8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lembar Kerja

advertisement
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Pengertian LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bentuk bahan
ajar cetak (printed). Menurut Pedoman Umum Pengembangan Bahan
Ajar Diknas 2004 (Prastowo, 2012 : 203), lembar kegiatan siswa (student
work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan
oleh peserta didik. Surachman yang dikutip oleh Widjajanti (2008 : 1),
LKS merupakan jenis hand out yang dimaksudkan untuk membantu
siswa belajar secara terarah. Hal ini diperkuat oleh Slamet (Widjajanti,
2004 : 15) bahwa pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal berupa kemampuan awal siswa dan faktor eksternal berupa
pendekatan pembelajaran.
Prastowo (2009 : 204) menerangkan lebih rinci bahwa LKS adalah
suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar - lembar kertas yang berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk - petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu
pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Hidayah menerangkan bahwa
LKS merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran (Majid, 2013 :
371).
8
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
9
LKS bertujuan untuk memudahkan dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Majid (2013 : 371) menerangkan bahwa lembar kerja (LK)
atau lembar tugas (LT) dimaksudkan untuk memicu dan membantu siswa
melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai suatu pemahaman,
keterampilan, dan / atau sikap.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa LKS
merupakan alat bantu pembelajaran berupa lembaran-lembaran tugas.
LKS bertujuan untuk memudahkan siswa dalam belajar dan memahami
konsep suatu materi. Penyusunan LKS harus sesuai dengan kompetensi
dasar yang akan dicapai, sehingga dapat memudahkan pencapaian tujuan
pembelajaran.
b. Komponen LKS
Penyusunan LKS mempunyai beberapa komponen yang perlu
dicermati. Komponen – komponen LKS harus sesuai dengan kriteria
LKS yang baik. Majid (2013 : 371) menjelaskan bahwa komponen
Lembar Kerja atau Lembar Tugas yaitu :
1) Informasi
Informasi hendaknya „menginspirasiā€Ÿ siswa utuk menjawab /
mengerjakan tugas. Informasi dapat diganti dengan gambar, teks,
tabel, dan benda konkret.
2) Pernyataan Masalah
Pernyataan
masalah
hendaknya
menuntut
siswa
untuk
menemukan strategi/ cara memecahkan masalah.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
10
3) Pertanyaan/ Perintah
Pertanyaan/ perintah hendaknya merangsang siswa untuk
menyelidiki,
menemukan,
memecahkan
masalah
dan/atau
berimajinasi/ mengkreasi.
4) Pertanyaan dapat bersifat terbuka atau membimbing (guide).
c. Fungsi dan Tujuan LKS
Lembar kerja Siswa (LKS) harus disusun sesuai fungsi dan tujuan
yang jelas. Prastowo (2012 : 205) menjelaskan pentingnya LKS bagi
kegiatan pembelajaran, maka tidak bisa lepas dari pengkajian tentang
fungsi, tujuan, dan kegunaan LKS itu sendiri. Penjabaran dari masingmasing kajian tersebut, sebagai berikut :
1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun
lebih mengaktifkan peserta didik;
2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk
memahami materi yang diberikan;
3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta
4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
LKS yang disusun dengan baik dapat digunakan secara optimal
dalam kegiatan pembelajaran. Penyusunan LKS (Sumiati, 2011 : 172)
mempunyai tujuan sebagai berikut :
a) Menyiapkan kondisi siswa untuk siap belajar sebelum pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
b) Membimbing siswa untuk memproses hasil belajarnya (menemukan
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
11
atau membuktikan konsep yang dipelajarinya).
c) Memotivasi siswa untuk belajar mandiri.
d) Memperkaya konsep yang telah siswa pelajari (perolehan hasil
belajar) untuk diterapkan di dalam kehidupan nyata.
d. Karakteristik LKS
Penyusunan LKS perlu memperhatikan beberapa karakteristik yang
baik. Karakteristik yang dimiliki sebuah LKS menurut Rustaman (Majid,
2013 : 374) adalah:
1) Memuat semua petunjuk yang diperlukan siswa;
2) Petunjuk ditulis dalam bentuk sederhana dengan kalimat singkat dan
kosa kata yang sesuai dengan umur dan kemampuan pengguna;
3) Berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi oleh siswa;
4) Adanya ruang kosong untuk menulis jawaban serta penemuan siswa;
5) Memberikan catatan yang jelas bagi siswa atas apa yang telah mereka
lakukan.
