MAKALAH DASAR DASAR PENDIDIKAN “HIERARKI TUJUAN PENDIDIKAN DAN TUJUAN KURIKULUM” NAMA KELOMPOK : 1. NASRIA IKA NITASARI (124254240) 2. ARI TRI MARIA (124254245) 3. NUR HIDHAYATI (124254249) 4. ALFIYANI FIRDAH R (124254250) 5. ANDHINI MARETA C (124254251) 6. PUSPITA AULIA HAQ (124254253) PPKn/C 2012 PENDIDIKAN MORAL PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hierarki Tujuan Pendidikan Dan Tujuan Kurikulum” ini sesuai dengan apa yang diinginkan. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas semester 2, sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan oleh Drs. Mungit Sudianto sebagai dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan. Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang hierarki tujuan pendidikan dan tujuan kurikulum. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Sehingga kritik dan saran dari berbagai pihak Penulis harapkan untuk perbaikan makalah ini agar bisa terwujud dengan baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi Penulis dan para pembacanya. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Wassalamualaikum wr.wb. Surabaya, 08 April 2013 Penulis 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... 2 DAFTAR ISI .................................................................................................. 3 BAB I PEMBAHASAN………………………………………………………….. 4 I. II. Hierarki Tujuan Pendidikan ............................................................... 4 A. Latar Belakang................................................................................... 4 B. Tujuan Pendidikan Nasional................................................................. 6 C. Tujuan Pendidikan Lembaga................................................................. 8 D. Tujuan Kurikuler............................................................................... 11 E. Tujuan Interaksional............................................................................. 14 Tujuan Kurikulum.................................................................................. 16 F. Peranan Guru Dalam Pengembangan Kurikulum............................... 16 G. Petunjuk Dan Prinsip Pelaksanaan Kurikulum.................................. 20 BAB II PENUTUP………............................................................................. 23 A. Kesimpulan........................................................................................... 23 B. Saran....................................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 24 3 BAB I PEMBAHASAN HIERARKI TUJUAN PENDIDIKAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan. Oleh karena itu dunia pendidikan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab melalui proses pendidikan akan terlahir generasi muda yang berkualitas yang diharapkan mampu mengikuti perubahan dan perkembangan kemajuan zaman disegala aspek kehidupan. Pembelajaran juga harus sesuai dengan standar proses pendidikan. Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Serta untuk mencapai standar kompetensi lulusan tersebut, pada hakekatnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor yang paling menentukan adalah kurikulum pendidikan yang berkualitas. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Kurikulum akan sangat bermanfaat bagi kepala sekolah untuk dapat mengembangkan sekolah, kemudian guru untuk memperlancar kagiatan belajar mengajar di kelas, penulis buku ajar dalam menyusun buku sehingga sesuai dengan kurikulum serta masyarakat sebagai pengguna output dari kurikulum. Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting bagi berlangsungnya pendidikan. Pendidikan sebagai sebuah proses tentunya memiliki tujuan, seperti dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, beraklah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki setiap umat manusia. Karena pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik pada diri seseorang. Selain memberikan arah kemana harus melangkah, juga memberikan ketentuan untuk memilih isi/materi, strategi/metode 4 pengajaran, serta cara-cara penilaian dalam melakukan usaha pendidikan itu. Sesuai dengan tingkatan, jenis sekolah, dan program pendidikan yang diberikan, Nana Sudjana Sukamadinata membagi tujuan pendidikan dan pengajaran menjadi empat tingkatan menurut hierarki tujuan pendidikan yaitu : 1. Tujuan umum pendidikan (pendidikan nasional) yaitu