use style: paper title

advertisement
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
PENGARUH MEDIA NOMOGRAF TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN
BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR
Nadia Tri Vitasari
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected])
Ika Rahmawati
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan media nomograf terhadap hasil belajar
siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis
penelitian eksperimen kuasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes. Teknik analisis data
yang digunakan adalah uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas
kontrol dengan kelas eksperimen. Setelah dikonsultasikan dengan ttabel, diketahui bahwa nilai thitung
lebih besar dari ttabel yaitu 2,96 > 1,68; sehingga Ha : µ1 ≠ µ2, yang artinya terdapat perbedaan
signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol diterima; dan Ho : µ1 = µ2
ditolak. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media nomograf berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Dander I Bojonegoro.
Kata Kunci: Media Nomograf, Hasil Belajar, Penjumlahan Bilangan Bulat
Abstract
This research method is quantitative with kind of research is quasi experimental research. Data is
collected by using test. Test technique is used to get student’s learning result data. Data analysis technique
by using t-test. The results showed that there is a difference between control and experimental class.
Having consulted with ttable, it is known that tcount greater than ttable ie 2.96> 1.68; so that Ha: μ1 ≠
μ2, which means there is a significant difference between the experimental class learning outcomes with a
control class received; and Ho: μ1 = μ2 was rejected. Based on this, it can be concluded that the use of the
media nomographs significant effect on student learning outcomes SDN Dander I Bojonegoro 4th grade.
Keywords: Media nomographs, Learning Outcomes, Addition and Substruction Integers
PENDAHULUAN
Pendidikan dasar menurut Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 17 ayat 1
dan 2 merupakan jenjang pendidikan yang dilandasi
jenjang menengah; pendidikan dasar berbentuk sekolah
dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain
yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP)
dan madrasah tsanawiyah (MTs.), atau bentuk lain yang
sederajat. Jadi, yang dimaksud dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 17
ayat 1 dan 2 tersebut adalah pendidikan yang berbentuk
sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah dan sekolah
menengah pertama atau madrasah tsanawiyah. Dengan
demikian, pendidikan dasar menurut Undang-undang
tersebut adalah wajib belajar 9 tahun yaitu mulai tingkat
sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama.
Sekolah dasar memberikan peran yang sangat penting,
mulai dari memberikan pengajaran atau pendidikan baik
dari segi pengetahuan (kognitif), mental, serta sosial.
Adapun tujuan pendidikan sekolah dasar menurut Mirasa
dkk. (2005) dimaksudkan sebagai proses pengembangan
kemampuan yang paling mendasar bagi setiap siswa, di
mana setiap siswa dapat belajar secara aktif karena adanya
suasana kondusif, yaitu suasana yang memberikan
kemudahan bagi perkembangan diri secara optimal.
Dengan demikian, sekolah dasar tidak hanya memberikan
pendidikan dari sisi pengetahuan saja, melainkan
pendidikan mental dan sosialnya seperti bagaimana cara
siswa beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat
sekitarnya, serta bagaimana siswa berinteraksi dengan
teman-temannya. Jadi, pendidikan sekolah dasar sangat
dibutuhkan untuk perkembangan siswa.
Kata matematika berasal dari bahasa Latin,
manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal
yang dipelajari”. Sedang dalam bahasa Belanda,
matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang
kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Unsur utama
dalam matematika adalah penalaran deduktif (atas dasar
konsumsi atau kebenaran konsistensi) dan penalaran
induktif (atas dasar fakta yang muncul sampai pada
perkiraan tertentu yang harus dibuktikan dengan argumen
yang konsisten) Depdiknas (Susanto, 2015: 184).
Pengaruh Media Nomograf
Ilmu matematika sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Matematika digunakan dalam berdagang dan
berbelanja. Seperti, menghitung uang pembayaran dan
uang kembalian. Matematika juga diperlukan untuk
memahami suatu hal ketika membaca informasi yang
disajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafik, dan
persentase. Misalnya, dalam hal mengukur suhu tubuh,
siswa dituntut mampu membaca skala pada termometer.
Kemampuan
tersebut
terdapat
kaitannya
pada
pembelajaran matematika, khususnya materi bilangan
bulat. Oleh karena itu, matematika adalah ilmu dasar yang
harus dikuasai siswa dengan baik. Oleh karena itu, ilmu
matematika berperan sangat penting, maka diharapkan
siswa mampu menguasai pembelajaran matematika
dengan baik.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
ditakuti oleh siswa. Siswa menganggap matematika
adalah hal yang sulit, mulai dari memahami konsep
seperti konsep berhitung, operasi bilangan, dan rumusrumus tertentu. Maka dari itu, siswa menjadi malas belajar
sehingga sebagian siswa memperoleh nilai yang masih
rendah. Jumlah jam mata pelajaran matematika di sekolah
dasar pun lebih banyak dibandingkan mata pelajaran yang
lain. Sehingga, siswa memiliki kesempatan lebih banyak
dalam memahami materi pada mata pelajaran matematika.
