Posisi guru menjadi sangat strategis untuk mencapai tujuan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila melihat dunia pendidikan secara umum saat ini, dimana mutu pendidikan
di Indonesia bisa dikatakan rendah. Namun bila kita telaah lebih jauh mengenai
penyebab dari kurangnya mutu pendidikan adalah kurangnya kualitas guru dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang guru (kurang profesional) dan juga kurangnya
penghargaan terhadap guru. Penghargaan ini sangat penting untuk memotivasi guru
untuk lebih mengembangkan dirinya. Penghargaan ini dapat berupa pujian atau
pembinaan kepada para guru yang pada akhirnya akan menumbuhkan semangat para
guru dalam pembelajaran dan yang pasti dapat meningkatkan kualitas seorang guru
yang pada muaranya akan meningkatkan kualitas siswa/out put/sekolah secara umum.
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tercapainya tujuan individu yang ada dalam
lingkungan sekolah, kepala sekolah harus memahami dan menguasai peranan
organisasi dan hubungan kerja sama antara individu.
Kompetensi, profesionalisme, dan etos kerja tenaga kependidikan merupakan
faktor dominan yang menentukan keberhasilan institusi pendidikan dalam melakukan
transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta internalisasi etika dan moral bagi
peserta didiknya. Tentu saja, karena mereka bersentuhan langsung dengan semua
1
2
aspek penyelenggaraan dan pertanggung jawaban pendidikan, karena keberhasilan
siswa terletak dipundak para guru.
Kepala Sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai tanggung
jawab dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya, untuk menghantarkan
sekolah menjadi sekolah yang berkualitas memenuhi apa yang diinginkan oleh
pelanggannya. Untuk menciptakan hal ini, diperlukan sosok Kepala Sekolah yang
berkualitas pula. la harus memiliki berbagai keterampilan yang diperlukan sebagai
bekal, pola atau strategi dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya, termasuk
pembinaan terhadap guru-gurunya agar tetap menjaga kelestarian lingkungan sekolah,
memperbaiki yang kurang serta meningkatkan dan mengembangkan pendidikan ke
arah yang lebih baik menuju pada tujuan institusional yang telah ditetapkan.
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah mempunyai peran yang sangat besar
dalam mengembangkan semangat kerja dan kerjasama yang harmonis, minat terhadap
perkembangan dunia pendidikan, perkembangan kualitas profesional guru-guru yang
dipimpinnya, serta kualitas siswa atau sekolah secara umum banyak ditentukan oleh
kualitas pemimpin sekolah (Kepala Sekolah).
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan hendaknya berusaha sekuat
tenaga untuk memberikan kinerja yang baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
dengan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis terhadap para personilnya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan
dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab XI Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pasal 39 ayat 1, bahwa:
3
”Tenaga
kependidikan
bertugas
melaksanakan
administrasi,
pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan”.1
Guru juga dikatakan sebagai tiang utama keberhasilan pendidikan yang ada di
Indonesia. Oleh karena itu, kemampuan (kualitas) guru sangat dibutuhkan untuk
mencapai tujuan pendidikan di Indonesia pada umumnya dan tujuan sekolah pada
khusunya. Namun, untuk mendapatkan guru yang berkualitas/profesional untuk
mencapai tujuan pendidikan khusunya di sekolah tidak terlepas dari ujung tombak
lembaga pendidikan/sekolah tersebut, yaitu kepala sekolah dalam melakukan
pembinaan terhadap para guru, yang nantinya juga akan bermuara pada anak
didik/output yang berkualitas. Maka dari itu, pembinaan oleh kepala sekolah sangat
menentukan kualitas guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah
minimal harus mempunyai kemampuan memberikan bimbingan, mengarahkan,
mengatur serta memotivasi guru agar mereka bisa berbuat sesuai dengan tujuan
lembaga pendidikan/sekolah.
Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan prajabatan maupun dalam jabatan. Tidak semua guru yang mendidik di lembaga
pendidikan terlatih dengan baik. Potensi sumber daya guru perlu terus menerus
bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional.
Selain itu, pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus
1
Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan,
(Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006), h. 27
4
menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mobilitas masyarakat. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen bahwa:
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah (guru harus memiliki kualitas dalam pembelajaran dan
pengajaran).2
Dengan demikian, guru selain harus profesional juga harus memiliki
kualifikasi akademik serta memiliki kecakapan hidup untuk mewujudkan tujuan
lembaga pendidikan/sekolah khususya dan tujuan pendidikan nasional pada
umumnya.
Guru yang bekualitas adalah guru yang mampu membuat perangkat
pembelajaran (Prota, Prosem, Silabus, Rencana Pembelajaran (RPP), mengelola
pembelajaran, mampu mengembangkan dirinya sendiri atau mengikuti perkembangan
dunia pendidikan agar tidak ketinggalan informasi/zaman serta mengauasai materi
ajar sesuai dengan bidang yang digelutinya. Dalam artian seorang guru harus
mempunyai kompetensi pedagogig, profesional, kepribadian dan sosial. Dengan
kompetensi yang demikian seorang guru akan mudah dalam menyampaikan materi
ajar khususnya materi Pendidikan Agama Islam dan siswa akan mudah menyerap
materi yang diperolehnya.
2
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, Undang-Undang Guru dan Dosen, (Jakarta:
Cemerlang, 2005), h. 2-3.
5
Berdasarkan pengamatan awal bahwa peran kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru belum optimal disebabkan oleh keterbatasan dana, waktu
dan juga pengelolaan, serta mengingat kesibukan kepala sekolah juga sebagai tenaga
pengajar di MAS Al-Irsyad Desa Lalonggasumeeto, peran kepala sekolah sebagai
pemimpin harus mampu memberikan arahan, motivasi dan bimbingan kepada guru,
memberikan bantuan kepada guru dalam membuat dan menyusun program
pembelajaran, memberikan pengawasan kepada guru dalam menjalankan kinerjanya
sebagai guru, dengan harapan agar kinerja guru semakin hari semakin membaik.3
Kinerja guru di sekolah masih rendah, hal ini disebabkan kurangnya sarana
dan prasaana pembelajaran yang masih sangat minim. Olehnya itu amatlah penting
para guru memiliki profesionalisme sebagai penunjang utama dalam proses belajar
mangajar agar para siswa mampu menghadapi tantangan dimasa yang akan datang.
Melihat peran seorang kepala sekolah yang begitu urgen dalam sebuah
lembaga pendidikan, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai “peranan
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga pendidik di MAS Al-Irsyad Desa
Lalonggasumeeto Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini di fokuskan
pada peranan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga pendidik di MAS
Al-Irsyad Desa Lalonggasumeeto Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe.
