Hasil penelitian - Digital Repository

advertisement
Pengaruh Penggunaan Short Message Service (SMS) terhadap Tingkat
Kepatuhan Minum Obat dan Kestabilan Tekanan Darah pada
Pasien Hipertensi
Raddhatu Rizka Faridha Safitri1, Titiek Hidayati2
1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRAK
Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular
yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Kepatuhan minum obat
merupakan faktor utama yang menentukan kesuksesan sebuah pengobatan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Short Message Service (SMS) terhadap
kepatuhan minum obat dan kestabilan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan pretest-posttest
control group design. Subyek penelitian ini adalah pasien hipertensi yang terdaftar
dalam Posyandu Lansia Dusun Gatak, Yogyakarta. Subyek penelitian dibagi menjadi
2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pemberian perlakuan
berupa SMS pengingat minum obat yang dilakukan selama 2 kali sehari selama 6
minggu. Data penelitian ini dianalisis menggunakan uji analisis Wilcoxon.
Hasil analisis uji statistik mean pre-test dan post-test kepatuhan minum obat
pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,541),
sedangkan pada kelompok eksperimen terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000).
Perbandingan mean selisih antara kedua kelompok menunjukkan perbedaan yang
bermakna (p=0,000). Hasil uji statistik mean pre-test dan post-test tekan darah
kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,317), sedangkan
pada kelompok eksperimen terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000).
Perbandingan mean post-test tekanan darah antara kedua kelompok menunjukkan
perbedaan yang bermakna (p=0,000), artinya terjadi penurunan yang signifikan pada
kelompok eksperimen.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan SMS
terhadap tingkat kepatuhan minum obat dan kestabilan tekanan darah pada pasien
hipertesi.
Kata kunci: Short Message Service (SMS), Hipertensi, Kepatuhan Minum Obat,
Tekanan Darah
1
Kepatuhan dimana pasien mengikuti
Pendahuluan
Hipertensi
yang
merupakan
anjuran
klinis
dari
dokter
yang
kondisi suatu tekanan darah yang
mengobatinya merupakan faktor utama
selalu tinggi (≥140 mmHg untuk
yang menentukan kesuksesan sebuah
sistolik dan atau ≥90 mmHg untuk
pengobatan3.
distolik) adalah faktor risiko utama
hipertensi mencakup kombinasi antara
penyakit–penyakit
kardiovaskular
kontrol tekanan darah dan penurunan
yang merupakan penyebab kematian
faktor resiko yang dilakukan pasien
tertinggi di Indonesia1,9,10. Berdasarkan
dan didukung oleh keluarga, teman,
data Badan Kesehatan Dunia (WHO)
dan petugas kesehatan4. Sedangkan
memperlihatkan
ketidakpatuhan
yang
menderita
Kepatuhan
dapat
pasien
mengurangi
hipertensi mencapai 50% sedangkan
keefektifan dari suatu pengobatan.
yang
mendapatkan
Ketidakpatuhan dengan program terapi
pengobatan hanya 25% dan 12,5%
merupakan masalah yang besar pada
yang terobati dengan baik. Prevalensi
pasien hipertensi. Hanya sekitar 20%
hipertensi
tercatat
dari semua pasien hipertensi di seluruh
mencapai 31,7% dari populasi pada
dunia yang terdiagnosis hipertensi,
usia 18 tahun keatas dan dari jumlah
meminum obat sesuai yang diresepkan
tersebut 60% penderita hipertensi akan
oleh dokter5. Sedangkan 50% pasien
menderita stroke, sementara sisanya
yang diresepkan obat antihipertensi
akan mengalami gangguan jantung,
tidak minum obat sesuai anjuran
gagal ginjal dan kebutaan2.
tenaga kesehatan6.
diketahui
di
dan
Indonesia
2
Bentuk empati dan perhatian
yang
ditunjukkan
kesehatan
oleh
dapat
tenaga
mudah dibawa, dan dapat digunakan
meningkatkan
untuk mengirim pesan kepada banyak
kepuasan serta kepatuhan pasien dalam
pengobatannya7.
perangkat yang lebih ringkas dan
Oleh
karena
orang dalam waktu bersamaan8.
itu,
Tujuan penelitian ini adalah
diperlukan suatu sarana atau metode
untuk
mengetahui
pengaruh
untuk membantu mengingatkan pasien
penggunaan SMS terhadap tingkat
dalam meminum obat secara teratur.
kepatuhan minum obat dan kestabilan
Penggunaan sistem pengingat
tekanan darah pada pasien hipertesi di
minum obat otomatis pada komputer
Posyandu Lansia Dusun Gatak Bantul,
dinilai belum efektif untuk digunakan
Yogyakarta.