6) Memuat gambar yang sederhana dan jelas.
e. Langkah-Langkah Aplikatif Membuat LKS
LKS sebagai alat bantu pembelajaran terdiri dari judul, tujuan
kegiatan, alat dan bahan yang digunakan, langkah kerja, dan beberapa
pertanyaan yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS harus
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
12
mempunyai sistematika yang baik. Langkah-langkah penyusunan LKS
menurut Diknas 2014 (Prastowo, 2012 : 212) sebagai berikut :
1) Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis
kurikulum
merupakan
langkah
pertama
dalam
penyusunan LKS. Tujuan analisis adalah untuk menentukan
kompetensi - kompetensi yang memerlukan bahan ajar LKS. Langkah
analisis dilakukan dengan mempelajari materi pokok, pengalaman
belajar, materi ajar, dan indikator yang harus dimiliki oleh peserta
didik.
2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat penting untuk mengetahui jumlah
LKS yang harus ditulis dengan mempertimbangkan sekuensi atau
urutan LKS.
3) Menentukan Judul-Judul LKS
Judul LKS ditentukan berdasarkan kompetensi dasar, materi
pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.
4) Penulisan LKS
Langkah - langkah yang sistematis dalam penulisan LKS
sebagai berikut :
a) Merumuskan kompetensi dasar
Perumusan KD pada suatu LKS diambil dari rumusan dalam
kurikulum yang mengacu pada Permendiknas No.22 tahun 2006.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
13
b) Menentukan alat penilaian
Penilaian dapat dilakukan terhadap proses kerja dan hasil
kerja peserta didik. Mulyasa (2010 : 205) menerangkan beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian yaitu :
1) Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;
2) Mengggunakan acuan kriteria;
3) Menggunakan sistem penilaian berkelanjutan;
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut;
5) Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
kegiatan pembelajaran.
c) Menyusun materi
Materi LKS sangat bergantung terhadap kompetensi dasar
yang ingin dicapai.
d) Memperhatikan struktur LKS.
Struktur LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul,
petunjuk belajar (petunjuk siswa, kompetensi yang akan dicapai,
informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta
penilaian. Bagan langkah-langkah penulisan LKS sebagai berikut :
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
14
Analisis Kurikulum
Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Menentukan Judul-Judul LKS
Menulis LKS
Merumuskan KD
Menentukan Alat
Menyusun Materi
Memperhatikan Struktur Bahan Ajar
Gambar 2.1 Alur Penyusunan LKS
(Trianto, 2009 : 190)
f. Cara Menggunakan LKS
Pendekatan media LKS harus dapat dilakukan dengan baik dalam
proses
pembelajaran.
Sumiati
(2011
:
173)
menjelaskan
cara
menggunakan LKS, yaitu :
1) Sebelum proses pembelajaran, guru perlu menetapkan bahwa LKS
dapat dikerjakan secara individu, berpasangan atau berkelompok.
2) Guru memberikan arahan siswa, untuk mengerjakan sesuai dengan
pokok bahasan/ sub pokok bahasan yang akan dipelajari.
3) Guru memberikan bimbingan dan tuntunan (bukan menunjukkan)
kepada siswa untuk menemukan konsep hasil belajar secara mandiri.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
15
4) Guru bersama siswa membahas hasil pengerjaan LKS pada akhir
proses pembelajaran.
