1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya mutu pendidikan pada tingkat sekolah dasar merupakan pekerjaan rumah dan analisis bagi para guru SD. Oleh karena itu, para guru SD merupakan pondasi dasar bagi kemantapan anak didik, sehingga guru merupakan subyek pembelajaran siswa yang berperan sebagai motivator yang sangat strategis dalam perkembangan kognitif anak (pengetahuan), afektif anak (sikap), dan psikomotor anak (keterampilan). Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang_Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional adalah “Mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreaktif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1 Berdasarkan fungsi tersebut pemerintah menyelengarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, (Cet. 1. Jakarta, Indonesia Legal Center Publishing, 2008), h. 111 1 2 Permasalahan tersebut yang terjadi di SD Negeri 1 Lalonggasumeeto adalah kurang bervariasinya metode pembelajaran yang diterapkan. Kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, sehingga kemampuan siswa diberi kesempatan untuk bertanya terlihat fakum dan ketika diberi pertanyaan hanya satu atau dua orang saja yang bisa menjawab. Hal ini menggambarkan bahwa siswa tidak memiliki pengetahuan tentang materi pembelajaran yang diberikan. Sesungguhnya banyak metode yang bisa diterapkan oleh guru agar lebih menuntut siswa untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Guru harus memilih strategi-strategi yang jitu dan efektif ketika mengajar, sehingga proses belajar menjadi nyaman, menyenangkan dan tidak membosankan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan mengajar yang baik pula dengan menguasai metode pembelajaran selain diperlukan pula sikap mental untuk mau memperbaiki atau meningkatkan kemampuan mengajar. Kesulitan belajar siswa tidak selalu disebabkan oleh tingkat IQ yang rendah atau kemalasan siswa saja, tetapi bisa juga disebabkan oleh kurangnya strategi yang menarik dari guru dalam proses penyampaian materi upaya untuk lebih meningkatkan keberhasilah belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pembelajaran.2 2 Sunaryo Kartadinata, dkk. Bimbingan di Sekolah Dasar, (Depdikbud, 1999), h.53 3 Kondisi demikian terlihat pada proses pembelajaran di SD Negeri 1 Lalonggasumeeeto, menunjukkan rendahnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang belum mampu mencapai tingkat penguasaan materi yang diinginkan, sehingga anak didik perlu diberikan pondasi pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kegiatan belajarnya. Disamping itu, keaktifan siswa dinilai dari perannya dalam pembelajaran, seperti bertanya, manjawab pertanyaan, dan memberi tangapan. Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai peranan penting dalam menciptakan kondisi pembelajran yang mendorong peran aktif pemahaman siswa. Usaha untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat melibatkan peran aktif siswa membutuhkan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan bervariasi, sehingga siswa akan berperan aktif dan tercapai hasilyang diharapkan. Penggunaan strategi pembelajaran Learning Starts With a Question merupakan salah satu cara guru mengukur daya serap siswa setelah menerima materi pembelajaran. Selain itu, juga melatih anak didik untuk dapat mengemukakan pertanyaan terhadap materi yang belum dipahami dengan baik oleh siswa, sehingga nantinya berdampak pada motivasi untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Melalui pembelajaran Learning Starts With a Question siswa di tuntut untuk belajar aktif yaitu dalam bertanya, melalui bertanya akan memberikan banyak 4 manfaat, yaitu siswa menjadi berfikir, menghilangkan perasaan malu dan takut, serta merupakan salah satu cara untuk mengkaji ulang pembelajaran.3 Dalam proses pembelajaran diperlukan suatu solusi dengan mempertimbangkan metode pembelajaran yang aktif agar motivasi dan hasil belajar siswa tentu lebih ditingkatkan dengan penggunaan metode pembelajaran secara bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan materi yang dipelajari seperti penggunaan strategi pembelajaran Learning Starts With a Question. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut: 1. Rendahnya minat baca siswa 2. Rendahnya kemampuan bertanya siswa dalam proses pembelajaran 3. Rendahnya kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan 4. Rendahnya motivasi belajar siswa 5. Rendahnya hasil belajar siswa C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : bagaimana meningkatkan hasil belajar PAI 3 Http://Amay05.Wordpres.Com/2008/ Model Learning Starts With a Question. Diakses pada tanggal 10 April 2012 5 melalui pembelajaran Learning Starts With a Question pada siswa kelas IV SDN 1 Lalonggasumeeto, Kab. Konawe ?. D. Hipotesis Tindakan Dalam upaya memecahkan permasalahan tentang rendahnya kemampuan bertanya dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI proses pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran Learning Starts With a Question. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar PAI melalui strategi pembelajaran Learning Starts With a Question pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Lalonggasumeeto Kec. Lalonggasumeeto Kab. Konawe. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar PAI b. Meningkatkan keberanian bertanya c. Meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat 2. Bagi guru a. Guru menjadi kreatif dan termotivasi pada teknik pembelajaran yang dipakai 6 b. Meningkatkan kemampuan mengajar, terutama keterampilan bertanya, sehingga menghadirkan kelas yang efektif c. Dapat meningkatkan pemahaman guru kolaborasi tentang PTK d. Berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri G. Definisi Operasional Dalam memahami masalah penelitian ini, maka peneliti mendefinisikan variabel penelitian sebagai berikut: 1. Learning Starts With A Question adalah metode pembelajaran yang dimulai dengan siswa diberi kesempatan membaca tentang materi yang kan diajarkan sebelum guru memulai pembelajaran dan mengajukkan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti terkait materi tersebut. 2. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran tertentu. Dalam penelitian ini hasil belajar akan diperoleh melalui test untuk mengetahui hasil belajar akhir siswa. 3. Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD Negeri 1 Lalonggasumeeto yang merupakan bimbingan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikan, siswa dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam. 7 BAB II PEMBAHASAN A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui latihan atau pengalamanpengalaman yang pernah dilakukan. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya akan terbantu dalam memecahkan permasalahan dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sumiati dan Asra1 mengemukakan, “Belajar itu merupakan suatu proses, tentu membutuhkan waktu. Hasil belajar tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi memerlukan usaha. Suatu proses 1 belajar harus bersifat praktis dan Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung : CV. Wacana Prima, 2008), h. 39 7 8 langsung, artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang harus melakukannya, tanpa melalui perantara orang lain. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni2, berpendapat : ahli psikologi memandang belajar sebagai perubahan yang dapat dilihat dan tidak peduli apakah hasil belajar tersebut menghambat atau tidak menghambat proses adaptasi seseorang terhadap kebutuhan masyarakat lingkungannya. Sedangkan para ahli pendidikan kebutuhan masyarakat dan memandang bahwa belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Definisi para ahli tentang belajar, sebagai berikut : a. Skinner (dalam Barlow 1985), mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. b. Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Leraning (1975) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu tang disebabkan oleh pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. c. M. Sobry Sutikno dalam bukunya Menuju Pendidikan Bermutu (2004), mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 2 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2010), h. 14-15 9 d. C.T. Morgan dalam Introduction to Psychology (1962) merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menerapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu. e. Thursan Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efekif (2002), mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peingkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuannya.3 Dari berepa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakekatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar dapat berhasil dengan baik. 2. Prinsip-Prinsip Belajar Di dalam tugas melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut : (Soekanto dan Winataputra, 1997) 3 Pupuh Faturrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2007), h. 5-6 10 a. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif. b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. c. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar. d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti. e. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya. Agar belajar dapat mencapai sasaran, maka proses belajar sepatutnya dilakukan secara aktif, melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, melakukan, mencari, dan menemukan, keaktifan belajar sebagai prasyarat diperolehnya hasil belajar tersebut. 3. Bentuk-Bentuk Belajar Bentuk-bentuk belajar mempunyai kaitan dengan proses untuk memperoleh hasil belajar. Oleh karena mengajar merupakan serangkaian upaya untuk memberi kemudahan bagi siswa agar terjadi proses belajar. Maka, bentukbentuk belajar pun mempunyai kaitan dengan proses pembelajaran. a. Belajar Verbal Bentuk belajar verbal merupakan bentuk belajar sederhana, dan dapat menjadi dasar begi bentuk-bentuk belajar lain. Belajar verbal berkaitan juga 11 dengan bentuk belajar konsep dan aturan. Dalam pembelajaran bahasa misalnya, kemampuan membentuk asosiasi verbal sangat penting, agar seseorang dapat menyatukan atau menjelaskan tentang apa yang dibayangkan atau tentang obyek tertentu. b. Belajar Konsep dan Prinsip Belajar konsep dan prinsip dapat diterapkan pada seluruh jenis mata pelajaran termasuk dalam belajar bahasa. Seseorang dapat mengungkapkan ideidenya dalam ungkapan kata-kata dengan baik dan benar, jika dia menguasai konsep dan prinsip. Oleh karena itu, proses belajar menggunakan metode pencapaian konsep dapat diterapkan dalam belajar bahasa. c. Belajar Pemecahan Masalah Kemampuan pemecahan masalah banyak menunjang kreatifitas seseorang, yaitu kemampuan menciptakan ide baru, baik yang bersifat asli ciptaannya sendiri, maupun merupakan suatu modifikasi (perubahan) dari berbagai ide yang telah ada sebelumnya. Disamping itu, kemampuan pemecahan masalah ada yang dicapai melalui proses berpikir verbal, seperti melalui diskusi, ada pula yang dicapai melalui proses penemuan. d. Belajar Keterampilan Kegiatan belajar sesuai dengan bentuk belajar keterampilan menekankan pada proses latihan. Tahapan latihan ini dimulai dengan pencapaiana hasil belajar kognitif, baik berupa konsep dan prinsip. Selanjutnya, dilakukan latihan menyesuaikan gerakan dengan aturan-aturan tertentu dan 12 melalui latihan lebih lanjut, diberi kebebasan untuk mengembangkan kemampuan sampai mencapai keterampilan yang berbentuk. 4. Faktor-Faktor Dalam Belajar Ada beberapa faktor dalam belajar, antara lain : a. Motivasi untuk Belajar Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk berprilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku dalam belajar. Motivasi belajar memegang peranan cukup besar terhadap pencapaian hasil. Tanpa motivasi belajar siswa tidap dapat belajar. Oleha keran itu, bagi seorang siswa motivasi untuk belajar pada umumnya timbul karena adanya rangsangan, baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya. b. Tujuan yang Hendak Dicapai Tujuan sebagai salah satu faktor yang terdapat dalam belajar seharusnya timbul dan ada pada diri siswa. Seorang siswa memasuki suatu jenjang pendidikan tentu mempunyai tujuan. Dapat saja tujuan itu dirangsang oleh orang lain, tetapi harus menjadi milik dan bagian dari diri sendiri yang melakukan proses belajar itu yaitu siswa. Jadi pada dasarnya siswa belajar dan akan memperoleh hasil belajat secara efisien jika mempunyai tujuan. c. Situasi yang Mempengaruhi Proses Belajar Faktor situasi atau keadaan yang mempengaruhi proses belajar pada siswa berkaitan dengan diri siswa sendiri, keadaan belajar, proses belajar, guru 13 yang memberi pelajaran, teman belajar dan bergaul, serta program belajar yang ditempuh merupakan faktor yang mempunyai pertalian erat dengan yang lain. Itu semua merupakan komponen keadaan keadaan (situasi) belajar yang menjadi salah satu faktor penting dalam belajar. B. Learning Starts With a Question 1. Pengertian LSQ LSQ adalah singkatan dari Learning Starts With a Question, yang merupakan suatu model pembelajaran aktif dalam bertanya, siswa aktif dalam bertanya, dan siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari dengan membaca terlebih dahulu. Dengan membaca, siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajarinya. Sehingga apabila dalam membaca atau membahas materi tersebut terjadi kesalahan konsep maka akan terlihat dan dapat dibahas serta dibenarkan secara bersama-sama di dalam kelas.4 Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan : a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang dibicarakan. c. Mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif dari siswa d. Menuntun proses berfikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa dalam menetukan jawaban yang baik. e. Memuaskan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.5 4 http://Alone Education.blogspot.com/2008/strategi pembelajaran LSQ-Learning/html. Diakses pada tanggal 10 April 2012 5 Marno dan Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media 2010), h. 115-116 14 Oleh sebab itu, keterampilan serta kelancaran bertanya dari guru perlu dilatih dan ditingkatkan. Peningkatan keterampilan bertanya meliputi aspek isi pertanyaan maupun aspek teknik bertanya. Aspek isi, pertanyaan dikemukakan dengan penuh kehangatan. 2. Komponen LSQ Suatu pertanyaan yang baik bisa ditinjau dari segi isinya, tetapi jika cara menyampaikannya kepada siswa tidak tepat, akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan yang dikehendaki. Ada faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan, antara lain : a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan Agar pertanyaan yang dikemukakan itu jelas maksudnya, serta tampak benar kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan yang lainnya. b. Kecepatan dan selang waktu Kecepatan menyampaikan pertanyaan tergantung pada jenis pertanyaan itu sendiri c. Arah dan distribusi penunjukan (penyebaran) Pertanyaan yang diajukan seharusnya kepada seluruh siswa, sehingga seluruh siswa didorong untuk berusaha menentukan jawabannya. 