Namun, pada kenyataannya, siswa masih saja sulit
memahaminya. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kesulitan siswa dalam memahami materi matematika yaitu
persepsi awal siswa yang menganggap bahwa matematika
merupakan hal yang abstrak, kebenarannya harus
dibuktikan, pembelajaran berkala atau terus-menerus,
menggunakan bahasa simbol, dan banyaknya bilangan
atau angka-angka yang dihitung. Selain itu, penyampaian
materi dari guru yang kurang menarik juga dapat
memengaruhi kemampuan pemahaman siswa. Jadi,
seharusnya guru dapat berinovasi dalam pembelajaran.
Seperti, penggunaan media agar pembelajaran menjadi
menyenangkan dan materi dapat lebih mudah untuk
dipahami siswa.
Berdasarkan pengamatan di SDN Dander I
Bojonegoro, terdapat beberapa permasalahan dalam
proses pembelajaran matematika khususnya kelas IV
antara lain siswa sulit memahami materi yang
disampaikan guru, siswa belum menguasai konsep dasar
matematika dengan baik, siswa masih kesulitan dalam
menyelesaikan soal, serta kurangnya keaktifan siswa
selama pembelajaran. Sedangkan melalui wawancara guru
kelas IV, diketahui bahwa guru mengalami kesulitan
dalam menyampaikan materi pembelajaran yang mudah
dipahami oleh siswa. Sehingga, hasil belajar siswa masih
rendah dan belum mencapai KKM.
Melihat permasalahan atau kesulitan yang dialami
siswa dalam pembelajaran matematika, peneliti
menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi
permasalahan tersebut, yaitu dengan menggunakan media
nomograf dalam proses pembelajaran matematika.
Menurut Sobel dan Maletsky (2004),
kata
nomograph, yang berasal dari Yunani dan mempunyai arti
aturan tertulis, dapat diterapkan dalam matematika pada
sebuah teknik dengan grafik untuk menghitung dan untuk
penyelesaian persamaan tertentu. Nomograf dapat
menjadi sumber eksperimen yang membawa kepada
penemuan-penemuan
dan
mengulang
kembali
keterampilan-keterampilan. Siswa-siswa memperoleh
pengalaman yang berharga dalam mengkonstruksi grafik
ini dan membaca skalanya dalam memeriksa hasil dari
persoalan-persoalan perhitungan.
Nomograf adalah media pembelajaran yang terbentuk
dari tiga buah garis bilangan yang diletakkan sejajar
dengan sifat skala pada garis bilangan yang terletak di
tengah-tengah besarnya sama dengan setengah kali skala
pada garis bilangan yang mengapitnya. Keunggulan dari
penggunaan media nomograf antara lain: bermanfaat di
ruang mana pun tanpa harus ada penyesuaian khusus,
pemakai dapat secara fleksibel membuat perubahanperubahan sementara penyajian berlangsung, mudah
dipersiapkan dan materinya mudah digunakan Azhar
Arsyad (2015: 42).
Dengan menggunakan nomograf, siswa akan lebih
mudah dalam menemukan hasil yang pasti dari operasi
penjumlahan bilangan bulat dengan penuh percaya diri.
Nomograf akan memperkuat konsep yang dimiliki siswa
mengenai apa itu bilangan bulat positif dan bilangan bulat
negatif. Dengan memperhatikan konsep bilangan bulat
positif dan bilangan bulat negatif, siswa akan memahami
perbedaan antara keduanya secara jelas. Dengan siswa
memahami konsep kedua bilangan tersebut, maka akan
mudah bagi siswa mengoperasikan bilangan bulat positif
dan negatif.
Penggunaan media alat peraga dalam kegiatan
pembelajaran seringkali mengacu pada peningkatan hasil
belajar siswa. Hal ini disebabkan bahwa penggunaan
media dapat menentukan tingkat pemahaman dalam
menerima materi yang diberikan guru. Temuan penelitian
sebelumnya tentang penggunaan media nomograf dalam
kegiatan pembelajaran telah menunjukkan hasil yang baik.
Di antaranya, penelitian yang dilakukan Arum
Ratnaningsih (2013), membuktikan bahwa penggunaan
media nomograf dapat meningkatkan kemampuan
berhitung bilangan bulat. Hal ini terbukti pada siklus III,
nilai rata-rata kelas sebesar 87,58 dengan persentase
ketuntasan klasikal 95%, yang mengalami peningkatan
dari hasil persentase ketuntasan klasikal pada kondisi
prasiklus sebelum dilaksanakan tindakan yaitu 13,33 %
dengan nilai rata-rata kelas 39,67. Sama halnya dengan
penelitian yang dilakukan Juhrani (2014), menunjukkan
37
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
bahwa siswa yang diajarkan menggunakan media
nomograf dan batang napier memiliki nilai rata-rata lebih
tinggi dibandingkan siswa yang diajarkan dengan tanpa
menggunakan media tersebut dan terhitung= 4,105>2,02=
t tabel. Dari kedua hasil penelitian yang berbeda ini,
menunjukkan bahwa ada pengaruh media nomograf
terhadap hasil belajar siswa tentang bilangan bulat. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk menggunakan media
nomograf dalam pembelajaran matematika dengan
melaksanakan penelitian eksperimen berjudul “Pengaruh
Penggunaan Media Nomograf Terhadap Hasil Belajar
Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN
Dander I Bojonegoro”.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Bagaimana
Pengaruh Penggunaan Media Nomograf Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat
Kelas IV SDN Dander I Bojonegoro? Sehingga, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
media nomograf terhadap hasil belajar siswa pada materi
penjumlahan bilangan bulat kelas IV SDN Dander I
Bojonegoro.
