MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN SALURAN DISTRIBUSI Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising & Marketing Communications Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10 MK43025 Sari Widuri, SE, MSi. Abstract Kompetensi Modul ini membahas mengenai saluran distribusi dalam pemasaran harga yang meliputi pedagang ritel, pedagang grosir, agen dan saluran distribusi. Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan peran/fungsi pedagang perantara dan mengidentifikasi saluran pemasaran produk konsumsi dan produk industri. FUNGSI SALURAN DISTRIBUSI Perusahaan jarang yang bekerja sendiri dalam penciptaan nilai untuk konsumen dan membangun hubungan dengan konsumen yang menguntungkan. Umumnya ada satu mata rantai tunggal dalam sebuah rantai suplai dan saluran atau channel distribusi yang besar. Sebagaimana lazimnya, keberhasilan perusahaan secara individu tergantung tidak hanya seberapa baik perusahaan menjalankan bisnisnya, tapi juga seberapa baik salura/channel distribusi perusahaan secara keseluruhan bersaing dengan saluran-saluran dari kompetitor. Untuk berhasil di manajemen hubungan kustomer, perusahaan juga harus bagus dalam manajemen hubungan berpatner. Umumnya perusahaan-perusahaan tidak mampu secara sendiri-sendiri membawa nilai/value kepada kustomer-kustomernya. Oleh karenanya, mereka harus bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain dalam suatu jaringan penghantaran nilai yang lebih besar (value delivery network). Dengan memberikan sebagian pekerjaan penjualan kepada para perantara, berarti perusahaan telah menyerahkan sebagian pengawasan atas bagaimana dan kepada siapa suatu produk dijual kepada para perantara. Perantara digunakan karena efisiensinya yang lebih tinggi dalam penyediaan barang untuk pasar sasaran. Melalui kontak, pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi, para perantara biasanya memberikan sesuatu yang lebih dari yang mungkin dilakukan sendiri oleh perusahaan. Dari sudut pandang system ekonomis, peran perantara pemasaran adalah mentranformasi bauran produk yang dibuat oleh produsen ke dalam bauran produk yang dibutuhkan konsumen. Produsen membuat bauran produk yang sempit dalam jumlah yang besar, tapi konsumen menginginkan bauran produk yang lebar dalam jumlah yang kecil. Di dalam saluran distribusi, para perantara membeli jumlah yang besar dari berbagai produsen dan memecahnya menjadi jumlah yang lebih kecil dan bauran yang lebih lebar yang diinginkan konsumen. Oleh karena itu, perantara memainkan peran yang penting dalam memadukan pasokan dan permintaan. ‘13 2 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id CIRI SALURAN DISTRIBUSI Menghasilkan suatu produk atau jasa dan membuatnya tersedia bagi para pembeli perlu membangun hubungan-hubungan tidak hanya dengan kustomer, tapi juga dengan suplier dan reseller penting dalam rantai suplai perusahaan. Rantai suplai ini terdiri dari patnerpatner di hulu/upstream dan di hilir/downstream. Di hulu mulai dari sekumpulan perusahaan yang menyediakan bahan-bahan mentah, komponen-komponen, suku cadang, informasi, keuangan, keahlian-keahlian yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa. Walaupun marketer secara tradisional fokusnya pada bagian hilir dari rantai suplai – yaitu pada saluran-saluran marketing atau saluran-saluran distribusi yang tertuju pada kustomer. Patner-patner saluran marketing hilir, seperti para grosir dan retailer, membentuk satu hubungan penting antara perusahaan dengan para kustomer. Baik patner hulu mapun hilir kemungkinan juga menjadi bagian dari rantai suplai perusahaan lain. Oleh karenanya, keunikan atau kekhasan desain dari setiap rantai suplai perusahaan memungkinkannya untuk mendelivery value yang superior kepada para kustomernya. Keberhasilan perusahaan secara individual tergantung tidak hanya pada seberapa baik dalam mengoperasionalkannya, tapi juga seberapa baik keseluruhan rantai suplai dan saluran marketing perusahaan bersaing dengan kompetitor. Sekarang ini makin banyak perusahaanperusahaan yang melakukan “a full-value-delivery-network view” untuk perusahaannya. Suatu jaringan delivery value terdiri dari perusahaan, para suplaier, para distributor, dan terakhir para kustomer yang berpatner satu sama lain untuk memperbaiki kinerja keseluruhan sistem. Proses pada saluran-saluran marketing adalah dibagian downstream/hilir dari jaringan delivery value (the value delivery network), akan tetapi penting diingat bahwa bagian ini hanyalah bagian dari jaringan keseluruhan value (the full value network). Untuk membawa value ke kustomer, perusahaan perlu patner-patner suplaier di hulu sama seperti perusahaan membutuhkan patner-patnernya di saluran hilir. Ciri-ciri saluran distribusi meliputi beberapa hal yang berhubungan dengansaluran marketing: ‘13 3 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pentingnya Saluran distribusi dalam marketing. (What is the nature of marketing channels and why are they important?) Bagaimana supplier berinteraksi dan mengatur untuk melakukan pekerjaannya. (How do channel firms interact and organize to do the work of the channel?) Masalah yang dihadapi perusahaan dalam merancang dan mengelola saluran distribusi. (What problems do companies face in designing and managing their channels?) Peran saluran distribusi dan manajemen peusahaan memuaskan pelanggan. (What role do physical distribution and supply chain management play in attracting and satisfying customers?) PENTINGNYA SALURAN DISTRIBUSI DALAM MARKETING Ada beberapa dari produser yang menjual secara langsung produk atau barang yang diproduksi kepada para pengguna akhir. Umumnya perusahaan-perusahaan menggunakan perantara untuk mendeliveri produk-produk mereka ke pasar. Perusahaan berusaha untuk membentuk satu saluran marketing atau saluran distribusi yaitu sekumpulan organisasi independen yang terlibat dalam proses pembuatan satu produk atau tersedianya jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Keputusan-keputusan saluran perusahaan (company’s channel) secara langsung berpengaruh di setiap keputusan marketing lainnya. Perusahaan seringkali kurang memberikan perhatian terhadap saluran-saluran distribusi mereka, sehingga terkadang akibatnya merugikan. Sebaliknya, banyak perusahaan-perusahaan menggunakan sistem distribusi kreatif untuk mendapatkan keunggulan bersaing. Keputusan-keputusan saluran distribusi seringkali melibatkan komitment jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan menyerahkan beberapa