Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

advertisement
Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir :
Pengalaman Pendampingan terhadap Kelompok Nelayan
Latarbelakang
Penentuan kelompok-kelompok dampingan didasarkan pada tingkat keseriusan pengurus
dan anggota kelompok dalam mengembangkan kelompoknya, selanjutnya kegiatannya
difokuskan di laut atau pantai. Dalam kontek ini Bina Swadaya Konsultan tidak
membentuk kelompok-kelompok baru akan tetapi mendampingi dan membina
kelompok-kelompok yang ada baik bentukan dari dinas instansi terkait ataupun bentukan
perusahaan. Sehingga fokus kegiatan Bina Swadaya Konsultan adalah melakukan
pendampingan dan pembinaan secara intensif dalam upaya mengaktifkan kembali
kelompok-kelompok yang ada supaya tidak tumpang tindih. Inilah sepintas gambaran
rancangan program yang melatarbelakangi kegiatan kerjasama Chevron Indonesia
dengan Bina Swadaya Konsultan.
Program kerjasama ini dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Penajam Paser
Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur. Sementara
itu wilayah dampingan terbagi dalam 3 kecamatan, 2 kecamatan di PPU (Penajam dan
Waru) dan 1 kecamatan di Kukar (Marang Kayu). Pelaksanaan program berlangsung
selama 16 bulan, dimulai bulan Februari 2010 hingga Mei 2011. Pada awalnya Bina
Swadaya Konsultan mendampingi 34 KSM, namun dalam perkembangannya
mendampingi 40 KSM, ada peningkatan 6 KSM diakhir proyek.
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:
•
Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dalam mengelola sumberdaya
potensial (pesisir dan laut)
•
Muncul dan berkembangnya kelompok swadaya masyarakat yang mendukung
pengelolaan sumberdaya laut dan pesisir
Outputs
Hasil-hasil yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
•
Tersusunnya dokumen road map strategi pengembangan livelihood masyarakat
yang berkelanjutan
•
Terbentuknya dan berfungsinya KSM sebagai wadah pengembangan usaha
mikro/kecil masyarakat
•
Tumbuhnya usaha masyarakat di bidang agribisnis (perikanan dan pertanian)
•
Pengurus kelompok dapat menumbuhkembangkan dinamika kelompok
1
•
Peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap anggota kelompok dalam
mengelola kelembagaan dan pusat informasi, kualitas produk olahan perikanan
serta pemasaran dan jaringan.
Kegiatan Utama Proyek
Secara garis besar, ada 3 kegiatan utama yang dilaksanakan oleh Tim Bina Swadaya
Konsultan, yaitu (1) Need Assessment. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi masyarakat, potensi sumberdaya alam yang dimiliki dan
kebutuhan masyarakat, (2) kegiatan pendampingan dalam bentuk bimbingan dan
konsultansi yang dilakukan secara rutin dan intensif terhadap kelompok dampingan, dan
(3) Kegiatan pelatihan baik pelatihan manajemen kelompok maupun pelatihan teknis.
Perkembangan dan Hasil Pendampingan Program
Hampir sebagian besar masyarakat dampingan mempunyai matapencaharian sebagai
nelayan (merengge, bagang, pancing, rumput laut), dan petani (kebun dan sawah).
Namun dalam perjalanannya, 60% nelayan beralih ke usaha bercocok tanam. Hal ini
terjadi karena dalam 1 tahun ada bulan-bulan tertentu dimana ombak laut sangat besar
sehingga nelayan tidak bisa melaut, dan bercocok tanam menjadi alternatif usaha mereka
dikala kondisi ombak laut membesar.
Kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat dampingan juga menjadi bagian penting
dalam program ini baik untuk peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan perubahan
sikap melalui pelatihan teknis maupun manajemen. Penentuan jenis dan topik-topik
pelatihan mendasarkan hasil penjajagan di awal kegiatan, memperhatihan masukan
masyarakat, dan kebutuhan di lapangan. Beberapa materi/topik pelatihan yang diberikan
antara lain, pelatihan kompos (pupuk organik), dasar-dasar kelompok swadaya, teknis
budidaya rumput laut, pemanfaatan limbah sabut kelapa, belajar antar petani rumput laut,
budidaya mangrove, pengelolaan pasca panen rumput laut, marketing dan networking.
