remaja dan permasalahannya

advertisement
Perkembangan Manusia
STIT NF, Cimanggis
Kamis, 10 Desember 2009
Prepared by: Winna Andini H., S.Psi
REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja
yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri
remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan
2. Ketidakstabilan emosi
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan
petunjuk hidup
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab
pertentangan-pertentang dengan orang tua
REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja
yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri
remaja, yaitu:
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak
sanggup memenuhi semuanya
7. Senang bereksperimentasi
8. Senang bereksplorasi
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan
kegiatan berkelompok
REMAJA DAN PERMASALAHANNYA
Adapun masalah-masalah yang kerap terjadi pada usia
remaja adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Hedonisme
Pelanggaran aturan sekolah
Mengebut
Membuat kelompok/gank
REMAJA DAN ORANGTUA
remaja mengalami ketegangan antara ketergantungan pada orangtua
dan kebutuhan untuk mandiri, orangtua juga merasakan perasaan
serupa yaitu ingin anaknya mandiri, namun merasa masih sulit untuk
melepaskan mereka (Papalia, dkk., 2004)
Teori interdepence  kemandirian remaja dicapai bukan melalui
pemberontakan, melainkan melalui peningkatan kebebasan dan
tanggung jawab secara bertahap.
Teori attachment  hubungan yang hangat dan penuh rasa percaya
dengan orangtua atau penggantinya, membuat anak memiliki rasa
aman dan percaya diri.
Remaja merasa nyaman belajar tentang dunia
hingga menjadi kompeten dalam relasi sosial.
POLA ASUH ORANGTUA
Orangtua otoriter --mengendalikan anaknya dengan peraturan namun
kurang suka menjelaskan perihal aturan ini  anak kurang percaya diri
Orangtua permisif-- terlalu banyak memberi otonomi pada anak dan
kurang menerapkan disiplin (permissive –indulgent dan permissiveindifferent)
pertama, memiliki konsep diri yang poistif, namun bermasalah di
sekolah atau berperilaku tak pantas, kedua memiliki harga diri yang
rendah, kurang memiliki komptensi sosial, dan mengalami problem
perilaku, serta melanggar norma
Orangtua otoritatif--menjelaskan norma-norma dan responsif
terhadap kebutuhan anak memilih teman sepermainan
yang baik, normal, popular, dan cerdas
REMAJA DAN SAUDARA KANDUNG
Hubungan saudara yang penuh persahabatan, kooperatif, saling
menghormati, penuh kasih sayang, mempunyai kemungkinan yang
lebih besar untuk tercapainya penyesuaian yang lebih baik. Sebaliknya
akan menimbulkan suasana yang buruk (misalnya kebencian, iri hati,
perselisihan, dan sebagainya)
Terdapat perbedaan karakteristik antara remaja yang merupakan anak
yang lebih tua dan anak yang lebih muda (Buhrmester & Furman, 1990
dalam Papali,dkk., 2004).