dokter yang fasilitas pendukungnya
Berdasarkan latar belakang di
terbatas, karena penggunaan sistem ini
atas, maka penelitian tentang pengaruh
membutuhkan
komputer.
penggunaan SMS terhadap tingkat
Sebagai solusi agar sistem ini tetap
kepatuhan minum obat dan kestabilan
dapat digunakan dokter dimanapun,
tekanan darah pada pasien hipertesi di
kapanpun, dan dalam kondisi apapun,
Posyandu Lansia Dusun Gatak Bantul,
maka
program
Yogyakarta perlu dilakukan
otomatis
Bahan dan Cara
dapat
pengingat
sebuah
digunakan
minum
obat
berbasis SMS yang memiliki beberapa
Metode
adalah
penelitian
metode
yang
keunggulan yaitu berupa waktu yang
diambil
dengan
lebih singkat dalam penggunaannya,
rancangan quasi eksperimental. Desain
3
penelitian ini adalah pre-test dan post-
tahun,
test control group design. Populasi
mengkonsumsi obat anti-hipertensi,
dalam penelitian ini adalah semua
bersedia menjadi responden penelitian
pasien hipertensi yang termasuk dalam
dengan mengisi informed consent dan
data Posyandu Lansia Dusun Gatak,
bekerja sama selama proses penelitian
Bantul, Yogyakarta
berlangsung, bersedia membaca SMS
Sampel yang digunakan dalam
penelitian
adalah
yang
dengan seksama, memiliki handphone.
Sedangkan kriteria ekslusi terdiri dari
hipertensi yang termasuk dalam data
pasien hipertensi yang tinggal sendiri
Posyandu Lansia Dusun Gatak, Bantul,
(tidak ada anggota keluarga atau
Yogyakarta. Sampel yang memenuhi
tetangga yang bisa mengingatkan),
kriteria
pasien hipertensi dengan komplikasi
inklusi
akan
apakah
60
hipertensi
pasien
screening
ini
pasien
dilakukan
mereka
yang
dapat
mempengaruhi
mengkonsumsi obat antihipertensi atau
pemeriksaan
tidak,
seperti diabetes, gangguan ginjal, dan
kemudian
dikelompokkan
menjadi 2, yaitu 30 pasien pada
kelompok kontrol dan 30 pasien pada
nilai
tekanan
darag
hati yang berat.
Alat yang diperlukan dalam
kelompok perlakuan. Kriteria inklusi
penelitian
ini
berupa
handphone,
dalam penelitian terdiri dari tercatat
tensimeter, stetoskop, laptop dan form
sebagai pasien hipertensi dalam data
jadwal kepatuhan pasien, dan form
Posyandu Lansia Dusun Gatak, Bantul,
persetujuan.
Sedangkan
bahan
Yogyakarta, umur antara 30 – 60
4
penelitian
yang
digunakan
adalah
pulsa dan paket kartu perdana SIM.
atau
tidak.
Pemberian
perlakuan
berupa mengingatkan pasien kelompok
Penelitian ini dilakukan dalam
uji untuk meminum obat melalui SMS
beberapa tahap, meliputi perijinan,
sebanyak 2 kali (pukul 06.00 WIB dan
pengelompokan sampel, pembagian
15.00 WIB) setiap hari selama 6
form, perlakuan, dan pengambilan
minggu.
data. Perijinan, dilakukan antara pihak
data dari form jadwal kepatuhan
peneliti
minum obat setelah diberi perlakuan
dengan
Posyandu
Lansia
Dusun Gatak, Bantul, Yogyakarta
untuk
izin
melakukan
Pengelompokan
sampel
penelitian.
penelitian
dibuat sesuai dengan kriteria inklusi
yang menentukan sampel menjadi
kelompok uji atau kelompok kontrol.
Informed
consent
berupa
penandatangan persetujuan oleh pasien
dan pemberian form jadwal kepatuhan
minum obat. Form ini akan diisi setiap
hari oleh pasien sendiri atau salah satu
anggota keluarga pasien yang tinggal
satu rumah sesuai jadwal minum obat
Selanjutnya,
pengambilan
selama 6 minggu.
Hasil penelitian
a.