pembentukan manusia berjiwa pancasila. Dapat dirumuskan dalam dokumen resmi Negara dalam hal ini GBHN dan UU pendidikan nasional yang bersifat filosofi dan politis dan dapat berlaku dalam mencakup system pendidikan secara keseluruhan dan hal itu bersifat umum. 2. Tujuan institusional (tujuan pendidikan lembaga) ialah tujuan pendidikan yang akan dicapai menurut jenis dan tingkatan sekolah atau lembaga pendidikan masing-masing, biasanya tercantum dalam kurikulum sekolah atau lembaga pendidikan yang harus dicapai setelah selesai belajar. Dapat dirumuskan dalam UU pendidikan dan peraturan pemerintah yang termasuk kebijaksanaan menteri pendidikan nasional yang bersifat kelembagaan TK, SD, SLPT, SMA, Perguruan tinggi, kursus-kursus dan sebagainya. 3. Tujuan kurikuler (tujuan bidang studi/mata pelajaran) adalah tujuan kurikulum sekolah yang telah diperinci menurut bidang studi atau mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Dirumuskan dalam buku kurikulum dalam masing-masing mata pelajaran yang terbatas untuk mata pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu misalnya IPS SD, Matematika SLTP, Biologi SMA yang berlaku pada jenjang pendidikan tertentu yang tertuju pada hasil belajar. 4. Tujuan instruksional (tujuan proses belajar mengajar) adalah tujuan yang paling rendah tingkatannya yang merupakan tujuan setiap pokok bahasan pada bidang studi tertentu yang diajarkan oleh guru. Tujuan intruksional dibedakan menjadi dua macam yaitu tujuan intruksional umum (TIU) dan tujuan intruksional khusus (TIK). 5 B. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL Negara sebagai pelaksana tertinggi perikehidupan bangsa menetapkan tujuan umum pendidikan. Tujuan ini hendaknya diupayakan untuk dicapai oleh seluruh warga negara yang menjadi arah dan pedoman umum bagi seluruh upaya pendidikan di seluruh negara. Seluruh lembaga pendidikan dan juga perorangan hendaknya melakukan upaya pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dilibatkan. Dengan kondisi negara yang sedang melaksanakan pembangunan, maka perubahan dalam mencapai kemajuan terus disempurnakan, termasuk penyempurnaan dan pengembangan di bidang pendidikan, tujuan pendidikan nasional pun mengalami perubahan-perubahan dalam menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Sehubungan dengan tujuan pendidikan nasional, dalam UUSPN Bab II pasal 4 dicantumkan rumusan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut : “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Usaha-usaha pendidikan diarahkan untuk : 1. Meningkatkan iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mengembangkan kecerdasan dan melatih keterampilan. 3. Mempertinggi budi pekerti . 4. Memperkuat kepribadian. 5. Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar tercipta manusia pembangunan yang sanggup membangun dirinya serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Tujuan pendidikan nasional yang ada dalam UUSPN di atas berisi pokok-pokok yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Bersumber dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan idiilnya, yakni merupakan suatu yang dicita-citakan karena dianggap baik. 2. Mencakup seluruh pengembangan aspek kepribadian, yakni sebagai makhluk individu, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk susila dan sebagai makhluk 6 beragaman, sebagai wujud setiap manusia Indonesia yang seutuhnya atau manusia Pancasilais (bersifat komprehensif). 3. Merupakan suatu kesatuan yang utuh atau kebulatan. 4. Merupakan pedoman pokok atau induk untuk segala tujuan pendidikan di Indonesia. Bertitik tolak dari keempat karakteristik pokok tujuan pendidikan nasional, tugas dari/tenaga kependidikan meliputi : 1. Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur. 2. Membentuk manusia yang berkepribadian mantap dan mandiri yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohaninya. 3. Membentuk warga negara yang bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa. Dengan demikian guru sebagai pelaksana di sekolah, setiap menyusun perencanaan pengajaran dan dalam pelaksanaannya, harus memperhatikan sifat dan tujuan pendidikan nasional. Dalam menyusun program pengajaran (satuan pelajaran), guru hendaknya menetapkan tujuan yang mempunyai dampak langsung dan tidak langsung/pengiring. 