• menghadapi adik yang beranjak remaja, anak lebih tua biasanya
menanggalkan otoritas
• anak yang lebih muda memandang anak yang lebih tua, dan merasa
bertumbuh dengan mengidentifikasi mereka
BATASAN USIA REMAJA :
•
Bigner (1994) :
•Early Adolescence (13-16 tahun)
•Late Adolescence (16-20 tahun)
• Santrock
(1998) :
•Early Adolescence (usia SMP)
•Late Adolescence (usia SMU)
• Sarwono
(1991) :
•Remaja Awal (10-14 tahun)
•Remaja Akhir (15-20 tahun)
• WHO :
Remaja (10-20 tahun)
KARAKTERISTIK REMAJA :
• Perkembangan fisik dan psikologis yang cepat
• Kebebasan Individual
• Eksperimentasi, idealisme, konflik, ketidakpuasan,
kekecewaan
• Masa ‘badai’ dan penuh tekanan
• Adanya harapan dan aspirasi yang tidak realistis
• Menuntut kemampuan adaptasi terhadap tuntunan
masa dewasa
TUGAS PERKEMBANGAN :
• Mampu menjalin hubungan baru dan hubungan
yang lebih dewasa dengan teman seusia
• Mencapai peran sosial yang maskulin dan feminin
• Menerima keadaan fisik dan menggunakan
tubuhnya secara efektif
• Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan
orang dewasa lainnya
• Mencapai kepastian/jaminan akan kemandirian
ekonomi
• Memilih dan menyiapkan bidang pekerjaan
TUGAS PERKEMBANGAN :
• Mempersiapkan diri untuk menikah dan menghadapi
kehidupan berkeluarga
• Mengembangkan keahlian intelektual dan
menguasai konsep yang diperlukan untuk
meningkatkan kompetensi pribadi sebagai warga
negara
• Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang
bertanggung jawab secara sosial
• Memperoleh sejumlah nilai-nilai dan sistem-sistem
etika sebagai pedoman dalam bertingkahlaku
ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA:
 Perkembangan Fisik
 Perkembangan Mental
 Perkembangan Emosi
 Perkembangan Sosial
 Perkembangan Kepribadian
PERKEMBANGAN FISIK :
 Pubertas
Adolescence growth spurt
 Primary sex characteristic
 Secondary sex characteristic
 Spermarche
Menarche
Early and late maturer
PERKEMBANGAN FISIK :
 Sakit/penyakit disebabkan karena kemiskinan atau
gaya hidup beresiko tinggi
 Remaja putri biasanya kurang olahraga
 Masalah kurang tidur/istirahat
 Aneroxia nervosa dan bulimia nervosa
 Substance abuse dependence
 Kematian disebabkan karena kecelakaan, bunuh
diri, perkelahian atau gaya hidup beresiko tinggi
PERKEMBANGAN KOGNITIF:
 Piaget : Formal Operational
 Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa
yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu
mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan
suatu ide baru.
sudah mampu berpikir secara abstrak
dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks
Hypothetical-deductive reasoning
Elkind : immature thought patterns
Imaginary audience—personal fable
adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh
oleh hukum alam. Remaja memiliki semacam perasaan invulnerability
yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang
membahayakan diri (Beyth-Marom, dkk., 1993).
PERKEMBANGAN MORAL :
 Bagaimana Remaja melakukan pertimbangan
moral :
Kohlberg : moral reasoning is rooted in the dev
of sense of justoce and occur son three main
levels :
1. Preconventional morality
2. Conventional morality
3. Postconventional morality
PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI :
 Erikson
:
Identity vs confuse identity
PENCARIAN IDENTITAS DIRI
proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang
penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds,
2001)
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih
melibatkan kelompok teman sebaya dibanding
orang tua (Papalia & Olds, 2001)
5 DIMENSI SOCIAL SKILLS :
 Peer relation
•Hubungan pertemanan
 Self Management
•Manajemen diri
 Academic skills
•Kemampuan Akademik
 Complience
 Assertion
BERBAGAI PERUBAHAN YANG
MEMERLUKAN PENYESUAIAN :
• Perubahan fisik, fisiologis dan
seksual terhadap tekanan biologis
dan sosial
•Egosentrisme-personal fableimaginary audience
•Perubahan hormonal terhadap
ketegangan emosi yang meningkat
•Dorongan untuk mencapai
individuasi dan otonomi
•Tuntutan sosial/masyarakat untuk
penguasaan social skills
•Krisis identitas diri (identity vs role
confusion)
PERILAKU BERMASALAH PADA
REMAJA :
• Berbagai tindakan yang
mengganggu kehidupan diri
sendiri dan orang lain dan
dapat membahayakan
keamanan dan harta
•Collins (1995) :
Externalizing problems
Internalizing problems
PENDIDIKAN DAN DUNIA
KERJA
• Keberhasilan di sekolah dipengaruhi oleh :
– Motivasi Akademik
– Gaya atau pola asuh orang tua
– Suku bangsa
– Status sosial ekonomi
– Kualitas sekolah dalam meningkatkan prestasi
– Self eficacy
– Sikap orangtua dan teman sebaya
PILIHAN BIDANG KERJA
Dipengaruhi oleh :
 Dorongan dari orangtua
 Gender streotypes
Bekerja sambil sekolah mem
punyai pengaruh yang positif maupun
negatif bagi pendidikan, perkembangan
sosial maupun pengembangan
karir/occupational
Download