Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu pengetahuan maupun keterampilan baru yang belum pernah diketahui. Menurut Suprijono (2010) “Belajar berarti menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya”. Belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku seseorang yang meliputi perubahan keterampilan, sikap, pengetahuan, dan kemampuan daya reaksi. Belajar biasanya tidak hanya dilakukan di sekolah saja, bahkan dizaman serba modern ini sudah banyak lembaga-lembaga yang menyediakan berbagai jenis tempat belajar. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain. Menurut Gagne dalam sagala (2013) yaitu: Belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah prilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Henry E. Garretberpendapat bahwaBelajar merupakan suatu proses yang berlngsung pada jangka waktu lamamelalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang dapat dilihat dari keadaan internal, keadaan eksternal, proses kognitif dan hasil belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013) Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar berupa: • • informasi verbal, adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dan bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.Pemilikan informasi verbal memungkinkan individu berperandalam kehidupan. keterampilan intelektual, adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. Kemampuan intelek ini terdiri dari 1 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 • • • 2.2 diskriminasi jamak , konsep konkrit dan terdevinisi, dan prinsip. Stategi kognitif, adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. keterampilan motorik, adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Proses Belajar Mengajar pengertian proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan pada perilaku kognitif, perilaku afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Proses belajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa mulai dari menggali informasi, kemudian menganalisis dan mentransformasikan informasi tersebut dalam bentuk yang lebih abstrak dan konseptual, serta melakuakan evaluasi pengetahuan yang telah diperoleh tersebut (Nasution, 2013). Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Suhana (2014) mengatakan bahwa “Proses belajar mengajar merupakan proses yang sistematis dan integratif dimana penyajian bahan ajar disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan tingkat perkembangan siswa“. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru dan siswa, mulai dari menggali informasi, mentransformasikan informasi tersebut, sampai evaluasi untuk mencapai tujuan tertentu, dimana informasi yang disajikan disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan tingkat perembangan siswa. 2 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 2.3 Motivasi belajar 2.3.1 Pengertian Motivasi Menurut Ellis Ormrod (2008) “Motivasi adalah sesuatu yang menghidupkan (energize), mengarah dan mempertahankan perilaku, motivasi membuat siswa bergerak,menempatkan mereka dalam suatu arah tertentu, dan menjaga mereka agar terus bergerak”. Dengan demikian, motivasi merupakan suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Menurut Paul dan Don (2012) secara umum siswa-siswa yang termotivasi yaitu : • Mengolah informasi secara mendalam dan cakap di dalam pengalaman belajar ruang kelas. • Gigih dalam tugas-tugas sulit dan mengalami lebih sedikit masalah-masalah manjemen. • Memiliki sikap yang lebih positif terhadap sekolah dan menggambarkan sekolah sebagai memuaskan. Motivasi untuk belajar menggambarkan kecenderungan siswa untuk mencari kegiatan akademis yang bermakna dan setimpal serta berusaha mendapatkan manfaat belajar yang diniatkan dari kegiatan tersebut. 