kegiatan penjualan kepada patner-patner saluran (to channel patners), bagaimanapun juga, melakukan hal tersebut berarti menyerahkan sebagian kendali terhadap bagaimana dan kepada siapa produk-produk tersebut dijual. Penggunaan perantara/intermediaries dikarenakan efisiensi sehingga dapat membuat atau menjadikan barang-barang tersedia bagi pasar target. Melalui hubungan-hubungan atau kontak, ‘13 4 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi mereka, perantara biasanya menawarkan ke perusahaan lebih baik daripada bila dilakukan oleh produser atau perusahaan itu sendiri. Bagan 3 : Saluran pemasaran tanpa distributor Bagan 3 : Saluran pemasaran dengan distributor ‘13 5 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dengan memanfaatkan perantara dapat memberikan penghematan. Tiga pabrik, masingmasing melakukan pemasaran langsung (direct marketing) untuk menjangkau tiga (kelompok) konsumen. Dengan memanfaatkan distributor, tiga pabrikan bekerja melalui satu distributor, yang melakukan kontak kepada ke tiga (kelompok) konsumen. Dengan cara ini, perantara mengurangi jumlah pekerjaan yang harus dilakukan baik oleh produser/perusahaan maupun para konsumer. Dari sudut pandang sistem ekonomi, peran perantara marketing ialah untuk mewujudkan beragam produk-produk yang dihasilkan oleh produser menjadi beragam produk yang dibutuhkan atau diinginkan oleh para konsumer. Para produser membuat sedikit ragam dari produk dan memproduksi dalam jumlah besar, tapi konsumer menginginkan beraneka ragam produk dalam jumlah yang sedikit. Saluran-saluran marketing, perantara-perantara membeli dalam jumlah yang besar dari banyak produser dan memilah-milahnya menjadi jumlah yang lebih kecil dan sangat beragam sesuai yang diinginkan konsumer. Oleh karenanya, perantara menjalankan peranan penting dalam menyesuaikan antara suplai dan demand. Dalam menghasilkan produk dan tersedianya jasa-jasa untuk konsumen para pelaku saluran/channels menambahkan nilai/value dengan mempertemukan waktu, tempat dan kekosongan-kekosongan pemilikan yang memisahkan barang-barang dan jasa-jasa dari pihak-pihak yang akan menggunakannya. Pelaku-pelaku saluran marketing menjalankan banyak fungsi kunci/penting. Beberapa diantaranya untuk melengkapi transaksi-transaksi: Informasi, mengumpulkan dan mendistribusikan riset pemasaran dan informasi intelijen tentang factor-faktor dan kekuatan-kekuatan dalam lingkungan pemasaran yang dibutuhkan untuk merencanakan dan membantu terjadinya pertukaran. Promosi, mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi persuasive berkenaan dengan suatu penawaran Kontak , menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli prospektif ‘13 6 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Negosiasi, mencapai suatu kesepakatan atas harga dan kondisi lain dari penawaran sehingga kepemilikan dapat dipindahkan. Membantu menyempurnakan transaksi yang telah dipenuhi : o Distribusi fisik, memindahkan dan menyimpan barang o Pendanaan, mendapatkan dan menggunakan dana untuk menutup biaya kegiatan pendistribusian. o Pengambilan risiko, memperhitungkan risiko menjalankan tugas pendistribusian. TINGKATRAN DISTRIBUSI Untuk tingkat dimana pabrikan menjalankan fungsi-fungsi ini, maka biaya-biaya akan meningkat dan harga-harga menjadi lebih mahal. Bila beberapa fungsi tersebut dialihkan kepada perantara-perantara, biaya-biaya dan harga-harga produser mungkin menjadi lebih rendah, meskipun prantara akan membebankan harga lebih untuk menutupi biaya-biaya yang mereka keluarkan. Perusahaan dapat merancang saluran-saluran distribusi mereka untuk membuat produk-produk dan jasa-jasa tersedia bagi kustomer dalam beragam cara. Tiap lapisan atau level perantara marketing yang menyelenggarakan beberapa pekerjaan dalam mendelivery produk dan kepemilikannya agar mendekati pembeli akhir disebut sebagai satu level saluran (a channel level). Bagan 39: Tingkat pemasaran pelanggan ‘13 7 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jumlah level perantara menunjukkan panjangnya suatu channel. Beberapa channels distribusi konsumen yang berbeda panjangnya. Saluran 1, pemasaran langsung (direct marketing channel), tidak memiliki tingkatan perantara. Saluran tersebut bersisikan satu perusahaan yang menjual langsung ke konsumen. Saluran 2, pemasaran tidak langsung, beisikan satu tingkatan perantara. Pada pasar konsumen, tingkatan ini biasanya pengecer. Saluran 3, berisikan dua tingkatan perantara, satu perusahaan perkulakan (wholesalers) dan satu pengecer. Saluran ini sering digunakan oleh perusahaan kecil produsen makanan, obat dan produk-produk lainnya. Bagan 40: Tingkat pemasaran bisinis Tidak berbeda dengan saluran distribusi bisnis umumnya. Marketer bisnis bisa menggunakan tenaga penjualnya untuk menjual secara langsung ke kustomer bisnis. Atau menjual ke berbagai tipe perantara, yang pada akhirnya menjualnya ke kustomer. Dari sudut pandang produser, jumlah level yang besar berarti kendali berkurang dan kompleksitas saluran meningkat. ‘13 8 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Saluran-saluran distribusi tidak hanya sekedar sekumpulan perusahaan-perusahaan terikat bersama-sama dengan beragam alur/flows. Saluran-saluran distribusi adalah sistem-sistem yang berperilaku kompleks, dimana orang-orang dan perusahaan-perusahaan berinteraksi untuk mencapai tujuan-tujuan individu, perusahaan, dan perantara. Sasaran saluran distribusi perusahaan juga dipengaruhi oleh: Karakteristik produk, sangat mempengaruhi disain saluran, misalnya, produk yang dapat membusuk membutuhkan pemasaran yang lebih langsung untuk menghindari penundaan atau penamganan yang terlalu banyak. Karakteristik perusahaan, memainkan peran yang penting. Misalnya, ukuran dan situasi keuangan perusahaan menetukan fungsi pemasaran mana yang dapat ditangani sendiri dan yang mana yang harus diberikan kepada perantara. Strategi pemasaran suatu perusahaan yang didasarkan pada pengiriman cepat mempengaruhi fungsi-fungsi yang diharapkan untuk dilakukan para perantara, jumlah outletnya, dan pilihan transportasinya. Karakteristik perantara, juga mempengaruhi disain saluran. Perusahaan harus menemukan perantara yang mau dan mampu melakukan tugas yang dibutuhkan. Perantara berbeda dalam dalam kemampuan mereka menangani promosi, hubungan pelanggan, penyimpanan dan kredit. Saluran distribusi pesaingnya, dalam beberapa hal, perusahaan ingin bersaing dalam atau dekat dengan outlet yang juga memanjang produk pesaing-pesaingnya. Oleh karena itu, perusahaan