BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rendahnya mutu

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rendahnya mutu pendidikan pada tingkat sekolah dasar merupakan
pekerjaan rumah dan analisis bagi para guru SD. Oleh karena itu, para guru SD
merupakan pondasi dasar bagi kemantapan anak didik, sehingga guru merupakan
subyek pembelajaran siswa yang berperan sebagai motivator yang sangat strategis
dalam perkembangan kognitif anak (pengetahuan), afektif anak (sikap), dan
psikomotor anak (keterampilan).
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang_Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional adalah
“Mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreaktif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.1
Berdasarkan fungsi tersebut pemerintah menyelengarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, (Cet. 1. Jakarta, Indonesia Legal
Center Publishing, 2008), h. 111
1
2
Permasalahan tersebut yang terjadi di SD Negeri 1 Lalonggasumeeto
adalah kurang bervariasinya metode pembelajaran yang diterapkan. Kebanyakan guru
hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, sehingga kemampuan
siswa diberi kesempatan untuk bertanya terlihat fakum dan ketika diberi pertanyaan
hanya satu atau dua orang saja yang bisa menjawab. Hal ini menggambarkan bahwa
siswa tidak memiliki pengetahuan tentang materi pembelajaran yang diberikan.
Sesungguhnya banyak metode yang bisa diterapkan oleh guru agar lebih
menuntut siswa untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Guru harus
memilih strategi-strategi yang jitu dan efektif ketika mengajar, sehingga proses
belajar menjadi nyaman, menyenangkan dan tidak membosankan. Oleh karena itu
diperlukan kemampuan mengajar yang baik pula dengan menguasai metode
pembelajaran selain diperlukan pula sikap mental untuk mau memperbaiki atau
meningkatkan kemampuan mengajar.
Kesulitan belajar siswa tidak selalu disebabkan oleh tingkat IQ yang rendah
atau kemalasan siswa saja, tetapi bisa juga disebabkan oleh kurangnya strategi yang
menarik dari guru dalam proses penyampaian materi upaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilah belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki
proses pembelajaran.2
2
Sunaryo Kartadinata, dkk. Bimbingan di Sekolah Dasar, (Depdikbud, 1999), h.53
3
Kondisi demikian terlihat pada proses pembelajaran di SD Negeri 1
Lalonggasumeeeto, menunjukkan rendahnya motivasi belajar siswa terhadap mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang belum mampu mencapai tingkat penguasaan
materi yang diinginkan, sehingga anak didik perlu diberikan pondasi pengetahuan dan
keterampilan yang menunjang kegiatan belajarnya. Disamping itu, keaktifan siswa
dinilai dari perannya dalam pembelajaran, seperti bertanya, manjawab pertanyaan,
dan memberi tangapan.
Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai peranan penting dalam
menciptakan kondisi pembelajran yang mendorong peran aktif pemahaman siswa.
Usaha untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat melibatkan peran aktif
siswa membutuhkan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang
sesuai dan bervariasi, sehingga siswa akan berperan aktif dan tercapai hasilyang
diharapkan.
Penggunaan strategi pembelajaran Learning Starts With a Question
merupakan salah satu cara guru mengukur daya serap siswa setelah menerima materi
pembelajaran. Selain itu, juga melatih anak didik untuk dapat mengemukakan
pertanyaan terhadap materi yang belum dipahami dengan baik oleh siswa, sehingga
nantinya berdampak pada motivasi untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Melalui pembelajaran Learning Starts With a Question siswa di tuntut
untuk belajar aktif yaitu dalam bertanya, melalui bertanya akan memberikan banyak
4
manfaat, yaitu siswa menjadi berfikir, menghilangkan perasaan malu dan takut, serta
merupakan salah satu cara untuk mengkaji ulang pembelajaran.3
Dalam
proses
pembelajaran
diperlukan
suatu
solusi
dengan
mempertimbangkan metode pembelajaran yang aktif agar motivasi dan hasil belajar
siswa tentu lebih ditingkatkan dengan penggunaan metode pembelajaran secara
bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan materi yang dipelajari seperti penggunaan
strategi pembelajaran Learning Starts With a Question.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah
dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
1. Rendahnya minat baca siswa
2. Rendahnya kemampuan bertanya siswa dalam proses pembelajaran
3. Rendahnya kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan
4. Rendahnya motivasi belajar siswa
5. Rendahnya hasil belajar siswa
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah : bagaimana meningkatkan hasil belajar PAI
3
Http://Amay05.Wordpres.Com/2008/ Model Learning Starts With a Question. Diakses pada tanggal
10 April 2012
5
melalui pembelajaran Learning Starts With a Question pada siswa kelas IV SDN 1
Lalonggasumeeto, Kab. Konawe ?.
D. Hipotesis Tindakan
Dalam upaya memecahkan permasalahan tentang rendahnya kemampuan
bertanya dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI proses pembelajaran akan
dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran Learning Starts With a
Question.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian adalah untuk meningkatkan
hasil belajar PAI melalui strategi pembelajaran Learning Starts With a Question pada
siswa kelas IV SD Negeri 1 Lalonggasumeeto Kec. Lalonggasumeeto Kab. Konawe.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar PAI
b. Meningkatkan keberanian bertanya
c. Meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat
2. Bagi guru
a. Guru menjadi kreatif dan termotivasi pada teknik pembelajaran yang
dipakai
6
b. Meningkatkan kemampuan mengajar, terutama keterampilan bertanya,
sehingga menghadirkan kelas yang efektif
c. Dapat meningkatkan pemahaman guru kolaborasi tentang PTK
d. Berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri
G. Definisi Operasional
Dalam memahami masalah penelitian ini, maka peneliti mendefinisikan
variabel penelitian sebagai berikut:
1. Learning Starts With A Question adalah metode pembelajaran yang dimulai
dengan siswa diberi kesempatan membaca tentang materi yang kan diajarkan
sebelum guru memulai pembelajaran dan mengajukkan pertanyaan-pertanyaan
tentang hal-hal yang belum dimengerti terkait materi tersebut.
2. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melalui proses
pembelajaran tertentu. Dalam penelitian ini hasil belajar akan diperoleh melalui
test untuk mengetahui hasil belajar akhir siswa.
3. Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD
Negeri 1 Lalonggasumeeto yang merupakan bimbingan terhadap anak didik agar
setelah selesai dari pendidikan, siswa dapat memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku
adalah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat
melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya.
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap. Kemampuan manusia untuk belajar
merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk
hidup lainnya. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat.
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui latihan atau pengalamanpengalaman yang pernah dilakukan. Dengan perubahan-perubahan tersebut,
tentunya akan