7 C. TUJUAN PENDIKAN LEMBAGA Lembaga pendidikan adalah suatu subsistem pendidikan nasional, hal ini memiliki tujuan yang tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional, bahkan diperluas dari tujuan pendidikan nasional itu. Rumusan tujuan pendidikan untuk masing-masing lembaga pendidikan berbeda sesuai dengan fungsi dan tugas yang diemban pada masing-masing lembaga tersebut, dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan keterampilan tertentu sebagaimana yang dibutuhkan oleh anak didik, masyarakat, serta negara. Ada 3 hal yang mempengaruhi rumusan tujuan pendidikan lembaga, yaitu : 1. Tujuan pendidikan nasional 2. Ciri khas lembaga 3. Tingkat perkembangan anak didik yang akan diterima di lembaga tersebut. Terdapat tujuan umum dan tujuan khusus didalam lembaga pendidikan Sekolah Dasar. Tujuan umumnya yaitu : 1. Agar para lulusan memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik. 2. Agar para lulusan sehat secara jasmani maupun rohani. 3. Agar para lulusan memiliki pengetahuan, keterampilan, serta sikap dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran, bekerja di masyarakat, dan mengembangkan diri sendiri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup. Sedangkan, tujuan khususnya, yaitu : 1. Di bidang pengetahuan : Agar para lulusan memiliki pengetahuan yang fungsional tentang dasar kewarganegaraan negara dan pemerintah sesuai dengan pancasila dan UUD 1945, agama yang dianutnya, bahasa indonesia dan penggunaannya, dan lain sebagainya. Agar para lulusan memiliki pengetahuan dasar tentang unsur kebudayaan serta tradisi nasional. Agar para lulusan memiliki pengetahuan dasar tentang kesejahteraan keluarga, kependudukan, serta kesehatan. Agar para lulusan memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai peekerjaan yang terdapat di masyarakat sekitarnya. 2. Di bidang keterampilan : 8 Agar para lulusan dapat terampil menggunakan bahasa indonesia secara lisan maupun tulisan. Agar para lulusan memiliki keterampilan dasar dalam egi kesejahteraan keluarga dan usaha pembinaan kesehatan. Agar para lulusan dapat menguasai cara-cara belajar dengan baik. Agar para lulusan memiliki kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di masyarakat. Agar para lulusan memiliki keterampilan sekurang-kurangnya dalam satu cabang kesenian. Dan lain sebagainya. 3. Di bidang nilai dan sikap : Agar para lulusan dapat menerima dan melaksanakan pancasila serta UUD 1945. Agar para lulusan dapat menerima dan melaksanakan ajaran agama serta kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dianutnya serta yang dianut oleh orang lain. Agar para lulusan mencintai sesama manusia, bangsa, serta lingkungan sekitarnya. Agar para lulusan memiliki rasa tanggungjawab yang besar Agar para lulusan memiliki sikap demokratis serta tenggang rasa. Dan lain sebagainya. Adapun upaya yang dilakukan para guru dalam mengembangkan kehidupan siswanya. Upaya tersebut dilakukan berdasarkan berbagai faktor, yaitu : 1. Upaya guru untuk mengembangkan kehidupan siswa sebagai anggota masyarakat : Memperkuat kesadaran hidup beragama dan bermasyarakat. Memberikan pengetahuan serta keterampilan dasar. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup. 2. Upaya guru untuk mengembangkan kehidupan siswa sebagai warga negara yang baik : Menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 9 Mengembangkan perhatian dan kemampuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara Republik Indonesia. 3. Upaya guru untuk mengembangkan kehidupan siswa sebagai anggota umat manusia : Memberikan pengetahuan tentang ketertiban dunia. Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antar bangsa. 10 D. TUJUAN KURIKULER Tujuan institusional yang ingin dicapai oleh setiap lembaga pendidikan masih cukup luas. Untuk itu tujuan ini perlu dijabarkan menjadi tujuan yang lebih khusus dalam berbagai bidang studi yang dikenal dengan tujuan kurikuler. Dengan demikian tujuan kurikuler merupakan penjabaran tujuan instutisional yang harus dicapai oleh setiap bidang studi pada lembaga pendidikan tertentu. Ini berarti kemampuan tersebut dicapai oleh siswa setelah dia menyelesaikan program bidang studi yang bersangkutan. Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional. Pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan , dan khusus pada jenjang pendidikan dan menengah terdiri atas : 1. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia 2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3. Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Kelompok mata pelajaran estetika. 5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, maka Badan Standar Nasional Pendidikan merumuskan tujuan setiap kelompok mata pelajaran sebagai berikut 1. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia bertujuan untuk membantu peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berahlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga dan kesehatan. 2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia menjadi memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air. 11 Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, ahlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. 3. Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. 4. Pada Satuan Pendidikan SD/MI/SD-LB/Paket A, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pemngetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan. 5. Pada Satuan Pendidikan SMP/MTs/SMP-LB/Paket B, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan/teknologi informasi dan komunikasi serta muatan lokal yang relevan. 6. Pada Satuan Pendidikan SMA/MA/SMA-LB/Paket C, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. 7. Pada Satuan Pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. 8. Kelompok mata pelajaran estetika bertujuan membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. 9. Kelompok mata pelajaran Jasmani, olah raga dan kesehatan bertujuan membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, danmenumbuhkan rasa sportifitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan. Untuk mencapai tujuan lembaga atau institusional di Sekolah Dasar hendaknya siswa harus mencapai tujuan dari program pendidikan misalnya Matematika, IPA, Agama, dan lain sebagainya. Tujuan inilah yang dinamakan dengan tujuan kurikuler sebagai penjabaran dari tujuan institusional yang menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional. 12 Setiap bidang studi mempunyai sendiri-sendiri dan dirumuskan dalam kurikuler. Oleh karena di SD terdapat sebelas bidang studi, maka juga akan terdapat sebelas tujuan kurikuler. Atau kalau misalnya di SD terdapat berbagai macam bidang studi, maka akan terdapat tujuan yang sama dengan bidang studi tersebut. Jadi itu semua tergantung terhadap bidang studi tersebut. Sebelas bidang studi tersebut meliputi : Pendidikan Agama Pendidikan Moral Pancasila Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa Bahasa Indonesia Ilmu Pengetahuan Sosial Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Olahraga dan Kesehatan Pendidikan Kesenian Keterampilan Khusus Bahasa Daerah (bagi daerah atau sekolah yang memberikan bahasa daerah) Berikut ini contoh rumusan tujuan kurikuler beberapa bidang studi diSD sebagai berikut : 1. Bahasa Indonesia Siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa di Sekolah Dasar. 2. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa a. Siswa memeperhatikan nilai persatuan dan kesatuan serta kebanggaan berbangsa dan bertanah air Indonesia dalam berjuang melawan dan menegakkan kemerdekaan. b. Siswa menghargai sikap suka menolong dan melakukan kegiatan kemanusiaan serta rasa cinta tanah air dan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan. Rumusan tujuan kurikuler bidang studi yang lain dapat dilihat pada kurikulum SD dalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran). 13 E. TUJUAN INSTRUKSIONAL Menurut Sudjarwo (1984: 36) Ada tiga fungsi dasar tujuan instruksional. Fungsi yang pertama dapat dipakai untuk membantu mendefinisikan arah instruksional secara umum dan sebagai dan sebagai petunjuk tentang materi pelajaran yang perlu dicakup. Kedua, memberikan pengarahan tentang metode/ mengajar yang sebaiknya diterapkan. Ketiga, membantu dan mempermudah pengukuran hasil belajar yang dituangkan dalam prosedur perencanaan dan penilaian. Menurut Sodjarwo (1984: 38) Tujuan instruksional biasanya dibedakan menjadi dua, yakni maksud atau disebut juga Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus. Tujuan Instruksional Umun (TIU) yang istilah lainnya adalah “goal” atau “terminal objective” ruang lingkupnya luas dan merupakan pernyataan tentang perilaku akhir yang dapat dicapai oleh siswa setelah ia menyelesaikan satu unit pelajaran atau sub pokok bahasan. Jadi luas jangakauannya tergantung pada ruang lingkup kegiatan yang dilakukan. Tujuan