3
Hasil pengamatan, MAS Al-Irsyad Lalonggasumeeto, 10 Juni 2013
6
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja tenaga pendidik di MAS Al-Irsyad Desa Lalonggasumeeto
Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe ?
2. Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga pendidik
di MAS Al-Irsyad Desa Lalonggasumeeto Kecamatan Lalonggasumeeto
Kabupaten Konawe ?
D. Definisi Operasional
1. Peranan kepala sekolah disini adalah segala kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan peran, tugas dan tanggung jawab serta fungsi seorang pemimpin
sebuah lembaga pendidikan/sekolah (kepala sekolah) dalam memberikan
pengarahan kepada tenaga pendidik dalam menjalankan tugasnya, peran yang
dimaksud adalah peran kepala sekolah sebagai manajer, administrator dan
supervisor.
2. Kinerja tenaga pendidik merupakan kemampuan guru dalam menjalankan
tugas mengajarnya di sekolah sesuai dengan kompetensi yang dimiliki agar
tenaga pendidik mampu mengelola pembelajaran dengan baik.
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga pendidik
Yang dimaksud disini adalah bagaimana seorang kepala sekolah mampu
meningkatkan kualitas dan mengembangkan sebuah lembaga pendidikan/sekolah
yang dipimpinnya. Namun dalam skripsi ini, penulis lebih menitikberatkan pada
7
usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga pendidik melalui perannya
sebagai pemimpin, administrator dan supervisor.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga
pendidik
di
MAS
Al-Irsyad
Desa
Lalonggasumeeto
Kecamatan
Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe.
2. Untuk mengetahui kinerja tenaga pendidik di MAS Al-Irsyad Desa
Lalonggasumeeto Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai peran kepala sekolah
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya bagi guru.
2. Bagi kepala sekolah
Menjadi masukan untuk selalu melakukan pembinaan terhadap guru serta
mencari inovasi-inovasi untuk perkembangan, kemajuan dan kualitas sekolah
agar tercapai tujuan sekolah secara khusus dan tujuan pendidikan secara
umum.
8
3. Bagi para guru
Dapat dijadikan evaluasi untuk selalu berusaha mengembangkan diri sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta untuk mencapai kualitas/
profesionalitas dalam pembelajaran.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kepala Sekolah
1. Definisi Kepala Sekolah
Kepala sekolah bersal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata kepala
dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga.
Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan
memberi pelejaran. Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin
sekolah atau suatu lembaga di mana temapat menerima dan memberi pelajaran. Atau
dengan kata lain dapat diartikan bahwa: Kepala sekolah adalah seorang tenaga
fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara
guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Kedudukan kepala sekolah adalah kedudukan yang cukup sulit pada satu
pihak kepala sekolah adalah batasan karena beliau diangkat oleh atasan tetapi pada
lain pihak beliau adalah wakil guru-guru dan stafnya. Kepala sekolah adalah
pemimpin
pendidiknya
yang
mempunyai
peranan
sangat
besar
dalam
mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Keberhasilan sekolah tergntung kepala
sekolahnya, sebagaimana yang di ungkapkan oleh
9
Muhammad Arsyad “kepala
10
sekoah merupakan tokoh kunci keberhasilan suatu sekolah”1. Sebagai pemimpin
pendidikan kepala sekolah harus mampu menolong stafnya untuk memahami tujuan
bersama yang akan dicapai. Kepala sekolah harus memberikan kesempatan kepada
stafnya untuk saling bertukar pendapat dan gagasan sebelum menetapkan tujuan.
Disamping itu kepala sekolah juga harus mampu membangkitkan semangat
kerja yang tinggi, kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, aman dan penuh semangat.
Kepala sekolah merupakan personil sekolah yang bertanggung jawab terhadap
seluruh kegiatan-kegiatan sekolah, kepala sekolah mempunyai tangung jawab penuh
untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah
yang dipimpinnya dengan dasar Pancasila sebagaimana diungkapkan oleh Daryanto
yang bertujuan untuk :
1.
2.
3.
4.
5.
Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan
Mempertinggi budi pekerti
Memperkuat kepribadian
Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.2
Kepala sekolah tidak saja bertanggung jawab atas kelancaran jalannya secara
tekhnis akademik saja, akan tetapi segalah kegiatan, keadaan lingkungan sekolah
dengan kondisi dan situasinya serta hubungan dan masyarakat sekitarnya merupakan
tanggung jawabnya.
1
Muhammad Arsyad, Kepemimpinan Kepala Sekolah, http://www.tendik.org/ diakses
tanggal, 8 November 2012.
2
H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Solo: Rineka Cipta, 1996), h. 80.
11
2.
Fungsi Kepala Sekolah
Sepanjang sejarah militer, peraturan-peraturan ini dikenal sebagai prinsip-
prinsip kepemimpinan yang dalam beberapa tingkat telah mempengaruhi tindakantindakan setiap pemimpin yang sukses. Pada kenyataannya, tidak semua pemimpin
telah menggunakan prinsip-prinsip sepenuhnya. Walaupun penggunaan dapat
disesuaikan dengan situasi. Fungsi kepemimpinan yang pada dasarnya dapat dibagi
atas dua macam, oleh Soekarto Indra Fachrudi diungkapkan yaitu :
1.
2.
Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai
Fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan
menyenangkan sambil memeliharanya.3
1. Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu :
a. Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan dengan teliti tujuan
kelompok serta menjelaskannya supaya anggota dapat bekerja sama mencapai
tujuan itu
b. Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota-anggota kelompok
untuk menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan
kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik
c. Pemimpin berfungsi membantu anggota kelompok dalam mengumpulkan
keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat
d. Pemimpin berfungsi menggunakan kesanggupan dan minat khusus anggota
kelompok
3
Soekarto Indra Fachrudi, Pengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik, (Jakarta:
Bina Aksara, 1993), h. 13.
12
e. Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada setiap anggota kelompok
untuk melahirkan perasaan dan pikirannya dan memili buah pikiran yang baik
dan berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok
2. Fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan
menyenangkan yaitu :
a. Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan didalam
kelompok
b. Pemimpin
berfungsi
mengusahakan
suatu
tempat
bekerja
yang
menyenangkan, sehingga dapat dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja
dalam pelaksanaan tugas.
c. Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota bahwa
mereka termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok.
d. Pemimpin dapat mempergunakan kelebihan yang terdapat pada pemimpin
bukan untuk berkuasa atau mendominasi melainkan untuk memberi
sumbangan kepada kelompok menuju pencapaian tujuan bersama.