2.3.2 Fungsi Motivasi Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013), motivasi belajar memiliki fungsi bagi 3 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 guru dan siswa sebagai berikut: • • • Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat belajar siswa untuk belajar sampai berhasil, membangkitkan jika belajar siswa tidak bersemangat, meningkatkan bila semangat belajar siswa timbul tenggelam, memelihara bila semangat belajar siswa telah kuat untuk mencapai tujuan belajar; Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam pendekatan belajar yang sesuai dengan mata ajar yang menjadi tanggung jawabnya.; Memberi peluang bagi guru untuk memantapkan unjuk kerja dalam konteks rekayasa pedagogis sehingga guru membuat siswa berhasil dalam belajar. Fungsi motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut: • Menyadarkan kedudukan awal belajar, proses, dan hasil akhir. • Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar bila dibandingkan dengan teman sebaya. Mengarahkan kegiatan ke arah pembelajaran yang lebih berkualitas. Membesarkan semangat belajar bagi para siswa. Menyadarkan tentang adanya perjalanan yang harus ditempuh dalam proses belajar. • • • Menurut Ellis Ormrod (2008) Motivasi memiliki beberapa pengaruh terhadap pembelajaran dan perilaku siswa yaitu : • Motivasi mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu. • Motivasi meningkatkan usaha dan energi. • Motivasi meningkatkan kegigihan terhadap berbagai aktivitas. • Motivasi mempengaruhi proses-proses kognitif. • Motivasi menentukan konsekuensi mana yang memberi penguatan dan menghukum. • Motivasi sering meningkatkan performa. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, atau cita-cita. Motivasi 4 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. 2.3.3 Jenis Motivasi Belajar Dimyati dan Mudjiono (2013) menyatakan bahwa terdapat dua macam motivasi belajar yaitu : a. Motivasi Instrinsik Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan atau dorongan dari dalam individu, dimana dorongan tersebut menggerakkan individu atau subyek untuk memenuhi kebutuhan,tanpa perlu dorongan dari luar. b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik dapat juga di katakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar di mulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. 2.3.4 Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Menurut Reid (2009) Motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: • Memotivasi karena tugas • Memotivasi karena penghargaan • Memotivasi sosial-pengaruh kelompok teman sebaya • Memotivasi karena umpan balik • Memotivasi karena pencapaian prestasi 5 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 Aunurrahman (2013) mengemukakan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar maka guru harus berusaha: • • • • Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik. Mengkondisikan proses belajar aktif. Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa didalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan dsb). • Menyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi. • Mengoreksi segera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin pula memberitahukan hasilnya kepada siswa. • Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Menurut Shoimin (2014) Model pembelajaran Problem Posing Learning sangat memotivasi siswa untuk belajar sehingga pembelajaran yang aktif akan tercipta, siswa tidak akan mudah bosan dan lebih tanggap. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Devi (2010), mengungkapkan bahwa motivasi belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Arias. