2.1.1 Definisi Identitas Ego

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identitas Ego
2.1.1 Definisi Identitas Ego
Untuk dapat memenuhi semua tugas perkembangan remaja harus dapat mencapai
kejelasan identitas (sense of identity) yang berkaitan dengan perkembangan identitas
ego. Dalam kaitannya dengan teori Erikson, Bosma, dkk (1994) mendefinisikan
identitas secara umum sebagai kombinasi unik personal individu seperti nama, usia,
jenis kelamin dan profesi yang membedakan satu individu dengan individu lain.
Menurut Erikson dan Bosma (dalam Weny, 2000) identitas merupakan suatu
konsep yang berakar dari ide mengenai kepribadian, yaitu ide mengenai keunikan
individu dalam dimensi kepribadian yang membedakan manusia. Identitas disini
mengacu pada struktur kepribadian sosial yang unik. Identitas juga digunakan dalam
pengertian fenomenal subyektif, dimana sense of identity atau kesadaran identitas dapat
dapat digunakan. Dalam hal ini identitas mengacu pada kesadaran individu akan
kesamaan, kontinuitasndan keunikan personal. Identitas berkaitan dengan self. Self
merupakan keseluruhan diri inidividu yang mencakup fisik dan jiwa, sedangkan
identitas merupakan bagian dari self, jadi merupakan keadaan mental. Istilah identitas
ego yang digunakan oleh Erikson menjelaskan bahwa dalam konsep self terdapat ego.
Menurut Erikson (dalam Weny, 2000) pada masa remaja akhir seseorang
mencoba menjawab pertanyaan “siapa diriku” dalam hubungannya dengan keluarga dan
masyarakat. Pada masa ini mulailah berkembang identitas sosial, yaitu status dan peran
yang diberikan orang lain kepada diri individu di tengah masyarakat. Sedangkan
identitas pribadi, yaitu peleburan berbagai peran diri, merupakan identifikasi masa
lampau, masa kini dan watak pribadi. Identitas sosial dan identittas pribadi dilebur dan
diintergrasikan menjadi konstruksi global yang disebut identitas ego.
Identitas ego menurut Erikson (dalam Hjelle dan Ziegler, 1992), merupakan suatu
dalam perubahan realitas sosial menyeleksi dan mengintegrasikan self-image ketika
individu mengalami kritis psikososial di masa kanak-kanak hingga mencapai kejelasan
ideologi di masa remaja. Identitas ego yang digambarkan oleh Erikson (dalam Hjelle
11
12
dan Ziegler, 1992): 1) Remaja harus mengakui kenyataan bahwa terdapat kesamaan
pada kesatuan setiap waktu, dengan demikian mereka harus membentuk self-image
berdasarkan masa lalu dan mengaitkannya dengan masa yang akan datang. 2) Orang
lain juga harus mempersepsikan adanya kesamaan tersebut. Hal ini berarti bahwa
remaja harus memiliki rasa percaya diri bahwa kesatuan batin yang telah mereka
kembangkan sebelumnya mengenai diri mereka juga dipersepsikan sama oleh orang
lain. Jadi ada kesamaan antara “gambaranku tentang diriku sendiri” dengan “gambaran
tentang diriku yang dimiliki oleh orang lain”. 3) Remaja harus memiliki rasa percaya
diri berkaitan dengan kontinuitas internal dan eksternal. Persepsi diri mereka hanya
dikuatkan dengan umpan balik yang tepat berdasarkan pengalaman interpersonal
mereka.
2.1.2 Pembentukan Status Identitas Ego
Untuk pembentukan identitas ego pada seseorang, seseorang harus memiliki
komitmen dan eksplorasi. Menurut Meeus, Iedema, dkk (dalam Crocetti, Rubini &
Meeus, 2008) eksplorasi adalah suatu penggalian dan pencarian informasi mengenai
salah satu pilihan atau komitmen yang sudah ditentukan. Meeus,dkk meyakini bahwa
seorang remaja yang sudah berkomitmen akan melanjutkan eksplorasi pada pilihannya.