3. Peran Kepala Sekolah
a. Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer
Pada
dasarnya
manajer
merupakan
suatu
proses
merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakan dan mengawasi usaha para anggota organisasi serta
mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
13
Ada tiga hal penting dari pernyataan tersebut, yaitu : Proses, pendayagunaan
seluruh sumber daya organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
a. Proses
Dikatakan suatu proses, karena semua manajer dengan ketangkasan dan
keterampilan yang dimilikinaya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai
kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan, sebagaimana George A. Terry
mengatakan bahwa kegiatan manajemen terdiri dari 4 (empat) fungsi pokok yaitu : 1)
Perencanaan
(Planning),
2)
Pengorganisasian
(Organizing),
3)
Penggerak
(Actuating), 4) Pengawasan (Controling).4 Keempat fungsi-fungsi pokok ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan
administrasi. Tanpa perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan
mengalamai kesulitan bahkan mungkin akan mengalami kegagalan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi sebagai alat juga dipandang sebagai wadah atau struktur dan
sebagai proses. Sebagai proses merupakan kegiatan menyusun dan membentuk
hubungan kerja antara personil.
4
George A. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 17 – 18.
14
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun organisasi
sekolah dan melaksanakan pembagian tugas serta wewenang kepada guru-guru dan
pegawai sesuai dengan organisasi sekolah yang telah disusun dan disepakati bersama.
3. Penggerak (Actuating)
Actuating atau gerakan aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang
manajer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur
perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan merupakan salah satu fungsi yang harus dilakukan seorang
manajer agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil kerja sesuai dengan perintah dan
petunjuk atau ketentuan-ketentuan lainnya yang telah ditetapkan dapat berjalan sesuai
dengan harapan. Apabila kelima konsep tersebut dapat dilaksanakan oleh seorang
manajer maka tidak menutup kemungkinan sekolah yang dikelolahnya menjadi
sekolah efektif.
b. Sumber daya organisasi
Sumber daya organisasi sekolah meliputin dana, perlengkapan, informasi,
maupun sumber daya manusia (SDM) yang masing-masing berfungsi sebagai
pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai tujuan.
c. Pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan organisasi
Kepala sekolah berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat khusus
(spescific ends).tujuan akhir yang spesifik ini berbeda-beda antara organisasi yang
15
satu dengan yang lain. Namun apa pun tujuan spesifik dari organisasi tertentu,
manajemen adalah proses, dimana melalui manajemen tujuan dapat dicapai.
Menurut Stoner dalam buku Wahjo Sumidjo ada delapan fungsi seorang
manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organisasi yakni bahwa para manajer :
1. Bekerja dengan, dan melalui orang lain
2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
3. Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai
persoalan
4. Berpikir realistik dan konseptual
5. Adalah juru penengah
6. Adalah seorang politisi
7. Adalah seorang diplomat, dan
8. Pengambilan keputusan yang sulit.5
Kedelapan fungsi tersebut berlaku bagi semua manajer termasuk kepala
sekolah. Walaupun pada pelaksanaannya nanti dipengaruhi oleh faktor-faktor sumber
daya manusia, seperti guru, staf, siswa dan orang tua siswa, dana, sarana serta
suasana dan faktor dimana sekolah itu berada.
b. Peran Kepala Sekola Sebagai Administrator
Purwanto mengemukakan asal muasal kata administrasi (etimologi) tersebut
sebagai berikut:
Kata “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad dan
ministrare, kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa
Inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama artinya dengan
kata to serve atau to conduct yang berarti “melayani”, “membantu”, atau
5
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah:Tinjauan Teoritik dan Permasalahan,
(Jakarta: Raja Grafindo, 2003), h. 96.
16
mengarahkan”. Dalam bahasa Inggris to administer berarti pula “mengatur”,
“memelihara” (to look after), dan mengarahkan6.
Dalam buku Siagian sebagaimana dikutip Pidarta merumuskan: “Administrasi
adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan rasionalitas tertentu untuk menapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya”.7 Sedangkan menurut Nawawi bahwa:
Administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses
pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan
pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan
tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal.8
Mengacu pada pengertian administrasi secara umum dan administrasi
pendidikan pada khususnya, dalam kajian ini yang dimaksud dengan peranan kepala
sekolah sebagai administrator adalah kedudukan yang dimiliki kepala sekolah untuk
merangkai kegiatan dan sejumlah orang dalam lembaga pendidikan formal untuk
mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis.
Manajemen sekolah tidak lain berarti pendayagunaan dan penggunaan sumber
daya yang ada dan yang dapat diadakan secara efisien dan efektif untuk mencapa visi
dan misi sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas jalannya lembaga sekolah
dan kegiatannya. Kepala sekolah berada di garda terdepan dan dapat diukur
keberhasilannya.
6
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakaya,
2007), h.2
7
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), h. 2.
8
http://indonesiaberitachoice.blogspot.com, diakses, 22 Maret 2013.
17
Tujuh kegiatan pokok yang harus diemban kepala sekolah yakni
merencanakan, mengorganisasi, mengadakan stafmengarahkan/orientasi sasaran,
mengkoordinasi, memantau serta menilai/evaluasi. Melalui kegiatan perencanaan
terjawablah beberapa pertanyaan: Apa yang akan, apa yang seharusnya dan apa yang
sebaiknya?. Hal ini tentu berkaitan dengan perencanaan reguler, teknis-opersional dan
perencanaan strategis (jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang). Kepala
sekolah mulai menggarap bidang sasaran yang mungkin sebelumnya sudah dikaji
secara bersama-sama.
c. Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor dituntut untuk
mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan, pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan
pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan, pengawasan dan
pengendalian juga merupakan tindakan prepentif untuk mencegah agar para tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan pekerjaannya. Sebagaimana Mulyasa mengemukakan bahwa :
Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan Kepala Sekolah terhadap tenaga
kependidikannya khususnya guru, disebut supervisi klinis, yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif.9
9
h. 112.
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003),
18
Salah satu supervisi akademik yang populer adalah supervisi klinis, yang
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif tetap
berada ditangan tenaga kependidikan
2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama Kepala
Sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan
3. Instrumen dan metode observasi di kembangkan bersama oleh guru dan
kepala Sekolah
4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan
interprestasi guru
5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka dan supervisor
lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru dari pada
memberi salah dan pengarahan.
6. Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu : Pertemuan awal,
pengamatan, dan umpan balik.
