UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM

advertisement
UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR (SD)
Agus Gunawan
ABSTRAK
Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bersama oleh warga sekolah, diperlukan kondisi sekolah yang
kondusif dan keharmonisan antara tenaga perdidikan yang ada di sekolah antara
lain kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, dan orang tua murid/masyarakat
yang masing-masing mempunyai peran yang cukup besar dalam mencapai tujuan
organisasi. Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai
peran sebagai faktor penentu keberhasilan tujuan organisasi selain tenaga
kependidikan lainnya, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta
didik, untuk memberikan bimbingan yang muaranya akan menghasilkan tamatan
yang diharapkan. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar
mengajar, oleh sebab itu mutu guru di suatu sekolah dasar sangat ditentukan oleh
kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Guru yang
memiliki kompetensi dapat mendatangkan prestasi belajar serta mampu
mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan
prastasi belajar siswa yang baik. Guru profesional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
47
A. Pendahuluan
Kegiatan mengajar yang
dilakukan
oleh
guru
yang
diminatinya karena sesuai dengan
kebutuhannya, jika orang lain tidak
minat menjadi guru, hal itu
disebabkan karena kebutuhan tidak
sesuai
dengan
kepentingannya
sendiri. Guru yang termotivasi dalam
bekerja maka akan menimbulkan
kinerja yang baik. Hampir semua
bangsa di dunia ini selalu
mengembangkan kebijakan yang
mendorong keberadaan guru yang
bermutu. Salah satu kebijakan yang
dikembangkan oleh pemerintah di
banyak negara adalah kebijakan
intervensi
langsung
menuju
peningkatan mutu dan memberikan
jaminan dan kesejahteraan hidup
guru yang memadai. Beberapa
negara
yang
mengembangkan
kebijakan ini bisa disebut antara lain
Singapore, Korea Selatan, Jepang,
dan Amerika Serikat. Negara-negara
tersebut berupaya meningkatkan
mutu guru dengan mengembangkan
kebijakan
yang
langsung
mempengaruhi
mutu
dengan
melaksanakan sertifikasi guru. Guru
yang sudah ada harus mengikuti uji
kompetensi untuk sertifikat profesi
guru.
Pemahaman
terhadap
institusi sekolah secara menyeluruh
sangat penting karena basis utama
pendidikan
adalah
sekolah.
Pentingnya pemahaman terhadap
keefektifan sekolah tidak saja dalam
kaitan dengan meningkatkan mutu
pendidikan tetapi juga sejalan
dengan kebijakan nasional yaitu
desentralisasi pendidikan dalam
rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Berkenaan dengan desentralisasi
pendidikan tersebut, di bidang
pendidikan
dasar,
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan
(Depdikbud) telah membuat konsep
otonomi sekolah yaitu manajemen
berbasis sekolah. Dengan konsep ini,
pemerintah tidak hanya berharap
pada meningkatnya mutu pendidikan
melainkan
juga
tercapainya
pemerataan, relevansi, dan efisiensi
penyelenggaraan
pendidikan.
Dengan adanya otonomi sekolah,
diharapkan sekolah dapat lebih
leluasa mengelola sumber daya
pendidikan
dengan
mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan serta sekolah
dapat lebih tanggap torhadap
kebutuhan masyarakat setempat dan
mampu
melibatkan
masyarakat
dalam membantu dan mengontrol
pengelolaan pendidikan pada tingkat
sekolah.
B. Pembahasan
1. Pengertian Kompetensi
Kompetensi
memainkan
peran kunci dalam mempengaruhi
keberhasilan kerja, terutama dalam
pekerjaan yang menuntut sungguhsungguh inisiatif dan inovatif.
Kompetensi dipahami berkaitan
dengan pentingnya hasrat untuk
menguasai orang lain, dan secara
lebih
luas
berkaitan
dengan
menciptakan peristiwa dan bukan
sekedar menanti secara pasif, hasrat
ini disebut motif kompetensi. Dalam
diri orang dewasa motif kompetensi
ini sangat mungkin muncul sebagai
suatu keinginan untuk menguasai
pekerjaan dan jenjang profesional.
