STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA An. N DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : TYAS INDRIATI NIM. P.10064 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 1 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA An. N DENGAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DI SUSUN OLEH : TYAS INDRIATI NIM. P.10064 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 2 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Tyas Indriati NIM : P. 10064 Program Studi : Diploma III Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA An.N DENGAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta, 08 Juni 2013 Yang membuat Pernyataan Tyas Indriati NIM. P. 10064 3 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh: Nama : Tyas Indriati NIM : P. 10064 Program Studi : Diploma III Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA An.N DENGAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di : Surakarta Hari / Tanggal : 08 Juni 2013 Pembimbing : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns. NIK. 201183063 (…………………….) 4 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh: Nama : Tyas Indriati NIM : P. 10064 Program Studi : Diploma III Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA An.N DENGAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di : Surakarta Hari / Tanggal : 10 Juni 2013 DEWAN PENGUJI Penguji I : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns. NIK. 201183063 (…………………….) Penguji II : Nurma Rahmawati, S.Kep., Ns NIK. 201186076 (…………………….) Penguji III : Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns NIK. 201187065 (…………………….) Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Setiyawan, S.Kep., Ns. NIK. 201084050 5 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA An. N DENGAN GASTROENTERITIS DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA” Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII keperawatan sekaligus sebagai penguji III yang telah membimbing dengan cermat memberikan masukan-masukan ilmu dalam bimbingan demi sempurnanya studi kasus ini. 3. Siti Mardiyah, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 6 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com 4. Nurma Rahmawati, S.Kep., Ns selaku penguji II yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 6. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 7. Sahabat-sahabatku Ari Widyastuti, Eka Reftiana Z, Lestari Ambarwati, Triana Dian P, Yunita Wahyu R, Tri Retno N, yang telah memberi semangat dan membantu dalam menyelesaikan tugas akhir. 8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin. Surakarta, 08 Juni 2013 Penulis 7 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN........................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. ix BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................... 1 B. Tujuan Penulisan ................................................. 4 C. Manfaat penulisan ................................................ 5 LAPORAN KASUS A. Identitas Klien .............................................. ........ 7 B. Pengkajian ........................................................... 7 C. Perumusan Masalah Keperawatan ........................ 11 D.Perencanaan Keperawatan .................................... 12 E. Implementasi ........................................................ 12 F. Evaluasi ............................................................... 15 8 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan .................................................... 17 B. Simpulan dan Saran ......................................... 24 Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup 9 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Keterangan Pengambilan Kasus Lampiran 2 : Log Book Lampiran 3 : Pendelegasian Pasien Lampiran 4 : Asuhan Keperawatan Lampiran 5 : Lembar Konsul Lampiran 6 : Daftar Riwayat Hidup 10 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi nasional Diare (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan responden) adalah 9,00%. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi Diare diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, JawaBarat, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat dan Papua (Riskesdas, 2007). Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi pencernaan, penyerapan dan sekresi. Diare disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Di seluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di Negara berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi (Wong, 2008). Diare merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia terutama diare akut. Angka kejadian diare akut disebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi termasuk angka morbiditas dan mortalitasnya. Penyebaran penyakit diare akut ini juga tersebar kesemua wilayah di Indonesia dengan penderita terbanyak adalah bayi dan balita. Berdasarkan riset hasil kesehatan dasar yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan pada 11 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com tahun 2007, diare akut merupakan penyebab kematian bayi (31,4%) dan balita (25,2% ) (Tjitrosantoso, 2013). Penyakit diare atau disebut gastroenteritis, yang masih merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas/Balai Pengobatan, termasuk dalam kelompok 3 penyebab utama ke Puskesmas. Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya, dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah anak dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kali kejadian diare. Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal (Suraatmaja, 2007). Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh, cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi kebagian seluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan 7 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh dengan yang lainnya (Daniel, 2013). Penyebab utama kematian yang disebabkan oleh diare adalah karena dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Dasar dari semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus akibat perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida dan glukosa (Sodikin, 2011). Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraselular. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium. Batasan karakteristiknya yaitu penurunan turgor kuit, membrane mukosa kering, perubahan pada status mental, perubahan tekanan darah, peningkatan hematokrit, peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi, haus, kelemahan (Nanda, 2010). Menurut Hiraki Maslow kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkat prioritas. Tingkat yang paling mendasar atau pertama mencakup kebutuhan seperti udara, air dan makanan. Tingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang mencakup keselamatan fisik dan psikologis. Tingkat ketiga mengandung kebutuhan dihargai dan harga diri, yang mencakup rasa percaya diri, kebergunaan, pencapaian, dan nilai diri. Tingkat yang terakhir adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri, keadaan pencapaian secara menyeluruh tentang hal-hal yang 8 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com diinginkan dan mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengatasi situasi kehidupan secara realistik (Potter&Perry, 2005). Gangguan volume cairan dan elektrolit merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia fisiologis yang harus dipenuhi, apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi. Terutama diare pada anak perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak mempengaruhi tumbuh kembang anak (Sodikin, 2011). Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan Keperawatan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pada An. N dengan gastroenteritis di ruang Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Banyaknya kasus Gastroenteritis yang dialami pada anak-anak menjadi salah satu alasan penulis mengangkat kasus ini. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus diare pada An. N dengan Gastroenteritis dibangsal Bakung RS Panti Waluyo Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit gastroenteritis. 9 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit gastroenteritis. c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit gastroenteritis. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit gastroenteritis. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit gastroenteritis. f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit yang terjadi pada pasien dengan gastroenteritis. C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Institusi a. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan berkaitan dengan pasien Gastroenteritis. b. Bagi pendidikan Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi institusi keperawatan khususnya keperawatan anak dalam penanganan kasus Gastroenteritis. 10 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com 2. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menjadi pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penulis khususnya dalam bidang penelitian. 