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dialternatifkan dengan menggunakan model pembelajaran yang lain sesuai dengan permasalahan yang ada. 2.3.5 Penilaian Motivasi Belajar Menurut Aunurrahman (2013) adanya hubungan motivasi belajar dan hasil belajar siswa diantaranya yaitu: Siswa yang memiliki motivasi akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat didalam proses belajar, antara lain nampak melalui keaktifan bertanya, mengungkapkan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat resume, mempraktikkan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Sebaliknya siswa-siswa yang tidak atau kurang memiliki motivasi, umumnya kurang mampu bertahan untuk belajar lebih lama, kurang sungguh-sungguh didalam mengerjakan tugas. Sikap yang kurang positif didalam belajar ini semakin nampak ketika tidak ada orang lain (guru, orang tua) yang mengawasinya oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar yang diharapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya, mengulang kembali dan memperluas pengetahuan yang telah diperoleh dan bertanya jika terdapat hal-hal yang 6 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 tidak diketahui sehingga terjadi perubahan pada hasil belajarnya. Menurut Hamzah dan Koni (2014) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: • • • • • • Adanya hasrat dan keinginan dalam pembelajaran. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar pada pembelajaran. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. Adanya penghargaan dalam belajar. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Maka dapat dikatakan bahwa siswa melakukan aktivitas belajar dikarenakan ada yang mendorongnya, dan motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat terlihat dari indikator motivasi itu sendiri. Untuk mengetahui penilaian motivasi belajar dapat menggunakan indikatorindikator motivasi belajar yang diungkapkan oleh Ekawarna (2009) dan dikembangkan melalui kuesioner (angket). Adapun indikator-indikator tersebut yaitu : • Aktivitas belajar yang tinggi • Tekun dalam mengerjakan tugas • Ulet dalam menghadapi kesulitan • Adanya informasi dari guru • Adanya umpan balik • Adanya penguatan Menurut Hamzah dan Koni (2014): Angket merupakan instrument pengumpul data penelitian berupa sejumlah pertanyaan yang diberikan secara tertulis yang diberikan kepada subjek peneliti. Kelebihan menggunakan angket adalah dapat mengumpulkan data informasi yang banyak dari subjek dalam waktu relatife singkat. Penggunaan angket dalam penelitian dapat diterapkan dalam penelitian yang 7 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 mengungkapkan variabel konseptual misalnya penelitian tentang motivasi kerja guru, sikap siswa terhadap mata pelajaran atau minat berwiraswsta. 2.4 Pengertian Model Pembelajaran Menurut Huda (2014) ”Model pembelajaran dirancang untuk tujuan- tujuan tertentu, pengajaran konsep- konsep informasi, cara-cara berpikir,studi nilai- nilai sosial, dan sebagainya dengan meminta siswa untuk terlibat aktif dalam tugas- tugas kognitif dan sosial tertentu”. Sebagian model berpusat pada penyampaian guru, sementara sebagian yang lain berusaha fokus pada respon siswa dalam mengerjakan tugas dan posisi- posisi siswa sebagai partner dalam proses pembelajaran. Menurut Paul dan Don (2012) Model pembelajaran adalah pendekatan spesifik dalam mengajar yang memiliki tiga ciri: • • • Tujuan : Model pembelajaran dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan memperoleh pemahaman mendalam tentang bentuk spesifik materi. Fase : Model pembelajaran mencakup seangkaian langkah-sering disebut “fase”-yang bertujuan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik. Fondasi : Model Pembelajaran didukung teori dan penelitian tentang pembelajaran dan motivasi. Secara utuh, model pembelajarn merupakan suatu rancangan untuk segala keahlian dan kreativitasnya sendiri yang didalamnya mencakup tentang strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran dan pendekatan pembelajaran, sehingga dapat menjadikan pembelajaran menjadi sistematis dan efisien. Model pembelajaran juga memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran yang direncanakan. 