Kepatuhan Minum Obat
Pada hasil uji statistik terhadap
mean pre-test dan post-test dalam
gambar 1 di bawah ditunjukkan bahwa
pada kelompok eksperimen terdapat
perbedaan yang signifikan dengan nilai
p=0,000 (p<0,005) sedangkan pada
kelompok
kontrol
tidak
terjadi
perbedaan yang signifikan dengan nilai
p=0,541 (p>0,005). Selain itu, dapat
dilihat
juga
pada
hasil
analisis
sampel apakah sampel minum obat
5
persentase
pre-test
post-test
persentase tingkat kepatuhan minum
tingkat kepatuhan minum obat pada
obat yang signifikan sedangkan pada
kedua
kelompok
kelompok
diberikan
perbedaan
kelompok.
eksperimen,
perlakuan
dan
Pada
setelah
terjadi
kontrol
tidak
yang
terjadi
signifikan.
peningkatan
Gambar 1. Perbandingan rerata pre-test dan post-test prosentase tingkat kepatuhan
minum obat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pada hasil uji statistik terhadap
perbedaan yang signifikan dengan nilai
mean pre-test dan post-test dalam
p=0,541 (p>0,005). Selain itu, dapat
gambar 1 ditunjukkan bahwa pada
dilihat
kelompok
persentase
eksperimen
terdapat
juga
pada
pre-test
hasil
analisis
dan
post-test
perbedaan yang signifikan dengan nilai
tingkat kepatuhan minum obat pada
p=0,000 (p<0,005) sedangkan pada
kedua
kelompok
eksperimen,
kontrol
tidak
terjadi
kelompok.
Pada
setelah
kelompok
diberikan
6
perlakuan
terjadi
peningkatan
kelompok,
dapat
juga
digunakan
persentase tingkat kepatuhan minum
selisih persentase yang didapatkan dari
obat yang signifikan sedangkan pada
skor post-test dikurangi skor pre-test.
kelompok
Peningkatan
kontrol
tidak
terjadi
perbedaan yang signifikan.
persentase
tingkat
kepatuhan minum obat ditunjukkan
Selain keterangan di atas,
dengan nilai selisih yang positif,
dalam gambar 1 juga menunjukkan
sedangkan apabila hasilnya negatif,
bahwa pada tingkat kepatuhan minum
artinya
obat, untuk membandingkan hasil
rendah dari pada persentase pre-test.
persentase
post-test
lebih
yang paling bermakna antar dua
Tabel 1. Perbandingan antara rerata selisih pre-test dan post-test prosentase tingkat
kepatuhan minum obat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Mean Selisih
47.0667
0.5000
P
0.000
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa
artinya
pada
signifikan pada kelompok eksperimen
kelompok
eksperimen
terjadi
menghasilkan mean selisih yang lebih
dibandingkan
besar. Hal ini dapat dikatakan bahwa
kontrol.
terjadi
perbedaan
yang
peningkatan
dengan
yang
kelompok
bermakna
dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang
7
b.
Kestabilan Tekanan Darah
post-test juga menunjukkan nilai yang
Dilihat dari gambar 2 di bawah,
lebih
rendah
dibanding
pre-test.
hasil analisis tekanan darah setelah
Sedangkan pada kelompok kontrol
diberi
kelompok
tidak terjadi perbedaan yang signifikan
terjadi
antara tekanan darah saat pre-test dan
perlakuan
eksperimen
penurunan
signifikan
pada
menunjukkan
tekanan
dengan
darah
nilai
yang
p=0,000
post-test
dengan
nilai
p=0,317
(p>0,005).
(p<0,005). Selain itu, tekanan darah
Gambar 2. Perbandingan pre-test dan post-test tekanan darah pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Pada data tekanan darah, untuk
karena
tekanan
darah
pre-test
membandingkan hasil yang paling
semuanya hipertensi. Dalam tabel 2 di
bermakna
bawah
antar
dua
kelompok,
digunakan tekanan darah post-test,
ditunjukkan
perbandingan
mean post-test tekanan darah antara
8
kelompok
eksperimen
kelompok
kontrol
dengan
menunjukkan
perbedaan yang bermakna dengan nilai
p=0,000
(p<0,05)
yaitu
penurunan
yang
signifikan
pada
kelompok eksperimen dibandingkan
pada kelompok kontrol.
terjadi
Tabel 2. Perbandingan antara mean post-test tekanan darah kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Mean
2.0667
2.9667
P
0.000
juga tingkat tekanan darah. Perbedaan
Diskusi
Apabila
hasil
ini menunjukkan bahwa pemberian
selalu
pesan pengingat minum obat berupa
didapatkan pada kelompok eksperimen
SMS memberikan pengaruh secara
yang diberikan perlakuan berupa SMS
tidak
lebih menunjukkan perbedaan yang
tekanan darah melalui peningkatan
bermakna bila dibandingkan dengan
kepatuhan minum obat pada pasien
kelompok
hipertensi.
