A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri

advertisement
A. Latar Belakang
Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses
transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi
berdaya, mandiri dan pada akhirnya menuju madani, dilakukan melalui pendampingan dan
pembelajaran kepada masyarakat melalui pendekatan kelompok. Yang dimaksud dengan
Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih, yang memiliki hubungan, kerjasama dan
ikatan batin satu sama lain. Mereka mempunyai visi,misi dan tujuan yang ingin dicapai
secara bersama – sama.
Pendekatan kelompok digunakan dengan tujuan terjadinya proses saling belajar,
membangun kebersamaan, saling peduli dan saling memahami di antara anggota. Proses
saling belajar bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan akan tetapi
juga agar bisa berbagi nilai-nilai positif. Pengalaman membuktikan kelompok yang kuat
adalah kelompok yang bisa menumbuhkan rasa saling percaya di antara anggota dengan
didasari oleh keterbukaan, rasa saling menghargai, kesetaraan, keadilan, kejujuran dan
nilai-nilai positif lainnya. Dengan demikian kelompok ini mempunyai fungsi sebagai media
belajar untuk terjadinya perubahan sosial dalam membangun paradigma – paradigma baru
dalam penanggulangan kemiskinan, mengembangkan dan mempraktekan nilai – nilai positif
yang menjadi dasar penumbuhan modal sosial.
Berangkat dari kondisi tersebut, ada dua alternatif yang bisa dilakukan program
penanggulangan kemiskinan ini, yaitu: pertama, bekerja dengan kelompok-kelompok yang
sudah ada di masyarakat atau; kedua, membangun dan mendampingi kelompok-kelompok
baru. Setiap alternatif memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Bekerja dengan
kelompok yang sudah ada di masyarakat membuat program lebih efisien, penerimaan
masyarakat terhadap program berlangsung relatif lebih cepat dan dukungan sumber daya
lokal lebih mungkin digalang. Akan tetapi, kelompok yang sudah ada telah memiliki nilai-nilai
dan aturan main yang belum tentu sejalan dengan nilai-nilai yang diusung oleh program ini.
Apapun pilihan pendekatan yang diambil, apakah bekerja dengan kelompok yang ada atau
membentuk baru, arah pendampingan tetap ditujukan kepada penguatan kapasitas
kelompok sehingga mereka bisa membangun kultur kelompok yang lebih terbuka, adil,
bertanggungjawab dan mandiri
Dengan demikian, pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terbangunntya
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari
keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan.
B. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat
Sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat, maka proses pembangunan KSM
hendaknya benar-benar memperhatikan kaidah-kaidah pendekatan dari bawah dan
pertumbuhan secara alamiah atau organik dengan mengindahkan sumberdaya budaya,
tanpa pengaruh iming-iming atau motivasi yang berorientasi hanya untuk memperoleh
“dana bantuan P2KP”.
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kumpulan orang yang menyatukan diri
secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya Visi ,
kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki
kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama
C. Tujuan Pembangunan KSM
Terwujudnya kelompok-kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang berdaya dan mampu
memecahkan persoalan mereka secara mandiri.
Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dicapai dengan tujuan antara sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memperkuat kembali ikatanikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial melalui pembelajaran
bertumpu pada kelompok.
Masyarakat memahami tujuan KSM, nilai dan prinsip dasar yang diusung KSM, peran
dan fungsi KSM, kriteria anggota KSM, dan aturan main KSM.
Kelompok masyarakat yang bersepakat terlibat dalam program penanggulangan
kemiskinan menyusun tujuan, struktur, aturan main serta kegiatan KSM-nya.