2.5 Pembelajaran Perumusan Masalah (Problem Posing Learning) 2.5.1 Pengertian problem posing learning Menurut Shoimin (2014) “Problem posing learning merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah 8 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut”. Model pembelajaran problem posing merupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Siswa tidak hanya menerima saja materi dari guru, melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri. Sedangkan menurut Suryosubroto (2009): Problem Posing learning diharapkan dapat memancing siswa untuk menemukan pengetahuan yang bukan diakibatkan dari ketidaksengajaan melainkan melalui upaya mereka untuk mencari hubungan-hubungan dalam informasi yang dipelajarinya. Semakin luas informasi yang dimiliki akan semakin mudah pula menemukan hubungan-hubungan tersebut. Pada akhirnya,penemuan pertanyaan serta jawaban yang dihasilkan terhadapnya dapat menyebabkan perubahan dan ketergantungan pada penguatan luar pada rasa puas akibat keberhasilan menemukan sendiri, baik berupa pertanyaan atau masalah maupun jawaban atas permasalahan yang diajukan. Sehingga Problem posing learning terfokus pada upaya siswa secara sengaja menemukan pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru. Selain siswa mampu berpikir kritis ia juga telah merasa bergantung lagi pada penguatan luar melainkan lebih pada rasa puas akibat keberhasilan memenuhi rasa keingintahuannya. 2.5.2 Langkah-Langkah Problem Posing Learning Shoimin (2014) Menyatakan bahwa sintak model Problem Posing Learning yaitu: • Guru memperkenalkan informasi dan historis yang berkaitan dengan materi pembelajaran. • Guru melakukan tes awal untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan mereka. • Guru menjelaskan tentang materi pembelajaran kepada siswa. • Guru menugaskan setiap kelompok untuk meresume dan memahami materi yang diajarkan sesuai dengan tata bahasa yang benar. • Masing-masing siswa dalam kelompok membuat pertanyaan berdasarkan hasil resume yang telah dibuat. 9 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 • Pertanyaan yang telah dibuat dari setiap kelompok dilimpahkan kepada kelompok lainnya untuk didiskusikan secara internal. • Pertanyaan dan jawaban yang telah dikerjakan di kembalikan ke kelompok asal. • Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil rangkuman dan pertanyaan yang telah dibuat di depan kelas. • Menyerahkan hasil kelompok kepada guru. Problem posing learning merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa terlibat langsung dalam pembuatan soal dan menyelesaikannya sesuai konsep atau materi yang telah dipelajari. Membentuk soal sendiri akan membuat pelajaran lebih menyenangkan dan juga membangkitkan motivasi belajar siswa. 2.5.3 Kelebihan dan kekurangan problem posing Dengan demikian kelebihan model pembelajaran Problem Posing Learning menurut Huda (2014) adalah sebagai berikut : • Memberi penguatan terhadap konsep yang diterima atau memperkaya konsepkonsep dasar. • Perbedaaan pendapat antara siswa dapat diketahui sehingga mudah diarahkan pada diskusi yang sehat. • Diharapkan mampu melatih siswa meningkatkan kemampuan dalam belajar. • Pembelajaran problem posing Learning merupakan keterampilan mental, siswa menghadapi suatu kondisi dimana diberikan suatu permasalahan dan siswa memecahkan masalah tersebut. Selain itu juga terdapat kekurangan dari model pembelajaran Problem Posing Learning menurut Shoimin (2014) adalah sebagai berikut : 10 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 • Memerlukan waktu yang cukup banyak. • Tidak semua siswa terampil dalam bertanya. Dalam problem posing, siswa tidak hanya diminta untuk membuat soal atau mengajukan suatu pertanyaan, tetapi mencari penyelesaiannya. Penyelesaiannya dari soal yang mereka buat bisa dikerjakan sendiri, meminta bantuan teman, atau dikerjakan secara berkelompok. Dengan belajar kelompok suatu soal atau masalah dapat diselesaikan dengan banyak cara dan banyak penyelesaian. Diharapkan pembelajaran dengan model problem posing dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga pembelajaran yang aktif akan tercipta, siswa tidak akan bosan dan akan lebih tanggap. 