terbantu dalam memecahkan permasalahan dan bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sumiati dan Asra1 mengemukakan, “Belajar itu merupakan suatu
proses, tentu membutuhkan waktu. Hasil belajar tidak terjadi secara tiba-tiba,
tetapi memerlukan usaha. Suatu proses
1
belajar harus bersifat praktis dan
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung : CV. Wacana Prima, 2008), h. 39
7
8
langsung, artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah
yang harus melakukannya, tanpa melalui perantara orang lain.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni2, berpendapat : ahli psikologi
memandang belajar sebagai perubahan yang dapat dilihat dan tidak peduli
apakah hasil belajar tersebut menghambat atau tidak menghambat proses adaptasi
seseorang
terhadap
kebutuhan
masyarakat
lingkungannya. Sedangkan para ahli pendidikan
kebutuhan
masyarakat
dan
memandang bahwa belajar
adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat
bagi dirinya maupun orang lain.
Definisi para ahli tentang belajar, sebagai berikut :
a. Skinner (dalam Barlow 1985), mengartikan belajar sebagai suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
b. Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Leraning (1975)
mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu tang disebabkan oleh pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
c. M. Sobry Sutikno dalam bukunya Menuju Pendidikan Bermutu (2004),
mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,
2010), h. 14-15
9
d. C.T. Morgan dalam Introduction to Psychology (1962) merumuskan belajar
sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menerapkan tingkah laku sebagai
akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
e. Thursan Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efekif (2002), mengartikan
belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peingkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan,
pemahaman,
keterampilan,
daya
pikir,
dan
lain-lain
kemampuannya.3
Dari berepa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada
hakekatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah
melakukan aktivitas tertentu. Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan
hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri,
adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan
belajar agar dapat berhasil dengan baik.
2. Prinsip-Prinsip Belajar
Di dalam tugas melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru perlu
memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut :
(Soekanto dan Winataputra, 1997)
3
Pupuh Faturrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Refika Aditama,
2007), h. 5-6
10
a. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain.
Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.
b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
c. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada
setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan
membuat proses belajar lebih berarti.
e. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila diberi tanggung jawab
dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Agar belajar dapat mencapai sasaran, maka proses belajar sepatutnya
dilakukan secara aktif, melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, melakukan,
mencari, dan menemukan, keaktifan belajar sebagai prasyarat diperolehnya hasil
belajar tersebut.
3. Bentuk-Bentuk Belajar
Bentuk-bentuk belajar mempunyai kaitan dengan proses untuk
memperoleh hasil belajar. Oleh karena mengajar merupakan serangkaian upaya
untuk memberi kemudahan bagi siswa agar terjadi proses belajar. Maka, bentukbentuk belajar pun mempunyai kaitan dengan proses pembelajaran.
a. Belajar Verbal
Bentuk belajar verbal merupakan bentuk belajar sederhana, dan dapat
menjadi dasar begi bentuk-bentuk belajar lain. Belajar verbal berkaitan juga
11
dengan bentuk belajar konsep dan aturan. Dalam pembelajaran bahasa misalnya,
kemampuan membentuk asosiasi verbal sangat penting, agar seseorang dapat
menyatukan atau menjelaskan tentang apa yang dibayangkan atau tentang obyek
tertentu.
b. Belajar Konsep dan Prinsip
Belajar konsep dan prinsip dapat diterapkan pada seluruh jenis mata
pelajaran termasuk dalam belajar bahasa. Seseorang dapat mengungkapkan ideidenya dalam ungkapan kata-kata dengan baik dan benar, jika dia menguasai
konsep dan prinsip. Oleh karena itu, proses belajar menggunakan metode
pencapaian konsep dapat diterapkan dalam belajar bahasa.
c. Belajar Pemecahan Masalah
Kemampuan pemecahan masalah banyak menunjang kreatifitas
seseorang, yaitu kemampuan menciptakan ide baru, baik yang bersifat asli
ciptaannya sendiri, maupun merupakan suatu modifikasi (perubahan) dari
berbagai ide yang telah ada sebelumnya. Disamping itu, kemampuan pemecahan
masalah ada yang dicapai melalui proses berpikir verbal, seperti melalui diskusi,
ada pula yang dicapai melalui proses penemuan.
d. Belajar Keterampilan
Kegiatan
belajar
sesuai
dengan
bentuk
belajar
keterampilan
menekankan pada proses latihan. Tahapan latihan ini dimulai dengan
pencapaiana hasil belajar kognitif, baik berupa konsep dan prinsip. Selanjutnya,
dilakukan latihan menyesuaikan gerakan dengan aturan-aturan tertentu dan
12
melalui latihan lebih lanjut, diberi kebebasan untuk mengembangkan
kemampuan sampai mencapai keterampilan yang berbentuk.
4. Faktor-Faktor Dalam Belajar
Ada beberapa faktor dalam belajar, antara lain :
a. Motivasi untuk Belajar
Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk
berprilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku dalam belajar.
Motivasi belajar memegang peranan cukup besar terhadap pencapaian hasil.
Tanpa motivasi belajar siswa tidap dapat belajar. Oleha keran itu, bagi seorang
siswa motivasi untuk belajar pada umumnya timbul karena adanya rangsangan,
baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya.
b. Tujuan yang Hendak Dicapai
Tujuan sebagai salah satu faktor yang terdapat dalam belajar
seharusnya timbul dan ada pada diri siswa. Seorang siswa memasuki suatu
jenjang pendidikan tentu mempunyai tujuan. Dapat saja tujuan itu dirangsang
oleh orang lain, tetapi harus menjadi milik dan bagian dari diri sendiri yang
melakukan proses belajar itu yaitu siswa. Jadi pada dasarnya siswa belajar dan
akan memperoleh hasil belajat secara efisien jika mempunyai tujuan.
c. Situasi yang Mempengaruhi Proses Belajar
Faktor situasi atau keadaan yang mempengaruhi proses belajar pada
siswa berkaitan dengan diri siswa sendiri, keadaan belajar, proses belajar, guru
13
yang memberi pelajaran, teman belajar dan bergaul, serta program belajar yang
ditempuh merupakan faktor yang mempunyai pertalian erat dengan yang lain. Itu
semua merupakan komponen keadaan keadaan (situasi) belajar yang menjadi
salah satu faktor penting dalam belajar.
B. Learning Starts With a Question
1. Pengertian LSQ
LSQ adalah singkatan dari Learning Starts With a Question, yang
merupakan suatu model pembelajaran aktif dalam bertanya, siswa aktif dalam
bertanya, dan siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari
dengan membaca terlebih dahulu. Dengan membaca, siswa memiliki gambaran
tentang materi yang akan dipelajarinya. Sehingga apabila dalam membaca atau
membahas materi tersebut terjadi kesalahan konsep maka akan terlihat dan dapat
dibahas serta dibenarkan secara bersama-sama di dalam kelas.4
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting,
sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan :
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah
yang sedang dibicarakan.
c. Mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif dari siswa
d. Menuntun proses berfikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu
siswa dalam menetukan jawaban yang baik.
e. Memuaskan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.5
4
http://Alone Education.blogspot.com/2008/strategi pembelajaran LSQ-Learning/html. Diakses pada
tanggal 10 April 2012
5
Marno dan Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media 2010), h. 115-116
14
Oleh sebab itu, keterampilan serta kelancaran bertanya dari guru perlu
dilatih dan ditingkatkan. Peningkatan keterampilan bertanya meliputi aspek isi
pertanyaan maupun aspek teknik bertanya. Aspek isi, pertanyaan dikemukakan
dengan penuh kehangatan.
2. Komponen LSQ
Suatu pertanyaan yang baik bisa ditinjau dari segi isinya, tetapi jika
cara menyampaikannya kepada siswa tidak tepat, akan mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan yang dikehendaki.
Ada faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengajukan
pertanyaan, antara lain :
a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Agar pertanyaan yang dikemukakan itu jelas maksudnya, serta tampak
benar kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan yang lainnya.
b. Kecepatan dan selang waktu
Kecepatan
menyampaikan
pertanyaan
tergantung
pada
jenis
pertanyaan itu sendiri
c. Arah dan distribusi penunjukan (penyebaran)
Pertanyaan yang diajukan seharusnya kepada seluruh siswa, sehingga
seluruh siswa didorong untuk berusaha menentukan jawabannya.
15
d. Teknik penguatan
Teknik penguatan ini akan menimbulkan sikap yang positif bagi siswa
serta meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga
memungkinkan pencapaian prestasi belajar yang tinggi
e. Teknik menuntun
Pertanyaan ini bearmaksud untuk menuntun siswa agar isinya dapat
menemukan jawaban yang lebih benar.
f. Teknik menggali
Pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih
lanjut dari siswa guna mengembangkan kualitas jawaban yang pertama, sehingga
yang beirkutnya lebih jelas, akurat, serta lebih beralasan.
g. Pemusatan
Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang ruang
lingkupnya luas, kemudian dilanjutkan kepertanyaan yang lebih khusus
h. Pindah gilir
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan keseluruh
kelas, kemudian memilih siswa tertentu, dan dilanjutkan ke siswa yang lain.6
Situasi
proses
pembelajaran
memungkinkan
untuk
dapat
mengembangkan kebebasan mengeluarkan aspirasi, berupa pertanyaan atau
jawaban, baik siswa maupun guru.
6
Ibid., h. 123-128
16
3. Prosedur LSQ
Prosedur LSQ dalam mengaktifkan kegiatan belajar siswa dengan
mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran dimulai.
Dengan langkah sebagai berikut :
a. Bagikan bahan belajar dan mintalah mereka belajar berpasangan
b. Siswa diminta buat pertanyaan hal-hal yang belum dimengerti
c. Kumpulkan semua pertanyaan dan kelompokkan sejenisnya atau yang paling
banyak dibutuhkan siswa.
d. Mulailah pelajaran dengan menjawab dan menjelaskan hal-hal yang mereka
tanyakan
e. Cara ini akan terjadi pembelajaran tanya jawab secara aktif.7
Penerapan strategi ini didasari bahwa siswa sudah memiliki
pengetahuan tentang topic pembelajaran yang dipelajari. Untuk mengajak siswa
berpikir lebih serius, guru dapat mengajukan pertanyaan untuk memperoleh
jawaban yang tepat, serta siswa dituntut untuk aktif bertanya, terdorong untuk
berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, serta dapat memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar, sehingga dengan kesiapan tersebut, maka siswa secara aktif
membangun sendiri konsep maupun pengetahuannya.8
7
Ibid., 151-152
http://@mayos.wordpress.com/2009/metode Learning To Be Question/, diakses pada tanggal 10
April 2012
8
17
4. Kelebihan dan kelemahan metode LSQ
Dari uraian langkah-langkah pembelajaran metode LSQ terdapat
beberapa kelebihan, yaitu :
a. Siswa menjadi siap mulai pelajaran karena siswa belajar terlebih dahulu
b. Siswa akan lebih aktif membaca
c. Materi akan dapat diingat lebih lama
d. Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi
tanpa bantuan guru
e. Mendorng tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka
Metode LSQ juga memiliki beberapa kelemahan. Adapun kelemahan
dari metode Learning Starts With a Question adalah :
a. Ada beberapa siswa yang malu untuk bertanya
b. Tidak semua siswa membaca materi pelajaran.9
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam
menyiapkan anak didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut
9
http://amay.blogspot.com/2008/Strategi pembelajaran LSQ-Learning.html, diakses 10 April 2012
18
agama lian dalam hubungannya dengan kerukunan antar-umat beragama hingga
terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.10
Pendidikan agama Islam merupakan suatu upaya atau proses
pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap dan perilaku untuk mencari,
mengembangkan, memelihara, serta menggunakan ilmu dan perangkat teknologi
atau keterampilan demi kepentingan manusia sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam konteks PAI, siswa perlu terus dibelajarkan. Bagaimana
menjadikan PAI sebagai sarana yang menyejukkan keharmonisan hubungan
manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan
lingkungannya.
Anak-anak sangat perlu dikenalkan kepada agama sejak usia dini.
Meskipun masih kecil anak-anak belum bisa untuk memahami agama dengan
baik, pembiasaan ini sangat penting agar jiwa anak-anak dekat dengan Tuhannya,
memang ada sebagian orang tua yang berpendapat bahwa anak kecil tidka perlu
diajak beragama dahulu, dalam arti tidka perlu diajak beribadah sebagaimana
orang dewasa. Namun, menurut Akhmad Muhaimin Azzet, “pembiasaan sejak
dini itu sangat penting sekali. Seiring dengan bertambah usianya, pengertian dan
pemahaman agama kita berikan sedikit demi sedikit kepada anak-anak”.11
Agar tujuan PAI bisa maksimal, maka penggunaan metode sebagai alat
pencapaian mutlak diperlukan sesuai situasi dan kondisi, serta mampu
10
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Yogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2010), h. 192
Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Spritual Bagi Anak, (Yokjakarta, Ar-Ruzz
Media, 2010), h. 35
11
19
mempengaruhi ssatu sama lain dikalangan siswa dan terbina saling
ketergantungan antara guru dan siswa dalam suasana kebersamaan.
Ada beberapa pendekatan yang perlu dikaji berkaitan dengan
pengajaran PAI. Pertama, pendekatan psikologis yang meliputi aspek
rasional/intelektual,
aspek
emosional
dan
aspek
ingatan.
Aspek
rasional/intelektual mendorong manusia untuk memikirkan ciptaan Tuhan di
langit dan di bumi. Aspek emosional mendorong manusia untuk merasakan
adanya Tuhan sebagai pengendali jalannya alam dan kehidupan. Aspek ingatan
dan keinginan manusia mendorong untuk menghayati dan mengamalkan nilainilai agamanya. Kedua, pendekatan sosio-kultural, suatu pendekatan yang
melihat manusia tidak saja sebagai individu, melainkan juga sebagai makhluk
sosial-budaya yang memiliki berbagai potensi bagi masyarakat. Ketiga,
pendekatan secara ilmiah, suatu pendekatan yang melihat manusia sebagai
makhluk potensial dalam menemukan hal-hal baru yang bisa bermanfaat bagi
kelangsungan hidupnya.12
Dari pendekatan yang dikemukakan di atas, PAI menyarankan adanya