Individu yang sudah berkomitmen pada suatu hal di dalam kehidupannya, secara aktif ia
akan mengeksplor komitmen yang sudah ditetapkan dengan pilihannya, menggali
informasi mengenai pilihan tersebut, dan membicarakan pilihan tersebut dengan orang
lain.
Komitmen adalah suatu bentuk sikap seseorang yang mengikuti keputusan yang
telah dibuatnya, namun komitmen seseorang dapat berubah seiring dengan berjalannya
waktu (Rice, 2002). Biasanya komitmen yang diambil pada saat ini berdasarkan
keputusan dan keadaan saat ini, maka dari itu dapat berubah pada tahap perkembangan
selanjutnya.
Menurut Erikson (dalam Kumru dan Thompson, 2003) untuk menentukan salah
satu identitas yang dibangun oleh remaja adalah identitas ego. Marcia (dalam Rice,
1996) mengemukakan bahwa, individu yang telah melalui masa krisis dan telah
menetapakan komitmen di dalam hidupnya berarti individu tersebut sudah mencapai
13
identitas dirinya dengan optimal (achieved identity). Krisis menyangkut suatu masa
dimana secara aktif terlibat dalam proses pemilihan beberapa alternatif, sedangkan
komitmen menyangkut suatu ketetapan dalam pemilihan yang diekspresikan oleh
individu (Marcia dalam Rice, 1996). Individu dengan achieved identity berarti telah
mengalami krisis dan menyelesaikannya. Penyelesaian krisis dilakukan dengan cara
mengevaluasi secara hati-hati dan cermat berbagai alternatif dan pilihan yang tersedia.
Individu membuat sendiri kesimpulan dan keputusan yang tepat dengan memperhatikan
kemampuan serta keterbatasan yang dimilki. Achieved identity akan menjadi inti pribadi
individu yang telah berhasil melewati proses dari kebingungan tentang siapa dirinya dan
apa yang diinginkan dalam hidupnya (diffused), menerima pilihan- pilihan dari orang
tua tanpa mempertimbangkan alternatif lain (foreclosure), kemudian melakukan usaha
aktif dalam menghadapi krisis (moratorium) dan akhirnya dapat memahami pilihan
yang realistik, membuat pilihan dan berperilaku sesuai dengan pilihannya tersebut
(Marcia dalam Rice, 1990)
2.1.3 Status Identitas Ego
Berdasarkan dimensi eksplorasi dan komitmen. Eksplorasi menurut Meeus,
Iedema, dkk (dalam Crocetti, Rubini & Meeus, 2008) adalah suatu penggalian dan
pencarian informasi mengenai salah satu pilihan atau komitmen yang sudah ditentukan.
Meeus mengatakan seorang remaja yang sudah berkomitmen akan melanjutkan
eksplorasi pada pilihannya. Individu yang sudah berkomitmen pada suatu hal di dalam
kehidupannya, secara aktif ia akan mengeksplor komitmen yang sudah ditetapkan
dengan pilihannya, menggali informasi mengenai pilihan tersebut, dan membicarakan
pilihan tersebut dengan orang lain.
Sedangkan komitmen adalah suatu bentuk sikap seseorang yang mengikuti
keputusan yang telah dibuatnya, namun komitmen seseorang dapat berubah seiring
dengan berjalannya waktu (Rice, 2002). Biasanya komitmen yang diambil pada saat ini
berdasarkan keputusan dan keadaan saat ini, maka dari itu dapat berubah pada tahap
perkembangan selanjutnya. Selain eskploraasi dan komitmen ada 4 tahapan status
identitas ego pada remaja yaitu, foreclosure, identity diffusion, moratorium, dan identity
achievement.
14
1. Foreclosure adalah merujuk pada kondisi remaja yang telah membuat
komitmen yang telah dibuat oleh orang tuanya dan remaja ini biasanya
mengikuti komitmen yang telah dibuat tanpa benar benar memutuskan untuk
diri sendiri
2. Identity Diffusion adalah terjadi jika seorang remaja gagal menyesuaikan diri
dengan harapan. Seorang tersebut tidak dapat mengembangkan dan
mempertahankan persepsi mengenai dirinya sendiri.