7. Adanya penguatan dan umpan balik dari Kepala Sekolah sebagai supervisor
terhadap perubahan perilaku yang positif sebagai hasil pembinaan
8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan
dan memecahkan suatu masalah.10
Kepala Sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan
menyusun, dan melaksanakan program supervisor pendidikan, serta memanfaatkan
hasilnya, kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan
dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk
kegiatan ekstra kurikuler, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya kemampuan
melaksanakan program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam pelaksanaan
dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk kinerja tenaga kependidikan dalam hal ini
hasil “peningkatan kinerja guru” dan pemanfaatan hasil supervisi untuk
mengembangkan sekolah kearah yang lebih berkualitas. Dalam pelaksanaannya,
10
Ibid, h. 112.
19
Kepala Sekolah sebagai supervisor harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis
Dilaksanakan secara demokratis,
Berpusat pada tenaga kependidikan (guru),
Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru)
Merupakan bantuan profesional.11
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat dikemukakan secara sederhana
bahwa supervisi pada dasarnya upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran di sekolah, ia berintikan program pengajaran dengan ditunjang oleh unsurunsur lain, dan penilaian, supervisi bertugas dan bertanggung jawab memperhatikan
perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.
Pusat perhatian supervisor adalah perkembangan dan kemajuan siswa, karena
itu usahanya, seperti perbaikan pendekatan metode dan tekhnik mengajar,
pengembangan kurikulum, penggunaan alat peraga/alat bantu pengajaran, perbaikan
cara dan prosedur penilaian/penciptaan kondisi yang kondusif di sekolah dan
sebagainya.
B. Deskripsi Kinerja Tenaga Pendidik
1. Definisi Kinerja Tenaga Pendidik
Kinerja merupakan perilaku atau respon yang menghasilkan sesuatu, artinya,
munculnya kinerja merupakan akibat, dari adanya suatu pekerja yang dilakukan
11
Ibid, h, 113.
20
seseorang. Dalam hal ini kinerja lebih menekankan pada kegiatan yang dapat
disaksikan berupa hasil atau produk sesuai tujuan yang ditetapkan dalam bentuk nyata
dan dapat dilihat.
August W. Smith menyatakan kinerja adalah “.....Output drive from
processes, human or otherwise”, jadi kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu
proses”12. Sedangkan menurut Mathis, mengungkapkan bahwa “kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan” 13.
Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan, kinerja adalah suatu hasil atau
taraf kesuksesan yang dicapai oleh pekerja dalam bidang pekerjaannya, menurut
kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu dan di evaluasi oleh
orang-orang tertentu.
Sosok guru merupakan pribadi yang ideal dan layak ditiru tidak saja bagi
peserta didik tetapi pada masyarakat secara umum. Menurut Undang-Undang No. 14
tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, “Tenaga pengajar adalah tenaga pendidik yang
khusus dengan tugas mengajar, yang pada jenjang pendidikan dan menengah”.14
Menurut bahasa kata profesi berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu profesional
yang artinya menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan
tertentu, sedangkan menurut istilah profesi dapat diartikan sebagai suatu
12
Sedarmayanti, SDM dan Produktivitas Kerja, (Bandung: Mandar Maju, 2001), h. 50
13
Robert L Mathis dan Jackson, John H, Manajemen SDM, ( Jakarta: Salemba Empat, 2002),
h. 78
14
Tim Redaksi Fokus Media, Himpunan Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen,
(Bandung: Fokus Media, 2006), h.5
21
pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang
ditekankan pada pekerjaan mental bukan pekerjaan manual.15
Guru harus memiliki berbagai keterampilan yang dibutuhkan selaku penasehat
dan orang tua bagi muridnya. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa guru adalah :
Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.16
Menurut Oemar Hamalik bahwa : “Guru mengemban tugas-tugas sosial
kultural yang berfungsi mempersiapkan generasi muda, sesuai dengan cita-cita
bangsa. Demikian pula masalah guru di negeri kita dapat dikatakan mendapat titik
sentral dalam dunia pendidikan”17. Dalam Q.S. al-Baqaah/2 : 151 bahwa.




   








 
Terjemahannya : Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami
kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu
yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah,
serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.18
15
Nurdin Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 20-21.
16
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Bp. Panca Bhakti,
2006), h. 3.
17
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasakan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2004), h. 19.
22
Ayat di atas menjelaskan bahwa tugas seorang pendidik adalah mengajakan
ayat-ayat Allah, mengajarkan al-Qur’qn dan hikmah, Mendidik anak didik agar
memiliki kesucian jiwa dan Mempersiapakan anak didik agar memiliki masa depan
yang cemerlang.
Kinerja guru sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh guru
pada waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Dalam penelitian ini, kinerja
guru dalam proses belajar mengajar adalah hasil kerja atau prestasi kerja yang dicapai
oleh seorang guru berdasarkan kemampuannya mengelola kegiatan belajar mengajar
dari mulai membuka pelajaran sampai menutup pelajaran. Kinerja guru sebenarnya
tidak hanya dalam proses belajar mengajar, tetapi lebih luas lagi mencakup hak dan
wewenang guru yang dimiliki. Namun demikian proses belajar mengajar dipandang
sebagai sebuah posisi dimana muara segala kinerja guru tertampung didalamnya.
Kinerja guru dan kepemimpinan kepala sekolah merupakan serangkaian tugas
yang memiliki keterkaitan sehingga tujuan pendidikan akan tercapaisecara efektif jika
ketiganya mampu memberikan kontribusi yang nyata. “Fungsi guru adalah mengajar
dan membantu siswa memecahkan masalah pendidikan”19. Kepala sekolah memimpin
guru serta siswa dalam proses belajar mengajar dan membantu memecahkan masalah
yang dihadapi guru dan siswa. Pengawas sebagai sepervisor yang memberikan
18
19
Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Jakata: Depag, 1971), h. 38
Bedjo Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja : Ancangan Dalam Pendayagunaan dan
Pengembangan Unsur Tenaga Kerja, (Bandung: Penerbitan Sinar Baru, t.th),h. 75
23
bantuan dan layananuntuk memecahkan masalah pendidikan yang di hadapi kepala
sekolah, guru dan siswa di sekolah bersangkutan.