Hasil dari penelitian eksperimen ini dapat memberi
manfaat, diantaranya manfaat teoritis yang dapat
memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika
khususnya pada penggunaan media nomograf dalam
penyelesaian masalah operasi bilangan bulat dan
penelitian ini disusun dengan harapan dapat menjadi
pertimbangan bagi peneliti selanjutnya apabila melakukan
penelitian dengan salah satu variabel yang sama.Adapun
penelitian ini memberikan manfaat praktis yaitu penelitian
dapat menjadi bahan informasi bagi guru dalam
menggunakan media pembelajaran terutama pada operasi
penjumlahan bilangan bulat sehingga pembelajaran dapat
dicapai secara maksimal, dapat dimanfaatkan oleh guru
matematika sebagai media pembelajaran untuk
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan
menarik perhatian siswa, dapat dijadikan sarana bagi
siswa untuk memudahkan dalam menerima materi
penjumlahan bilangan bulat, dan untuk memberikan satu
alternatif pemecahan masalah kesulitan siswa dalam
pembelajaran matematika.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang
ingin peneliti ketahui (S. Margono, 2014: 105).
Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah
metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013: 11-12)
“metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh treatment (perlakuan) tertentu”. Dengan adanya
perlakuan yang berbeda kedua kelas, maka dapat terlihat
perbedaan yang terjadi dalam hasil belajar siswa di kelas.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu
(Quasi Eksperimen). Menurut Sugiyono, (2013: 114)
eksperimen semu adalah “desain eksperimen yang
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”. Pada
dasarnya quasi eksperimen sama dengan true eksperimen,
hanya saja eksperimen semu dalam pengambilan sampel,
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random tetapi menggunakan kelompok yang
ada. Dalam penelitian ini menggunakan teknik uji t. Uji t
digunakan untuk mengetahui tentang pengaruh
penggunaan media nomograf terhadap hasil belajar siswa
pada materi penjumlahan bilangan bulat kelas IV SDN
Dander I, Bojonegoro.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Menurut Sugiyono
(2013: 116) menyatakan bahwa Non-equivalent Control
Group Design hampir sama dengan pretest-posttest
control group design, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random. Dalam desain ini terdapat dua kelompok, yaitu
kelompok kelas eksperimen (diberikan perlakuan
pembelajaran dengan menggunakan media nomograf) dan
kelas kontrol (tidak diberikan perlakuan pembelajaran
dengan menggunakan media nomograf melainkan
menerapkan pembelajaran konvensional). Kedua kelas
tersebut dianggap memiliki kemampuan yang sama dan
perbedaannya hanya pada perlakuan. Kemudian kelas
tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal dan
posttest untuk mengetahui keadaan akhir. Berikut pola
desain penelitian Non-equivalent Control Group Design
(Sugiyono, 2013: 116).
Tabel 1. Pola Desain Penelitian Non-equivalent
Control Design
Kelas
Pre-test
Treatment
Post-test
Eksperimen
O1
X
O2
Kontrol
O3
O4
O1 dan O3
O2 dan O4
X
: Pre-test untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol
: Post-test untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol
: Bentuk perlakuan terhadap kelas
eksperimen
yaitu
pemberian
pembelajaran dengan menggunakan
media
nomograf
pada
materi
penjumlahan bilangan bulat.
Pengaruh Media Nomograf
-
: Tidak diberikan perlakuan terhadap
yaitu pembelajaran tidak menggunakan
media
nomograf,
melainkan
menerapkan pembelajaran konvensional
(metode ceramah).
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV A dan IV B
SDN Dander I Bojonegoro, dengan siswa yang berjumlah
adalah orang, yang terdiri dari 24 siswa pada kelas IV A
dan 22 siswa pada kelas IV B. Alasan peneliti memilih
SDN Dander I Bojonegoro. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 pada tanggal
27-28 maret 2016. Tetapi observasi sebelumnya telah
dilakukan pada bulan Januari 2016.
Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penarikan
kesimpulan. Berikut penjelasan secara rinci:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan
meliputi:
a. Studi pustaka atau literatur, dilakukan untuk
memperoleh teori yang akurat mengenai
permasalahan yang akan dikaji. Baik dari segi
pembelajaran, metodologi, maupun permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian.
b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat
pelaksanaan penelitian.
c. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian
akan dilaksanakan untuk meminta kesediaannya
diadakan penelitian.
d. Melakukan survei ke lokasi penelitian untuk
mengetahui keadaan sekolah sebagai populasinya,
dan keadaan siswa sebagai sampelnya.
e. Menyusun proposal penelitian dan menyusun
perangkat pembelajaran untuk penelitian, yaitu
meliputi:
1) Silabus
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3) Bahan Ajar
4) Instrumen penelitian berupa tes bentuk soal
pilihan ganda.