2.6 Materi Pembelajaran Fisika 2.6.1 Perumusan Hukum Gravitasi Umum Newton Ruwanto (2007) menjelaskan bahwa Suatu benda yang mula-mula dapat bergerak akibat adanya gaya yang berkerja pada benda tersebut. Setiap benda yang yang jatuh mengalami percepatan sehingga terdapat gaya yang berkerja pada benda tersebut. Gaya ini disebut dengan gaya gravitasi. “ Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik-menarik yang besarnya berbanding lurus dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya”. Seperti digambarkan di bawah ini: m2 m2 r Gambar 2.1 Dua Buah Benda Terpisah pada Jarak r Sumber: Ruwanto, 2007 11 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 Besar gaya gravitasi dapat ditulis dengan persamaan matematis : 12 = 21 = (2.1) Keterangan: 12 = 21 = = besar gaya tarik-menarik antara kedua benda (N) G = tetapan umum gravitasi m1 = massa benda 1 (kg) m2 = massa benda 2 (kg) r = jarak antara kedua benda (m) Tiga hal yang harus diperhatikan jika menggunakan hukum gravitasi umum Newton adalah: • Benda dianggap berbentuk bola seragam atau berupa partikel (titik materi) sehingga r adalah jarak pisah antara kedua pusat benda; • Garis kerja gaya gravitasi terletak pada garis hubung yang menghubungkan pusat benda m1 dan pusat benda m2. • 12 adalah gaya gravitasi pada benda 1 yang dikerjakan oleh benda 2 (disebut aksi); 21 adalah gaya gravitasi pada benda 2 yang dikerjakan oleh benda 1 (disebut reaksi). Jadi, 12 dan 21 adalah dua gaya yang bekerja pada benda yang berbeda, sama besar dan berlawanan arah (termasuk pasangan aksi-reaksi). • Menentukan Tetapan Gravitasi G Dengan menggunakan persamaan (2.1) kita dapat menentukan besar gaya gravitasi antara dua benda apa saja. Tentu saja kita harus tahu berapa nilai tetapan gravitasi G terlebih dahulu. Jika G dapat ditentukan, maka kita dapat menentukan massa Bumi, massa Bulan, massa Matahari dan massa planet-planet lain. 12 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 Pengukuran G pertama kali dilakukan oleh ilmuan Inggris, Henry Cavendish (1731-1810), pada tahun 1798 dengan menggunakan sebuah neraca torsi yang diperhalus dan luar biasa peka. Peralatan ini disebut neraca Cavendish. gambar 2.2 Neraca Cavendish Sumber: Ruwanto, 2007 Neraca Cavendish terdiri dari sebuah batang ringan yang digantung pada bagian tengahnya oleh seutas serat kuarsa (atau kawat halus). Pada kedua ujung batang ringan terdapat dua bola timbal kecil identik bermassa m dan diameternya kirakira 2 inci. Dua bola timbal besar identik bermassa M dan diameternya kira-kira 8 inci, dapat digerakan sangat dekat (hampir bersentuhan) ke bola kecil m. Gaya gravitasi (tarik-menarik) antara M dan m menyebabkan batang ringan terpuntir dan serat kuarsa berputar. Besarnya sudut puntiran batang dideteksi dari pergeseran berkas cahaya pada skala. Setelah system dikalibrasi sehingga besar gaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu puntiran tertentu diketahui, gaya tarik antara m dan M dapat dihitung secara langsung dari data pengamatansudut puntiran serat. Mari kita susun persamaan (2.1) sebagai: 13 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 = G atau G = (2.2) Dengan nilai F telah ditentukan dari percobaan Cavendish, adalah masalah sederhana untuk mengukur massa bola-bola timbal ( m dan M ) dan jarak antara keduanya ( r ) dari pusat ke pusat. Dengan diketahuinya semua nilai dari besaran-besaran pada ruas kanan Persamaan (2.2), maka nilai G dapat dihitung. Cavendish memperoleh nilai G = 6,754 dengan keakuratan sekitar 1 persen dari nilai yang diterima saat ini,yaitu: G = 6,672 • Resultan Gaya Gravitasi pada suatu Benda Jika pada suatu benda berkerja dua buah gaya gravitasi maka besar gaya gravitasi yang berkerja pada benda tersebut adalah resultan dari kedua gaya gravitasi. Secara matematis dapat ditulis: = 12 + 13 (2.3) m3 13 m1 12 m2 Gambar 2.3 gaya gravitasi benda yang dipengaruhi benda lain yang membentuk sudut Jika gaya gravitasi ini membentuk sudut seperti terlihat pada gambar diatas maka besar resultan gaya gravitasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus cosinus: (2.4) 14 