2 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah P ROFIL SANITASI SAAT INI B A B 2.1 GAMBARAN WILAYAH 2.1.1 Letak Geografis Kabupten Mempawah Secara geografis Kabupaten Mempawah merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Barat yang secara geografis terletak pada 0⁰42'53" LU - 0⁰0'34" LU dan 108⁰34'31" BT 109⁰22'46" BT. Karakter fisik wilayah terdiri dari daerah daratan dan pulau-pulau pesisir yang memiliki lautan. Luas wilayah Kabupaten Mempawah (Luas daratan dan perairan) menurut PermenDagri No 06 Tahun 2008 tentang Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan 2.797,88 km² atau sekitar 1,90 % dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat, 146.807 km². Secara administratif, Kabupaten Mempawah berbatasan dengan: a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kab. Landak c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Selat Karimata Pokja AMS Kab. Mempawah II-1 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Pokja AMS Kab. Mempawah II-2 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah 2.1.2 Topografi Sebagian besar wilayah Kabupaten Mempawah merupakan wilayah datar (dengan kemiringan lahan 0-2%). Wilayah-wilayah dengan kemiringan lahan yang kecil ini menyebar memanjang dari utara ke selatan wilayah pesisir pantai Kabupaten Mempawah pada ketinggian 0-25 meter. Pada wilayah pantai ini, banyak terdapat areal dataran yang relatif rendah dari permukaan pasang air laut tertinggi sehingga sangat rawan mangalami banjir. Keadaan banjir sangat rawan terjadi pada saat air dalam keadaan pasang terutama pada bulan-bulan yang yang memiliki curah hujan tinggi (Oktober-Januari). Adapun wilayah yang berkemiringan lebih dari 2% dijumpai di bagian perbatasan timur laut kabupaten dengan kawasan pebukitan yang relatif lebih banyak jumlahnya. Pada umumnya, Kabupaten Mempawah berdaratan rendah, perbukitan dan pesisir pantainya berawa – rawa. Wilayah ini didominasi oleh kemiringan lereng 0-8 % atau < 8% dan ketinggian antar 0 - 200 mdpl. Wilayah dengan kemiringan lereng 0-8 % terdapat di Kecamatan Sungai Kunyit, Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Sungai Pinyuh, Segedong dan Siantan. Luas wilayah Kabupaten Mempawah berdasarkan klasifikasi kemiringan lereng adalah seperti pada Tabel 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1 Luas Kemiringan Lahan (rata-rata) Kab. Mempawah No Kemiringan Luas (Ha) 1 Datar (0 - 8%) 149.948 2 Landai (9 - 15%) 12.644 3 Agak Curam (16 - 25%) 28.042 4 Curam (26 – 45%) 2.852 5 Sangat Curam (> 46%) 14.331 Jumlah 207.789 Sumber : RTRW Kab. Mempawah 2014-2034 Pokja AMS Kab. Mempawah II-3 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah 2.1.3 Hidrologi Wilayah Kabupaten Mempawah terbagi menjadi 6 (enam) DAS diantaranya adalah DAS Duri, DAS Peniti, DAS Raya, DAS Kapuas, DAS Mempawah dan DAS Purun Besar. DAS (daerah aliran sungai) yang dominan melewati wilayah Kabupaten Mempawah adalah DAS Mempawah yang melewati Kecamatan Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Anjongan, Toho, Sungai Pinyuh dan Sadaniang. Tabel 2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota Nama DAS Luas (Ha) DAS Duri ± 37,700 Ha DAS Peniti ± 18,750 Ha DAS Raya ± 2,221 Ha DAS Kapuas ± 39,985 Ha DAS Mempawah (DAS yang paling dominan) ± 98,706 Ha DAS Purun Besar ± 9,538 Ha Sumber : RTRW Kab. Mempawah 2014-2034 2.1.4 Geologi Secara umum kondisi geologi yang ada di Kabupaten Mempawah terbagi menjadi aluvial, andesit, arenit kuarsa, diorit, formasi hamisan, granodiorit, dan granodiorit mensibau. Dari 9 (sembilan) kecamatan yang ada di Kabupaten Mempawah, kondisi geologi yang paling dominan adalah aluvial yaitu terdapat di Kecamatan Sungai Kunyit, Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Sungai Pinyuh, Segedong, Siantan, dan Anjongan, sedangkan untuk Kecamatan Sadaniang yang paling dominan adalah arenit kuarsa. Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Mempawah adalah: aluvial, organosol, low humid clay, dan litosol. Pada bagian wilayah pantai, jenis tanah yang dominan adalah tanah aluvial dan organosol. Dari keseluruhan wilayah Kabupaten Mempawah, secara garis besar jenis tanahnya dapat di bagi sebagai berikut : Pokja AMS Kab. Mempawah II-4 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Tanah Alluvial Yang di usahakan sebahagian besar oleh pantai untuk sawah tadah hujan dan kebun kelapa. Jenis ini sebahagian besar terdapat di daerah pantai seperti Kecamatan Sungai Kunyit, Sungai Pinyuh dan Mempawah Hilir. Tanah Organosal Merupakan daerah yang terluas di Kabupaten Mempawah yang meliputi Kecamatan Sungai Kunyit, Mempawah Hilir, Sungai Pinyuh, Siantan dan Toho Tanah Low Humic Clay Merupakan jenis tanah yang tidak begitu luas, jenis tanah ini terdapat sedikit di daerah Kecamatan 2.1.5 Klimatologi Secara umum rata-rata curah hujan Kabupaten Mempawah tahun 2009 yang tercatat berkisar 276,5 mm per tahun atau rata-rata perbulan sebesar 20 milimeter. Rata-rata curah hujan tertinggi selama tahun 2009 terjadi pada bulan Oktober sekitar 576,6 mm, sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari 38,4 mm. Rata-rata hari hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi pada bulan Oktober dan Desember. Data curah dan hari hujan Kabupaten Mempawah tahun 2009 yang di sajikan sangat di pengaruhi oleh beberapa kecamatan yang tidak ada laporan, sehingga data curah hujan tidak bisa menggambarkan keadaan Kabupaten Mempawah Pokja AMS Kab. Mempawah II-5 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Tabel 2.3 Banyaknya Curah Hujan, Curah Hujan Maksimum, Hari Hujan dan Hari Kering Menurut Bulan Di Kab. Mempawah, 2013 Bulan Curah Hujan Curah Hujan Maksimum Jumlah Hari Hujan Jumlah Hari Hujan mm mm Hari Hari Januari 306,0 15 16 81,6 Februari 257,8 19 9 63,0 Maret 89,3 12 19 26,5 April 300,5 18 12 73,2 Mei 298,6 18 13 63,3 Juni 266,0 12 18 93,0 Juli 157,2 14 17 50,3 Agustus 203,6 17 14 50,2 September 118,0 12 18 43,0 Oktober 198,6 10 21 76,5 Nopember 187,6 14 16 83,2 Desember 150,0 16 15 29,7 Jumlah 2.533,2 177 188 733,5 Rata-rata 211,10 14,75 15,67 61,1 Sumber : Kabupaten dalam angka 2015 2.1.6 Administrasi Kabupaten Mempawah Tahun 2007 sebelum pemekaran terdiri dari 16 ( enam belas) kecamatan dengan luas wilayah 82.621. Ha. Wilayah administratif Kabupaten Mempawah setelah mengalami pemekaran pada Tahun 2007, yang semula sebesar 82.621 Ha, menjadi 27.978,8 Ha, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.6 Tahun 2008. Sedangkan Kabupaten Kubu Raya sebesar 54.641,2 Ha. Dengan demikian 66,14% wilayah Kabupaten Mempawah berada di wilayah pemekaran Kabupaten Kubu Raya. Setelah pemekaran tersebut , Wilayah Kabupaten Mempawah berkurang menjadi 9 kecamatan, yang terbentuk dari 60 desa dan 7 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Sadaniang dengan luas 4.908,2 Ha atau 16,75 % sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Mempawah Timur dengan luas sebesar 1.376,6 Ha atau 9,47 % dari luas wilayah Kabupaten Mempawah. (data tahun 2012) Pokja AMS Kab. Mempawah II-6 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Tabel 2.4. Tabel Nama dan Luas Wilayah per Kecamatan serta jumlah Kelurahan Luas Wilayah Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/ Desa Administrasi (Ha) (%)thd total administrasi (Ha) (%) thd Luas administra si 4.318 15,68 Siantan 5 27.539,42 12,55 Segedong 6 24.920,59 12,84 Sungai Pinyuh 9 19.422,79 9,49 Anjongan 5 12.559,71 6,31 Mempawah Hilir 8 Mempawah Timur 8 Sungai Kunyit 12 15.086,39 12,26 Toho 8 24.488,87 9,87 Sadaniang 6 67 Terbangun 20.992,36 11.749,57 46.718,83 203.478,53 10,45 9,47 16,75 100 3.276 5.546 1.900 3.429 2.152 2.637 4.990 5.064 33.312 13,15 28,554 15,128 16,33 18,32 17,48 20,38 10,84 16,37 Adapun luas wilayah Kajian SSK adalah pada seluruh Luas administrasi wilayah Kabupaten Mempawah sebagaimana tergambar pada peta berikut : Pokja AMS Kab. Mempawah II-7 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Peta 2.2. Peta wilayah Kajian SSK Pokja AMS Kab. Mempawah II-8 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah 2.1.7. Demografi Jumlah Penduduk Kabupaten Mempawah pada tahun 2014 sebanyak 249.521 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 1,46% dibanding tahun 2013 sebelumnya . Tabel kependudukan yang memuat informasi mengenai jumlah penduduk untuk daerah perkotaan dan perdesaan digambarkan sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.5 