kepekaan terhadap materi, metode, dan media pembelajaran serta kompetensi
eksistensial siswa dan kompetensi dasar siswa. Aktivitas siswa diperankan secara
maksimal dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Sebagai guru dan orang
tua, untuk bisa tersu memberikan bimbingan dan pembiasaan yang baik dalam
12
Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, (Yogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2010), h.
59-60
20
beragama bagi anak didik guna mengantarkan kompetensi siswa kearah yang
dituju dalam pendidikan.
Pendidikan Agama Islam merupakan pembinaan yang diberikan
kepada
seseorang
agar
lebih
memahami
tentang
Islam
dan
dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Zakiah Darajat mengemukakan
bahwa “Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh anak didik agar senantiasa dapat memahami Isalam secara majemuk
lalu menghayati tujuan pada akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan
Islam sebagai pandangan hidup.”13
Pengajaran merupakan proses yang berfungsi memberikan bimbingan
kepada siswa untuk mencapai tujuan yang diaharapkan. Prof. DR. Omar
Muhammad al-Toumy al-Syaibani mengemukakan “pengajaran pendidikan
Islam yaitu semua aktivitas belajar dan mengajar harus berlandaskan akhlak
Islam yang mulia.”14 Pendidikan agama Islam merupakan kualitas pendidikan
dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan, bukan hanya di dunia tapi
kehidupan diakhirat, sehingga penting untuk ditingkatkan dan dan diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
13
Abdul Majid, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Jakarta, Remaja Rosdakarya,
2004), h, 130
14
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, (Jogjakarta, Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,
1991), h. 49
21
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam pada hakikatnya sama dan sesuai
dengan tujuan diturunkan agama Islam, yaitu untuk membentuk manusia yang
muttaqin yang rentangannya tidak terbatas menurut jangkauan manusia.
Tujuan pendidikan Islam dapat dipecah menjadi tujuan-tujuan berikut
ini:
a. Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah mahdah
b. Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah muamalah
dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan
tertentu.
c. Membentuk warga Negara yang bertanggung jawab kepada masyarakat yang
bangsanya dan tanggung jawab kepada Allah, penciptanya.
d. Membentuk dan mengembangkan tenaga professional yang siap dan
terampil
e. Mengembangkan tenaga ahli dibidang ilmu agama dan ilmu-ilmu islami
lainnya.15
Dari tujuan-tujuan pendidikan agama tersebut, terlihat bahwa tujuan
utama pendidikan agama bukan sekedar mengalihkan pengetahuan dan
keteerampilan, melainkan lebih merupakan suatu ikhtiar untuk menggugah anak
didik bisa menjadi penganut atau pemeluk agama yang taat dan baik.
D. Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hermawati, S.Pd.I, melakukan penelitian yang berjudul : Peningkatan Hasil
Belajar PAI Melalui Metode LSQ, Jurusan Tarbiyah UIN Makassar, 2011.
15
Zuhairini, dkk, Metode Khusus Agama Islam, (Surabaya, Usaha Nasional, 1983), h. 192-193
22
Relevansi penelitian ini adalah dalam bentuk peningkatan hasil belajar dalam mata
pelajaran PAI melalui penelitian tindakan kelas.
2. Aksan, S. Pd.I, hasil belajar siswa melalui model pembelajaran aktif tipe Question
Student Have, Jurusan Tarbiyah STAIN Kendari, 2010. Relevansi penelitian ini
adalah dalam konteks jenis penelitian yang digunakan penelitian tindakan kelas
dan model pembelajaran yang menekankan pada kemampuan bertanya siswa.
3. Satriani, S.Pd.I, melakukan penelitian yang berjudul: Meningkatkan Hasil Belajar
PAI melalui Model Pembelajaran Learning tobe Question, Jurusan Tarbiyah UIN
Makassar, 2011, konteks penelitian ini adalah memperbaiki proses pembelajaran,
dimana siswa dapat terlibat lebih aktif dalam proses belajar mengajar, seperti
belajar mandiri, sehingga dengan sendirinya mulai terbentuk keterampilan dalam
bertanya melalui penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan uraian singkat penelitian relevan diatas, maka dapat
ditegaskan bahwa posisi penelitian ini adalah dalam konteks penerapan strategi
pembelajaran Learning Stars With a Question dalam rangka meningkatkan hasil
belajar PAi siswa kelas IV SDN 1 Lalonggasumeeto.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan yang telah ditetapkan,
maka strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan pendekatan,
perbaikan, dan peningkatan hasil belajar anak didik dengan strategi pembelajaran
Learning Starts With a Question yang dibantu oleh teman sejawat sebagai mitra kerja
dalam proses tindakan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanankan di SD Negeri 1 Lalonggasumeeto Kec.
Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe. Penelitian ini dilaksanakan Semester Ganjil
(Bulan Oktober – November) Tahun 2012.
C. Faktor-Faktor yang Diselidiki
1. Guru
Penelitian ingin mengetahui kemampuan guru dalam proses belajar
mengajar, serta pemahaman dan penguasaan guru dengan menggunakan strategi
Learning Starts With a Question.
2. Siswa
Peneliti akan menyelidiki pemahaman dan penguasaan anak didik
tentang materi, dan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.
23
24
D. Prosedur Penelitian
Siklus I
a. Perencanaan
1. Menyusun RPP pada KD menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT
2. Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan siswa
3. Menyiapkan format evaluasi
4. Mengembangkan skenario pembelajaran
b. Tindakan
1. Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki
KD yang akan dibahas
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan model pembelajaran Learning
Starts With a Question
4. Membagikan bahan ajar kepada siswa
5. Meminta siswa untuk membuat pertanyaan tentang hal-hal yang belum
dimengerti
6. Guru menjawab dan menjelaskan hal-hal yang ditanyakan siswa
7. Guru mengadakan tes
c. Observasi
Observasi
(kolaborasi)
mengamati
kegiatan
guru
pada
saat
pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen
pengamatan pembelajaran guru dan siswa
25
d. Refleksi
1. Siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan tepat
2. Siswa masih banyak merasa kesulitan untuk mencari sumber belajar,
sehingga hasil yang belum sempurna
3. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dapat disimpulkan untuk mencari
alternatif pemecahan masalah pada siklus ke 2
Siklus 2
a. Perencanaan
1. Menyusun RPP pada KD mengartikan sifat jaiz bagi Allah SWT
2. Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan siswa
3. Menyiapkan evaluasi
4. Mengembangkan skenario pembelajaran
b. Tindakan
1. Melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa
2. Menjelaskan materi pelajaran hari itu dengan menjelaskan tentang model
pembelajaran yang digunakan serta manfaatnya
3. Membagikan bahan ajar kepada siswa
4. Meminta siswa untuk membuat pertanyaan tentang hal-hal yang belum
dimengerti
5. Mengumpulkan pertanyaan dan mengelompokkan jenisnya
6. Guru menjawab dan menjelaskan hal-hal yang ditanyakan siswa
7. Guru mengadakan tes
26
c. Observasi
Observasi
(kolaborasi)
mengamati
kegiatan
guru
pada
saat
pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen
pengamatan pembelajaran guru dan siswa
d. Refleksi
1. Antusias siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar cukup baik, dan
terlihat siswa sudah aktif dalam pembelajaran.
