sertifikasi dan akreditasi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mutu pelayanan kebidanan menunjukan pada tingkat kesempurnaan pelayanan
dalam menimbulkan rasa puas pada klien. Kualitas jasa adalah bagian terpenting dalam
memberi kepuasan kepada pelanggan. Pelayanan kebidanan dibawah naungan organisai
profesi juga terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan. Kepuasan pasien dan
kepercayaan pasien terhadap suatu organisasi sebenarnya sangat memegang peranan penting
dalam persaingan disegmen pasar karena pasien/klien sebagai pelanggan merupakan alat
promosi yang paling efektif dan akurat untuk menarik perhatian pelanggan lainnya dengan
cara memberi informasi kepada orang lain.
Untuk menurunkan angka kematian ibu(AKI) perlu peningkatan standar dalam
menjaga mutu pelayanan kebidanan. Ujung tombak penurunan AKI tersebut adalah tenaga
kesehatan , dalam hal ini adalah bidan. Untuk itu pelayanan kebidanan harus mengupayakan
peningkatan mutu dan memberi pelayanan sesuai standar yang mengacu pada semua
persyaratan kualitas pelayanan dan peralatan kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. Fokus pembangunan kesehatan terhadap tingginya AKI masih terus menjadi
perhatian yang sangat besar dari pemerintah karena salah satu indikator pembangunan sebuah
bangsa AKI dan AKB.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud mutu pelayanan?
1.2.2 Apa saja manfaat dari mutu pelayanan?
1.2.3 Apa yang dimaksud program menjaga mutu pelayanan?
1.2.4 Bagaimanakah bentuk sertifikasi dan akreditasi dalam program menjaga mutu
perspektif?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian mutu pelayanan
1.3.2 Untuk mengetahui manfaat mutu pelayanan
1
1.3.3 Untuk mengetaui pengertian dan bentuk dari program menjaga mutu pelayanan
1.3.4 Untuk mengetahui sertifikasi dan akreditasi dalam program menjaga mutu perspektif
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
PENGERTIAN
Menurut Din ISO 8402 (1986), mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari
suatu barang atau jasa, yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau
pemenuhan kebutuhan para pengguna Mutu merujuk pada tingkat kesempurnaan dalam
memberikan kepuasan pada pengguna layanan. Mutu pelayanan kesehatan adalah yang
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat
menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Menurut JCAHO (1993) Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien
mendekati hasil yang diharapkan dan mengurangi faktor-faktor yang tidak diinginkan.
Layanan kesehatan yang bermutu adalah suatu layanan kesehatan. Mutu pelayanan
kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (yang berhubungan dengan standarstandar) dan suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada
masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi
(Djoko Wijono, 2000 : 35).
2.2
MANFAAT
Adapun manfaat dari program jaminan mutu :
1. Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
Peningkatan efektifitas pelayanan kesehatan ini erat hubungannya dengan dapat di
atasinya masalah kesehatan secara tepat, karena pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan telah sesuai dengan kmajuan ilmu dan teknologi dan ataupun standar
yang telah ditetapkan.
2. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan
Peningkatan efisiensi yang dimaksudkan ini erat hubungannya dengan dapat
dicegahnya pelayanan kesehatan yang dibawah standar dan ataupun yang berlebihan.
3
Biaya tambahan karena harus menangani efek samping atau komplikasi karena
pelayanan kesehatan dibawah standar dapat dihindari. Demikian pula halnya mutu
pemakaian sumber daya yang tidak pada tempatnya yang ditemukan pada pelayanan
yang berlebihan.
3. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya pelayanan
kesehatan dengan kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan. Apabila
peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperanan
besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
4. Dapat melindungi penyelenggara pelayanan kesehatan dan kemungkinan timbulnya
gugatan hukum. Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan
masyarakat, maka kesadaran hukum masyarakat juga telah semakin meningkat.
Untuk mencegah kemungkinan gugatan hukum terhadap penyelenggara pelayanan
kesehatan, antara lain karena ketidak puasan terhadap pelayanan kesehatan, perlulah
diselenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Dari uraian ini, mudah
dipahami bahwa terselenggaranya program menjaga mutu pelayanan kesehatan
mempunyai peranan yang amat besar dalam melindungi penyelenggara pelayanan
kesehatan dan kemungkinan timbulnya gugatan hukum, karena memang pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan telah terjamin mutunya.
2.3
PROGRAM MENJAGA MUTU PELAYANAN
1. Pengertian
Pengertian program menjaga mutu terdiri dari bebrapa bentuk antar lain adalah:
a.
Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis
dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah
yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan (Maltos & Keller, 1989).
b.
Program menjaga mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan
antara penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu
sistem, sesuai dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem tersebut
(Ruels & Frank, 1988).
4
c.
Program menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi
dan penyelesaian masalah pelayanan yang diselenggarakan, serta mencari dan
memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih meningkatkan mutu
pelayanan (The American Hospital Association, 1988).
d.
Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara
objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran
pelayanan, menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk meningkatkan
pelayanan yang diselenggarakan serta menyelesaikan berbagai masalah yang
ditemukan (Joint Commission on Acreditation of Hospitals, 1988).
2. Tujuan
Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok, yang jika
disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut:
a.
Tujuan antara.
Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah diketahuinya
mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan
ini dapat dicapai apabila masalah serta prioritas masalah mutu berhasil ditetapkan.
b.
Tujuan akhir.
