pokok bahasan i - E-learning UPN JATIM

advertisement
KULIAH HAN
By. Fauzul
FAKULTAS HUKUM UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
MATERI BAHASAN
ORGANISASI ADMINISTRASI NEGARA
Pengertian Pemerintahan


Istilah “Pemerintahan” yang digunakan HAN
menunjukkan pada arti pemerintahan dalam arti
sempit, yakni di luar kekuasaan pembentukan
peraturan perundang-undangan dan kekuasaan
peradilan
Istilah “Pemerintah” menunjuk kepada subjek yang
melaksanakan urusan pemerintahan dalam makna
“jabatan”, seperti Presiden, Wakil Presiden, Menteri,
Gubernur, Bupati/Walikota dan jabatan struktural
lainnya.
Istilah wewenang dan kewenangan


Istilah wewenang seringkali dipertukarkan
penggunaannya dengan istilah kewenangan yang
disejajarkan dengan istilah “bevoegdheid”
Menurut konsepsi hukum publik, istilah wewenang
merupakan suatu konsepsi inti dalam hukum tata
negara dan hukum administrasi
Lanjutan….



Dalam Hukum Tata Negara, wewenang
(bevoegdheid) dideskripsikan sebagai kekuasaan
hukum (rechtsmacht).
Dengan demikian wewenang dalam konteks hukum
publik selalu berkaitan dengan Kekuasaan.
Dalam hukum publik, sekurang-kurangnya ada tiga
komponen yang terdapat dalam muatan wewenang :
(1) pengaruh; (2) dasar hukum; (3) konformitas
hukum.
Lanjutan…



Komponen pengaruh merupakan penggunaan
wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan
perilaku subjek hukum
Komponen dasar hukum merupakan keabsahan
bertindak, yakni wewenang itu selalu harus dapat
ditunjuk dasar hukumnya
Komponen konformitas hukum, mengandung makna
adanya standar umum wewenang untuk semua jenis
wewenang dan standar khusus untuk jenis wewenang
tertentu
Sumber kewenangan
Atribusi
 Delegasi
Selain itu dua sumber kewenangan di atas, juga ada
kewenangan “mandat”, namun bukan
menyebabkan orang yang menerima mandat
menjadi berwenang, melainkan hanya
melaksanakan urusan dari pemberi mandat.

Atribusi



Cara normal untuk memperoleh wewenang
Wewenang untuk membuat keputusan (besluit)
yang langsung bersumber kepada UU dalam
materiil
Merupakan pembentukan wewenang tertentu dan
pemberiannya kepada organ tertentu
Delegasi


Penyerahan wewenang untuk membuat keputusan
(besluit) oleh Pejabat TUN kepada pihak lain dan
wewenang tertentu
Syarat delegasi : (1) definitif; (2) hrs didsarkan
peraturan per-UU-an; (3) tidak diperkenankan
kepada bawahan; (4) kewajiban memberikan
penjelasan; (5) beleidsregels
Mandat



Tidak bermaksud memberi wewenang kepada
bawahan
Tidak terjadi peralihan wewenang
Tanggung jawab ada pada pemberi mandat
Organisasi Pemerintahan


Susunan pemerintahan dibedakan atas susunan vertikal
dan susunan horizontal
Susunan pemerintahan secara vertikal, dapat berupa:
1.
2.
3.
4.

Presiden/Wakil Presiden
Menteri
Gubernur
Bupati/Walikota
Susunan pemerintahan secara horizontal dapat berupa :
1.
2.
3.
Sesama menteri atau setingkatnya
Sesama Lembaga Pemerintah Non Departemen
Sesama Lembaga Perangkat Daerah yang se eselon
Organisasi Pemerintah Pusat




Presiden/Wakil Presiden
Menteri : (1) Menteri Koordinator; (2) Menteri
yang memimpin Departemen; (3) Menteri Negara
(Non Departemen); (4) Jaksa Agung (setingkat
Menteri)
Lembaga Pemerintah Non Departemen
Kantor Wilayah Departemen/ Lembaga Pemerintah
Non Departemen
Lembaga Pemerintah Non Departemen







Badan Kepegawaian Negara (BKN)
Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Badan Atom Nasional (BATAN)
Biro Pusat Statistik (BPS); dll
Organisasi Pemerintah Daerah


Kepala Daerah/Wakil KDH (Gubernur/Wagub, Bupati/Wabup,
Walikota/Wawako)
Perangkat Daerah (Propinsi/Kabupaten/Kota)
1.
Sekretariat Daerah, dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Propinsi
Eselon Ib, Kabupaten Kota Eselon IIa)
2.
Sekretariat DPRD
3.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
Inspektorat, Dinas Daerah
4.
Lembaga Teknis Daerah (Badan, Kantor, Rumah Sakit Umum
Daerah
5.
Camat
6.
Sekretaris Kecamatan/Lurah/Wali Nagari
7.
Sekretaris Lurah/ Sekretaris Nagari
Konsekuensi dari Organisasi Pemerintahan
Vertikal