2. Indikator Kinerja Tenaga Pendidik
Kinerja guru adalah intensitas guru dalam melaksanakan mengajar baik dalam
kegiatan intra kurikuler maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi
kegiatan perencanaan pembelajaran, proses belajar pengajar, evaluasi dan kegiatan
dalam rangka peningkatan mengajar guru untuk mencapai daya serap yang tinggi atau
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dalam
kinerja,
mengarah
kepada
kapabilitas,
berdasarkan
tahapan
pelaksanaan, aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dikelompokkan
dalam tiga kapabilitas yaitu : “Merencanakan kegiatan pembelajaran, Melaksanakan
pembelajaran, dan Mengevaluasi kegiatan pembelajara”20. Sedangkan secara khusus
tugas guru di lembaga pendidikan adalah:
1. Perencana: mempersiapkan bahan, metode dan fasilitas pengajaran serta
mental untuk mengajar.
2. Pelaksana: pemimpin dalam proses pembelajaran.
3. Penilai: mengumpulkan data, mengklasifikasi, menganalisa dan menilai
keberhasilan proses belajar mengajar.
4. Pembimbing: membimbing, menggali serta mengembangkan potensi
murid/peserta didik ke arah yang lebih baik”.21
20
Ibid, h. 196
21
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 155
24
Kinerja guru dan pengawas kepala sekolah merupakan serangkaian tugas yang
memiliki keterkaitan sehingga tujuan pendidikan akan tercapaisecara efektif jika
ketiganya mampu memberikan kontribusi yang nyata.
Kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena merupakan
indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat produktivitas organisasi
yang tinggi. Untuk mengetahui apakah tugas, tanggung jawab dan wewenang guru
sudah dilaksanakan atau belum maka perlu adanya penilaian objektif terhadap
kinerja. Penilaian pelaksanaan pekerjaan ini adalah suatu proses yang dipergunakan
oleh organisasi untuk menilai pelaksanaan pekerjaan pegawai. Sehubungan dengan
hal tersebut maka upaya mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi
merupakan hal yang penting. Berbicara tentang kinerja guru erat kaitannya dengan
standar kinerja yang dijadikan ukuran dalam mengadakan pertanggungjawaban.
Penilaian kinerja bermanfaat untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan
organisasi sesuai dengan standar yang dibakukan dan sekaligus sebagai umpan balik
bagi pekerja sendiri untuk dapat mengetahui kelemahan, kekurangannya sehingga
dapat memperbaiki diri dan meningkatkan kinerjanya.
Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan
guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan
patokan-patokan tertentu. Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam mencapai
tujuan pembelajaran, yang dilihat dari penampilannya dalam melakukan proses
25
belajar mengajar. Adapun standar kinerja guru, dan secara garis besar masih mengacu
pada rumusan 12 kompetensi dasar yang harus dimiliki guru yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Menyusun rencana pembelajaran;
Melaksanakan pembelajaran;
Menilai prestasi belajar;
Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik;
Memahami landasan kependidikan;
Memahami kebijakan pendidikan;
Memahami tingkat perkembangan siswa;
Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajaran;
Menerapkan kerjasama dalam pekerjaan;
Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan;
Menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran; dan
Mengembangkan profesi. 22
Adapun ciri-ciri guru profesional berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen (UUGD) pasal 10 ayat 1 sebagai berikut :
1. Mempunyai kompetensi pedagogic
Yaitu meyangkut kemampuan mengelola pembelajaran. Pengelolaan
pembelajaran yang dimaksudkan tidak terlepas dari tugas pokok yang harus
dikerjakan guru. Tugas-tugas tersebut menyangkut : Merencanakan
Pembelajaran, Melaksanakan Pembelajaran dan Menilai Hasil Pembelajaran.
Selain tugas pokok dalam pengelolaan pembelajaran, guru juga melakukan
bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakulikuler, serta melaksanakan
tugas tambahan yang diamanahkan oleh lembaga pendidikan.
2. Mempunyai kompetensi kepribadian
Yaitu menyangkut kepribadian yang mantap, berahlaq mulia, arif, berwibawa
dan menjadi teladan bagi peserta didik.
3. Mempunyai kompetensi profesi
Yaitu menyangkut penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Sebagai tenaga pendidik dalam bidang tertentu sudah merupakan kewajiban
untuk menguasai materi yang menyangkut bidang tugas yang diampu. Apabila
seorang guru tidak menguasai materi secara luas dan mendalam, bagaimana
22
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2004), h. 7
26
mungkin mampu memahami persoalan pembelajaran yang dihadapi disekolah.
Oleh karena itu, untuk menjadi profesional dalam bidang tugas yang diampu
harus mempelajari perkembangan pengetahuan yang berkaitan dengan hal
tersebut.
4. Mempunyai kompetensi sosial
Yaitu menyangkut kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi dengan
peserta didik, sesama guru, wali murid dan masyarakat. Kemampuan
berkomunikasi dengan baik merupakan salah satu penentu keberhasilan
seseorang dalam kehidupan. Komunikasi dan interaksi yang diharapkan
muncul antara guru dengan siswa berkaitan dengan interaksi yang akrab dan
bersahabat. Dengan demikian diharapkan peserta didik memiliki keterbukaan
dengan gurunya.23
Aspek-aspek kegiatan guru secara umum dapat dikelompokkan kedalam tiga
kemampuan, yaitu : (1). Kemampuan guru dalam membuat perencanaan pengajaran,
yang meliputi: perencanaan pengorganisasian bahan pengajaran, perencanaan
pengelolahan kegiatan belajar mengajar, perencanaan pengelolaan kelas, perencanaan
pengelolaan media dan sumber, perencanaan penilaian hasil belajar siswa; (2).
Kemampuan guru dalam mengajar di kelas, yang meliputi: menggunakan metode,
media dan bahan latihan, berkomunikasi dengan siswa, mendemonstrasikan khasanah
metode mengajar, mendorong mengadakan keterlibatan siswa dalam pengajaran,
mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran, mengorganisasikan waktu, ruang,
bahan dan perlengkapan, dan evaluasi hasil belajar; (3). Kemampuan guru dalam
mengadakan hubungan antar pribadi, yang meliputi: membantu mengembangkan
sikap positif pada diri siswa, bersikap terbuka dan luwes terhadap siswa dan orang
lain. Menurut E. Mulyasa, “guru sebagai agen pembelajaran” memiliki tugas-tugas:
23
UU RI No. 14 Tahun 2005, UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Cemerlang, 2005), h. 8.
27
1.
2.
3.
4.
Guru sebagai fasilitator bertugas memberikan kemudahan belajar siswa.
Guru sebagai motivator: mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.
Guru sebagai pemacu: mampu melipat gandakan potensi siswa.