Kegiatan-kegiatan demplot yang dilakukan seperti demplot budidaya rumput laut jenis
Glacillaria sp. dan sebanyak 2 ton dikembangkan di areal tambak, penanaman mangrove
sebanyak 4000 pohon hasil pelatihan budidaya mangrove, dan pembuatan instalasi
pengeringan rumput laut.
Kegiatan-kegiatan program yang dikerjasamakan dengan dinas/instansi terkait, antara
lain kerjasama dengan Dinas Perikanan Kelautan Kabupaten Kukar dalam
pengembangan rumput laut, dan pembuatan sumber benih di Marangkayu. Semua
anggota KSM di Sebuntal mendapatkan 25 bentang tali untuk rumput laut dan bibit
rumput laut sebanyak 125 kg serta perahu. Di kecamatan Penajam dalam pembuatan
kebun benih desa (KBD) yang mencakup penyediaan 50.000 benih mangrove dan 50.000
2
pohon tanaman hutan. Kegiatan penyediaan benih ini dilakukan di wilayah Kelurahan
Kampung Baru. Selain berkoordinasi dengan pemerintah daerah, tim Bina Swadaya
Konsultan juga melakukan koordinasi dengan pemerintah tingkat kelurahan/desa dan
kecamatan dalam memantau perkembangan KSM dampingan. Juga dilakukan penjajagan
dengan program lain seperti PNPM Mandiri Perdesaan tingkat kecamatan dalam akses
permodalan kelompok. Ada 3 KSM dampingan yang telah mengakses permodalan ke
PNPM dengan total dana Rp 74.000.000. Dana ini dipergunakan untuk mengembangkan
usaha produktif kelompok (diantaranya pengembangan rumput laut).
Budidaya rumput laut di Kabupaten PPU merupakan kegiatan paling menonjol. Pada
awal program teridentifikasi sekitar 50 nelayan yang mengembangkan rumput laut
dengan jumlah bentangan 4000 – 5000 bentang dan hasil panennya mencapai 2 – 3 ton
per bulan. Kemudian menjelang berakhirnya proyek, jumlah bentangan mencapai 20.000
bentang dan mampu panen sebanyak 15 ton per bulan. Budidaya rumput laut ini
melibatkan 9 KSM, sekitar 220 KK. Jumlah keseluruhan KSM dampingan yang
membudidayakan rumput laut ada 16 kelompok yang melibatkan sekitar 338 KK dengan
total bentangan 45.000 bentang baik di Kabupaten PPU maupun Kabupaten Kukar.
Bahkan sekarang ini ada 1 KSM (Kelompok Usaha Mandiri Bahari) yang sudah mampu
menjual rumput laut langsung ke pabrik (PT. Gumindo, pengiriman pertama sebanyak
15.000 kg rumput laut kering). Pendampingan lebih intensif khususnya dalam menangani
bisnis di tingkat masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya mengoptimalkan produksi
dan meningkatkan pendapatan masyarakat dampingan.
Di akhir proyek, dari 40 KSM dampingan menunjukkan bahwa 21 kelompok diantaranya
kategori tumbuh, 16 kelompok kategori berkembang dan 3 kelompok termasuk kategori
mandiri. Rata-rata administrasi kelompok sudah dilengkapi buku tamu, buku daftar
anggota dan buku kegiatan. Pertemuan anggota kelompok masih bersifat insidentil, dan
pertemuan kelompok belum dilakukan secara rutin (terjadwal). Jenis usaha produktif
yang dikembangkan kelompok meliputi budidaya rumput laut, usaha tambak, dan padi
sawah. Sedangkan kelompok kategori mandiri ditandai dengan: secara organisasi
pengurus dan anggota telah mengerti tugas dan fungsinya, sudah memiliki administrasi
dan pertemuan rutin, permodalan swadaya, adanya kegiatan simpan pinjam serta
memiliki jaringan dan pemasaran.
