JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 PENGARUH MEDIA NOMOGRAF TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR Nadia Tri Vitasari PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected]) Ika Rahmawati PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan media nomograf terhadap hasil belajar siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen kuasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Setelah dikonsultasikan dengan ttabel, diketahui bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,96 > 1,68; sehingga Ha : µ1 ≠ µ2, yang artinya terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol diterima; dan Ho : µ1 = µ2 ditolak. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media nomograf berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Dander I Bojonegoro. Kata Kunci: Media Nomograf, Hasil Belajar, Penjumlahan Bilangan Bulat Abstract This research method is quantitative with kind of research is quasi experimental research. Data is collected by using test. Test technique is used to get student’s learning result data. Data analysis technique by using t-test. The results showed that there is a difference between control and experimental class. Having consulted with ttable, it is known that tcount greater than ttable ie 2.96> 1.68; so that Ha: μ1 ≠ μ2, which means there is a significant difference between the experimental class learning outcomes with a control class received; and Ho: μ1 = μ2 was rejected. Based on this, it can be concluded that the use of the media nomographs significant effect on student learning outcomes SDN Dander I Bojonegoro 4th grade. Keywords: Media nomographs, Learning Outcomes, Addition and Substruction Integers PENDAHULUAN Pendidikan dasar menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 17 ayat 1 dan 2 merupakan jenjang pendidikan yang dilandasi jenjang menengah; pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs.), atau bentuk lain yang sederajat. Jadi, yang dimaksud dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 17 ayat 1 dan 2 tersebut adalah pendidikan yang berbentuk sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah dan sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah. Dengan demikian, pendidikan dasar menurut Undang-undang tersebut adalah wajib belajar 9 tahun yaitu mulai tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama. Sekolah dasar memberikan peran yang sangat penting, mulai dari memberikan pengajaran atau pendidikan baik dari segi pengetahuan (kognitif), mental, serta sosial. Adapun tujuan pendidikan sekolah dasar menurut Mirasa dkk. (2005) dimaksudkan sebagai proses pengembangan kemampuan yang paling mendasar bagi setiap siswa, di mana setiap siswa dapat belajar secara aktif karena adanya suasana kondusif, yaitu suasana yang memberikan kemudahan bagi perkembangan diri secara optimal. Dengan demikian, sekolah dasar tidak hanya memberikan pendidikan dari sisi pengetahuan saja, melainkan pendidikan mental dan sosialnya seperti bagaimana cara siswa beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat sekitarnya, serta bagaimana siswa berinteraksi dengan teman-temannya. Jadi, pendidikan sekolah dasar sangat dibutuhkan untuk perkembangan siswa. Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”. Sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Unsur utama dalam matematika adalah penalaran deduktif (atas dasar konsumsi atau kebenaran konsistensi) dan penalaran induktif (atas dasar fakta yang muncul sampai pada perkiraan tertentu yang harus dibuktikan dengan argumen yang konsisten) Depdiknas (Susanto, 2015: 184). Pengaruh Media Nomograf Ilmu matematika sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Matematika digunakan dalam berdagang dan berbelanja. Seperti, menghitung uang pembayaran dan uang kembalian. Matematika juga diperlukan untuk memahami suatu hal ketika membaca informasi yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafik, dan persentase. Misalnya, dalam hal mengukur suhu tubuh, siswa dituntut mampu membaca skala pada termometer. Kemampuan tersebut terdapat kaitannya pada pembelajaran matematika, khususnya materi bilangan bulat. Oleh karena itu, matematika adalah ilmu dasar yang harus dikuasai siswa dengan baik. Oleh karena itu, ilmu matematika berperan sangat penting, maka diharapkan siswa mampu menguasai pembelajaran matematika dengan baik. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh siswa. Siswa menganggap matematika adalah hal yang sulit, mulai dari memahami konsep seperti konsep berhitung, operasi bilangan, dan rumusrumus tertentu. Maka dari itu, siswa menjadi malas belajar sehingga sebagian siswa memperoleh nilai yang masih rendah. Jumlah jam mata pelajaran matematika di sekolah dasar pun lebih banyak dibandingkan mata pelajaran yang lain. Sehingga, siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memahami materi pada mata pelajaran matematika. Namun, pada kenyataannya, siswa masih saja sulit memahaminya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam memahami materi matematika yaitu persepsi awal siswa yang menganggap bahwa matematika merupakan hal yang abstrak, kebenarannya harus dibuktikan, pembelajaran berkala atau terus-menerus, menggunakan bahasa simbol, dan banyaknya bilangan atau angka-angka yang dihitung. Selain itu, penyampaian materi dari guru yang kurang menarik juga dapat memengaruhi kemampuan pemahaman siswa. Jadi, seharusnya guru dapat berinovasi dalam pembelajaran. Seperti, penggunaan media agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan materi dapat lebih mudah untuk dipahami siswa. Berdasarkan pengamatan di SDN Dander I Bojonegoro, terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran matematika khususnya kelas IV antara lain siswa sulit memahami materi yang disampaikan guru, siswa belum menguasai konsep dasar matematika dengan baik, siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal, serta kurangnya keaktifan siswa selama pembelajaran. Sedangkan melalui wawancara guru kelas IV, diketahui bahwa guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa. Sehingga, hasil belajar siswa masih rendah dan belum mencapai KKM. Melihat permasalahan atau kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika, peneliti menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menggunakan media nomograf dalam proses pembelajaran matematika. Menurut Sobel dan Maletsky (2004), kata nomograph, yang berasal dari Yunani dan mempunyai arti aturan tertulis, dapat diterapkan dalam matematika pada sebuah teknik dengan grafik untuk menghitung dan untuk penyelesaian persamaan tertentu. Nomograf dapat menjadi sumber eksperimen yang membawa kepada penemuan-penemuan dan mengulang kembali keterampilan-keterampilan. Siswa-siswa memperoleh pengalaman yang berharga dalam mengkonstruksi grafik ini dan membaca skalanya dalam memeriksa hasil dari persoalan-persoalan perhitungan. Nomograf adalah media pembelajaran yang terbentuk dari tiga buah garis bilangan yang diletakkan sejajar dengan sifat skala pada garis bilangan yang terletak di tengah-tengah besarnya sama dengan setengah kali skala pada garis bilangan yang mengapitnya. Keunggulan dari penggunaan media nomograf antara lain: bermanfaat di ruang mana pun tanpa harus ada penyesuaian khusus, pemakai dapat secara fleksibel membuat perubahanperubahan sementara penyajian berlangsung, mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan Azhar Arsyad (2015: 42). Dengan menggunakan nomograf, siswa akan lebih mudah dalam menemukan hasil yang pasti dari operasi penjumlahan bilangan bulat dengan penuh percaya diri. Nomograf akan memperkuat konsep yang dimiliki siswa mengenai apa itu bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Dengan memperhatikan konsep bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif, siswa akan memahami perbedaan antara keduanya secara jelas. Dengan siswa memahami konsep kedua bilangan tersebut, maka akan mudah bagi siswa mengoperasikan bilangan bulat positif dan negatif. Penggunaan media alat peraga dalam kegiatan pembelajaran seringkali mengacu pada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan bahwa penggunaan media dapat menentukan tingkat pemahaman dalam menerima materi yang diberikan guru. Temuan penelitian sebelumnya tentang penggunaan media nomograf dalam kegiatan pembelajaran telah menunjukkan hasil yang baik. Di antaranya, penelitian yang dilakukan Arum Ratnaningsih (2013), membuktikan bahwa penggunaan media nomograf dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat. Hal ini terbukti pada siklus III, nilai rata-rata kelas sebesar 87,58 dengan persentase ketuntasan klasikal 95%, yang mengalami peningkatan dari hasil persentase ketuntasan klasikal pada kondisi prasiklus sebelum dilaksanakan tindakan yaitu 13,33 % dengan nilai rata-rata kelas 39,67. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Juhrani (2014), menunjukkan 37 JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 bahwa siswa yang diajarkan menggunakan media nomograf dan batang napier memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajarkan dengan tanpa menggunakan media tersebut dan terhitung= 4,105>2,02= t tabel. Dari kedua hasil penelitian yang berbeda ini, menunjukkan bahwa ada pengaruh media nomograf terhadap hasil belajar siswa tentang bilangan bulat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menggunakan media nomograf dalam pembelajaran matematika dengan melaksanakan penelitian eksperimen berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Nomograf Terhadap Hasil Belajar Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN Dander I Bojonegoro”. Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengaruh Penggunaan Media Nomograf Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Kelas IV SDN Dander I Bojonegoro? Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media nomograf terhadap hasil belajar siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat kelas IV SDN Dander I Bojonegoro. Hasil dari penelitian eksperimen ini dapat memberi manfaat, diantaranya manfaat teoritis yang dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika khususnya pada penggunaan media nomograf dalam penyelesaian masalah operasi bilangan bulat dan penelitian ini disusun dengan harapan dapat menjadi pertimbangan bagi peneliti selanjutnya apabila melakukan penelitian dengan salah satu variabel yang sama.Adapun penelitian ini memberikan manfaat praktis yaitu penelitian dapat menjadi bahan informasi bagi guru dalam menggunakan media pembelajaran terutama pada operasi penjumlahan bilangan bulat sehingga pembelajaran dapat dicapai secara maksimal, dapat dimanfaatkan oleh guru matematika sebagai media pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa, dapat dijadikan sarana bagi siswa untuk memudahkan dalam menerima materi penjumlahan bilangan bulat, dan untuk memberikan satu alternatif pemecahan masalah kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin peneliti ketahui (S. Margono, 2014: 105). Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013: 11-12) “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu”. Dengan adanya perlakuan yang berbeda kedua kelas, maka dapat terlihat perbedaan yang terjadi dalam hasil belajar siswa di kelas. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Menurut Sugiyono, (2013: 114) eksperimen semu adalah “desain eksperimen yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”. Pada dasarnya quasi eksperimen sama dengan true eksperimen, hanya saja eksperimen semu dalam pengambilan sampel, kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random tetapi menggunakan kelompok yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan teknik uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui tentang pengaruh penggunaan media nomograf terhadap hasil belajar siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat kelas IV SDN Dander I, Bojonegoro. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Menurut Sugiyono (2013: 116) menyatakan bahwa Non-equivalent Control Group Design hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok kelas eksperimen (diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media nomograf) dan kelas kontrol (tidak diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media nomograf melainkan menerapkan pembelajaran konvensional). Kedua kelas tersebut dianggap memiliki kemampuan yang sama dan perbedaannya hanya pada perlakuan. Kemudian kelas tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal dan posttest untuk mengetahui keadaan akhir. Berikut pola desain penelitian Non-equivalent Control Group Design (Sugiyono, 2013: 116). Tabel 1. Pola Desain Penelitian Non-equivalent Control Design Kelas Pre-test Treatment Post-test Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 O4 O1 dan O3 O2 dan O4 X : Pre-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol : Post-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol : Bentuk perlakuan terhadap kelas eksperimen yaitu pemberian pembelajaran dengan menggunakan media nomograf pada materi penjumlahan bilangan bulat. Pengaruh Media Nomograf - : Tidak diberikan perlakuan terhadap yaitu pembelajaran tidak menggunakan media nomograf, melainkan menerapkan pembelajaran konvensional (metode ceramah). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV A dan IV B SDN Dander I Bojonegoro, dengan siswa yang berjumlah adalah orang, yang terdiri dari 24 siswa pada kelas IV A dan 22 siswa pada kelas IV B. Alasan peneliti memilih SDN Dander I Bojonegoro. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 pada tanggal 27-28 maret 2016. Tetapi observasi sebelumnya telah dilakukan pada bulan Januari 2016. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penarikan kesimpulan. Berikut penjelasan secara rinci: 1. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi: a. Studi pustaka atau literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji. Baik dari segi pembelajaran, metodologi, maupun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. c. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan untuk meminta kesediaannya diadakan penelitian. d. Melakukan survei ke lokasi penelitian untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai populasinya, dan keadaan siswa sebagai sampelnya. e. Menyusun proposal penelitian dan menyusun perangkat pembelajaran untuk penelitian, yaitu meliputi: 1) Silabus 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3) Bahan Ajar 4) Instrumen penelitian berupa tes bentuk soal pilihan ganda. 5) Menganalisis validitas dan reabilitas instrumen penelitian dan kemudian melakukan revisi terhadap instrumen penelitian yang kurang sesuai. f. Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi awal populasi dan sampel (kelas yang akan diteliti). 2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi: a. Memberikan tes awal (pre-test) kepada siswa yang dijadikan sampel untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan (treatment), baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. b. Memberi perlakuan yaitu dengan cara menggunakan media nomograf pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol diberikan pelajaran menggunakan pembelajaran konvensional yaitu metode ceraman (tanpa menggunakan media nomograf). c. Memberikan tes akhir (post-test) pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. 3. Tahap Akhir Pada tahap ini, kegiatan yang akan dilakukan antara lain: a. Mengolah dan menganalisis hasil pre-test dan post-test. b. Membandingkan hasil analisis data instrumen tes sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan setelah diberi perlakuan (post-test) antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk melihat dan menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar yang telah diperoleh. c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar tes yang berisikan butir-butir soal yang sudah diuji kelayakannya yaitu melalui uji validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Lembar tes digunakan untuk mengumpulkan data pemahaman materi penjumlahan bilangan bulat sebelum dan sesudah penggunaan media nomograf dalam bentuk pre-test dan post-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu berisi butir soal yang sama mengenai penjumlahan bilangan bulat. Hanya saja untuk soal post-test peneliti mengubah angka maupun beberapa butir soal tetapi masing-masing butir soal post-test memiliki bobot yang sama dengan soal pre-test. Pre-test diberikan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum diberikannya perlakuan sedangkan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diberikannya perlakuan. Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa metode yaitu: 1. Metode Dokumentasi Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data umum sekolah, yaitu tentang jumlah siswa, latar belakang sekolah, struktur organisasi, letak geografis, keadaan guru, karyawan, siswa, di samping data inventaris juga diperlukan daftar nama-nama siswa khususnya kelas IV A dan IV B, dokumen tugas siswa, daftar nilai siswa, dan foto-foto pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas 39 JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 siswa. Teknik ini digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam penelitian. 2. Metode Tes Peneliti memberikan tes kelas kontrol dan kelas eksperimen agar dapat membandingkan hasil belajar atau hasil nilai yang diperoleh pada pembelajaran matematika penjumlahan bilangan bulat menggunakan media nomograf. Dalam hal ini tes yang diberikan terdapat dua tahap tes yakni pre-test dan post-test. Pelaksanaan pre-test di awal kegiatan pembelajaran digunakan untuk mengumpulkan data awal sebelum adanya perlakuan, sedangkan post-test berguna untuk mengumpulkan data akhir setelah diberi perlakuan. Penilaian digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat, ketika sebelum dan sesudah digunakan media nomograf. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam bentuk pre-test dan bentuk post-test. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar tes yang berisikan butir-butir soal yang sudah diuji kelayakannya yaitu melalui uji validitas dan reliabilitas. Pada pengujian validitas ini, setelah dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis dengan analisis item atau uji beda. Rumus untuk menghitung validitas butir soal menggunakan teknik korelasi product moment, yaitu sebagai berikut: r11 = (1- (Arikunto, 2013: 230) Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan m = skor rata-rata Vt = varians total Harga r11 yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel product moment. Apabila r hitung > t tabel dengan taraf signifkan 5% maka tes dinyatakan reliabel. Di bawah ini adalah tabel interpretasi derajat reliabilitas instrumen. Tabel 2. Interpretasi Derajat Reliabilitas Instrumen Derajat