BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Isi Teknik Permainan Simulasi 1

advertisement
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Isi Teknik Permainan Simulasi
1. Pengertian Permainan Simulasi
Pada dasarnya bimbingan dan konseling sangat penting peranannya
dalam system pendidikan karena dalam bimbingan dan konseling merupakan
suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu yang
pada umunya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu dan pendidikan itu sendiri adalah merupakan usaha yang
berfungsi mengembangkan kepribadian dan potensinya ( bakat, minat, dan
kemampuannya ).
Permainan adalah suatu aktifitas yang menyenangkan, ringan, bersifat
kompetitif, atau kedua-duanya.12 Adapun Pengertian Permainan Menurut
Kimpraswil mengatakan bahwa definisi permaina adalah usaha olah diri (olah
pikiran dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan
pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi dalam melaksanakan tugas dan
kepentingan organisasi dengan lebih baik.13
Lain halnya dengan Joan Freeman dan Utami munandar mendefinisikan
prmainan
12
sebagai
suatu
aktifitas
yang
membantu
anak
mencapai
Ahmad Munjih Nasih, dan Lilik Nur Khalidah, Metode & Teknik Pembelajaran PAI (
Bandung: PT. Refika Aditama, 2009 ), h. 139
13
http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam-pembelajaran/ ( diakses pada tanggal
28 April 2014 )
17
perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional.
Menurut beberapa pendapat para ahli tersebut peneliti menyimpulkan definisi
permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk
mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan
membantu anak mencapai perkembangan fisik, intelektuan, sosial, moral dan
emosional.14
Sedangkan Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura
atau berbuat seakan-akan. Simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami
tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.15
Menurut Udin Syaefudin Sa‘ud, simulasi dalam perspektif model
pembelajaran adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah
sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun
waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah
model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari
sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusankeputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi
secara nyata.16 Sementara menurut Sri Anitah, W. dkk, metode simulasi
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam
14
http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam-pembelajaran/ (diakses pada tanggal
28 April 2014)
15
Dr.Wina Sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran, ( Jakarta: Pernada Media Group, 2008 ), h.
159
16
Udin Syaefudin Sa‘ud , Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005 ), h. 129
18
pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode
simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya,
melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi
dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar. 17
Dalam praktiknya teknik simulasi dapat mengambil bentuk bermain
peran, seperti seorang murid perempuan bermain peran sebagai ibu, atau
murid laki-laki bermain peran sebagai ayah. Selain itu, simulasi dapat pula
mengambil bentuk permainan sandiwara dengan melibatkan sejumlah orang
yang masing-masing memainkan perannya sesuai scenario yang di tetapkan.
Simulasi tersebut kemudian di analisis bersama untuk diketahui pesan ajaran
yang terkandung didalamnya dan disimpulkan.18
Dengan kata lain system simulasi adalah tingkah laku seseorang berlaku
seperti orang yang dimaksud. Dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari
lebih mendalam tentang bagaimana orang itumerasa dan berbuat sesuatu.19
Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak
semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada obyek yang
sebenarnya. Belajar bagaimana cara mengoperasikan sebuah mesin yang
mempunyai karakteristik khusus misalnya, siswa sebelum menggunakan
mesin yang sebenarnya akan lebih bagus melalui simulasi terlebih dahulu.
17
Anitah, Sri, W, dkk , Strategi Pembelajaran di SD, ( Jakarta: Universitas Terbuka., 2007),
h.5..22
18
Prof.DR.H.Abuddin Nata,M.A. Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, ( Jakarta:
Perdana Media Group, 2009 ), h. 192
19
Rustiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Bina Aksara, 1985 ) h. 22-23
19
Demikan juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap
suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.20
Simulasi telah diterapkan dalam pendidikan lebih dari tiga puluh tahun.
Pelopornya antara lain Sarane Boocock dan Harold Guetzkow. Walaupun
model simulasi bukan berasal dari disiplin ilmu pendidikan, tetapi merupakan
penerapan dari prinsip sibernetik, suatu cabang dari psikologi sibernetik yaitu
suatu studi perbandingan antara mekanisme control manusia ( biologis )
dengan system elektromekanik, seperti computer. Jadi, berdasarkan teori
sibernetika, ahli psikologi menganalogikan mekanisme kerja manusia seperti
mekanisme mesin elektronik. Mengganggap siswa ( pembelajar ) sebagai
suatu system yang dapat umpan balik sendiri ( self regulated feedback ).
System kendali umpan balik ini, baik pada manusia atau mesin ( seperti
computer ) mempunyai tiga fungsi yakni:
a. Menghasilkan gerakan atau tindakan system terhadap target yang
diinginkan ( untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan ),
b. Membandingkan dampak dari tindakannya tersebut, apakah sesuai
tidak dengan jalur atau rencana yang seharusnya ( mendektesi
kesalahan ), dan
c. Memanfaatkan kesalahn ( error ) untuk mengarahkan kembali kea rah
atau jalur yang seharusnya.
20
159-160
Dr.Wina Sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran, ( Jakarta: Pernada Media Group, 2008 ), h.
20
Jadi, ahli sibernetik menginterprestasikan manusia sebagai suatu system
control yang dapat mengarahkan tindakannya dan memperbaiki tindakannya
dengan mendasarkan pada umpan balik. Dengan demikian, belajar dalam
konteks sibernetik merupakan proses mengalami konsekuensi lingkungan
secara sensorik dan melibatkan perilaku koreksi diri (self corrective
behavior). Oleh karena itu, pembelajaran harus didesain rupa sehingga
tercipta suatu lingkungan yang dapat menghasilkan umpan balik yang optimal
bagi siswa.
Aplikasi prinsip sibernetik dalam pendidikan terlihat dengan semakin
banyaknya simulator yang dikembangkan untuk berbagai kebutuhan.