3. Moratorium adalah terjadi jika seorang remaja merasakan kebingungan,
merasa tidak stabil, dan tidak puas dengan apa yang terjadi pada dirinya.
Remaja di tahap ini juga menghindari dengan masalah, biasa remaja ini juga
memiliki kecenderungan untuk menunda sampai situasi memaksa sebuah
tindakan yang harus dilakukan.
4. Identity Achievement adalah terjadi jika seorang remaja telah menyelesaikan
krisis identitas mereka secara hati hati untuk mengevaluasi sejumlah
alternative dan pilihan. Di tahap ini juga telah menyimpulkan memutuskan
pilihan sendiri yang untuk dilakukannya.
2.2 Keaktifan Media Sosial
2.2.1 Definisi Keaktifan Media Soaial
Keaktifan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia / KBBI (2008) artinya
kegiatan dan kesibukan. Sedangkan keaktifan media sosial adalah seberapa banyak
dampak negatif maupun dampak positif dari media sosial yang dapat mempengaruhi
aktifitas sehari-hari. Salah satu yang aktif dalam berperan menggunakan media sosial
yaitu remaja. Remaja sangat berperan aktif di dalam media sosial bagi di kehidupan
jaman sekarang dikarenakan hampir semua remaja mengakses dan menggunakan media
sosialnya untuk keperluan, misalnya: keperluan untuk mengerjakan tugas,
mendownload lagu maupun video, mengupdate tempat yang bagi dimana bagi remaja
itu membuat hal yang penting, selain itu mengshare foto sendiri maupun bersama
teman, makanan.
15
2.2.2 Indikator Keaktifan Media Sosial
Menurut Nugroho (2013) ada 3 indikator keaktifan media sosial pada remaja,
sebagai berikut:
1. Frekuensi update status pada media sosial
2. Lamanya penggunaan media sosial
3. Aplikasi yang diakses dalam media sosial
2.3 Remaja
2.3.1. Definisi Remaja
Rice (1990) menyebutkan bahwa kata adolescence (remaja) berasal dari Bahasa
Latin adolescere yang berarti tumbuh (to grow) atau berkembang ke arah kematangan
(to grow to maturity). Masa remaja merupakan periode perkembangan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa. Tidak ada kesepakatan umum pada kapan masa ini
mulai atau berakhir, yang jelas masa remaja merupakan masa suatu tahap di antara
menjadi kanak-kanak dan menjadi orang dewasa.
Masa remaja yang paling rentang usianya berkisar antara 10-13 tahun hingga 1822 tahun (Santrock, 2007). Remaja menurut Dariyo (2004) adalah masa transisi atau
peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya
perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Untuk menjadi orang dewasa, remaja
akan melalui masa krisis, dimana remaja berusaha mencari identitas diri. Masa remaja
dibedakan oleh para ahli perkembangan menjadi periode awal dan periode akhir. Masa
remaja awal (early adolescent) ini berlangsung pada masa sekolah menengah pertama
(SMP) dan menengah akhir (SMA) dan pada masa ini perubahan pubertas terjadi,
sedangkan pada masa remaja akhir kurang lebih pada pertengahan dewasa yang kedua
dari kehidupan. Pada masa ini terjadi eksplorasi identitas diri sering kali terjadi lebih
menonjol dibadingkan pada masa remaja awal (Santrock, 2007).