5) Menganalisis
validitas
dan
reabilitas
instrumen
penelitian
dan
kemudian
melakukan revisi terhadap instrumen
penelitian yang kurang sesuai.
f.
Melakukan observasi awal untuk mengetahui
kondisi awal populasi dan sampel (kelas yang
akan diteliti).
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan
meliputi:
a. Memberikan tes awal (pre-test) kepada siswa yang
dijadikan sampel untuk mengukur hasil belajar
siswa sebelum diberi perlakuan (treatment), baik
pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
b. Memberi
perlakuan
yaitu
dengan
cara
menggunakan media nomograf pada kelas
eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol
diberikan pelajaran menggunakan pembelajaran
konvensional yaitu metode ceraman (tanpa
menggunakan media nomograf).
c. Memberikan tes akhir (post-test) pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol untuk mengukur
peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi
perlakuan.
3. Tahap Akhir
Pada tahap ini, kegiatan yang akan dilakukan
antara lain:
a. Mengolah dan menganalisis hasil pre-test dan
post-test.
b. Membandingkan hasil analisis data instrumen
tes sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan
setelah diberi perlakuan (post-test) antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol
untuk melihat dan menentukan apakah
terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil
belajar yang telah diperoleh.
c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil
yang diperoleh dari pengolahan data.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
lembar tes yang berisikan butir-butir soal yang sudah diuji
kelayakannya yaitu melalui uji validitas, reabilitas, taraf
kesukaran dan daya pembeda. Lembar tes digunakan
untuk mengumpulkan data pemahaman materi
penjumlahan bilangan bulat sebelum dan sesudah
penggunaan media nomograf dalam bentuk pre-test dan
post-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu
berisi butir soal yang sama mengenai penjumlahan
bilangan bulat. Hanya saja untuk soal post-test peneliti
mengubah angka maupun beberapa butir soal tetapi
masing-masing butir soal post-test memiliki bobot yang
sama dengan soal pre-test. Pre-test diberikan untuk
mengetahui prestasi belajar siswa sebelum diberikannya
perlakuan sedangkan post-test untuk mengetahui hasil
belajar siswa sesudah diberikannya perlakuan.
Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan
beberapa metode yaitu:
1. Metode Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data
umum sekolah, yaitu tentang jumlah siswa, latar belakang
sekolah, struktur organisasi, letak geografis, keadaan guru,
karyawan, siswa, di samping data inventaris juga
diperlukan daftar nama-nama siswa khususnya kelas IV A
dan IV B, dokumen tugas siswa, daftar nilai siswa, dan
foto-foto pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas
39
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
siswa. Teknik ini digunakan untuk memperkuat data yang
diperoleh dalam penelitian.
2. Metode Tes
Peneliti memberikan tes kelas kontrol dan kelas
eksperimen agar dapat membandingkan hasil belajar atau
hasil nilai yang diperoleh pada pembelajaran matematika
penjumlahan bilangan bulat menggunakan media
nomograf. Dalam hal ini tes yang diberikan terdapat dua
tahap tes yakni pre-test dan post-test. Pelaksanaan pre-test
di awal kegiatan pembelajaran digunakan untuk
mengumpulkan data awal sebelum adanya perlakuan,
sedangkan post-test berguna untuk mengumpulkan data
akhir setelah diberi perlakuan. Penilaian digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa di kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada pembelajaran matematika materi
penjumlahan bilangan bulat, ketika sebelum dan sesudah
digunakan media nomograf.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
tes dalam bentuk pre-test dan bentuk post-test. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar tes
yang berisikan butir-butir soal yang sudah diuji
kelayakannya yaitu melalui uji validitas dan reliabilitas.
Pada pengujian validitas ini, setelah dikonsultasikan
dengan ahli, selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis
dengan analisis item atau uji beda. Rumus untuk
menghitung validitas butir soal menggunakan teknik
korelasi product moment, yaitu sebagai berikut:
r11 =
(1-
(Arikunto, 2013: 230)
Keterangan:
r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
m
= skor rata-rata
Vt
= varians total
Harga r11 yang diperoleh kemudian dibandingkan
dengan tabel product moment. Apabila r hitung > t tabel
dengan taraf signifkan 5% maka tes dinyatakan reliabel.
Di bawah ini adalah tabel interpretasi derajat reliabilitas
instrumen.
Tabel 2. Interpretasi Derajat Reliabilitas Instrumen
Derajat Reliabilitas
Interpretasi
r11 ≤ 0,20
Derajat reliabilitas sangat
rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40
Derajat reliabilitas rendah
0,40 < r11 ≤ 0,70
Derajat reliabilitas sedang
0,70 < r11 ≤ 0,90
Derajat reliabilitas tinggi
0,90 > r11 ≤ 1,00
Derajat reliabilitas sangat
tinggi
Teknik yang digunakan untuk uji normalitas dalam
penelitian ini adalah teknik uji Chi-Square (χ2).