Pengertian yang mendasar dari
kompetensi adalah kemampuan atau
kecakapan
(Syah,
2000:229).
Kemampuan atau kecakapan yang
48
dimaksudkan dalam kompetensi itu
menunjuk kepada satu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan
seseorang,
baik
kemampuan
atau
kecakapan
kualitatif maupun kuantitatif.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI.1995:516) yang di
maksud
kompetensi
adalah
kewenangan
(kekuasaan) untuk
menentukan (memutuskan sesuatu).
Kompetensi merupakan perpaduan
dari
penguasaan
pengetahuan,
ketrampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan
dalam
kebiasaan
berfikir dan bertindak pada sebuah
tugas/pekerjaan. Kompetensi juga
merujuk pada kecakapan seseorang
dalam menjalankan tugas dan
tanggung-jawab yang diamanatkan
kepadanya dengan hasil baik dan
piawai/mumpuni (Margono,2003).
Berdasarkan
beberapa
pendapat di atas maka yang
dimaksud dengan kompetensi adalah
seperangkat
kemampuan
dan
kewenagan yang harus ada dalam
diri, agar dapat mewujudkan
penampilan unjuk kerja.
2 Kompetensi Guru
2.1 Pengertian
Dalam
Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen Bab I ayat I dikemukakan
bahwa
“kompetensi
adalah
seperangkat
pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan
tugas
keprofesionalan”. Guru merupakan
tenaga yang memberikan sejumlah
ilmu pengetahuan kepada anak didik
di sekolah. Guru merupakan orang
yang berpengalaman dalam bidang
profesinya. Dengan keilmuan yang
dimilikinya, dia dapat menjadikan
anak didik menjadi orang yang
cerdas. Jadi Kompetensi guru adalah
kemampuan
profesional,
yang
berfungsi untuk kepentingan kualitas
atau mutu. Guru memegang peranan
yang sangat penting dalam sebuah
proses. Guru merupakan salah satu
tolak ukur berhasil atau tidaknya
proses kegiatan yang dilakukan. Bila
para guru yang ada dalam sebuah
lembaga mampu untuk mengemban
tugasnya secara profesional, maka
apa
yang
menjadi
tujuan
pembelajaran akan semakin mungkin
untuk dicapai. Untuk menyandang
gelar guru profesional tentu banyak
indikator yang harus dimiliki oleh
guru tersebut agar layak dikatakan
sebagai guru yang profesional,
termasuk salah satunya yaitu
kompetensi yang harus dia miliki
sebagai seorang guru.
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Guru
Guru dalam menjalankan
tugasnya dituntut memiliki beberapa
kompetensi
guna
menunjang
kesuksesan
tugas-tugasnya.
Kompetensi yang dimiliki dapat
berupa kompetensi keilmuan, fisik,
sosial dan juga etika moral. Di antara
sekian banyak tugas dan kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru, di
antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Mengajar
sesuai
dengan
kemampuan (bidang keilmuan)nya, dalam arti guru harus
memahami dan menguasai ilmu
yang diajarkan serta peta konsep
dan fungsinya agar tidak
49
menyesatkan dan harus selalu
belajar untuk mendalami ilmu.
2. Berperilaku rabbani, takwa dan
taat kepada Allah SWT.
3. Memiliki
integritas
moral
sebagaimana rasul bersifat jujur,
memegang tugas dengan baik,
selalu menyampaikan informasi
dan kebenaran, dan cerdas dalam
bersikap.
4. Mencintai dan bangga terhadap
tugas-tugas
guru
dan
melaksanakannya dengan penuh
gembira, kasih sayang, tenang
dan sabar.
5. Memiliki perhatian yang cukup
dan adil terhadap individualitas
dan kolektivitas peserta didik.
6. Sehat rohani, dewasa, menjaga
kemuliaan
diri,
humanis,
berwibawa,
dan
penuh
keteladanan.