15 d. Teknik penguatan Teknik penguatan ini akan menimbulkan sikap yang positif bagi siswa serta meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga memungkinkan pencapaian prestasi belajar yang tinggi e. Teknik menuntun Pertanyaan ini bearmaksud untuk menuntun siswa agar isinya dapat menemukan jawaban yang lebih benar. f. Teknik menggali Pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut dari siswa guna mengembangkan kualitas jawaban yang pertama, sehingga yang beirkutnya lebih jelas, akurat, serta lebih beralasan. g. Pemusatan Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang ruang lingkupnya luas, kemudian dilanjutkan kepertanyaan yang lebih khusus h. Pindah gilir Teknik ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan keseluruh kelas, kemudian memilih siswa tertentu, dan dilanjutkan ke siswa yang lain.6 Situasi proses pembelajaran memungkinkan untuk dapat mengembangkan kebebasan mengeluarkan aspirasi, berupa pertanyaan atau jawaban, baik siswa maupun guru. 6 Ibid., h. 123-128 16 3. Prosedur LSQ Prosedur LSQ dalam mengaktifkan kegiatan belajar siswa dengan mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran dimulai. Dengan langkah sebagai berikut : a. Bagikan bahan belajar dan mintalah mereka belajar berpasangan b. Siswa diminta buat pertanyaan hal-hal yang belum dimengerti c. Kumpulkan semua pertanyaan dan kelompokkan sejenisnya atau yang paling banyak dibutuhkan siswa. d. Mulailah pelajaran dengan menjawab dan menjelaskan hal-hal yang mereka tanyakan e. Cara ini akan terjadi pembelajaran tanya jawab secara aktif.7 Penerapan strategi ini didasari bahwa siswa sudah memiliki pengetahuan tentang topic pembelajaran yang dipelajari. Untuk mengajak siswa berpikir lebih serius, guru dapat mengajukan pertanyaan untuk memperoleh jawaban yang tepat, serta siswa dituntut untuk aktif bertanya, terdorong untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, serta dapat memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar, sehingga dengan kesiapan tersebut, maka siswa secara aktif membangun sendiri konsep maupun pengetahuannya.8 7 Ibid., 151-152 http://@mayos.wordpress.com/2009/metode Learning To Be Question/, diakses pada tanggal 10 April 2012 8 17 4. Kelebihan dan kelemahan metode LSQ Dari uraian langkah-langkah pembelajaran metode LSQ terdapat beberapa kelebihan, yaitu : a. Siswa menjadi siap mulai pelajaran karena siswa belajar terlebih dahulu b. Siswa akan lebih aktif membaca c. Materi akan dapat diingat lebih lama d. Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi tanpa bantuan guru e. Mendorng tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka Metode LSQ juga memiliki beberapa kelemahan. Adapun kelemahan dari metode Learning Starts With a Question adalah : a. Ada beberapa siswa yang malu untuk bertanya b. Tidak semua siswa membaca materi pelajaran.9 C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan anak didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut 9 http://amay.blogspot.com/2008/Strategi pembelajaran LSQ-Learning.html, diakses 10 April 2012 18 agama lian dalam hubungannya dengan kerukunan antar-umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.10 Pendidikan agama Islam merupakan suatu upaya atau proses pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap dan perilaku untuk mencari, mengembangkan, memelihara, serta menggunakan ilmu dan perangkat teknologi atau keterampilan demi kepentingan manusia sesuai dengan ajaran Islam. Dalam konteks PAI, siswa perlu terus dibelajarkan. Bagaimana menjadikan PAI sebagai sarana yang menyejukkan keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Anak-anak sangat perlu dikenalkan kepada agama sejak usia dini. Meskipun masih kecil anak-anak belum bisa untuk memahami agama dengan baik, pembiasaan ini sangat penting agar jiwa anak-anak dekat dengan Tuhannya, memang ada sebagian orang tua yang berpendapat bahwa anak kecil tidka perlu diajak beragama dahulu, dalam arti tidka perlu diajak beribadah sebagaimana orang dewasa. Namun, menurut Akhmad Muhaimin Azzet, “pembiasaan sejak dini itu sangat penting sekali. Seiring dengan bertambah usianya, pengertian dan pemahaman agama kita berikan sedikit demi sedikit kepada anak-anak”.11 Agar tujuan PAI bisa maksimal, maka penggunaan metode sebagai alat pencapaian mutlak diperlukan sesuai situasi dan kondisi, serta mampu 10 Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Yogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2010), h. 192 Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Spritual Bagi Anak, (Yokjakarta, Ar-Ruzz Media, 2010), h. 35 11 19 mempengaruhi ssatu sama lain dikalangan siswa dan terbina saling ketergantungan antara guru dan siswa dalam suasana kebersamaan. Ada beberapa pendekatan yang perlu dikaji berkaitan dengan pengajaran PAI. Pertama, pendekatan psikologis yang meliputi aspek rasional/intelektual, aspek emosional dan aspek ingatan. Aspek rasional/intelektual mendorong manusia untuk memikirkan ciptaan Tuhan di langit dan di bumi. Aspek emosional mendorong manusia untuk merasakan adanya Tuhan sebagai pengendali jalannya alam dan kehidupan. Aspek ingatan dan keinginan manusia mendorong untuk menghayati dan mengamalkan nilainilai agamanya. Kedua, pendekatan sosio-kultural, suatu pendekatan yang melihat manusia tidak saja sebagai individu, melainkan juga sebagai makhluk sosial-budaya yang memiliki berbagai potensi bagi masyarakat. Ketiga, pendekatan secara ilmiah, suatu pendekatan yang melihat manusia sebagai makhluk potensial dalam menemukan hal-hal baru yang bisa bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya.12 Dari pendekatan yang dikemukakan di atas, PAI menyarankan adanya kepekaan terhadap materi, metode, dan media pembelajaran serta kompetensi eksistensial siswa dan kompetensi dasar siswa. Aktivitas siswa diperankan secara maksimal dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Sebagai guru dan orang tua, untuk bisa tersu memberikan bimbingan dan pembiasaan yang baik dalam 12 Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, (Yogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2010), h. 59-60 20 beragama bagi anak didik guna mengantarkan kompetensi siswa kearah yang dituju dalam pendidikan. Pendidikan Agama Islam merupakan pembinaan yang diberikan kepada seseorang agar lebih memahami tentang Islam dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Zakiah Darajat mengemukakan bahwa “Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh anak didik agar senantiasa dapat memahami Isalam secara majemuk lalu menghayati tujuan pada akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.”13 Pengajaran merupakan proses yang berfungsi memberikan bimbingan kepada siswa untuk mencapai tujuan yang diaharapkan. Prof. DR. Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani mengemukakan “pengajaran pendidikan Islam yaitu semua aktivitas belajar dan mengajar harus berlandaskan akhlak Islam yang mulia.”14 Pendidikan agama Islam merupakan kualitas pendidikan dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan, bukan hanya di dunia tapi kehidupan diakhirat, sehingga penting untuk ditingkatkan dan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 13 Abdul Majid, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Jakarta, Remaja Rosdakarya, 2004), h, 130 14 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, (Jogjakarta, Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1991), h. 49 21 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan pendidikan agama Islam pada hakikatnya sama dan sesuai dengan tujuan diturunkan agama Islam, yaitu untuk membentuk manusia yang muttaqin yang rentangannya tidak terbatas menurut jangkauan manusia. Tujuan pendidikan Islam dapat dipecah menjadi tujuan-tujuan berikut ini: a. Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah mahdah b. Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah muamalah dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan tertentu. c. Membentuk warga Negara yang bertanggung jawab kepada masyarakat yang bangsanya dan tanggung jawab kepada Allah, penciptanya. d. Membentuk dan mengembangkan tenaga professional yang siap dan terampil e. Mengembangkan tenaga ahli dibidang ilmu agama dan ilmu-ilmu islami lainnya.15 Dari tujuan-tujuan pendidikan agama tersebut, terlihat bahwa tujuan utama pendidikan agama bukan sekedar mengalihkan pengetahuan dan keteerampilan, melainkan lebih merupakan suatu ikhtiar untuk menggugah anak didik bisa menjadi penganut atau pemeluk agama yang taat dan baik. D. Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hermawati, S.Pd.I, melakukan penelitian yang berjudul : Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Metode LSQ, Jurusan Tarbiyah UIN Makassar, 2011. 15 Zuhairini, dkk, Metode Khusus Agama Islam, (Surabaya, Usaha Nasional, 1983), h. 192-193 22 Relevansi penelitian ini adalah dalam bentuk peningkatan hasil belajar dalam mata pelajaran PAI melalui penelitian tindakan kelas. 2. Aksan, S. Pd.I, hasil belajar siswa melalui model pembelajaran aktif tipe Question Student Have, Jurusan Tarbiyah STAIN Kendari, 2010. Relevansi penelitian ini adalah dalam konteks jenis penelitian yang digunakan penelitian tindakan kelas dan model pembelajaran yang menekankan pada kemampuan bertanya siswa. 3. Satriani, S.Pd.I, melakukan penelitian yang berjudul: Meningkatkan Hasil Belajar PAI melalui Model Pembelajaran Learning tobe Question, Jurusan Tarbiyah UIN Makassar, 2011, konteks penelitian ini adalah memperbaiki proses pembelajaran, dimana siswa dapat terlibat lebih aktif dalam proses belajar mengajar, seperti belajar mandiri, sehingga dengan sendirinya mulai terbentuk keterampilan dalam bertanya melalui penelitian tindakan kelas. Berdasarkan uraian singkat penelitian relevan diatas, maka dapat ditegaskan bahwa posisi penelitian ini adalah dalam konteks penerapan strategi pembelajaran Learning Stars With a Question dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAi siswa kelas IV SDN 1 Lalonggasumeeto. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan yang telah ditetapkan, maka strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan pendekatan, perbaikan, dan peningkatan hasil belajar anak didik dengan strategi pembelajaran Learning Starts With a Question yang dibantu oleh teman sejawat sebagai mitra kerja dalam proses tindakan. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanankan di SD Negeri 1 Lalonggasumeeto Kec. Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe. Penelitian ini dilaksanakan Semester Ganjil (Bulan Oktober – November) Tahun 2012. C. Faktor-Faktor yang Diselidiki 1. Guru Penelitian ingin mengetahui kemampuan guru dalam proses belajar mengajar, serta pemahaman dan penguasaan guru dengan menggunakan strategi Learning Starts With a Question. 2. Siswa Peneliti akan menyelidiki pemahaman dan penguasaan anak didik tentang materi, dan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. 23 24 D. Prosedur Penelitian Siklus I a. Perencanaan 1. Menyusun RPP pada KD menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT 2. Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan siswa 3. Menyiapkan format evaluasi 4. Mengembangkan skenario pembelajaran b. Tindakan 1. Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki KD yang akan dibahas 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan model pembelajaran Learning Starts With a Question 4. Membagikan bahan ajar kepada siswa 5. Meminta siswa untuk membuat pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti 6. Guru menjawab dan menjelaskan hal-hal yang ditanyakan siswa 7. Guru mengadakan tes c. Observasi Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan siswa 25 d. Refleksi 1. Siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan tepat 2. Siswa masih banyak merasa kesulitan untuk mencari sumber belajar, sehingga hasil yang belum sempurna 3. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dapat disimpulkan untuk mencari alternatif pemecahan masalah pada siklus ke 2 Siklus 2 a. Perencanaan 1. Menyusun RPP pada KD mengartikan sifat jaiz bagi Allah SWT 2. Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan siswa 3. Menyiapkan evaluasi 4. Mengembangkan skenario pembelajaran b. Tindakan 1. Melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa 2. Menjelaskan materi pelajaran hari itu dengan menjelaskan tentang model pembelajaran yang digunakan serta manfaatnya 3. Membagikan bahan ajar kepada siswa 4. Meminta siswa untuk membuat pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti 5. Mengumpulkan pertanyaan dan mengelompokkan jenisnya 6. Guru menjawab dan menjelaskan hal-hal yang ditanyakan siswa 7. Guru mengadakan tes 26 c. Observasi Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan siswa d. Refleksi 1. Antusias siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar cukup baik, dan terlihat siswa sudah aktif dalam pembelajaran. 2. Ketelitian dalam menjawab pertanyaan sudah terlihat baik. 3. Dari siklus ke-2 dapat disimpulkan bahwa siswa mancapai nilai kurang dari 75% dalam proses belajar mengajar sehingga kegiatan tidak dilanjutkan pada siklus 3. 27 Gambaran pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut dapat berpedoman pada model lewin, lebih lengkapnya dilihat pada rancangan berikut:16 PERMASALAHAN 4. 5. SIKLUS I 6. PERMASALAHAN TINDAKAN I REFLEKSI I PERMASALAHAN 7. BARU HASIL REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN TINDAKAN I PENGUMPULAN PENGAMATAN DATA PERENCANAAN TINDAKAN II PELAKSANAAN REFLEKSI II PENGAMATAN TINDAKAN II TINDAKAN APABILA PERMASALAHAN E. BELUM DILANJUTKAN KE SIKLUS BERIKUTNYA TERSELESAIKAN 16 Suharsini arikunto, penelitian tindakan kelas, (jakarta, PT. Bumi Aksara, 2011) h.74 28 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi, yakni melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa melalui instrumen pengamatan 2. Test, yakni untuk mengetahui hasil belajar siswa dan bagaimana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah guru berikan ketika proses belajar mengajar berlangsung 3. Dokumentasi, yakni pengumpulan data dalam bentuk tabel, foto yang terkait dalam penelitian ini. F. Teknik Analisis Data Data yang dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Perubahan yang terjadi pada siswa saat pembelajaran maupun sesudah pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah deskripsi, memaparkan data hasil pengamatan, pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus. 2. Peningkatan hasil belajar setiap siklus Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan analisis kuantitatif dengan rumus : Keseluruhan a. Nilai = Jumlah x 100 % Skor Maksimum b. Penentuan nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus : X = X N 29 Dimana : X = Jumlah nilai yang diperoleh setiap siswa N = Jumlah seluruh siswa dalam kelas X = Jumlah siswa yang aktif G. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan penelitian ini mengacu pada ketuntasan minimal pada mata pelajaran PAI yang berlaku di SDN 1 Lalonggasumeeto, yaitu dari segi hasil apabila 75% siswa mencapai nilai 70 dari materi yang dipelajari, maka indikator kinerja sudah tercapai. 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kegiatan Pendahuluan Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan pertemuan dengan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam pada SDN 1 Lalonggasumeeto Kecamatan Lalonggasemeeto Kabupaten Konawe. Pada pertemuan tersebut peneliti melakukan diskusi dengan guru Pendidikan Agama Islam untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan model pembelajaran yang digunakan serta mengambil data atau nama-nama siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu kelas IV. Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, peneliti memperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa kelas IV masih sangat rendah dalam memahami pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Ini dapat terlihat ketika dalam proses pembelajaran banyak siswa yang kurang aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, serta kurangnya minat siswa dalam mengajukan pertanyaan. Disamping itu guru juga mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, karena disaat guru menjelaskan banyak siswa yang kurang memperhatikan pejelasan guru, sehingga guru yang bersangkutan hanya memberikan tugas untuk dikerjakan. Guru bidang studi PAI belum menerapkan model pembelajaran Learning Starts With a Question dalam pembelajaran PAI, sehingga peneliti memiliki peluang untuk menerapkannya. 30 31 Diskusi dengan guru PAI setiap saat dilakukan selama tahap persiapan, sehingga peneliti memberikan informasi tentang jenis penelitian yang dilakukan sekaligus meminta kesediaan guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk menjadi kolaborator dalam penelitian tindakan kelas. Hal tersebut mendapat respon yang baik sehingga diskusi dilanjutkan dengan merencanakan waktu pelaksanaan tindakan dan kelas yang akan dijadikan objek penelitian. Setelah melakukan pertemuan dengan guru bidang studi PAI, maka langkah selanjutnya adalah peneliti ingin melihat langsung sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa dengan melakukan tes awal pra siklus dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada sifat jaiz Allah SWT, dan dari hasil pra siklus tersebut dijadikan sebagai skor awal siswa yang dijadikan patokan dengan melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Learning Starts With a Question. Hasil pra siklus I diambil dari cakupan materi yang akan diajarkan berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil pra siklus belajar siswa kelas IV SDN 1 Lalonggasumeeto dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Data Perolehan Nilai Pra Siklus Siswa NO. NAMA NILAI 1. FENDI SAPUTRA 45 2. RESKI NASIR 50 3. SAPRUDIN 60 4. MUH. APRIANSYAH 65 32 5. SAPRI SAPUTRA 60 6. GUSLAN 50 7. MUH GIBRAN FAUZAN 40 8. ARIA 50 9. ALDIANSYAH 60 10. HAERIYANTO 65 11. MELINA 65 12. DESTI PUSPITA 45 13. ASTRID ANDINI 50 14. NURTIN 50 JUMLAH 755 RATA-RATA 53,93 Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012 Pada nilai hasil belajar pada kegiatan pra siklus di atas menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sifat jaiz bagi Allah SWT memperoleh nilai > 60 sebanyak 06 orang atau sebesar 42,85% dengan nilai rata-rata 53,93. B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tindakan Siklus I a. Perencanaan Setelah ditetapkan untuk menerapkan Learning Starts With a Question maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan hal-hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan, antara lain Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi guru dan siswa, soal evaluasi. 33 b. Pelaksaan Tindakan Pelaksanaan tidakan diawali salam pembuka, melakukan apersepsi, memberi motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki kompetensi dasar yang akan dibahas, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya menjelaskan materi pembelajaran dengan metode Learning Starts With a Question, membagikan bahan belajar serta meminta siswa belajar berpasangan, siswa membuat pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti, mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan siswa. Selanjutnya guru memulai pembelajaran dengan menjawab dan menjelaskan hal-hal yang ditanyakan siswa. Bagian akhir dari siklus ini guru memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi. c. Observasi dan Evaluasi 1. Observasi Hal-hal yang diobservasi dalam proses pembelajaran adalah sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran, yakni : keaktifan siswa selama belajar, sikap dan cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran Learning Starts With a Question. Hasil observasi terhadap siswa dan guru menunjukkan hal-hal sebagai berikut : i. Pada pertemuan pertama, siswa masih merasa kaku dalam pelaksanaan pembelajaran Learning Starts With a Question, 34 ii. Ada siswa yang kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Namun siswa kelihatan sangat termotivasi untuk belajar, mereka sangat antusias memperhatikan penjelasan guru. iii. Siswa mulai berani mengungkapkan pendapatnya, hal ini terlihat karena guru bertanya tentangt materi pelajarahn, mereka selalu mengacungkan tangan untuk menjawabnya. iv. Guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah dibuat. v. Penjelasan guru tentang cara penilaian dalam belajar secara individu masih kurang. vi. Hasil observasi terhadap siswa dan guru diamati dengan instrument yang sudah disiapkan. 2. Evaluasi Setelah dua kali pertemuan, pertemuan ketiga diadakan evaluasi atau tes tindakan siklus I secara perorangan untuk melihat sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran setelah menggunakan strategi pembelajaran Learning Starts With a Question. Berikut ini data perolehan nilai pada hasil siklus I strategi pembelajaran Learning Starts With a Question, yakni : . 35 Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I NO. NAMA NILAI 1. FENDI SAPUTRA 50 2. RESKI NASIR 50 3. SAPRUDIN 65 4. MUH. APRIANSYAH 70 5. SAPRI SAPUTRA 65 6. GUSLAN 60 7. MUH GIBRAN FAUZAN 50 8. ARIA 60 9. ALDIANSYAH 60 10. HAERIYANTO 70 11. MELINA 70 12. DESTI PUSPITA 50 13. ASTRID ANDINI 55 14. NURTIN 55 JUMLAH 830 RATA-RATA 59,28 Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012 Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas bahwa hasil tes pada siklus I menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sifat jaiz Allah SWT mengalami peningkatan dari tes awal. Siswa yang memperoleh nilai > 60 sebanyak 08 orang atau sebesar 57,14% dengan nilai rata-rata 59,28. 