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun kedepan Nama Kecamat an Jumlah Penduduk Wilayah Perdesaan Wilayah Perkotaan 2016 2017 Jiwa 2018 Jiwa KK KK 40.639 10.160 41.005 10.251 17.088 4.272 17.242 32.119 8.030 4.544 Jiwa 2019 2020 KK Jiwa 2016 KK Jiwa 2017 KK Jiwa 2018 KK Jiwa 2019 KK Jiwa 2020 KK Jiwa KK 41.746 10.437 42.883 10.721 44.448 11.112 2.803 701 2.828 707 2.879 720 2.958 739 3.066 766 4.310 17.554 4.388 18.032 4.508 18.690 4.672 4.688 1.172 4.730 1.183 4.816 1.204 4.947 1.237 5.127 1.282 32.408 8.102 32.994 8.249 33.893 8.473 35.130 8.782 18.783 4.696 18.952 4.738 19.295 4.824 19.820 4.955 20.544 5.136 1.136 4.585 1.146 4.668 1.167 4.795 1.199 4.970 1.242 13.353 3.338 13.473 3.368 13.717 3.429 14.090 3.523 14.605 3.651 27.521 6.880 27.769 6.942 28.271 7.068 29.041 7.260 30.101 7.525 9.408 2.352 9.493 2.373 9.664 2.416 9.928 2.482 10.290 2.572 15.518 3.880 15.658 3.914 15.941 3.985 16.375 4.094 16.973 4.243 11.589 2.897 11.693 2.923 11.905 2.976 12.229 3.057 12.675 3.169 8.666 2.167 8.744 2.186 8.902 2.226 9.145 2.286 9.478 2.370 15.071 3.768 15.207 3.802 15.482 3.870 15.903 3.976 16.484 4.121 11.426 2.857 11.529 2.882 11.737 2.934 12.057 3.014 12.497 3.124 7.638 1.910 7.707 1.927 7.846 1.962 8.060 2.015 8.354 2.088 2.185 546 2.205 551 2.245 561 2.306 576 2.390 597 8.711 2.178 8.789 2.197 8.948 2.237 9.192 2.298 9.528 2.382 Siantan Segedong Sungai Pinyuh Anjongan Mempawah Hilir Mempawah Timur Sungai Kunyit Toho Sadaniang Pokja AMS Kab. Mempawah II-9 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Tabel 2.6 Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan kepadatan saat ini dan proyesinya untuk 5 tahun Tingkat Pertumbuhan (%) Nama kecamatan 2015 Siantan Segedong Sungai Pinyuh Anjongan Mempawah Hilir Mempawah Timur Sungai Kunyit Toho Sadaniang 2016 Tahun 2017 2018 2019 2015 Kepadatan Penduduk (orang/Ha) Tahun 2016 2017 2018 2019 0,90 0,90 0,90 0,90 1,35 1,35 1,35 1,35 1,8081 1,8081 1,8081 1,8081 2,27 2,27 2,27 2,27 2,72 2,72 2,72 2,72 2,54 1,04 2,65 0,56 2,56 1,05 2,68 0,57 2,60 1,07 2,72 0,58 2,68 1,10 2,80 0,60 2,77 1,14 2,90 0,62 0,90 1,35 1,8081 2,27 2,72 2,06 2,08 2,12 2,18 2,26 0,90 0,90 0,90 0,90 1,35 1,35 1,35 1,35 2,27 2,27 2,27 2,27 2,72 2,72 2,72 2,72 1,28 0,55 0,91 0,10 1,30 0,56 0,91 0,10 1,32 0,57 0,93 0,10 1,35 0,58 0,96 0,11 1,40 0,61 0,99 0,11 1,8081 1,8081 1,8081 1,8081 Sementara Jumlah penduduk Miskin di Kabupaten Mempawah berdasarkan data KependudukandanCatatanSipilKabupaten Mempawah sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini : Tabel 2.7 Jumlah penduduk Miskin di Kabupaten Mempawah Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK) Siantan 1.668 Segedong 1.514 Sungai Pinyuh 1.963 Anjongan 791 Mempawah Hilir 1.391 Mempawah Timur 1.155 Sungai Kunyit 2.517 Toho 1.173 Sadaniang 1.023 Sumber : Dukcapil 2015 Pokja AMS Kab. Mempawah II-10 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah 2.4 Tata Ruang Wilayah Perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang untuk wilayah yang direncanakan merupakan langkah awal dalam tahap penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten. Rumusan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang ini didasarkan karakteristik tata ruang wilayah kabupaten (potensi yang dimiliki serta permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wilayah sebagaimana telah dibahas sebelumnya) yang dipertajam dengan aspirasi pemangku kepentingan berkenaan dengan keadaan yang diinginkan pada masa mendatang. Karenanya, aspek kebijaksanaan pembangunan, baik di tingkat nasional, provinsi, sampai kepada kebijaksanaan pembangunan kabupaten harus dipertimbangkan dalam perumusan tujuan dan konsep penataan ruang. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Mempawah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mempawah yang merupakan matra ruang dari kebijakan pembangunan daerah (rencana pembangunan jangka panjang daerah) Kabupaten Mempawah, harus mengacu pada RTRWN dan RTRWP Kalimantan Barat. Dengan demikian, tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Mempawah harus selaras dengan visi dan misi pembangunan daerah baik dalam kaitannya dengan pembangunan daerah Kabupaten Mempawah maupun dalam kedudukannya sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi dari Kabupaten Mempawah adalah “Terwujudnya masyarakat yang berkualitas dan sejahtera Tahun 2014”. Visi tersebut dijabarkan dengan misi yaitu: a. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Serta Kerukunan Hidup Beragama. b. Meningkatkan Kualitas Derajat Kesehatan Masyarakat. c. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Perempuan. d. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik e. Meningkatkan Perekonomian yang Berorientasi pada Masyarakat. f. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur. g. Meningkatkan Peran Pemuda, Olah Raga, dan Kebudayaan. h. Menegakkan Supremasi Hukum dan HAM Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penataan ruang Kabupaten Mempawah adalah untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan yang berbasiskan sektor pertanian, perikanan dan kelautan dengan mengoptimalkan sumber daya alam, sumber daya manusia serta teknologi untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan sejahtera. Pokja AMS Kab. Mempawah II-11 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Kebijakan dan Strategis Penataan Ruang Kabupaten Mempawah A. Kebijakan Penataan Ruang Adapun Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Mempawah meliputi : a. Meningkatkan sektor pertanian b. Mengembangkan sektor perikanan dan kelautan c. Mengembangkan penataan ruang yang memperhatikan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup d. Kebijakan pengembangan struktur ruang e. Kebijakan kawasan lindung f. Kebijakan kawasan strategis kabupaten g. Memberikan aksesibilitas ke pusat-pusat kegiatan, khususnya pusat produksi atau pemasaran B. Strategi Penataan Ruang (1) Strategi untuk pengembangan pertanian meliputi: a. Meningkatkan kesejahteraan petani terdiri atas: 1. Meningkatkan kesejahteraan petani melalui kemudahan mendapat bibit dan pupuk (pupuk anorganik dan pupuk organik) serta pemasaran hasil produksi 2. Meningkatkan kualitas SDM yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan, pengetahuan dan teknologi produksi maupun distribusi 3. Melakukan perubahan usaha tani individual kecil menjadi kerjasama kelompok dan kemitraan antara petani kecil/kelompok tani dengan usaha besar swasta/BUMN dan 4. Menetapkan regulasi kelembagaan kemitraan yang dapat memberikan insentif pendapatan yang konsistensi dan terstruktur bagi petani/kelompok tani. b. Meningkatkan potensi pertanian dengan prioritas komoditas unggulan terdiri atas: 1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas produk komoditas unggulan bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura. 2. Membangun infrastruktur dan sarana penunjang seperti jaringan irigasi tingkat usaha tani dan jaringan irigasi desa. 3. Mengembangkan teknologi hilir pasca panen. Pokja AMS Kab. Mempawah II-12 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah 4. Menerapkan teknologi produksi pertanian yang ramah lingkungan dan menjadi standar on farm (budidaya dan produksi) untuk mendukung sinergitas antar subsector pertanian. 5. Meningkatkan dan menyebarluaskan informasi mengenai usaha pertanian berdasarkan profil komoditas unggulan sebagai acuan untuk mendorong petani/pelaku usaha. 6. Meningkatkan jumlah investasi di sektor pertanian dengan menciptakan situasi usaha yang kondusif, diantaranya melalui penyederhanaan regulasi dan dukungan pemerintah secara sungguh-sungguh dan mengakar. 7. Meningkatkan dan mendorong sinergitas dan kemitraan antara pelaku usaha kecil, menengah dan besar antara lain dalam standar kualitas produk dan pemasaran bersama dan permodalan. 8. Meningkatkan fasilitasi dan pembinaan pemerintah terhadap kelembagaan kemitraan petani kecil/kelompok tani dengan pelaku ekonomi (koperasi, asosiasi komoditas dan pedagang asosiasi/agroindustri. c. Meningkatkan investasi usaha baru yang mendukung sektor pertanian meliputi: 1. Penyederhanaan perizinan investasi. 2. Promosi investasi. 3. Pengembangan sistem informasi investasi. 4. Pemberlakuan insentif bagi pengembangan investasi. (2) Strategi untuk mengembangkan sektor perikanan dan kelautan meliputi : a. Mengembangkan potensi perikanan dan kelautan, terdiri atas: 1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas produk komoditas unggulan bidang perikanan. 