7. Menjalin
komunikasi
yang
harmonis dan rasional dengan
peserta didik dan masyarakat.
8. Menguasai
perencanaan,
metode, dan strategi mengajar
dan juga mampu melakukan
pengelolaan kelas dengan baik.
9. Menguasai perkembangan fisik
dan psikis peserta didik serta
menghormatinya.
10. Eksploratif, apresiatif, responsif,
dan
inovatif
terhadap
perkembangan zaman, seperti
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi,
terutama
dalam
bidang
komunikasi dan informasi.
11. Menekankan pendekatan student
centered, learning by doing, dan
kajian kontekstual-integral.
12. Melakukan promosi wacana dan
pembentukan watak dan sikap
keilmuan yang otonom.
Kompetensi merupakan uraian
kemampuan yang memadai dalam
segi pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan menguasai standar materi.
Kemampuan itu harus dimiliki dan
dikembangkan secara maju dan
berkelanjutan
seiring
dengan
perkembangan siswa sesuai dengan
materi standar yang diajarkan guru.
Melakukan pekerjaan sebagai tenaga
pengajar membutuhkan guru dan
pelatihan. Oleh sebab itu, sekarang
pengajar perlu menguasai berbagai
kemampuan baik kemampuan bidang
ilmu, teknologi dan mengajar. Semua
kemampuan tersebut dipadukan
menjadi suatu wawasan yang utuh
ketika seorang pengajar berada di
depan kelas. Hal ini bisa dicontohnya
seperti kemampuan guru dalam
mengelola kelas dengan efektif.
Guru sebagai pengajar dan
guru merupakan salah satu faktor
yang menjadi penentu keberhasilan
setiap usaha guru. Oleh karena itu,
kinerja
guru
dalam
proses
pembelajaran adalah suatu hal yang
amat penting. Ada beberapa aspek
yang harus dilakukan guru dalam
proses pembelajaran, A. Sahertian
dan Ida Alaida Sahertian (1990:80)
mengungkapkan sebagai berikut.
1.
2.
Menguasai
bahan
seperti
menguasai bahan bidang studi
dalam
kurikulum,
dan
menguasai bahan penunjang
bidang studi.
Mengelola program pengajaran
berupa merumuskan tujuan
intruksional, mengenal dan
dapat menggunakan prosedur
intruksional
yang
tepat,
melaksanakan
program
pengajaran
dan
mengenal
kemampuan anak didik.
50
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mengelola
kelas
meliputi
mengatur tata ruang kelas dan
menciptakan iklim pembelajaran
yang serasi.
Menggunakan media/sumber.
Menguasai
landasan-landasan
guru.
Mengelola
interaksi
pembelajaran.
Menilai prestasi siswa untuk
kepentingan pembelajaran.
Mengenal layanan bimbingan
dan penyuluhan di sekolah.
Memahami prinsip-prinsip dan
menafsirkan hasil penelitian
guru.
Dalam perspektif kebijakan
pendidikan nasional, pemerintah
telah merumuskan empat jenis
kompetensi
guru
sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 16 tahun
2007 tentang Standar kompetensi
guru, yaitu :
1.
Ada empat strategi dasar bagi
kinerja
guru
dalam
proses
pembelajaran di kelas yaitu:
1.
2.
3.
4.
Mengidentifikasi
serta
menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan tingkah
laku dengan kepribadian anak
sebagaimana diharapkan.
Memiliki sistem pendekatan
belajar.
Memilih dan menetapkan sistem
prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
Menetapkan norma dan batas
minimal keberhasilan serta
standar keberhasilan siswa.
Mengacu kepada tugas pokok
dan fungsi guru di atas, maka dapat
dimaknai bahwa seyogiyanya inilah
yang perlu dilakukan seorang guru
dalam melaksanakan pekerjaannya,
baik dalam kegiatan, berprilaku,
maupun dalam hasil yang di
tunjukan.
2.3 Standar Kompetensi Guru
2.
