MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Dasar-Dasar Konsep Perilaku Organisasi Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Pascasarjana S2 Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh Kode MK Dr. Suharno Pawirosumarto, S.Kom, MM Abstract Kompetensi Mendefinisikan perilaku organisasi dan disiplin ilmu yang telah memberikan kontribusi terhadap bidang perilaku organisasi. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pentingnya pemahahaman perilaku dalam organisasi serta mengetahui disiplin ilmu yang memberikan kontribusi terhadap perilaku organisasi. Pentingnya pemahaman perilaku dalam organisasi Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu sifat/karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Karena manusia berbeda–beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk mengetahui sifat–sifat individu dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku organisasi akan mengetahui tentang cara–cara mengatasi masalah–masalah yang ada di lingkungan organisasi. Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi. PENTINGNYA MEMPELAJARI PERILAKU ORGANISASI Memahami perilaku orang dalam organisasi kini dianggap penting karena perhatian manajemen seperti: produktifitas karyawan, kualitas kehidupan kerja, tekananan pekerjaan, dan kemajuan karir terus menjadi perhatian dan perbincangan. Berkaitan dengan hal ini, berikut beberapa alasan kenapa mempelajari perilaku organisasi saat ini merupakan sebuah kebutuhan: 1) Perilaku organisasi merupakan suatu cara berpikir. Perilaku dipandang beroperasi pada tingkat individu, kelompok, dan organisasi. Pendekatan ini menyarankan bahwa untuk mempelajari perilaku organisasi harus melakukan identifikasi dengan jelas tingkat analisa individu, kelompok, maupun organisasi. 2) Perilaku organisasi merupakan multidisiplin. Ilmu ini menggunakan prinsip, model, teori, dan metode dari berbagai disiplin ilmu yang lain. Studi perilaku organisasi bukanlah disiplin ilmu yang dapat diterima secara umum dengan teoritis yang mantap. Studi ini merupakan bidang ilmu yang baru mulai tumbuh dan mengalami perkembangan tahapan dan dampak. 3) Terdapat orientasi humanistic yang tampak jelas dalam perilaku organisasi. Orang dan sikap, persepsi kapasitas pembelajaran, perasaan, serta tujuan merupakan hal penting bagi organisasi. 2014 2 Business Ethic and Good Governance Dr. Suharno Pawirosumarto, S.Kom, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4) Bidang orientasi perilaku organisasi berorientasi pada kinerja. Hal ini merupakan persoalan penting yang dihadapi oleh para manajer: mengapa kinerja tinggi atau rendah, cara meningkatkan kinerja, pentingnya melakukan pelatihan dan pengembangan, dan lain-lain. 5) Bidang perilaku organisasi sangat bergantung pada disiplin yang diakui, peran metode ilmiah dalam mempelajari variabel dan hubungan dianggap penting. Karena metode ilmiah digunakan dalam penelitian mengenai perilaku organisasi, serangkaian prinsip dan petunjuk mengenai apa yang membentuk penelitian yang baik telah muncul. 6) Bidang perilaku organisasi memiliki orientasi penerapan yang jelas. Bidang ini berkaitan dengan pencarian akan jawaban yang berguna bagi pertanyaan yang muncul dalam konteks pengelolaan organisasi. DIMENSI-DIMENSI POKOK TEORI ORGANISASI Organisasi dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Menurut Warren Bennis dalam buku Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, menyatakan bahwa terdapat tiga dimensi pokok dalam setiap mendiskusikan teori organisasi yang tidak bisa diabaikan. Ketiga dimensi pokok itu adalah dimensi teknis, dimensi konsep dan dimensi manusia. Adapun penjelasan mengenai ketiga dimensi tersebut yaitu: 1) Dimensi Teknis Dimensi yang menekankan pada kecakapan atau kemampuan seseorang yang dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi. Hal penting yang diperlukan disini adalah sumber daya yang memiliki keterampilan-keterampilan dalam mengelola sebuah organisasi. Dimensi ini berisi keahlian-keahlian birokrat atau manajer dibidang teknis atau orang yang ahli dan mempunyai kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan organisasi, misalnya keahlian dalam mengoperasikan komputer, memahami