Simulator adalah suatu alat yang merepresentasikan realitas, dimana
kerumitan aktivitasnya dapat dikendalikan. Contoh simulator pilot pesawat
terbang, simulator pengendara mobil dan lain-lain. 21
Permainan simulasi merupakan situasi tiruan atau ada unsur yang bukan
sebenarnya. Dalam permainan simulasi, para pelaku perannya berlombalomba untuk mencapai tujuan dengan menaati aturan permainan yang berlaku
seperti catur, miniature, sepak bola, dan sebagainya. 22 Permaian Simulasi
adalah salah satu permainan edukatif yang digunakan dalam bimbingan
21
Hamzah Buno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009 ), h. 28-29.
22
Prof.DR.H.Abuddin Nata,M.A. Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, ( Jakarta:
Perdana Media Group, 2009 ), h. 193
21
kelompok.23 Permainan simulasi juga seperti permainan yang lainnya
mempunyai batas waktu dan aturan-aturan tertentu yang agak membatasi
kebebasan pemain.
Menurut Adams permainan simulasi yaitu permainan yang dimaksudkan
untuk merefleksi situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya.
Tetapi situasi itu hampir selalu dimodifikasi, apakah dibuat lebih sederhana,
atau diambil sebagian, atau dikeluarkan dari konteksnya. Dalam hal ini perlu
diperhatikan bahwa situasi yang disimulasikan hendaknya tidaak terlalu
kompleks dan tidak terlalu sederhana. Apabila terlalu kompleks para pemain
menjadi kurang berani memainkannya, permainan simulasi tetap dapat
menyediakan suatu gambaran kehidupan dan kenyataan yang berarti. 24
2. Jenis-jenis Simulasi
Dilihat dari segi bentuk dan jenisnya, simulasi ini dapat mengambil
bentuk di antaranya seperti :
a. Sosiodrama adalah permainan yang dilakukan dengan bertitik tolak
dari permasalahan social, baik yang berkaitan dengan hubungan
antarmanusia seperti pergaulan remaja yang nakal, dan gambaran
kehidupan yang kacau balau.
23
25
Sosiodrama digunakan untuk
Hasan, Lilik Muyassaroh, Efektifitas Teknik Permainan Simulasi dalam Bimbingan
Kelompok untuk Meningkatkan Ketrampilan Hubungan Interperonal Siswa Kelas VII di SMP Negeri
20 Malang, Skripsi 2009.
24
Munjin Nasih, Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Agama Islam, (
Bandung: PT. Rieka Aditama, 2009 ), h. 139.
25
Prof.DR.H.Abuddin Nata,M.A. Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, ( Jakarta:
Perdana Media Group, 2009 ), h. 193.
22
memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah
sosia serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan. 26
b. Psikodrama adalah sebuah kegiatan pengajaran yang bertitik tolak dari
permasalahan yang lebih menyangkut psikologi manusia atau dalam
hubungan antara manusia, seperti situasi keluarga yang sedih karena
orang tuanya tiba-tiba meninggal dunia, sedangkan anaknya masih
banyak yang kecil dan membutuhkan bimbingan dan biaya.
Psikodrama dilakukan dengan tujuan sebagai terapi, yaitu agar
individu atau peserta didik memperoleh insight ( pemahaman ) yang
lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, serta menyatakan
reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.27
c. Role Playing atau bermain peran adalah jenis metode simulasi yang
bertitik tolak dari permasalahan yang berhubungan dengan tujuan
untuk mengkreasi kembali peristiwa-peristiwa sejarah masa lalu,
mengkreasi kemungkinan-kemungkinan masa depan, mengekspos
kejadian-kejadian masa kini, dan seterusnya. Permainan peran tersebut
misalnya berkenaan dengan gambaran cara memberikan penyuluhan
dalam pelaksanaan program keluarga berencana dan sebagainya.28
Topik yang dapat diangkat untuk role playing misalnya kejadian
26
Dr.Wina Sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran, ( Jakarta: Pernada Media Group, 2008 ), h.
161.
27
Prof.DR.H.Abuddin Nata,M.A. Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, ( Jakarta:
Perdana Media Group, 2009 ), h. 193
28
Prof.DR.H.Abuddin Nata,M.A. Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, ( Jakarta:
Perdana Media Group, 2009 ), h. 194
23
seputar pemberontakan G 30 S/PKI, memainkan peran sebagai juru
kampanye suatu partai atau gambaran keadaan yang mungkin muncul
pada abad teknologi informasi.29
d. Peer teaching adalah termasuk metode simulasi yang digunakan guru
dalam memberikan pengalaman mengajar bagi para calon guru.
Tujuannya adalah agar dengan pengalaman mengajar tiruan ini,
diharapkan ia dapat memiliki pengalaman tentang cara mengajar yang
sesungguhnya.30 Selain itu peer teaching merupakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan
salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.
3. Prinsip-prinsip Simulasi
Agar Pemakaian simulasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
maka dalam pelaksanaanya memperhatikan prinsi-prinsip sebagai berikut:
1) simulasi itu dilakukan oleh kelompok peserta didik dan setiap
kelompok mendapat kesempatan untuk melaksanakan simulasi yang sama
maupun berbeda; 2) semua peserta didik harus dilibatkan sesuai
peranannya; 3) penentuan topik dapat dibicarakan bersama; 4) petunjuk
simulasi terlebih dahulu disiapkan secara terperinci atau secara garis
besarnya, tergantung pada bentuk dan tujuan simulasi; 5) dalam kegiatan
29
Dr.Wina Sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran, ( Jakarta: Pernada Media Group, 2008 ), h.
161
30
Prof.DR.H.Abuddin Nata,M.A. Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, ( Jakarta:
Perdana Media Group, 2009 ), h. 194
24
simulasi hendaknya mencakup semua ranah pembelajaran; baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik; 6) simulasi adalah latihan keterampilan agar
dapat
menghadapi
kenyataan
dengan
baik;
7) simulasi
harus
menggambarkan situasi yang lengkap dan proses yang berurutan yang
diperkiran terjadi dalam situasi yang sesungguhnya; dan 8) hendaknya
dapat diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu , terjadinya proses sebab
akibat, pemecahan masalah dan sebagainya.31
Prinsip-prinsip tersebut harus menjadi acuan dalam pelaksanaan
simulasi agar benar-benara dapat dilakukan sesuai konsep simulasi dalam
berbagai bentuknya. Prinsip ini berlakuku dalam setiap mata pelajaran dan
standar kompetensi yang sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut yang
berhubungan dengan peristiwa nyata. Oleh sebab itu untuk memilih materi
atau topik mana yang akan digunakan dengan metode simulasi sangat
bergantung pada karakteristik dan prinsip-prinsip simulasi dihubungkan
dengan karakteristik mata pelajaran sebagaiman dijelaskan di atas. Oleh
sebab itu tidak semua mata pelajaran, kompetensi dasar, indikator, dan