36 d. Refleksi Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, strategi pembelajaran Learning Starts With a Question belum sepenuhnya berjalan sempurna. Tahap refleksi yang dilakukan antara peneliti dan guru kolaborator disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Kepada siswa, kelemahan yang ada adalah siswa belum memahami secara mendalam strategi pembelajaran Learning Starts With a Question, sehingga interaksi siswa dalam bertanya dan membuat pertanyaan belum maksimal, masih ada siswa yang kurang aktif. Pihak guru, kelemahan yang ada adalah pemantauan gur terhadap kegiatan siswa yang kurang efektif sehingga kadang-kadang siswa yang membutuhkan bimbingan guru tidak diperhatikan. Guru juga masih kurang menjelaskan tentang strategi pembelajaran Learning Starts With a Question. Berdasarkan hasil observasi evaluasi, dan refleksi diatas, maka penelitian ini dilanjutkan dengan tindakan siklus II karena indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini belum tercapai. 2. Deskripsi Tindakan Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada tindakana siklus I, maka peneliti bersama guru kolaborator merencanakan tindakana siklus II. Kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan tindakan siklus I akan 37 diperbaiki pada siklus II dengan harapan agar pemahaman siswa terhadap pokok bahasan sifat-sifat jaiz Allah SWT dapat ditingkatkan. Hal-hal yang akan dilakukan dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah : 1). Guru akan memaksimalkan pengawasan terhadap aktifitas siswa selama pelaksanaan tindakan, sehingga siswa yang mengalami kesulitan membuat pertanyaan-pertanyaan dapat lebih serius dan dapat menjawab pertanyaan secara mandiri. 2). Guru menjalankan proses pembelajaran sesuai scenario yang telah direncanakan. 3). Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang memperolah nilai terbaik, sehingga dapat dijadikan contoh bagi siswa lain. Tahap perencanaan siklus II peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP), lembar observasi dalam bentuk pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa, soal evaluasi, menyiapkan sumber balajar berupa buku-buku penunjang. b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan pada tahap ini, guru melakukan apresiasi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan siswa untuk memasuki pada kompetensi dasar yaitu mengartikan sifat-sifat jaiz bagi Allah SWT yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan materi pelajaran tentang model pembelajaran yang digunakan serta 38 manfaatnya, guru membagikan bahan ajar, guru mengarahkan agar siswa belajar berpasangan, siswa diberi kesempatan mempelajari sumber belajar, meminta siswa untuk membuat pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti. Selanjutnya mengumpulkan pertanyaan dan mengelompokkan sejenisnya, guru menjawab dan menjelskan hal-hal yang ditanyakan siswa, setelah itu guru melakukan evaluasi dan menyimpulkan materi. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti terus mengobservasi jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa. c. Observasi Proses pembelajaran pada tindakan siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I, dari hasil observasi guru dan siswa sudah bersama-sama melaksanakan proses pembelajran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Hasil observasi terhadap siswa menunjukkan hal-hal berikut : i. Siswa sudah aktif, mereka senantiasa saling berbagi tugas dalam kegiatan pembelajaran dengan membuat pertanyaan. ii. Sebagian besar siswa selalu menunjukkan keinginan mereka untuk menjawab pertanyaan. iii. Siswa mulai membentuk mengemukakan pendapat. pengetahuan baru melalui proses 39 iv. Siswa dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran. d. Evaluasi Kegiatan selanjutnya adalah mengadakan tes tindakan siklus II secara individual untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran setelah belajar melalui strategi pembelajaran Learning Starts With a Question. Hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Data Perolehan Nilai Siswa Siklus II NO. NAMA NILAI 1. FENDI SAPUTRA 70 2. RESKI NASIR 55 3. SAPRUDIN 70 4. MUH. APRIANSYAH 80 5. SAPRI SAPUTRA 75 6. GUSLAN 70 7. MUH GIBRAN FAUZAN 55 8. ARIA 70 9. ALDIANSYAH 70 10. HAERIYANTO 80 11. MELINA 80 12. DESTI PUSPITA 70 13. ASTRID ANDINI 70 14. NURTIN 75 JUMLAH RATA-RATA Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012 990 70,71 40 Pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sifat jaiz bagi Allah SWT, mengalami peningkatan dari hasil tes tindakan siklus I. Banyaknya siswa yang memperole nilai > 70 adalah sebanyak 12 orang atau sebesar 85,71% dengan nilai rata-rata 70,71. Maka hasil tes telah mengalami kemajuan disbanding dengan hasil tes dan pelaksanaan tindakan siklus I dan dari pelaksanaan tindakan siklus II yang telah memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan. e. Refleksi Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini telah menunjukkan kesempurnaan baik dari pihak guru maupun siswa. Guru telah melaksanakan scenario pembelajaran sepenuhnya. Siswa juga memperlihatkan keaktifan dalam belajar. Walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mampu mengemukakan pendapatnya ketika ditanya oleh guru namun mereka sudah menunjukkan sikap yang baik terhadap strategi pembelajaran Learning Starts With a Question dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam. Untuk melihat secara jelas tentang peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Lalonggasumeeto setelah pelaksanaan tindakan, perlu disajikan tabel rekapitulasi perolehan nilai tes pada siklus I dan siklus II. Rekapitulasi nilai kedua siklus ini memperlihatkan secara detail siswa yang mengalami kenaikan minimal maupun siswa yang mengalami 41 peningkatan hasil belajar. Secara rinci perolehan nilai hasil belajar siswa pada dua siklus dapat dilihat pada tabel berikut : NO. Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai Siswa pada Kedua Siklus NILAI NAMA SIKLUS I SIKLUS II 1. FENDI SAPUTRA 50 70 120 2. RESKI NASIR 50 55 105 3. SAPRUDIN 65 70 135 4. MUH. APRIANSYAH 70 80 150 5. SAPRI SAPUTRA 65 75 140 6. GUSLAN 60 70 130 7. MUH GIBRAN FAUZAN 50 55 105 8. ARIA 60 70 130 9. ALDIANSYAH 60 70 130 10. HERIYANTO 70 80 150 11. MELINA 70 80 150 12. DESTI PUSPITA 50 70 120 13. ASTRID ANDINI 55 70 125 14. NURTIN 55 75 130 JUMLAH 830 990 1820 RATA-RATA 59.28 70,71 Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012 C. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua (2) siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengalami peningkatan hasil belajar siswa dari setiap siklus. Pada pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh hasil belajar siswa sebesar 42 57,14% yang memperoleh nilai > 60. Penelitian masih dilanjutkan pada siklus II karena belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 75%. Salah satu penyebab sehingga hasil penelitian belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan adalah siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diakibatkan pemahaman siswa belum sepenuhnya memahami materi. Pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh hasil belajar siswa sebesar 85,71% yang memperoleh nilai > 70. Kenaikan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II disebabkan karenaa semakin pahamnya siswa terhadap pembelajaran Learning Starts With a Question, serta siswa lebih diarahkan untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan melihat hasil tes pada tindakan siklus II, maka penelitian ini dipandang sudah cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya, karena indikator keberhasilan penelitian ini sudah tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Learning Starts With a Question dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. D. Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Uraian pada bagian ini akan menganalisis ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran PAI berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan deskripsi data penelitian, analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut : 43 Tabel 4.5 Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I No Kategori Jumlah Siswa Persentase 1. Tuntas 08 57,14% 2. Tidak tuntas 06 42,86% 14 100% Jumlah Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012 Berdasarkan analisis data hasil penilaian pada siklus I, bahwa siswa yang tuntas sebanyak 08 orang atau 57,14% dan yang tidak tuntas sebanyak 06 orang atau 42,86%. Ini berarti indikator keberhasilan pada siklus I belum tercapai. Selanjutnya, analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus II berdasarkan perolehan nilai hasil tes pada akhir pertemuan siklus II. Hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II No Kategori Jumlah Siswa Persentase 1. Tuntas 12 85,71% 2. Tidak tuntas 02 15,29% 14 100% Jumlah Sumber : Hasil pengolahan data PTK 2012 Berdasarkan analisis data hasil penilaian pada siklus II, bahwa siswa yang tuntas sebanyak 12 orang atau 85,71% dan yang tidak tuntas sebanyak 02 orang atau 14,29%. Ini berarti indikator keberhasilan pada siklus II sudah tercapai. 44 Berdasarkan hasil analisis data pada kedua siklus di atas, terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi Learning Starts With a Question pada mata pelajara PAI dapat lebih meningkatkan kemampuan bertanya siswa serta kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan. Dengan Learning Starts With a Question, siswa lebih diarahkan untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Proses belajar yang demikian akan menghadirkan suasana pembelajaran yang aktif, inobatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta berakhir pada hasil belajar yang diinginkan. 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada setiap siklus tindakan yang telah dilakukan , dapat disimpulkan bahwa, melalui strategi pembelajaran Learning Starts With a Question materi pokok sifat jaiz Allah SWT semester ganjil khususnya di kelas IV SDN 1 Lalonggasumeeto Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe Tahun Pelajaran 2012/2013, bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan pada nilai siswa setelah tindakan siklus I meningkat dibandingkan dengan nilai pra siklus yakni 53,93 menjadi 59,28. Namun belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Selanjutnya nilai rata-rata siswa setelah siklus II meningkat dibandingkan dengan nilai rata-rata siklus I yaitu 59,28 menjadi 70,71 dari segi rata-rata telah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 75% siswa telah mendapat nilai minimal 70,00. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut: 1. Kepada guru PAI diharapkan dapat menerapkan strategi pembelajaran learning starts with a question untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam 45 46 2. Untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dalam bertanya baik lisan maupun tulisan memerlukan banyak latihan dengan melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi sehingga terbentuk rasa percaya diri 3. Kepada peneliti berikutnya, diharapkan dapat membandingkan penggunaan model-model pembelajaran untuk mengetahui keaktifan siswa yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dikelas. 47 DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Jakarta, Remaja Rosdakarya, 2004 Abdullah, Pengembangan Kurikulum, jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2010 Ahmad Barizi dan Muhammad Idris, Menjadi Guru Unggul, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2010 Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Spritual Bagi Anak, Jokjakarta, Ar-Ruzz Media, 2010 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: ArRuzz Media, 2010 Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2010 http://@mayos.wordpress.com/2009/Metode Learning To Be Question/, diakses pada tanggal 10 April 2012 http://alone pengertian.blogspot.com/2010/Pembelajaran Diakses pada tanggal 10 April 2012 LSQ-Learning, html. Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Marno dan Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media 2010 Masdin, Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Gresik, 2006 Pupuh Faturrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, PT. Refika Aditama, 2007 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2011 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung, CV. Wacana Prima, 2008 Sunaryo Kartadinata dkk, Bimbingan di Sekolah Dasar, Depdikbud, 1999 Undang-undang No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Cet. I, Jakarta, Indonesia Legal Center Publishing, 2008 47 48 Zuharini, dkk, Metodik Khusus Agama Islam, Surabaya, Usaha Nasional, 1983 Zainal Akib, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, CV. Irama Widya, 2009 49 50 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SDN 1 Lalonggasumeeto Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Materi Pokok : Sifat Jaiz Allah SWT Pertemuan Ke : 1 (Siklus I) Kelas/Semester : IV/1 Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit A. Standar Kompetensi Mengenal sifat jaiz bagi Allah SWT B. Kompetensi Dasar Menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT C. Indikator Menjelaskan pengertian sifat jaiz bagi Allah SWT Mampu membedakan sifat jaiz bagi Allah SWT D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran berlangsung, siswa diharapkan dapat : Menyebutkan sifat jaiz Allah SWT Mengartikan sifat jaiz Allah SWT Membedakan sifat jaiz dan mustahil Allah SWT E. Materi Pembelajaran Menunjukkan sifat jaiz Allah SWT F. Metode Pembelajaran 51 Learning Starts With a Question bentuk pelaksaannya dibantu dengan metode ceramah untuk menjelaskan pertanyaan siswa dan metode tanya jawab untuk mengajak siswa berpikir dan menjawab pertanyaan. G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (15 Menit) Guru mengkondisikan kelas Guru dan siswa membaca dan do’a sebelum belajar Guru mengabsen siswa Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Learning Starts With a Question. 2. Kegiatan Inti (45 Menit) Siswa diberi kesempatan untuk membaca Siswa merumuskan pertanyaan dari bacaan yang kurang dipahami atau tidak dimengerti dalam bentuk tulisan Guru menjelaskan pelajaran mulai dari pertanyaan siswa Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan 3. Kegiatan Akhir (30 Menit) Guru mengadakan tes evaluasi Salam penutup H. Sumber/Alat Belajar 1. Sumber Belajar Buku paket Pendidikan Agama Islam Kelas IV, Al-Qur’an dan terjemahannya Buku penunjang lain yang relevan 2. Alat Belajar Spidol, penghapus, papan tulis, lembar observasi guru dan siswa, lembar tes. 52 I. Penilaian 1. Tekhnik Tes lisan dan tulisan 2. Bentuk Instrumen Pertanyaan Bumi Indah, Kolaborator 2012 Peneliti, HARMAWATI MUIN, S. Pd.I NIP. 19710424 199208 2 001 ZAKIAH RACHIM GE NIM. 10010101088 MENGETAHUI KEPALA SDN 1 LALONGGASUMEETO ABU SAID, A. Ma. Pd NIP. 19550802 197902 1 003 53 TES TINDAKAN SIKLUS I Nama : Kelas : Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar ! 