BAB 1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini merupakan Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke 16 di dunia yang tergabung dalam G-20 (Group of Twenty), kelompok 19 negara dan satu komunitas Uni Eropa yang menguasai 90% produk domestik bruto dunia, 80% perdagangan global, dan 2/3 populasi dunia. Data dari Bank Dunia menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6,4% dan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 242,3 juta jiwa dengan pendapatan domestik bruto mencapai USD 846,8 juta, Negara ini tampil sebagai potensi kekuatan ekonomi dan politik yang sangat besar dan berpengaruh bukan hanya di kawasan Asia Tenggara atau Asia Pasifik saja tetapi juga di pentas dunia. Indonesia diberkahi dengan segala sumber daya yang dapat menunjang perkembangan negara ini. Sumber daya alam yang melimpah ruah dari daratan, laut dan udara dan tentu saja sumber daya manusia yang juga melimpah ruah. Sumber daya manusia merupakan modal yang sangat penting bagi negara yang berkembang dan berpotensi seperti Indonesia, sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia menyediakan pangsa pasar yang besar dan tentu saja angkatan kerja yang besar pula. Namun, menurut Human Development Report yang diterbitkan oleh United Nations Development Programme pada tanggal 2 November 2011, Indonesia memiliki indeks perkembangan manusia/human development index (HDI) yang masih menengah yakni pada peringkat 124 dari dari 187 negara pada tahun 2011. Bila dibandingkan dengan Negara tetangga sesama anggota ASEAN, Singapura berada di peringkat 26, Brunei di peringkat 33, Malaysia di peringkat 61, dan Thailand di peringkat 103. Penghitungan Human Development Index (HDI) sendiri menggunakan beberapa dimensi yaitu hidup yang sehat dan panjang umur yang ditunjukkan dengan angka harapan hidup, pendidikan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa dan kombinasi partisipasi pendidikan dasar hingga menengah atas, serta standard kehidupan yang layak diukur dengan produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli. Pengukuran ini menunjukkan betapa perlunya upaya untuk meningkatkan pengelolaan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Demi meningkatkan daya saing bangsa ini di era globalisasi, di mana persaingan terjadi secara global dan semakin ketat. Dengan segala modal sumber daya alam dan energi yang melimpah ruah, Indonesia perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas pula. Saat ini, di mana dunia tengah memasuki era pengetahuan, mengandalkan sumber daya manusia yang melimpah ruah sebagai tenaga kerja yang murah sudah tidak cukup lagi untuk meningkatkan daya saing bangsa ini di kancah global. Dunia menuntut kualitas dengan standard yang senantiasa berubah semakin tinggi. Dunia bisnis yang sangat kompetitif saat ini sangat menuntut kualifikasi individu agar mampu masuk ke dalamnya, bertahan dan bersaing dengan semua kompetitor di dalamnya. Bidang-bidang seperti penelitian, kesehatan, dan pendidikan menjadi sangat penting dan krusial serta signifikan bagi Indonesia untuk membangun kualitas sumber daya manusia negara ini. Pendidikan menjadi faktor yang sangat signifikan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia di era globalisasi ini. Definisi dari pendidikan sendiri adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sadar akan hal ini, segala daya upaya mulai digencarkan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusianya dengan mengejar berbagai ketertinggalannya di bidang pendidikan. Pemerintah menetapkan 20% alokasi APBN untuk pendidikan sebagaimana yang telah dimandatkan oleh konstitusi Negara, serta melahirkan kebijakan-kebijakan dan program-program yang mendukung pembangunan dan perbaikan kualitas pendidikan nasional dengan cara melaksanakan perluasan akses-akses pendidikan secara merata di seluruh nusantara, meningkatkan kualitas tenaga didik dan pelayanan, relevansi dan kemampuan kompetitif pendidikan, memperbaiki infrastruktur-infrastruktur penunjang pendidikan secara nasional, serta penguatan kelembagaan dan tentu saja melakukan reformasi birokrasi. Usaha pencapaian perluasan dan pemerataan akses pendidikan terlihat pada pendidikan tinggi baik negeri maupun swasta yang semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun yang mencapai 6%. Di seluruh Nusantara saat ini terdapat 3011 perguruan tinggi, dengan perincian 83 (2.76%) adalah perguruan tinggi negeri dan 2928 (97.24%) adalah perguruan tinggi swasta. Perguruan tinggi sendiri dipandang oleh Barnet (seperti yang dikutip Metaxiotis et al., 2003) sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatu proses dan mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai nilai atau harga (value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu diukur dengan tingkat penyerapan lulusan