Rumus untuk mencari nilai chi-square adalah sebagai
berikut:
χ2
rxy =
(Winarsunu, 2009: 70)
Keterangan:
rxy
= koefisien korelasi
= hasil kali skor X dan Y untuk setiap
responden
= skor item test
= skor responden
= kuadrat skor item test
(
)
)
= kuadrat skor responden
n
= jumlah responden
Untuk melihat besar koefisien korelasi adalah dengan
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada
taraf signifikansi 5%. Berikut penjelasannya:
rxy ≥ r tabel
= item soal tersebut valid
rxy < r tabel
= item soal tersebut tidak valid
Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan cara
internal consistency, yaitu mencobakan instrumen sekali
saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan rumus Kuder Richardson 20 (KR 20):
=∑
Keterangan:
χ2 = nilai chi-square
fo = frekuensi yang diperoleh (obtained frequency)
fe = frekuensi yang diharapkan (expected
frequency)
Kriteria pengujian nilai chi-square adalah sebagai
berikut:
χ2 hitung < χ2 tabel, maka data berdistribusi normal
χ2 hitung ≥ χ2 tabel, maka data tidak berdistribusi normal
Tolak HO jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel dengan taraf signifikan
α = 0,05. Dalam hal lain HO diterima jika χ2 hitung < χ2
tabel.
Langkah-langkah menghitung uji homogenitas:
1) Mencari varians/ standar deviasi variabel X dan Y,
dengan rumus:
Varian (SD2) =
2) Mencari Fhitung dengan dari varians X dan dengan
rumus:
Fmax = varian tertinggi/ varian terendah
3) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel tabel distribusi F,
dengan dk pembilang n-1 (untuk varians terbesar) dan
dk penyebut n-1 (untuk varians terkecil).
Pengaruh Media Nomograf
Jika Fhitung < Ftabel, berarti homogen
Jika Fhitung > Ftabel, berarti tidak homogen
Untuk melihat apakah hasil penelitian yang diperoleh
signifikan atau tidak digunakan perhitungan uji t. Uji t ini
digunakan untuk membandingkan rata-rata dari hasil pretest dan post-test antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol. Karena n1 ≠ n2, berdistribusi normal, dan
homogen maka
t-test
mengetahui pencapaian materi pembelajaran, studi
pendahuluan dilakukan untuk mengetahui data diri siswa
untuk mengetahui rata-rata usia siswa.
Setelah melaksanakan kegiatan pendahuluan, kegiatan
selanjutya yang dilakukan adalah menyusun instrumen
dan perangkat penelitian. Perangkat dan instrumen yang
telah disusun divalidasikan terlebih dahulu sebelum
digunakan kepada kepada dosen ahli perangkat.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes
pilihan ganda dengan 25 item pertanyaan. Tes awal (pretest) diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
sebelum dilakukan pembelajaran, sedangkan tes akhir
(post-test) diberikan setelah dilaksanakan pembelajaran.
Setelah instrumen disusun, langkah selanjutnya adalah
melaksanakan uji coba validitas dan reliabilitas soal. Uji
coba instrumen penelitian dilaksanakan pada 16 siswa
kelas IV SDN Ngraseh, Bojonegoro. Hasil analisis
perhitungan uji validitas menunjukkan bahwa instrumen
tes yang terdiri dari 25 butir soal, seluruhnya adalah valid.
Soal yang valid mempunyai thitung lebih besar daripada
ttabel.
Soal-soal
yang
valid
kemudian
dihitung
reliabilitasnya. Menurut Arikunto (2013: 221) reliabilitas
menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Jika hasil rhitung lebih besar dari rtabel, maka instrumen
dinyatakan reliabel. Hasil analisis perhitungan uji
reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen dinyatakan
reliabel. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,954 dan dapat
dikonsultasikan dengan tabel untuk N – 2 = 16 – 2 = 14
diketahui harga rtabel 5% adalah 0,532. Dari hasil tersebut,
diketahui bahwa harga r11 lebih besar daripada harga rtabel
yaitu 0,954 > 0,532 maka instrumen tes dinyatakan
reliabel. Oleh karena itu, instrumen tes tersebut dapat
digunakan dalam penelitian. Untuk keseluruhan hasil dari
uji validasi instrumen tes diperoleh sebagai berikut.
Tabel 3. Uji Validitas Butir Soal
Nomor Soal
Hasil Korelasi
Status
Hitung
1
0,695
VALID
2
0,705
VALID
3
0,7
VALID
4
0,771
VALID
5
0,698
VALID
6
0,77
VALID
7
0,705
VALID
8
0,741
VALID
9
0,723
VALID
10
0,649
VALID
11
0,646
VALID
12
0,678
VALID
13
0,693
VALID
14
0,662
VALID
=
Arikunto (2013: 354)
Keterangan:
M = nilai rata-rata hasil per kelompok
N = banyaknya subjek
x
= deviasi setiap nilai x2 dan x1
y
= deviasi setiap nilai y2 dan y1
Setelah dilakukan uji t-Test, maka harga thitung yang
diperoleh perlu dibandingkan dengan ttabel, untuk
mengetahui perbedaan nilai signifikan atau tidak, terlebih
dahulu dicari derajat kebebasan (db) = Ntotal – 2. Setelah
diketahui (db) maka dicari nilai ttabel pada taraf
signifikansi α = 0,05.
Kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan
penolakan adalah sebagai berikut:
H0 ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel
H0 diterima dan Ha ditolak jika thitung < ttabel
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SDN Dander I
Bojonegoro. Pembelajaran dilaksanakan di dua kelas yaitu
kelas IV A sebagai kelas kontrol dan kelas IV B sebagai
kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan
berupa penggunaan media nomograf sedangkan kelas
kontrol tidak diberi perlakuan tersebut.Jumlah siswa pada
masing-masing kelas adalah 24 siswa (kelas kontrol) dan
22 siswa (kelas eksperimen). Total sampel yang dipakai
dalam penelitian ini sebanyak 46 siswa. Sampel yang
diperoleh dengan menggunakan jenis penelitian populasi
yaitu subjek penelitian meliputi semua yang terdapat di
dalam populasi. Hal ini sependapat dengan pemikiran
Arikunto (2013: 147) yang menjelaskan bahwa penelitian
populasi dilakukan apabila subjek penelitian meliputi
semua yang terdapat di dalam populasi. Pelaksanaan
penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pre-test,
perlakuan, dan post-test. Sebelum penelitian dilaksanakan
studi
pendahuluan
terlebih
dahulu.Pada
tahap
pendahuluan, peneliti mengadakan studi pendahuluan di
SDN Dander I Bojonegoro. Studi pendahuluan ini
digunakan untuk mengetahui pencapaian materi
pembelajaran yang diajarkan pada masing-masing kelas
yang akan dijadikan objek penelitian. Selain untuk
41
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
0,695
0,646
0,646
0,678
0,707
0,674
0,664
0,733
0,672
0,639
0,688
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
Pre-test dilaksanakan di kedua kelas penelitian baik
kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Kegiatan ini
dilakukan sebelum siswa diberi perlakuan dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi
penjumlahan bilangan bulat. Kegiatan ini dilaksanakan
pada hari Selasa, 29 Maret 2016 pukul 07.00 – 07.40
untuk kelas kontrol dan hari Rabu, 30 Maret 2016 pukul
09.30 – 10.10 untuk kelas eksperimen. Dari kegiatan akhir
tes ini, peneliti akan memperoleh data kemampuan awal
siswa sebelum diberi perlakuan atau pembelajaran dengan
media nomograf untuk kelas eksperimen dan tanpa
menggunakan media nomograf untuk kelas kontrol.
Proses pemberian perlakuan dilaksanakan setelah
pemberian pre-test. Proses pembelajaran dengan memberi
perlakuan berlangsung pada hari Selasa, 29 Maret 2016
pukul 07.40 – 08.25 di kelas kontrol dan pada hari Rabu,
30 Maret 2016 pukul 10.10 – 10.55 di kelas eksperimen.
Pemberian perlakuan dilaksanakan setelah siswa
mengerjakan tes awal (pre-test). Pemberian perlakuan
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Kelas
eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran dengan
menggunakan media nomograf untuk materi penjumlahan
bilangan bulat, sedangkan kelas kontrol tidak
menggunakan media nomograf pada materi penjumlahan
bilangan bulat.
Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan uji posttest. Pada tahap ini, dilakukan pemberian post-test
terhadap kedua kelompok penelitian. Post-test ini
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
materi penjumlahan bilangan bulat. Kegiatan ini
dilakukan setelah kegiatan pemberian perlakuan
berlangsung. Kegiatan post-test untuk kelas kontrol
dilaksanakan Selasa, 29 Maret 2016 pukul 08.40 – 09.20
dan kelompok eksperimen pada hari Rabu, 30 Maret 2016
pukul 11.10-11.50.
Setelah data nilai hasil pre-test dan post-test kelas
kontrol dan kelas eksperimen diperoleh, peneliti
melakukan uji normalitas dengan menggunakan rumus chi
kuadrat. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau
tidak. Jika χ2 hitung > χ2 tabel, maka data yang diperoleh
tidak berdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika χ2 hitung
< χ2 tabel, maka data yang kita peroleh tersebar dalam
distribusi normal. Di bawah ini disajikan hasil
perhitungan uji normalitas keadaan awal (pre-test) dan
akhir kelas (post-test) di kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen sebagai berikut.
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data
Keadaan Awal
Kelompok
Pre-test
χ2 hitung
χ2 tabel
Keterangan
Kontrol
4,27
11,1
Normal
Eksperimen
6,81
11,1
Normal
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data
Keadaan Akhir
Kelompok
Post-test
Keterangan
χ2 hitung
χ2 tabel
Kontrol
1,19
11,1
Normal
Eksperimen
4,99
9,49
Normal
Dari perhitungan normalitas (χ2 hitung) keadaan awal
dan akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen seperti yang
tertera pada tabel 3 dan 4 kemudian dibandingkan dengan
χ2 tabel. Pada data normalitas keadaan awal siswa (pretest) kelas kontrol diketahui nilai χ2 hitung = 4,27 dan χ2
tabel = 11,1 dengan db = 5 dan taraf signifikansi 5%
adalah 11,1. Maka diperoleh χ2 hitung < χ2 tabel dan
disimpulkan data yang diperoleh adalah berdistribusi
normal. Pada pre-test kelas eksperimen diketahui nilai χ2
hitung = 6,81 dan χ2 tabel = 11,1 dengan db = 5 dan taraf
signifikansi 5% adalah 11,1. Maka diperoleh χ2 hitung <
χ2 tabel dan disimpulkan data yang diperoleh adalah
berdistribusi normal.