3.
Kompetensi pedagogik yaitu
merupakan kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik yang
meliputi:
(a)
pemahaman
wawasan
atau
landasan
kependidikan; (b) pemahaman
terhadap peserta didik; (c)
pengembangan
kurikulum/silabus;
(d)
perancangan pembelajaran; (e)
pelaksanaan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis; (f)
evaluasi hasil belajar; dan (g)
pengembangan peserta didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai
potensi
yang
dimilikinya.
Kompetensi kepribadian yaitu
merupakan
kemampuan
kepribadian yang: (a) mantap;
(b) stabil; (c) dewasa; (d) arif
dan bijaksana; (e) berwibawa;
(f) berakhlak mulia; (g) menjadi
teladan bagi peserta didik dan
masyarakat; (h) mengevaluasi
kinerja
sendiri;
dan
(i)
mengembangkan diri secara
berkelanjutan.
Kompetensi
sosial
yaitu
merupakan
kemampuan
pendidik sebagai bagian dari
masyarakat
untuk
:
(a)
berkomunikasi lisan dan tulisan;
(b) menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi secara
fungsional; (c) bergaul secara
efektif dengan peserta didik,
51
sesama
pendidik,
tenaga
kependidikan,
orangtua/wali
peserta didik; dan (d) bergaul
secara
santun
dengan
masyarakat sekitar.
4. Kompetensi
profesional
merupakan
kemampuan
penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang
meliputi: (a) konsep, struktur,
dan
metoda
keilmuan/teknologi/seni
yang
menaungi/koheren
dengan
materi ajar; (b) materi ajar yang
ada dalam kurikulum sekolah;
(c) hubungan konsep antar mata
pelajaran terkait; (d) penerapan
konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari; dan (e)
kompetisi secara profesional
dalam konteks global dengan
tetap melestarikan nilai dan
budaya nasional.
Peran dan tanggung jawab
guru pada masa mendatang akan
semakin
kompleks,
sehingga
menuntut guru untuk senantiasa
melakukan berbagai peningkatan dan
penyesuaian
penguasaan
kompetensinya. Guru harus lebih
dinamis
dan
kreatif
dalam
mengembangkan
proses
pembelajaran siswa. Guru di masa
mendatang tidak lagi menjadi satusatunya orang yang paling well
informed
terhadap
berbagai
informasi dan pengetahuan yang
sedang berkembang dan berinteraksi
dengan manusia di jagat raya ini. Di
masa depan, guru bukan satu-satunya
orang yang lebih pandai di tengahtengah siswanya. Jika guru tidak
memahami mekanisme dan pola
penyebaran informasi yang demikian
cepat, ia akan terpuruk secara
profesional. Kalau hal ini terjadi, ia
akan kehilangan kepercayaan baik
dari siswa, orang tua maupun
masyarakat. Untuk menghadapi
tantangan profesionalitas tersebut,
guru perlu berfikir secara antisipatif
dan proaktif. Artinya, guru harus
melakukan pembaruan ilmu dan
pengetahuan yang dimilikinya secara
terus menerus.
Disamping itu, guru masa
depan harus paham penelitian guna
mendukung terhadap efektivitas
pembelajaran yang dilaksanakannya,
sehingga dengan dukungan hasil
penelitian guru tidak terjebak pada
praktek pembelajaran yang menurut
asumsi mereka sudah efektif, namun
kenyataannya justru mematikan
kreativitas para siswanya. Begitu
juga, dengan dukungan hasil
penelitian
yang
mutakhir
memungkinkan
guru
untuk
melakukan
pembelajaran
yang
bervariasi dari tahun ke tahun,
disesuaikan
dengan
konteks
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sedang berlangsung.