topik pembelajaran berbagai mata pelajaran dapat digunakan dengan
simulasi. Disinilah pentingnya pemahaman dan analisa guru tentang
karakteristik
dan
prinsip
metode
simulasi
dihubungkan
dengan
karakteristik mata pelajaran setiap kompetensi dasarnya.
31
Ramayulis, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, cet. VII, ( Jakarta: Kalam
Mulia, 2012 ), h. 382
25
4. Tujuan Metode Simulasi
Metode simulasi bertujuan untuk: 1) Melatih keterampilan tertentu
baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari; 2)
Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip; 3) Melatih
memecahkan masalah; 4) Meningkatkan keaktifan belajar; 5) Memberikan
motivasi belajar kepada siswa; 6) Melatih siswa untuk mengadakan
kerjasama dalam situasi kelompok; 7) Menumbuhkan daya kreatif siswa;
dan 8) Melatih Peserta didik untuk memahami dan menghargai pendapat
serta peranan orang lain.32
Dengan demikian penggunaan metode simulasi dalam proses
pembelajaran sesuai dengan kecenderungan pembelajaran modern yang
menuju kepada pembelajaran peserta didik yang bersifat individu dan
kelompok kecil, heuristik (mencari sendiri perolehan) dan aktif. Sesuai
dengan hal ini simulasi menurut Derick, U dan Mc Aleese, R, bahwa
simulasi memiliki tiga sifat utama yang dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran, yaitu: 1) Simulasi adalah bentuk
teknik mengajar yang berorientasi pada keaktifan pesrta didik dalam
pembelajaran di kelas, baik guru maupun peserta didik mengambil peran
did dalamnya; 2) Simulasi pada umumnya bersifat pemecahan masalah
yang sangat berguna untuk melatih peserta didik melakukan pendekatan
32
Ramayulis, ibid, dan lihat juga Abu Ahmadi (et, al), Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
CV Pustaka setia, 2005), h. 84
26
interdisiplin di dalam pembelajaran. Di samping itu dapat juga
mempraktekkan keterampilan-keterampilan sosial yang relevan dengan
kehidupan masyarakat; 3) simulasi adalah model pembelajaran yang
bersifat dinamis dalam arti sangat sesuai untuk menghadapi situasi-situasi
yang berubah yang membutuhkan keluwesan dalam berpikir dan
memberikan jawaban terhadap keadaan yang cepat berubah.
5. Peranan Guru dalam Metode simulasi
Ada tiga peranan yang dapat dilakukan guru dalam memimpin dan
mengelola simulasi bagi pesrta didik, pertama, Menjelaskan (Explaining);
peserta didik sebagai pemegang peran perlu memahami garis besar
berbagai aturan dari kegiatan atau peralatan yang diperlukan, atau tentang
implikasi dari setiap tindakan yang ia lakukan. Dalam hal ini dapat
menjelaskan sekedarnya kepada peserta didik, pemahaman peserta didik
terhadap pokok kegiatan simulasi serta implikasi-implikasinya akan
menjadi lebih jelas setelah pesrta didik melakukannya sendiri atau setelah
dilakukan diskusi. Kedua, mewasiti (refereeing); guru harus membentuk
kelompok-kelompok dan membagi peserta didik dalam kelompok atau
peran sesuai dengan kemampuan dan keinginan peserta didik. Selain itu
guru harus mengawasi partisipasi peserta didik dalam permainan simulasi.
Ketiga, melatih (Ciaching) guru juga harus bertindak sebagai seorang
pelatih yang memberikan petunjuk-petunjuk kepada peserta didik agar
27
mereka dapat berperan dengan baik. Keempat, memimpin diskusi
(discussing); selama permainan berlangsung guru akan memimpin kelas
dalam suasana diskusi, misalnya membicarakan tanggapan peserta didik
dan kesukaran yang dijumpai, cara-cara untuk menguji kebenaran
permainan dan bagaimana permainan simulasi itu dinyatakan dengan
kehidupan yang sebenarnya.33
6. Langkah-langkah Penggunaan Metode Simulasi
Pada dasarnya Simulasi dilaksanakan oleh sekelompok peserta didik
meskipun dalam beberapa hal dapat dilakukan secara individu atau
berpasangan. Bila dilakukan secara kelompok kecil, tiap kelompok dapat
melakukan simulasi yang sama atau berbeda dengan kelompok lainnya.
Oleh sebab itu dalam prinsip pelaksanaannya harus terjadi proses kegiatan
yang
menghasilkan
domain
efektif,
(seperti
menyenangkan,
menggairahkan, suka, sedih, terharu, simpati, solidaritas, gotong royong,
dan sebagainya), psikomotor (misalnya, keterampilan berbicara, bertanya,
berdebat, mengemukakan pendapat, memimpin, mengorganisir, dan
sebagainya) dan kognif. (misalnya, memahami konsep-konsep tertentu,
pengertian teori dan sebagainya). Simulasi juga harus menggambarkan
situasi yang lengkap dan proses atau tahap dalam situasi tersebut.
33
Dahlan, M.D, Model-model mengajar, Bandung: CV. Diponegoro, 1984), h. 158-160
28
hubungan sebab akibat, percobaan-percobaan, fakta-fakta dan pemecahan
masalah.
Oleh sebab itu perlu jelas langkah-langkah dalam pelaksanaan
simulasi, yang terdiri dari tahap awal, tahap pelaksanaan dan tahap
penutup. Berikut langkah-langkah tersebut:34
Tahap Awal Simulasi;
1) Guru menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak
dicapai oleh simulasi.
2) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
disimulasikan.
3) Guru membentuk kelompok dan menentukan alat yang digunakan.
4) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi,
peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu
yang disediakan.
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
Pelaksanaan Simulasi:
1) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
2) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
3) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang
mendapat kesulitan.
34
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hal. 100-101.
29
4) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini
dimaksudkan
untuk
mendorong
siswa
berpikir
dalam
menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
Penutup
1) Guru dan siswa melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi
maupun materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong
agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
pelaksanaan simulasi.
2) Guru merumuskan kesimpulan
Untuk terlaksananya tahapan kegiatan simulasi sebagimana yang
diharapkan, seorang guru perlu mengetahui sumber bahan, seperti buku
pelajaran, surat kabar, majalah, radio, televisi, problema-problema
kehidupan sehari-hari di sekolah, buku-buku khusus tentang simulasi dan
alat-alat simulasi seperti, gambar-gambar, foto, peta, maket, benda model,
tirua alat, alat-alat khusus sesuai dengan topik, perangkat keras, audio
visual aids; radio, vidio, tape, kaset, recorder, dan lain-lain.
Adapaun setelah mengetahui langkah-langkah dalam metode simulasi
maka yang perlu disiapkan adalah:
30
Cara membuat permainan simulasi