Susunan pemerintahan yang bersifat vertikal,
menimbulkan konsekuensi hubungan hukum
adminisrasi berupa pengawasan
Bentuk-bentuk pengawasan, berupa:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengawasan represif
Pengawasan preventif
Pengawasan positif
Kewajiban memberitahu
Konsultasi
Hak Banding Administratif
Konsekuensi Organisasi Pemerintahan
Horizontal


Menimbulkan hubungan hukum administrasi,
berupa koordinasi dan kerjasama
Bentuk-bentuk kerjasama dapat berupa:
1. Fungsi yang dipusatkan
2. Badan/lembaga untuk bersama
3. Badan hukum untuk bersama
MATERI BAHASAN
TINDAKAN
PEMERINTAH
PERISTILAHAN





Tindakan Pemerintahan (Kuntjoro)
Sikap Tindak Administrasi Negara (Sjachran Basah)
Perbuatan Pemerintah (Utrecht)
Perbuatan Administrasi Negara (Bachsan Mustafa)
Perbuatan alat administrasi Negara (Muchsan)
BENTUK TINDAKAN PEMERINTAH
Perbuatan Nyata
Perbuatan Hukum
Perbuatan Hukum Privat
Perbuatan Hukum Publik
Bersegi Satu
Perbuatan Hukum Publik
Perbuatan Hukum Pubik
Bersegi Dua

Perbuatan Nyata/Materiil

Feitelijke handelingen atau Factual Action


Perbuatan yang bukan perbuatan hukum
Tindak pemerintahan yang berdasarkan fakta Tidak termasuk
“rechtshandeling van de administratie”

Perbuatan hukum

Perbuatan yang dilakukan oleh badan/pejabat TUN yang
menimbulkan akibat hukum



Perbuatan hukum privat, perbuatan yang dilakukan oleh
badan/pejabat TUN yang akibatnya berada dalam lapangan hukum
perdata
Perbuatan hukum publik, perbuatan yang dilakukan oleh
badan/pejabat TUN yang akibatnya berada dalam lapangan hukum
publik (khususnya hukum administrasi)
Fokus Hukum Administrasi adalah perbuatan hukum publik
yang bersegi satu (eenzijdige publiek rechtshandeling)

Tindakan pemerintahan dalam menjalankan
fungsinya melaksanakan pelayanan publik harus
tetap berdasarkan kepada:
 hukum
yang berlaku
 Prinsip-prinsip hukum umum yang diterima
 Dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan YME dan kepada hukum (P.27(2)UUD 1945).
Hakekat HAN



1. Memungkinkan pemerintahuntuk menjalankan fungsinya
2. Melindungi warga negara dari tindakan pemerintahan dan
jug melindungi tindakan pemerintahan itu sendiri
Tindakan pemerintahan a/ mengatur kehidupan warga
dengan mengeluarkan ketetapan-keteapan yg menimbulkan
akibat hukum bagi obyek yg diaturnya.



Sesuai dengan hukum
Sesuai dengan hukum namun landasan hukumnya salah =
pelaksanaan betul
Perbuatan melawan hukum = pelaksanaan yg salah
Ketetapan yang sah




Ketetapan yg dikeluarkan pemerintah adalah sah menurut
hukum apabila memenuhi sumber ketentuan yg ditetapkan.
Pada umumnya perkara timbul karena adanya
pelanggaran hukum baik oleh pribadi, badan hukum
maupun oleh penguasa sehingga ada pihak yg dirugikan.
Tetapi ketaatan dalam melaksanakan hukum masih mungkin
menimbulkan kerugian karena adanya cacat pada dasar
hukum yg dipergunakan
Ganti rugi yg diberikan sbg akibat tindakan pemerintahan
yg berdasarkan hukum tsb, beban pembayaran ada pada
negara
Disamping wewenang dan kepatuhan kepada hukum
diperlukan juga asas-asas pemerintahan yg baik dalm
menilai tindakan pemerinthan yg berdasarkan hk yg
menimbulkan kerugian bg masyarakat
Syarat formil dan materil

Syarat Formil
 Prosedur/cara
membuat ketetapan
 Bentuk ketetapan
 Pemberitahuan penetapan yg bersangkutan

Syarat Materiil
 Instansi
yg membuat penetapan harus berwenang
 Penetapan hrs dibuat tanpa adanya kekurangan
 Penetapan harus menuju sasaran.
Contoh

Surat Keterangan Fiskal Luar Negeri (SKFLN)
Setiap WNI yg akan ke luar negeri hrs memiliki SKFLN dg
membayr sejumlah uang fiskal berdasar Ordonansi Pajak
Penghasilan 1944 yg pd dasarnya merupakan angsuran
pajak pendapatan yg dibayar di muka tuk tahun pajak
berjalan. Sejak april 1984 ordonansi ini diganti dg UU
Pajak Penghasilan 1983. Tetapi praktek SKFLN terus
berlangsung, bahkan penarikan dilakukn tanp melht orgnya.
 Landasan hk tidak sah.SKFLN a/ pajak penghasil yg dibayr
dimuka
 Sebaiknya ketentuan ini dicabut dan diberi landasan hk
baru sbg pungutan kepada WNI yg mo ke luar negeri.

Download