Reliabilitas Interpretasi r11 ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,20 < r11 ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,40 < r11 ≤ 0,70 Derajat reliabilitas sedang 0,70 < r11 ≤ 0,90 Derajat reliabilitas tinggi 0,90 > r11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi Teknik yang digunakan untuk uji normalitas dalam penelitian ini adalah teknik uji Chi-Square (χ2). Rumus untuk mencari nilai chi-square adalah sebagai berikut: χ2 rxy = (Winarsunu, 2009: 70) Keterangan: rxy = koefisien korelasi = hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden = skor item test = skor responden = kuadrat skor item test ( ) ) = kuadrat skor responden n = jumlah responden Untuk melihat besar koefisien korelasi adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi 5%. Berikut penjelasannya: rxy ≥ r tabel = item soal tersebut valid rxy < r tabel = item soal tersebut tidak valid Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan cara internal consistency, yaitu mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus Kuder Richardson 20 (KR 20): =∑ Keterangan: χ2 = nilai chi-square fo = frekuensi yang diperoleh (obtained frequency) fe = frekuensi yang diharapkan (expected frequency) Kriteria pengujian nilai chi-square adalah sebagai berikut: χ2 hitung < χ2 tabel, maka data berdistribusi normal χ2 hitung ≥ χ2 tabel, maka data tidak berdistribusi normal Tolak HO jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel dengan taraf signifikan α = 0,05. Dalam hal lain HO diterima jika χ2 hitung < χ2 tabel. Langkah-langkah menghitung uji homogenitas: 1) Mencari varians/ standar deviasi variabel X dan Y, dengan rumus: Varian (SD2) = 2) Mencari Fhitung dengan dari varians X dan dengan rumus: Fmax = varian tertinggi/ varian terendah 3) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel tabel distribusi F, dengan dk pembilang n-1 (untuk varians terbesar) dan dk penyebut n-1 (untuk varians terkecil). Pengaruh Media Nomograf Jika Fhitung < Ftabel, berarti homogen Jika Fhitung > Ftabel, berarti tidak homogen Untuk melihat apakah hasil penelitian yang diperoleh signifikan atau tidak digunakan perhitungan uji t. Uji t ini digunakan untuk membandingkan rata-rata dari hasil pretest dan post-test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Karena n1 ≠ n2, berdistribusi normal, dan homogen maka t-test mengetahui pencapaian materi pembelajaran, studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui data diri siswa untuk mengetahui rata-rata usia siswa. Setelah melaksanakan kegiatan pendahuluan, kegiatan selanjutya yang dilakukan adalah menyusun instrumen dan perangkat penelitian. Perangkat dan instrumen yang telah disusun divalidasikan terlebih dahulu sebelum digunakan kepada kepada dosen ahli perangkat. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes pilihan ganda dengan 25 item pertanyaan. Tes awal (pretest) diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dilakukan pembelajaran, sedangkan tes akhir (post-test) diberikan setelah dilaksanakan pembelajaran. Setelah instrumen disusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan uji coba validitas dan reliabilitas soal. Uji coba instrumen penelitian dilaksanakan pada 16 siswa kelas IV SDN Ngraseh, Bojonegoro. Hasil analisis perhitungan uji validitas menunjukkan bahwa instrumen tes yang terdiri dari 25 butir soal, seluruhnya adalah valid. Soal yang valid mempunyai thitung lebih besar daripada ttabel. Soal-soal yang valid kemudian dihitung reliabilitasnya. Menurut Arikunto (2013: 221) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Jika hasil rhitung lebih besar dari rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. Hasil analisis perhitungan uji reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen dinyatakan reliabel. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,954 dan dapat dikonsultasikan dengan tabel untuk N – 2 = 16 – 2 = 14 diketahui harga rtabel 5% adalah 0,532. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa harga r11 lebih besar daripada harga rtabel yaitu 0,954 > 0,532 maka instrumen tes dinyatakan reliabel. Oleh karena itu, instrumen tes tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Untuk keseluruhan hasil dari uji validasi instrumen tes diperoleh sebagai berikut. Tabel 3. Uji Validitas Butir Soal Nomor Soal Hasil Korelasi Status Hitung 1 0,695 VALID 2 0,705 VALID 3 0,7 VALID 4 0,771 VALID 5 0,698 VALID 6 0,77 VALID 7 0,705 VALID 8 0,741 VALID 9 0,723 VALID 10 0,649 VALID 11 0,646 VALID 12 0,678 VALID 13 0,693 VALID 14 0,662 VALID = Arikunto (2013: 354) Keterangan: M = nilai rata-rata hasil per kelompok N = banyaknya subjek x = deviasi setiap nilai x2 dan x1 y = deviasi setiap nilai y2 dan y1 