Meneliti masalah yang banyak dialami anak, terutama menyangkut
bidang pendidkan dan social. Merumuskan tujuan yang ingin
dicapai dalam permainan itu

Membuat daftar atau sumber-sumber yang dapat dipakai untuk
membantu penyelesaian topik yang akan dikerjakan.

Memilih situasi dalam kehidupan sebenarnyan yang ada kaitannya
dengan kehidupan siswa.

Membuat model atau scenario dari situasi-situasi yang sudah
dipilih.

Identifikasi apa saja dan berapa orang yang akan terlibat dalam
permainan tersebut. Pemegang peran apa saja sangat diperlukan
dan apa peran masing-masing.

Membuat alat permainan simulasi, misalnya beberapa simulasi,
kartu pesan, kartu yang berisi kegiatan yang harus dilakukan untuk
mengisi kegiatan selingan, dsb.
Cara melaksanakan permainan simulasi, sebelum pelaksanan
permainan simulasi dilaksanakan konselor menentukan peserta
simulasi yang tergolong sbb:

Fasilitator, yaitu individu yang bertugas memimpin permainan
simulasi. Tugas fasilitator yaitu menjelaskan tujuan permainan,
31
mendorong pemain dan penonton untuk aktiof ikut berdiskusi,
membantui memecahkan masalah yang timbul selama permainan,
menjawab pertanyaan yang tidak bias dijawab oleh peserta lain,
mengarahkan diskusi, dan memberikan tugas penulis untuk
mencata hasil diskusi dan melaporkan hasilnya.

Penulis, bertugas mencatat segala sesuatu yang terjadi selama
permainan berlangsung.

Pemain yaitu individu-individu yang memegang peran tanda
bermain dan menjawad dan mendiskusikan pesan-pesan permainan
simulasi.

Pemegang peran yaitu individu yang berperan sebagai orang-orang
atau tokoh-tokoh yang ada pada skenarion permainan

Penonton yaitu mereka yang menyaksikan permainan simulasi dan
berhak mengemukakan pemndapat, menjawab pertanyaan dan
diskusi.
Setelah permainan penentuan pemain maka dilaksanakan permaina
dengan langkah-langkah sbb:

Menyediakan alat permainan beserta kelengkapannya.

Fasilitator menjelaskan tujuan permainan dan yang menjadi
fasilitaor yaitu guru, konselor dan wali kelas.

Menentukan pemain, pemegang peran dan penulis.
32

Menjelaskan aturan permainan

Bermain dan berdiskusi.