Pasien
didapatkan dari analisis data pre-test
eksperimen
yang
dan post-test antara dua kelompok
pengingat
minum
eksperimen dan kontrol, baik pada
mengalami
tingkat kepatuhan minum obat dan
kepatuhan minum obat antihipertensi
percobaan
dilihat
dari
sebelumnya,
kontrol.
Perbedaan
ini
langsung
pada
penurunan
pada
kelompok
menerima
obat
peningkatan
SMS
akan
dalam
9
dibandingkan
dengan
kelompok
kepatuhan pengobatan antiretroviral
kontrol yang tidak mendapatkan SMS
dan penurunan HIV-1 RNA dalam
pengingat.
plasma
Dengan
peningkatan
bila
dibandingkan
dengan
kepatuhan minum obat ini, maka akan
kelompok kontrol. Namun, berbeda
memberikan efek secara langsung
dengan
dalam
darah
pemberian SMS pada penelitian ini
sehingga kestabilan tekanan darah pun
adalah dari pihak keluarga pasien atau
akan
tetangga yang masih terjangkau yang
penurunan
tercapai.
tekanan
Sehingga
dapat
penelitian
tersebut,
dikatakan bahwa SMS terbukti efektif
bisa
dalam
langsung untuk minum obat. Metode
meningkatkan
kepatuhan
mengingatkan
ini
darah pada pasien hipertensi yang
menghindari
mengkonsumsi obat antihipertensi.
pengisian form kepatuhan minum obat
pesan
oleh
peneliti
secara
minum obat dan kestabilan tekanan
Pemberian
dipilih
pasien
target
kepalsuan
untuk
dalam
pengingat
dari pasien itu sendiri. Selain itu,
minum obat berupa SMS ini juga
terdapat perbedaan metode penelitian
terbukti efektif dalam penelitian lain
berupa cara pengiriman SMS. Dalam
yang berjudul “Effects of mobile phone
penelitian di Kenya tersebut, pesan
short message service on antiretroviral
SMS yang digunakan menggunakan
treatment adherence in Kenya.” SMS
kode
yang diberikan pada pasien dalam
mempunyai arti tertentu juga, seperti
kelompok
“Sawa” yang artinya semua berjalan
perlakuan
menunjukkan
adanya pengaruh berupa peningkatan
lancar
atau
dan
bahasa
“Shida”
tertentu
yang
yang
berarti
10
terdapat masalah sehingga perlunya
kepuasan pasien meningkat, maka
tenaga kesehatan mendatangi pasien
kepatuhan
yang bersangkutan. Oleh karena itu,
pengobatan pun akan meningkat juga.
dalam
menjalani
dalam penelitian ini peneliti memilih
Tingkat kepatuhan minum obat
cara yang lebih sederhana dengan
yang meningkat, secara langsung akan
hanya mengirimkan pesan singkat
memberikan efek yang lebih baik pada
untuk minum obat.
reaksi obat terhadap tubuh. Obat
Pengaruh
pemberian
antihipertensi
yang
secara
rutin
pengingat minum obat berupa SMS ini
dikonsumsi,
akan
lebih
baik
secara langsung akan mempengaruhi
menurunkan dan menstabilkan tekanan
tingkat kepatuhan minum obat. Karena
darah. Terdapat beberapa kelompok
jangka waktu pengobatan pada pasien
obat lini pertama (first line drug) yang
hipertensi membutuhkan kontinuitas
digunakan
atau secara rutin dan dalam jangka
hipertensi yaitu: diuretic, penyekat
waktu yang lama, maka terdapat
reseptor beta adrenergic (β-blocker),
beberapa kemungkinan pola kepatuhan
penghambat angiotensin converting
minum obat pada pasien terganggu.
enzyme (ACE-inhibitor), penghambat
Sistem pengingat minum obat melalui
reseptor
SMS ini dapat berfungsi sebagai
receptor blocker, ARB), dan antagonis
empati dan perhatian yang dapat
kalsium. Masing-masing obat tersebut
meningkatkan kepuasan pasien dalam
mempunyai mekanisme yang berbeda
menjalani
dalam menurunkan tekanan darah.
pengobatan.
pesan
Ketika
untuk
angiotensin
pengobatan
(Angiotensin-
11
Obat antihipertensi golongan
dengan ACE-inhibitor yaitu berperan
diuretik mempunyai mekanisme kerja
sebagai
menurunkan tekanan darah dengan
reseptor
cara
menghancurkan
tersimpan
di
dalam
antihipertensi
bekerja
sehingga
yang
antihipertensi
tubuh.