2. Ketelitian dalam menjawab pertanyaan sudah terlihat baik.
3. Dari siklus ke-2 dapat disimpulkan bahwa siswa mancapai nilai kurang dari
75% dalam proses belajar mengajar sehingga kegiatan tidak dilanjutkan
pada siklus 3.
27
Gambaran pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut dapat
berpedoman pada model lewin, lebih lengkapnya dilihat pada rancangan
berikut:16
PERMASALAHAN
4.
5. SIKLUS I
6.
PERMASALAHAN
TINDAKAN I
REFLEKSI I
PERMASALAHAN
7.
BARU HASIL
REFLEKSI
SIKLUS II
PELAKSANAAN
TINDAKAN I
PENGUMPULAN
PENGAMATAN
DATA
PERENCANAAN
TINDAKAN II
PELAKSANAAN
REFLEKSI II
PENGAMATAN
TINDAKAN II
TINDAKAN
APABILA
PERMASALAHAN
E.
BELUM
DILANJUTKAN KE SIKLUS
BERIKUTNYA
TERSELESAIKAN
16
Suharsini arikunto, penelitian tindakan kelas, (jakarta, PT. Bumi Aksara, 2011) h.74
28
E. Teknik Pengumpulan Data
1.
Observasi, yakni melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa
melalui instrumen pengamatan
2.
Test, yakni untuk mengetahui hasil belajar siswa dan bagaimana penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran yang telah guru berikan ketika proses belajar
mengajar berlangsung
3.
Dokumentasi, yakni pengumpulan data dalam bentuk tabel, foto yang terkait
dalam penelitian ini.
F. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Perubahan yang terjadi pada siswa saat pembelajaran maupun sesudah
pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah deskripsi, memaparkan data hasil
pengamatan, pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai
tiap siklus.
2.
Peningkatan hasil belajar setiap siklus
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan analisis kuantitatif
dengan rumus :
Keseluruhan
a. Nilai = Jumlah
x 100 %
Skor Maksimum
b. Penentuan nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus : X = X
N
29
Dimana :
X
= Jumlah nilai yang diperoleh setiap siswa
N
= Jumlah seluruh siswa dalam kelas
X
= Jumlah siswa yang aktif
G. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian ini mengacu pada ketuntasan minimal pada
mata pelajaran PAI yang berlaku di SDN 1 Lalonggasumeeto, yaitu dari segi hasil
apabila 75% siswa mencapai nilai 70 dari materi yang dipelajari, maka indikator
kinerja sudah tercapai.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan Pendahuluan
Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan pertemuan dengan
guru bidang studi Pendidikan Agama Islam pada SDN 1 Lalonggasumeeto
Kecamatan Lalonggasemeeto Kabupaten Konawe. Pada pertemuan tersebut peneliti
melakukan diskusi dengan guru Pendidikan Agama Islam untuk mengetahui sejauh
mana proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan model pembelajaran yang
digunakan serta mengambil data atau nama-nama siswa yang menjadi subjek
penelitian yaitu kelas IV.
Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, peneliti memperoleh informasi
bahwa hasil belajar siswa kelas IV masih sangat rendah dalam memahami pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI). Ini dapat terlihat ketika dalam proses pembelajaran
banyak siswa yang kurang aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru, serta kurangnya minat siswa dalam mengajukan pertanyaan. Disamping itu guru
juga mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, karena disaat guru
menjelaskan banyak siswa yang kurang memperhatikan pejelasan guru, sehingga
guru yang bersangkutan hanya memberikan tugas untuk dikerjakan. Guru bidang
studi PAI belum menerapkan model pembelajaran Learning Starts With a Question
dalam pembelajaran PAI, sehingga peneliti memiliki peluang untuk menerapkannya.
30
31
Diskusi dengan guru PAI setiap saat dilakukan selama tahap persiapan,
sehingga peneliti memberikan informasi tentang jenis penelitian yang dilakukan
sekaligus meminta kesediaan guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk menjadi
kolaborator dalam penelitian tindakan kelas. Hal tersebut mendapat respon yang baik
sehingga diskusi dilanjutkan dengan merencanakan waktu pelaksanaan tindakan dan
kelas yang akan dijadikan objek penelitian.
Setelah melakukan pertemuan dengan guru bidang studi PAI, maka
langkah selanjutnya adalah peneliti ingin melihat langsung sejauh mana hasil belajar
yang diperoleh siswa dengan melakukan tes awal pra siklus dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa pada sifat jaiz Allah SWT, dan dari hasil pra
siklus tersebut dijadikan sebagai skor awal siswa yang dijadikan patokan dengan
melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran
Learning Starts With a Question. Hasil pra siklus I diambil dari cakupan materi yang
akan diajarkan berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil pra siklus belajar siswa kelas IV SDN 1
Lalonggasumeeto dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Data Perolehan Nilai Pra Siklus Siswa
NO.
NAMA
NILAI
1.
FENDI SAPUTRA
45
2.
RESKI NASIR
50
3.
SAPRUDIN
60
4.
MUH. APRIANSYAH
65
32
5.
SAPRI SAPUTRA
60
6.
GUSLAN
50
7.
MUH GIBRAN FAUZAN
40
8.
ARIA
50
9.
ALDIANSYAH
60
10.
HAERIYANTO
65
11.
MELINA
65
12.
DESTI PUSPITA
45
13.
ASTRID ANDINI
50
14.
NURTIN
50
JUMLAH
755
RATA-RATA
53,93
Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012
Pada nilai hasil belajar pada kegiatan pra siklus di atas menunjukkan
bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sifat jaiz bagi Allah SWT
memperoleh nilai > 60 sebanyak 06 orang atau sebesar 42,85% dengan nilai rata-rata
53,93.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
Setelah ditetapkan untuk menerapkan Learning Starts With a Question
maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan hal-hal yang diperlukan
pada saat pelaksanaan tindakan, antara lain Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar observasi guru dan siswa, soal evaluasi.
33
b. Pelaksaan Tindakan
Pelaksanaan tidakan diawali salam pembuka, melakukan apersepsi,
memberi motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki kompetensi dasar
yang akan dibahas, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya
menjelaskan materi pembelajaran dengan metode Learning Starts With a
Question, membagikan bahan belajar serta meminta siswa belajar
berpasangan, siswa membuat pertanyaan tentang hal-hal yang belum
dimengerti, mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan siswa.
Selanjutnya guru memulai pembelajaran dengan menjawab dan
menjelaskan hal-hal yang ditanyakan siswa. Bagian akhir dari siklus ini
guru memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi.
c. Observasi dan Evaluasi
1. Observasi
Hal-hal yang diobservasi dalam proses pembelajaran adalah
sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran, yakni : keaktifan
siswa selama belajar, sikap dan cara guru dalam menyampaikan materi
pelajaran yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran Learning Starts
With a Question. Hasil observasi terhadap siswa dan guru menunjukkan
hal-hal sebagai berikut :
i. Pada pertemuan pertama, siswa masih merasa
kaku dalam
pelaksanaan pembelajaran Learning Starts With a Question,
34
ii. Ada siswa yang kurang aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan. Namun siswa kelihatan sangat termotivasi untuk belajar,
mereka sangat antusias memperhatikan penjelasan guru.
iii. Siswa mulai berani mengungkapkan pendapatnya, hal ini terlihat
karena guru bertanya tentangt materi pelajarahn, mereka selalu
mengacungkan tangan untuk menjawabnya.
iv. Guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