Membangun dan menerapkan nilai – nilai kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam
kegiatan KSM sebagai dasar dalam pengembangan modal sosial
Berfungsinya aturan main tanggung renteng, keswadayaan modal, dll
D. Substansi Pesan Dalam Pembentukan KSM
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat akan menghadapi berbagai persoalan, dimana
tidak setiap persoalan dapat diselesaikan secara individu, acapkali justru cukup banyak
persoalan yang perlu diselesaikan secara bersama-sama. Ketika persoalan diselesaikan
dengan banyak orang, dimungkinkan muncul banyak gagasan, sehingga akan banyak
alternatif pemecahan. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa pada dasarnya warga
masyarakat mempunyai niat baik untuk membantu sesamanya, sehingga masalah yang
dihadapi oleh orang-per-orang akan dirasakan sebagai persoalan bersama. Di samping itu,
pada dasarnya setiap orang juga mempunyai motivasi, pengalaman, serta potensi-potensi
yang beragam, yang pada umumnya belum digali dan dimanfaatkan secara maksimal. Jika
hal tersebut dihimpun dalam suatu ikatan kelompok, maka akan menjadi kekuatan besar
yang bisa digunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Diibaratkan seikat sapu lidi, maka jika satu lidi saja, potensi dan manfaatnya sangat kecil
serta gampang dipatahkan, akan tertapi ketika sejumlah lidi diikat menjadi sapu lidi, maka
menjadi lebih kuat serta lebih bermanfaat.
Dengan demikian, pada hakekatnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dapat
didefinisikan sebagai kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam
kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya kepentingan dan kebutuhan
yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai
bersama. Sedangkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam rangka PNPM Mandiri
Perkotaan, keberadaan sekumpulan warga tersebut bertujuan untuk mengatasi berbagai
permasalahan kemiskinan yang menyangkut sarana dan prasarana dasar, pengembangan
sumberdaya manusia serta pengembangan ekonomi.
Posisi KSM di PNPM Mandiri Perkotaan adalah independen dalam arti bukan sebagai
bawahan BKM/LKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan Unit Pengelola dan
BKM/LKM adalah hubungan kemitraan. Posisi KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan adalah
sebagai pelaku langsung dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan.
Anggota masyarakat yang tergabung dalam KSM tidak hanya untuk meningkatkan wawasan
tentang prinsip dan nilai PNPM Mandiri Perkotaan, akan tetapi juga menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui interaksi antara sesama anggota KSM, sangat
memungkinkan terjadi pergesekan yang mencerdaskan, sehingga tumbuh nilai-nilai baru,
cara pandang, cara menyelesaikan masalah maupun cara memahami realitas yang dapat
mempengaruhi kehidupan.
Dengan demikian KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan bukanlah semata-mata sebagai
kelompok peminjam atau yang berorientasi pada kegiatan ekonomi, atau kegiatan
infrastruktur melainkan kelompok pemberdayaan. Dalam hal ini, bisa dikatakan KSM
merupakan wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian, saling
kepercayaan sosial, rasa kebersamaan dan lain-lain.
Dari sisi lain, KSM dapat juga menjadi salah satu wadah pertukaran informasi, tukar
pengalaman, peningkatan wawasan, pembahasan masalah kemasyarakatan baik yang
berhubungan dengan kesejahteraan maupun berkaitan dengan pengambilan keputusan/
kebijakan publik.
Seperti diketahui, di level BKM terdapat status BKM awal, berdaya, mandiri dan menuju
madani. BKM pada status awal adalah adalah BKM yang belum didampingi. Pada BKM
yang berstatus berdaya terdapat empat aspek pembelajaran, yaitu 1)belajar merubah cara
pandang, 2)membangun lembaga, 3)menyusun rencana (program), 4)melaksanakan
kegiatan Tridaya dengan dana BLM. Sedangkan pada status BKM Mandiri, BKM dan
masyarakat telah mampu bermitra dengan Pemda atau dunia usaha dan telah mampu
mengakses sumberdaya di sekitarnya. Sementara untuk BKM yang berstatus menuju
madani masyarakat telah mampu membangun lingkungan dan permukiman berprinsip tata
kelola yang baik (good governance).