Dari hasil pendampingan terhadap KSM-KSM menunjukkan bahwa masih ada harapan
dan peluang kelanjutan hidup kelompok pasca proyek. Hal ini ditandai dengan
munculnya 17 orang anggota kelompok yang menjadi motivator atau kader penggerak
pengembangan kelompok serta munculnya 5 anggota kelompok dampingan yang
menjadi pioner dalam jaringan pemasaran.
Lessons Learned
3
Pelajaran dan pengalaman yang bisa dipetik dari pelaksanaan pendampingan dan
pembinaan terhadap kelompok dampingan/masyarakat pesisir selama periode Februari
2010 – Mei 2011 adalah sebagai berikut:
•
•
•
•
•
•
Sebagian besar wilayah pesisir sudah banyak nelayan mengembangkan pertanian
di darat baik berkebun maupun bertani sawah. Hal ini menjadi salah satu solusi
yang dilakukan mengingat semakin sulitnya penghasilan dari nelayan, tangkapan
ikan setiap hari semakin berkurang terutama jenis-jenis ikan yang bernilai jual
tinggi.
Selama 4-6 bulan para nelayan tidak melaut (karena gelombak laut cukup besar),
mereka beralih ke sektor pertanian dan perkebunan sebagai alternatif
matapencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk jangka pendek
mereka menanam padi dan palawija serta jangka panjang menanam karet dan
sawit.
Di tingkat kelompok nelayan juga sudah ada diversifikasi (inovasi) produk untuk
meningkatkan nilai tambah, seperti ikan tangkapan dijadikan ikan kering/ikan
asin, tepung ikan, nira kepala menjadi gula merah, gula merah menjadi kue,
olahan rumput dijadikan manisan, buah mangrove jenis Bruguera sp dan
Sonneratia sp dijadikan bahan makanan dan minuman, daun waru laut untuk
pengganti ragi tempe, buah nipah digunakan untuk bahan pembuatan
sabun/sampo, dll.
Dari hasil penjajagan kebutuhan di awal program teridentifikasi bahwa hasil
tambak semakin hari semakin menurun karena dipengaruhi beberapa faktor,
yakni menurunnya kualitas air dan kualitas udara sekitar, derajad keasaman tanah
semakin tinggi, kualitas bibit menurun. Sehingga beberapa desa dampingan
produktivitas tambaknya menurun bahkan tidak produktif lagi, seperti di Desa
Kersik, Sebuntal Marang Kayu, Kelurahan Tanjung Tengah, dan Kelurahan
Kampung Baru.
Budidaya rumput laut jenis Gracillaria sp. ternyata memberikan nilai tambah
(keuntungan) dan manfaat bagi kehidupan para nelayan. Disamping
meningkatkan penghasilan (nilai ekonominya cukup tinggi), jenis Gracillaria sp
juga mempunyai beberapa manfaat lain, seperti menyerap polutan air tambak,
bila dilakukan tumpang sari dengan ikan/udang (sylvofishery) akan menjadikan
sumber pakan bagi ikan dan sarang yang baik bagi udang, struktur tanah secara
tidak langsung akan membaik.
Pengembangan program disatu wilayah ternyata kurang efektif jika dilakukan
secara terpisah-pisah tidak dalam satu kesatuan yang utuh, sebagai contoh
budidaya rumput laut di tambak. Dalam pengembangan usaha tersebut perlunya
dukungan, bantuan dan keterlibatan pemerintah daerah dan sektor swasta dalam
memberikan bantuan kelompok berupa sarana budidaya yang memadahi,
4
•
peningkatan kapasitas pengetahuan dan ketrampilan teknis bagi para
nelayan/petani tambak, dll
Sikap ulet, gigih dan sabar para petani tambak/nelayan dengan memperhatikan
kearifan lokal ternyata berdampak positif dan sangat membantu dalam
meningkatkan dan mengembangkan usaha mereka ataupun keswadayaan
kelompok
5
Download