dalam masyarakat (employment rate) dan kadang-kadang diukur juga dengan tingkat penghasilan yang mereka peroleh dalam karirnya. Namun demikian peningkatan jumlah perguruan tinggi di seluruh Nusantara nampaknya tidak diikuti dengan peningkatan peringkat akreditasi program-program studi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi swasta yang berada di wilayah DKI Jakarta. Akreditasi perguruan tinggi sendiri adalah penilaian mutu dan efisiensi perguruan tinggi yang dilakukan secara berkala oleh Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) sebagai satu-satunya badan akreditasi yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. Penilaian ini meliputi kurikulum, mutu dan jumlah tenaga kependidikan, keadaan mahasiswa, pelaksanaan pendidikan, sarana dan prasarana, manajemen administrasi akademik, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan perguruan tinggi. Berikut adalah akreditasi jurusan-jurusan pada 5 universitas swasta dengan jumlah mahasiswa terbesar di wilayah DKI Jakarta (Kopertis III) hingga tahun 2011 yang diperoleh dari situs resmi Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT): Tabel 1.1 Akreditasi Program-Program Studi Tahun 2011 Universitas Jurusan (Akreditasi) Universitas Gunadarma Sastra Inggris (A) (20.286 mahasiswa aktif) Teknik Mesin (A) Akuntansi (A) Arsitektur (A) Manajemen (A) Psikologi (B) Sistem Informasi (A) Sistem Komputer (A) Teknik Elektronika (A) Teknik Informatika (A) Universitas Bina Nusantara/BINUS Arsitektur (B) University Design Komunikasi Visual (B) (19.340 mahasiwa aktif) Manajemen (A) Matematika (B) Psikologi (C) Sastra China (B) Sastra Inggris (A) Sastra Jepang (B) Sistem Informasi (B) Sistem Komputer (B) Statistika (B) Teknik Industri (B) Teknik Informatika (B) Teknik Sipil (B) Universitas Trisakti Agroteknologi (B) (17.614 mahasiswa aktif) Akuntansi (A) Arsitektur (A) Desain Interior (A) Desain Komunikasi Visual (B) Desain Produk (B) Ekonomi Pembangunan (A) Fotografi (A) Ilmu Hukum (A) Manajemen (A) Pendidikan Dokter (B) Pendidikan Dokter Gigi (A) Perencanaan Wilayah dan Kota (B) Sistem Informasi (C) Teknik Elektro (B) Teknik Geologi (B) Teknik Industri (A) Teknik Informatika (C) Teknik Lingkungan (A) Teknik Mesin (A) Teknik Perminyakan (B) Teknik Pertambangan (B) Teknik Sipil (A) Universitas Mercu Buana Akuntansi (B) (13.166 mahasiswa aktif) Manajemen (A) Ilmu Komunikasi (B) Psikologi (B) Sistem Informasi (B) Teknik Arsitektur (B) Teknik Elektro (B) Teknik Industri (B) Teknik Informatika (C) Teknik Sipil (B) Teknik Mesin (B) Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Akuntansi (A) Jakarta Bimbingan dan Konseling (A) (12.103 mahasiswa aktif) Biologi (A) Ekonomi Pembangunan (B) Ilmu Administrasi Negara (A) Ilmu Hukum (B) Ilmu Pendidikan Teologi (A) Manajemen (B) Pendidikan Dokter (A) Pendidikan Bahasa Inggris (A) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (A) Psikologi (A) Teknik Elektro (B) Teknik Industri (B) Teknik Mesin (A) Sumber: Hasil Pengolahan Data (2012) Alasan dari pengambilan kelima universitas swasta dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di wilayah DKI Jakarta sebagai contoh adalah karena mereka dapat dijadikan sebagai benchmark atau panutan bagi perguruan tinggi swasta lain yang ada di wilayah DKI Jakarta maupun di seluruh Nusantara, mengingat posisi Jakarta sebagai ibu kota negara akan menjadikannya tolak ukur bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Dari data akreditasi yang dipaparkan di atas dapat kita lihat bahwa tidak semua program studi yang diselenggarakan oleh kelima universitas swasta ini memiliki akreditasi A. Akreditasi A sendiri menjadi standard yang harus dipenuhi oleh perguruan-perguruan tinggi swasta ini karena menjadi referensi bagi calon mahasiswa dan orang tua untuk memilih perguruan tinggi dalam rangka melanjutkan pendidikan dan begitu pula bagi industry untuk mencari karyawan yang berkualitas, selain akreditasi itu juga menjadi media untuk mengetahui kualitas dari kinerja suatu perguruan tinggi. Dari data akreditasi 5 peguruan tinggi swasta dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di wilayah DKI Jakarta dapat kita temukan bahwa masih banyak program studi yang tidak terakreditasi A. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan dalam kinerja perguruan tinggi swasta karena salah satu indikator dari baik buruknya kinerja suatu perguruan tinggi ditunjukkan dengan akreditasi. Kinerja yang bermasalah menunjukkan ketidakmampuan perguruan tinggi swasta di DKI Jakarta untuk membekali mahasiswanya dengan soft dan hard skill yang dibutuhkan oleh industry di kemudian hari saat mereka masuk ke dalam dunia bisnis. Fakta lain menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, jumlah pelajar dari Indonesia yang memutuskan untuk belajar ke luar negeri semakin meningkat. Data dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan data sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Mahasiswa yang Belajar di Luar Negeri Tahun Jumlah Mahasiswa Indonesia Jumlah Mahasiswa Asing yang yang Belajar di Luar Negeri Belajar di Indonesia 2009 73.501 orang 7.143 orang 2010 80.099 orang 7.746 orang 2011 84.057 orang 8.095 orang Sumber: Kemdikbud (2011) Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang memilih untuk belajar ke luar negeri tersebar ke seluruh dunia, berikut adalah data sebaran mahasiswamahasiswa Indonesia di 17 negara yang menjadi tujuan favorit untuk belajar pada tahun 2011. Tabel 1.3 Negara-negara Tujuan Favorit Mahasiswa Indonesia Negara Jumlah Mahasiswa Indonesia Singapura 21043 orang Australia 16545 orang Malaysia 13627 orang China 9539 orang Amerika Serikat 6942 orang Mesir 3865 orang Jerman 3340 orang Jepang 2162 orang Filipina 2105 orang Belanda 1478 orang Inggris 1245 orang Selandia Baru 511 orang India 509 orang Arab Saudi 501 orang Perancis 356 orang Korea Selatan 203 orang Thailand 186 orang Sumber: Kemdikbud (2011) Data yang ditampilkan di atas menunjukkan bahwa belajar di luar negeri telah menjadi alternatif pilihan bagi para mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan yang diyakini lebih berkualitas dan tentu saja peluang yang lebih luas, selain itu data juga menunjukkan bahwa terjadi ketidakseimbangan antara jumlah mahasiswa asing di Indonesia dengan mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri. Hal ini semakin mempertegas bahwa kualitas pendidikan tinggi di Indonesia dipertanyakan oleh berbagai pihak. Para orang tua mahasiwa akhirnya harus merogoh kocek yang dalam untuk membiayai mahalnya biaya pendidikan dan biaya hidup anak-anaknya di luar negeri, yang diyakini akan mendapat pendidikan dengan kualitas yang jauh lebih baik. Tanpa menampik keuntungan yang tentu saja dapat diperoleh dengan belajar di luar negeri, muncul kekhawatiran bahwa Indonesia akan kehilangan putra-putri terbaiknya yang lebih memilih belajar di luar negeri kemudian memutuskan untuk menetap dan bekerja di Negara lain yang diyakini menawarkan peluang dan fasilitas yang lebih hebat bagi mereka yang berbakat dan berprestasi. Semakin tingginya minat mahasiswa yang memilih untuk belajar di luar negeri menunjukkan bahwa perguruan tinggi yang ada di dalam negeri terutama swasta telah kehilangan kepercayaan dari para mahasiswa maupun orang tuanya ataupun industri. Dikhawatirkan dengan semakin banyaknya jumlah mahasiswa yang memilih untuk belajar di luar negeri maka jumlah mahasiswa yang dapat diserap oleh perguruan tinggi swasta juga akan berkurang kedepannya. Hal ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi swasta di dalam negeri terutama di wilayah DKI Jakarta sebagai institusi yang sangat bertumpu pada sumber daya manusia belum mampu mengelola sumber daya knowledge atau pengetahuan yang merupakan hasil dari kegiatan belajar-mengajar, riset, pelayanan serta pengelolaan sumber daya dan juga pengelolaan kreativitas dan inovasi melalui pengembangan produk-produk pembelajaran, layanan mahasiswa, maupun kegiatan pemasaran dan layanan masyarakat yang dapat meyakinkan masyarakat yang membutuhkan pendidikan tinggi. Semakin tingginya jumlah mahasiswa Indonesia yang memilih untuk belajar di luar negeri akan berdampak pada berkurangnya pertumbuhan jumlah mahasiswa baru pada perguruan tinggi swasta yang juga akan mengakibatkan menurunnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh perguruan tinggi swasta, hal ini dikarenakan berkurangnya pembiayaan untuk operasional dan pengembangan yang bertumpu pada biaya studi yang dibayarkan oleh mahasiswa. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka dikhawatirkan perguruan tinggi swasta yang ada di DKI Jakarta akan semakin kehilangan kepercayaan dari para pengguna jasanya, mereka akan memiliki alasan yang lebih kuat untuk belajar di perguruan tinggi swasta di luar DKI Jakarta, perguruan tinggi negeri yang jumlah kursinya terbatas atau pun belajar di luar negeri dengan biaya yang jauh lebih mahal. Begitu juga dengan industri akan lebih memilih untuk mempekerjakan mereka yang adalah lulusan perguruan tinggi negeri atau lulusan luar negeri, sehingga kemudian lulusan perguruan tinggi swasta yang ada di DKI Jakarta akan dipandang sebelah mata ketika mereka memasuki dunia kerja. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya kualitas lulusan perguruan tinggi swasta di DKI Jakarta karena hanya mampu menyerap mahasiswa yang kurang berpotensi. Saat ini dunia tengah memasuki era kapitalisme pengetahuan di mana manajemen pengetahuan yang efisien akan memainkan peran yang sangat fundamental untuk merubah pengetahuan individual menjadi pengetahuan yang dapat digunakan secara organisasional. Perguruan tinggi sendiri adalah suatu knowledge business, karena perguruan tinggi terlibat dalam proses kreasi, diseminasi dan pembelajaran. Dengan semakin pentingnya peran ekonomi dari pegetahuan, hal ini mendefinisikan kembali hubungan antara pendidikan, kinerja dan pembelajaran organisasional yang menjadikan peranan manajemen pengetahuan dalam institusi perguruan tinggi menjadi sangat krusial. Hal ini kembali mendorong organisasi-organisasi, termasuk di dalamnya perguruan tinggi swasta di wilayah DKI Jakarta untuk memperbanyak eksperimen, mempelajari praktek-praktek teknologi yang baru, serta terus memonitor perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya, selalu mengevaluasi kinerjanya secara objektif dan berkomitmen untuk meningkatkan kinerjanya secara berkelanjutan. Saat ini dunia menyaksikan inovasi telah menjadi strategi utama bagi berbagai organisasi untuk menghadapi tuntutan pasar, melihat semakin pentingnya inovasi dan manajemen pengetahuan, semakin penting untuk mengerti bagaimana perguruan tinggi swasta di DKI Jakarta mengelola pegetahuan yang mereka miliki sebagai upaya untuk mendorong lahirnya inovasi. Berdasarkan deskripsi di atas maka sangatlah menarik dan perlu untuk melakukan penelitian mengenai pemahaman mahasiswa terhadap implementasi manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi dalam upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. Penelitian ini akan mencari faktor penyebab dan keterkaitan antar variable serta memberikan rekomendasi strategis kepada pimpinan perguran tinggi dan membantu menyelesaikan masalah utama yang dihadapinya. 1.2 Perumusan Masalah Pada era digital seperti saat ini di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat dan sangat cepat, segala sesuatu yang ada dituntut untuk dapat menyesuaikan diri agar dapat berkembang dan mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, tak terkecuali perguruan tinggi swasta. Program-program studi yang ada pun dituntut untuk memperkaya diri dengan inovasi agar mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya baik yang negeri maupun yang swasta yang ada di dalam ataupun yang ada di luar negeri, serta mampu memberikan sumbangsih kepada kepentingan masyarakat lokal setempat, bangsa dan negara serta dunia. Semua ini sangatlah bertumpu pada kemampuan perguruan tinggi swasta untuk mengelola sumber daya manusia dengan baik terutama pengetahuan atau knowledge dan inovasi untuk meningkatkan kinerjanya dan memberikan value kepada para pengguna jasanya, baik mahasiswa itu sendiri maupun industri yang membutuhkan tenaga kerja berkualitas (qualified manpower). Ketidakmampuan perguruan tinggi swasta untuk mengelola pengetahuan dan inovasi yang ada akan memberikan dampak negatif pada kinerja perguruan tinggi itu sendiri. Terkait dengan pemaparan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman mahasiswa terhadap kondisi implementasi manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi dalam upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 2. Apakah implementasi manajemen pengetahuan berpengaruh dalam upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 3. Apakah implementasi manajemen inovasi berpengaruh dalam upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 4. Apakah implementasi manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi berpengaruh terhadap upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menggali data dan informasi serta mengkaji secara mendalam tentang: 1. Memahami kondisi implementasi manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi dalam upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 2. Menganalisis pengaruh implementasi manajemen pengetahuan terhadap upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 3. Menganalisis pengaruh implementasi manajemen inovasi terhadap upaya perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 4. Menganalisis pengaruh implementasi manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi terhadap perguruan tinggi swasta untuk mencapai kinerja. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan sebagai berikut baik untuk kepentingan pengembangan keilmuan, maupun untuk kepentingan pengelolan perguruan tinggi swasta: 1. Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu manajemen strategi terutama bagi manajemen strategis perguruan tinggi swasta. 2. Memberikan acuan kepada pengelola perguruan tinggi swasta dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan dan manajemen inovasi dalam usahanya untuk meningkatkan kinerja dan nilai bagi para stakeholder. 3. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian lebih lanjut yang memiliki keterkaitan. 4. Bagi masyarakat penyedia pendidikan khususnya pendidikan tinggi, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan meningkatkan kinerja perguruan tinggi. masukan dalam upaya