11 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com BAB II LAPORAN KASUS Dalam bab ini menjelaskan tentang studi kasus Asuhan Keperawatan Anak yang dilakukan pada An. N dengan Diare, dilaksanakan pada tanggal 25-27 April 2013. Asuhan keperawatan ini di mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. A. Identitas Klien Identitas pasien An.N, umur 21 bulan, tanggal lahir 18 Juli 2011, tanggal masuk 23 April 2013, rawat di ruang Bakung RS Panti Waluyo Surakarta. Diagnosa medis Gastroenteritis yang bertanggung jawab Ny.E, umur 27 tahun, agama Islam, alamat Kartasura, hubungan dengan pasien sebagai ibu. B. Pengkajian Pengkajian pada tanggal 25 April 2013 jam 10.00 WIB. Data yang diperoleh dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa, mengadakan pengamatan atau observasi langsung, pemerisaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat dari data pengkajian tersebut didapat hasil sebagai berikut. Keluhan utama, ibu pasien mengatakan pasien buang air besar 6x perhari dengan konsistensi cair. 12 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Riwayat kesehatan pasien, ibu pasien mengatakan pada tanggal 23 April 2013 pasien mengalami demam setelah ibu pasien mengganti produk susu yang biasa dikonsumsi oleh pasien, kemudian dibawa ke bidan desa terdekat dan diberi obat oleh bidan tersebut. Pasien juga mengalami muntah 3x seperti susu dan buang air besar 4x dengan konsistensi cair, kemudian pasien dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Pada tanggal 23 April 2013 pukul 20.30 An. N dibawa ke Rumah Sakit Panti Waluyo. Riwayat kesehatan lalu, ibu pasien mengatakan An. N lahir pada tanggal 18 Juli 2012 secara normal, usia pasien sekarang 21 bulan. Pada masa kehamilan ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan tidak ada masalah saat hamil, dan mengkonsumsi vitamin dan obat dari bidan, dan masa kelahiran ibu pasien mengatakan pasien lahir secara spontan, lama kelahiran kurang lebih 12 jam. Ibu pasien mengatakan saat pasien lahir dengan berat badan 2500 gr dan panjang badan 48 cm dengan kondisi sehat tidak ada cacat, An. N menangis kencang saat lahir, bergerak secara spontan dan warna kulit merah jambu. Riwayat alergi, ibu pasien mengatakan pasien tidak mempunyai alergi terhadap obat maupun makanan. Pertumbuhan dan perkembangan berat bayi waktu lahir 2500 gram dan panjang badan saat lahir 49 cm, saat ini berat badan An. N 8,9 kg tingginya 80 cm. Ibu pasien mengatakan An. N sudah bisa membuka pakaiannya sendiri, mampu mencoret-coret, menunjuk 4 gambar dan menendang bola kedepan.An. N sudah melakukan imunisasi secara lengkap dari BCG, Polio, PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com DPT, Campak, Hepatitis. Kebiasaan khusus pasien masih sering mengompol sehingga selama di RS An. N menggunakan pampers. Hasil pemeriksaan fisik An. N pada tanggal 25 April 2013 pukul 10.10 WIB, keadaan umum lemah, kesadaran composmentis. Pemeriksaan tanda vital penafasan 23x/menit, denyut nadi 104x/menit, suhu tubuh 37,9oC. Kepala: berbentuk mesosephal, kulit kepala bersih, lembab, rambut berwarna hitam. Mata: simetris kanan kiri, warna sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, mata tidak cekung. Hidung: tampak bersih, tidak ada polip. Mulut: pada mukosa bibir agak kering, tidak terdapat stomatitis, lidah bersih. Leher: tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran tyroid. Pemeriksaan abdomen: inspeksi perut kembung tidak ada lesi, umbilikus bersih, auskultasi bising usus 33x per menit, perkusi terdengar hiperthympani, palpasi terdapat nyeri tekan dikuadran kanan bawah. Ekstremitas tangan dan kaki dapat bergerak dengan baik kecuali tangan kiri pasien karena terpasang infuse RL 15 tetes per menit. Intregumen kulit bersih, kulit berwarna sawo matang, turgor kulit lembab. Pengkajian status nutrisi dan cairan pada An.N ibu pasien mengatakan sebelum sakit An.N makan 3x perhari dengan porsi makan 1 piring nasi, lauk dan sayur kadang makan buah-buahan. Minum 5 botol susu dan 2-3 gelas air putih. Selama sakit ibu pasien mengatakan An. N nafsu makan berkurang, makan hanya 3-4 sendok dan lebih suka makan buah. Minum 2-4 botol susu dan 2-3 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com gelas air putih. Dan pengukuran Z-score dari berat badan menurut umur = -2,5 berat badan rendah (gizi kurang), tinggi badan menurut umur = -1,8 (normal), berat badan menurut tinggi badan = -2,2 (kurus). Balance cairan input < output 162 cc. Pengkajian pola eliminasi, sebelum sakit, ibu pasien mengatakan An. N buang air besar 1-2x per hari dengan konsistensi lembek, berwarna kuning dan berbau khas, BAK 4-6x per hari berwarna kuning berbau khas urine. Selama sakit, ibu pasien mengatakan An. N buang air besar 6x per hari konsistensi cair, berwarna kuning, BAK 5-7x/hari berwarna kuning, bau khas urine. Pengkajian riwayat kesehatan keluarga, ibu pasien mengatakan An.N belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya, dan baru pertama kali An. N dirawat dirumah sakit. Keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit sama dengan yang dialami pasien saat ini. Tabel 2.1 Hasl penghitungan balance cairan pada An. N adalah : Input Makan : 50 cc Minum : 300 cc Air Metabolisme : 72 cc Infus : 840 cc Total : 840 cc Output Urine : 250 cc BAB : 300 cc IWL : 452 cc Total : 1002 cc Baalance cairan BC : Input-Output : 840-1002 : -162 cc Terapi