Menyimpulkan hasil diskusi setelah seluruh permainannya selesai
dan mengemukakan
masalah-masalah
yang belum
sempat
diselesaiakan pada saat itu.

Menutup permainan serta menentukan waktu dan tempat bermain
berikutnya.
Metode simulasi ini menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang
menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya.
Penggunaan metode simulasi ini perlu memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
a. Pada tahap permulaan proses belajar, diperlukan tingkat di bawah realitas.
Peserta didik diharapkan mengidentifikasikan lokasi tujuan, sifat-sifat
benda, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu, dan sebagainya.
b. Pada tahap pertengahan proses belajar, diperlukan tingkat realitas yang
memadai. Peserta didik diharapkan dapat mempelajari sesuatu dalam
kaitan
dengan
pengetahuan
yang
lebih
luas
dan
memulai
mengkoordinasikan keterampilan – keterampilan.
c. Pada Tahap akhir, diperlukan tingkat realitas yang tinggi
d. Peserta didik diharapkan dapat melakukan pekerjaan seperti seharusnya.
33
Metode simulasi ini dapat dilakukan bila:
a. Semua tahap belajar
b. Pendidikan formal atau magang
c. Memberikan kegiatan – kegiatan yang analogis
d. Memungkinkan praktik dan umpan balik dengan resiko kecil
e. Diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri 35
7. Kelebihan dan Kekurangan Permainan Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan teknik simulasi,
diantaranya yaitu:

Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam
kelompoknya

Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat
langsung dalam pembelajaran

Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial
(merupakan implementasi pembelajaran yang berbasis kontekstual);

Dapat membina hubungan personal yang positif,

Dapat membangkitkan imajinasi, Membina hubungan komunikatif dan
bekerja sama dalam kelompok.36
35
Dr.H.Martinis Yamin,M.Pd. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. ( Jakarta:
GP Press Group, 2003 ),
36
Anitah, Sri, W, dkk , Strategi Pembelajaran di SD, ( Jakarta: Universitas Terbuka., 2007),
h.5..24
34

Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi
situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga
masyarakat, maupun menghadapai dunia kerja.

Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui
simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai
dengan topik yang disimulasikan.

Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan
dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

Simulasi
dapat
meningkatkan
gairah
siswa
dalam
proses
pembelajaran.37

Dapat ditemukan bakat-bakat baru dalam bermain atau beracting

Memupuk daya cipta peserta didik

Mengurangi hal-hal yang bersifat abstrak dengan menampilkan
kegiatan yang nyata.38
Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di
antaranya yaitu:

Pengalaman yang diperoleh melaui simulasi tidak selalu tepat dengan
kenyataan di lapangan.
37
Dr.Wina Sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran, ( Jakarta: Pernada Media Group, 2008 ), h.
38
Anissatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 94
160
35

Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat
hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

Factor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi
siswa dalam melakukan simulasi.39