Instruksional (TIK) yang istilah lainnya adalah sempit dibanding TIU dan merupakan hasil penjabaran dari TIU dalam bentuk perilaku spesifik.dengan kata lain dapat disebutkan bahwa TIK adalah kumpulan dari pernyataan yang lebih sempit dan terinci dibandingkan TIU yang biasanya dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, sehingga memudahkan pengajar dalam mengukur hasil belajar. Dalam proses pembuatan TIK rincian pernyataannya didasarkan pada TIU. Perumusan Tujuan Instruksional Khusus : Guru harus mempelajari kurikulum Menguasai taksonomi hasil belajar (domain kognitif, afektif & psikomotorik) Kreteria perumusan TIK, menggunakan unsur: – A (Audience), yaitu siswa – B (Behavior), tingkah laku yang hendak dicapai – C (Content), kedalaman materi – D (Degree), tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan siswa – E (Enviromental), lingkungan yang menunjang kegiatan belajar siswa – Contoh rumusan TIK 14 – Setelah kegiatan belajar mengajar siswa dapat menyebutkan klasifikasi kekayaan alam dengan tepat dan benar melalui pengamatan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar. 15 TUJUAN KURIKULUM F. PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya yakni kurikulum sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasinya. Sebagai sebuah dokumen kurikulum berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan kurikulum sebagai implementasi adalah realisasi dari pedoman tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, tetapi juga sebagai pengembang kurikulum dalam tingkatan pengajaran. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa di tunjang oleh kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum tidak akan bermakna sebagai suatu alat pendidikan, dan sebaliknya pembelajaran tanpa kurikulum sebagai pedoman tidak akan efektif. Fungsi Kurikulum Bagi Guru : a. Sebagai acuan atau pedoman dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar murid. b. Sebagai acuan atau pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak berkenaan dengan pengalaman belajar. Dengan demikian kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Tujuan yang jelas mempunyai manfaat yang sangat besar dalam pengembangan kurikulum. Beberapa Hal Yang Harus Dilakukan Guru Berkenaan Dengan Pengembangan Kurikulum Pada Tingkatan Pengajaran : a. Menganalisis tujuan berdasarkan apa yang tercantum dalam kurikulum dan merumuskan tujuan khususnya. b. Mengembangkan alat evaluasi berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan. c. Menetapakan dan memilih bahan yang sesuai dengan isi kurikulum. d. Merumuskan kegiatan belajar-mengajar. e. Melaksanakan program yang dibuat. Setelah memahami tujuan pengajaran tugas guru selanjutnya adalah menentukan bahan pelajaran, yakni memilih topik yang akan dikembangkan. Langkah yang ditempuh dalam memilih topik, antara lain sebagai berikut : 16 a. Mengidentifikasi topik-topik yang diperkirakan dapat dijadikan bahan pelajaran untuk di pelajari murid agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Menetapkan topik-topik yang paling relevan dan komprehensif bagi pencapaian tujuan. Pengembangan isi kurikulum pada tingkat pengajaran yang lebih spesifik merupakan kegiatan atau tugas guru yang bersifat rutin sebagimana pengembangan pada tingkat bidang studi. Untuk dapat melaksanakan tugas itu guru betul-betul dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan sesuai dengan perkembangan kurikulum itu sendiri, perkembangan ilmu dan teknologi, perkembangan teori-teori belajar, danperkembangan ilmu pendidikan. Kurikulum beserta perangkatnya termuat dalam buku kurikulum. Isi dari buku kurikulum antara lain : a. Tujuan atau hasil yang ingin di capai. b. Pokok bahasan dan subpokok bahasan yang harus diberikan. c. Strategi belajar atau metode, sarana, sumber dan penilaian yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar. d. Kelas atau tingkat berapa bahan itu diberikan dan berapa jam disediakan waktu. Kesemua aspek diatas dituangkan dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP), untuk masing-masing bidang studi atau mata pelajaran. Isi GBPP sudah dipilih oleh perencana kurikulum yang terbaik dan disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak. Guru bertanggung jawab langsung untuk mewujudkan apa yang tertuang dalam kurikulum tersebut, karena disebabkan oleh beberapa hal : a. Guru yang langsung melaksanakan kurikulum dalam proses belajar-mengajar untuk disampaikan kepada murid. b. Guru yang bertugas mengembangkan kurikulum pada tingkatan pengajaran . c. Guru langsung menghadapi masalah-masalah yang timbul berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum dalam kelas. d. Guru yang mencarikan upaya memecahkan segala permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian gurulah yang menentukan sampai atau tidaknya tujuan dan harapan yang ada dalam kurikulum. 