makanan ingin agar merek-merek mereka dipajang dekat merek pesaing. Pada kasus yang lain, produsen ingin menghindari saluran yang digunakan pesaingnya. Avon, misalnya memutuskan untuk tidak bersaing dengan produsen kosmetik lainnya, untuk memperebutkan posisi yang sangat terbatas di took eceran. Faktor lingkungan, seperti kondisi ekonomi dan hambatan hokum, mempengaruhi disain saluran distribusi. Beberapa sistem saluran terdiri hanya interaksi-interaksi informal dikalangan perusahaanperusahaan yang tidak terikat. Sementara lainnya terdiri dari interaksi-interaksi formal dikendalikan oleh struktur-struktur organisasi yang kuat. Saluran distribusi di pengaruhi oleh perilaku atau kebiasaan saluran/channel serta para pelakunya menjalankan peranannya. ‘13 9 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perilaku tiap tingkatan distribusi (Channel Behavior) adalah suatu saluran marketing terdiri dari perusahaan-perusahaan yang berpatner untuk kepentingan mereka pada umumnya: Setiap pelaku saluran saling tergantung satu sama lain. Setiap dealer tergantung pada dealer-dealer lain untuk mejalankan penjualan dan pelayanan yang baik yang akan memperkuat brand. Setiap pelaku saluran memainkan peran khusus dalam saluran/channel. Peran penjual ialah untuk memamerkan atau memperkenalkan produk-produk di lokasi-lokasi yang tepat, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para pembeli, dan untuk menyempurnakan penjualan. Saluran akan benar-benar efektif bila setiap pelaku menjalankan tugas-tugasnya sebaik mungkin. Idealnya, karena keberhasilan pelaku-pelaku saluran individual (individual channel members) tergantung pada keberhasilan saluran secara keseluruhan, semua saluran perusahaan harus saling bekerjasama dengan baik. Mereka-mereka harus memahami dan menerima peran masing-masing, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka dan bekerjasama untuk meraih tujuan-tujuan saluran secara keseluruhan. Akan tetapi pelaku-pelaku saluran secara individu jarang yang menjalankan pandangan sejauh itu. Kerjasama untuk mencapai tujuantujuan saluran secara bersama-sama berarti mengorbankan tujuan-tujuan perusahaan secara individual. Walaupun pelaku-pelaku saluran saling tergantung pada yang lain, mereka seringkali bertindak sendiri untuk kepentingan terbaik jangka pendek mereka. Pelaku-pelaku ini seringkali tidak sepaham terhadap tujuan dan peran siapa yang sebaiknya melakukan apa, dan apa keberhasilannya. Sistem Saluran Distribusi Yang menjadi kendala adalah adanga konflik vertikal antara level-level berbeda pada saluran yang sama sering terjadi dan konflik horizontal terjadi diantara perusahaan-perusahaan pada saluran yang levelnya sama. Beberapa konflik yang terjadi di saluran marketing membawa ke bentuk persaingan yang lebih sehat. Persaingan semacam ini akan berpengaruh baik bagi saluran tanpa ini, saluran bisa menjadi pasif dan tidak inovatif. Tapi konflik yang hebat atau ‘13 10 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berkepanjangan dapat mengacaukan keefektivan saluran dan menyebabkan kerusakan yang lama terhadap hubungan-hubungan saluran. Perusahaan-perusahaan sebaiknya mengelola konflik saluran untuk menjaga agar tidak lepas kendali. Sering di gunakan untuk meminimalisasi konflik adalah dengan sistem pemasaran vertikal (Vertical Marketing Systems); sistem pemasaran horizontal (Horizontal Marketing Systems); Sistem tingkatan distribusi bertahap (Multichannel Distribution System); dan Perubahan tingkatan organisasi distribusi (Changing Channel Organization). Sistem pemasaran vertikal (Vertical Marketing Systems) Untuk saluran sebagai satu kesatuan agar terlaksana atau berjalan baik, masing-masing peran pelaku saluran harus ditetapkan dan konflik saluran yang terjadi harus dikelola. Saluran akan berjalan lebih baik jika saluran tersebut melibatkan perusahaan, agensi-agensi atau mekanisme yang memberikan arahan dan mempunyai kekuatan untuk menetapkan peran-peran dalam mengelola konflik. Berdasarkan sejarahnya, saluran-saluran distribusi konvensional memiliki kekurangan seperti leadership dan power, sehingga seringkali mengakibatkan konflik yang merugikan dan kinerja menjadi buruk. Pada akhirnya memunculkan sistem marketing vertikal yang memberikan leadership pada saluran. Bagan 41: Saluran distribusi konvensional vs Sistem pemasaran vertikal ‘13 11 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dua tipe susunan saluran. Pertama, saluran distribusi konvensional (a conventional distribution channel) terdiri dari satu atau lebih produser independen, wholesalers, dan retailers. Masing-masing adalah suatu bisnis terpisah yang mencari keuntungan maksimum, meskipun dari segi sistem pembiayaan sebagai satu kesatuan. Tidak ada pelaku saluran yang memiliki kendali melebihi pelaku-pelaku lainnya, dan tidak ada aturan formal untuk penetapan peran dan pemecahan atau penyelesaian konflik saluran. Berbeda dengan yang kedua, sistem pemasaran vertikal (a vertical marketing system) terdiri dari produsen, wholesalers, dan retailers yang bertindak sebagai satu sistem yang terpadu: pelaku saluran yang satu mengakui yang lain; memiliki kontrak atau ikatan dengan mereka atau semua harus bekerja sama. Vertical Marketing System bisa saja didominasi oleh produser, wholesalers, atau retailers. Tiga tipe dalam Vertical Marketing System: Corporate vertical marketing system Sistem pemasaran vertikal yang menggabungkan atau mengintegrasikan secara berurutan tahap-tahap produksi dan distribusi di bawah kepemilikan tunggal. Manajemen koordinasi dan konflik dicapai melalui saluran organisasi tetap. Sebagai contoh, grosir raksasa Kroger memiliki dan mengoperasikan 42 pabrik yang memproduksi lebih dari 4300 produk makanan dan minuman yang dapat ditemui di gerai tokok-tokonya. Giant Food Stores mengoperasikan fasilitas prosesing balok es, menjalankan pembuatan botol-botol minuman ringan, pabrik es krim, dan pabrik roti yang mensuplai Giant Stores dengan beragam produk mulai dari kue-kue “bagels”hingga kue-kue ulang tahun. Contractual vertical marketing system Sistem pemasaran vertikal yang bersifat kontrak terdiri dari perusahaan-perusahaan independen pada berbagai level produksi dan distribusi yang bergabung bersamasama melalui kontrak untuk memperoleh lebih banyak efisiensi atau pengaruh penjualan dibandingkan bila dilakukan sendiri-sendiri. Manajemen koordinasi dan konflik tertuang dalam kesepakatan kontrak diantara pelaku-pelaku saluran. Organisasi waralaba/franchise adalah tipe paling umum dari