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 2.6.1.2 Medan Gravitasi Medan Gravitasi terdapat pada sebuah benda yang mempunyai massa sehingga medan gravitasi dapat didefinisikan sebagai ruang disekitar benda bermassa. Gambar 2.4 medan gravitasi disekitar benda bermassa Sumber: Ruwanto, 2007 Kuat medan gravitasi dan percepatan sama-sama diberi lambang g, yang membedakanya adalah: • ketika mempertimbangkan benda untuk jatuh bebas maka g disebut sebagai suatu percepatan, yaitu percepatan gravitasi (9,8 m/s2). • ketika suatu benda bermassa diam atau tak dicepat di bumi, dan ingin diketahui gaya gravitasi yang berkerja yang berkerja pada benda, maka g disebut sebagai medan gravitasi (9,8 N/kg). Percepatan gravitasi benda yang berada di permukaan bumi adalah: (2.5) Sedangkan percepatan gravitasi benda yang terletak pada ketinggian h di atas permukaan bumi dapat ditentukan dengan: (2.6) Keterangan: g = percepatan gravitasi (m/s2) mb = massa benda (kg) r = jari=jari bumi (6400 km) 15 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 G = konstanta gravitasi (6,67 x 10-11Nm2/kg2) h = ketinggian benda dari permukaan bumi (m) 2.6.1.3 Kelajuan Benda untuk Mengorbit Planet Suatu benda yang di lemparkan secara horizontal dari tempat- tempat yang dekat dengan permukaan bumi akan mengikuti lintasan parabola dan suatu waktu akan jatuh kembali kepermukaan bumi. Tetapi, jika kelajuan benda diperbesar terus maka pada suatu kelajuan tertentu, lintasan yang ditempuh benda bisa mengikuti kelengkungan permukaan bumi. Jika hambatan udara diabaikan, benda akan mengorbit mengitari bumi dan benda tersebut tidak pernah jatuh ke permukaan bumi. Berapa kelajuan benda yang di perlukan untuk mengorbit bumi? misalkan satelit bergerak mengitari planet bumi dengan kelajuan v berlawanan arah jarum jam. Untuk tempat yang dekat dengan permukaan bumi, jari-jari orbit r dapat diambil mendekati jari-jari bumi R. Kita telah mengetahui bahwa pada orbitnya satelit (massa m) ditarik oleh bumi (massa M) dengan gaya gravitasi. G= atau G = (2.7) Gaya gravitasi inilah yang berperan sebagai gaya sentripetal SP = (2.8) Sehingga satelit dapat mengorbit Bumi. Jadi, SP = G; = = atau = (2.9) Percepatan gravitasi tempat-tempat yang dekat dengan permukaan planet dapat dinyatakan sebagai berikut: g = atau GM = g 16 (2.10) Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 Jika GM dari (2.9) disubstitusi ke (2.10) diperoleh = atau = (2.11) Dengan g adalah percepatan gravitasi dekat dengan permukaan planet dan R adalah jari-jari planet. 2.6.1.4 Hukum Keppler dan gravitasi Newton Hukum I Keppler berbunyi: “ Semua planet bergerak pada lintasan elips mengintari matahari dengan matahari berada di fokus elips”. Hukum II Keppler berbunyi: “ Semua garis khayal yang menghubungkan matahari dengan planet menyapu luas juring yang sama dalam selang waktu waktu yang sama” Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini: Gambar 2.5 Hukum Kepler Luas Area Sama Sumber: Ruwanto, 2007 Dalam Gambar 2.5 dapat kita lihat bahwa laju revolusi planet terbesar adalah ketika garis khayal (vektor radius) terpendek, yaitu ketika planet berada paling dekat ke Matahari (perihelium). Kelajuan revolusi planet terkecil terjadi ketika garis khayal (vektor radius) terpanjang, yaitu ketika planet berada paling jauh dari Matahari 17 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c899b81944d3410494132 (aphelium). Hukum III Keppler berbunyi: “ Perbandingan kuadrat periode terhadap pangkat tiga dari setengah sumbu panjang elips adalah sama untuk semua planet”. Secara matematis dapat ditulis: (2.9) Newton menjelaskan secara matematis persamaan diatas dengan menyamakan gaya sentripetal (orbit lingkaran) benda dan gaya gravitasi yang dialami planet dari matahari. Maka diperoleh bahwa gaya sentripetal akan sama besarnya dengan gaya gravitasi dengan arah yang berlawanan ( Fs = F). sehingga dengan menyelesaikan persamaan tersebut maka akan diperoleh hubungan antara hukum newton dan hukum Keppler: (2.10) 18