2. Optimalisasi potensi perikanan dan kelautan serta memperluas pangsa pasar. 3. Pengembangan sentra produksi perikanan. 4. Pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan sumber daya manusia dan peningkatan peran kelompok masyarakat. 5. Peningkatan kemampuan penanganan dan pengolahan hasil-hasil komoditas budidaya laut. 6. Peningkatan sarana dan prasarana pemasaran serta sistem transportasi terpadu. Pokja AMS Kab. Mempawah II-13 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah b. Menata dan mengelola wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, terdiri atas : 1. Menyusun Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RSWP3K) Kabupaten Mempawah. 2. Menyusun Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Mempawah. 3. Menyusun Rencana Pengelolaan dan Rencana Aksi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RPWP3K) Kabupaten Mempawah; 4. Menyusun Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RAPWP3K) Kabupaten Mempawah; dan 5. Mengembangkan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan Pendekatan Gugus Pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi. (3) Strategi untuk mengembangkan penataan ruang yang memperhatikan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; meliputi : a. Mengembangkan tata ruang makro wilayah, terdiri atas: 1. Meningkatkan hubungan eksternal dengan Kota Pontianak sebagai pusat dari Pontianak Metropolitan Area. Diharapkan peningkatan hubungan eksternal ini dapat mendukung peran Kabupaten Mempawah sebagai hinterland dan menjadi kawasan produksi utama bagi Kota Pontianak. 2. Meningkatkan hubungan eksternal dengan pusat-pusat pertumbuhan di Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak. 3. Pusat pertumbuhan sebagaimana pada butir 2 dimanfaatkan sebagai pemasaran komoditas maupun pusat koleksi baik secara langsung maupun tidak langsung dan diharapkan dengan peningkatan hubungan eksternal tersebut dapat mendukung peran Kabupaten Mempawah sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah-wilayah tersebut. b. Mengembangkan tata ruang mikro, terdiri atas: 1. Menetapkan dan memantapkan peran dan fungsi kota-kota secara hirarkis dalam kerangka sistem wilayah pengembangan ekonomi dan sistem pembangunan perkotaan. Mengembangkan sistem pusat-pusat permukiman sebagai satu kesatuan pengembangan sehingga terbentuk fungsi dan hirarki pusat permukiman. Pokja AMS Kab. Mempawah II-14 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah 2. Tujuan kebijakan sebagaimana dimaksud pada butir 1 adalah mewujudkan pemerataan dan keseimbangan pertumbuhan antar wilayah melalui perluasan perkembangan yang serasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya. 3. Meningkatkan penyediaan jaringan transportasi wilayah yang menghubungkan antar simpul-simpul secara hirarkis untuk memperlancar koleksi dan distribusi barang dan jasa. 4. Memperkuat keterkaitan antar kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan. 5. Pengembangan budidaya pada kawasan berfungsi lindung harus dilaksanakan dengan tetap mempertahankan fungsi lindungnya. 6. Mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan yang memiliki daya dukung lingkungan rendah, dan pemulihan kawasan lindung terutama pada kawasan rawan bencana dan berfungsi lindung. 7. Memanfaatkan letak geografis Kabupaten Mempawah yang berdekatan dengan Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat, untuk pengembangan wilayah dan ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. 8. Mempertimbangkan kawasan rawan bencana dalam pembangunan untuk kegiatan perkotaan maupun permukiman. 9. Mengatur pola penggunaan lahan pada wilayah yang berkembang pesat sebagai akibat desakan dari pengembangan kawasan terbangun dari daerah sekitarnya. c. Mengembangkan Kawasan Strategis dengan menitikberatkan kepada pengembangan potensi ekonomi, pemberdayaan potensi masyarakat lokal dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, serta penerapan sistem insentif dan disinsentif. d. Mengembangkan sarana dan prasarana wilayah, terdiri atas: 1. Pengembangan sistem jaringan jalan sesuai hirarki dan fungsinya yang diarahkan untuk pengembangan wilayah secara lebih terpadu. 2. Pengembangan sarana transportasi, meliputi : a. Pengembangan sistem angkutan umum berdasarkan hirarki wilayah yang ekonomis, aman dan nyaman. b. Pengembangan sistem terminal terpadu dengan fasilitas perdagangan. 3. Mengelola sumber daya air, meliputi : a. Mengembangkan sistem irigasi yang terpadu dengan rencana pengembangan budidaya pertanian. Pokja AMS Kab. Mempawah II-15 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah b. Mengembangkan sebagaimana yang dimaksud huruf a meliputi intensifikasi lahan basah, percetakan sawah baru dan kegiatan pertanian lainnya. c. Mengembangkan air baku untuk keperluan industri dengan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan termasuk pembatasan pemanfaatan air bawah tanah. d. Mengembangkan sumber daya air secara terpadu dan menyuluruh dengan pendekatan sub DAS. 4. Mengembangkan sistem drainase dengan memperhatikan karakteristik wilayah perkotaan secara terpadu dengan infrastruktur lain. 5. 6. Meningkatkan kualitas sistem air bersih dan pelayanan air bersih, meliputi: a. Identifikasi sumber-sumber air berupa mata air, air permukaan dan air tanah. b. Perbaikan manajemen. c. Pengembangan sumber-sumber air baku baru. d. Kemitraan pemerintah, masyarakat serta swasta. e. Peningkatan infrastruktur air bersih. Mengembangkan jaringan telekomunikasi melalui, pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi berdasarkan rencana induk pengembangan telekomunikasi yang terpadu. 7. Mengembangkan jaringan listrik dan energi, melalui pengembangan jaringan listrik dan energi yang diarahkan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil serta pengembangan energi alternatif. 8. Mengembangkan fasilitas pengelolaan sampah dengan pendekatan pengurangan, pemanfaatan kembali, daur ulang dan pemulihan. 9. Meningkatkan kualitas sistem sanitasi permukiman, melalui pengembangan sistem sanitasi lingkungan yang berbasis komunal. 10. Mengembangkan sistem jaringan pengelolaan air limbah dan B3, melalui: a. Pengembangan sistem IPAL terpadu/kolektif pada zona-zona industri. b. Mengarahkan zona-zona industri untuk menjadi kawasan industri dengan fasilitas pengelolaan lingkungan yang terpadu. c. Mengarahkan secara ketat terhadap industri-industri polutif; dan d. Pengambilan air tanah dalam dikendalikan secara ketat melalui kajian daya dukung air. Pokja AMS Kab. Mempawah II-16 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah 11. Mengembangkan sistem pengolahan limbah tinja seperti, meliputi : a. Mengembangkan sistem pengolahan limbah tinja dengan menggunakan sistem penyaluran limbah on site. b. Membangun kesadaran masyarakat untuk memperhatikan dan berpartisipasi dalam hal sanitasi lingkungan. e. Mengelola dan memantapkan kawasan lindung, meliputi : 1. Mempertahankan kawasan lindung melalui upaya rehabilitasi lahan serta meningkatkan kualitas kawasan lindung melalui perbaikan sistem, aturan, prosedur, kriteria dan standar teknis. 2. Mengendalikan secara ketat terhadap kegiatan budidaya yang berpotensi merusak atau menganggu kawasan lindung serta pembatasan atau pengalihan kegiatan-kegiatan budidaya pada kawasan rawan bencana. f. Mengembangkan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung lingkungan, meliputi : 1. Mengembangkan kegiatan-kegiatan budidaya yang berfungsi lindung melalui pengembangan tanaman-tanaman yang berfungsi konservasi. 2. Mengembangkan kegiatan pertanian, perikanan dan kelautan dengan cara intensifikasi berdasarkan kesesuaian lahannya. 3. Mendorong pengembangan kawasan siap bangun untuk mewujudkan permukiman yang lebih tertata yang didukung dengan penyediaan infrastruktur yang terpadu. 4. Melakukan pembatasan terhadap pembangunan perumahan skala kecil melalui penerapan sistem disinsentif. g. Membangun dan mengembangkan fasilitas pelayanan wilayah, meliputi: 1. Membangun dan mengembangkan perumahan dan permukiman yang dilaksanakan dengan memperhatikan kelayakan teknis, sosial, ekonomi, politik dan lingkungan, dilaksanakan secara kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dengan bertumpu pada keswadayaan masyarakat. 