hubungan kontrak – pelaku saluran disebut sebagai franchisor yang terlibat dalam beberapa tahapan proses distribusi produksi. Ada tiga tipe franchises: o The manufacturer sponsored retailer franchise system. Contohnya: Ford dan jaringan dealer “franchised” independennya. ‘13 12 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id o The manufacturer sponsored wholesaler franchise system. Contohnya:, CocaCola membolehkan wholesaler (bottlers) di beragam pasar yang membeli konsentrat sirup Coca-Cola dan kemudian pengisian botol serta menjual produk jadinya ke retailer-retailer di pasar-pasar lokal. o The service firm – sponsored retailer franchise system. Contohnya: bisnis rental mobil (Hertz, Avis), bisnis jasa makanan cepat saji (McD, Burger King), dan bisnis motel (Holiday Inn, Ramada Inn). Fakta bahwa umumnya konsumen tidak bisa menjelaskan perbedaan antara VMS kontraktual dan corporate, memperlihatkan bagaimana berhasilnya organisasiorganisasi kontraktual bersaing dengan rantai-rantai corporate. Administered vertical marketing system Sistem pemasaran vertikal dari segi administrasi, menganggap kepemimpinan tidak ditentukan melalui kepemilikan umum atau ikatan kontrak, tapi melalui ukuran dan kekuatan dari satu atau beberapa pelaku saluran yang dominan. Para pabrikan dari suatu brand terkenal bisa mendapatkan kerjasama perdagangan dan dukungan kuat dari para reseller. Contohnya, General Electric, P&G, dan Kraft bisa mengendalikan kerjasama yang tidak umum dari para reseller berkenaan dengan aktivitas pameran promosi dan kebijakan harga. Retailer besar seperti Wal-Mart, Home Depot, dan Barnes & Noble dapat menggunakan pengaruhnya yang kuat terhadap para pabrikan yang mensuplai produk-produk yang mereka jual. Masing-masing menggunakan aturan berbeda untuk menetapkan leadership dan power di saluran. Sistem pemasaran horizontal (Horizontal Marketing Systems) Perkembangan channel yang lainnya ialah sistem pemasaran horizontal (Horizontal marketing systems), dimana dua atau lebih perusahaan yang sejajar atau selevel bergabung bersama untuk mendapatkan suatu peluang baru (a new marketing opportunity). Dengan bekerjasama perusahaan-perusahaan bisa menggabungkan keuangan, produksi, atau sumberdaya-sumberdaya pemasaran mereka untuk lebih menyempurnakan dibanding masing-masing perusahaan berjalan sendiri-sendiri. ‘13 13 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perusahaan-perusahaan mungkin menyatukan kekuatan-kekuatan dengan pesaing-pesaing atau yang bukan pesaing (competitors or non-competitors). Mereka bekerjasama atas dasar sementara atau tetap, atau mereka mungkin membuat satu perusahaan terpisah. Penetapan saluran seperti ini juga secara global berjalan baik. Sistem tingkatan distribusi bertahap (Multichannel Distribution System) Dahulu, banyak perusahaan menggunakan satu saluran tunggal (a single channel) untuk menjual ke satu pasar tunggal atau segmen pasar. Sekarang, dengan berkembangnya segmen-segmen kustomer dan peluang-peluang saluran, makin banyak perusahaan yang menerapkan sistem-sistem distribusi multichannel sering disebut juga sebagai Hybrid Marketing Channels. Sistem tingkatan distribusi bertahap seperti ini terjadi bila satu perusahaan tunggal (a single firm) mendirikan dua atau lebih saluran-saluran marketing untuk menjangkau satu atau lebih segmen-segmen customer. Penggunaan sistem-sistem multichannel sangat pesat pada tahun-tahun terakhir ini. Sebuah saluran hybrid (a hybrid channel), produser menjual secara langsung ke segmen consumer 1 menggunakan: katalog, direct mail, telemarketing, dan Internet. Untuk menjangkau segmen konsumer 2 melalui retailer-retailer. Perusahaan menjual tidak langsung ke segmen bisnis 1 melalui distributor-distributor dan dealer-dealer, dan kepada segmen bisnis 2 melalui sales-force. Akhir-akhir ini, hampir setiap perusahaan besar dan banyak perusahaan kecil mendistribusikan melalui saluran-saluran beragam (multiple). Bagan 42: Sistem tingkatan distribusi bertahap (Multichannel Distribution System ‘13 14 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sistem-sistem distribusi multichannel menawarkan banyak keunggulan kepada perusahaan menghadapi pasar-pasar yang kompleks dan besar. Dengan masing-masing saluran baru, perusahaan memperluas cakupan pasar dan penjualannya dan mendapatkan peluangpeluang untuk menyesuaikan produk-produk dan jasa-jasa untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu dari beragam segmen customer. Akan tetapi system-sistem saluran multichannnel lebih sulit dikontrol, dan cara ini menimbulkan konflik ketika banyak saluran-saluran bersaing untuk customer-kustomer dan penjualan. Perubahan tingkatan organisasi distribusi (Changing Channel Organization) Perubahan-perubahan dalam teknologi dan pertumbuhan yang eksplosif di marketing langsung (direct marketing) dan online, menyebabkan pengaruh yang sangat besar pada sifat dan disain saluran-saluran marketing. Salah satu trend besar ialah menuju disintermediation – suatu istilah besar dengan satu pesan yang jelas dan konsekuensi penting: peralihan atau pergantian reseller-reseller tradisional dari satu saluran marketing oleh jenis-jenis baru perantara-perantara yang radikal (the displacement of traditional resellers from a marketing channel by radical new types of intermediaries). Disintermediation berarti makin banyak produser produk intermediaries dan berhubungan secara dan jasa-jasa yang tidak menggunakan langsung ke pembeli-pembeli akhir, atau yang secara radikal tipe-tipe baru dari “channel intermediaries” bermunculan menggantikan intermediaries gaya lama. Sehingga, dibanyak industri, intermediaries tradisional telah digantikan. Misalnya, perusahaan-perusahaan seperti Dell dan American Airline menjual secara langsung ke pembeli-pembeli akhir, meniadakan para retailer dari channel-channel marketing mereka. E-commerce bertambah dengan cepat mengambil alih bisnis dari para retailer “brick-and mortar” tradisional. Para consumer bisa membeli beragam bunga dari Flowers.com; buku-buku, video-video, boneka, perhiasan, elektronik consumer, dan barangbarang lain melalui Amazon.com; ebay.com; disdus.com, dll. Disintermediation menimbulkan masalah-masalah dan peluang-peluang baik untuk para produser maupun intermediaries. Untuk mencegah terpinggirkannya, intermediaries tradisional harus mencari cara-cara baru untuk menambah nilai dalam rantai suplai (the supply chain). Untuk tetap dapat bersaing produser-produser produk dan jasa harus ‘13 15 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengembangkan peluang-peluang saluran / channel baru seperti Internet dan saluransaluran langsung lainnya. Meskipun, pengembangan saluran baru ini seringkali membawa mereka ke kompetisi langsung dengan saluran-saluran yang sudah terbentuk dan terjalin dengan produser, sehingga mengakibatka konflik. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan seringkali mencari cara-cara untuk mejalankan secara direct/langsung suatu tambahan (channel) untuk kepentingan perusahaan dan patner-patner salurannya. Rancangan proses distribusi (Channel Design Decisions) Dalam merancang saluran-saluran marketing, para pabrikan berusaha antara apa yang ideal dan apa yang secara praktis memungkinkan. Sebuah perusahaan baru dengan modal terbatas biasanya memulai dengan menjual di suatu area terbatas. Untuk menentukan saluran-saluran terbaik mungkin bukanlah suatu masalah: Masalahnya mungkin sederhana bagaimana, meyakinkan satu atau beberapa dari intermediaries untuk menangani lini (perusahaan). Jika berhasil, perusahaan baru mungkin berkembang ke pasar-pasar baru melalui intermediaries yang ada. Di pasar-pasar yang lebih kecil, perusahaan mungkin menjual secara langsung ke retailer-retailer. Di pasar-pasar yang lebih besar, perusahaan kemungkinan menjual melalui distributordistributor. Di satu Negara bagian, perusahaan mungkin memberikan franchises ekslusif; di bagian lain perusahaan mungkin menjual melalui semua outlet-outlet yang tersedia. Kemudian perusahaan mungkin menambahkan satu toko web yang menjual secara langsung untuk kustomer-kustomer yang sulit dijangkau. Dalam hal ini, sistem-sistem channel seringkali berkembang untuk memenuhi peluang-peluang dan kondisi-kondisi pasar. Meskipun untuk efektif secara maksimum, analisa channel dan pembuatan keputusan sebaiknya dilakukan dengan cermat. Merancang sebuah sistem channel memerlukan analisa kebutuhan-kebutuhan konsumen, penetapan sasaran-sasaran channel, mengidentifikasi alternatif-alternatif channel penting, dan mengevaluasinya secara keseluruhan (system). Analisa kebutuhan-kebutuhan konsumen (Analyzing Consumer Needs). Marketing channel adalah bagian dari kesatuan jajaran penyampaian nilai kustomer. Setiap anggota channel menambahkan nilai untuk kustomer. Sehingga, merancang saluran atau ‘13 16 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id channel marketing dimulai dengan menemukan apa yang menjdi target konsumen. Apakah konsumen ingin membeli dari lokasi-lokasi terdekat atau apakah mereka bersedia untuk perjalanan sedikit jauh ke lokasi-lokasi terpusat? Apakah mereka lebih menyukai membeli langsung, melalu telepon, melalui surat, atau via Internet? Apakah mereka menghargai (produk-produk) yang sangat beragam atau mereka lebih senang spesialisasi? Apakah konsumer menginginkan pelayanan tambahan (delivery, kredit, repairs, installation), atau akankah mereka memperoleh ini di tempat lain? Makin cepat delivery, makin baik “the assortment” disediakan, dan lebih banyak tambahan jasa-jasa yang disediakan, makin baik level pelayanan channel. Perusahaan harus menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan consumer bukan saja tidak bertentangan dengan kelayakan dan biaya-biaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, tapi juga tidak bertentangan dengan keinginan konsumen terhadap harga. Keberhasilan-keberhasilan retailing diskon memperlihatkan bahwa para konsumer seringkali menerima tingkat-tingkat pelayanan yang lebih rendah dengan imbalan mendapatkan harga-harga lebih murah. Penetapan sasaran-sasaran channel (Setting Channel Objectives). Perusahaan-perusahaan sebaiknya mengungkapkan sasaran-sasaran saluran marketing mereka terkait dengan level-level target pelayanan kustomer. Biasanya, sebuah perusahaan dapat mengidentifikasikan beberapa segmen yang diinginkan pada level-level pelayanan berbeda. Perusahaan harus memutuskan segmen-segmen mana untuk dilayani dan saluransaluran terbaik untuk digunakan agar meminimalkan jumlah biaya channel untuk memenuhi syarat-syarat pelayanan kustomer. Sasaran-sasaran saluran atau channel perusahaan juga dipengaruhi oleh keadaan perusahaan, produk-produknya, intermediaries marketingnya, kompetitor-kompetitornya, dan lingkungan. Misalnya, ukuran dan situasi keuangan perusahaan menentukan fungsi-fungsi marketing mana yang dapat ditangani sendiri dan yang mana harus diserahkan ke intermediaries. Perusahaan-perusahaan yang menjual produk-produk cepat rusak mungkin perlu lebih banyak marketing langsung untuk mencegah penundaan-penundaan dan terlalu banyak tangan. ‘13 17 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada beberapa kasus, sebuah perusahaan mungkin menginginkan untuk bersaing di atau dekat outlet yang sama yang dijalankan oleh pesaing. Pada kasus lain, para produser mungkin menghindari saluran-saluran yang digunakan oleh kompetitor-kompetitor. Terakhir, faktor-faktor lingkungan seperti kondisi-kondisi ekonomi dan tekanan-tekanan hukum mungkin mempengaruhi sasaran-sasaran dan disain saluran. Misalnya, dalam suatu depresi ekonomi, para produser menghendaki pendistribusian barang-barang mereka dalam cara yang paling ekonomis, menggunakan saluran-saluran lebih pendek dan menghilangkan pelayanan-pelayanan yang tidak perlu yang menambah harga akhir dari barang-barang menjadi mahal. Mengidentifikasi alternatif-alternatif channel penting (Identifying Major Alternatives). Ketika perusahaan telah menetapkan sasaran-sasaran salurannya, perusahaan selanjutnya mengidentifikasi alternatife-alternatif saluran yang penting terkait dengan tipe-tipe perantara (intermediaries), banyaknya perantara, dan tanggung-jawab dari setiap anggota saluran. Tipe Perantara (intermediaries) Sebuah perusahaan sebaiknya mengidentifikasi tipe-tipe anggota saluran yang tersedia untuk menjalankan pekerjaan saluran perusahaan. Misalnya, andaikan sebuah pabrikan penguji peralatan mengembangkan perangkat sebuah audio yang mendetekasi buruknya koneksi-koneksksi mekanikal dalam mesin-mesin dengan bagian-bagian yang bergerak. Eksekutif perusahaan memperkirakan produk ini akan mempunyai pasar di semua industri dimana listrik, pembakaran (combustion), atau mesin-mesin steam dibuat atau digunakan. Kekuatan sales force perusahaan sekarang ini kecil, dan masalahnya adalah bagaimana cara terbaik untuk menjangkau industri-industri yang berbeda ini. o Company salesforce: Meningkatkan tenaga penjual langsung perusahaan. Menugaskan para penjual keluar dan mengharuskan mereka menghubungi semua