17 Hubungan Antara Kurikulum Dengan Pengajaran Tujuan (hasil belajar yang dinilai) Kurikulum Resmi/Potensial/Ideal GBPP Tugas Guru Satuan Pelajaran Pengajaran Kurikulum aktual (kenyataan) Proses Belajar-Mengajar Bagan di atas menjelaskan bahwa tugas guru adalah menjabarkan dan mewujudkan kurikulum resmi/potensial menjadi kegiatan nyata (aktual) berupa pengajaran di dalam kelas melalui proses belajar-mengajar. Prosedur penggunaan kurikulum adalah sebagai berikut : a. Mempelajari GBPP beserta petunjuk pelaksanaanya. b. Isi atau ruang lingkup program yang terdiri atas pokok bahasan/subpokok bahasan beserta uraiannya yang diurutkan sesuai sistematika mata pelajaran. c. Memperhatikan alokasi waktu yang disediakan untuk mempelajari pokok/subpokok bahasan tersebut. d. Memperhatikan alternatif metode, alat bantu (sarana), dan sumber belajar yang sesuai dengan kemampuan siswa. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, maka guru dituntut untuk : a. Memahami GBPP meliputi seluruh aspek seperti yang disebutkaan diatas. b. Mempunyai keterampilan menyusun program pengajaran berupa satuan pelajaran yang bersumber dari GBPP. 18 c. Mempunyai keterampilan melaksanakan proses belajar-mengajar yang baik. d. Memahami dan berupaya melaksanakan tindak lanjut dari proses belajar-mengajar yang telah dilakukan. Dengan demikian guru sebagai pelaksana kurikulum di lapangan di samping harus memahami dan terampil menggunakan GBPP dalam pengembangannya harus berupaya untuk selalu mengembangkan diri sesuai profesinya. 19 G. PETUNJUK DAN PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM 1. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Prinsip-prinsip yang akan di gunakan dalam kegiatan pelaksanaan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum, yang bersumber dari landasan dan teori kurikulum. Asep Herry Hernawan mengemukakan lima prinsip umum dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu : 1. Prinsip relevansi 2. Prinsip fleksibilitas Berkenaan kebebasan atau keluwesan yang dimiliki guru-guru dalam mengimplementsikan kurikulum 3. Prinsip kontinuitas Berkenaan dengan adanya kesinambungan materi pelajaran antar berbagai jenis dan jenjang sekolah serta antar tingkatan kelas 4. Prinsip efisiensi 5. Prinsip efektivitas Sedangkan Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Menurut Oemar Hamalik (2001) adalah : 1. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan Pelaksanaan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan nasional. a. Prinsip Relevansi (kesesuaian) Pelaksanaan kurikulum yang meliputi tujuan, isi, dan sistem penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas Pelaksanaan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisiensi dan pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal. 20 c. Prinsip Fleksibilitas Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi, atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat. 2. Prinsip Kontinuitas Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, dan tingkat perkembangan siswa. a. Prinsip Keseimbangan Penyusunan kurikulum memperhatikan keseimbangan secara proporsional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara mata pelajaran dan aspek-aspek yang ingin dikembangkan. b. Prinsip Keterpaduan Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan proses pembelajaran. c. Prinsip mutu Pelaksanaan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan/media yang bermutu. 2. Prosedur / Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum (Langkah-Langkah Pelaksanaan Kurikulum) Langkah-langkah umun dalam pengembangan kurikulum adalah perumusan tujuan, pengembangan alat evaluasi, perencanaan materi/bahan pelajaran, dan perncanaan kegiatan pembelajaran. 