2. Mengembangkan fasilitas sosial dan fasilitas umum melalui inventarisasi asset, penyebaran infrastruktur, peningkatan fasilitas pendidikan dan kesehatan. h. Mengembangkan potensi perekonomian daerah melalui promosi, investasi, aplikasi teknologi, penciptaan iklim usaha yang baik, serta pemberdayaan usaha ekonomi mikro yang terintegrasi dengan sistem ekonomi makro. Pokja AMS Kab. Mempawah II-17 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah i. Melestarikan dan merehabilitasi kawasan rawan bencana alam melalui: 1. Perencanaan lokasi untuk menghindari dataran berpotensi banjir dan rekayasa bangunan di dataran banjir. 2. Penyusunan rencana rinci termasuk pemetaan/deliniasi kawasan dan peraturan zonasi untuk kawasan perkotaan atau permukiman yang merupakan kawasan rawan bencana. j. Menerapkan pengendalian pemanfaatan ruang, meliputi : 1. Menyusun peraturan zonasi rencana yang harmonis antar zona. 2. Mengendalikan dan mengawasi pemanfaatan ruang secara konsisten. 3. Menerapkan mekanisme dan prosedur perizinan yang efisien dan efektif. 4. Menerapkan sistem insentif dan disinsentif untuk mendukung perwujudan tata ruang sesuai rencana. 5. Menerapkan sanksi yang jelas sesuai ketentuan perUndang-Undangan. (4) Strategi pengembangan struktur ruang, meliputi : a. Pengembangan pusat-pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan wilayah dan pusatpusat permukiman disertai pemerataan secara seimbang, guna menggerakkan perkembangan pertanian (dalam arti luas) dan perikanan dan kelautan. b. Penyediaan sarana-prasarana wilayah untuk lebih mendorong investasi produktif sesuai kebutuhan masyarakat melalui pengembangan dan penyediaan prasarana telekomunikasi, energi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan. (5) Strategi Kawasan Lindung meliputi : a. Mengembangkan kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya sebagai hutan lindung dan kawasan resapan air dengannya dengan menjaga fungsi perlindungan pada kawasan tersebut dengan tidak mengijinkan untuk peruntukan budidaya yang dapat merusak kawasan lindung ini sedangkan pada kawasan yang telah mengalami perubahan maka dilakukan pengembalian fungsi perlindungan baik sebagai hutan lindung maupun sebagai kawasan resapan air. b. Mengembangkan kawasan perlindungan setempat dengan pembatasan kegiatan yang tidak berkaitan dengan fungsi ini guna perlindungan perairan, sedangkan fungsi tambahan yang tidak mengganggu fungsi ini tetap diijinkan sejauh tidak mengganggu fungsi perlindungan Pokja AMS Kab. Mempawah II-18 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah setempat seperti pengembangan wisata ekologi di pesisir dan tepi sungai, fungsi transportasi, hankam dsb. c. Mengembangkan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan dengan pengamanan kawasan dan/atau benda cagar budaya dan sejarah dengan melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah atau situs purbakala juga pemberian insentif bagi yang melestarikan benda cagar budaya. d. Mengembangkan kawasan rawan bencana alam dengan menghindari kawasan yang rawan terhadap bencana alam banjir, longsor dan bencana alam lainnya sebagai kawasan terbangun. (6) Strategi Kawasan Strategis Kabupaten meliputi : a. Mengembangkan kawasan untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi, melalui kerjasama dalam penyediaan tanah untuk pengembangan kegiatan industri skala besar yang ditunjang penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan industri serta penyediaan infrastruktur untuk mendorong pengembangan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Mempawah. b. Mengembangkan kawasan untuk kepentingan sosio-budaya, melalui upaya pelestarian kawasan baik sebagai benda cagar budaya dan kawasan sekitarnya maupun kawasan permukiman yang memiliki nilai budaya tinggi sekaligus sebagai identitas kawasan. (7) Strategi sistem jaringan transportasi meliputi : a. Pengembangan sistem jaringan transportasi Kabupaten ditujukan untuk 1. Meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki. 2. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten. b. Strategi pengembangan sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan melalui : 1. Peningkatan akses pelayanan dan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah. 2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten. Pokja AMS Kab. Mempawah II-19 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah c. Peningkatan akses pelayanan sebagaimana dimaksud pada huruf (b) butir 1 melalui 1. Pemeliharaan keterkaitan antar kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan dengan pengembangan pusat pertumbuhan. 2. Pengendalian perkembangan kota serta mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah sekitar. Pokja AMS Kab. Mempawah II-20 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Gambar 2.6 Peta Rencana Pusat Layanan Kabupaten Mempawah Pokja AMS Kab. Mempawah II-21 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah 2.2 KEMAJUAN PELAKSANAAN SSK Secara umum rencana kebutuhan sarana sanitasi untuk 3 (tiga) sub sektor yang ditargetkan pada SSK periode sebelumnya (tahun 2013 – 2017), sampai saat ini sebagian besar belum terimplementasikan dan teengan Strategi Pembangunan Sanitasi. Informasi mengenai status implementasi SSK periode sebelumnya dari masing-masing sub sektor dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: a. Air Limbah Domestik Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik SSK (periode sebelumnya) Thn 2013– Thn 2017 SSK (saat ini) Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (1) (2) (3) (4) Meningkatkan akses pelayanan Limbah untuk menekan angka BABS dengan layanan Limbah yang aman bagi lingkungan Mengurangi angka BABS melalui peningkatan kepemilikan Jamban Rumah Tangga Meningkatnya penggunaan tangki septik aman Mengembangkan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan air Limbah Permukiman Pokja AMS Kab. Mempawah Tersedianya peraturan perundangan yang mendukung penyelenggaraan air limbah permukiman Terjadi penurunan 58,1% Penduduk angka BABS sebesar melakukan 34 % (data STBM BABS 2016) Hanya tangki aman Belum ada pertambahan penggunaan tangki 6,6% septik aman , septik masyarakat masih menggunakan sistem sanitasi dasar berbentuk cubluk Belum ada peraturan pengelolaan limbah permukiman daerah Belum diimplementasikan II-22 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah b. Pengelolaan Persampahan Tabel 2.9 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk sub sektor persampahan SSK (periode sebelumnya) Thn 2011– Thn 2012 SSK (saat ini) Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (1) (2) (3) (4) Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan Meningkatnya jumlah sampah terangkut melalui pelayanan menyeluruh sedikitnya 75% diakhir tahun 2019 Pengurangan timbulan sampah melalui upaya 3R di masyarakat Adanya kegiatan Belum adanya Pengurangan sampah Kegiatan 3R di dengan 3R sebesar masyarakat 27% di tahun 2019 c. Pelayanan sampah terangkut ke TPA 34,5% sampah menurun menjadi terangkut ke TPA hanya 26% seiring dengan pertumbuhan penduduk Belum terimplementasikan Drainase Perkotaan Tabel 2.10. Kemajuan pelaksanaan SSK untuk drainase perkotaan SSK (periode sebelumnya) Thn 2013– Thn 2017 Tujuan Sasaran (1) (2) Terfungsikannya saluran drainase sebagai pematus air hujan melalui peningkatan kualitas perencanaan Berkurangnya wilayah genangan permanen dan temporer hingga 50% dari kondisi saat ini Pokja AMS Kab. Mempawah SSK (saat ini) Data dasar* (3) Status saat ini (4) 21% daerah Kab. 49 % daerah Kab. Mempawah Mempawah rutin mengalami banjir terkena banjir sekali sedikitnya sekali dalam setahun dalam seminggu II-23 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah 2.3 PROFIL SANITASI SAAT INI Luas wilayah Kabupaten Mempawah (Luas daratan dan perairan) menurut PermenDagri No 06 Tahun 2008 tentang Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan 2.797,88 km² atau sekitar 1,90 % dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat, 146.807 km². Wilayah Kabupaten Mempawah terdiri dari 9 kecamatan, yang terbentuk dari 60 desa dan 7 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Sadaniang dengan luas 456,043 km² atau 21,99 % sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Mempawah Timur dengan luas sebesar 103,094 km² atau 4,97 % dari luas wilayah Kabupaten Mempawah. Sebagian besar masyarakat bermukim didaerah pesisir dan sepanjang bantaran sungai dimana masyarakatnya masih menggunakan