Biaya pengembangannya tinggi dan perlu waktu lama

Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan mungkin sulit diperoleh
serta mahal harga dan pemeliharaannya. 40
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simulasi sekalipun banyak
keunggulan namun sebagai sebuah metode pembelajaran tetap memiliki
kelemahan. Berbagai kelebihan di atas perlu diketahui oleh seorang guru
agar potensi yang ada dapat dimaksimalkan, namun kelemahan bisa
diatasi dengan berbagai cara agar pembelajaran sesuai kondisi dan waktu
yang telah disediakan.
8. Manfaat Metode Simulasi
Simulasi dapat meningkatkan motivasi dan perhatian peserta didik
terhadap topik dan belajar peserta didik, serta meningkatkan keterlibatan
langsung dan partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran,
Meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar kognitif, meliputi informasi
39
Dr.Wina Sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran, ( Jakarta: Pernada Media Group, 2008 ), h.
160
40
Dr.H.Martinis Yamin,M.Pd. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. ( Jakarta:
GP Press Group, 2003 ),
36
faktual, konsep, prinsip dan keterampilan membuat keputusan. Belajar siswa
lebih bermakna.
Meningkatkan afektif atau sikap dan persepsi anak terhadap isu yang
berkembang di masyarakat. Meningkatkan sikap empatik dan pemahaman
adanya perbedaan antara dirinya dengan orang lain. Afeksi umum anak
meningkat, kesadaran diri dan pandangan terhadap orang lain lebih efektif.
Struktur kelas dan pola interaksi kelas berkembang, hubungan guru—siswa
hangat, mendorong kebebasan anak dalam mengeksplorasi gagasan, peran
guru minimal sedang otonomi anak meningkat, meningkatkan tukar pendapat
dari pandangan anak yang berbeda-beda.
B. Tinjauan tentang Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut
kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menaggung
akibatnya.41
Tanggung jawab merupakan salah satu wujud sifat hakekat manusia. Menurut
Ahmad Dardiri tanggung jawab diartikan sebagai kesediaan untuk menanggung
akibat dari perbuatan yang menuntut jawab. 42
41
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. ( Balai
Pustaka: Jakarta, 1990 )
42
Ahmad Dardiri. Urgensi Memahami Hakekat Manusia. Ilmu Pendidikan . ( Yogyakarta:
UNY Press, 2007 ), h. 37-50
37
Tanggung jawab merupakan salah satu nilai karakter yang berasal dari olah
hati. Nilai ini didefinisikan oleh Marzuki sebagai sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),
negara dan Tuhan YME.43
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
oerbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Makna dari tanggung jawab itu sendiri ialah siap menerima kewajiban atau
tugas. Dalam artian disini bahwa ketika seseorang diberikan kewajiban atau tugas,
seseorang tersebut akan menghadapi suatu pilihan yaitu menerima dan
menghadapinya dengan dedikasi atau menunda dan mengabaikan tugas atau
kewajiban tersebut.
Tanggung jawab mungkin bisa diartikan sebagai konsekuensi yang harus
diterima atau dijalankan terhadap apa yang sudah dilakukan atau dijalani. Kita
sering
mendengar
kata
―lepas
tanggung
jawab‖
artinya
tidak
mau
mempertanggung jawabkan apa yang sudah dilakukan (lempar batu sembunyi
tangan).
43
Marzuki. . Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah. Jurnal
Pendidikan Karakter. diakses melalui www.staff.uny.ac.id pada 28 April 2014
38
Tanggung jawab sebagai seorang siswa atau pelajar yaitu setiap siswa harus
menanamkan rasa tanggungjawab pada diri masing-masing. tanggungjawab
siswa sebagai pelajar adalah belajar dengan baik, mengerjakan tugas sekolah yang
sudah diberikan kepadanya, disiplin dalam menjalani tata tertib sekolah. Artinya
setiap siswa wajib dan mutlak melaksanakan tanggungjawab tersebut tanpa
terkecuali. Tap kenyataannya banyak siswa yang merasa terbebani dengan
kewajiban mereka sebagai pelajar. siswa berangkat ke sekolah tidak lagi untuk
tujuan belajar, akan tetapi dijadikan sebagai ajang untuk ketemu, kumpul dengan
teman-teman, ngobrol dan lain sebagainya. sementara tugas sejatinya untuk
belajar dan menimba ilmu sudah bukan lagi menjadi pokok. tapi ini realita dan
potret siswa masa kini. selalu menginginkan sesuatu tanpa bersusah payah.
menyerah sebelum berjuang, kalah sebelum bertanding.44
1. Jenis – jenis Tanggung Jawab
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk
keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat
atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari
bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan
demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau
hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung
jawab, yaitu:
44
http://hlasrinkosgorobogor.wordpress.com/2008/10/24/tanggungjawab-seorang-siswa/ ( di
akses pada tanggal 28 April 2014 )
39
 Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap
orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan
masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat
dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi.
Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat
sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari
pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak.
Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang
sengaja maupun yang tidak.
 Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister,
ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga.
Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung
jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
 Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain,
sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan
40
manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga
dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain
agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah
apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan
kepada masyarakat.
 Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka
ia harus bertanggung jawab kepada negara
 Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,
melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab
lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui
berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera
diperingatkan oleh Tuhan dan juga dengan peringatan yang keraspun manusia
masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab
dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan
41
tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai
penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu
pengorbanan.
Setelah dipaparkan beberapa jenis – jenis menganai suatu Tanggung
Jawab, disin yang telah dipentingkan adalah mengenai tanggung jawab siswa.
Berikut adalah bebrapa tanggung jawab seorang siswa:
 Belajar
Seorang pelajar pasti tidak akan jauh dari belajar, sebab belajar
merupakan tanggung jawab seorang pelajar. Dengan kita belajar kita
sudah mempelajari pelajaran di sekolah. Biasanya bila ada seorang
pelajar yang ingin melaksanakan semacam ulangan, Ujian Nasional (UN)
bahkan Ulangan Tengah Semester (UTS) pasti mereka belajar, padahal
belajar tidak hanya dilakukan hanya setiap ingin ulangan atau lainnya
harus setiap hari supaya kita bisa mempelajari materi pelajaran secara
maksimal
 Mengerjakan PR
Ini merupakan tanggung jawab seorang pelajar setelah belajar yaitu
mengerjakan PR. Pelajar biasanya sangat tidak menyukai PR yang di
berikan oleh guru di sekolah, padahal mengerjakan PR di rumah itu
sangat bermanfaat. Misalnya, bisa membuat kamu memahami soal yang
42
diberikan oleh guru tersebut dan mampu mengerjakannya dengan bantuan
teman kamu yang bisa maka kamu pasti bisa.
 Melaksanakan Jadwal Piket
Melaksanakan jadwal piket merupakan contoh tanggung jawab
seorang pelajar di sekolah, mereka di sekolah sudah ditugaskan masingmasing piket setiap harinya (Misalnya: Si A piket hari Rabu dan Si B
piket hari Sabtu). Biasanya pelajar melaksanakan piket berupa menyapu
halaman kelas, membuang sampah, mengepel lantai, membersihkan
selokan kelas dan masih banyak lagi.
Ini harus dilakukan oleh para pelajar di sekolah bertujuan untuk
berpartisipasi dalam membersihkan lingkungan kelas dan sekolah dan
kebersamaan. Percuma kita sekolah bila kita tidak mau melaksanakan
piket.
 Melakukan Upacara Bendera
Ini adalah salah satu tanggung jawab seorang pelajar yang tidak asing
lagi, pelajar harus mengikuti upacara bendera di sekolahnya. Biasanya
para pelajar pada hari Senin berangkat pagi-pagi sekali sehingga sewaktu
datang ke sekolah pelajar tersebut tidak terlambat dan bisa mengikuti
upacara bendera.
43
 Berbuat Baik Kepada Guru dan Teman di Sekolah
Ini dia tanggung jawab seorang pelajar yang terakhir yaitu berbuat
baik kepada guru dan teman di sekolah, guru sebagai orang tua kedua kita
di sekolah harus berbuat baik dan sopan sebagaimana guru telah berbakti
kepada negara yang telah rela mengajar materi kepada kita terutama
kaum pelajar. Kita juga harus berbuat baik kepada teman kita di sekolah,
sebagaimana teman kita di sekolah yang sering membantu kita di sekolah.
Berbuat baiklah dan sopan kepada guru dan teman kita di sekolah. 45
Di antara kepribadian yang harus dimiliki murid ialah rasa tanggung
jawab. Dengan memiliki rasa tanggung jawab, seseorang akan berpikir
tentang akibat dari perbuatan yang akan dilakukannya. Begitupun jika
perbuatan itu sudah terlanjur dilakukan, ia tidak akan berlepas tangan.
untuk memiliki rasa tanggung jawab, murid perlu juga dilatih.
Beberapa caranya yakni:
 Memberi mereka tanggung jawab
Cara terbaik melatih murid bertanggung jawab ialah dengan
memberi mereka tanggung jawab. Misalkan dengan memaksimalkan
tugas pengurus kelas, berikan mereka porsi sesuai jabatan mereka.
Jika perlu buat detail tugas yang harus mereka jalankan, sehingga
45
http://panjiploembond.blogspot.com/2012/04/5-tanggung-jawab-seorang-pelajar.html ( di
akses pada tanggal 27 April 2014 )
44
pengurus kelas bukan hanya untuk daftar dan ditempel di papan
administrasi kelas.
Demikian juga petugas piket kelas, uraikan apa saja tugas
mereka ketika dapat jatah piket sehingga mereka tahu apa yang harus
dikerjakan. Mulai dari membersihkan ruang kelas, menghapus papan
tulis, meminjam buku ke perpustakaan dan lainnya.
 Biarkan Mereka Membuat Pilihan
Tidak selayaknya guru memaksakan keinginan kepada murid.
Sekali waktu berikanlah sebuah pilihan, agar murid punya
kesempatan
untuk
mengambil
keputusan.
Sebagai
contoh
memberikan dua alternatif tugas yang dikerjakan di rumah. Biarkan
mereka memilih sesuai keinginan mereka. Dengan demikian mereka
punya rasa tanggung jawab untuk mengerjakan karena merupakan
pilihan mereka sendiri.
 Perhatikan Buku Pinjaman
Jika murid diberi pinjaman buku untuk dibawa pulang. Satu
kesempatan, periksalah buku yang dipinjamkan kepada murid. Minta
mereka untuk mengumpulkan di depan. Kita bisa meneliti bagaimana
kondisi buku itu. Merawat buku pinjaman merupakan salah satu
bentuk aktualisasi dari rasa tanggung jawab murid.
 Memberi Contoh
45
Ini adalah cara efektif mengajarkan rasa tanggung jawab. Jika
terpaksa datang terlambat, guru sudah sepantasnya meminta maaf
dengan
tulus.
Bukan
basa-basi.
Dan
berjanji
untuk
tidak
mengulanginya lagi. Ini akan menumbuhkan kesan kepada murid
bahwa guru mereka memang punya tanggung jawab. Begitu juga
ketika tidak bisa mengajar, sudah sepatutnya guru memberikan tugas
atau materi pengganti.
 Hukuman dan Imbalan
Murid yang lalai dari tanggung jawabnya perlu diberi hukuman
agar tidak mengulanginya lagi sekaligus memberikan ‗warning‘
kepada murid lain agar tidak lalai dari tanggung jawab. Sebaliknya
mereka yang berhasil menunaikan tanggung jawab, patut mendapat
apresiasi meskipun sederhana berupa pujian atau doa.
Untuk memberikan hukuman dan imbalan, perlu didahului
dengan pemantauan yang konsisten/terus-menerus agar menjadi adil.
Sehingga tidak terjadi satu saat pelanggar dihukum, pada saat lainnya
pelanggar dibiarkan saja. Karena ini akan menimbulkan kesan tidak
adil kepada murid.