tanggal 25 April 2013 pasien mendapatkan terapi obat infus RL 60 cc/jam, obat parenteral Taxegram 2x200 mg, obat peroral L-Bio 3x250 mg, PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Smecta 3x750 mg, Sanmol 3x1 sendok teh diberikan bila panas. Terapi tanggal 26 April 2013 pasien mendapatkan terapi obat infus RL 60 cc/jam, obat parenteral Taxegram 2x200 mg, obat peroral L-Bio 3x250 mg, Smecta 3x750 mg. Terapi tanggal 27 April 2013 pasien mendapatkan terapi obat infus RL 60 cc/jam, obat parenteral Taxegram 2x200 mg, obat peroral L-Bio 3x250 mg, Smecta 3x750 mg. Hasil pemeriksaan diagnostik pada tanggal 23 April 2013, Hemoglobin 13,3 g/dl (N: 11,5 - 13,5 g/dl), Hematokrit 38,8 % (N: 34 – 40 %), Eritrosit 4,4 juta/mm^3 (N: 3,9 -5,9 juta/mm^3), Lekosit 10.900 /mm3(N: 4.500 – 14.500 /mm3), Trombosit 211.000 u/L (N: 150.000 – 450.000 u/L), Basofil 0,1 % (N: 0 – 1 %), Esonofil 2,1 % (N: 0 -4 %), Neutrofil 79,2 % (N: 55 -80 %), Limfosit 9,1 % (N: 36 – 52 %), Monosit 9,5% (N: 0 – 5 %), MCV 82 fL (N: 80 – 96 fL), MCH 28 pg (N: 28 – 33 pg), MCHC 34 % (N: 32 – 36 %),LED 5 mm/jam (0-15 mm/jam), LED 2 jam26 mm/jam, golongan darah O/Rh (+). C. Perumusan Masalah Keperawatan Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan dari An.N, umur 21 bulan, tanggal 25 April 2013 jam 10.00. Data yang diambil sebagai penunjang studi kasus adalah sebagai berikut; data subjektif ibu pasien menyatakan buang air besar cair 6 kali perhari, dengan konsistensi cair berwarna kuning. Data obyektif pasien tampak lesu, buang air besar tampak cair berwarna kuning, bau khas, nadi 104 kali/menit, suhu 37,9ºC, balance cairan -162 cc. Diagnosa PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com keperawatan yang dapat ditegakkan sesuai dengan data subjektif dan data objektif adalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif melalui diare. D. Perencanaan Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil yang dapat dilaksanakan berdasarkan kriteria SMART : Spesifik (jelas atau khusus), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat diterima), Rasional dan Time (ada kriteria waktu), diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, kekurangan volume cairan bisa teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut, konsistensi buang air besar tidak cair, buang air besar kurang dari 3 kali perhari, mukosa bibir lembab, balance cairan normal ±100 cc. Rencana keperawatan pada An. N diruang Bakung RS Panti Waluyo Surakarta, pada tanggal 25 April 2012 dengan diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif melalui diare. Intervensi keperawatannya yaitu observasi dan catat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, rasionalnya untuk mengidentifikasi beratnya diare. Monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, rasionalnya untuk mengetahui keseimbangan cairan. Pantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), rasionalnya untuk mengetahui PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com ada tidaknya tanda-tanda dehidrasi. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau pemantauan cairan infus, rasionalnya untuk mempertahankan rehidrasi. E. Implementasi Keperawatan Implementasi dilakukan pada tanggal 25 April 2013 oleh penulis dimulai pukul 10.30 WIB dengan diagnosa kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif melalui diare. Dilakukan tindakan keperawatan pada pukul 10.30 WIB adalah mengobservasi dan mencatat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, dengan respon subyektif adalah ibu pasien mengatakan buang air besar berwarna kuning, konsistensi cair, sudah 6 kali perhari, setiap buang air besar kurang lebih sebanyak 50 cc, respon obyektif adalah buang air besar pasien tampak kuning dan konsistensinya cair. Pada pukul 10.50 WIB dilakukan tindakan keperawatan, memantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), respon subyektif adalah, ibu pasien mengatakan mukosa bibir agak kering, respon obyektif adalah mukosa bibir tampak agak kering, tidak ada penurunan turgor kulit, bola mata tidak cekung. Pada pukul 11.20 WIB mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian atau pemantauan cairan infus, respon subyektif adalah keluarga pasien mengatakan bersedia, respon obyektif mengganti infuse RL 60 cc/jam. Pada pukul 13.00 WIB dilakukan tindakan keperawatan memonitor dan mencatat masukan dan pengeluaran cairan respon subyektif PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com adalah ibu pasien mengatakan pasien buang air besar 6x perhari, obyektifnya balance cairan -162 cc. Tindakan keperawatan pada tanggal 26 April 2013 pukul 07.30 WIB, mengobservasi dan mencatat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, dengan respon subyektif adalah keluarga pasien mengatakan buang air besar berwarna kuning, konsistensi cair, buang air besar sudah 8 kali perhari, setiap