WC atau MCK yang kurang layak, sehingga membutuhkan sarana sanitasi yang tepat untuk masyarakat, hal ini terlihat dari kebiasaan sebagian masyarakat yang tidak baik antara lain : a. Membuang sampah di sungai / saluran drainase. b. Mandi, mencuci dan kakus di sungai. c. Air buangan industri rumah tangga tanpa pengolahan langsung ke sungai / saluran drainase. d. Masih ada masyarakat yang BABS langsung ke sungai / pantai dan kebun. Kondisi eksisting pengelolaan sanitasi Kabupaten Mempawah saat ini dari tiap-tiap sub sektor sanitasi, antara lain: Kondisi eksisting pengelolaan sanitasi Kabupaten Mempawah saat ini dari tiap-tiap sub sektor sanitasi, antara lain: a. Air Limbah Domestik a.1. Sistem dan Infrastruktur Saat ini Kabupaten Mempawah masih belum memiliki sarana pengelolaan air limbah terpusat skala kota, namun upaya penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik skala kawasan/komunal terus dilakukan dan dikembangkan, terbukti dengan terbangunnya IPAL kawasan di beberapa kelurahan yang sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti IPAL Komplek Perumahan Suharto, RS. Rubini dan Pasar Terpadu Sui. Pinyuh sedang sisanya menggunakan MCK umum atau langsung dibuang ke sungai dan bibir pantai. Namun di sisi lain sebagian besar masyarakat sudah Pokja AMS Kab. Mempawah II-24 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah melengkapi rumahnya dengan WC/jamban pribadi walaupun masih menggunakan tangki septik tidak aman dan sebagian kecil sudah menggunakan tangki septik aman. Untuk mengidentifikasi sistem sanitasi existing, permasalahan yang dihadapi, dan potensi pengembangannya, Pokja melakukan analisis dengan menggunakan Diagram Sistem Sanitasi (DSS) sebagai alat bantu. Pada dasarnya, melalui diagram ini Pokja akan mendapatkan gambaran lengkap tentang kondisi aliran limbah, dari sejak dihasilkan sampai dibuang ke lingkungan di wilayahnya. Identifikasi dari berbagai kemungkinan aliran limbah ini sekaligus menggambarkan sistem sanitasi yang berlaku di Kabupaten Mempawah. Proses pemetaan sistem sanitasi pengelolaan air limbah yang ada dituangkan ke dalam “Diagram Sistem Sanitasi” seperti di bawah ini: Pokja AMS Kab. Mempawah II-25 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Gambar 2.11. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik BIDANG RESAPAN ATAU KE TANAH LANGSUNG T IPAL KOMUNAL Pokja AMS Kab. Mempawah II-26 | Profil Sanitasi Saat Ini Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Tabel 2.12. Cakupan Layanan Air Limbah domestik di Kab. Mempawah Akses Layak (KK) No. Kec. (i) Jml. Penduduk (KK) (ii) Akses Dasar On Site Off Site BABS (KK) MCK*** Tangki Septik Komunal (>10KK) Ipal Komunal IPAL Kawasan IPAL KOTA Tangki Septik Individual Belum Aman** (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii) (xiii) Tangki Septik Individual Tangki Septik Komunal (5-10K) (iii) (iv) Cubluk 1 Siantan 8.933 - - 3 - - - - - 7.454 1.325 2 Segedong 5.453 - - 1 - - - - - 3.503 1.950 3 Sungai Pinyuh 16.032 - - 1 - - - - - 7.895 7.413 4 Anjungan 4.426 - - 1 - - - - - 2.592 1.834 5 Mempawah Hilir 10.588 - - 3 - 1 - - - 5.608 4.326 6 Mempawah Timur 7.496 - - 2 - - - - - 5.553 1.397 7 Sungai Kunyit 7.313 - - 1 - - - - - 5.308 1.466 8 Toho 5.340 - - 1 - - - - - 2.733 2.583 9 Sadaniang 2.539 - - 1 - - - - - 751 1.781 Pokja AMS Kab. Mempawah II - 20 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Tabel 2.13 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik No. (i) Jenis (ii) Sat uan Jumlah/Kap asitas (iii) (iv) Kondisi Keterangan Berfungsi Tidak Berfungsi (v) (vi) (vii) 8 Tidak dimanfaatkan masyarakat SPAL Setempat ( Sistem On Site ) 1 unit - - 2 Tangki Septik Komunal < 10 KK MCK unit 11 3 3 4 Truk Tinja IPLT : kapasitas unit unit - SPAL Terpusat (Sistem Off-Site) 1 unit 2 Tangki Septik Komunal > 10 KK IPAL Komunal unit 1 1 3 4 IPAL Kawasan IPAL Terpusat unit unit - - Kel. Tengah Kec. Mempawah Hilir Sumber : DPU Kabupaten Mempawah 2016 Peta Cakupan akses dan sistem layanan air Limbah domestik pe Kecamatan (informasi terdapat di dalam Instrumen Profil Sanitasi Lembar Kerja “Form 2”. Tidak ada informasi data tentang Peta cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik, mengingat Kabupaten Mempawah belum memiliki Masterplan Air Limbah. Kelembagaan dan Peraturan Belum ada organisasi pengelola sektor air limbah (IPAL) di Kabupaten Mempawah namun pembangunan Fisik Sarana dan Prasarana Sanitasi Permukiman di bawah dinas Pekerjaan Umum. Pada program SLBM (Sanitasi Langsung Berbasis Masyarakat) berupa pembangunan MCK++ Kelembagaan berada di masyarakat yang dilakukan oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang kelembagaannya dibagi berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya yaitu sebagai Panitia Pembangunan dan Badan Pengelola. Pokja AMS Kab. Mempawah II - 19 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Institusi yang berwenang dalam pengelolaan (baik operator maupun regulator) serta peraturan dan kebijakan pengelolaan yang berkaitan dengan air limbah domestik informasi secara detail dapat dilihat pada lampiran 1.3.3. b. Persampahan b.1. Sistem dan Infrastruktur Pada Kabupaten Mempawah Lokasi TPA berada di Desa Sui Bakau Besar Laut Kecamatan. Pelayanan persampahan di Kabupaten Mempawah saat ini dikelola oleh Dinas Peerjaan Umum Bidang Kebersihan, dan Pertamanan Kabupaten Mempawah. Kondisi persampahan Kabupaten Mempawah secara jelas akan ditampilkan pada Peta Persampahan Kabupaten Mempawah Adapun mekanisme penanganan persampahan terbagi menjadi tiga jenis pola penanganan persampahan, yaitu : a) Pola Individual Langsung Rumah Tangga, Rumah Makan, Pertokoan, Penginapan, Perkantoran yang berada di pinggiran jalan b) Pola Komunal Langsung c) Pola Individual Tidak Langsung Pokja AMS Kab. Mempawah ARMADA TPA II - 20 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah ini dilayani oleh TPA dengan sistem Open Dumping, dalam pemindahan sampah dari sumber sampah hingga ke TPA Sui Bakau Besar Laut menggunakan sarana kebersihan berupa gerobak/becak motor, kontainer dan armada truk pengangkut. Secara garis besar kondisi sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Mempawah adalah sebagai berikut 1. Pengelolaan oleh Masyarakat Pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah ke TPS dilaksanakan oleh penghasil sampah. Pola komunal ini terdapat pada sebagian besar daerah permukiman yang berada disekitar jalur pengangkutan sampah. Masyarakat penghasil sampah memindahkan sampah yang dihasilkannya ke suatu tempat yang berfungsi sebagai TPS, dapat berupa peralatan terbuka, bak sampah, atau kontainer. Pada sebagian besar wilayah permukiman yang belum mendapat pelayanan pengangkutan sampah dari Pemerintah. Pada pola ini masyarakat langsung mengumpulkan sampahnya ke tempat terbuka untuk ditimbun, dibuang secara terbuka, atau dibakar. 2. Pengelolaan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan Pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah dilaksanakan oleh petugas kebersihan (Petugas Kebersihan) dan secara langsung dipindahkan ke dalam truk pengangkut sampah. Pola individu langsung ini dilaksanakan pada daerah-daerah permukiman teratur dan permukiman dipinggir jalan utama yang dilalui oleh truk pengangkut sampah. Untuk daerah yang tidak tersedia TPS daerah menyediakan tong-tong sampah dan masyarakat membuang sampah masing-masing ke Tong sampah untuk kemudian diangkut oleh petugas untuk dimasukan ke Truk Pengangkut dan selanjutnya dibawa langsung ke TPA . Beberapa bagian daerah khusus di ibu kota Kabupaten disediakan petugas-petugas kebersihan dengan sarana gerobak sampah untuk mengangkut hasil sapuan sampah selanjutnya sampah dengan gerobak dibawa ke pinggir jalan yang akan dilalui truk pengangkut, ketika truk datang sampah dipindahkan ke dalam truk. Pada pola ini gerobak berfungsi sebagai alat angkut pengumpul dan sekaligus sebagai TPS. Ini dilakukan jika pada jalur pengangkutan sampah terdekat tidak Pokja AMS Kab. Mempawah II - 21 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah tersedia TPS (bak sampah atau kontainer). Jika di sekitar jalur pengangkutan tersedia TPS, maka sampah dari gerobak langsung dipindahkan kedalam TPS. Pola yang sama juga dilakukan pada daerah pasar, tetapi dengan petugas pelaksana adalah petugas kebersihan (petugas Dinas PU). Sampah dikumpulkan petugas kemudian dipindahkan ke TPS yang tersedia (Bak sampah atau kontainer) sebelum diangkut ke TPA. Pada saat ini area TPA di Kabupaten Mempawah dengan luas 2,4 Ha dengan sistem Open Dumping yang berlokasi di Desa Sungai Bakau Besar Laut Kecamatan Sungai Pinyuh . Kegiatan pengurangan jumlah sampah yang dapat didaur ulang atau dijual ke pengepul sampah dilakukan sekitar 10 KK pemulung yang berdatangan di lokasi TPA . Pemetaan sistem sanitasi pengelolaan persampahan yang terjadi diilustrasikan melalui DSS sebagai berikut: Pokja AMS Kab. Mempawah II - 22 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Gambar 2.14. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan TPA Pokja AMS Kab. Mempawah II - 24 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Produksi total timbulan penduduk Kabupaten sampah pada tahun 2015 sebesar 596.790 m3/hari. Dengan jumlah sebanyak 238.167 jiwa, sedang untuk kapasitas pengelolaan sampah terangkut sebesar 162 m3/hari. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.15. Timbulan sampah No Nama Kecamatan dan Kelurahan Volume Timbulan Sampah Jumlah Penduduk (orang) (%) (M3/hari) (3) (4) (5) (1) (2) 1 Mempawah Hilir 36.929 14,67 91,49 2 Mempawah Timur 27.132 10,78 67,22 3 Sungai Pinyuh 50.902 20,22 126,12 4 Sungai Kunyit 23.737 9,43 58,81 5 Segedong 19.064 8,65 53,95 6 Siantan 43.442 17,25 107,62 7 Anjongan 17.897 7,11 44,34 8 Toho 19.064 7,57 47,24 TOTAL 238.167 100 596.790 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab.Mempawah 2016 (Bid. Kebersihan dan Pertamanan) Pokja AMS Kab. Mempawah II - 25 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Tabel 2.16. Cakupan akses dan sistem layanan persampahan Nama Kecamatan NO Volume sampah yg terangkut ke TPA 3R (%) (M3) (%) (M3) 1 Mempawah Hilir 68,8 63 2 Mempawah Timur 22,3 15 3 Sungai Pinyuh 33,3 42 4 Sungai Kunyit 20,4 12 5 Segedong 22,2 12 6 Siantan 11,2 12 7 Anjongan 13,5 6 8 Toho TOTAL - - 162 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum 2016 Dengan banyaknya jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat di Kabupaten Mempawah diperlukan sarana dan prasarana kebersihan yang memadai guna mendukung kegiatan pengangkutan sampah maupun untuk menjaga kebersihan. Adapun kondisi sarana dan prasarana kebersihan di Kabupaten Mempawah dapat di lihat pada tabel berikut ini: Pokja AMS Kab. Mempawah II - 26 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Tabel 2.17. Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan No 1 2 3. 4 5 Jenis Prasarana / Sarana Pengumpulan Setempat - Gerobak - Becak/Becak Motor - Kendaraan Pick Up Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak sampah (beton/kayu/fiber) - Container - Transfer Stasiun - SPA (Stasiun Peralihan Antara) Pengangkutan Jumlah/ Kapasitas / luas total daya tampung* Rotasi Satuan terpakai /hari M3 unit unit Kondisi Keterangan** Bai Rusak Rusak k ringan Berat 9 2 √ 5 2 √ unit unit unit unit 130 110 √ 21 90 √ unit Dump Truck unit 8 6 2 √ Arm Roll Truck Compactor Truck Pengolahan Sampah - Sistem 3R - Incinerator B3 TPA/TPA Regional Konstruksi: lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional: lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka unit unit 2 6 8 √ Pemakaian kendaraan dilakukan bergantian oleh para supir dikarenakan keterbatasan jumlah kendaraan unit unit Pokja AMS Kab. Mempawah TPA Bakau Besar Masih Menggunakan Sistem Open Dumping II - 27 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah b. 2. Kelembagaan dan Peraturan 1) Aspek Kelembagaan Pengelolaan sampah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan pada Seksi Kebersihan . Pengelolaan persampahan Kabupaten Mempawah saat ini berada dibawah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mempawah Berdasarkan susunan organisasi tersebut, maka pelaksana teknis operasional pengelolaan persampahan Kabupaten Mempawah berada dibawah Seksi Kebersihan.Dan belum ada pihak swasta atau institusi lain yang berkerjasama dalam operasional penanganan sampah di Kabupaten Mempawah ini. Uraian tugas dan tata laksana kerja yang jelas dan rinci Dinas Pekerjaan Umum ,Bidang Pertamanan dan Kebersihan adalah melaksanakan teknis operasional pengelolaan sampah Kabupaten Mempawah Secara lebih spesifik, tugas Seksi Kebersihan adalah mencakup kegiatan pengadaan tempat sampah (tong sampah), Pengumpulan pada daerah tertentu, penyediaan TPS, pengangkutan sampah ke TPA sampah, dan pemusnahan sampah di TPA. 2) Aspek Peraturan Perundangan Ada dua peraturan daerah tetang pelaksanaan pengelolaan kebersihan yang telah ditertibkan di Kabupaten Mempawah yaitu Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan dan Kebersihan Sementara Perda Pengelolaan Sampah di Kabupaten Mempawah baru sedang disusun di tahun 2016 ini. Pokja AMS Kab. Mempawah II - 28 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah C. Drainase Perkotaan C.1. Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan (sesuai definisi SPM) Kabupaten Mempawah mempunyai Topografi yang cenderung datar dan landai serta banyaknya aliran sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil.. Daerah-daerah seperti ini biasanya rawan akan genangan terutama bila tidak didukung oleh sistem drainase yang baik. Daerah tersebut selalu mengalami genangan baik akibat air hujan, pasang surut dan limpasan air dari daerah yang lebih tinggi dimana air tidak dapat keluar dengan Kondisi segera karena kelandaian di daerah genangan tersebut sedemikian kecil sehingga kecepatan aliran air juga sangat kecil. Adapun daerah – daearah yang sering terjadi banjir atau genangan akibat air hujan, pasang surut dan limpasan air dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.18. Lokasi genangan dan perkiraan luas Genangan Wilayah Genangan No Lokasi Genangan Luas Ketinggian Lama Frekuensi Infrastruktur* (Ha) (m) (jam/ hari) (kali/t ahun) Penyebab*** Jenis Kec. Sui. Kunyit 1 Desa Sui. Duri I 307,07 0,1 – 0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 2 Desa Sui. Duri II 675,37 0,1 – 0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 372,74 0,1 – 0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 206,45 0,1 – 0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 289,14 0,1 – 0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) Desa Sui. Limau 163,46 0,1 – 0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 7 Desa Sui. Dungun 135,92 0,1 – 0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 8 Desa Mendalok 41,23 0,1 – 0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 9 Desa Semudun 307,01 0,1 – 0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 3 4 5 6 Desa Sui. Bundung Laut Desa Sui. Kunyit Laut Desa Sui. Kunyit Dalam Saluran Primer Saluran Sekunder Saluran Sekunder Saluran Sekunder Saluran Sekunder Saluran Sekunder Saluran Sekunder Saluran Sekunder Saluran Sekunder Kec. Mempawah Hilir 1 Desa Malikian 142,90 1- 2 7 1 Limpasan Banjir dari Hulu 2 Desa Pasir 1.252,2 1-2 7 1 Belum adanya sudetan menuju ke laut Pokja AMS Kab. Mempawah Saluran Primer Saluran Primer II - 29 Ket.** Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Wilayah Genangan No Lokasi Genangan Luas Ketinggian Lama Frekuensi (Ha) (m) (jam/ hari) (kali/t ahun) Infrastruktur* Penyebab*** 4 Kelurahan Terusan 205,27 0,1 - 0,5 5 1 Limpasan Banjir dari Hulu 5 Kelurahan Tengah 253,22 0,1 - 0,5 1 1 Limpasan Banjir dari Hulu 346,94 0,1- 0,5 1 1 Limpasan Banjir dari Hulu 118,27 0,1 – 0,5 5 1 6 1 Desa Kuala Secapah Kec. Mempawah Timur Kelurahan Pedalaman 2 Desa Antibar 1.857,35 0,1 – 0,5 5 1 3 Desa Sejegi 764,38 0,5 – 0,75 5 1 4 Desa Pasir Palembang 544,60 0,1 – 0,5 3 1 235,99 0,1 – 0,5 1 1 522,21 0,1 – 0,5 1 1 682,57 0,1-0,5 1 1 640,20 0,1-0,5 1 1 5 6 1 2 Desa Pasir Panjang Desa Pasir Wan Salim Kec. Sungai Pinyuh Desa Sungai Bakau Besar Darat Desa Sungai Bakau Besar Laut Limpasan Banjir dari Hulu Limpasan Banjir dari Hulu Limpasan Banjir dari Hulu Limpasan Banjir dari Hulu Banjir ROB (Pasang Air Laut) Jenis Saluran Primer Saluran Primer Saluran Primer Saluran Primer Saluran Primer Saluran Primer Saluran Sekunder Saluran Sekunder Banjir ROB (Pasang Air Laut) Saluran Sekunder Banjir ROB (Pasang Air Laut) Daerah Pesisir Saluran Sekunder Saluran Sekunder Saluran Sekunder Saluran Primer Saluran Primer Banjir ROB (Pasang Air Laut) 3 Desa Sungai Batang 1.176,30 0,1-0,5 3 1 Banjir ROB / Limpasan Banjir 4 Desa Sungai Rasau 146,00 0,1-0,5 3 1 Banjir ROB / Limpasan Banjir 5 Kel. Sui. Pinyuh 710,35 0,1-0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 6 Desa Purun Kecil 1.384,87 0,1-0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut)/Daerah Pesisir 1 Desa Sungai Burung 1.131,77 0,1-0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut)/Daerah Pesisir 2 Desa Parit Bugis 300,72 0,1-0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 3 Des Peniti Besar 151,56 0,1-0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 4 Desa Peniti Dalam I 687,90 0,1-0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) 5 Desa Peniti Dalam II 961,53 0,1-0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut) Kec. Segedong Pokja AMS Kab. Mempawah Saluran Primer Saluran Primer Saluran Primer Saluran Primer Saluran Primer II - 30 Ket.** Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Wilayah Genangan No Lokasi Genangan Luas Ketinggian Lama Frekuensi (Ha) (m) (jam/ hari) (kali/t ahun) Infrastruktur* Penyebab*** Jenis Kec. Siantan 1 Desa Sungai Nipah 704,81 0,1-0,5 1 1 2 Desa Jungkat 81,76 0,1-0,5 1 1 3 Desa Peniti Luar 1.863,75 0,1-0,5 1 1 Banjir ROB (Pasang Air Laut)/Daerah Pesisir Banjir ROB (Pasang Air Laut)/Daerah Pesisir Banjir ROB (Pasang Air Laut)/Daerah Pesisir Saluran Sekunder Saluran Primer Saluran Primer Limpasan Banjir dari Hulu Saluran Primer Kec. Toho 1 Toho Hilir 969,24 Sumber : Peta Rawan Bencana BLHPB Kab. Mempawah 2014 Keterangan: *) Infrastruktur dapat terdiri dari saluran drainase (primer dan sekunder) ataupun bangunan pelengkap. Infrastruktur yang terdapat di dalam kawasan genangan. **) Dapat berupa informasi terkait panjang saluran, kapasitas pompa, luas kolam retensi dll yang terdapat di dalam kawasan genangan. ***) Merupakan indikasi penyebab dari timbulnya genangan. Indikasi penyebab dapat berasal dari dalam kawasan atau dapat berasal dari luar kawasan namun masih dalam satu sistem drainase. Pokja AMS Kab. Mempawah II - 31 Ket.** Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Gambar 2.3.3. Peta Wilayah Genangan Kabupaten Mempawah Genangan akibat ROB dan Hujan Banjir akibat Limpasan Banjir Hulu dan Hujan dan Hujan Genangan akibat ROB, Limpasan Banjir Hulu dan Hujan Genangan akibat ROB dan Hujan Genangan akibat ROB dan Hujan Pokja AMS Kab. Mempawah II - 32 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah C.2. Sistem dan Infrastruktur Sistem drainase kota yang ada di Kabupaten Mempawah saat ini masih banyak yang belum optimal bahkan cenderung berubah fungsi. Drainase jalan yang harusnya hanya berfungsi atau di desain untuk menampung dan mengalirkan limpasan air hujan yang jatuh ke badan jalan tetapi juga berfungsi untuk menampung air buangan selain dari air hujan. Akibatnya kapasitas saluran tersebut tidak cukup sehingga meluap. Dari segi fisik prasarana yang ada sebagian besar saluran drainase kota berupa saluran dari pasangan batu, namun kondisi saat ini tidak sedikit dari saluran tersebut yang mengalami kerusakan. Sedimentasi di saluran drainase cukup besar baik itu berasal dari material tanah/pasir dan sampah baik organik maupun non organik. Secara umum permasalahan drainase di Kabupaten Mempawah adalah : Permasalahan di Saluran Primer : Terjadinya sedimentasi disepanjang saluran Sebagian besar saluran masih berupa saluran alamiah Saluran yang berada tepat disisi jalan , tertutup oleh vegetasi sepenuhnya sehingga aliran terputus Saluran buangan yang berasal dari permukiman hanya berupa rembesan/sauran alamiah Permasalahan di saluran Sekunder dan Tersier Sebagian besar masih berupa saluran alami Terdapatnya sedimen dan sampah pada saluran , atau vegetasi berupa semak sehingga mengurangi kapasitas saluran Saluran buangan yang berasal dari permukiman hanya berupa rembesan di sepanjang aliran drainase Terjadinya penyumbatan oleh karena adanya proses erosi pada bagian hulu/hilir saluran. (masterplan drainase Kab. Mempawah 2015) Pokja AMS Kab. Mempawah II - 33 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Tabel 2.3.7. Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabuaten Mempawah Dimensi No Jenis Prasarana / Sarana Satuan (ii) (iii) (i) 1 1 2 3. 4. 5. 6. Bentuk Penampang Saluran* Kondisi Frekue nsi Pemeli haraan (kali/ta hun) (vii) H*** Berfungsi Tdk berfung si (iv) (v) (vi) 0,8 0,46 √ - 0,8 0,7 √ - B** Saluran S. Primer Mempawah Hilir Saluran Sekunder A1. Saluran Sekunder A.2 S. Primer Mempawah Timur Saluran Sekunder A1. Saluran Sekunder A.2 S. Primer Segedong Saluran Sekunder A1. Saluran Sekunder A.2 S. Primer Siantan Saluran Sekunder A1. Saluran Sekunder A.2 S. Primer Sungai Kunyit Saluran Sekunder A1. Saluran Sekunder A.2 S. Primer Sungai Pinyuh Saluran Sekunder A1. Saluran Sekunder A.2 S. Tersier A.1 Bangunan Pelegkap Rumah Pompa Pintu Air Kolam retensi m Trapesuim m Trapesium m - m Trapesuim 1,8 0,65 m Trapesium 1,8 0,65 √ - 1,7 0,7 √ - 1,15 0,8 √ - - - - 0,6 0,56 √ - 0,5 0,2 √ - m m Trapesuim m Trapesium m m Trapesuim m Trapesium m m Trapesium m Trapesium m m Trapesuim m Trapesium - 0,28 0,3 √ - 0,5 0,8 √ - 0,6 0,7 √ - m 0,2 0,4 √ - m 0,4 - 0,35 - √ - - - - - - - - Unit m m - Sumber : DPU Kabupaten Mempawah Pokja AMS Kab. Mempawah II - 34 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah C.3. Kelembagaan dan Peraturan Di Kabupaten Mempawah, organisasi pengelola drainase berada di Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya melalui Subbidang Perumahan dan Permukiman . Tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum diatur di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Mempawah Nomor 01 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi perangkat Daerah Kabupaten Mempawah . Informasi secara detail dapat dilihat pada Lampiran 1.3.3. Dokumen Pemutakhiran SSK Kab. Mempawah. 2.4. AREA BERISIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI Resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Maksud dilakukannya penilaian area berisiko adalah bahwa hasil dari penilaian diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu kriteria dalam menentukan prioritas pelaksanaan program dan kegiatan pada sektor sanitasi, sedangkan tujuan dilakukannya penilaian area berisiko sanitasi adalah ditetapkannya area dan subsektor prioritas pengembangan sanitasi berdasarkan tingkat risiko sanitasi, fungsi dan peruntukan ruang dan lahan, kondisi alam dan kawasan pengembangan khusus. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan untuk dapat mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut: Memetakan area-area yang memiliki risiko sanitasi melalui serangkaian proses pengumpulan data. Mengklasifikasi area berdasarkan tingkat risiko kesehatan lingkungan melalui analisa data. Menentukan area berisiko sanitasi. Dalam melakukan penilaian area berisiko sanitasi, Pokja sanitasi Kabupaten Mempawah mengklasifikasikan berdasarkan nilai skoring grade 1 – 4, dengan rincian sebagai berikut: Skor 4 : Resiko Sangat Tinggi Skor 3 : Resiko Tinggi Skor 2 : Resiko Rendah Skor 1 : Resiko Sangat Rendah Hasil akhir penilaian area berisiko sanitasi, merupakan kesepakatan Pokja Sanitasi sesuai dengan indikator-indikator yang ditetapkan berdasarkan skoring terhadap data sekunder, persepsi SKPD terkait sektor sanitasi dan hasil olah data survey Ehra. Area berisiko sanitasi diharapkan dapat menjadi sumber data yang valid dalam pengambilan kebijakan terkait pembangunan sanitasi di Kabupaten Mempawah Dengan Pokja AMS Kab. Mempawah II - 35 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah adanya data area berisiko sanitasi nantinya dapat menjadi pedoman dalam rangka perencanaan pembangunan bidang sanitasi, sehingga lebih tepat sasaran. Sebagai prioritas permasalahan terkait sanitasi di Kabupaten Mempawah , pada area beresiko 4 dan 3 tentulah yang akan menjadi prioritas utama untuk segera ditangani. Hal ini bukan berarti area beresiko 2 dan 1 tidak akan menjadi prioritas, namun untuk langkah awal yang perlu ditangani segera adalah wilayah yang mempunyai tingkat resiko sangat tinggi dan resiko tinggi. 2.4.1. Area berisiko dan permasalahan Mendesak air limbah domestik Tabel 2.4.1. Area berisiko sanitasi sub-sektor Air Limbah Domestik Wilayah prioritas No Area Berisiko*) Kecamatan Kelurahan / Desa 1. Risiko 4 Kec. Sui Kunyit Sui Kunyit Laut 2. Risiko 4 Risiko 4 Kec. Sui Kunyit Sui Duri I Kec. Sui Pinyuh 4. Risiko 3 Kec. Sui Kunyit Kel. Sui Pinyuh Sungai Dungun 5. Risiko 3 Kec. Sui Kunyit Sungai Kunyit Dalam 6. Kec. Sui Kunyit Bukit Batu 7 Risiko 3 Risiko 3 Kec. Anjongan Desa Pak Bulu 9 Risiko 3 Kec. Sadaniang Pentek 10 Risiko 3 Kec. Sadaniang Bunbun 11 Risiko 3 Kec. Sadaniang Ansiap 12 Kec. Sadaniang Suak Barangan 13 Risiko 3 Risiko 3 Kec. Segedong Sungai Burung 14 Risiko 3 Kec. Segedong Peniti Besar 15 Risiko 3 Kec. Siantan Jungkat 16 Risiko 3 Kec. Siantan Peniti Luar 17 Risiko 3 Kec. Mempawah Hilir Kuala Secapah 18 Risiko 3 Kec. Mempawah Hilir Kel, Terusan 19 Risiko 3 Kec. Mempawah Timur Sui Bakau Kecil 3. Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3 sebesar Pokja AMS Kab. Mempawah II - 36 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Gambar 2.7 Peta area berisiko air limbah domestik Pokja AMS Kab. Mempawah II - 37 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Permasalahan Mendesak 1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface - pengolahan awal - pengangkutan/pengaliran - pengolahan akhir terpusat) serta Dokumen Perencanaan Teknis User Interface Angka Kepemilikan jamban pribadi di Kabupaten Mempawah adalah 79,6% dan MCK/WC Umum sebesar 0,9%. Sedangkan sisanya Masih ada 24,7% penduduk yang melakukan praktek BABS Pengolahan Awal Jumlah penggunaan tangki septik sebagai tempat penyaluran akhir tinja masyarakat masih sangat rendah hanya 2,4% , selebihnya berupa cubluk/lubang tanah dengan lapis beton, ke kolam/sawah atau ke sungai Pengangkutan / Pengaliran Pengolahan Akhir Terpusat Dokumen Perencanaan Teknis Kabupaten Mempawah tidak memiliki layanan truk penyedot tinja. Masih hanya 1 IPAL Komunal di Kab. Mempawah Belum ada IPLT Sebagian besar Industri rumah tangga tidak memiliki pengolahan limbah Masterplan Pengelolaan Air Limbah baru akan disusun tahun 2016 ini Permasalahan Mendesak 2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, Kelembagaan, Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi, serta Peraturan dan Perundang-undangan Anggaran pengelolaan air limbah terbatas Belum ada CSR atau pihak swasta yang terlibat di sektor air limbah Pendanaan Belum adanya dana hibah atau pinjaman selain dana-dana APBD dan DAK yang tentunya sangat terbatas. Belum banyak LSM/Lembaga lokal yang intens di sanitasi (air limbah) Belum adanya lembaga yang mengelola baik sebagai regulator Kelembagaan maupun sebagai operator dalam pengelolaan limbah domestik di Kabupaten Mempawah . Peran serta Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah masyarakat dan Peran KSM (organisasi masyarakat pengelola dan pemelihara) kurang swasta optimal. Komunikasi Sosialisasi tentang pengelolaan air limbah masih kurang Peraturan dan Belum ada peraturan perundangan Daerah untuk petunjuk pengelolaan Perundang limbah domestik undangan Pokja AMS Kab. Mempawah II - 38 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah 2.4.2. Area berisiko dan permasalahan persampahan No Tabel 2.22 Area berisiko sanitasi sub-sektor persampahan Wilayah prioritas Area Berisiko*) Kecamatan Kelurahan/Desa Risiko 4 Kec. Sui Kunyit Sui Duri I Risiko 4 Kel. Sungai Pinyuh Risiko 4 Kec. Sungai Pinyuh Kec. Sui Kunyit Risiko 4 Kec. Segedong Desa Peniti Besar Risiko 4 Jungkat Risiko 4 Kec. Siantan Kec. Siantan Risiko 4 Kec. Siantan Wajok Hilir Peniti Luar Resiko 3 Kec. Sui Kunyit Sui Kunyit Laut Resiko 3 Kec. Sui Kunyit Sui Bundung Laut Resiko 3 Kec.Sui Pinyuh Resiko 3 Kec.Toho Sui Bakau Besar Laut Sambora Resiko 3 Kec. Anjungan Dema Resiko 3 Kec. Anjungan Pak Bulu Resiko 4 Kec. Segedong Sui Burung Resiko 3 Kec. Segedong Sui Purun Besar Resiko 3 Kec. Segedong Parit Bugis Resiko 3 Kec. Siantan Wahok Hulu Resiko 3 Kec. Mempawah Timur Sui Bakau Kecil Kel. Anjungan Melancar Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3 Pokja AMS Kab. Mempawah II - 39 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Gambar 2.8 Peta area berisiko Persampahan Pokja AMS Kab. Mempawah II - 40 Permasalahan Mendesak Dokumen Perencanaan Sanitasi 1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah (user interface-pengumpulan setempat-penampungan sampah-pengangkutan-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis User Interface Pengumpulan setempat Penampungan sampah/TPS Pengangkutan Pembuangan Akhir Pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan Data EHRA 2016. Tingkat layanan penanganan sampah RT: Pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan dengan cara dibakar masih sangat tinggi dan dominan yaitu sebesar 80,4 % sementara yang diangkut dan dibuang ke TPS hanya sebesar 5,0% selebihnya tidak diangkut ( dikubur, dibuang ke sungai, dibuang ke lahan kosong dsb) Masih kurangnya jumlah maupun kapasitas angkut gerobak dan becak motor yang melayani daerah padat peduduk maupun sentra perdagangan di Kab. Mempawah . Belum adanya petugas dari swasta maupun masyarakat yang terlibat dalam pengumpulan setempat Kurangnya jumlah Container dan bak bak sampah yang tersebar di setiap daerah padat penduduk TPS ada belum terpilah Belum ada Transfer Station maupun SPA di Kabupaten Mempawah Kab. Mempawah hanya memiliki 8 armada truk pengangkut sampah dengan tingkat layanan yang sangat minim , sehingga masih ada kecamatan mapun desa/kelurahan yang tidak terayani pengangkutan sampah oleh Pemda setempat. TPA masih open dumping Sampah dibiarkan terhampar dan membusuk di TPA tanpa perlakuan 2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, , Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi serta Peraturan dan Perundang-undangan Pendanaan Kelembagaan Peran serta masyarakat / swasta Komukasi Peraturan dan Perundangundangan Penarikan retribusi sampah belum optimal Anggaran pengelolaan persampahan terbatas Belum ada keterlibatan CSR atau pihak swasta dalam penanganan sampah Lembaga yang menangani sampah masih berada di bawah bidang Kebersihan dan Pertamanan berupa seksi Kebersihan di Dinas Pekerjaan Umum . Operator dan Regulator masih menyatu ditangani Dinas PU seksi kebersihan Minimnya keterlibatan masyarakat dalam penanganan sampah. Belum ada pemilahan sampah Kurangnya info dan iklan mengenai penangan /pengolahan sampah Belum adanya sosialisasi 3R dimasyarakat Belum ada peraturan perundangan Daerah tentang pengelolaan sampah . (sedang disusun ditahun 2016) . Pokja AMS Kab. Mempawah II - 41 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah 2.4.3. Area berisiko dan permasalahan drainase perkotaan Tabel 2.23 Area berisiko sanitasi sub-sektor drainase Wilayah prioritas No Area Berisiko*) Kecamatan Kelurahan/Desa Risiko 4 Kec. Mempawah Hilir Resiko 3 Kec. Sui Pinyuh Kel. Terusan Sui Pinyuh Resiko 3 Kec. Sui Pinyuh Sui Batang Resiko 3 Kec.Siantan Resiko 3 Kec.Siantan Jungkat Peniti Luar Resiko 3 Kec. Mempawah Hilir Kuala Secapah Resiko 3 Kec. Mempawah Hilir Kampung Pasir Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3 Pokja AMS Kab. Mempawah II - 42 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah Gambar 2.9 Peta area berisiko Drainase Perkotaan Pokja AMS Kab. Mempawah II - 43 Dokumen Perencanaan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten Mempawah No Permasalahan Mendesak 1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface - penampungan Awa l- pengaliran) serta Dokumen Perencanaan Teknis User Interface Penampungan Awal Pengaliran Rumah tangga yang mengalami banjir rutin masih sebesar 23% dengan lamanya genangan lebih dari 1 hari sebesar 86% KK DARI Rumah Tangga yang pernah mengalami banjir di Kab. Mempawah (EHRA 2016) Pembangunan drainase yang belum terintegrasi karena lemahnya perencanaan . Masih lemahnya pengawasan pada proses pembangunan Kondisi drainase eksisting banyak yang kurang mamadai (dimensi saluran kurang besar / bersedimentasi serta masih alamiah) Belum ada pemeliharaan rutin drainase terbangun Banjir kiriman akibat aktifitas di hulu Adanya daerah pasang surut air Laut/Rob Meningkatnya kawasan terbangun yang cukup pesat seiring dengan pertambahan penduduk No Permasalahan Mendesak 2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta dan Komunikasi Pendanaan Kelembagaan Peran serta masyarakat / swasta Komukasi Anggaran pengelolaan drainase terbatas Belum adanya Pendanaan CSR ataupun swasta yang berperan serta dalam penangan drainase daerah Belum tertanganinya secara khusus lembaga yang mengurus drainase daerah Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan drainase Masih banyak masyarakat yang terbiasa membuang sampah di Saluran drainase Belum adanya promosi atau bentuk iklan di daerah dalam hal perlakuan masyarakat dalam pemeliharaan dan penanganan drainase lingkungan Pokja AMS Kab. Mempawah II - 44