Matakuliah Tahun : O0042 - Pengantar Sosiologi : Ganjil 2007/2008 INSTITUSI SOSIAL PERTEMUAN 05 1. Pengertian Institusi Sosial Institusi sosial yang dimaksudkan adalah pola-pola yang terorganisir mengenai kepercayaan-kepercayaan dan tingkah laku yang berpusat pada kebutuhan-kebutuhan sosial dasar. Mengutip Horton dan Hunt, Robert MZ Lawang, 1986 mengatakan bahwa institusi sosial adalah suatu sistem hubungan sosial terorganisasi, yang memperlihatkan nilai-nilai dan prosedur-prosedur bersama, dan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu dari masyarakat. Untuk memperjelas defenisi ini Lawang mengambil contoh keluarga sebagai suatu institusi. Keluarga merupakan suatu institusi karena keluarga dapat memenuhi kebutuhan pokok manusia seperti cinta kasih, mengembangkan diri dengan jenis seks yang berlainan, ekonomi dan lain sebagainya. Untuk berkeluarga pria dan wanita harus mengikuti prosedur yang dilaksanakan menurut nilai-nilai tertentu. Dalam nilai patriarkhi, pria yang harus meminang gadis dengan membawa simbol-simbol tertentu sebagai syarat. Setelah itu mereka menikah dan membentuk keluarga. Di dalam keluarga mereka juga menganut nilai-nilai bersama seperti hanya memenuhi kebutuhan seksual dengan pasangannya, demikian seterusnya. Bina Nusantara Untuk meperdalam pemahaman kita mengenai insitusi sosial kita ikuti juga beberapa pandangan dari para sosiolog (Soekanto, 2006: 173) yang lainnya berikut ini. Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat institusi sosial atau lembaga kemasyarakatan dari sudut fungsinya. Menurut mereka lembaga kemasyarakatan merupakan suatu jaringan proses-proses hubungan antara manusia dan antara kelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan kelompoknya. Sumner mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, citacita, sikap dan perlengkapan kebudayaan, bersifat kekal serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Urgensinya adalah agar ada keteraturan dan integrasi dalam masyarakat. Bina Nusantara Kita telah memberikan defenisi mengenai institusi sosial. Dari defenisi-defenisi itu, jelas bagi kita bahwa institusi bukan gedung, sekelompok orang atau organisasi tertentu. Institusi pada dasarnya merupakan sistem, pola hubungan atau kebiasaan yang dilakukan oleh manusia. Kebiasaan itu memiliki polanya sendiri, memiliki tujuan dan nilai yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana institusi sosial itu terbentuk? Menurut Peter L. Berger (Lawang,1986) mengemukakan bahwa setiap tindakan manusia tunduk pada apa yang disebutnya dengan habitualisasi atau pembiasaan. Pembiasaan artinya suatu perbuatan dilakukan berulang-ulang kali. Perbuatan itu dilakukan secara berulang karena dianggap bernilai. Bila perbuatan itu terus menerus dilakukan, maka perbuatan itu akan memiliki pola, prosedurnya sendiri. Selain habitualisasi, Berger juga menyebut tipifikasi. Tipifikasi biasanya terjadi paling kurang antara dua orang yang berinteraksi di mana keduanya saling memberi bentuk atau nilai dengan cara yang sama. Tipifikasi seperti inilah yang disebut dengan institusi sosial. Bina Nusantara 2. Fungsi-Fungsi Umum dari Lembaga Kemasyarakatan Kalau kita berbicara tentang fungsi-fungsi umum lembaga kemasyarakatan, berarti kita mengakui bahwa ada fungsi spesifiknya. Fungsi spesifik institusi sosial sesuai dengan jenis dan karakteristik institusi sosial itu. Seperti institusi keluarga, institusi ekonomi, institusi pemerintahan dan lain sebagainya memiliki fungsi yang spesifik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Fungsi spesifik ini akan kita bahas pada bagian yang lainnya. Sekarang kita hanya membahas fungsi umum dari institusi sosial. Artinya setiap institusi yang spesifik itu memuat di dalamnya fungsi yang umum ini. Fungsi-fungsi itu meliputi: – Sebagai pedoman bagi masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama menyangkut kebutuhan-kebutuhan; – Menjaga keutuhan masyarakat – Merupakan pedoman sistem pengendalian sosial Bina Nusantara 3. Ciri-Ciri Institusi Sosial Menurut Gillin dan Gillin (Soekanto, 2006;184) ada enam ciri umum lembaga kemasyarakatan yakni: – Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasilhasilnya. Institusi sosial terdiri dari adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional. – Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua institusi sosial. Akan membutuhkan waktu yang lama suatu tindakan berkembang menjadi institusi sosial. Bila sudah menjadi sebuah institusi sosial, orang akan cenderung mempertahankannya dengan norma-norma tertentu, karena institusi itu dianggap bermanfaat. – Institusi sosial mempunya satu atau beberapa tujuan tertentu – Institusi sosial memiliki alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan. – Setiap institusi memiliki simbol atau lambang tertentu, yang merupakan ciri khas dari institusi tersebut. – Setiap institusi sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis. Bina Nusantara 4. Klasifikasi Institusi Sosial Menurut Gillin dan Gillin (Soekanto, 2006; 186), lembagai sosial dapat diklasifikasi dalam empat tipe. – Crescive institution dan enacted institution. Crescive institution merupakan lembaga-lembaga primer yang tumbuh dari adat istiadat seperti lembaga perkawinan, agama dan lain sebagainya. Sedangkan enacted institution adalah lembaga yang sengaja dibentuk seperti lembaga pendidikan, perdagangan dan lain sebagainya. – Basic institution dan subsidiary institution. Basic institution merupakan dianggap sebagai lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat seperti keluarga, pendidikan, negara dan seterusnya. Sedangkan subsidiary institution dianggap kurang penting seperti kegiatan rekreasi dan lain sebagainya. – Approved institution dan unsanctioned institution. Approved institution merupakan lembaga-lembaga yang diterima masyarakat, sedangkan unsanction institution lembaga yang tidak diterima masyarakat Bina Nusantara – General institution dan restricted institution. General institution merupakan institusi yang penyebarannya sangat luas seperti agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha dan lain sebagainya sedangkan restricted institution penyebarannya sangat terbatas. – Operative institution dan regulative institution. Operative institution berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, sedangkan regulative institution bertujuan untukmengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga tersebut seperti lembaga-lembaga hukum. Bina Nusantara 5. Macam-Macam Lembaga Kemasyarakatan 1. Keluarga Keluarga merupakan suatu kelompok sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang hidup bersama. Keluarga memiliki fungsi-fungsi seperti 1) Reproduksi dan sosialisasi. Keluarga merupakan agent yang sangat penting dalam melahirkan generasi (reproduksi) baru dan proses sosialisasi. Kepribadian suatu generasi baru dibentuk dalam keluarga; 2) Pengaturan aktivitas seksual; 3) social replacement, keluarga bukan hanya melahirkan anak sebagai mahluk biologis tetapi juga sebagai anggota suatu masyarakat. Banyak status sosial yang bersifat ascribed ditentukan dalam keluarga seperti ras, etnisitas, agama dan kelas sosial; 4) keluarga juga memberikan jaminan emosional dan ekonomi. Bina Nusantara 2. Institusi Pendidikan Institusi pendidikan (Macionis, 1989: 399-406) didefenisikan sebagai berbagaimacam cara di mana pengetahuan termasuk informasiinformasi faktual dan ketrampilan, norma-norma dan nilai-nilai budaya diteruskan kepada anggota masyarakat. Sekolah merupakan bagian yang paling penting dari proses pendidikan ini. Pendidikan memiliki fungsi-fungsi; sosialisasi, integrasi sosial (melalui pendidikan penduduk diintegrasikan kedalam masyarakat, dan nilai-nilai konformitas dalam pendidikan dapat mengurangi penyimpangan), penempatan sosial dan inovasi budaya. 3. Institusi Agama Agama dapat didefensisikan (Macionis, 1989:428) sebagai sistem kepercayaan dan praktek-praktek yang dibangun atas dasar pengakuan terhadap yang sakral. Bina Nusantara Agama memiliki fungsi kohesi sosial, kontrol sosial, dan memberikan makna sertu tujuan hidup manusia. 4. Institusi politik Institusi politik merupakan suatu institusi sosial yang utama yang meliput organisasi-organisasi kekuasaan dalam masyarakat. Sistem politik mencoba untuk mempertahankan bahwa kekuasaan mereka adalah sah atau legitimate dan bukan sebuah pemaksaan. Legalitas kekuasaan dan otoritas dapat berasal dari tradisi, ditetapkan berdasarkan hukum dan aturan yang rasional dan dapat pula berasal dari kharisma pribadi. Organisasi-organisasi kekuasaan dalam politik dapat dilihat dari fenomena partai politik. Partai polititik adalah organisasi-organisasi politik pada mana orang yang memiliki kepentingan dan perilaku yang sama mempengaruhi proses politik. Oleh karena itu partai politik memiliki fungsi untuk menjaga kestabilan, merekrut pemimpin baru, mengatasi konflik politik dan sebagai media partisipasi politik. Bina Nusantara 5. Institusi Ekonomi Ekonomi merupakan suatu institusi sosial yang mengorganisir produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Barang merupakan elemen dari budaya material yang berkaitan dengan komoditi-komoditi dasar sedangan jasa merupakan elemen dari budaya non material. Melalu ekonomi, semua barang-barang dan jasa didistribusikan ke dalam masyarakat dengan cara yang terorganisir untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Bina Nusantara