buang air besar kurang lebih sebanyak 50 cc, respon obyektif adalah buang air besar pasien tampak kuning dan konsistensinya cair. Pukul 08.45 WIB melakukan tindakan keperawatan memantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), respon subyektif adalah, ibu pasien mengatakan mukosa bibir agak kering, respon obyektif adalah mukosa bibir tampak agak kering, tidak ada penurunan turgor kulit, bola mata tidak cekung. Pada pukul 10.50 WIB mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian atau pemantauan cairan infus, respon subyektif adalah keluarga pasien mengatakan bersedia. Pada pukul 13.15 WIB dilakukan tindakan keperawatan memonitor dan mencatat masukan dan pengeluaran cairan respon subyektif adalah ibu pasien mengatakan pasien buang air besar 8x perhari, obyektifnya balance cairan -262 cc. Tindakan keperawatan pada tanggal 27 April 2013 pukul 08.00 WIB adalah mengobservasi dan mencatat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, dengan respon subyektif adalah ibu pasien mengatakan buang air besar berwarna PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com kuning, konsistensi cair, sudah 4 kali perhari, setiap buang air besar kurang lebih sebanyak 50 cc, respon obyektif adalah buang air besar pasien tampak kuning dan konsistensinya cair. Pada pukul 10.50 WIB dilakukan tindakan keperawatan, memantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), respon subyektif adalah, ibu pasien mengatakan mukosa bibir agak kering, respon obyektif adalah mukosa bibir tampak kering, tidak ada penurunan turgor kulit, bola mata tidak cekung. Pada pukul 11.20 WIB mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian atau pemantauan cairan infus, respon subyektif adalah keluarga pasien mengatakan bersedia. Pada pukul 13.00 WIB dilakukan tindakan keperawatan memonitor dan mencatat masukan dan pengeluaran cairan respon subyektif adalah ibu pasien mengatakan pasien buang air besar 4x perhari, obyektifnya balance cairan -62 cc. F. Evaluasi Keperawatan Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari, didapatkan hasil evaluasi selama 3 hari dari tanggal 25-27 April 2013.Pada tanggal 25 April 2012 pukul 13.00 WIB, didapatkan catatan perkembangan sebagai berikut : dari evaluasi subyektif keluarga pasien mengatakan pasien buang air besar 6 kali perhari, konsistensi cair, berwarna kuning. Dari data evaluasi adalah buang air besar pasien tampak konsistensi cair, berwarna kuning, pasien tampak lesu, mukosa bibir agak kering balance cairan -162 cc, masalah belum teratasi saat ini, dan intervensi dilanjutkan yaitu observasi dan catat frekuensi defekasi, jumlah dan PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com warna feses, pantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau pemantauan cairan infus. Pada tanggal 26 April 2013, didapatkan catatan perkembangan sebagai berikut :dari data subyektif keluarga pasien mengatakan pasien buang air besar 8 kali perhari, konsistensi cair, berwarna kuning. Dari data obyektif adalah buang air besar pasien tampak konsistensi cair, berwarna kuning, pasien tampak lesu, mukosa bibir agak kering, balance cairan -262 cc, masalah belum teratasi saat ini, dan intervensi dilanjutkan yaitu observasi dan catat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, pantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, kolaborasi dengan dokter dalam dalam pemberian atau pemantauan cairan infus. Pada tanggal 27 April 2013, didapatkan hasil evaluasi sebagai berikut: dari data subyektif keluarga pasien mengatakan pasien buang air besar 4 kali perhari, konsistensi cair, berwarna kuning, pasien juga lesu. Dari data obyektif adalah buang air besar pasien tampak konsistensi cair, berwarna kuning, pasien tampak lesu, mukosa bibir lembab, balance cairan -62 cc, masalah belum teratasi saat ini, dan intervensi dilanjutkan dengan pendelegasian dengan perawat di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta yaitu observasi dan catat frekuensi PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com defekasi, jumlah dan warna feses, pantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, mengkolaborasikan dengan dokter dalam dalam pemberian atau pemantauan cairan infus. PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas studi kasus tentang “Asuhan Keperawatan Diare Pada An.N dengan Gastroenteritis di Ruang Bakung RS Panti Waluyo Surakarta”. Prinsip dari pembahasan ini memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan. Prinsip dari pembahasan ini dengan memperhatikan aspek tahapan proses keperawatan, pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan dengan metode wawancara langsung dengan pasien dan keluarga pasien dan metode observasi. Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan disini adalah buang air besar berkali-kali (lebih dari empat kali), bentuk feses cair, dan dapat disertai dengan darah atau lendir (Ardiansyah, 2012). 