Gambar 1
Status Perubahan Sosial BKM
Jika BKM sebagai Lembaga di tingkat kelurahan (Civil Society Organization) maka KSM
adalah lembaga kecil di level masyarakat akar rumput (grass root – Community Base
Organization). Kedua lembaga tersebut memperjuangkan peningkatan kesejahteraan warga
miskin melalui penanggulangan kemiskinan. Oleh sebab itu semestinya Status
pendampingan KSM mengikuti status pendampingan BKM. Sehingga di dalam Status BKM
yang berdaya terdapat KSM yang digunakan oleh masyarakat untuk belajar berelompok dan
berwirausaha.
Gambar 2
Tingkat keberdayaan KSM
Sementara di dalam BKM yang berstatus Mandiri KSM digunakan masyarakat sebagai
sarana untuk belajar mengembangkan usaha kelompok.
Sedangkan pada BKM yang berstatus Menuju Madani KSM yang terdapat dibawahnya telah
mampu dimanfaatkan untuk berjejaring dan memperluas jaringan usaha. Namun demikian
dalam proses pemberdayaan masyarakat, status BKM dan KSM tidak selalu berjalan
seiring.
Tidak menutup kemungkinan KSM yang telah mampu memperluas jaringan usaha muncul di
level BKM yang berstatus Mandiri, atau bahkan berdaya. Begitu juga sebaiknya, di dalam
BKM Menuju Madani, tidak mustahil masih terdapat KSM masih belajar berkelompok dan
berwirausaha.
KSM PPMK
KSM dana Bergulir
KSM Sosial
Gambar 3
Kenaikan Level Pendampingan
KSM
Level kenaikan kelas KSM berdasarkan pendampingan dan dana yang dikelola terdiri dari 3
tingkatan, yaitu 1)KSM Sosial, 2)KSM dana Bergulir dan 3)KSM PPMK. KSM Sosial dapat
mengakses dana Sosial, sedangkan KSM dana Bergulir adalah KSM yang mengakses dana
bergulir dari UPK. Sementara KSM Program Peningkatan Mata Pencaharian Keluarga
(PPMK) adalah KSM yang dapat mengakses dana dari PPMK atau KUR.
Pendampingan ketiga jenis KSM tersebut berbeda-beda. Untuk KSM dana bergulir sudah
berjalan sejak PNPM Perkotaan berdiri tahun 1999. Sedangkan KSM PPMK berjalan di
wilayah I (Sumatera, Banten, Kalbar dan Jabar). Skala pinjaman kedua jenis KSM tersebut
berbeda besarannya. KSM PPMK lebih mampu mengelola dana dan kegiatan yang lebih
besar daripada KSM dana bergulir yang bersumber dari pinjaman UPK.
F. Prinsip-prinsip KSM
Agar KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan
benar-benar menjadi wadah bagi
pemberdayaan anggota-anggotanya, maka ada beberapa prinsip yang perlu sepakati, yang
bisa dijadikan pedoman di internal KSM, antara lain :
a. Inklusif, mengajak masuk dan mengikutsertakan masyarakat miskin secara terbuka
dalam kegiatan sosial berkelanjutan. Kepemimpinan di setiap tingkat akan terdiri dari
perwakilan berbagai kelompok masyarakat miskin.
b. Karakter saling mempercayai dan saling mendukung. Melalui pengembangan
karakter tersebut, bisa mendorong para anggota untuk mengekspresikan gagasan,
perasaan dan kekhawatirannya dengan nyaman. Dengan demikian, setiap anggota KSM
memiliki keleluasaan mengungkapkan pemikiran dan pendapat, serta mampu
mengajukan usul dan saran yang perlu dijadikan pembahasan dalam rapat kelompok
tanpa adanya rasa segan atau adanya hambatan psikologis lainnya.
c. Mandiri dalam membuat keputusan. Melalui kebersamaan kelompok, maka secara
mandiri dimungkinkan adanya proses pengambilan keputusan melalui kesepakatan yang
diambil oleh kelompok itu sendiri. Keputusan kelompok lazimnya merupakan hasil dari
permusyawaratan bersama dan tidak diperkenankan adanya dominasi dari perorangan
atau beberapa orang yang bersifat pemaksaan kehendak atau intervensi dari pihak
manapun. Kelompok juga berwenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri sesuai
dengan keputusan bersama.
d. Bertumpu pada kelompok. Kegiatan peningkatan akses usaha dan kerja dilakukan
secara terorganisir melalui kelompok yang dibangun dan dikembangkan untuk
memperjuangkan kebutuhan dan kepentingan bersama.