5) Guru memberi komentar atau tanggapan yang positif terhadap LKS,
agar pengerjaan LKS lebih bermakna.
g. Kriteria LKS yang Baik
Penyusunan LKS dapat membantu peserta didik menemukan suatu
konsep, memberikan arah pembelajaran, dan penguatan dalam kegiatan
belajar. Hendro (Widjajanti, 2008 : 2-5) menjelaskan bahwa LKS yang
digunakan harus memenuhi kriteria bahan ajar yang baik, antara lain :
1) Syarat Didaktik
LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat - syarat didaktik
yang dapat dijabarkan, sebagai berikut :
a) Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran.
b) Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep.
c) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan
siswa sesuai dengan ciri KTSP.
d) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral, dan estetika pada diri siswa.
e) Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.
2) Syarat Konstruksi
Syarat konstruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa,
susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam
LKS. Syarat - syarat konstruksi tersebut, yaitu :
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
16
a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
anak.
b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas. Hal - hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1) Hindarkan kalimat kompleks.
2) Hindarkan “kata-kata tak jelas, misalnya “mungkin”,“kira-kira”.
3) Hindarkan kalimat negatif, apalagi kalimat negatif ganda.
4) Menggunakan kalimat positif lebih jelas daripada kalimat
negatif.
c) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan anak.
d) Hindari pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan
merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan
informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan
yang tak terbatas.
e) Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan
keterbacaan siswa.
f) Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan
pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS.
g) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek.
h) Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.
i) Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang
cepat.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
17
j) Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber
motivasi.
k) Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya meliputi
kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota
kelompok, tanggal dan sebagainya.
3) Syarat Teknis
a. Tulisan
1) Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau
romawi.
2) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf
biasa yang diberi garis bawah.
3) Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam
satu baris.
4) Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan
jawaban siswa.
5) Usahakan agar perbandingan ukuran huruf dengan ukuran
gambar serasi.
b. Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat
menyampaikan pesan/ isi dari gambar tersebut secara efektif
kepada pengguna LKS.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
18
c. Penampilan
Penampilan sangat penting dalam LKS. Anak pertama-tama
akan tertarik pada penampilan bukan pada isi LKS.
2. Matematika
Departemen Pendidikan Nasional (2009 : 1) menerangkan bahwa
matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dipelajari di setiap
jenjang sekolah mulai sekolah dasar, sekolah menengah, sampai perguruan
tinggi. Salah satu ciri khas dari matematika adalah berpola pikir deduktif,
konsisten, dan memiliki materi yang bersifat spiral hierarkhis. Pembelajaran
materi matematika harus diikuti tahap demi tahap, karena materi saling
terkait dan bertingkat.
Penguasaan materi pelajaran matematika dibagi menjadi 4 tahap
aktivitas menurut Departemen Pendidikan Nasional (2009 : 1), yaitu :
a. Tahap penanaman konsep merupakan tahap pengenalan awal tentang
konsep yang akan dipelajari siswa. Tahap ini perlu penggunaan benda
konkret sebagai alat peraga.
b. Tahap pemahaman konsep adalah tahap lanjutan setelah konsep
ditanamkan. Penggunaaan alat peraga dikurangi dan bentuknya semi
konkrit sampai pada akhirnya tidak diperlukan lagi.
c. Tahap pembinaan keterampilan yaitu tahap yang tidak boleh dilupakan
dalam rangka membina pengetahuan siap bagi siswa. Tahap pengajaran
ini menggunakan latihan-latihan dan tidak memerlukan alat peraga.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
19
d. Tahap penerapan konsep merupakan penerapan konsep yang sudah
dipelajari ke dalam bentuk soal-soal terapan (cerita) yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
Karakteristik pembelajaran matematika di sekolah berdasarkan
Suherman (Departemen Pendidikan Nasional, 2007 : 7) sebagai berikut:
1) Pembelajaran matematika berjenjang (bertahap).
Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertahap,
yaitu dari hal konkrit ke abstrak, hal yang sederhana ke kompleks, atau
konsep mudah kekonsep yang lebih sukar.
2) Pembelajaran matematika mengikuti metoda spiral.
Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep atau
bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Bahan yang baru selalu
dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari. Pengulangan konsep dalam
bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah perlu
dalam pembelajaran matematika (spiral melebar dan menaik).
3) Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif.
Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif
aksiomatik. Menentukan pendekatan pembelajaran harus yang sesuai
dengan kondisi siswa. Pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan
pendekatan deduktif, tetapi masih campur dengan deduktif.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
20
4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.
Kebenaran-kebenaran dalam matematika merupakan kebenaran
konsistensi, tidak bertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan
yang lain.
Peraturan Mendiknas No.23 Tahun 2006, Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) untuk mata pelajaran Matematika SD/MI (Departemen
Pendidikan Nasional, 2009 : 7), sebagai berikut :
a) Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifatsifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari.
b) Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan
sifat-sifatnya,
serta
menerapkannya
dalam
pemecahan
masalah
kehidupan sehari-hari.
c) Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume,
sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
d) Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
e) Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel,
gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata
hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
21
f) Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam
kehidupan.
g) Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.
3. Model Pembelajaran Quantum
a. Pengertian Model Pembelajaran Quantum
Salah satu model pembelajaran yang mengembangkan potensi anak
dengan menyediakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan adalah
pembelajaran quantum. Hal ini diperkuat oleh pendapat Huda (2014 :
192)
menyatakan
bahwa
quantum
learning
merupakan
model
pembelajaran yang membiasakan belajar menyenangkan. Penerapan
model ini diharapkan dapat meningkatkan minat, sehingga siswa dapat
meningkatkan hasil belajar secara menyeluruh.
Quantum adalah interaksi mengubah energi menjadi cahaya.
Interaksi - interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar
mencakup unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan
siswa. Interaksi tersebut mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang
lain.Quantum Teaching meliputi petunjuk spesifik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan
isi, dan memudahkan proses belajar (De Porter, 2003 : 4-5).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa
Quantum Learning menyediakan bermacam-macam interaksi yang
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
22
mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif dan dapat mempengaruhi
kesuksesan siswa. Model Pembelajaran Quantum menekankan pada
interaksi di lingkungan kelas dengan memaksimalkan momen belajar.
Siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan suasana
belajar yang menyenangkan.
b. Asas Utama Model Pembelajaran Quantum
Penerapan model pembelajaran Quantum harus sesuai asas dan
prinsip yang jelas. De Porter (2003 : 6) menyatakan bahwa asas dari
Quantum Teaching adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan
Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Maksud asas tersebut adalah
segala sesuatu yang ada di dalam diri seorang guru harus mampu
membawa siswa untuk dapat memahami, mencoba dan menerapkan
dalam kehidupan. Langkah utama untuk menerapkan asas tersebut adalah
memasuki dunia siswa, sehingga dapat mempermudah penerapan
berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. Penerapan
asas tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Prinsip Model Pembelajaran Quantum
Model Pembelajaran Quantum mempunyai lima prinsip atau
kebenaran tetap yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran. De
Porter (2003 : 7) menguraikan prinsip model pembelajaran quantum,
sebagai berikut :
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
23
1) Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru
mengirim pesan tentang belajar yang akan disampaikan pada
pembelajaran tersebut. Semua anggota tubuh dapat dijadikan alat
untuk pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
2) Segalanya Bertujuan
Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai
tujuan. Guru perlu membuat perencanaan pembelajaran agar proses
belajar mempunyai tujuan dan batasan yang jelas.
3) Pengalaman sebelum Pemberian Nama.
Proses pembelajaran yang baik yaitu siswa telah mengalami
informasi sebelum memperoleh nama materi yang dipelajari.
Partisipasi siswa secara langsung dalam pembelajaran dapat
memberikan pengalaman belajar yang bermakna.
