
likuidasi, pemilik dan manajer strategis dari
kegagagalan
dan
menyadari
suatu
perusahaan
mengakui
bahwa tindakan ini kemungkinan besar akan
menimbulkan kesulitan bagi mereka sendiri maupun bagi para karyawan.
5. Strategi Diversifikasi
Strategi diversifikasi merupakan strategi perusahaan yang berekspansi di
luar industri yang sekarang dapat berupa menciptakan produk baru di pasar yang
baru. Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu : diversifikasi
konsentris (terfokus), diversifikasi horizontal, dan diversifikasi konglomerasi.
a. Diversifikasi Konsentris
Diversifikasi konsentris (concentric diversification) melibatkan akuisisi
atas bisnis-bisnis yang berkaitan dengan perusahaan yang mengakuisisi dalam
teknologi, pasar, atau produk. Dengan strategi utama ini bisnis-bisnis dimiliki
oleh perusahaan tersebut saat ini Deversifikasi konsentris yang ideal ketika laba
gabungan dari perusahaan tersebut meningkatkan kekuatan dan peluang serta
mengurangi kelemahan dan paparan terhadap resiko. Dengan demikian,
perusahaan yang mengakuisisi mencari bisnis-bisnis baru dengan produk, pasar,
saluran distribusi, teknologi, dan kebutuhan sumber daya yang serupa tetapi tidak
identik dengan milik perusahaan itu sendiri, sehingga akuisisi ini menghasilkan
sinergi tetapi bukan saling ketergantungan secara penuh.
20
b. Diversifikasi Konglomerasi
Kadang kala suatu perusahaan, terutama yang sangat besar berencana
untuk mengakuisisi suatu bisnis karena bisnis tersebut merupakan peluang
investasi paling menjanjikan yang tersedia. Strategi utama ini dikenal dengan
strategi diversivikasi konglomerasi (conglomerate diversification).
c.
Diversifikasi Horizontal
Mencari produk baru yang menarik pelanggannya saat ini walaupun
teknologinya tidak berhubungan dengan lini produk yang ada (strategi
diversifikasi horizontal) ketika pendapatan perusahaan yang berasal dari produk
atau jasa yang ada dapat meningkat secara signifikan dengan penambahan
produk baru yang tidak terkait.
2.5.2 Strategi Stabilitas
Strategi
stabilitas adalah strategi
dalam
mengatasi
kemerosotan
penghasilan yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan dan mempunyai ciri
tidak adanya perubahan besar. Menurut
Mudrajad
(2006,
p127)
strategi
stabilitas adalah strategi dimana organisasi mempertahankan organisasinya dan
level operasi bisnisnya sekarang. Strategi stabilitas merupakan strategi jangka
pendek. Lingkungan akan selalu berubah walaupun organisasi menggunakan
strategi stabilitas. Oleh karena itu strategi stabilitas tidak digunakan organisasi
dalam jangka waktu yang lama.
2.6 Kerangka Perumusan Strategi Yang Komprehensif
Menurut David (2009,p323) untuk merumuskan suatu strategi bisnis yang
tepat dapat dilakukan dalam 3 tahapan. Tahapan-tahapan ini dapat di pakai untuk
semua
jenis
organisasi
dan
dapat
membantu
perencanaan
strategi
mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih strategi yang tepat dan sesuai untuk
di terapkan dalam perusahaanya.
Tahap 1 dari kerangka perumusan strategi yang komprehensif terdiri dari
matiksevaluasi faktor eksternal (EFE), matriks evaluasi faktor internal (EFI) dan
matriks profil kompetitif (CPM). Tahap ini disebut tahap masukan (input stage).
Tahap 1 meringkas informasi masukan dasar yang diperlukan untuk merumuskan
strategi. Tahap 2 disebut tahap pencocokan, yang fokus pad aupaya menghasilkan
strategi alternatif yang dapat dijalankan dengan memadukan faktor-faktor
21
eksternal dan internal. Teknik-teknik tahap 2 terdiri dari matriks threatsoppourtunities-weakness-strenghts (TOWS) atau ancaman- peluang-kelemahankekuatan, matriks strategic position an action evaluation (SPACE), matriks
BCG(Boston Consulting Group), matriks internal-eksternal (IE) dan matriks
Grand Strategy (strategi induk). Kelima teknik ini dapat di pakai tanpa harus
berurutan dan seluruh perangkat ini tergantung pada informasi yang di peroleh
dari tahap masukan ntuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan
kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan faktor-faktor keberhasilan
eksternal dan internal merupakan kunci untuk membuat strategi alternatif yang
dapat di jalankan oleh perusahaan. Tahap 3 disebut tahap keputusan,
menggunakan satu macam teknik, yaitu quantitative strategic planning matrix
(QSPM). QSPM menggunakan informasi masukan dari tahap 1 untuk secara
objektif mengevaluasi strategi alternatif yang dapat di jalankan yang di
identifikasi dalam tahap 2. QSPM mengungkapkan daya tarik relatif dan strategi
alternatif. Karena itu menjadi dasar objektif untuk memilih strategi spesifik.
22
2.7 Kerangka Pemikiran
STA Travel
Lingkungan Internal
Matriks
SWOT
Lingkungan Eksternal
Matriks
Strategi
Besar
Matriks
QSPM
Strategi yang efektif
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Matriks
IE
Download