Guru sebagai pemberi inspirasi: memberikan inspirasi bagi siswa.24
3. Efektivitas Kinerja Tenaga Pendidik
Menurut Mathis, mengungkapkan bahwa “kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”
25
. Kinerja guru atau prestasi kerja
merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, kemudian pengalaman dan
kesungguhan serta penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah
melaksanakan unsur-unsur yang tediri kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada
tugas mengajar.
Berkaitan dengan hal ini maka sebenarnya guru memiliki peranan yang unik
dan sangat kompleks di dalam proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk
mengantarkan siswa/anak didik ketaraf yang lebih baik. Pembahasan tentang kinerja
guru diarahkan pada kinerja seorang guru yang karena profesinya memegang peranan
yang strategis di sekolah maupun di masyarakat.
Kinerja guru adalah suatu hal yang spesifik dalam situasi kerja dan sangat
tergantung pada kemampuan guru, konteks dimana guru bekerja dan kemampuannya
menerapkan kompetensinya pada waktu tertentu. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
24
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
h.53
25
h. 78
Robert L Mathis dan Jackson, John H, Manajemen SDM, ( Jakarta: Salemba Empat, 2002),
28
agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, setiap guru dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang memadai mengenai proses pembelajaran, pengetahuan
tersebut antara lain tentang bagaimana merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran atau yang lain disebut sebagai disain
instruksional.
Ada 2 hal penting yang harus diperhatikan pada kegiatan pembelajaran yaitu :
1). Apa yang diajarkan dan, 2). Bagaimana kondisi pengajarannya, kondisi
pengajaran tidak selalu sampai karena setiap materi yang diajarkan harus berorientasi
pada tujuan pengajaran yaitu optimalisasi hasil belajar siswa. Kinerja guru dapat
diukur dari beberapa indikator yaitu : (1) Kemampuan membuat rencana
pembelajaran, (2) Kemampuan melaksanakan program pembelajaran, dan (3)
Kemampuan melaksanakan evaluasi dan menerapkan hasil evaluasi.
Guru hendaknya mampu melaksanakan peranannya sebagai pendidik secara
optimal. Guru juga dituntut melakukan perubahan-perubahan terhadap dirinya
maupun peserta didiknya. Guru adalah figur pemimpin sebagai arsitek yang memiliki
tanggung jawab membentuk kepribadian dan daya intelektual murid-muridnya.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, guru senantiasa diperhadapkan pada
masalah pengelolan pengajaran, terutama dalam pengelolaan kelas. Sebagaimana
Abdurrahman mengungkapkan bahwa :
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan pengajaran antara lain hubungan
interpersonal dan fungsional komponen pendidikan, tersedianya fasilitas, sarana
29
dan prasarana pendidikan dan pengajaran, sistem pendidikan yang berlaku, dan
kualitas guru atau pengelola.26
Guru sebagai pengemban tugas mulia yaitu melatih, mengajar dan mendidik
murid-murid, selain itu guru mempunyai tugas yang banyak. Tugas guru sebenarnya
bukan di sekolah saja, tetapi bisa dikatakan dimana saja mereka berada. Dirumah
guru sebagai orang tua atau ayah, ibu sebagai pendidik bagi putera-puterinya, dimana
dimasyarakat dipandang sebagai tokoh teladan baik dalam sikap maupun perbuatan.
Sebagaimana dinyatakan oleh Tim Didaktik Kurikulum Institut Kependidikan bahwa:
Dalam hubungannya dengan tugas di sekolah, guru dalam tugas mendidik dan
mengajar murid-murid adalah berupaya membimbing, memberikan petunjuk,
teladan, bantuan, penerangan, pengetahuan, pengertian, kecakapan,
keterampilan, nilai-nilai, norma-norma, kesusilaan, kebenaran, kejujuran, sikapsikap dan sifat-sifat yang baik.27
Dari hal tersebut di atas dapat dipahami dengan jelas tentang masalah
tersebut. Guru bukan hanya bertugas di sekolah tetapi di masyarakat dan dimana saja
mereka berada. Sejalan dengan itu, Uzer Usman mengemukakan bahwa :
Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid diruangan kelas, tetapi juga
diperlukan oleh masyarakat lingkungannya, bahkan pada hakekatnya, guru
merupakan komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam
menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan seorang guru
merupakan faktor condissio sinequanon yang tidak mungkin digantikan
26
H. Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran, Cet. VII, (Ujung Pandang: Bintang Selatan,
1994), h. 124.
27
Tim Dikdaktik Metodik Kurikulum, IKP, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum Proses
Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), h. 11.
30
komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih dahulu dalam
era kontemporer ini.28
Dalam melaksanakan tugasnya guru harus mampu memaknai pembelajaran,
serta menjadikan pembelajaran sebagai pembentukan kompetensi dan perbaikan
kualitas pribadi peserta didik. Sehubungan dengan itu, Mulyasa mengemukakan
bahwa :
Untuk kepentingan melaksanakan fungsinya, setidaknya guru melaksanakan 19
peran guru yakni sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat,
pembaharu, model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong, motivator, aktor,
emansipator, evaluator (penilai), pengawet dan sebagai kulminator.29
Posisi guru menjadi sangat strategis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Oleh sebab itu, maka guru dituntut untuk memiliki kompetensi tentang pengelolaan
pengajaran. Jadi peranan guru adalah perwujudan tugas, fungsi dan kedudukannya
dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas secara khusus dan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional secara umum.
Dalam Q.S. al-Mudatsir : 38 dijelaskan bahwa.




 
Terjemahannya : Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang Telah
diperbuatnya.30
28
Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995),
h. 11.
29
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional : Menciptalajaran Yang Kreatif Dan
Menyenangkan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 36-37.
30
Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahannya , h. 995
31
Dari kontek ayat ini, kita tahu bahwa Allah SWT menciptakan manusia
dengan segala potensinya memiliki “tugas” untuk tunduk dan patuh terhadap hukumhukum Allah SWT dan suatu saat nanti pada saat yang ditentukan oleh Allah semua
manusia akan diminta pertanggung jawabannya sebagai bukti bahwa manusia sebagai
pengemban amanah Allah SWT.
