BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai tinjauan botani, tinjauan farmakologi, tinjauan kimia, dan lignan. 1.1 Tinjauan Botani Aspek botani yang akan ditinjau meliputi klasifikasi, nama daerah morfologi tumbuhan, dan penyebaran. 1.1.1 Klasifikasi Labu yang merupakan spesies Cucurbita pepo L. termasuk dalam suku Cucurbitaceae, bangsa Violales, subklas Dilleniidae, klas Magnoliopsida, dan divisi Magnoliophyta. 1.1.2 Nama Daerah Di daerah Sunda dan Jawa, Cucurbita pepo L. dikenal dengan sebutan waluh namun pada umumnya dikenal juga dengan sebutan labu. 1.1.3 Morfologi Tumbuhan Genus Cucurbita merupakan herba yang waktu hidupnya pendek, memiliki batang yang panjang melingkar atau pendek dan berbentuk semak, agak lunak, dan berbentuk bulat sampai angular. Bentuk daun sederhana, bermacam-macam, petiolat panjang, sedangkan tepian daun ada yang berbentuk kordata sampai triangular, merunduk, terdapat warna keputihan di atasnya, agak rapat, dan lunak. Bunga tunggal, besar, berwarna kuning lemon sampai jingga tua sedangkan kaliks dan korola berbentuk kampanulata. Buah berbentuk pepo dan batang buah lunak sampai keras serta berbentuk bulat sampai angular. Biji terdapat dalam jumlah banyak, pipih, biasanya berwarna putih atau kuning muda namun kadang dapat juga berwarna gelap (Seimonsma, 1994). Cucurbita pepo L. sendiri merupakan tanaman dari genus Cucurbita yang merambat atau semak dan memiliki batangnya keras dan angular. Daunnya kasar sampai ke ujung, agak padat, terlihat seperti segitiga, dan merunduk. Mahkota bunganya tegak atau melebar. 2 3 Batang buah keras, membentuk lima sudut tajam yang merupakan ciri khasnya, dan disertai buah yang tidak terlalu besar (Seimonsma, 1994). 1.1.4 Penyebaran Cucurbita pepo L. merupakan tanaman asli Amerika namun kemudian menyebar sampai ke Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, tanaman ini tersebar di Jawa dan Madura (Kasahara, 1995). 1.2 Tinjauan Farmakologi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap sel kanker payudara manusia (Hirano, 1990) dan model kanker prostat pada mencit (Bylund, 2005), lignan memiliki efek antikanker. Efek lain yang penting adalah efek estrogenik yang dimiliki lignan yang membuatnya dikenal sebagai salah satu kelompok besar fitoestrogen (Franco, 2005). Selain itu lignan juga memiliki efek antidiabetes, antiaterogenik, dan antioksidan (Matsumura, 1998; Kangas, 2002; Lameshko, 2003; Westcott, 2003). Aktivitas farmakologi lignan sebagai antikanker dan sebagai fitoestrogen berkaitan. Lignan dalam tubuh akan diubah oleh bakteri menjadi enterolakton dan enterodiol yang memiliki aktivitas antikanker pada sel kanker yang tergantung pada estrogen. Sifat antiestrogenik dari enterolakton dan enterodiol yang dihasilkan akan menghambat pertumbuhan sel kanker tersebut (Mousavi, 1992). 1.3 Tinjauan Kimia Biji labu mengandung minyak lemak, karotenoid, protein, tokoferol, mineral (kalsium, fosfor, zat besi), tiamin, riboflavin, niasin, L-triptofan, dan lignan12. Lignan merupakan kelompok fitoestrogen utama selain isoflavon. 1.4 Lignan Lignan adalah metabolit sekunder tumbuhan yang merupakan turunan asam sinamat dan berhubungan secara biokimia dengan metabolisme fenilalanin. Lignan merupakan komponen turunan dua unit C6-C3 yang dihubungkan pada posisi β-β’ karena itu lignan memiliki ikatan 8-8’ (IUPAC-IUB Joint Commission on Biochemical Nomenclature 1 2 www.askic.co.jp/gakujyutu/cucurbita.pdf - 8 Desember 2006 www.herbs2000.com/herbs/herbs_pumpkin.html - 8 Desember 2006 4 (JCBN), 2000). Lignan juga sering disebut sebagai komponen yang memiliki struktur 2,3dibenzilbutana3. OR CO2H HO Gambar 1.1 Unit C6-C3 yang membentuk lignan Reaksi penggabungan kedua unit tersebut merupakan reaksi dimerisasi dan dikatalisasi dengan adanya enzim peroksidase serta dikontrol oleh suatu glikoprotein yang biasa disebut dengan protein pemandu (Frias, 1991). Reaksinya dapat dilihat pada gambar berikut: H2O2 OR 2H2O OR CO2H OH CO2H CO2H HO OR OH Gambar 1.2 Reaksi pembentukan struktur dasar senyawa lignan 3 www.freepatentsonline.com/20070141178.html - 11 Desember 2006