Sedangkan pada data normalitas keadaan akhir siswa
(post-test) kelas kontrol diketahui nilai nilai χ2 hitung =
1,19 dan χ2 tabel = 11,1 dengan db = 5 dan taraf
signifikansi 5% adalah 11,1. Maka diperoleh χ2 hitung <
χ2 tabel dan disimpulkan data yang diperoleh adalah
berdistribusi normal. Pada post-test kelas eksperimen
diketahui nilai χ2 hitung = 4,99 dan χ2 tabel = 9,49 dengan
db = 4 dan taraf signifikansi 5% adalah 9,49. Maka
diperoleh χ2 hitung < χ2 tabel dan disimpulkan data yang
diperoleh adalah berdistribusi normal.
Setelah diketahui data pre-test dan post-test pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal,
kegiatan
selanjutnya
adalah
melaksanakan
uji
homogenitas. Uji homogenitas dalam pelaksanaan ini
dilakukan dengan menggunakan uji F. Dengan kriteria
pengujiannya adalah jika Fhitung < Ftabel, maka dapat
disimpulkan kedua sampel tersebut berasal dari populasi
yang homogen. Hasil pengujian homogenitas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Pre-test
Pengaruh Media Nomograf
Statistika
Varians
Fhitung
Ftabel
Kelas kontrol
161,13
nilai rata-rata sebelum adanya perlakuan di kelas
eksperimen adalah 50,6. Sedangkan rata-rata nilai posttest kelas kontrol setelah diberi perlakuan adalah 65,2 dan
nilai rata-rata setelah adanya perlakuan di kelas
eksperimen adalah 71,3.
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa hasil
belajar siswa mengalami peningkatan secara signifikan
pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol juga
mengalami sedikit peningkatan. Peningkatan nilai ratarata pre-test dan post-test pada kelas eksperimen adalah
sebesar 21 poin. Jumlah tersebut lebih besar bila
dibandingkan dengan peningkatan nilai rata-rata pre-test
dan post-test pada kelas kontrol yaitu hanya sebesar 15
poin.
Peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan
hipotesis kerja yang diajukan, yaitu bahwa Ha : µ1 ≠ µ2,
yang artinya terdapat perbedaan signifikan antara hasil
belajar siswa kelas eksperimen (menggunakan media
nomograf) dengan kelas kontrol (pembelajaran tanpa
media nomograf). Kemudian untuk menguji hipotesis
kerja (Ha) yang menyatakan bahwa µ1 ≠ µ2, maka
dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik
analisis uji beda atau teknik t-test. Perhitungan t-test
dalam penelitian ini dilakukan dengan mencari hubungan
perbedaan antara rata-rata hasil pre-test dan post-test kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Pengaruh signifikan penggunaan media nomograf
terhadap hasil belajar siswa ditunjukkan dengan
perhitungan menggunakan t-test yang menunjukkan
bahwa thitung sebesar 2,96. Nilai t-test tersebut adalah
nilai t-test empirik yang dapat dikonsultasikan dengan
tabel nilai t untuk db = N - 2 = 46 – 2 = 44, diketahui nilai
ttabel untuk taraf signifikansi 5% adalah 1,68 dan
diketahui nilai thitung adalah 2,96. Dari hasil tersebut
diketahui bahwa thitung lebih besar daripada harga ttabel
yaitu 2,96 > 1,68.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen
(menggunakan media nomograf) dengan kelas kontrol
(pembelajaran tanpa media nomograf). Dengan adanya
perbedaan yang signifikan maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media nomograf mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi
penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN Dander I
Bojonegoro.
Adanya perbedaan yang signifikan pada penggunaan
media nomograf pada proses pembelajaran maka
nomograf terbukti sesuai dengan prinsipnya yang dapat
digunakan untuk melakukan operasi hitung yaitu
penjumlahan bilangan bulat dua angka dan cocok
digunakan untuk kelas IV SD. Media nomograf baik
digunakan dalam menyampaikan materi dan membantu
Pre-test
Kelas eksperimen
137,976
1,2
2,05
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Post-test
Post-test
Statistika
Kelas kontrol
Kelas eksperimen
160,7
153,4
Varians
Fhitung
1,05
Ftabel
2,05
Dari perhitungan homogenitas (Fhitung) keadaan awal
dan akhir pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen
seperti yang tertera pada tabel 5 dan 6 kemudian
dibandingkan dengan Ftabel. Pada data homogenitas
keadaan awal siswa (pre-test) pada kelas kontrol maupun
kelas eksperimen diketahui nilai Fhitung = 1,2 dan Ftabel =
2,05 dengan dbpembilang = 23 daan dbpenyebut = 21 dan taraf
signifikansi 5% adalah 2,05. Maka diperoleh Fhitung < Ftabel
dan disimpulkan kedua sampel tersebut berasal dari
populasi yang homogen.