4. Peran Tenaga Pendidik
Guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia, kehadiran guru sebagai peserta
didik ibarat sebuah lilin yang menjadi penerang tanpa batas tanpa membedakan siapa
yang diterangi nya demikian pula terhadap peserta didik. Tetapi, dalam mengemban
amanah sebagai seorang guru, perlu kiranya tampil sebagai sosok profesional. Sosok
yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan, sosok yang dapat memberi contoh
teladan dan sosok yang selalu berusaha untuk maju, terdepan dan mengembangkan
diri untuk mendapatkan inovasi yang bermanfaat sebagai bahan pengajaran kepada
anak didik. Peran guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya berhenti sebagai
pemegang tonggak peradaban saja, melainkan juga sebagai rahim peradaban bagi
kemajuan zaman. Karena dialah sosok yang berperan aktif dalam pertransferan ilmu
dan pengetahuan bagi anak didiknya untuk dijadikan bekal yang sangat vital bagi
dirinya kelak. Bahkan yang lebih penting di samping itu, mereka mampu
mengembangkan dan memberdayakan manusia, untuk dicetak menjadi seorang yang
berkarakter dan bermental baja, agar mereka tidak minder dalam menghadapai
masalah dan dapat bersikap layaknya seorang ksatria
32
Profesional guru mengandung unsur kepribadian, unsur keilmuan dan usur
keterampilan, hal ini berarti pula bahwa kompetensi profesional guru, meliputi ketiga
unsure tersebut, walaupun tekanan yang lebih besar terletak pada unsure keterampilan
sesuai dengan peranan yang dikerjakannya. Peranan yang dimaksudkan meliputi:
“1).Guru sebagai pengajar, 2).Guru sebagai pembimbing, 3). Guru sebagai
administrator”.31
a. Guru sebagai Pendidik dan Pengajar
Peranan ini akan dapat dilaksanakan juka guru memenuhi syarat-syarat
kepribadian dan penguasaan ilmu. Guru akan mampu mendidik dan mengajar
secara baik apabila memiliki kestabilan emosi, idealisme guru, responsibility
terhadap kemajuan peserta didik, bersikap realistis, jujur, terbuka dan peka
terhadap perkembangan terutama terhadap inovasi pendidikan.32
Sehubungan dengan penguasaan ilmu, maka guru harus mempunyai
pengetahuan yang luas terhadap ilmu yang bertalian dengan mata pelajaran yang
diajarkannya, serta mempunyai pengetahuan dasar tentang teori dan praktek
mendidik, kurikulum pendidikan, teknologipendidikan, teori evaluasi, psikologi
belajar dan sebagainya.
b. Guru sebagai Pembimbing dan Pemimpin
Peranan ini akan berhasil dilaksanakan apabila guru memiliki kepribadian
seperti kondisi fisik yang sehat, percaya pada diri sendiri, memiliki daya kerja yang
besar dan antusias, gemar berkreasi, cepat dan tepat dalam mengambil keputusan,
31
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
Cet. IV 1998), h. 15
32
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Profesionalisme Tenaga Kependidikan,
(Bandung: Dirjen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 1992), h. 14
33
memahami dasar-dasar pengetahuan bimbingan dan konseling, bersikap obyektif,
mampu menguasai emosi serta bertindak adil. Selain itu guru juga kompoten dibidang
dinamika kelompok, prinsip-prinsip hubungan antara personal, teknik berkomunikasi
dan bergaul serta teknik pengelolaan. Keberhasilan guru melaksanakan peranannya
dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan
berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi belajar mengajar.
Berdasarkan studi literature terhadap pandangan Adams & Dickey dalam
bukunya Basic Principles of Student Teaching, dapat ditarik kesimpulan bahwa
paling tidak terdapat 13 peranan guru di dalam kelas. tiap peranan menuntut beberapa
kompetensi atau keterampilan mengajar. Dalam tulisan ini hanya akan menyebut
salah satu kompetensi yang dipandang “inti” untuk masing-masing peranan tersebut,
yaitu:
a. Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki
kompetensi memberikan informasi kepada siswa di kelas.
b. Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki kompetensi cara memimpin
kelompok-kelompok murid.
c. Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki kompetensi cara mengarahkan dan
mendorong kegiatan belajar murid..
d. Guru sebgaai pengatur lingkungan, perlu memiliki kompetensi cara
mempersiapkan dan menyediakan alat atau bahan pelajaran.
e. Guru sebagai partisipan, perlu memiliki kompetensi cara memberikan saran,
mengarahkan pemikiran kelas dan memberikan penjelasan.
f. Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki kompetensi cara menyelidiki
sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.
g. Guru sebagai perencana, perlu memiliki kompetensi cara memilih dan
meramu bahan pelajaran secara profesional.
h. Guru sebagai supervisor, perlu memiliki kompetensi cara mengawasi
ketertiban kelas dan kegiatan anak.
i. Guru sebgaai motivator, perlu memiliki kompetensi cara mendorong motivasi
belajar kelas.
34
j. Guru sebagai penanya, perlu memiliki kompetensi cara bertanya yang
merangsang kelas untuk berfikir dan cara memecahkan masalah.
k. Guru sebagai pengajar, perlu memiliki kompetensi cara memberikan
penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi.
l. Guru sebagai evaluator, perlu memiliki kompetensi cara menilai anak-anak
secara obyektif, kontinu dan komprehensif.
m. Guru sebagai konselor, perlu memiliki kompetensi cara membantu anak-anak
yang mengalami kesulitan tertentu.33
Guna terpenuhinya karakteristik guru sebagaimana yang diharapkan maka
pembinaan kualitas dan profesionalisme guru menjadi kebutuhan mendasar dalam
mengembangkan pendidikan ditanah air.
C. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
Berhadasarkan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini
diantaranya a.n. Nuriani, dengan judul penelitian : Pengaruh pelaksanaan supervisi
kepala sekolah terhadap peningkatan kinerja guru pada SMA Satria Kendari. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa : (1) Pelaksanaan supervisi kepala sekolah cukup
bagus dengan melihat pada dokumen-dokumen yang ada pada obyek penelitian dan
nampak pada hasil angket yang mencapai 37,5 %, (2) Kinerja guru juga cukup bagus
dengan hasil mencapai 45,93 %, (3) Sedangkan pengaruh pelaksanaan supervisi
kepala sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja guru pada
SMA Satria Kendari dimana hasil yang diperoleh hanya mencapai 0,23 % dan sisanya
33
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), h. 49
35
77,99 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.34
Setyoningtyas,
pada
taun
2009,
dengan
Kemudian a.n. Evi
judul
penelitian:
Hubungan aktivitas supervisi pendidikan kepala sekolah dan kepuasan kerja guru
SMP Negeri Se-Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Dengan hasil analisis data
menunjukkan bahwa untuk tingkat aktivitas supervisi kepalasekolah termasuk pada
kategori tinggi, dan kepuasan kerja berada pada tingkat cukup. Hasil analisis
product moment pada taraf 5% menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan
aktivitas supervisi pendidikan kepala sekolah dan kepuasan kerja guru.35
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti
sebelumnya menjadi bahan yang amat berharga bagi peneliti, terutama untuk menjadi
bahan yang sangat berguna sehingga peneliti memberikan apresiasi yang setinggitingginya.