konsep pemasaran serta mampu dalam penyalurannya, dan lain-lain. 2) Dimensi Konsep Dimensi konsep merupakan sebuah rancangan khusus yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan organisasi, artinya setiap gerak atau kegiatan yang akan dilaksanakan tetap mengacu pada pedoman yang telah dibuat oleh seluruh atau sebagian anggota organisasi yang mempunyai wewenang. Selain itu juga, dimensi konsep ini merupakan motor penggerak dari dimensi pertama dan amat erat hubungannya dengan dimensi ketiga yakni dimensi manusia. Karena adanya rencana 2014 3 Business Ethic and Good Governance Dr. Suharno Pawirosumarto, S.Kom, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan rancangan pekerjaan, sehingga membuat tujuan organisasi menjadi terarah dan anggota organisasi juga akan lebih mudah dalam menjalankan tugas-tugasnya. 3) Dimensi Manusia Dimensi yang paling utama dalam sebuah organisasi karena tanpa adanya dimensi manusia otomatis suatu organisasi tidak akan pernah ada karena tidak ada yang membuat organisasi dalam arti membentuk sebuah organisasi dan tidak ada penggerak yang melakukan suatu kegiatan oragnisasi tersebut. Sehingga dapat dikatakan kalau dimensi manusia merupakan dimensi yang komplek dalam sebuah organisasi. Namun, tetap saja dimensi manusia tidak akan berfungsi secara utuh jika dimensi teknis dan konsep tidak ada. KERANGKA DASAR KONSEP PERILAKU ORGANISASI Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen yaitu individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan perilaku organisasi. Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Yaitu sebagai sarana bagi ndividu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada suatu organisasi. Dan, menjalankan perannya dalam organisasi tersebut. Pengertian perilaku organisasi menurut beberapa ahli : Perilaku adalah suatu fungsi dan interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya. Sementara organisasi itu sendiri adalah sekelompok orang yang beraktivitas dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seperti yang telah diketahui, bahwa individu atau anggota organisasi adalah manusia. Oleh karena itu manusia merupakan makhluk sosial, dirinya selalu ingin berpartisipasi dengan manusia lain untuk melakukan kegiatan organisasi sesuai dengan tujuannya. Dalam individu terdapat sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Dimana antara individu yang satu dengan yang lainnya mempunyai perbedaan. Sehingga perlu adanya penyesuaian terhadap sifat-sfat individu tersebut dalam satu organisasi. Adapun sifat-sifat individu akan terlihat melalui perilakunya yang ditunjukkan dalam organisasi. Oleh karena itu, ilmu yang memperlajari individu dan organisasi disebut dengan perilaku organisasi. Dalam ilmu tersebut diterangkan mengenai pola tingkah laku manusia sebagai individu yang tergabung dalam organisasi. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa: “Perilaku Organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan tentang hal-hal tersebut demi perbaikan efektivitas organisasi.” Dari pengertian ini, dapat dirumuskan bahwa perilaku organisasi itu adalah ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan 2014 4 Business Ethic and Good Governance Dr. Suharno Pawirosumarto, S.Kom, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id manusia di dalam organisasi yaitu bagaimana perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi. PENDEKATAN PERILAKU ORGANISASI 1) Pendekatan Kognitif Penekanan. Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri. Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan memperkuat respon perilaku. Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan. Penyebab Timbulnya Perilaku. Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan. Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan. Proses. Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut. Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang. Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku. Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem. Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada 2014 5 Business Ethic and Good Governance Dr. Suharno Pawirosumarto, S.Kom, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id suatu stimulus tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya. Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu. Tingkat dari Kesadaran. Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat penting. Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka. Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku. Data. Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner. Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi. Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis. 2) Pendekatan Behavioristik Menekankan aspek perilaku yang dapat diamati (dalam konsteks Stimulus – Respon) dan berbagai aspek lingkungan yang mempengaruhi perilaku. 3) Pendekatan Kognitif Social Menekankan bahwa orang, lingkungan dan perilaku itu berada dalam interaksi konstan satu sama lain dan secara resiprokal saling mempengaruhi. Pendekatan ini merupakan gabungan elemen kognitif dan behavioristik. TINGKAT ANALISIS PERILAKU ORGANISASI 1) Variabel Dependen Variabel dependen adalah faktor utama yang ingin dijelaskan dan diprediksikan oleh beberapa faktor lain. Menurut beberapa ahli ada beberapa variabel dependen yang utama dalam Perilaku Organisasi yaitu Produktivitas, Ketidakhadiran, Perputaran 2014 6 Business Ethic and Good Governance Dr. Suharno Pawirosumarto, S.Kom, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id karyawan, Perilaku menyimpang di tempat kerja, Perilaku kewarganegaraan Organisasi dan Kepuasan pekerjaan. Produktifitas. Produktivitas merupakan ukuran kinerja yang mencakup efektivitas dan efisiensi. Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan – tujuannya dan melakukannya dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serndah mungkin. Mangkir. Didiefinisikan sebagai ketidakhadiran di kantor tanpa izin. Mangkir merupakan kerugian dan gangguan yang sangat besar bagi para pemberi kerja. Sebagai contoh, survey terbaru mengungkapkan bahwa rata-rata kerugian langsung bagi para pemberi kerja AS dari ketidakhadiran tanpa izin adalah $789 dalam satu tahun per karyawan. Perputaran Karyawan. Adalah pengunduran diri permanen secara sukarela maupun tidak sukarela dari suatu organisasi. Angka perputaran karyawan yang tinggi mengakibatkan bengkaknya biaya perekrutan, seleksi, dan pelatihan. Sebagai contoh, Biaya sebuah Perusahaan TI di AS untuk menggantikan seorang programmer atau analis system adalah $34.100. Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja. Perilaku sukarela yang melanggar normanorma organisasi yang signifikan dan dengan demikian mengancam kesejahteraan anggota-anggotanya. Dengan adanya kerugian dari sikap mangkir dan perputaran karyawan bagi para pemberi kerja, semakin banyak peneliti perilaku organsiasi yang mempelajari perilaku-perilaku ini sebagai indikator atau penanda perilaku yang menyimpang. Perilaku Kewargaan Organisasi. Adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. Kepuasan Kerja. Yaitu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi kerakteristiknya. Tidak seperti lima variabel sebelumnya, kepuasan kerja lebih menggambarkan sikap daripada perilaku. 2) Variabel Independen Adalah sebab yang diperkirakan dari beberapa perubahan dari variabel dependen. Variabel Independen terdiri dari tiga tingkat yaitu, Variabel tingkat individual, Variabel tingkat kelompok, Variabel tingkat Sistem organisasi. 2014 7 Business Ethic and Good Governance Dr. Suharno Pawirosumarto, S.Kom, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Variabel Individual. Terdapat empat Variabel tingkat individual lain yang telah dibuktikan dapat mempengaruhi perilaku karyawan, yaitu persepsi, Pembuatan Keputusan Individual, pembelajaran, dan motivasi. Variabel Tingkat Kelompok. Menjabarkan pemahaman kita terhadap kelompok hingga rancangan tim kerja yang efektif sampai menunjukkan bagian mana pola-pola komunikasi, kepemimpinan, kekuasaan, dan politik, dan level-level konflik yang mempengaruhi perilaku kelompok. Variabel Tingkat Organsiasi. Perilaku organisasi mencapai tingkat kecanggihan yang paling tinggi ketika kita menambahkan struktur formalkedalam pengetahuan kita sebelumnya mengenai perilaku individual dan kelompok. KETERKAITAN PERILAKU ORGANISASI DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu terapan yang dibentuk berdasarkan kontribusi dari sejumlah bidang yang berkaitan dengan perilaku. Bidang-bidang yang utama adalah Psikologi dan psikologi sosial, sosiologi, dan antropologi. Seperti yang akan kita pelajari, kontribusi psikologi sebagian besar ada pada tingkat analisis individual atau mikro, sementara bidang-bidang lainnya menambah pemahaman kita tentang konsep-konsep makro, seperti proses kelompok dan organisasi. 