2.4. Kompetensi Guru dalam
Pembelajaran
2.4.1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran
adalah
suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai suatu tujuan pembelajaran
(Hamalik 1995 : 57). Manusia yang
terlihat dalam sistem pembelajaran
adalah siswa, guru dan tenaga
lainnya,
misalnya
tenaga
laboratorium. Material terdiri dari
buku-buku, papan tulis, kapur, slide
film, audio, video tipe. Fasilitas dan
52
perlengkapan terdiri dari ruangan
kelas, perlengkapan audio visual,
komputer dan sebagainya. Prosedur
meliputi jadwal dan metode,
penyampaian informasi, praktik,
ujian dan sebagainya.
Rumusan tersebut tidak
terbatas di dalam ruang saja. Sistem
pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan cara membaca buku, belajar
di kelas atau di sekolah. Banyak para
ajhli yang merumuskan pembelajaran
berdasarkan pandangannya masingmasing. Rumusan dan tinjauannya
itu
masing-masing
memiliki
kebaikan
dan
kelemahannya.
Berbagai rumusan didasarkan pada
teori tertentu. Pembelajaran adalah
upaya mengorganisasi lingkungan
untuk menciptakan kondisi belajar
bagi peserta didik (Hamalik, 1995 :
61). Rumusan ini kiranya lebih maju
sebab
lebih
menekankan/menitikberatkan pada
peserta didik, lingkungan dan proses
belajar. Pendidikan adalah suatu
proses atau kegiatan yang bertujuan
menghasilkan perubahan tingkah
laku manusia, implikasi dari
pengertian tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pendidikan
bertujuan
mengembangkan atau mengubah
tingkah laku peserta didik.
2. Kegiatan pembelajaran berupa
pengorganisasian lingkungan.
3. Peserta didik sebagai suatu
organisme yang hidup.
Pembelajaran juga dapat
diartikan suatu proses membantu
siswa
menghadapi
kehidupan
masyarakat sehari-hari. Pandangan
ini didukung oleh pakar yang
berorientasi
pada
kehidupan
masyarakat. Sekolah dan masyarakat
adalah suatu integrasi, pendidikan di
sini dan sekarang ini, implikasi dari
pengertian tersebut adalah :
1. Tujuan
pembelajaran
adalah
mempersiapkan
siswa
untuk
hidup dalam masyarakat.
2. pembelajaran berlangsung dalam
hubungan
sekolah
dan
masyarakat.
3. Siswa belajar secara aktif.
4. Guru juga bertugas sebagai
komunikator.
2.4.2. Ciri-ciri Pembelajaran
Pada hakekatnya belajar
menunjuk kepada perubahan tingkah
laku si subyek dalam situasi tertentu
berkat
pengalamannya
yang
berulang-ulang
dan
perubahan
tingkah laku tersebut tidak dapat
dijelaskan atas dasar kecenderungankecenderungan respons bawaan,
kematangan atau keadaan temporer
dari subyek, misalnya kelebihan dan
sebagainya. Dari pernyataan tersebut
maka belajar sesungguhnya memiliki
karakteristik (ciri khas) tertentu
diantaranya adalah :
1. Belajar
berbeda
dengan
kematangan.
2. Belajar dibedakan diantara fisik
dan mental.
3. Ciri belajar yang hasilnya relatif
menetap.
2.4.3.Unsur-Unsur
Pembelajaran
Sistem
Unsur-unsur
minimal
yang harus ada dalam sistem
pembelajaran adalah seorang siswa
atau peserta didik, suatu tujuan atau
suatu prosedur kerja untuk mencapai
53
tujuan. Dalam hal ini, guru
(pengajar) tidak termasuk sebagai
unsur
sistem
pembelajaran,
fungsinya dapat digantikan atau
dialihkan kepada media sebagai
pengganti, seperti; buku, slide, teks
yang diprogram, dan sebagainya.
Namun seorang kepala sekolah dapat
menjadi salah satu unsur sistem
pembelajaran,
karena
berkaitan
dengan
prosedur
pembelajaran.
Unsur dinamis pembelajaran pada
diri guru; yaitu :
a) Motivasi membelajarkan siswa
Guru harus memiliki motivasi
untuk membelajarkan siswa,
motivasi ini sebaiknya timbul
dari kesadaran yang tinggi utnuk
mendidik peserta didik untuk
menjadi warga negara yang baik.