scenario yang telah dibuat.
v. Penjelasan guru tentang cara penilaian dalam belajar secara individu
masih kurang.
vi. Hasil observasi terhadap siswa dan guru diamati dengan instrument
yang sudah disiapkan.
2. Evaluasi
Setelah dua kali pertemuan, pertemuan ketiga diadakan evaluasi
atau tes tindakan siklus I secara perorangan untuk melihat sejauh mana
siswa telah memahami materi pelajaran setelah menggunakan strategi
pembelajaran Learning Starts With a Question.
Berikut ini data perolehan nilai pada hasil siklus I strategi
pembelajaran Learning Starts With a Question, yakni :
.
35
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Siklus I
NO.
NAMA
NILAI
1.
FENDI SAPUTRA
50
2.
RESKI NASIR
50
3.
SAPRUDIN
65
4.
MUH. APRIANSYAH
70
5.
SAPRI SAPUTRA
65
6.
GUSLAN
60
7.
MUH GIBRAN FAUZAN
50
8.
ARIA
60
9.
ALDIANSYAH
60
10.
HAERIYANTO
70
11.
MELINA
70
12.
DESTI PUSPITA
50
13.
ASTRID ANDINI
55
14.
NURTIN
55
JUMLAH
830
RATA-RATA
59,28
Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012
Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas bahwa hasil tes pada siklus I
menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sifat jaiz Allah
SWT mengalami peningkatan dari tes awal. Siswa yang memperoleh nilai >
60 sebanyak 08 orang atau sebesar 57,14% dengan nilai rata-rata 59,28.
36
d. Refleksi
Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, strategi pembelajaran
Learning Starts With a Question belum sepenuhnya berjalan sempurna. Tahap
refleksi yang dilakukan antara peneliti dan guru kolaborator disimpulkan
bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.
Kepada siswa, kelemahan yang ada adalah siswa belum memahami
secara mendalam strategi pembelajaran Learning Starts With a Question,
sehingga interaksi siswa dalam bertanya dan membuat pertanyaan belum
maksimal, masih ada siswa yang kurang aktif.
Pihak guru, kelemahan yang ada adalah pemantauan gur terhadap
kegiatan siswa yang kurang efektif sehingga kadang-kadang siswa yang
membutuhkan bimbingan guru tidak diperhatikan. Guru juga masih kurang
menjelaskan tentang strategi pembelajaran Learning Starts With a Question.
Berdasarkan hasil observasi evaluasi, dan refleksi diatas, maka
penelitian ini dilanjutkan dengan tindakan siklus II karena indikator
keberhasilan penelitian tindakan kelas ini belum tercapai.
2. Deskripsi Tindakan Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada tindakana siklus I, maka
peneliti bersama guru kolaborator merencanakan tindakana siklus II.
Kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan tindakan siklus I akan
37
diperbaiki pada siklus II dengan harapan agar pemahaman siswa terhadap
pokok bahasan sifat-sifat jaiz Allah SWT dapat ditingkatkan. Hal-hal
yang akan dilakukan dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah :
1). Guru akan memaksimalkan pengawasan terhadap aktifitas siswa
selama pelaksanaan tindakan, sehingga siswa yang mengalami
kesulitan membuat pertanyaan-pertanyaan dapat lebih serius dan
dapat menjawab pertanyaan secara mandiri.
2). Guru menjalankan proses pembelajaran sesuai scenario yang telah
direncanakan.
3). Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang memperolah nilai
terbaik, sehingga dapat dijadikan contoh bagi siswa lain.
Tahap perencanaan siklus II peneliti menyiapkan hal-hal yang
diperlukan, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP), lembar observasi
dalam bentuk pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa, soal
evaluasi, menyiapkan sumber balajar berupa buku-buku penunjang.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada tahap ini, guru melakukan apresiasi untuk
memberikan motivasi dan mengarahkan siswa untuk memasuki pada
kompetensi dasar yaitu mengartikan sifat-sifat jaiz bagi Allah SWT yang
akan dipelajari, menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan
materi pelajaran tentang model pembelajaran yang digunakan serta
38
manfaatnya, guru membagikan bahan ajar, guru mengarahkan agar siswa
belajar berpasangan, siswa diberi kesempatan mempelajari sumber
belajar, meminta siswa untuk membuat pertanyaan tentang hal-hal yang
belum dimengerti.
Selanjutnya mengumpulkan pertanyaan dan mengelompokkan sejenisnya,
guru menjawab dan menjelskan hal-hal yang ditanyakan siswa, setelah itu
guru melakukan evaluasi dan menyimpulkan materi. Selama proses
pembelajaran berlangsung, peneliti terus mengobservasi jalannya
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi terhadap
aktivitas guru dan siswa.
c. Observasi
Proses pembelajaran pada tindakan siklus II telah mengalami peningkatan
dari siklus I, dari hasil observasi guru dan siswa sudah bersama-sama
melaksanakan proses pembelajran yang sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
Hasil observasi terhadap siswa menunjukkan hal-hal berikut :
i. Siswa sudah aktif, mereka senantiasa saling berbagi tugas dalam
kegiatan pembelajaran dengan membuat pertanyaan.
ii. Sebagian besar siswa selalu menunjukkan keinginan mereka untuk
menjawab pertanyaan.
iii. Siswa
mulai
membentuk
mengemukakan pendapat.
pengetahuan
baru
melalui
proses
39
iv. Siswa dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dalam
proses pembelajaran.
d. Evaluasi
Kegiatan selanjutnya adalah mengadakan tes tindakan siklus II secara
individual untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran setelah belajar melalui strategi pembelajaran Learning Starts
With a Question. Hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Data Perolehan Nilai Siswa Siklus II
NO.
NAMA
NILAI
1.
FENDI SAPUTRA
70
2.
RESKI NASIR
55
3.
SAPRUDIN
70
4.
MUH. APRIANSYAH
80
5.
SAPRI SAPUTRA
75
6.
GUSLAN
70
7.
MUH GIBRAN FAUZAN
55
8.
ARIA
70
9.
ALDIANSYAH
70
10.
HAERIYANTO
80
11.
MELINA
80
12.
DESTI PUSPITA
70
13.
ASTRID ANDINI
70
14.
NURTIN
75
JUMLAH
RATA-RATA
Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012
990
70,71
40
Pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran sifat jaiz bagi Allah SWT, mengalami
peningkatan dari hasil tes tindakan siklus I. Banyaknya siswa yang
memperole nilai > 70 adalah sebanyak 12 orang atau sebesar 85,71%
dengan nilai rata-rata 70,71. Maka hasil tes telah mengalami kemajuan
disbanding dengan hasil tes dan pelaksanaan tindakan siklus I dan dari
pelaksanaan tindakan siklus II yang telah memenuhi indikator penelitian
yang telah ditetapkan.
e. Refleksi
Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini telah menunjukkan kesempurnaan
baik dari pihak guru maupun siswa. Guru telah melaksanakan scenario
pembelajaran sepenuhnya. Siswa juga memperlihatkan keaktifan dalam
belajar. Walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mampu
mengemukakan pendapatnya ketika ditanya oleh guru namun mereka
sudah menunjukkan sikap yang baik terhadap strategi pembelajaran
Learning Starts With a Question dalam mata pelajaran pendidikan agama
Islam.
Untuk melihat secara jelas tentang peningkatan hasil belajar siswa kelas
IV SDN 1 Lalonggasumeeto setelah pelaksanaan tindakan, perlu disajikan
tabel rekapitulasi perolehan nilai tes pada siklus I dan siklus II.
Rekapitulasi nilai kedua siklus ini memperlihatkan secara detail siswa
yang mengalami kenaikan minimal maupun siswa yang mengalami
41
peningkatan hasil belajar. Secara rinci perolehan nilai hasil belajar siswa
pada dua siklus dapat dilihat pada tabel berikut :
NO.
Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai Siswa pada Kedua Siklus
NILAI
NAMA
SIKLUS I SIKLUS II

