PERATURAN DAERAH PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PEMELIHARAAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU UTARA, Menimbang : a. bahwa bahasa, sastra daerah merupakan unsur kebudayaan daerah Propinsi Maluku Utara dan merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang berperan dalam meningkatkan martabat dan peradaban bangsa; b. bahwa bahasa, sastra daerah sebagaimana dimaksud huruf a, dipandang perlu dilakukan pembinaan, pelestarian, pemeliharaan dan pengembangan secara terencana, terpadu dan tertanggungjawab; c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Maluku Utara. Tentang Pemeliharaan Bahasa dan Sastra Daerah; Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 46 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Propinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat, (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3895); 2. Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan lembaran Negara Nomor 4383) 4. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah dirubah dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 5. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan lembaran Negara Nomor 4438); 6. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan lembaran Negara Nomor 4966); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 9. Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972 tentang Peresmian Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan; 10. Peraturan Daerah Propinsi Maluku Utara Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah Propinsi Maluku Utara (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 4); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI MALUKU UTARA Dan GUBERNUR MALUKU UTARA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI MALUKU UTARA TENTANG PEMELIHARAAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Propinsi Maluku Utara; 2. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut Azas Otonomi dan Tugas Pembantuan dengan Prinsip Otonomi seluas – luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah; 4. Kepala Daerah adalah Gubernur Maluku Utara; 5. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan dan Pengajaran Propinsi Maluku Utara yang bertanggungjawab di bidang pendidikan dan pengajaran, bahasa dan sastra daerah; 6. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Maluku Utara yang bertanggungjawab di bidang pemeliharaan bahasa dan sastra daerah; 7. Pemeliharaan adalah upaya perlindungan, pengembangan, pemberdayaan dan pemanfaatan bahasa dan sastra daerah; 8. Bahasa Daerah adalah Bahasa Daerah Maluku Utara yang Hidup dan Berkembang di wilayah Propinsi Maluku Utara; 9. Sastra Daerah adalah Sastra yang diungkapkan dalam bahasa daerah atau bahasa lainnya baik lisan maupun tulisan yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang bersumber dari sastra daerah; BAB II TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Tujuan Pemeliharaan Bahasa dan Saatra Daearah adalah : a. Memantapkan keberadaan dan kesinambungan penggunaan bahasa dan sastra daerah sehingga menjadi faktor pendukung bagi tumbuhnya jati diri, kebanggaan dan semangat untuk membangun daerah; b. Memantapkan kedudukan, fungsi, bahasa dan sastra disetiap daerah; c. Melindungi, mengembangkan, memberdayakan dan memanfaatkan bahasa dan sastra daerah yang merupakan unsur utama kebudayaan daerah yang pada gilirannya menunjang kebudayaan nasional.; d. Meningkatkan mutu penggunaan potensi bahasa dan sastra daerah bagi masyarakat. Pasal 3 Sasaran pemeliharaan bahasa dan sastra daerah; a. Terwujudnya kurikulum pendidikan formal dan non formal bahasa dan sastra daerah; b. Terwujudnya penggunaan bahasa daerah yang baik dan benar; c. Terwujudnya peran serta masyarakat dalam upaya pemeliharaan bahasa dan sastra daerah; d. Terwujudnya peran serta masyarakat dalam upaya pemeliharaan bahasa dan sastra daerah; BAB III RUANG LINGKUP Pasal 4 Ruang lingkup Pemeliharaan Bahasa dan Sastra Daerah meliputi : a. Penyelenggaraan pendidikan formal dan non formal; b. Penyediaan bahan ajar untuk pendidikan formal dan non formal dan bahan bacaan untuk perpustakaan; c. Penyelenggaraan pelatihan, penataran, lokakarya, diskusi, seminar, apresiasi dan kegiatan sejenisnya; d. Penyelenggaraan sayembara bagi siswa, guru dan masyarakat; e. Penyelenggaraan penelitian dan penyebarluasan hasilnya; f. Penyelenggaraan kongres bahasa daerah secara periodik; g. Pemberian penghargaan untuk karya – karya bahasa sastra terpilih serta penghargaan bagi bahasawan, sastrawan dan peneliti unggulan; h. Pemasyarakatan bahasa dan sastra daerah; i. Penyediaan fasilitas bagi kelompok – kelompok studi bahasa dan sastra daerah; j. Pemberdayaan dan pemanfaatan media masa baik cetak maupun elektronik dalam penggunaan bahasa daerah; k. Pengelolaan sistem komunikasi, dokumentasi bahasa dan sastra daerah; l. Penggunaan dan pemanfaatan bahasa dan sastra dalam kehidupan keagamaan; m. Penerjemahan publikasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bahasa asing kedalam bahasa daerah dan sebaliknya; n. Pengadaaan sarana teknologi yang menunjang. BAB IV WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB Pasal 5 (1) Gubernur memiliki wewenang dan tanggungjawab untuk melakukan pemeliharaan bahasa dan sastra daerah; (2) Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; (3) Gubernur berwenang membentuk lembaga pemeliharaan, penelitian dan pengembangan bahasa dan sastra daerah yang keanggotaannya terdiri dari Pemerintah daerah, unsur masyarakat, akademisi dan para pakar; (4) Struktur, tugas dan wewenang lembaga pemeliharaan, penelitian dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Daerah sebagaimana dimaksud ayat (3) akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur Pasal 6 Wewenang dan tanggungjawab sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (1) meliputi a. Penyelenggaraan pelatihan dan atau penataran bahasa dan sastra daerah; b. Penetapan penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar bagi kepentingan pendidikan formal, non formal maupun masyarakat; c. Pengadaan buku pelajaran atau modul pendidikan formal, non formal dan lingkungan masyarakat; BAB V UPAYA DAN STRATEGI PEMELIHARAAN Pasal 7 Upaya Pemeliharaan Bahasa dan Sastra Daerah dilakukan melalui cara : a. Melindungi kedudukan dan keberadaan bahasa dan sastra daerah agar tetap dan berkembang serta terhindar dari kepunahan; b. Mengembangkan penggunaan bahasa dan sastra daerah secara baik dan benar; c. Memberdayakan potensi bahasa dan sastra daerah serta memanfaatkannya agar berhasil guna dan berdaya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara. Pasal 8 Pemeliharaan Bahasa dan Sastra Daerah dilaksanakan melalui strategi : a. Penyediaan kurikulum mata pelajaran bahasa dan sastra daerah pada pendidikan dasar dan menengah; b. Perlakukan kedudukan yang setara antara mata pelajaran bahasa dan sastra daerah dengan mata pelajaran lainnya; c. Penyediaan tenaga bidang bahasa dan sastra daerah; d. Penyediaan fasilitas pendukung dibidang pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra daerah; e. Mendorong dan dan memfasilitasi lembaga kemasyarakatan dalam pemeliharaan bahasa dan sastra daerah; f. Mengembangkan sistempemberian penghargaan pihak – pihak yang menunjukan upaya – upaya bermanfaat bagi kepentingan pemeliharaan bahasa dan sastra daerah; BAB VI PERAN MASYARAKAT Pasal 9 (1) Masyarakat berperan sebagai pelaku dalam upaya pemeliharaan bahasa dan sastra daerah; (2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilaksanakan melalui kegiatan : a. Memelihara dan mengembangkan secara positif kebanggaannya sebagai warga daerah yang merupakan bagian tak terpisahkan dari warga bangsa; b. Menumbuhkan secara positif kecintaan terhadap kebudayaan daerah yang merupakan khazanah kebudayaan nasional; c. Memantapkan kesadaran bahwa bahasa dan sastra daerah adalah bagian dari budaya daerah yang memperkuat jati diri dan kedaerahan dalam konteks keberagaman budaya secara nasional. BAB VII PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 (1) Pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan bersama – sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta instansi terkait lainnya; (2) Tata cara pengendalian dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 11 Pembiayaan pemeliharaan bahasa dan sastra daerah berasal dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; b. Sumber anggaran lain yang sah dan tidak mengikat. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 (1) Hal – hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur; (2) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengUndangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah PROPINSI Maluku Utara. Ditetapkan di Ternate, Pada Tanggal 24 Agustus 2009 GUBERNUR MALUKU UTARA TTD H. THAIB ARMAIYN Diundangkan di Ternate, Pada Tanggal 24 Agustus 2009 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI MALUKU UTARA TTD H. MUHADJIR ALBAAR ( Lembaran Daerah Propinsi Maluku Utara Tahun 2009 Nomor 9 ) PEJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROPINSI MALUKU UATARA NOMOR: 9 TAHUN 2009 TENTANG PEMELIHARAAN BAHASAN DAN SASTRA DAERAH I. UMUM Kebudayaan suatu bangsa merupakan indikator dan ciri tinggi atau rendahnya martabat dan peradaban suatau bangsa. Kebudayaan tersebut dibangun oleh berbagai unsur, seperti bahasa dan sastra daerah. Kesenian dan berbagai sistem nilai yang tumbuh dan berkembang dari masa ke masa. Kebudayaan nasional kita dibangun atas berbagai kebudayaan daerah yang beragam wama dan corak, sehingga merupakan satu rangkaian yang harmonis dan dinamis. Dalam hal ini tidak disangka bahwa bahasa dan sastra daerah merupakan unsur penting dari kebudayaan yang menjalin rangkaian kebudayaan nasional. Namun demikian, dalam kenyataan dewasa ini bahasa dam sastra daerah diperlukan kurang sastra dengan bahasa sastra nasional dan bahkan dengan bahasa dan sastra asing baik dalam bidang pendidikan maupun dalam kehidupan bermasyarakat pada umumnya, terlebih lagi terhadap aksara daerah. Padahal aksara sebagai simbol dan ciri pengenal sejarah peradaban masyarakat Maluku Utara, mengandung nilai estetika luhur, sehingga perlu dipertahankan dan dipelihara sebagai suatu kebanggaan daerah. Jika kenyataan tersebut diatas dibiarkan, maka dikwatirkan eksistensi bahasa dan sastra daerah Maluku Utara akan musnah. Hal ini berarti awal runtuhnya kebudayaan daerah yang pada gilirannya merupakan keruntuhan kebudayaan nasional. Oleh karena itu, sedini mungkin perlu dilakukan upaya pemeliharaan, yaitu berupa perlindungan, pengembangan, pemberdayaan dan pemanfaatan potensi bahasa, sastra dan aksara daerah. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, perlu untuk menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Maluku Utara tentang pemeliharaan bahasa dan sastra daerah sebagai pelestarian, pembinaan dan pengembangan bahasaan dan sastra daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 ayat (1) : Cukup Jelas ayat (2) : Cukup Jelas ayat (3) : Cukup Jelas ayat (4) : Cukup Jelas ayat (5) : Cukup Jelas ayat (6) : Cukup Jelas ayat (7) : Cukup Jelas ayat (8) : Bahasa Daerah Maluku Utara yang dimaksud adalah bahasa Ternate, Tidore, Galela, Loloda, Laba, Tobaru, Waiyoli, Ibu, Gamkonora, Sahu, Pagu, Modole, Togutil, Kao, Makian Barat, Makian Timur, Kayoa, Gane / Giman, Weda / Sawal, Maba, Patani, Buli, Gebe, Sula, Kadai, Siboyo, Mangole, Bacan, Gorap, Koloncucu, dan Bajo. ayat (9) : Cukup Jelas Pasal 2 : Cukup Jelas Pasal 3 : Cukup Jelas Pasal 4 : Cukup Jelas Pasal 5 ayat (1) : Cukup Jelas ayat (2) : Cukup Jelas ayat (3) : lembaga yang dimaksud adalah teknis yang melaksanakan sasaran dan tugas dengan terukur lagi. ayat (4) : Cukup Jelas Pasal 6 : Cukup Jelas Pasal 7 : upaya mengembangkan penggunaan bahasa dan sastra daerah agar lebih memasyarakat dilakukan melalui rekonstruksi, revitalisasi dan sosialisasi. Pasal 2 : Huruf a Cukup Jelas Huruf b Cukup Jelas Huruf c Cukup Jelas Huruf d Cukup Jelas Huruf e Cukup Jelas Huruf f Sistem pemberian penghargaan yang dimaksud adalah sebagai kemudahan bagi : a. Media Massa, cetak dan elektronik yang menggunakan bahasa daerah; b. Guru dan Murid; c. Sastrawan, peneliti, peminat dan pemerhati bahasa, sastra dan aksara daerah; d. Yang menunjukan dedikasi dan prestasi luar biasa dalam upaya pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara daerah; Bentuk – bentuk insentif tersebut dapat berupa : 1. Tunjangan hari tua; 2. Biaya penulisan dan penerbitan; 3. Subsidi karya unggulan; 4. Beasiswa Studi lanjut; 5. keringanan pajak dan retribusi; 6. Piagam penghargaan dan sebagainya; Pasal 9 : peran masyarakat adalah partisipatif aktif sebagai mitra kerja Pemerintah daerah baik sebagai mitra kerja pemikir, mitra kerja pelaksana dan mitra kerja penyuluh. Peran masyarakat tersebut diwujudkan melalui berbagai lingkungan kehidupan seperti : Lingkungan Keluarga; Lingkungan pendidikan Lingkungan Institusi Pemerintah Daerah; Lingkungan keagamaan; Lingkungan Organisasi Profesi dan sebagainya; Pasal 10 : Cukup Jelas Pasal 11 : Cukup Jelas Pasal 12 : Dalam hal Pemerintah Kabupaten / Kota dalam wilayah Propinsi Maluku Utara belum diatur hal membuat hal yang dimaksud dalam Peraturan Daerah sesuai dengan kewenangannya dan tidak bertentangan dengan materi yang diatur dalam peraturan daerah ini. (Tambahan Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 8)