1) Psikologi Psikologi (psychology) adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan terkadang mengubah perilaku manusia dan makhluk lain. Para psikolog memfokuskan diri mempelajari dan berupaya memahami perilaku individual. Mereka yang telah memberikan kontribusi dan terus menambah pengetahuan Perilaku Organisasi adalah teoretikus pengetahuan, teoretikus kepribadian, psikolog konseling, dan yang terpenting psikologi industry dan organisasi. Psikolog industri/organisasi pada zaman dahulu memfokuskan diri mereka dengan permasalahan rasa lelah, bosan, dan faktor lain yang relevan dengan kondisi kerja yang menghalangi terbentuknya kinerja yang efisien. Baru – baru ini, kontribusi – kontribusi mereka telah diperluas sehingga mencakup pengetahuan persepsi, kepribadian, emosi, pelatihan, keefektifan, kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan motivasional, kepuasan kerja, proses pembuatan keputusan, penghargaan kinerja, ukuran sikap, teknik seleksi, karyawan, rancangan kerja, dan stres pekerjaan. 2) Psikologi Sosial 2014 8 Business Ethic and Good Governance Dr. Suharno Pawirosumarto, S.Kom, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Psikologi sosial (Social psikologi) memadukan konsep dari psikologi dan sosiologi, meskipun pada umumnya dianggap sebagai cabang psikologi. Psikologi sosial berfokus pada pengaruh seseorang terhadap individu lainnya. Satu bidang utama yang banyak diteliti oleh psikolog sosial adalah perubahan cara penerapannya dan cara mengurangi hambatan terhadap penerimanya. Selain itu, kita juga menemukan psikolog-psikolog sosial yang memberikan kontribusi signifikan dalam bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi, dan pembangunan kepercayaan. Akhirnya, para Psikologi sosial telah memberikan kontribusi yang penting terhadapstudi kita tentang perilaku, kekuatan, dan konflik kelompok. 3) Sosiologi Sementara psikologi berfokus pada individu, sosiologi (sociology) mempelajarimanusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultur mereka. Para sosiolog telah memberikan kontribusi untuk Perilakau Organisasi melalui studi mereka mengenai perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi formaldan kompleks. Barangkali yang terpenting, sosiologi telah memberikan kontribusi untuk penelitian tentang kultur organisasi, struktur dan teori organisasi formal, teknologi organisasi, komunikasi, kekuatan, dan konflik. 4) Antropologi Antropologi (Antropology) adalah studi kemasyarakatan untuk mempelajari manusia dan aktivitas-aktivitas mereka. Sebagai contoh, kerja para antropologdalam kultur dan lingkungan telahmembantu kita memahami perbedaan dalam nilai-nilai fundamental, sikap, perilaku di antara individu di Negara dan dalam organisasi yang berbeda-beda. Banyak dari pemahaman kita saat ini mengenai budaya organisasi, lingkungan organisasi, dan perbedaan dalam budaya bangsa merupakan hasil kerja para antropolog atau mereka yang menggunakan metode antropologi. 2014 9 Business Ethic and Good Governance Dr. Suharno Pawirosumarto, S.Kom, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Daft RL. 2007. Understanding The Theory and Design of Organization. Thompson. Southwesyern Jones, Gareth. 2004. Organization Theory, Design, and Change. Upper Saddle River (New Jersey) Pearson Education Inc. Kaplan, R. & Norton, D. (1996). The balanced scorecard. Harvard Business Press. Robbins, Stepehn P. 2002. Organization Theory, Concept, and Cases, French Forest (New South Wales) Pearson Education Australia ------------------ 1991. Organiation Behavior. Concept and Application. Prentice Hall Inc. Edisi Indonesia. Jilid 1 2014 10 Business Ethic and Good Governance Dr. Suharno Pawirosumarto, S.Kom, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id