hukum administrasi negara

advertisement
HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA
FX. SUMARJA
KEWENANGAN
• Wewenang: hak yang dimiliki oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan atau
penyelenggara negara lainnya untuk mengambil
keputusan dan/atau tindakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
• Kewenangan adalah kekuasaan Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara
negara lainnya untuk bertindak dalam ranah
hukum publik.
• Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
adalah unsur yang melaksanakan Fungsi
Pemerintahan, baik di lingkungan
pemerintah maupun penyelenggara
negara lainnya.
• Penyelenggara negara lainnya adl
lembaga-lembaga di luar eksekutif,
yudikatif, dan legislatif
Teori Kewenangan
• Istilah wewenang/kewenangan >
bevoegdheid
• Tapi berbeda, istilah bevoegdheid di
Belanda digunakan baik dalam konsep
hukum privat maupun konsep hukum
publik.
• Di Indonesia digunakan dalam arti hukum
publik.
• Dalam hukum tata Negara, bevoegdheid
dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum.
• Konsep hukum publik, kewenangan
berkaitan dengan kekuasaan.
• Maka kewenangan dalam hukum publik,
sekurang-kurang terdiri dari 3 komponen
utama, yaitu : Pengaruh, Dasar Hukum,
Konformitas hukum
• Komponen pertama, Kewenangan digunakan
untuk tujuan agar dapat mengendalikan perilaku
dari manusia sebagai subyek hukum.
• Komponen kedua terkait dengan sumber
kewenangan. Artinya bahwa aturan hukum inilah
yang digunakan oleh pejabat publik sebagai
dasar hukum untuk melaksanakan/menjalankan
pemerintahan.
• Komponen ketiga sebagai syarat kewenangan
adalah konformitas hukum. Bahwa dalam
menjalankan kewenangan mengandung makna
adanya standar kewenangan (SOP), Ps 49.
Sumber Kewenangan
• Bagi pemerintah dasar untuk melakukan
perbuatan hukum publik adalah adanya
kewenangan yang berkaitan dengan
jabatan.
• Artinya kewenangan yang dimiliki pada
hakikatnya melekat pada jabatan yang
diemban oleh pejabat/ badan
pemerintahan/ penyelenggara negara
lainnya tersebut.
Kewenangan dapat diperoleh melalui tiga
cara:
• Atribusi
• Delegasi
• Mandat
Atribusi, bhs UU
• Pemberian Kewenangan kepada Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 atau UndangUndang.
Atribusi
• Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
memperoleh Wewenang melalui Atribusi
apabila:
1. diatur dalam UUDNRI 1945 dan/atau
undang-undang;
2. merupakan Wewenang baru atau sebelumnya tidak ada; dan
3. Atribusi diberikan kepada Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan
• Tanggung jawab kewenangan berada
pada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang bersangkutan.
• Kewenangan ini tidak dapat didelegasikan,
kecuali diatur di dalam UUDNRI 1945
dan/atau undang-undang
Delegasi
• Diartikan sebagai penyerahan wewenang
(untuk membuat suatu keputusan [besluit])
oleh pejabat pemerintahan kepada pihak
lain, dan wewenang tersebut menjadi
tanggung jawab pihak lain tersebut.
• segala tanggung gugat atas keputusan
yang terkait dengan wewenang itu menjadi
milik pihak lain tersebut.
Delegasi. Bhs UU
• Pelimpahan Kewenangan dari Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih
tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih rendah dengan
tanggung jawab dan tanggung gugat
beralih sepenuhnya kepada penerima
delegasi.
Delegasi
• Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
memperoleh Wewenang melalui Delegasi
apabila:
1. diberikan oleh Badan/Pejabat Pemerintahan kepada
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lainnya;
2. ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, dan/atau Peraturan Daerah; dan
3. merupakan Wewenang pelimpahan atau
sebelumnya telah ada.
• Kewenangan ini tidak dapat didelegasikan lebih
lanjut, kecuali ditentukan lain dalam peraturan
perundang-undangan
Delegasi
• subdelegasi Tindakan kepada Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan lain dpt
dilakukan dengan ketentuan:
1. dituangkan dalam bentuk peraturan sebelum
Wewenang dilaksanakan;
2. dilakukan dalam lingkungan pemerintahan
itu sendiri; dan
3. paling banyak diberikan kepada Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan 1 (satu)
tingkat di bawahnya.
Delegasi
• Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yang memperoleh Wewenang melalui
Delegasi, tanggung jawab Kewenangan
berada pada penerima Delegasi
Mandat
•
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
memperoleh Mandat apabila:
1. ditugaskan oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan di atasnya; dan
2. merupakan pelaksanaan tugas rutin.
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
menerima Mandat harus menyebutkan atas
nama Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang memberikan Mandat.
Mandat
• Mandat adalah suatu pelimpahan
wewenang kepada bawahan, dan
dimaksudkan untuk membuat keputusan
atas nama pejabat Tata Usaha Negara
yang memberi mandat.
• Keputusan ini bernilai sama halnya
dengan keputusan pejabat Tata Usaha
Negara yang memberi mandat, sehingga
tanggung gugat dan tanggung jawab atas
putusan tetap berada di tangan pemberi
mandat.
Mandat, bhs UU
• Mandat adalah pelimpahan Kewenangan
dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih tinggi kepada
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yang lebih rendah dengan tanggung jawab
dan tanggung gugat tetap berada pada
pemberi mandat
• Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
memperoleh Wewenang melalui Mandat tidak
berwenang mengambil Keputusan dan/atau
Tindakan yang bersifat strategis.
• Strategis yang berdampak pada perubahan
status hukum pada aspek organisasi,
kepegawaian, dan alokasi anggaran.
• Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
memperoleh Wewenang melalui Mandat
tanggung jawab Kewenangan tetap pada
pemberi Mandat
Pembatasan Kewenangan
•
Wewenang Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan dibatasi oleh:
1. masa atau tenggang waktu Wewenang;
2. wilayah atau daerah berlakunya Wewenang;
dan
3. cakupan bidang atau materi Wewenang
Penyalahgunaan wewenang
•
•
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
dilarang menyalahgunakan Wewenang.
Larangan penyalahgunaan Wewenang
meliputi larangan:
1. melampaui Wewenang; (lihat sebelumnya) (
2. mencampuradukkan Wewenang; dan/atau
3. bertindak sewenang-wenang.
Mencampuradukkan Wewenang
•
Apabila Keputusan dan/atau Tindakan
yang dilakukan:
1. di luar cakupan bidang atau materi
Wewenang yang diberikan; dan/atau
2. bertentangan dengan tujuan Wewenang
yang diberikan
Sewenang-wenang
•
Apabila Keputusan dan/atau Tindakan
yang dilakukan:
1. tanpa dasar Kewenangan; dan/atau
2. bertentangan dengan Putusan Pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap.
Akibat Penyalahgunaan Wewenang
• Penyalahgunaan Wewenang:
1.melampaui Wewenang (dapat dinyatakan tidak
sah oleh pengadilan)
2.mencampuradukkan Wewenang (dapat
dibatalkan oleh pengadilan)
3.bertindak sewenang-wenang (dapat dinyatakan
tidak sah oleh pengadilan).
Download