Sedangkan pada data homogenitas keadaan akhir
siswa (post-test) pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen diketahui nilai Fhitung = 1,05 dan Ftabel = 11,1
dengan dbpembilang = 23 daan dbpenyebut = 21 dan taraf
signifikansi 5% adalah 11,1. Maka diperoleh Fhitung < Ftabel
dan disimpulkan kedua sampel tersebut berasal dari
populasi yang homogen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
media nomograf berpengaruh dalam pembelajaran pada
materi penjumlahan bilangan bulat. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata nilai
pre-test dan post-test siswa baik di kelas kontrol maupun
kelas eksperimen. Nilai rata-rata hasil belajar kelas
kontrol dan kelas eksperimen sebagai berikut disajikan
dalam diagram berikut.
Diagram 1: Rata-rata hasil belajar pre-test dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen
Diagram 1. pre-test menunjukkan rata-rata nilai dan
post-test siswa dalam pembelajaran pada materi
penjumlahan bilangan bulat. Rata-rata nilai pre-test siswa
kelas kontrol sebelum diberi perlakuan adalah 50,5 dan
43
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016
merangsang pikiran siswa sehingga memudahkan siswa
dalam menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.
Selain itu, juga dapat tercipta suasana pembelajaran yang
aktif dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini berdasarkan
pemikiran Reys dalam Runtokahu dan Kandou (2014: 3031) yang menyatakan bahwa prinsip-prinsip praktis yang
dianjurkan guru ketika mengajarkan matematika pada
siswa, diantaranya: belajar matematika harus berarti
(meaningful), belajar matematika adalah proses
perkembangan, matematika adalah pengetahuan yang
sangat terstruktur, dan anak aktif terlibat dalam
pembelajaran matematika. Belajar aktif merupakan inti
belajar matematika yang
memungkinkan
anak
berkesulitan belajar membentuk pengetahuan mereka.
Beberapa keterbatasan pada penelitian ini yaitu
pertama yang dianalisa pada penelitian ini hanya pada
penguasaan konsep (kognitif) siwa pada materi
penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN Dander I
Bojonegoro yang dilihat dari perolehan hasil belajar.
Sedangkan kompetensi afektif dan psikomotor diabaikan
sehingga penelitian ini kurang efektif karena seharusnya
hasil belajar siswa diukur dalam tiga ranah afektif,
kognitif, dan psikomotorSingkatan dan
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media nomograf
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa
pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN
Dander I Bojonegoro. Hal ini dapat dilihat dari besar
peningkatan nilai rata-rata pre-test dan post-test pada
kelas ekserimen lebih besar daripada nilai rata-rata pretest dan post-test pada kelas kontrol. Rata-rata hasil pretest kelas kontrol adalah 50,5 sedangkan rata-rata hasil
pre-test pada kelas eksperimen adalah 50,6. Rata-rata hasil
post-test kelas kontrol adalah 65,2 dan rata-rata hasil posttest kelas eksperimen adalah 71,3. Berdasarkan hasil
analisis data tes diketahui thitung sebesar 2,96 dengan
taraf signifikansi 5% dan db = N - 2 = 46 – 2 = 44
diperoleh dengan harga ttabel = 1,68. Hal ini
menunjukkan bahwa thitung lebih besar daripada harga
ttabel yaitu 2,96 > 1,68.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka
perlu diberikan saran yaitu (1) Bagi guru, sebaiknya guru
lebih memanfaatkan media pada proses pembelajaran
khususnya media nomograf dalam pembelajaran pada
materi penjumlahan bilangan bulat dan sebaiknya guru
menerapkan pembelajaran yang inovatif sehingga siswa
lebih aktif dan membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan serta bermakna. (2) Bagi sekolah,
sebaiknya, media nomograf lebih dioptimalkan
pemanfaatannya dalam pembelajaran di kelas terutama
pada materi penjumlahan bilangan bulat karena media
nomograf dapat membantu pemahaman dan dapat
mengkonkretkan konsep bilangan bulat. (3) Bagi peneliti
lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan
untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran pada
materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV dengan
memanfaatkan media pembelajaran yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Cipta.
Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Heruman. 2014. Model Pembelajaran Matematika.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Margono. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Munadi, Yunadhi. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Persada.
Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pendidikan.
Sadiman, Arif S., dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta.
Rajawali Press.
Sugiyono. 2013. Metode
Bandung: Alfabeta.
Penelitian
Pendidikan.
Sunarto dan Agung Hartono. 2002. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sundayana, Rostina. 2015. Media dan Alat Peraga dalam
Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.
Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Runtukahu, Tombokan dan Selpius Kandou. 2014.
Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Wachyu. 2011. Mengenal Bilangan Bulat. Bekasi: Adhi
Aksara Abadi Indonesia.
Winarsunu, Tulus. 2012. Statistik dalam Penelitian
Psikologi. Malang: UMM Press.
Download