Hasil penelitian tersebut memiliki perbedaan dan persamaa dengan penelitian
ini diantara perbedaanya adalah selain lokasi dan waktu penelitiannya yang berbeda
juga pendekatan yang digunakan juga berbeda dimana hasil penelitian di atas
menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, sehingga hasil penelitian yang diperoleh juga memiliki
perbedaan, sedangkan persamaanya adalah variabel kepala sekolah dan guru, dengan
sama-sama mengangkat permasalahan tentang bagaimana kepala sekolah dapat
34
Nuraini, Pengaruh pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap peningkatan kinerja
guru pada SMA Satria Kendari, skripsi: STAIN Kendari, 2010, tidak dipublikasikan.
35
Evi Setyoningtyas, Hubungan aktivitas supervisi pendidikan kepala sekolah dan kepuasan
kerja guru SMPN Se Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar, 2009, tidak dipublikasikan.
36
meningkatkan kinerja guru. Dengan demikian penelitian ini lebih difokuskan pada
peranan kepala sekolah sebagai manager, administrator dan supervisi pendidikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yakni menggambarkan
sekaligus mengkaji kondisi riil obyek penelitian berdasarkan data otentik yang
dikumpulkan untuk mengkaji masalah peranan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja tenaga pendidik di MAS Al-Irsyad Desa Lalonggasumeeto Kecamatan
Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe, maka haruslah dikaji berdasarkan kondisi riil
dilapangan, sehingga dapat diperoleh data yang bersifat deskriptif yang berupa katakata tertulis atau lisan. Sebagaimana dikatakan Moleong bahwa :
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan prosedur
penelitian yang dilakukan berdasarkan prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
serta keadaan yang dapat diamati.1
1
h.3.
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),
37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAS Al-Irsyad Desa Lalonggasumeeto
Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe. Penelitian dilakukan selama
kurang lebih 3 bulan, sejak bulan Juli s/d September 2013.
C. Sumber Data
Data dalam penelitian adalah gejalah-gejalah sebagaimana adanya berupa
pendapat-pendapat dari guru serta unsur yang berkaitan dengan tema penelitian.
36
Sedangkan sumber data diperoleh dalam situasi yang wajar/alami (Natural Setting),
informan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa orang yang dianggap menguasai
informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji, informan kunci
adalah kepala sekolah dan guru. Dalam pemilihan informan akan digunakan
purposive sampling.
Berdasarkan pemikiran di atas maka sumber data penelitian ini terdiri dari 2
(dua) yaitu :
1. Data primer atau data utama diperoleh dari hasil wawancara dengan para
informan penelitian. Informan penelitian ini terdiri dari informan kunci yaitu
kepala sekolah dan guru.
2. Data skunder atau data pendukung diperoleh dari hasil observasi lapangan bahkan
dokumen sekolah dan bahan-bahan atau referensi kepustakaan yang relevan
dengan judul penelitian.
38
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik observasi (pengamatan langsung), dimana peneliti melakukan
pengamatan terhadap beberapa obyek yang akan diteliti yaitu peran kepala
sekolah dan kemampuan tenaga pendidik. Hasil pengamatan ini diakumulasi
sebagai data pelengkap kemudian diredaksikan dalam skripsi.
2. Teknik wawancara yaitu mengadakan wawancara mendalam terhadap kepala
sekolah dan guru menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan
jawaban yang berupa informasi, untuk mengetahui secara mendalam tentang
berbagai informasi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti agar lebih
terarah.
3. Teknik dokumentasi, disamping wawancara dan observasi, penelitian ini juga
menggunakan teknik dokumentasi sebagai pelengkap data, yang sesuai
permasalahan, berupa profil sekolah, data-data guru dan siswa.
E. Teknik Analisis Data
Pengolahan data merupakan proses akhir dari penelitian yang dilakukan,
sehingga pengelolaan data dilakukan setelah memperoleh data dilapangan. Dalam
penelitian
ini
menggunakan
penelitian
kualitatif,
sebagaimana
Sugiyono
mengungkapkan “Aktifitas dalam analisis data yaitu reduction, data display,
conclusion drawing/verification”.2
39
Dalam metode analisis data di atas dapat dijelaskan bahwa :
1. Data reduction (reduksi data) yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang
yang tidak perlu, maksud dari data reduction adalah setelah penelitian turun
kelapangan dan banyak mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan bingun halhal yang mana ingin dimaksudkan sehingga peneliti menggunakan reduksi data.
2. Data display yaitu penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.
Maksud dari data display adalah dimana peneliti apabila memperoleh data yang
jumlahnya banyak dapat dikuasai dengan cara membuat uraian singkat atau
bagan. Sehingga dapat dianalisis dan mudah dipahami.
3. Conclusion drawing/verification yaitu penarikan kesimpulan awal yang masih
bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
sampai ditemukan bukti-bukti yang valid dan konsisten. Maksudnya adalah
penelitian melakukan analisa dalam mencari makna data dengan mencoba
menyimpulkan semua data, kemudian diolah sehingga data-data yang awalnya
belum lengkap akan tertutupi oleh data-data dan informasi baru sebagai
pelengkap untuk disimpulkan dan menjadi pemikiran baru yang valid dan
konsisten.
F. Pengecekan Keabsahan Data
2
Sugiyono, Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2007), h. 337.
40
Keabsahan data dicek dengan beberapa metode, sebagaimana diungkapkan
Sugiyono bahwa :
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif
antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan
dalam penelitian, trianggulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus
negatif dan member check.3
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu :
1. Perpanjangan pengamatan yaitu peneliti kembali kelapangan, melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun
yang baru sehingga terbentuk rapport, yaitu semakin akrap semakin terbuka dan
saling mempercayai
2. Peningkatan ketekunan yaitu melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan sehingga kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
direkam secara pasti dan sistematis
3. Trianggulasi yaitu pengecekkan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara
dan berbagai waktu sehingga trianggulasi ini dibagi menjadi trianggulasi sumber,
trianggulasi tekhnik pengumpulan data dan waktu
4. Analisis kasus negatif yaitu peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan
bertentangan dengan data yang telah ditemukan sampai tidak ada lagi data yang
bertentangan dan dapat dipercaya
3
Ibid., h. 368.
41
5. Member chek yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh
sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Download