OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MELALUI INTEGRASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR (Kajian Teoritis tentang Implikasi Keterampilan Dasar Mengajar dalam Pembelajaran) Muhammad Syafi'i, M.Pd.I Fakultas Agama Islam Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Email: [email protected] Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik baik guru maupun dosen adalah professional.. Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan menyampaikan materi Sebab, sering kali terdengar ada seorang tenaga pendidik yang sangat diakui keilmuannya namun ketika mengajar di kelas sama sekali tidak dipahami oleh peserta didik. Permasalahan tersebut muncul disinyalir karena minimnya kemampuan baik dalam ranah kognitif ataupun psikomotorik tentang keterampilan mengajar Tujuan dari Artikel ini adalah untuk memberikan kontribusi kognitif bagi pembaca khususnya bagi pendidik tentang keterampilan dasar mengajar dan implikasinya terhadap hasil pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran dan kesimpulan tentang keterampilan dasar mengajar beserta implikasinya, penulis menggunakan metode induktif dan deduktif sehingga perpaduan keduanya bisa memberikan gambaran kogniftif secara maksimal bagi pembaca. Dari hasil analisis penulis tentang penjabaran dari setiap keterampilan, maka diperoleh hasil bahwa keterampilan guru dalam mengajar mutlak dikuasai guru untuk memperoleh hasil yang optimal, sehingga menghantarkan kepada tujuan yang diharapkan.keterampilan tersebut adalah keterampilan membuka, menutup, menyampaikan penjelasan, pertanyaan, penguatan, memberikan variasi, membimbing kelompok kecil dan perorangan. Keywords: Integrasi Keterampilan Dasar Mengajar, Implikasi A. Dasar Pemikiran Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga professional setara dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Karena sebagai tenaga professional, maka seorang pendidik harus mempunyai kompetensi tertentu disyaratkan. Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut UU seorang pendidik harus mempunyai empat kompetensi, yaitu pedagogis, kepribadian, sosial, dan professional. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang pendidik mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik, teman sejawat, dan masyarakat sekitar, sementara kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Secara eksplisit empat kompetensi ini agaknya hanya ditekankan bagi seorang guru, namun sebenarnya juga berlaku bagi seorang dosen. Bahwa siapa pun yang akan menjadi tenaga pendidik, dosen ataupun guru, seharusnya mempunyai empat kompetensi di atas. Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan menyampaikan materi yang dimiliki kepada peserta didik secara tepat. Untuk itu, pemahaman tentang konsep pendidikan, belajar dan psikologi orang dewasa perlu dimiliki seorang tenaga pendidik. Sebab, kita mungkin sering mendengar ada seorang tenaga pendidik yang sangat diakui keilmuannya namun ketika mengajar di kelas sama sekali tidak dipahami oleh peserta didik. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal ini, yaitu peserta didik yang di bawah standar atau tenaga pendidik yang tidak memahami audiens. Dalam ilmu pendidikan, kemungkinan yang kedua lebih menjadi penyebab utama. Bahwa seorang tenaga pendidik seharusnya lebih mengenal peserta didik dan tahu cara bagaimana menyampaikan materi secara tepat. Bertolak dari kasus tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga pendidik dan calon tenaga pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan di kelas dapat dipahami oleh peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan mereka. Kemampuan pedagogis yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan metode pembelajaran, teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik mengevaluasi sampai melakukan refleksi proses pembelajaran. Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa mengajar adalah bukan sekedar proses penyampaian atau penerusan pengetahuan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan secara `integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultan dipengarhi oleh semua komponen belajar-mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang guru/dosen sebagai pendidik. Kompetensi dasar mengajar dalam tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai pengetahuan dasar pembelajaran yang perlu dipahami seorang tenaga pendidik. Sebagai sebuah kemampuan minimal, maka seorang tenaga pendidik harus mampu melakukan inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran. Terlebih bahwa jika yang dihadapi adalah manusia dewasa yang sudah mempunyai pengetahuan dan kemandirian berpikir meskipun masih perlu pendampingan dan mitra belajar. Untuk itu, semangat terus belajar dan menambah wawasan tentang kependidikan harus dilakukan seorang tenaga pendidik, apa pun pelajaran/matakuliah yang diampu dan apa pun latar belakang pendidikannya, termasuk tenaga pendidik yang berlatar belakang kependidikan. 0 B. Pengertian Optimalisasi Pembelajaran Menurut Tim Penyusun kamus bahasa (1994:705) Optimalisasi merupakan proses, cara atau perbuatan mengoptimalkan. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik, paling tinggi atau paling menguntungkan. Sedangkan Pembelajaran menurut Sudjana (2005:8) adalah setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara pesera didik atau siswa dengan pendidik atau guru. Jadi kegiatan pembelajaran ditandai adanya upaya disengaja, terencana dan sistematik yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian Optimalisasi proses pembelajaran yaitu proses atau cara mengoptimalkan kegiatan siswa untuk belajar sedangkan guru berperan untuk membantu siswa dalam melakukan kegiatan belajar atau membelajarkan siswa. Optimalisasi kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor model, strategi, pendekatan, metode dan tekhnik dll. Guru dapat menggunakan ragam model, strategi, pendekatan, metode dan tekhnik Penerapannya tergantung pada Ketetampilan guru itu dalam mengajar. B. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu; 1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach) 2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach) Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai. C. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar Keterampilan dasar mengajar yang harus ada pada seorang tenaga pengajar atau pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan. Keterampilan dasar mengajar tersebut adalah sebagai berikut: 1 Keterampilan Menjelaskan a. Pengertian keterampilan menjelaskan 1 Keterampilan menjelasakan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik. b. Prinsip-prinsip menjelaskan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik. 2). Penjelasan harus diselingi tanya jawab. 3). Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru. 4). Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. 5). Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik 6). Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan c. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan 1). Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas. 2). Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu. 3). Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan. 4). Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi. 5). Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan 2. Keterampilan Bertanya a. Pengertian keterampilan bertanya Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban(respon) dari peserta didik. b. Tujuan keterampilan bertanya : 1). Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar 2). Melatih kemampuan mengutarakan pendapat 3). Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik 4). Melatih peserta didik berfikir divergen 5). Mencapai tujuan belajar c. Jenis-jenis pertanyaan 1). Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik 2). Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas 3). Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban 4). Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi 5). Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain 6). Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri 2 d. Prinsip-prinsip bertanya 1). Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada peserta didik 2). Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana 3). Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik 4). Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random 5). Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik 6). Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question e. Teknik-teknik dalam bertanya 1). Tekhnik menunggu 2). Tekhnik menguatkan kembali 3). Tekhnik menuntun dan menggali 4). Tekhnik mekacak 3. Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus a. Pengertian keterampilan menggunakan variasi Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. b. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar : 1). Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar 2). Mempertahankan kondisi optimal belajar Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik 4). Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran c. Jenis-jenis variasi dalam mengajar 1). variasi dalam penggunaan media 2). variasi dalam gaya mengajar 3). variasi dalam penggunaan metode 4). variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran 1). gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat 2). perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif 3). penggunaan variasi harus direncanakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik peserta didik 4. Keterampilan Memberi Penguatan a. Pegertian keterampilan memberi penguatan Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain. b. Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan : 1). Menimbulkan perhatian peserta didik 2). Membangkitkan motivasi belajar peserta didik 3). Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi 3 4). Merangsang peserta didik berfikir yang baik 5). Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar c. Jenis-jenis penguatan 1). Penguatan Verbal 2). Penguatan Gestural 3). Penguatan dengan cara mendekatinya 4). Penguatan dengan cara sambutan 5). Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan 6). Penguatan berupa tanda atau benda d. Prinsip-prinsip penguatan 1) Dilakukan dengan hangat dan semangat 2) Memberikan kesan positif kepada peserta didik 3) Berdampak terhadap perilaku positif 4) Dapat bersifat pribadi atau kelompok 5) Hindari penggunaan respon negative 5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran a. Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh. Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar. b. Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah : 1) Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan dibicarakan 2) Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan 3) Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam pelajaran 4) Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan c. Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran 1) Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan. 2) Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis. 3) Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik. 6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan 4 a. Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaanperbedaan individual peserta didik. b. Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah : 1) Keterampilan dalam pendekatan pribadi. 2) Keterampilan dalam mengorganisasi. 3) Keterampilan dalam membimbing belajar. 4) Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM. 7. Keterampilan Mengelola Kelas a. Pengertian keterampilan mengelola kelas Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal. b. Tujuan dari pengelolaan kelas adalah : 1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal. 2) Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar. 3) Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari. 4) Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik. 5) Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas. c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas. 1) Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya. 2) Kehangatan dan keantusiasan 3) Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar. 4) Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang. 5) Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri. 6) Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negatif. d. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas 5 1). Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara : Memusatkan perhatian, Menunjukkan sikap tanggap, Menegur, Membagi perhatian, Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas, Memberi penguatan 2). Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan keterampilan dengan cara : Pengelolaan kelompok, Modifikasi tingkah laku, Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas : Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan, Pengulangan penjelasan yang tidak perlu, Penyimpangan, Kesenyapan, Bertele-tele. 8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil a. Pengertian Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil : Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan, Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan, Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis, Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi. c. Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil : Memperjelas permasalahan, Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, Pemusatan perhatian, Menganalisa pandangan peserta didik, Meningkatkan urutan pikiran peserta didik, Menutup diskusi d. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil : 1) Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. 2) Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah. 3) Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu 4) Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan. 5) Membiarkan peserta didik tidak aktif. 6) Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak lanjut. D. Implikasi Keterampilan Dasar Mengajar terhadap Pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai ketrampilan. Diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau 6 keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Ada delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu (1) keterampilan membukan dan menutup pelajaran, (2) keterampilan bertanya, (3) keterampilan memberi penguatan, (4) keterampilan mengadakan variasi, (5) keterampilan menjelaskan, (6) keterampilan membimbing kelompok kecil, (7) keterampilan mengelola kelas, (8) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Ketika keterampilan tersebut mampu di implementasikan secara integral dengan baik oleh guru, maka akan membuahkan pembelajaran yang optimal yang diantaranya mencakup hal-hal berikut: Pemahaman konsep, penalaran, motivasi, kemampuat berfikir siswa, perhatian, minat, insiatif, perilaku positif, mental, tingkat keberhasilan dalam belajar, pengetahuan batas tugas, pendekatan pribadi, pengorganisasian, pembimbingan belajar, kondisi belajar siswa, stabilitas dalam suasana belajar. Implikasi tersebut menghantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. E. Kesimpulan Optimalisasi proses pembelajaran yaitu proses atau cara mengoptimalkan kegiatan siswa untuk belajar sedangkan guru berperan untuk membantu siswa dalam melakukan kegiatan belajar atau membelajarkan siswa. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai ketrampilan. Diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Ada delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu (1) keterampilan membukan dan menutup pelajaran, (2) keterampilan bertanya, (3) keterampilan memberi penguatan, (4) keterampilan mengadakan variasi, (5) keterampilan menjelaskan, (6) keterampilan membimbing kelompok kecil, (7) keterampilan mengelola kelas, (8) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Keterampilan-keterampilan tersebut akan membawa implikasi pada pembelajaran yang optimal, baik pada proses maupun hasil (Kognitif, Afektif dan Psimotorik) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. 7 DAFTAR PUSTAKA Hasibuan dkk. 1991. Prinsip Belajar Mengajar: Keterampilan Dasar Pengajaran Mikro. Bandung: Remaja Rosda Jaya. Marno dan Idris. 2008. Strategi dan Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta: ArRuzz Media. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Djamarah S.B.2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Pidarta, Made. 1980. Pengelolaan Kelas. Usaha Nasional: Surabaya. Anonim. 2010. Delapan Kompetensi Dasar Mengajar. ..\BAHAN\06 Keterampilan Dasar Guru\Delapan Kompetensi Dasar Mengajar.htm