prospek dalam area, atau mengembangkan tenaga penjual perusahaan terpisah untuk industri-industri berbeda. Atau, menambah operasi telesales ke dalam, dimana para penjual via telepon menangani perusahaan-perusahaan kecil atau menengah. ‘13 18 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id o Manufacturer’s agency: Mempekerjakan agen-agen pabrikan; perusahaanperusahan independent yang menangani tenaga-tenaga penjual terkait produk-produk ke banyak perusahaan di kawasan-kawasan berbeda atau industri-industri berbeda untuk menjual peralatan pengujian baru tersebut. o Industrial distributors: Mencari distributor-distributor di kawasan atau industri-industri berbeda yang akan membeli dan menjalankan lini baru. Memberikan kepada mereka distribusi eksklusif, margin-margin yang baik, pelatihan produk, dan dukungan promosi. Banyaknya perantara (Number of Marketing Intermediaries). Perusahaan-perusahaan juga harus menetapkan jumlah anggota-anggota channel yang digunakan pada tiap level. Tiga strategi yang tersedia: intensive distribution, exclusive distribution, dan selective distribution. o Produser-produser dari produk-produk convenience dan bahan-bahan mentah, umumnya mencari distribusi intensif suatu strategi dimana persediaan produk ditempatkan di sebanyak mungkin outlet-outlet. Produkproduk ini harus tersedia dimana dan kapanpun konsumer-konsumer menginginkannya. o Distribusi ekslusif, sebaliknya, dimana produser hanya memberikan ke sejumlah dealer yang terbatas hak ekslusif untuk mendistribusikan produkproduk pabrikan di dalam teritorinya. Distribusi ekslusif sering ditemukan pada distribusi mobil-mobil mewah dan pakaian-pakaian bergengsi wanita. Dengan memberikan distribusi ekslusif, perusahaan mendapatkan dukungan penjualan distributor lebih kuat dan lebih mampu mengandalkan ke dealer terkait dengan harga, promosi, kredit, dan pelayanan-pelayanan. Distribusi ekslusif juga meningkakan citra mobil dan memungkinkan untuk menaikkan harga lebih tinggi. o Antara distribusi intensif dan ekslusif terdapat distribusi selektif yang menggunakan lebih dari satu, tapi beberapa dari intermediaries yang tertarik untuk menjadi distributor terseleksi. Umumnya brand-brand TV, furniture, peralatan rumah-tangga didistribusikan dengan cara ini. Dengan menggunakan distribusi selektif mereka dapat mengembangkan hubungan‘13 19 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id hubungankerja yang baik dengan anggota-anggota channel terseleksi dan mengharapkan usaha penjualan rata-rata lebih baik. Distribusi selektif memberikan kepada produser cakupan pasar yang baik dengan pengawasan lebih dan biaya-biaya lebih rendah dibandingkan distribusi intensif. Tanggung-jawab dari setiap anggota saluran (Responbilities of Channel Members) Produser dan intermediaries perlu menyepakati syarat-syarat dan tanggung-jawab setiap anggota channel. Keduanya sebaiknya sepakat mengenai kebijakan-kebijakan harga, syarat-syarat penjualan, hak-hak territorial, dan pelayanan-pelayanan spesifik untuk menjalankan kewajiban masing-masing. Produser sebaiknya menetapkan suatu daftar harga, penetapan diskon-diskon yang adil untuk intermediaries. Perusahaan harus menetapkan teritori dari masing-masing anggota channel, dan sebaiknya hatihati ketika menempatkan reseller-reseller baru. Pelayanan dan kewajiban bersama perlu dijabarkan secara terperinci, khususnya di franchise dan saluransaluran distribusi eksklusif. Evaluating the Major Alternatives Seandainya sebuah perusahaan telah mengidentifikasi beberapa alternatif saluran dan ingin memilih satu yang terbaik untuk memenuhi sasaran-sasaran jangka panjangnya. Setiap alternatif harus dievaluasi terhadap ekonomi, pengendalian, dan kriteria adaptif. Menggunakan kriteria ekonomi, sebuah perusahaan membandingkan dengan kemungkinan penjualan, biaya-biaya, dan profitabilitas dari alternatif-alternatif saluran berbeda. Investasi apa yang akan diperlukan untuk setiap alternatif saluran, dan apa hasil-hasil yang diperoleh sebagai imbalannya? Perusahaan juga harus mempertimbangkan isu-isu pengendalian. Menggunakan intermediaries biasanya berarti memberikan mereka sebagian kendali atas marketing produk, dan beberapa dari intermediaries melakukan lebih banyak kendali disbanding yang lain. Untuk hal-hal lainnya agar seimbang, umumnya perusahaan lebih senang mempertahankan sebanyak mungkin kontrol. Terakhir, perusahaan harus memberlakukan criteria adaptif (adaptive criteria). Saluran-saluran seringkali terlibat komitmen-komitmen jangka panjang, ‘13 20 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id meskipun perusahaan ingin menjaga agar saluran tetap fleksibel sehingga bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan. Oleh karenanya, hanya saluran yang superior yang perlu untuk dipertimbangkan dilibatkan komitmen-komitmen jangka panjang dalam hal ekonomi dan dasar-dasar pengendalian. Manajemen Saluran Distribusi (Channel Management Decisions ) Sewaktu perusahaan meninjau atau mengkaji alternatif-alternatif salurannya dan memutuskan desain-desain saluran yang terbaik, perusahaan harus menjalankan dan mengelola saluran yang dipilih. Tiga proses yang dilakukan uolrh perusahaan adalah: menyeleksi, mengelola, dan memotivasi anggota-anggota saluran individual dan mengealuasi kinerja mereka sepanjang waktu. Selecting Channel Members Para produser beragam dalam kemampuan mereka untuk menarik intermediaries marketing yang kualifaid. Beberapa produser tidak bermasalah menanda-tangani kontrak-kontrak dengan anggota saluran. Misalnya, ketika Toyota pertamakali mengintroduksikan lini Lexus di US, perusahaan ini tidak mengalami kesulitan menarik dealer-dealer baru. Bahkan faktanya, perusahaan harus menolak karena banyaknya reseller-reseller yang berminat. Di ekstrim yang lain, ialah produser-produser yang harus bekerja keras untuk mendata perantara yang yang cukup berkualitas bai. Sewaktu memilih perantara, perusahaan sebaiknya menetapkan karakteristik-karakteristik apa yang membedakan terbaik. Apabila perantara adalah agen-agen penjualan, perusahaan perlu mengevaluasi jumlah dan sifat dari lini-lini lain yang dijalankan dan ukuran serta kualitas kekuatan penjualan agen-agen tersebut. Jika intermediaries adalah toko-toko retail yang menginginkan distribusi eksklusif dan selektif, perusahaan perlu mengevaluasi kustomer-kustomernya, lokasi, dan potensi pertumbuhannya ke depan. Mengelola dan Memotovasi Tiap Saluran Distribusi (Managing and Motivating Channel Members) Setelah terpilih, anggota-anggota