Remaja adalah masa transisi, artinya masa peralihan diantara periode anak-anak
dan dewasa (Sudrajat, 2008). Masa remaja dari ketidakmatangan pada masa kanakkanak menuju kematangan pada masa dewasa. Masa remaja merupakan periode transisi
yang meliputi segi-segi biologis, fisiologis, sosial dan ekonomis yang didahului
16
perubahan fisik (bentuk tubuh dan proporsi tubuh) maupun fungsi fisiologis
(kematangan organ-organ seksual)
2.3.2 Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja meliputi kemampuan-kemampuan yang harus
dikuasai oleh remaja, agar dapat mengatasi permasalahan yang akan timbul dalam fase
perkembangan. Penguasaan terhadap tugas perkembangan akan menentukan
keberhasilan seseorang dalam setiap fase kehidupannya. Havighurst (dalam Indri, 2008)
mengindentifikasi tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan selama masa
remaja, yaitu:
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih mantap dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa
5. Mempersiapkan pernikahan dan berkeluarga
6. Mempersiapkan karir ekonomi
2.4 Kerangka Berpikir
STATUS IDENTITAS EGO
( Foreclosure, Diffusion,
Moratorium, Achievement)
KEAKTIFAN MEDIA
SOSIAL
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Menurut Mudazine (2014), bagi masyarkat Indonesia terutama khususnya
kalangan remaja menggunakan media sosial seakan sudah menjadi hal yang biasa.
Menurut Unicef (2014), sebagian besar remaja di Indonesia sering menggunakan intenet
untuk mencari data dan informasi, seperti khususnya untuk tugas-tugas sekolah
17
sebanyak 80%, selain itu untuk bertemu teman dunia maya sebanyak 70% melaui
platform media sosial, lalu mendengarkan music sebanyak 65% dan melihat situs video
30%.
Keaktifan media sosial adalah seseorang yang menggunakan media sosial-nya
untuk mengupload foto, berbagi tempat, curhat dan meng-comment status atau foto
orang lain. Biasanya yang aktif dalam menggunakan media sosialnya adalah remaja.
Remaja yang berumur 15-19 tahun disini akan dilihat apakah ada hubungan keaktifan
dalam menggunakan media sosial dengan 4 status identitas ego pada remaja.
Dalam 4 tahapan status identitas ego pada remaja yaitu, foreclosure, diffusion,
moratorium, dan identity achievement.
Foreclosure adalah remaja yang telah membuat komitmen yang telah dibuat oleh
orang tuanya dan remaja ini biasanya mengikuti komitmen yang telah dibuat tanpa
benar benar memutuskan untuk diri sendiri.
Identity Diffusion adalah terjadi jika seorang remaja gagal menyesuaikan diri
dengan harapan figur otoritas. Seorang tersebut tidak dapat mengembangkan dan
mempertahankan persepsi mengenai dirinya sendiri.
Moratorium adalah terjadi jika seorang remaja merasakan kebingungan, merasa
tidak stabil, dan tidak puas dengan apa yang terjadi pada dirinya. Sehingga aktif
bereskprimen untuk mencari identitas diri.
Dan identity achievement adalah terjadi jika seorang remaja telah menyelesaikan
krisis identitas mereka secara hati-hati untuk mengevaluasi sejumlah alternatif dan
pilihan. Pada tahap ini remaja telah memutuskan pilihan sendiri yang untuk
dilakukannya.
Jadi asumsi peneliti adalah terdapat ada hubungan antara keaktifan dalam
menggunakan media sosial dengan ke empat status identitas ego yaitu identity diffusion,
identity foreclosure, identity moratorium, dan identity achievement. Artinya, semakin
tinggi keaktifan remaja dalam foreclosure, moratorium, achievement, dan diffusion.
18
Tetapi jika keaktifan dalam menggunakan media sosial remaja dalam
menggunakan media sosial rendah maka, tidak terdapat hubungan dengan ke empat
status identitas ego yaitu identity diffusion, identity foreclosure, identity moratorium,
dan identity achievement.
Ternyata setelah diteliti oleh peneliti terdapat ada hubungan antara keaktifan
dalam menggunakan media sosial dengan status identitas ego diffusion remaja
Jabodetabek menggunakan media sosial maka semakin tinggi juga identitas ego
moratorium dan ada hubungan antara keaktifan dalam menggunakan media sosial
dengan status identitas ego moratorium remaja Jabodetabek
Download