Obat
kalsium
β-blocker
akan
reseptor
menurunkan
β1
curah
kompetitif
Angiotensin
garam
golongan
menghambat
inhibitor
akan
II.
golongan
dari
Obat
antagonis
enghambat
influk
kalsium pada sel otot polos pembuluh
darah
dan
mekanisme
miokard.
itulah,
Melalui
obat-obat
jantung, menghambat sekresi renin
antihipertensi pada berbagai golongan
akibat penurunan Angiotensin II, dan
dapat
efek
penurunan tekanan darah.
sentral
aktifitas
yang
saraf
mempengaruhi
simpatis.
Obat
antihipertensi golongan ACE-Inhibitor
mempunyai mekanisme kerja secara
langsung menghambat pembentukan
Angiotensin II dan pada saat yang
bersamaan
meningkatkan
jumlah
bradikinin sehingga akan mengurangi
vasokonstriksi pembuluh darah. Obat
antihipertensi golongan penghambat
reseptor
angiotensin
mempunyai
menimbulkan
efek
berupa
Dari hasil penelitian yang
dilakukan dan sesuai dengan hasil
analisis data dapat disimpulkan bahwa
penggunaan SMS sebagai pengingat
minum
obat
efektif
untuk
meningkatkan kepatuhan minum obat
dan menjaga kestabilan tekanan darah
pada penderita hipertensi sehingga
meningkatkan
keberhasilan
dan
kualitas terapi hipertensi.
mekanisme kerja yang hampir sama
12
Kesimpulan
Saran
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
Dari penelitian ini, terdapat beberapa
sebagai berikut:
saran sebagai berikut:
1. Terdapat
pengaruh
dalam
pemberian SMS pengingat minum
obat berupa peningkatan kepatuhan
minum
obat
dan
peningkatan
kestabilan tekanan darah pada
pasien hipertensi
2. Adanya
peningkatan
kepatuhan
setelah diberikan pesan pengingat
minum obat berupa SMS bila
dibandingkan dengan sebelumnya.
3. Adanya penurunan tekanan darah
(sistol dan diastol) pada pasien
hipertensi setelah diberikan pesan
pengingat minum obat berupa SMS
dibandingkan
sebelumnya.
pengingat minum obat ini sangat
mudah,
murah,
sehingga
dan
efektif
pemerintah
dapat
menerapkannya di seluruh fasilitas
kesehatan dengan harapan dapat
minum obat pada pasien hipertensi
bila
1. Penggunaan SMS sebagai pesan
dengan
meningkatkan kualitas terapi di
Indonesia.
2. Bagi instansi-instansi pelayanan
kesehatan, sistem SMS sebagai
pesan pengingat minum obat ini
dapat memberikan kepada pasien
baik yang sedang mendapat rawat
jalan
maupun
menjalani
yang
sedang
pengobatan
dalam
jangka waktu lama.
3. Pengiriman
pengingat
SMS
minum
sebagai
obat
dapat
13
disertai dengan kata-kata motivasi
untuk memberikan kepuasan dan
semangat
bagi
pasien
dalam
menjalani pengobatannya.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
[RISKESDAS] Riset Kesehatan
Dasar. 2007. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan,
Departemen
Kesehatan, Republik Indonesia.
[RISKESDAS] Riset Kesehatan
Dasar. 2008. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan,
Departemen
Kesehatan, Republik Indonesia.
Kaplan, J.B., & Sadock, T.C.
1997. Sinopsis psikiatri, ilmu
pengetahuan perilaku psikiatri
klinis. E/7. Jakarta: Binarupa
Aksara.
4.
Niven, N. (2002). Psiklogi
Kesehatan. Jakarta: EGC
5. Wolff, Hanns Peter. (2008).
Hipertensi. Jakarta : PT Buana
Ilmu Populer
6. Depkes RI. 2006. Pedoman Teknis
Penemuan
dan
Tatalaksana
Penyakit Hipertensi. Depkes,
Jakarta: iii + 32 hlm
7. Badan POM. 2006. Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik.
Jakarta. Hal. 1-122.
8. Kurniawan Usman, Uke. 2008.
Konsep
Teknologi
Selular.
Bandung: Informatika.
9. Hull, Alison. 1996. Penyakit
Jantung. Hipertensi dan Nutrisi.
Jakarta: Bumi Akasara.
10. JNC-7. 2003. The Seventh Report
of the Joint National Committee
on
Prevention,Detection,
Evaluation, and Treatment of
High
Blood
Pressure.JAMA289:2560-2571.
14
Download