channel atau saluran harus terus menerus dikelola dan dimotivasi agar mereka melakukan yang terbaik. Perusahaan harus menjual tidak hanya ‘13 21 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id melalui intermediaries tapi ke dan dengan mereka. Umumnya perusahaan-perusahaan memandang para intermediaries sebagai kustomer-kustomer dan patner-patner lini pertama. Mereka mempraktekkan manajemen hubungan berpatner yang kuat (strong partner relationship management (PRM) untuk membentuk hubungan-hubungan jangka panjang dengan anggota channel. Hal ini menciptakan sistem marketing yang memenuhi kebutuhan baik perusahaan dan patner-patner marketingnya. Dalam mengelola channelchannelnya, setiap perusahaan harus meyakinkan distributor-distributor bahwa mereka bisa berhasil lebih baik dengan bekerjasama sebagai satu bagian dari sistem delivery nilai yang padu. Oleh karenanya P&G dan Wal-Mart bekerjasama untuk menciptakan nilai superior untuk para consumer akhir. Mereka bersama-sama merencanakan strategi-strategi dan tujuan-tujuan barang dagangan, tingkat inventori, dan rencana reklame serta promosi. Demikian juga GE Appliances telah membuat satu system distribusi alternatif yang disebut CustomerNet untuk menyelaraskan, mendukung, dan memotivasi dealer-dealernya. Kebanyakan perusahaan sekarang ini membuka atau mengoperasikan sistem manajemen hubungan berpatner “high-tech” terpadu untuk mengkoordinasikan upaya-upaya marketing saluran secara keseluruan. Misalnya, mereka menggunakan system piranti lunak manajemen hubungan customer (CRM) untuk membantu mengelola hubungan-hubungan dengan para customer penting. Sekarang ini, perusahaan bisa menggunakan piranti lunak PRM (partner relationship management) untuk membantu perekrutan, pelatihan, pengorganisasian, pengelolaan, memotivasi, dan mengevaluasi hubungan-hubungan dengan partner-partner saluran. Evaluasi saluran distribusi (Evaluating Channel Members) Produser (perusahaan) harus memeriksa secara teratur kinerja anggota saluran dengan standar-standar seperti kuota-kuota penjualan, tingkat inventory rata-rata, waktu delivery customer, perlakuan terhadap barang-barang rusak dan hilang, kerjasama dalam promosi dan program-program pelatihan perusahaan, dan pelayanan-pelayanan untuk customer. Perusahaan sebaiknya mengenali dan menghargai para intermediaries yang bekerja atau berprestasi baik dan menambahkan nilai bagus kepada para customer. Mereka-mereka yang kinerjanya buruk, sebaiknya dibantu atau sebagai usaha terakhir, diganti. Sebaiknya perusahaan secara periodic mengkualifikasi ulang intermediariesnya dan memangkas yang ‘13 22 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id lemah jika diperlukan. Terakhir, para pabrikan perlu untuk sensitif terhadap para dealernya. Pabrikan yang memperlakukan para dealernya dengan buruk beresiko tidak hanya kehilangan dukungan dealer, tapi juga menimbulkan masalah-masalah legal. Sub bab berikut menjelaskan beragam hak-hak dan kewajiban berkenaan dengan para pabrikan dan anggota-anggota channel mereka. JENIS –JENIS SALURAN DISTRIBUSI Saluran distribusi yang umum dalam pemasaran praktis antara lain: Pengecer (Retailing). Pengeceran (retailing) adalah semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi non bisnis. Berbagai institusi, manufaktur, wholesaler, dan pengecer – melakukan pengeceran. Akan tetapi sebagian besar pengeceran dilakukan di toko eceran. Toko eceran dapat diklasifikasi berdasarkan karakteristik yang berbeda: Jumlah Jasa. Yang termasuk dalam pengecer yang melihat dari banyaknya produk antara ain: o Pengecer swalayan (self-service retailer), pelanggan melakukan sendiri proses “temukan-bandingkan-pilih”, biasanya penjual barang-barang kebutuhan harian (seperti supermarket) dan barang-barang belanjaan yang perputarannya cepat. o Pengecer dengan layanan terbatas (limited-service retailer), seperti Metro, menyajikan layanan penjualan lebih banyak karena mereka menjual barang belanjaan yang mana pembelinya membutuhkan informasi lebih banyak.Lebih tingginya biaya operasional berdampak pada penetapan harga yang lebih tinggi. o Pengecer dengan layanan penuh (full-service retailer), seperti toko khusus, para tenaga penjual membantu pelanggan dalam setiap tahap proses berbelanja. Toko biasanya menjual lebih banyak barang-barang khusus, mereka menjajikan pengiriman gratis, kebijakan retur, dan layanan ekstra seperti ruang tunggu. Layanan lebih berdampak pada peningkatan biaya ‘13 23 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id operasional, yang selanjutnya diteruskan kepada pelanggan dalam bentuk penetapan harga yang lebih tinggi. Lini Produk. Para pengecer juga dapat diklasifikasikan berdasarkan luas dan kedalaman bauran produk mereka, seperti: o Toko khusus (specialty store), toko eceran yang menjual lini produk yang sempit dengan bauran produk yang mendalam untuk setiap lini produk yang dijual. Saat ini, took-toko khusus mengalami perkembangan yang cepat. Meningkatnya penggunaan segmentasi pasar, penetapan pasar sasaran, dan spesialisasi produk berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan took yang berfocus pada produk dan segmen tertentu. Contoh Body shop o Departemen store, menjual lini produk yang sangat bervariasi- biasanya pakaian, peralatan rumah tangga. Saat ini banyak departemen store menambahkan dengan “butik” dan acara-acara promosi untuk menandingi ancaman pemberi diskon. Pelayanan tetap menjadi factor pembeda, departemen store kelas atas dapat berjalan dengan menekankan layanan kualitas tinggi untuk tetap dapat mempertahankan pelanggan lama dan menarik pelanggan baru. Contoh Pasaraya o Supermarket, toko yang paling sering dikunjungi. Toko besar, berbiaya rendah, bermarjin rendah, bervolume tinggi dan swalayan yang menjual variasi bahan makanan, produk rumah tangga yang sangat beragam. Saat ini, mereka mereka menghadapi pertumbuhan penjualan yang lambat karena meningkatnya persaingan dari toko barang kebutuhan harian, toko pangan diskon. Supermarket berupaya membuat perubahan agar dapat menarik pelanggan, antara lain dengan membuka gerai roti, makanan laut segar, ada yang mencoba mematong biaya, menggunakan pola operasional yang lebih efisien, dan menurunkan harga agar dapat bersaing dengan toko diskon. Contoh Giant o Toko barang kebutuhan harian (convenience store), took kecil, berlokasi di daerah pemukiman, jam buka lebih lama dan tujuh hari seminggu serta menjual sejumlah kecil lini barang-barang kebutuhan harian dengam tingkat perputaran tinggi. ‘13 24 