Melalui basis kelompok, dimungkinkan terjadinya proses belajar bersama yang lebih
efisien dan efektif, sehingga peningkatan dan penguatan kapasitas KSM terkait dengan
pengembangan kemampuan/kapasitas para anggotanya sesuai dengan kebutuhankebutuhannya dapat berjalan, misalnya dalam hal : peningkatan kesejahteraan,
peningkatan wawasan dan pengetahuan, serta ketrampilan, baik secara individual
maupun kelompok.
e. Transparansi dan Akuntabilitas, semua kegiatan pengambilan keputusan harus
melibatkan semua pihak yang berkepentingan, termasuk masyarakat miskin ,melalui
cara yang terbuka, jelas, dan bisa diakses semua orang serta setiap pelaku
bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan disemua tingkatan.
f.
Partisipasi yang nyata. Melalui basis kelompok, peluang setiap anggota untuk
memberikan kontribusi kepada kelompok atau anggota kelompok yang lainnya, sebagai
wujud komitmen kebersamaan dapat berjalan. Dengan demikian, potensi untuk
menumbuhkan keswadayaannya dalam wujud partisipasi nyata terbuka luas.
g. Fasilitasi, dalam setiap langkah kegiatan, fasilitator hanya akan berperan katalis serta
memindahkan peran dan tanggung jawab kepada masyarakat sebagai pelaku utama.
Harus ada kepercayaan pada kemampuan masyarakat miskin untuk melaksanakan,
memutuskan, dan mengawasi kegiatan.
G. Peran dan fungsi KSM
Secara konseptual, dalam berkelompok masyarakat bisa mengambil banyak manfaat
darinya. Oleh karena itu, keberadaan KSM diharapkan bisa memenuhi kebutuhan materiil
maupun psikologis warga masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, maka KSM diharapkan
dapat berperan dan berfungsi seperti berikut ini :
a. Sebagai sarana pendorong dalam proses perubahan sosial. Proses pembelajaran
yang terjadi dalam KSM adalah menjadi pendorong terjadinya perubahan paradigma,
pembiasaan praktek nilai-nilai baru, cara pandang dan cara kerja baru serta
melembagakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari.
b. Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah. Setiap kegiatan yang
dilaksanakan KSM lazimnya berkaitan dengan upaya memecahkan permasalahan yang
dihadapi oleh kelompok, dan penyelesaiannya merupakan rumusan bersama yang
disepakati secara bersama-sama pula.
c. Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi. Jika ada permasalahan, kepentingan,
ataupun harapan yang berkembang di masyarakat, maka KSM dapat menampungnya,
membahas dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang relevan, dengan tetap
berpijak pada hak-hak warga masyarakat yang lainnya.
d. Sebagai wadah untuk menggalang tumbuhnya saling kepercayaan (menggalang
social trust). Melalui KSM, para anggota bisa saling terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan dan membagi tanggung jawab semata-mata atas dasar saling percaya. Saling
percaya secara sosial ini dapat dibangun melalui cara penjaminan di antara para
anggota kelompok yang telah bersepakat, serta melalui rekomendasi kelompok. Ketika
kelompok membangun hubungan dengan pihak lainpun, kepercayaan tersebut sebagai
modalnya yang utama.
e. Sebagai wahana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jika
masyarakat membutuhkan dana atau modal, maka KSM bisa berfungsi sebagai sumber
keuangan. Keuangan di KSM bisa saja bersumber dari pihak luar ataupun dari internal
anggota sendiri, misalnya dengan cara iuran bersama. Iuran anggota tersebut bisa
menjadi modal usaha dan sekaligus menjadi salah satu bentuk ikatan pemersatu dan
membangun kekuatan secara mandiri.
Download