1. Perumusan Tujuan Tujuan-tujuan dalam kurikulum dalam hierarki, mulai dari tujuan yang paling umum sampai kepada yang khusus dan operasional. Tujuan tersebut meliputi: tujuan pendidikan nasional, institusional, kulikuler dan intruksional. Benyamien S. Bloom dalam taxonomy of education objectives membagi tujuan ini menjadi tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Terdiri atas beberapa aspek yang disusun secara hierarkis. Kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan intelektual/berfikir, afektif berkenaan dengan penguasaan 21 dan pengembangan perasaan, sikap, minat dll. Psikomotor berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan motorik. 2. Pemilihan Dan Pengorganisasian Materi Kriteria dalam pemilihan materi kurikulum antara lain: Dipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai Dipilih karena dianggap berharga sebagai warisan budaya (positif) dari generasi masa lalu Dipilih karena berguna bagi penguasaan suatu disiplin ilmu Dipilih karena bermanfaat bagi kehidupan umat manusia, untuk bekal dimasa kini dan masa yang akan datang Dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan minat anak didik (siswa) dan kebutuhan masyarakat Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyusun skuens bahan ajar, yaitu skuens kronologis (urutan kejadian), skuens kausal (sebab-akibat), skuens struktural, skuens logis dan psikologis, skuens spiral. Dalam penyusunan sequens, perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu: a. Taraf kesulitan materi pelajaran/isi kurikulum b. Apersepsi atau pengalaman masa yang lalu c. Kematangan dan perkembangan siswa d. Minat dan kebutuhab siswa 3. Pemilihan Dan Pengorganisasian Pengalaman Belajar Cara pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, serta teknik yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat materi yang akan diberikan. Pengalaman belajar siswa bisa bersumber dari pengalaman visual, suara , perabaan, dan penciuman. Pengalaman belajar yang dipilih harus mencakup berbagai kegiatan mental-fisik yang menarik minat siswa, sesuai dengan tingkat perkembangannya, dan merangsang siswa untuk belajar aktif dan kreatif. 4. Pengembangan Alat Evaluasi Evaluasi kurikulum dapat dilakukan terhadap komponen-komponen kurikulum itu sendiri, evaluasi terhadap implementasi kurikulum, dan evaluasi dari hasil yang dicapai. 22 BAB II PENUTUP KESIMPULAN Tujuan umum pendidikan Nasional dijabarkan dari falsafah bangsa kita , yakni pancasila. Sistem pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Usaha-usaha pendidikan diarahkan untuk meningkatkan iman dan taqwa terhadap Tuhan YME, mengembangkan kecerdasan dan melatih keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasioanal. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dalam pengembangan kurikulum, peran guru sangat penting karena tujuan pendidikan yang di ingini tidak mungkin dicapai, jika guru kurang memahami kurikulum itu sebagai alat dan acuan untuk mencapai tujuan tersebut. SARAN : Pendidikan nasioanl bertujuan mencerdaskan kehidupan bangasa oleh karena itu hendaknya guru harus bisa mengembangkan kurikulum dan meningkatkan perannya dalam pelaksanaan dan pengembangan kurikulum. Karena berhasil atau tidaknya suatu kurikulum tergantung pada peran guru.sehingga akan tercipta manusia yang seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berebudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan,keterampilan,dan kepribadian yang mantap,mandiri,dan bertanggung jawab Saat ini pelaksanaan kurikulum dalam pendidikan nasional banyak yang tidak sesuai dengan kemampuan berfikir siswa. Itu dilakukan oleh para guru karena para guru ingin melatih kemampuan siswa agar terlatih sehingga dapat bersaing dengan lainnya di era globalisasi ini.Tetapi pada kenyataannya siswa kesulitan untuk melakukan pembelajaran tersebut.seperti yang diketahui setiap tahun ajaran baru. Siswa sekolah dasar sudah diberi pelajaran siswa sekolah menengah pertama. Para guru diperbolehkan melakukan pengajaran yang mampu melatih kemampuan siswa.agar siswa lebih maju, Tetapi guru harus melakukan pengajaran tersebut secara bertahap agar siswa dapat mengikuti dan melaksankan dengan baik. 23 DAFTAR PUSTAKA Achasius Kaber.1988.Pengembangan Krrukulum.Jakarta : Depdikbud Dikti. Hendiyat Soetopo dan Wasty Sumanto.1986.Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:Bina Aksara Mohamad Ali. 1985. Pengembangan kurikulum di sekolah. Bandung: Sinar Baru Soedirman N., dan kawan-kawan.1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Karya 24