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id o Superstore, toko yang ukurannya lebih besar yang ditujukan untuk memenuhi keseluruhan kebutuhan untuk bahan makanan dan bukan makanan. Variasi superstore adalah Hypermarket, took raksasa yang mengkombinasikan supermarket, took diskon, dan gudang eceran yang menjual barang-barang belanjaan rutin, disamping furniture, barang-barang rumah tangga besarkecil, pakaian, dan barang-barang lainnya. Contoh carrefour. Harga Relatif. Pengecer juga dapat diklasifikasikan pada harga yang mereka tetapkan, antara lain: o Toko Diskon, menjual barang dagangan standar dengan harga yang lebih rendah dengan menerima marjin yang lebih rendah dan menjual dengan volume besar.Toko diskon yang sebenarnya secara rutin menjual barang dagangannya dengan harga lebih rendah, sebagian besar menjual merekmerek nasional, bukan barang-barang inferior. o Pengecer Off-price, pengecer yang membeli dengan harga perusahaan perkulakan yang lebih rendah dari umumnya dan menjual pada tingkat harga eceran lebih rendah. Contohnya factory outlet, independen dan warehause Pengeceran Non Toko Pemasaran Langsung. Dilakukan dengan komunikasi langsung dengan individu yang dibidik dengan cermat untuk mendapatkan respon segera. Pemasaran langsung pada awalnya segabian besar dilakukan melalui pos dan pesanan via katalog, pola tersebut mendapat tambahan beberapa bentuk, termasuk telemarketing, melalui radio atau televisi dan belanja online . Online marketing ini bertumbuh dengan cepat. Door-to-door retailing. Menjual dari pintu-ke-pintu, kantor-kekantor, atau di pesta rumah tangga. Walaupun telah dimulai beberapa abad lalu, sampai saat ini perusahaan dari pintu-ke-pintu masih tetap bertahan. Dengan perkembangan belakangan ini dalam teknologi pemasaran langsung interaktif, penjualan pintu-kepintu memiliki masa depan yang kurang pasti. Penjualan Otomatis. Menjual melalui mesin penjual. Mesin penjual dapat dijumpai di mana-mana- di SPBU, Bandar udara, stasiun kereta api atau bis, lobi, kantor dll. Atm juga termasuk. ‘13 25 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Keputusan pemasar pengecer Pengecer terus berupaya menemukan strategi pemasaran untuk menarik mempertahankan pelanggan. Pengecer menghadapi keputusan pemasaran dan berkenaan dengan; target pasar dan positioning, bauran produk dan layanan, harga, promosi dan distribusi. Keputusan Target Pasar dan Positioning. Pertama, pengecer harus menentukan target pasar utama mereka dan memutuskan bagaimana positioningnya. Apakah mereka focus pada pembeli kelas atas, menengah atau bawah? Apakah pengunjung sasaran membutuhkan variasi, kedalaman bauran, kenyamanan, atau harga yang rendah ? Sampai mereka dapat dapat membuat keputusan yang konsisten tentang bauran produk, layanan, harga, iklan, dekorasi toko, atau keputusan-keputusan lain yang mendukung posisi mereka. Keputusan Bauran Produk dan Layanan Pengecer harus membuat keputusan berkenan dengan tiga variable produk utama: bauran produk, bauran pelayanan, dan suasana toko. Bauran produk pengecer harus sesuai dengan harapan dari pengunjung yang disasar. Tidak peduli bauran produk dan tingkat kualitas yang disajikan toko selalu ada pesaing yang menawarkan bauran dan kualitas yang setara. Oleh Karena itu harus mencari cara membedakan diri dari pesaing yang mirip, dapat dengan strategi, pertama menawarkan barang yang tidak ada pada para pesaing. Kedua, pengecer dapat menggunakan kegiatan-kegiatan spektakuler, misalnya menampilkan barang-barang dari negara –negara tertentu misalnya India, Thai, atau china. Ketiga, dapat membedakan diri dengan menawarkan bauran produk yang disasarkan secara khusus, misalnya bagi wanita berukuran besar. Pengecer juga harus membuat keputusan mengenai bauran layanan, misalnya delivery service, pengembalian barang dll. Bauran layanan adalah salah satu alat dari persaingan non harga. Suasana toko. Adalah elemen lain dari senjata yang dimiliki, took harus memiliki suasana yang direncanakan sesuai dengan target pasar di samping dapat mendorong pelanggan untuk membeli. ‘13 26 Keputusan Harga Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Semua pengecer menghendaki menetapkan harga dengan mark up tinggi serta menjual dengan volume tinggi, walaupun keduanya jarang sekali bisa terjadi .Sebagian besar pengecer harus mencari salah satu. Pengecer harus memperhatikan taktik penetapan harga, menetapkan harga rendah untuk beberapa barang tertentu sebagai “loss leader”, dapat pula memberi harga khusus barang-barang yang lambat, dll. Keputusan Promosi Pengecer dapat mengunakan alat promosi normal – iklan, penjualan Pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat – untuk menjangkau masyarakat. Beriklan di surat kabar, majalah dan radio, dan televisi. Iklan dapat di dukung dengan sisipan lembaran direct mail. Penjualan Pribadi mensyaratkan pelatihan terhadap tenaga penjual, bagaimana menyapa pelanggan, menangani keluhan. Promosi penjualan dapat berupa demonstrasi di took, display, dan kunjungan selebritis. Kegiatan humas, seperti konferensi pers, pembukaan took dll. Keputusan Distribusi Pengecer sering menyatakan tiga factor penting bagi keberhasilan pengenceran, lokasi, lokasi dan lokasi. Sebagian besar toko saat ini berkumpul bersama agar dapat meningkatkan kekuatan dalam menarik pelanggan dan agar dapat memberikan kenyamanan berbelanja dalam satu perhentian (one stop shopping). Bentuk-bentuk utama pengelompokan took adalah Pusat distrik bisnis (central business district) dan Pusat Perbelanjaan (shopping center). ‘13 27 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DAFTAR PUSTAKA 1. Kotler P., & Amstrong, G., “Principles of Marketing”, Pearson International Edition, 2006 New Jersey, Eleventh Edition. 2. Kotler P., et al. Marketing Management, An Asian Perspektif, Prentise Hall, 1996 Singapore. 3. Kotler, P., & Keller, K.L., “Marketing Management, 12e”, Pearson International Edition, 2006, New Jersey. 4. Schiffman, Leon G. & Leslie Lazar Kanuk, Consumer Behavior; Global Edition. Tenth Edition. Pearson Education, Inc. 2010 5. Kasali, Rhenald, (cetakan ketiga, 1999), Membidik Pasar Indonesia, Segemnetasi, Targeting dan Positioning, Jakarta PT Gramedia 6. Kotler, Philip., Amstrong Gary (Edisi Bahasa Indonesia, 1997) 7. Rambat Lupiyoardi – A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Edisi 2, Jakarta 2006. 8. Kartajaya, Hermawan (MarkPlus&Co), Marketing in Venus, Gramedia, Jakarta 2003 ‘13 28 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id