1.
FENDI SAPUTRA
50
70
120
2.
RESKI NASIR
50
55
105
3.
SAPRUDIN
65
70
135
4.
MUH. APRIANSYAH
70
80
150
5.
SAPRI SAPUTRA
65
75
140
6.
GUSLAN
60
70
130
7.
MUH GIBRAN FAUZAN
50
55
105
8.
ARIA
60
70
130
9.
ALDIANSYAH
60
70
130
10.
HERIYANTO
70
80
150
11.
MELINA
70
80
150
12.
DESTI PUSPITA
50
70
120
13.
ASTRID ANDINI
55
70
125
14.
NURTIN
55
75
130
JUMLAH
830
990
1820
RATA-RATA
59.28
70,71
Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012
C. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua (2) siklus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mengalami peningkatan hasil belajar siswa dari setiap
siklus. Pada pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh hasil belajar siswa sebesar
42
57,14% yang memperoleh nilai > 60. Penelitian masih dilanjutkan pada siklus II
karena belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 75%. Salah satu
penyebab sehingga hasil penelitian belum mencapai indikator kinerja yang telah
ditetapkan adalah siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang
diakibatkan pemahaman siswa belum sepenuhnya memahami materi.
Pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh hasil belajar siswa sebesar
85,71% yang memperoleh nilai > 70. Kenaikan hasil belajar siswa dari siklus I ke
siklus II disebabkan karenaa semakin pahamnya siswa terhadap pembelajaran
Learning Starts With a Question, serta siswa lebih diarahkan untuk terlibat secara
langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan melihat hasil tes pada tindakan siklus
II, maka penelitian ini dipandang sudah cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus
berikutnya, karena indikator keberhasilan penelitian ini sudah tercapai. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran Learning Starts With a Question dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
D. Analisis Ketuntasan Belajar Siswa
Uraian pada bagian ini akan menganalisis ketuntasan belajar siswa pada
mata pelajaran PAI berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan
deskripsi data penelitian, analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat
pada tabel berikut :
43
Tabel 4.5
Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
No
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
1.
Tuntas
08
57,14%
2.
Tidak tuntas
06
42,86%
14
100%
Jumlah
Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012
Berdasarkan analisis data hasil penilaian pada siklus I, bahwa siswa yang
tuntas sebanyak 08 orang atau 57,14% dan yang tidak tuntas sebanyak 06 orang atau
42,86%. Ini berarti indikator keberhasilan pada siklus I belum tercapai.
Selanjutnya, analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus II berdasarkan
perolehan nilai hasil tes pada akhir pertemuan siklus II. Hasil analisis ketuntasan
belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6
Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
No
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
1.
Tuntas
12
85,71%
2.
Tidak tuntas
02
15,29%
14
100%
Jumlah
Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012
Berdasarkan analisis data hasil penilaian pada siklus II, bahwa siswa yang
tuntas sebanyak 12 orang atau 85,71% dan yang tidak tuntas sebanyak 02 orang atau
14,29%. Ini berarti indikator keberhasilan pada siklus II sudah tercapai.
44
Berdasarkan hasil analisis data pada kedua siklus di atas, terlihat bahwa
pembelajaran dengan menggunakan strategi Learning Starts With a Question pada
mata pelajara PAI dapat lebih meningkatkan kemampuan bertanya siswa serta
kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan. Dengan Learning Starts With a
Question, siswa lebih diarahkan untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.
Proses belajar yang demikian akan menghadirkan suasana pembelajaran yang aktif,
inobatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta berakhir pada hasil belajar yang
diinginkan.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada setiap siklus tindakan yang telah
dilakukan , dapat disimpulkan bahwa, melalui strategi pembelajaran Learning Starts
With a Question materi pokok sifat jaiz Allah SWT semester ganjil khususnya di
kelas IV SDN 1 Lalonggasumeeto Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe
Tahun Pelajaran 2012/2013, bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Hal ini
ditunjukkan pada nilai siswa setelah tindakan siklus I meningkat dibandingkan
dengan nilai pra siklus yakni 53,93 menjadi 59,28. Namun belum mencapai indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Selanjutnya nilai rata-rata siswa setelah siklus II
meningkat dibandingkan dengan nilai rata-rata siklus I yaitu 59,28 menjadi 70,71 dari
segi rata-rata telah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 75% siswa
telah mendapat nilai minimal 70,00.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat peneliti ajukan
adalah sebagai berikut:
1. Kepada guru PAI diharapkan dapat menerapkan strategi pembelajaran
learning starts with a question untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
45
46
2. Untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dalam bertanya baik lisan
maupun tulisan memerlukan banyak latihan dengan melakukan pendekatan
untuk memberikan motivasi sehingga terbentuk rasa percaya diri
3. Kepada peneliti berikutnya, diharapkan dapat membandingkan penggunaan
model-model pembelajaran untuk mengetahui keaktifan siswa yang
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dikelas.
47
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Jakarta, Remaja
Rosdakarya, 2004
Abdullah, Pengembangan Kurikulum, jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2010
Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, Jogjakarta, Ar-Ruzz
Media, 2010
Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Spritual Bagi Anak,
Jokjakarta, Ar-Ruzz Media, 2010
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: ArRuzz Media, 2010
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media,
2010
http://@mayos.wordpress.com/2009/Metode Learning To Be Question/, diakses pada
tanggal 10 April 2012
http://alone pengertian.blogspot.com/2010/Pembelajaran
Diakses pada tanggal 10 April 2012
LSQ-Learning,
html.
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Ditjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam
Marno dan Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media 2010
Masdin, Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Gresik, 2006
Pupuh Faturrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, PT.
Refika Aditama, 2007
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2011
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung, CV. Wacana Prima, 2008
Sunaryo Kartadinata dkk, Bimbingan di Sekolah Dasar, Depdikbud, 1999
Undang-undang No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Cet. I, Jakarta,
Indonesia Legal Center Publishing, 2008
47
48
Zuharini, dkk, Metodik Khusus Agama Islam, Surabaya, Usaha Nasional, 1983
Zainal Akib, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, CV. Irama Widya, 2009
49
50
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SDN 1 Lalonggasumeeto
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok
: Sifat Jaiz Allah SWT
Pertemuan Ke
: 1 (Siklus I)
Kelas/Semester
: IV/1
Alokasi Waktu
: 2 X 45 Menit
A. Standar Kompetensi
Mengenal sifat jaiz bagi Allah SWT
B. Kompetensi Dasar
Menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT
C. Indikator
 Menjelaskan pengertian sifat jaiz bagi Allah SWT
 Mampu membedakan sifat jaiz bagi Allah SWT
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran berlangsung, siswa diharapkan dapat :
 Menyebutkan sifat jaiz Allah SWT
 Mengartikan sifat jaiz Allah SWT
 Membedakan sifat jaiz dan mustahil Allah SWT
E. Materi Pembelajaran
Menunjukkan sifat jaiz Allah SWT
F. Metode Pembelajaran
51
Learning Starts With a Question bentuk pelaksaannya dibantu dengan metode
ceramah untuk menjelaskan pertanyaan siswa dan metode tanya jawab untuk
mengajak siswa berpikir dan menjawab pertanyaan.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (15 Menit)
 Guru mengkondisikan kelas
 Guru dan siswa membaca dan do’a sebelum belajar
 Guru mengabsen siswa
 Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
Learning Starts With a Question.
2. Kegiatan Inti (45 Menit)
 Siswa diberi kesempatan untuk membaca
 Siswa merumuskan pertanyaan dari bacaan yang kurang dipahami atau
tidak dimengerti dalam bentuk tulisan
 Guru menjelaskan pelajaran mulai dari pertanyaan siswa
 Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