Setelah dilakukan uji t-Test, maka harga thitung yang diperoleh perlu dibandingkan dengan ttabel, untuk mengetahui perbedaan nilai signifikan atau tidak, terlebih dahulu dicari derajat kebebasan (db) = Ntotal – 2. Setelah diketahui (db) maka dicari nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan adalah sebagai berikut: H0 ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel H0 diterima dan Ha ditolak jika thitung < ttabel HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SDN Dander I Bojonegoro. Pembelajaran dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas IV A sebagai kelas kontrol dan kelas IV B sebagai kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa penggunaan media nomograf sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan tersebut.Jumlah siswa pada masing-masing kelas adalah 24 siswa (kelas kontrol) dan 22 siswa (kelas eksperimen). Total sampel yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak 46 siswa. Sampel yang diperoleh dengan menggunakan jenis penelitian populasi yaitu subjek penelitian meliputi semua yang terdapat di dalam populasi. Hal ini sependapat dengan pemikiran Arikunto (2013: 147) yang menjelaskan bahwa penelitian populasi dilakukan apabila subjek penelitian meliputi semua yang terdapat di dalam populasi. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pre-test, perlakuan, dan post-test. Sebelum penelitian dilaksanakan studi pendahuluan terlebih dahulu.Pada tahap pendahuluan, peneliti mengadakan studi pendahuluan di SDN Dander I Bojonegoro. Studi pendahuluan ini digunakan untuk mengetahui pencapaian materi pembelajaran yang diajarkan pada masing-masing kelas yang akan dijadikan objek penelitian. Selain untuk 41 JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 0,695 0,646 0,646 0,678 0,707 0,674 0,664 0,733 0,672 0,639 0,688 VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID Pre-test dilaksanakan di kedua kelas penelitian baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Kegiatan ini dilakukan sebelum siswa diberi perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2016 pukul 07.00 – 07.40 untuk kelas kontrol dan hari Rabu, 30 Maret 2016 pukul 09.30 – 10.10 untuk kelas eksperimen. Dari kegiatan akhir tes ini, peneliti akan memperoleh data kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan atau pembelajaran dengan media nomograf untuk kelas eksperimen dan tanpa menggunakan media nomograf untuk kelas kontrol. Proses pemberian perlakuan dilaksanakan setelah pemberian pre-test. Proses pembelajaran dengan memberi perlakuan berlangsung pada hari Selasa, 29 Maret 2016 pukul 07.40 – 08.25 di kelas kontrol dan pada hari Rabu, 30 Maret 2016 pukul 10.10 – 10.55 di kelas eksperimen. Pemberian perlakuan dilaksanakan setelah siswa mengerjakan tes awal (pre-test). Pemberian perlakuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran dengan menggunakan media nomograf untuk materi penjumlahan bilangan bulat, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan media nomograf pada materi penjumlahan bilangan bulat. Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan uji posttest. Pada tahap ini, dilakukan pemberian post-test terhadap kedua kelompok penelitian. Post-test ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat. Kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan pemberian perlakuan berlangsung. Kegiatan post-test untuk kelas kontrol dilaksanakan Selasa, 29 Maret 2016 pukul 08.40 – 09.20 dan kelompok eksperimen pada hari Rabu, 30 Maret 2016 pukul 11.10-11.50. Setelah data nilai hasil pre-test dan post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh, peneliti melakukan uji normalitas dengan menggunakan rumus chi kuadrat. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Jika χ2 hitung > χ2 tabel, maka data yang diperoleh tidak berdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika χ2 hitung < χ2 tabel, maka data yang kita peroleh tersebar dalam distribusi normal. Di bawah ini disajikan hasil perhitungan uji normalitas keadaan awal (pre-test) dan akhir kelas (post-test) di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebagai berikut. Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Keadaan Awal Kelompok Pre-test χ2 hitung χ2 tabel Keterangan Kontrol 4,27 11,1 Normal Eksperimen 6,81 11,1 Normal Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Keadaan Akhir Kelompok Post-test Keterangan χ2 hitung χ2 tabel Kontrol 1,19 11,1 Normal Eksperimen 4,99 9,49 Normal Dari perhitungan normalitas (χ2 hitung) keadaan awal dan akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen seperti yang tertera pada tabel 3 dan 4 kemudian dibandingkan dengan χ2 tabel. Pada data normalitas keadaan awal siswa (pretest) kelas kontrol diketahui nilai χ2 hitung = 4,27 dan χ2 tabel = 11,1 dengan db = 5 dan taraf signifikansi 5% adalah 11,1. Maka diperoleh χ2 hitung < χ2 tabel dan disimpulkan data yang diperoleh adalah berdistribusi normal. Pada pre-test kelas eksperimen diketahui nilai χ2 hitung = 6,81 dan χ2 tabel = 11,1 dengan db = 5 dan taraf signifikansi 5% adalah 11,1. Maka diperoleh χ2 hitung < χ2 tabel dan disimpulkan data yang diperoleh adalah berdistribusi normal. Sedangkan pada data normalitas keadaan akhir siswa (post-test) kelas kontrol diketahui nilai nilai χ2 hitung = 1,19 dan χ2 tabel = 11,1 dengan db = 5 dan taraf signifikansi 5% adalah 11,1. Maka diperoleh χ2 hitung < χ2 tabel dan disimpulkan data yang diperoleh adalah berdistribusi normal. Pada post-test kelas eksperimen diketahui nilai χ2 hitung = 4,99 dan χ2 tabel = 9,49 dengan db = 4 dan taraf signifikansi 5% adalah 9,49. Maka diperoleh χ2 hitung < χ2 tabel dan disimpulkan data yang diperoleh adalah berdistribusi normal. Setelah diketahui data pre-test dan post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal, kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan uji homogenitas. Uji homogenitas dalam pelaksanaan ini dilakukan dengan menggunakan uji F. Dengan kriteria pengujiannya adalah jika Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen. Hasil pengujian homogenitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Pre-test Pengaruh Media Nomograf Statistika Varians Fhitung Ftabel Kelas kontrol 161,13 nilai rata-rata sebelum adanya perlakuan di kelas eksperimen adalah 50,6. Sedangkan rata-rata nilai posttest kelas kontrol setelah diberi perlakuan adalah 65,2 dan nilai rata-rata setelah adanya perlakuan di kelas eksperimen adalah 71,3. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara signifikan pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol juga mengalami sedikit peningkatan. Peningkatan nilai ratarata pre-test dan post-test pada kelas eksperimen adalah sebesar 21 poin. Jumlah tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan peningkatan nilai rata-rata pre-test dan post-test pada kelas kontrol yaitu hanya sebesar 15 poin. Peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan hipotesis kerja yang diajukan, yaitu bahwa Ha : µ1 ≠ µ2, yang artinya terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen (menggunakan media nomograf) dengan kelas kontrol (pembelajaran tanpa media nomograf). Kemudian untuk menguji hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa µ1 ≠ µ2, maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis uji beda atau teknik t-test. Perhitungan t-test dalam penelitian ini dilakukan dengan mencari hubungan perbedaan antara rata-rata hasil pre-test dan post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengaruh signifikan penggunaan media nomograf terhadap hasil belajar siswa ditunjukkan dengan perhitungan menggunakan t-test yang menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,96. Nilai t-test tersebut adalah nilai t-test empirik yang dapat dikonsultasikan dengan tabel nilai t untuk db = N - 2 = 46 – 2 = 44, diketahui nilai ttabel untuk taraf signifikansi 5% adalah 1,68 dan diketahui nilai thitung adalah 2,96. Dari hasil tersebut diketahui bahwa thitung lebih besar daripada harga ttabel yaitu 2,96 > 1,68. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen (menggunakan media nomograf) dengan kelas kontrol (pembelajaran tanpa media nomograf). Dengan adanya perbedaan yang signifikan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media nomograf mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN Dander I Bojonegoro. Adanya perbedaan yang signifikan pada penggunaan media nomograf pada proses pembelajaran maka nomograf terbukti sesuai dengan prinsipnya yang dapat digunakan untuk melakukan operasi hitung yaitu penjumlahan bilangan bulat dua angka dan cocok digunakan untuk kelas IV SD. Media nomograf baik digunakan dalam menyampaikan materi dan membantu Pre-test Kelas eksperimen 137,976 1,2 2,05 Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Post-test Post-test Statistika Kelas kontrol Kelas eksperimen 160,7 153,4 Varians Fhitung 1,05 Ftabel 2,05 Dari perhitungan homogenitas (Fhitung) keadaan awal dan akhir pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen seperti yang tertera pada tabel 5 dan 6 kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Pada data homogenitas keadaan awal siswa (pre-test) pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen diketahui nilai Fhitung = 1,2 dan Ftabel = 2,05 dengan dbpembilang = 23 daan dbpenyebut = 21 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,05. Maka diperoleh Fhitung < Ftabel dan disimpulkan kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen. Sedangkan pada data homogenitas keadaan akhir siswa (post-test) pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen diketahui nilai Fhitung = 1,05 dan Ftabel = 11,1 dengan dbpembilang = 23 daan dbpenyebut = 21 dan taraf signifikansi 5% adalah 11,1. Maka diperoleh Fhitung < Ftabel dan disimpulkan kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media nomograf berpengaruh dalam pembelajaran pada materi penjumlahan bilangan bulat. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata nilai pre-test dan post-test siswa baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai berikut disajikan dalam diagram berikut. Diagram 1: Rata-rata hasil belajar pre-test dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen Diagram 1. pre-test menunjukkan rata-rata nilai dan post-test siswa dalam pembelajaran pada materi penjumlahan bilangan bulat. Rata-rata nilai pre-test siswa kelas kontrol sebelum diberi perlakuan adalah 50,5 dan 43 JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016 merangsang pikiran siswa sehingga memudahkan siswa dalam menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Selain itu, juga dapat tercipta suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini berdasarkan pemikiran Reys dalam Runtokahu dan Kandou (2014: 3031) yang menyatakan bahwa prinsip-prinsip praktis yang dianjurkan guru ketika mengajarkan matematika pada siswa, diantaranya: belajar matematika harus berarti (meaningful), belajar matematika adalah proses perkembangan, matematika adalah pengetahuan yang sangat terstruktur, dan anak aktif terlibat dalam pembelajaran matematika. Belajar aktif merupakan inti belajar matematika yang memungkinkan anak berkesulitan belajar membentuk pengetahuan mereka. Beberapa keterbatasan pada penelitian ini yaitu pertama yang dianalisa pada penelitian ini hanya pada penguasaan konsep (kognitif) siwa pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN Dander I Bojonegoro yang dilihat dari perolehan hasil belajar. Sedangkan kompetensi afektif dan psikomotor diabaikan sehingga penelitian ini kurang efektif karena seharusnya hasil belajar siswa diukur dalam tiga ranah afektif, kognitif, dan psikomotorSingkatan dan PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media nomograf berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN Dander I Bojonegoro. Hal ini dapat dilihat dari besar peningkatan nilai rata-rata pre-test dan post-test pada kelas ekserimen lebih besar daripada nilai rata-rata pretest dan post-test pada kelas kontrol. Rata-rata hasil pretest kelas kontrol adalah 50,5 sedangkan rata-rata hasil pre-test pada kelas eksperimen adalah 50,6. Rata-rata hasil post-test kelas kontrol adalah 65,2 dan rata-rata hasil posttest kelas eksperimen adalah 71,3. Berdasarkan hasil analisis data tes diketahui thitung sebesar 2,96 dengan taraf signifikansi 5% dan db = N - 2 = 46 – 2 = 44 diperoleh dengan harga ttabel = 1,68. Hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar daripada harga ttabel yaitu 2,96 > 1,68. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka perlu diberikan saran yaitu (1) Bagi guru, sebaiknya guru lebih memanfaatkan media pada proses pembelajaran khususnya media nomograf dalam pembelajaran pada materi penjumlahan bilangan bulat dan sebaiknya guru menerapkan pembelajaran yang inovatif sehingga siswa lebih aktif dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan serta bermakna. (2) Bagi sekolah, sebaiknya, media nomograf lebih dioptimalkan pemanfaatannya dalam pembelajaran di kelas terutama pada materi penjumlahan bilangan bulat karena media nomograf dapat membantu pemahaman dan dapat mengkonkretkan konsep bilangan bulat. (3) Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV dengan memanfaatkan media pembelajaran yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Cipta. Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Heruman. 2014. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Margono. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Munadi, Yunadhi. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pendidikan. Sadiman, Arif S., dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta. Rajawali Press. Sugiyono. 2013. Metode Bandung: Alfabeta. Penelitian Pendidikan. Sunarto dan Agung Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sundayana, Rostina. 2015. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group. Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Runtukahu, Tombokan dan Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Wachyu. 2011. Mengenal Bilangan Bulat. Bekasi: Adhi Aksara Abadi Indonesia. Winarsunu, Tulus. 2012. Statistik dalam Penelitian Psikologi. Malang: UMM Press.