Tentu masih banyak cara untuk melatih tanggung jawab. Berika
juga pengertian kepada mereka bahwa setiap orang memang akan
46
menerima atas apa yang mereka perbuat, bukan hanya di sekolah
tetapi juga dalam kehidupan mereka nantinya.46
Nilai Karakter dari Tanggung jawab merupakan sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya maupun orang lain
dan lingkungan sekitar.47
Pada dasarnya tanggung jawab tidak lahir dengan sendirinya
dalam diri siswa, namun perlu diajarkan pada siswa sedini mungkin.
Berikut Tanggung jawab yang dapat diajarkan pada siswa
diantaranya:
Tanggung jawab untuk mandiri
Seiring bertambahnya usia, seorang siswa perlu diajari untuk
bisa merawat dirinya sendiri secara jasmani dan mengambil tanggung
jawab untuk perannya dalam hidup ini. Misalnya, mengganti baju
sendiri, merapikan kamar sendiri, makan sendiri, dan lain-lain.
Tanggung jawab atas milik sendiri
Contohnya untuk hal ini misalnya adalah saat mainan seorang
siswa tertinggal di salah satu rak supermarket. Padahal sebelumnya,
sudah mengingatkannya untuk tidak membawanya turun dari mobil.
46
http://guruberbudi.blogspot.com/2013/02/5-cara-melatih-murid-memilikrasa.html#sthash.wmtlX2pE.dpuf ( diakses pada tanggal 27 april 2014 )
47
Retno Listyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif. ( Jakarta:
Erlangga Group, 2012 ), h. 7
47
Begitu kembali ke sana, mainan itu sudah hilang. Meski mungkin
siswa mengalami kerugian akibat kelalaiannya, namun jadikan
momen serupa sebagai bahan pembelajaran agar kelak mereka
menjaga barangnya dengan lebih hati-hati.
Tanggung jawab atas resiko dari pilihan/ keputusan yang diambil
Selalu ada akibat dari sebuah sebab. Jika pilihan yang dibuat
siswa salah, maka kwajib untuk menasehatinya. Namun, bila ia
bersikeras pada keputusannya itu, maka harus menghargainya.
Biarkan dia belajar dari pilihan-pilihan yang dibuatnya, sekalipun itu
salah (asal hal itu tidak sampai membahayakan hidup atau nyawanya
tentunya).48
Dengan demikian saat ia mendapati bahwa ia salah, maka kelak
ia akan belajar untuk lebih berhati-hati lagi dalam memilih. Tujuan di
sini adalah mengajari anak bahwa setiap pilihan mengandung
konsekuensinya sendiri dan ia harus benar-benar menggunakan otak
sebelum mengambil sebuah keputusan.
Ciri orang yang bertanggung jawab adalah:
a. Dia akan lebih realistik. Anak-anak yang dilatih sejak kecil untuk
belajar bertanggung jawab akan menjadi anak-anak yang mengerti
realitas kehidupan.
48
http://bundadontworry.wordpress.com/2012/05/01/mengajarkan-tanggung-jawab-pada-sikecil/ ( diakses pada tanggal 28 April 2014 )
48
b. Mereka berani mengakui perbuatannya, itu salah satu ciri atau
tolok ukur yang penting sekali.49
2. Manfaat Tanggung Jawab
Mengetahui manfaat dari karakter tanggung jawab, akan menguatkan dan
memotivasi kita untuk lebih bertanggung jawab. Hal-hal yang perlu
diperhatikan:
 Pujian. Orang yang dapat melaksanakan tanggung jawabnya patut
mendapatkan pujian. Orang yang bertanggung jawab membuktikan
bahwa dirinya adalah orang yang dapat menguasai diri dan waktu.
 Kepercayaan. Orang yang bertanggung jawab adalah orang dapat
dipercaya karena ia telah membuktikan dengan menyelesaikan
pekerjaannya.
 Keuntungan. Orang yang bertanggung jawab selain mendapatkan
pujian dan kepercayaan maka kepadanya akan diberikan kepercayaan
lagi. Hal ini merupakan satu keuntungan bagi dirinya untuk dapat
mengembangkan kompetensinya.50
49
http://www.telaga.org/audio/menanamkan_rasa_tanggung_jawab_pada_anak ( diakses pada
28 April 2014 )
50
http://hiskowanto.blogspot.com/2009/09/karakter-tanggung-jawab.html ( diakses pada
tanggal 28 April 2014 )
49
C. Tinjauan Teknik Permainan Simulasi dalam Meningkatkan Tanggung
Jawab Siswa kelas VII di MTs Nurul Huda Sedati Sidoarjo
Setelah dipaparkan diatas mengenai suatu metode simulasi dan tanggung
jawab, maka dapat dijelaskan disini bahwa tanggung jawab siswa dapat
ditingkatkan lagi melalui metode simulasi dengan menggunakan teknik
permainan simulasi. Dengan adanya teknik permainan simulasi ini diharapkan
siswa kelas VII khususnya di MTs Nurul Huda Sedati Kalanganyar Sidoarjo
dapat meningkatkan rasa serta perilaku tanggung jawab mereka secara baik.
Di dalam bimbingan dan konseling tentunya guru pembimbing harus
lebih memperhatikan tingkah laku siswa yang baik maupun sikap yang kurang
baik. Dengan begitu tingkah laku siswa dapat terkontrol jauh lebih baik lagi.
Dimana untuk saat ini rasa tanggung jawab yang telah dimiliki oleh siswa
masih sangat minim dengan adanya siswa yang sering membolos, siswa yang
dating ke sekolah tterlambat, siswa yang tidak mengumpulkan tugas tepat
pada waktunya, siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah, dan lain
sebagainya. Diantara permasalahan tersebut maka kurangnya sikap tanggung
jawab yang dimiliki oleh siswa.
Tujuan dari teknik permainan simulasi ini sebenarnya sangat penting bagi
siswa yang kurang memiliki sikap tanggung jawab, oleh sebab itu dengan
memberikan teknik permainan simulasi ini diharapkan siswa lebih semangat
belajar, lebih meningkatkan tanggung jawab mereka sebagai siswa. Teknik
50
permainan simulasi ini mengajarkan siswa untuk lebih rileks dalam belajar
dengan memberikan penyegaran dalam belajar seperti dengan bermain.
Bermain yang dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, bermain yang lebih
edukatif.
Bahwa teknik permainan simulasi yang dapat meningkatkan tanggung
jawab siswa adalah permainan simulasi yang memberikan ruang kepada siswa
(pemain, pemegang peran, penonton dan penulis) mendapatkan pengalaman
belajar yang bermakna selama proses pelayanan. Siswa dihadapkan kepada
situasi yang berkaitan dengan tanggung jawab, menanggapi situasi yang
ditemukan, merefleksikan tanggapan, menganalisa untuk menarik kesimpulan.
Di samping itu, pemberian tugas tambahan kepada penonton berupa menulis
pendapat mengenai setiap pesan yang dibahas dapat meningkatkan
penguasaan dan aktivitas yang berkaitan dengan tanggung jawab siswa.
Download