Jadi guru memiliki hasrat untuk
menyiapkan
siswa
menjadi
pribadi
yang
memiliki
pengetahuan dan kemampuan
tertentu. Namun diakui bahwa
motivasi membelajarkan itu
sering timbul karena insentif
yang diberikan, sehingga guru
melaksanakan tugasnya sebaik
mungkin. Kedua jenis motivasi
itu
diperlukan
untuk
membelajarkan siswa.
b) Kondisi guru membelajarkan
siswa
Guru perlu memiliki kemampuan
dalam proses pembelajaran, di
samping kemampuan kepribadian
dan kemampuan kemasyarakatan.
Kemampuan
dalam
proses
pembelajaran sering disebut
kemampuan profesional. Guru
perlu berupaya meningkatkan
kemampuan-kemampuan tersebut
agar senantiasa berada dalam
kondisi
siap
membelajarkan siswa.
untuk
Guru tidak lagi subjek
pembelajaran, melainkan siswa-lah
yang menjadi subjek, Guru berperan
sebagai fasilitator, motivator dan
salah satu alternatif sumber belajar.
Mengaplikasikan pembelajaran di
sekolah dasar sangat membutuhkan
keterampilan dari guru itu sendiri.
Pembelajaran yang monoton akan
sangat
membosankan
peserta
didik/siswa, dan inilah tantangan
yang harus dihadapi oleh guru SD.
Seorang guru SD harus mampu
mengubah
mainset
anak,
pembelajaran yang dalam benak
anak adalah pembelajaran yang
monoton, membosankan menjadi
pembelajaran yang menyenangkan,
menarik
untuk
diikuti,
dan
bermakna. Kreativitas dan inovasi
guru SD dalam pembelajarannya
perlu ditingkatkan, mengingat peran
dan fungsinya memiliki kontribusi
penting dalam pencapaian tujuan
pembelajaran di SD khususnya.
Kreativitas pembelajaran yang pada
umumnya tidak banyak dibahas
secara khusus, hal ini berkaitan
dengan kebiasaan mengajar yang
menekankan pada tradisi guru yang
mengandalkan interaksi monolog
ataupun pola pembelajaran direktif
lainnya. Padahal pelajaran bukanlah
sesuatu yang statis, frigid, dan mesti
uniform.
Pembelajaran
dapat
dikemas melalui suatu penyajian
yang menarik, fleksibel, elaboratif,
imaginatif,
Untuk
merumuskan
model pembelajaran yang kreatif dan
inovatif tersebut.
media
Dalam proses pembelajaran
memiliki fungsi sebagai
54
pembawa informasi dari sumber
(guru) menuju penerima (siswa)
sedangkan metode adalah prosedur
untuk membantu siswa dalam
menerima dan mengolah informasi
guna mencapat tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan interaksi siswa
dengan lingkungan, fungsi media
dapat diketahui berdasarkan adanya
kelebihan media dan hambatan yang
mungkin timbul dalam proses
pembelajaran. Fungsi pertama media
adalah
sebagai
alat
bantu
pembelajaran dan fungsi yang kedua
adalah sebagai media sumber belajar.
Kedua fungsi utama tersebut dapat
ditelaah dalam ulasan dibawah ini :
a. Media pembelajaran sebagai
alat
bantu
dalam
pembelajaran
Tentunya kita ketahui bahwa
setiap materi ajar memiliki
tingkat
kesukaran
yang
bervariasi. Pada satu sisi ada
materi ajar yang tidak
memerlukan alat bantu, tetapi
dipihak lain ada materi ajar
yang sangat memerlukan alat
bantu
berupa
media
pembelajaran.
Media
pembelajaran yang dimaksud
antara lain berupa globe,
grafik,
gambar,
dan
sebagainya.