1. Pengkajian Pengkajian adalah langkah pertama dalam proses keperawatan, proses ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut, pengumpulan data, verifikasi data, organisasi data, interpretasi data, pendokumentasian data. Pengkajian bertujuan PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com untuk mendapatkan data dasar tentang kesehatan klien baik fisik, psikologis, maupun emosional. Data dasar ini digunakan untuk menetapkan status kesehatan klien, menemukan masalah aktual ataupun potensial, serta sebagai acuan dalam memberi edukasi pada klien (Debora, 2011). Tanda gejalanya yaitu perut mulas dan gelisah, suhu tubuh meningkat, demam, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, mual (kadang-kadang sampai muntah), dan badan terasa lemas, sering buang air besar dengan konsistensi cair atau encer, anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi, sementara tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat (Ardiansyah, 2012). Sesuai dengan teori pengkajian pada An. N didapatkan keluhan utama ibu pasien mengatakan buang air besar cair 6 kali perhari, dengan konsistensi cair berwarna kuning. Data obyektif pasien tampak lesu, buang air besar tampak cair berwarna kuning, bau khas, mukosa bibir agak kering, nadi 104 kali/menit, suhu 37,9ºC, keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, balance cairan -162 cc. Pemeriksaan fisik adalah tinjauan sistem tubuh dari kepala sampai kaki untuk memperoleh informasi obyektif tentang klien, sehingga dapat dilakukan pengkajian klinis (Potter & Perry, 2010). Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada An. N didapatkan hasil, mulut pada mukosa bibir agak kering, anus kemerahan. Pemeriksaan abdomen, inspeksi perut kembung tidak ada PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com lesi, umbilikus bersih, auskultasi bising usus 33x per menit, perkusi terdengar hiperthympani, palpasi terdapat nyeri tekan dikuadran kanan bawah. Normalnya udara dan cairan bergerak melalui usus menyebabkan suara bergemuruh/klik pelan yang terjadi ireguler 5-35 kali per menit. Yang mengindikasikan peningkatan motilitas gastrointestinal, radang usus, kegelsahan, diare, perdarahan, laksatif berlebihan, dan reaksi usus terhadap makanan tertentu dapat menyebabkan peningkatan motilitas (Potter&Perrry, 2010). 2. Diagnosa Keperawatan Dari hasil pengkajian pada An. N didapatkan hasil data subyektif ibu pasien mengatakan buang air besar cair 6 kali perhari, dengan konsistensi cair berwarna kuning. Data obyektif pasien tampak lesu, buang air besar tampak cair berwarna kuning, bau khas, mukosa bibir agak kering, nadi 104 kali/menit, suhu 37,9ºC, balance cairan .-162 cc. Dari hasil pengkajian pasien, penulis merumuskan masalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif melalui diare. Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraselular. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium. Batasan karakteristiknya yaitu penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, perubahan pada status mental, perubahan tekanan darah, peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi, haus, kelemahan PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com (Nanda, 2009). Sesuai yang dalami oleh pasien yaitu suhu tubuh meningkat 37,9 0 C, mukosa bibir kering, peningkatan frekuensi nadi 104 x per menit. 3. Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan dan kriteria hasil yang dapat dilaksanakan berdasarkan kriteria SMART yaitu S (spesific) dimana tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda, M (measurabel) dimana tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku klien : dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan dibau. A (achievable) dimana tujuan harus dapat dicapai, R (reasonable) dimana tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, T (time) tujuan harus mempunyai batasan waktu yang jelas (Nursalam, 2011). Sesuai NIC NOC (2006) setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, pasien tidak mengalami buang air besar yang berlebih, dengan kriteria hasil sebagai berikut pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan buang air besar kurang dari 3 kali perhari, konsistensi buang air besar tidak cair, mukosa bibir lembab, balance cairan normal ± 100 cc. 4. Intervensi Keperawatan Intervensi adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat, intervensi dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan. Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Pengelompokan seperti bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan besarnya, menunjukkan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com mandiri (dilakukan oleh perawat) dan kolaboratif (yang dilakukan bersama dengan pemberi perawatan lainnya) (Deswani, 2009). Intervensi yang diterapkan antara lain yaitu observasi dan catat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, rasionalnya untuk mengidentifikasi beratnya diare, pantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), rasionalnya untuk mengetahui ada tidaknya tandatanda dehidrasi, monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, rasionalnya untuk mengetahui keseimbangan cairan, kolaborasi dengan dokter dalam peberian obat, rasionalnya untuk mengurangi diare. 5. Implementasi Keperawatan Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan terminologi NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi (atau program keperawatan). Perawat melaksanakan atau mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat tindakan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan tersebut (Kozier, 2011). Implementasi yang dilakukan selama 3 hari pada An.N di ruang Bakung RS Panti Waluyo Surakarta berdasarkan intervensi yang sudah ditulis. Penulis melakukan tindakan keperawatan diantaranya mengobservasi PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com dan mencatat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses tujuannya untuk mengidentifikasi beratnya diare yang diderita oleh pasien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya yang akan dilakukan oleh perawat (Ardiansyah, 2012). Memantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), tujuannnya untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda dehidrasi. Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada pemasukan ait (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare (Wilkinson, 2013). Memonitor dan mencatat masukan dan pengeluaran cairan yakni urine dan feses, makan minum dan lain- lain. Tujuannya untuk memberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan merupakan pedoman untuk penggantian cairan juga digunakan untuk menghitung balance cairan (Ardiansyah, 2012). Perhitungan balance cairan pada anak input dikurangi output, input mencakup makanan, minuman, air metabolisme, infus, output mencakup urine, buang air besar dan IWL. Untuk perhitungan IWL pada anak yang mengalami demam maka (30- dalam tahun) bb/kg +200 (suhu tubuh-36,80 C). Mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian atau memantau caran infus, tujuannya untuk mempertahankan rehidrasi. Cairan IV RL 60 cc per jam fungsinya mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi (ISO, 2010). PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com 6. Evaluasi Keperawatan Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang digunakan untuk menentukan seberapa baik respon pasien atau keluarga pasien. Berikut ini adalah pembahasan evaluasi. Pada tanggal 25 April 2012, data subyektif keluarga pasien mengatakan pasien buang air besar 6 kali perhari, konsistensi cair, berwarna kuning, data obyektif buang air besar pasien tampak konsistensi cair, berwarna kuning, pasien tampak lesu, mukosa bibir agak kering, balance cairan -162 cc, masalah belum teratasi saat ini dan intervensi dilanjutkan yaitu observasi dan catat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, pantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau pemantauan cairan infus.. Pada tanggal 26 April 2013, data subyektif keluarga pasien mengatakan pasien buang air besar 8 kali perhari, konsistensi cair, berwarna kuning, data obyektif buang air besar pasien tampak konsistensi cair, berwarna kuning, pasien tampak lesu, mukosa bibir agak kering, balance cairan -262 cc, masalah belum teratasi saat ini, dan intervensi dilanjutkan yaitu observasi dan catat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, pantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, kolaborasi dengan dokter dalam dalam pemberian atau pemantauan cairan infus. PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Pada tanggal 27 April 2013, data subyektif keluarga pasien mengatakan pasien buang air besar 4 kali perhari, konsistensi cair, berwarna kuning, pasien juga lesu, data obyektif buang air besar pasien tampak konsistensi cair, berwarna kuning, pasien tampak lesu, mukosa lembab, balance cairan -62 cc, masalah belum teratasi saat ini, dan intervensi dilanjutkan dengan pendelegasian dengan perawat di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta yaitu observasi dan catat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, pantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, mengkolaborasikan dengan dokter dalam dalam pemberian atau pemantauan cairan infus. B. Simpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari hasil penulisan dalam bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: a. Pengkajian yang dilakukan penulis pada An. N dengan diagnosa kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif melalui diare, ditemukan data subjektif : Ibu pasien menyatakan buang air