3. Kegiatan Akhir (30 Menit)
 Guru mengadakan tes evaluasi
 Salam penutup
H. Sumber/Alat Belajar
1. Sumber Belajar
 Buku paket Pendidikan Agama Islam Kelas IV, Al-Qur’an dan
terjemahannya
 Buku penunjang lain yang relevan
2. Alat Belajar
Spidol, penghapus, papan tulis, lembar observasi guru dan siswa, lembar tes.
52
I.
Penilaian
1. Tekhnik
Tes lisan dan tulisan
2. Bentuk Instrumen
Pertanyaan
Bumi Indah,
Kolaborator
2012
Peneliti,
HARMAWATI MUIN, S. Pd.I
NIP. 19710424 199208 2 001
ZAKIAH RACHIM GE
NIM. 10010101088
MENGETAHUI
KEPALA SDN 1 LALONGGASUMEETO
ABU SAID, A. Ma. Pd
NIP. 19550802 197902 1 003
53
TES TINDAKAN SIKLUS I
Nama :
Kelas :
Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar !
1. Dalam sifat jaiz Allah SWT, kita ditegaskan untuk . . . .
a. Mempertebal iman dan takwa pada Allah SWT
b. Mengetahui sifat jaiz Allah SWT
c. Mengikuti sifat jaiz Allah SWT
d. Menghafal sifat jaiz Allah SWT
2. Allah SWT bersifat Maha kuasa disebut . . . .
a. Iradah
c. Baqa
b. Qudrah
d. Fana
3. Sifat jaiz Allah SWT ada . . . .
a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
4. Jika Allah menghendaki terjadi pasti akan . . . .
a. Terjadi
c. terlena
b. Terserah
d. terbiasa
5. Orang yang menyekutukan Allah disebut . . . .
a. Syirik
c. Dosa
b. Musyrik
d. Durhaka
6. Bila berjanji ucapkan . . . .
a. Inna Lillahi
c. Allahu Akbar
b. Insya Allah
d. La illah
7. Sifat Wajib bagi Allah jumlahnya . . . .
a. 20
c. 22
b. 21
d. 23
8. Akhir bacaan Kun Fayakun terdapat dalam surah . . . .
a. Al-Fill
c. Ali-Imran
b. Yasin
d. Al-A’raf
9. Bacaan Kun Fayakun artinya jadilah maka . . . .
a. Tersebarlah ia
c. Tercepatlah ia
b. Terbinalah ia
d. Terjadilah ia
10. Sifat mustahil bagi Allah yaitu sifat lemah disebut . . . .
a. Adam
c. Al Ajzu
b. Hudus
d. Baqa
54
KUNCI JAWABAN
1. A
6. B
2. B
7. A
3. A
8. B
4. A
9. D
5. A
10. C
55
56
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SDN 1 Lalonggasumeeto
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Materi Pokok
: Sifat Jaiz Allah SWT
Pertemuan Ke
: 2 (Siklus II)
Kelas/Semester
: IV/1
Alokasi Waktu
: 2 X 45 Menit
A. Standar Kompetensi
Mengenal sifat jaiz bagi Allah SWT
B. Kompetensi Dasar
Menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT
C. Indikator
 Menjelaskan arti sifat jaiz bagi Allah SWT
 Menghafal arti sifat jaiz dan mustahil bagi Allah SWT
 Menunjukkan contoh sifat jaiz bagi Allah SWT
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran berlangsung, siswa diharapkan dapat :
 Menjelaskan arti sifat jaiz bagi Allah SWT
 Menghafal arti sifat jaiz dan mustahil bagi Allah SWT
 Menunjukkan contoh sifat jaiz bagi Allah SWT
E. Materi Pembelajaran
Menjelaskan arti sifat jaiz Allah SWT
F. Metode Pembelajaran
57
Learning Starts With a Question bentuk pelaksaannya dibantu dengan metode
ceramah untuk menjelaskan pertanyaan siswa dan metode tanya jawab untuk
mengajak siswa berpikir dan menjawab pertanyaan.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (15 Menit)
 Guru mengkondisikan kelas
 Guru dan siswa membaca dan do’a sebelum belajar
 Guru mengabsen siswa
 Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
Learning Starts With a Question.
 Menyampaikan pokok-pokok pembelajaran
2. Kegiatan Inti (45 Menit)
 Siswa diberi kesempatan untuk membaca
 Siswa merumuskan pertanyaan dari bacaan yang kurang dipahami atau
tidak dimengerti dalam bentuk tulisan
 Guru menjelaskan pelajaran mulai dari pertanyaan siswa
 Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
3. Kegiatan Akhir (30 Menit)
 Guru mengadakan tes evaluasi
 Salam penutup
H. Sumber/Alat Belajar
1. Sumber Belajar
 Buku paket Pendidikan Agama Islam Kelas IV, Al-Qur’an dan
terjemahannya
 Buku penunjang lain yang relevan
58
2. Alat Belajar
Spidol, penghapus, papan tulis, lembar observasi guru dan siswa, lembar tes.
I.
Penilaian
1. Tekhnik
Tes lisan dan tulisan
2. Bentuk Instrumen
Isian
Bumi Indah,
Kolaborator
2012
Peneliti,
HARMAWATI MUIN, S. Pd.I
NIP. 19710424 199208 2 001
ZAKIAH RACHIM GE
NIM. 10010101088
MENGETAHUI
KEPALA SDN 1 LALONGGASUMEETO
ABU SAID, A. Ma. Pd
NIP. 19550802 197902 1 003
59
TES TINDAKAN SIKLUS II
Nama :
Kelas :
Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar !
1. Sifat jaiz bagi Allah SWT artinya . . . .
a. Dapat
c. Boleh berbuat apa saja
b. Bisa
d. Semua benar
2. Fi’lu kulli Mumkimin au tarkuhu artinya . . . .
a. Allah boleh berbuat sesuatu atau meninggalkannya
b. Allah boleh berbuat sesuatu tetapi tidak boleh meninggalkannya
c. Allah tidak boleh berbuat apa-apa
d. Allah selalu meninggalkan perbuatannya
3. Bacaan yang dianjurkan apabila kita melihat atau mengalami musibah yaitu . . . .
a. Inna Lilllahi Wa Inna Lillahi Rajiun
b. Insya Allah
c. Allahu Akbar
d. La Illaha Illalah
4. Alam semesta dan segala isinya adalah ciptaan . . . .
a. Rasul
b. Allah SWT
c. Malaikat
d. benar semua
5. Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-nyalah kami kembali, terdapat dalam
surah . . . . .
a. Al- Baqarah : 156
c. Al- Baqarah : 15
b. Al- Baqarah : 61
d. Salah Semua
6. Dibawah ini contoh sifat jaiz bagi Allah, kecuali…..
a. Hari panas tiba-tiba hujan
b. Cuaca mendung, tapi tidak jadi hujan
c. Pohon mangga yang berbuah rambutan
d. Cuaca mendung, hujan turun.
7. Insya Allah artinya . . . .
a. Jika Allah berkehendak
b. Jika Allah mengizinkan
c. Jika Allah mengehedaki
d. Jadilah
8. Perbuatan Syirik adalah perbuatan dosa besar yang tidak akan diampuni Allah,
terdapat dalam surah . . . . .
a. Yasin
c. lukman
b. An- Nisa
d. Al- Baqarah
9. Allah tidak suka pada orang yang sombong, terdapat dalam surah . . . . .
a. Yasin
c. Lukman
b. An- Nisa
d. Al- Baqarah
10.Sifat mustahil bagi Allah jumlahnya . . . . .
a. 20
b. 21
c. 22
d. 23
60
KUNCI JAWABAN
1.
D
6. D
2.
A
7. B
3.
A
8. B
4.
B
9. C
5.
A
10. A
61
INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU SAAT KBM
PENELITAN TINDAKAN KELAS
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Sekolah
: SDN 1 Lalonggasumeeto
Siklus
: I (Satu)
No
Kegiatan
Ya
Tidak
A. Pendahuluan
1
Guru melakukan apersepsi
√
2
Guru memberikan motiivasi
√
3
Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai
√
4
Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
√
B. Kegiatan Inti
5
Guru mengelompokkan siswa
√
6
Guru membagikan bahan belajar
√
7
Guru memberikan kesempatan kepada siswa membaca
√
dan membuat pertanyaan yang belum dimengerti
√
8
Guru mengamati aktivitas siswa
√
9
Guru menjawab hal-hal yang dipertanyakan
√
√
10 Guru melakukan pengembangan materi pelajaran
C. Penutup
11
Guru melaksanakan tes
√
12
Salam penutup
√
62
INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU SAAT KBM
PENELITAN TINDAKAN KELAS
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Sekolah
: SDN 1 Lalonggasumeeto
Siklus
: I (Satu)
No
Kegiatan
Ya
A. Pendahuluan
1
Guru melakukan apersepsi
√
2
Guru memberikan motiivasi
√
3
Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai
√
4
Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
√
B. Kegiatan Inti
5
Guru mengelompokkan siswa
√
6
Guru membagikan bahan belajar
√
7
Guru memberikan kesempatan kepada siswa membaca
√
dan membuat pertanyaan yang belum dimengerti
√
8
Guru mengamati aktivitas siswa
√
9
Guru menjawab hal-hal yang dipertanyakan
√
10 Guru melakukan pengembangan materi pelajaran
√
C. Penutup
11
Guru melaksanakan tes
√
12
Salam penutup
√
Tidak
63
INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN SISWA
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Sekolah
: SDN 1 Lalonggasumeeto
Siklus ke
:I
No
Aspek Yang diobservasi
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
1
Aktif mencari sumber belajar





-

2
Antusias Siswa





-

3
Efektif pemanfaatan waktu



-
-
-
-
4
Mengajukan pertanyaan





-

5
Lancer menjawab pertanyaan antar kelompok
-
-
-




6
Keberanian mengemukakan ide





-

Beri tanda  bila sesuai
Keterangan : kegiatan belajar mengajar memuaskan
Kolaborator
HARMAWATI MUIN, S.Pd.I
NIP. 19710424 199208 2 001
64
INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN SISWA
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Sekolah
: SDN 1 Lalonggasumeeto
Siklus ke
: II
No
Aspek Yang diobservasi
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
1
Aktif mencari sumber belajar







2
Antusias Siswa







3
Efektif pemanfaatan waktu







4
Mengajukan pertanyaan







5
Lancer menjawab pertanyaan antar kelompok







6
Keberanian mengemukakan ide



-

-

Beri tanda  bila sesuai
Keterangan : kegiatan belajar mengajar memuaskan
Kolaborator
HARMAWATI MUIN, S.Pd.I
NIP. 19710424 199208 2 001
Download