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah makin
meningkatnya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga
mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah dan penyebab masalah mutu
berhasil diatasi.
3. Manfaat
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang akan
diperoleh. Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan adalah:
a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.Peningkatan efektifitas
yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan dapat direlesaikannya masalah
yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang benar. Karena dengan
diselenggarakannya program menjaga mutu dapat diharapkan pemilihan masalah
telah dilakukan secara tepat serta pemilihan dan pelaksanaan cara penyelesaian
masalah telah dilakukan secara benar.
5
b. Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan.Peningkatan efesiensi
yang dimaksudkan disini
erat
hubungannya dengan dapat
dicegahnya
penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau yang dibawah standar. Biaya
tambahan karena pelayanan yang berlebihan atau karena harus mengatasi
berbagai efek samping karena pelayanan yang dibawah standar akan dapat
dicegah.
c. Dapat
lebih
meningkatkan
penerimaan
masyarakat
terhadap
pelayanan
kesehatan.Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan penerimaan ini
dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperan besar dalam turut
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
d. Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya
gugatan hukum.
4. Bentuk-Bentuk Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan
Adapun beberapa bentuk program menjaga mutu pelayanan kesehatan yaitu program
menjaga mutu prospektif, konkuren, dan retrospektif. Salah satu yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah program menjaga mutu prospektif yang mengkhusus pada
contoh programnya yaitu standarisasi dan akreditasi
a. Pengertian Program Menjaga Mutu prospektif
Program menjaga mutu prospektif/prospective quality assurance adalah program
menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan dilaksanakan,
perhatian utama pada standar masukan dan lingkungan.
b. Contoh program menjaga mutu prospektif
1. Sertifikasi
Sertifikasi adalah tindak lanjut dari perizinan,yakni memberikan sertifikat
(pengakuan) kepada institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksanan yang
benar-benar memenuhi persyaratan. Contohnya STR dan SIPB. STR adalah
adalah surat ijin registrasi bidan . SIPB adalah surat ijin yang diberikan
kepada bidan untuk menjalankan praktek bidan, dengan dasar hukum yaitu
Peraturan Daerah No. 15 tahun 2004 tentang Izin Praktek Bidan
6
dan
Keputusan Menkes No. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan
Praktek Bidan.
2. Akreditasi
Akreditasi adalah bentuk lain dari sertifikasi yang nilainya dipandang
lebih tinggi. Lazimnya akreditasi tersebut dilakukan secara bertingkat, yakni
yang sesuai dengan kemampuan institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Akreditasi adalah kegiatan
yang dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan
pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan berdasarkan kriteria yang terbuka. Contoh akreditasi dalam
pelayanan kesehatan adalah Penggolongan tipe rumah sakit berdasarkan
kemampuan rumah sakit tersebut memberikan pelayanan medis kepada
pasien. Ada 5 tipe rumah sakit di indonesia, yaitu Rumah sakit tipe A, B, C, D
dan E. Penjelasan lebih lengkapnya silahkan dibaca dibawah ini :
a. Rumah Sakit Tipe A
Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah ditetapkan sebagai rujukan
tertinggi (Top Referral Hospital) atau disebut pula sebagai rumah sakit
pusat.
b. Rumah Sakit Tipe B
Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialis dan subspesialis terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap
Ibukota propinsi yabg menampung pelayanan rujukan di rumah sakit
kabupaten.
c. Rumah Sakit Tipe C
Adalah rumah sakit yang mapu memberikan pelayanan kedokeran spesialis
terbatas.Rumah sakit ini didirikan disetiap ibukota Kabupaten (Regency
hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.
7
d. Rumah Sakit Tipe D
Adalah rumah sakit yang bersifat transisi dengan kemampuan hanya
memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi. Rumah sakit ini
menampung rujukan yang berasal dari puskesmas.
e. Rumah Sakit Tipe E
Adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang menyalenggarakan
hanya satu macam pelayan kesehatan kedokteran saja. Saat ini banyak
rumah sakit kelas ini ditemukan misal, rumah sakit kusta, paru, jantung,
kanker, ibu dan anak.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mutu pelayananan kesehatan adalah menunjukkan suatu tingkat kesempurnaan
suatu pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan suatu kepuasan pada setiap pasien dan
tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan. Bentuk program menjaga mutu pelayanan dapat berupa mutu perspektif,
konkuren, retrospektif, internal dan eksternal. Menjaga mutu perspektif terdiri dari
standarisasi, lisensi, sertifikasi, dan akreditasi. Sertifikasi merupakan tindak lanjut perizinan
yang memberikan sertifikat (pengakuan) yang telah memenuhi syarat dan akreditasi
merupakan bentuk sertifikasi yang nilainya dipandang lebuh tinggi yang dilakukan secara
bertingkat dimana masing-masing bergantung pada kemampuan suatu institusi kesehatan dan
atau tenaga pelaksana dalam pelayanan kesehatan.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami mutu pelayanan kesehatan dan bentuk
program menjaga mutu perspektif.
9
DAFTAR PUSTAKA
A.F. Al-Assaf, MD, CQA.2009.Mutu Pelayanan Perspektif Internasional.Jakarta: EGC
Nurmawati, Hj., S.Si.T, M.Kes.2009.Mutu Pelayanan Kebidanan.Jakarta: TIM
Sondakh, Jenny J.S; Marjati; Tatarini Ika Pipitcahyani.2010.Mutu Pelayanan (Kesehatan dan
Kebidanan).Jakarta: Salemba Medika
10
Download