besar cair 6 kali perhari, dengan konsistensi cair berwarna kuning. Data obyektif pasien tampak lesu, buang air besar tampak cair PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com berwarna kuning, bau khas, nadi 104 kali/menit, suhu 37,9ºC, mukosa bibir agak kering, balance cairan -162 cc. b. Diagnosa keperawatan utama yang muncul saat dilakukan pengkajian pada An.N adalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilngan cairan aktif melalui diare. c. Intervensi atau rencana keperawatan pada An. N dengan diagnosa kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilngan cairan aktif melalui diare yaitu observasi dan catat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, pantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau memantau cairan. d. Implementasi yang sudah dilakukan dalam 3 hari pada An. N dengan diagnosa kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilngan cairan aktif melalui diare antara lain observasi dan catat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, pantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, kolaborasi dengan dokter dalam peberian obat,kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau memantau cairan. PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com e. Evaluasi yang dilakukan oleh penulis dalam 3 hari pada An. N dengan diagnosa kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilngan cairan aktif melalui diare yaitu keluarga pasien mengatakan pasien buang air besar 4 kali perhari, konsistensi cair, berwarna kuning, pasien juga lesu, data obyektif buang air besar pasien tampak konsistensi cair, berwarna kuning, pasien tampak lesu, mukosa lembab, balance cairan -62 cc belum teratasi saat ini, dan intervensi dilanjutkan observasi dan catat frekuensi defekasi, jumlah dan warna feses, pantau tanda-tanda dehidrasi (seperti membran mukosa kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung), monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau memantau cairan, dengan pendelegasian dengan perawat di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. f. Analisa kondisi pada An. N dengan masalah keperawatan kekurangan volume cairan yaitu diperoleh data masalah teratasi, balance cairan -62 cc, suhu 36,90 C, mukosa bibir lembab. 2. Saran Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut: a. Bagi Rumah Sakit Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com b. Bagi Institusi Pendidikan Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya melalui praktek klinik dan pembuatan laporan. c. Bagi Penulis Selanjutnya Diharapkan penulis selanjutnya dapat menerapkan ilmu keperawatan yang telah dipelajari dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien secara optimal. PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com DAFTAR PUSTAKA Ardiansyah Muhamad. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. DIVA Press: Jogjakarta. Debora Oda. (2011). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Salemba Medika: Jakarta. Daniel Ronald. (2013). Cairan Tubuh. http://file.upi.edu. Diakses tanggal 17 Juni 2013 pukul 11.14 WIB. Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Salemba Medika: Jakarta. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. (2010). Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia. PT.ISFI: Jakarta. Kozier Barbara, Erb Glenora, dkk. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 7 Volume 1. EGC : Jakarta. NANDA Internasional. (2009). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC: Jakarta Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Medika: Jakarta. Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Edisi 2. Salemba Medika: Jakarta. Potter&Perrry. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. EGC : Jakarta. Potter&Perrry. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Buku 1. Salemba Medika: Jakarta. Potter&Perrry. (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Buku 2. Salemba Medika: Jakarta. Riskesdas. (2007). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). www.Litbang.depkes.go.id/Riskesdas. Diakses tanggal 10 Mei 2013 pukul 18.34 WIB. Sodikin. (2011). Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Salemba Medika: Jakarta. PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Suraatmaja, Sudaryat. (2007). Gastroenterologi. Sagung Seto: Jakarta. Tjitrosantoso Heedy, Korompis Fras, dkk. (2013). Studi Penggunaan Obat Pada Penderita DiareAkut Di Instalasi Rawat Inap BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari – Juni 2012. http://ejournal.unisrat.ac.id. Diakses tanggal 10 Mei 2013 pukul 13.18 WIB. Wilkinson. M Judith, (2013), Buku Saku; Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. EGC: Jakarta. Wong Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol. 2. EGC: Jakarta. PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com