1. Dalam sifat jaiz Allah SWT, kita ditegaskan untuk . . . . a. Mempertebal iman dan takwa pada Allah SWT b. Mengetahui sifat jaiz Allah SWT c. Mengikuti sifat jaiz Allah SWT d. Menghafal sifat jaiz Allah SWT 2. Allah SWT bersifat Maha kuasa disebut . . . . a. Iradah c. Baqa b. Qudrah d. Fana 3. Sifat jaiz Allah SWT ada . . . . a. 1 c. 3 b. 2 d. 4 4. Jika Allah menghendaki terjadi pasti akan . . . . a. Terjadi c. terlena b. Terserah d. terbiasa 5. Orang yang menyekutukan Allah disebut . . . . a. Syirik c. Dosa b. Musyrik d. Durhaka 6. Bila berjanji ucapkan . . . . a. Inna Lillahi c. Allahu Akbar b. Insya Allah d. La illah 7. Sifat Wajib bagi Allah jumlahnya . . . . a. 20 c. 22 b. 21 d. 23 8. Akhir bacaan Kun Fayakun terdapat dalam surah . . . . a. Al-Fill c. Ali-Imran b. Yasin d. Al-A’raf 9. Bacaan Kun Fayakun artinya jadilah maka . . . . a. Tersebarlah ia c. Tercepatlah ia b. Terbinalah ia d. Terjadilah ia 10. Sifat mustahil bagi Allah yaitu sifat lemah disebut . . . . a. Adam c. Al Ajzu b. Hudus d. Baqa 54 KUNCI JAWABAN 1. A 6. B 2. B 7. A 3. A 8. B 4. A 9. D 5. A 10. C 55 56 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SDN 1 Lalonggasumeeto Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Materi Pokok : Sifat Jaiz Allah SWT Pertemuan Ke : 2 (Siklus II) Kelas/Semester : IV/1 Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit A. Standar Kompetensi Mengenal sifat jaiz bagi Allah SWT B. Kompetensi Dasar Menyebutkan sifat jaiz bagi Allah SWT C. Indikator Menjelaskan arti sifat jaiz bagi Allah SWT Menghafal arti sifat jaiz dan mustahil bagi Allah SWT Menunjukkan contoh sifat jaiz bagi Allah SWT D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran berlangsung, siswa diharapkan dapat : Menjelaskan arti sifat jaiz bagi Allah SWT Menghafal arti sifat jaiz dan mustahil bagi Allah SWT Menunjukkan contoh sifat jaiz bagi Allah SWT E. Materi Pembelajaran Menjelaskan arti sifat jaiz Allah SWT F. Metode Pembelajaran 57 Learning Starts With a Question bentuk pelaksaannya dibantu dengan metode ceramah untuk menjelaskan pertanyaan siswa dan metode tanya jawab untuk mengajak siswa berpikir dan menjawab pertanyaan. G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (15 Menit) Guru mengkondisikan kelas Guru dan siswa membaca dan do’a sebelum belajar Guru mengabsen siswa Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Learning Starts With a Question. Menyampaikan pokok-pokok pembelajaran 2. Kegiatan Inti (45 Menit) Siswa diberi kesempatan untuk membaca Siswa merumuskan pertanyaan dari bacaan yang kurang dipahami atau tidak dimengerti dalam bentuk tulisan Guru menjelaskan pelajaran mulai dari pertanyaan siswa Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi 3. Kegiatan Akhir (30 Menit) Guru mengadakan tes evaluasi Salam penutup H. Sumber/Alat Belajar 1. Sumber Belajar Buku paket Pendidikan Agama Islam Kelas IV, Al-Qur’an dan terjemahannya Buku penunjang lain yang relevan 58 2. Alat Belajar Spidol, penghapus, papan tulis, lembar observasi guru dan siswa, lembar tes. I. Penilaian 1. Tekhnik Tes lisan dan tulisan 2. Bentuk Instrumen Isian Bumi Indah, Kolaborator 2012 Peneliti, HARMAWATI MUIN, S. Pd.I NIP. 19710424 199208 2 001 ZAKIAH RACHIM GE NIM. 10010101088 MENGETAHUI KEPALA SDN 1 LALONGGASUMEETO ABU SAID, A. Ma. Pd NIP. 19550802 197902 1 003 59 TES TINDAKAN SIKLUS II Nama : Kelas : Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar ! 1. Sifat jaiz bagi Allah SWT artinya . . . . a. Dapat c. Boleh berbuat apa saja b. Bisa d. Semua benar 2. Fi’lu kulli Mumkimin au tarkuhu artinya . . . . a. Allah boleh berbuat sesuatu atau meninggalkannya b. Allah boleh berbuat sesuatu tetapi tidak boleh meninggalkannya c. Allah tidak boleh berbuat apa-apa d. Allah selalu meninggalkan perbuatannya 3. Bacaan yang dianjurkan apabila kita melihat atau mengalami musibah yaitu . . . . a. Inna Lilllahi Wa Inna Lillahi Rajiun b. Insya Allah c. Allahu Akbar d. La Illaha Illalah 4. Alam semesta dan segala isinya adalah ciptaan . . . . a. Rasul b. Allah SWT c. Malaikat d. benar semua 5. Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-nyalah kami kembali, terdapat dalam surah . . . . . a. Al- Baqarah : 156 c. Al- Baqarah : 15 b. Al- Baqarah : 61 d. Salah Semua 6. Dibawah ini contoh sifat jaiz bagi Allah, kecuali….. a. Hari panas tiba-tiba hujan b. Cuaca mendung, tapi tidak jadi hujan c. Pohon mangga yang berbuah rambutan d. Cuaca mendung, hujan turun. 7. Insya Allah artinya . . . . a. Jika Allah berkehendak b. Jika Allah mengizinkan c. Jika Allah mengehedaki d. Jadilah 8. Perbuatan Syirik adalah perbuatan dosa besar yang tidak akan diampuni Allah, terdapat dalam surah . . . . . a. Yasin c. lukman b. An- Nisa d. Al- Baqarah 9. Allah tidak suka pada orang yang sombong, terdapat dalam surah . . . . . a. Yasin c. Lukman b. An- Nisa d. Al- Baqarah 10.Sifat mustahil bagi Allah jumlahnya . . . . . a. 20 b. 21 c. 22 d. 23 60 KUNCI JAWABAN 1. D 6. D 2. A 7. B 3. A 8. B 4. B 9. C 5. A 10. A 61 INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU SAAT KBM PENELITAN TINDAKAN KELAS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Sekolah : SDN 1 Lalonggasumeeto Siklus : I (Satu) No Kegiatan Ya Tidak A. Pendahuluan 1 Guru melakukan apersepsi √ 2 Guru memberikan motiivasi √ 3 Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai √ 4 Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran √ B. Kegiatan Inti 5 Guru mengelompokkan siswa √ 6 Guru membagikan bahan belajar √ 7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa membaca √ dan membuat pertanyaan yang belum dimengerti √ 8 Guru mengamati aktivitas siswa √ 9 Guru menjawab hal-hal yang dipertanyakan √ √ 10 Guru melakukan pengembangan materi pelajaran C. Penutup 11 Guru melaksanakan tes √ 12 Salam penutup √ 62 INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU SAAT KBM PENELITAN TINDAKAN KELAS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Sekolah : SDN 1 Lalonggasumeeto Siklus : I (Satu) No Kegiatan Ya A. Pendahuluan 1 Guru melakukan apersepsi √ 2 Guru memberikan motiivasi √ 3 Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai √ 4 Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran √ B. Kegiatan Inti 5 Guru mengelompokkan siswa √ 6 Guru membagikan bahan belajar √ 7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa membaca √ dan membuat pertanyaan yang belum dimengerti √ 8 Guru mengamati aktivitas siswa √ 9 Guru menjawab hal-hal yang dipertanyakan √ 10 Guru melakukan pengembangan materi pelajaran √ C. Penutup 11 Guru melaksanakan tes √ 12 Salam penutup √ Tidak 63 INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Sekolah : SDN 1 Lalonggasumeeto Siklus ke :I No Aspek Yang diobservasi Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 1 Aktif mencari sumber belajar - 2 Antusias Siswa - 3 Efektif pemanfaatan waktu - - - - 4 Mengajukan pertanyaan - 5 Lancer menjawab pertanyaan antar kelompok - - - 6 Keberanian mengemukakan ide - Beri tanda bila sesuai Keterangan : kegiatan belajar mengajar memuaskan Kolaborator HARMAWATI MUIN, S.Pd.I NIP. 19710424 199208 2 001 64 INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Sekolah : SDN 1 Lalonggasumeeto Siklus ke : II No Aspek Yang diobservasi Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 1 Aktif mencari sumber belajar 2 Antusias Siswa 3 Efektif pemanfaatan waktu 4 Mengajukan pertanyaan 5 Lancer menjawab pertanyaan antar kelompok 6 Keberanian mengemukakan ide - - Beri tanda bila sesuai Keterangan : kegiatan belajar mengajar memuaskan Kolaborator HARMAWATI MUIN, S.Pd.I NIP. 19710424 199208 2 001