Materi
ajar
dengan tingkat kesukaran
yang tinggi tentu sukar
dipahami oleh siswa. Tanpa
bantuan media, maka materi
ajar menjadi sukar dicerna
dan dipahami oleh setiap
siswa. Hal ini akan semakin
terasa apabila materi ajar
tersebut
abstrak
rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media
mempunyai
fungsi
melicinkan jalan menuju
tercapainya
tujuan
perbelajaran.
Hal
ini
dilandasi keyakinan bahwa
kegiatan
pembelajaran
dengan
bantuan
media
mempertinggi
kualitas
kegiatan belajar siswa dalam
tenggang waktu yang cukup
lama. Itu berarti, kegiatan
belajar siswa dengan bantuan
media akan menghasilkan
proses dan hasil belajar yang
lebih baik daripada tanpa
bantuan media.
b. Media pembelajaran sebagai
sumber belajar
Sumber belajar adalah segala
sesuatu
yang
dapat
dipergunakan sebagai tempat
bahan pembelajaran untuk
siswa
tersebut
berasal.
Sumber
belajar
dapat
dikelompokan menjadi lima
kategori yaitu ; manusia,
buku perpustakaan, media
massa, alam lingkungan dan
media pendidikan. Media
pendidikan sebagai salah satu
sumber
belajar
ikut
membantu
gur
dalam
memudahkan
tercapainya
pemahaman materi ajar oleh
55
siswa,
serta
dapat
memperkaya wawasan siswa.
C. Penutup
1. Simpulan :
anggaran untuk mengadakan
seminar,
loka
karya
atau
workshop tentang pembelajaran
bagi guru guru SD.
E. Daftar Pustaka
Dari hasil pembahasan
dapat disimpulkan, bahwa upaya
peningkatan kompetensi guru dalam
pembelajaran di Sekolah Dasar
apapun yang dilakukan jika monoton
pasti membuat siswa jenuh sehingga
tidak termotivasi dalam belajar.
Pembelajaran bukan sekadar transfer
ilmu tetapi juga transfer nilai, bukan
sekadar mengajarkan siswa menjadi
cerdas tetapi juga berakhlak mulia.
Karena itu, pembelajaran bertujuan
untuk mengembangkan keilmuan
sekaligus
berfungsi
didaktis.
Keterbukaan
dan
dialogis
mengharuskan guru untuk tidak
menganggap dirinya sebagai satusatunya sumber kebenaran di kelas
(terpusat kepada guru), yang
cenderung membuat suasana kelas
menjadi tertutup dan tidak mampu
menumbuhkan kreativitas siswa,
sudah harus ditinggalkan kemudian
beralih terpusat kepada siswa.
2. Saran :
a. Guru SD harus meningkatkan
kapasitas
dirinya
dengan
meningkatkan penguasaan materi
pembelajaran yang kritis dan
kreatif.
b. Sekolah harus melengkapi bukubuku dan alat peraga yang
mendukung guru SD agar bisa
mengaplikasikan beragam media
pembelajaran.
c. Pemerintah pusat dan pemerintah
daerah harus mengalokasikan
Banks, James A. dan Clegg Yr,
Ambrose
A.
Teaching
Strategies for the Social
Studies. New York : Longman.
Dadang Supardan. 2009. Seminar
Nasional Sejarah. Ciamis Prodi
Sejarah FKIP Universitas
Galuh.
Rochiati,
Wiriaatmadja.
1995.
Menyegarkan Kembali : Model
Pendekatan
Inkuiri
di
Kalangan Pengajar Sejarah
(Makalah).
Bandung
:
Masyarakat
Sejarahwan
Indonesia (MSI) Cabang Jawea
Barat.
Rudi Susilana dan Cepi Riyana.
2008. Media Pembelajaran
Hakekat,
Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian.
Bandung: CV. Wacana Prima.
Sunaryo. Strategi Belajar Mengajar
dalam
Pengajaran
Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan,
Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi,
Proyek
Pengembangan
lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Wahab, Abdul Azis.. Strategi
Belajar Mengajar. Bandung :
PPS UPI Bandung.
56
Download