4) Akui Setiap Usaha.
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar
dari kenyamanan. Siswa patut mendapat pengakuan atas kepercayaan
dan kepercayaan diri mereka.
5) Jika Layak Dipelajari, maka Layak Pula Dirayakan.
Perayaan merupakan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
24
d. Kerangka Rancangan Model Pembelajaran Quantum
Prinsip-prinsip dalam pembelajaran Quantum yang dinyatakan
dengan kerangka TANDUR (De Porter, 2003 : 88) yaitu :
1) Tumbuhkan
Seorang guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang
nyaman dan meriah. Pembelajaran yang menyenangkan dapat
menumbuhkan
minat
siswa
untuk
mengikuti
pelajaran
dan
memanfaatkan pengalaman mereka agar proses belajar mengajar
berjalan dengan baik. Strategi yang dilakukan dapat menggunakan
pertanyaan, pantomim, lakon pendek dan lucu, drama, video, cerita
(De Porter, 2003 : 89).
2) Alami
Unsur
ini
memberi
pengalaman
kepada
siswa,
dan
memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Pembelajaran akan
lebih mudah dengan memanfaatkan pengetahuan dan rasa ingin tahu
siswa. Strategi pada tahap ini menggunakan jembatan keledai,
permainan, dan simulasi. Proses belajar dapat dilakukan secara
kelompok dan menyediakan kegiatanyang dapat mengingat kembali
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa (De Porter, 2003 : 90).
3) Namai
De Porter (2003 : 91) menerangkan penamaan adalah tahap
pembelajaran quantum untuk mengajarkan konsep, keterampilan
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
25
berpikir, dan strategi belajar. Penamaan merupakan informasi, fakta,
rumus, pemikiran, tempat, dan sebagainya.
4) Demonstrasi
Strategi
pembelajaran
quantum
pada
tahap
ini
adalah
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaitkan pengalaman
dengan data baru, sehingga siswa dapat menghayati sebagai
pengalaman pribadi.
5) Ulangi
Guru harus dapat memastikan bahwa siswa tersebut sudah
menguasai materi. Siswa dapat diminta untuk mengulangi konsep
materi dengan cara memeriksa kembali hasil kegiatan yang telah
dikerjakan untuk memperkuat pemahaman dalam bentuk latihan.
Pengulangan perlu dilakukan untuk memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa pemahaman terhadap pembelajaran yang dialami
siswa.
6) Rayakan
Siswa
perlu
mendapat
pengakuan
untuk
penyelesaian,
partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Perayaan memberikan rasa puas telah menyelesaikan dengan
menghargai usaha, ketekunan, kesuksesan, dengan mengakui setiap
orang atas prestasi mereka. Strategi yang digunakan untuk merayakan
tersebut dengan pujian, bernyanyi bersama, pamer pada pengunjung
dan pemberian hadiah.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
26
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan kerangka rancangan
model pembelajaran quantum sesuai gambar berikut :
Tumbuhkan
Alami
Namai
Demonstrasikan
Ulangi
Rayakan
Gambar 2.2 Kerangka Rancangan Model Pembelajaran Quantum
4. Bilangan Bulat
a. Kelas/ Semester
: IV/ II
b. Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
c. Standar Kompetensi :
5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
d. Kompetensi Dasar
:
5.2 Menjumlahkan bilangan bulat.
e. Indikator
:
5.2.1 Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan positif.
5.2.2 Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan negatif.
5.2.3 Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan positif.
5.2.4 Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan negatif.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
27
f. Tujuan Pembelajaran:
1) Siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat positif dengan positif.
2) Siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat positif dengan negatif
3) Siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan positif
4) Siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan negatif.
g. Materi Ajar
:
Daerah terdingin di permukaan bumi adalah kutub utara dan kutub
selatan. Suhu di kedua tempat tersebut dapat mencapai angka di bawah
00C (diberi tanda – atau negatif). {..., -3, -2, -1} adalah himpunan
bilangan bulat negatif, sedangkan {1, 2, 3, 4, 5,...} adalah himpunan
bilangan bulat positif.{0, 1, 2, 3, 4, 5,...} merupakan himpunan
bilangangan-bilangan bulat tidak negatif atau himpunan bilanganbilangan cacah. Selanjutnya {1, 2, 3, ...} dinamakan himpunan bilanganbilangan bulat positif, dan {..., -3, -2, -1} dinamakan himpunan bilanganbilangan bulat negatif, dan {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,..} dinamakan
himpunan bilangan- bilangan bulat. Contoh penggunaan bilangan bulat :
a) Tinggi helikopter sekitar 30 meter di atas permukaan laut.
b) Bilangan bulat terdapat pada skala termometer.
Penjumlahan bilangan bulat dapat diperagakan menggunakan
Manik Bintar. Aturan yang harus diperhatikan yaitu :
1) Nilai dari setiap manik bintar, sebagai berikut :
= manik positif = +1 = 1
= manik negatif = (-1) = (-1)
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
28
= manik berpasangan = 0 (nol)
2) Setiap bilangan bulat mempunyai lawan. Pengurangan sama dengan
penjumlahan dengan lawan dari bilangan pengurangan.
a + b = a – (-b)
a - b = a + (-b)
Macam-macam operasi penjumlahan bilangan bulat, sebagai
berikut :
a) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif.
Contoh : 4 + 3 = .....
Langkah penyelesaian :
1) Letakkan manik-manik positif sejumlah 4 buah di papan “Manik
Bintar”.
2) Letakkan manik-manik positif yang berjumlah 3 buah secara
berurutan.
3) Hitung manik yang tidak berpasangan.
4) Karena semua manik tidak berpasangan, maka jumlah seluruh
manik yang bernilai positif adalah .....
5) Jadi 4 + 3 = .....
b) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif.
Contoh : 7 + (-9) = .....
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
29
1) Letakkan manik-manik positif sejumlah 7 buah di papan “Manik
Bintar”.
2) Manik-manik tidak sejenis yang terdiri dari 7 manik positif dan 9
manik negatif, sehingga letakkan secara berpasangan manik-manik
negatif secara berpasangan. Masukkan manik negatif sebanyak 9
buah.
3) Setelah semua manik-manik berpasangan, lalu hitung manik-manik
yang tersisa atau manik-manik yang tidak mempunyai pasangan.
Jika manik berpasangan, maka bernilai nol.
4) Jumlah manik yang tidak berpasangan adalah ..... buah manik
negatif. Sisa manik merupakan hasil penjumlahan.
Jadi 7 + (-9) = .....
c) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan positif.
Contoh : -6 + 8 = .....
1) Letakkan manik-manik negatif berjumlah 6 buah di papan “Manik
Bintar”.
2) Karena manik-manik tidak sejenis, maka pasangkan manik positif
sejumlah 8 buah.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
30
3) Manik yang berpasangan bernilai nol. Hitung sisa manik yang tidak
mempunyai
pasangan.
Sisa
manik
tersebut
adalah
hasil
penjumlahan.
4) Jumlah yang tidak berpasangan adalah ..... buah manik positif.
5) Jadi -6 + 8 = .....
d) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan negatif.
Contoh : -1 + (-3) = .....
Langkah penyelesaian :
1) Tempelkan 1 buah manik negatif di papan tulis“Manik Bintar”.
2) Karena jenis manik sama yaitu manik negatif, maka letakkan 3
buah manik negatif pada papan tulis secara berurutan.
3) Manik-manik tidak ada yang berpasangan, hitung semua manik di
papan tulis.
4) Jumlah semua manik yang ada di papan “Manik Bintar” adalah.....
5) Jadi -1 + (-3) = ....
Berdasarkan contoh-contoh operasi penjumlahan bilangan bulat
tersebut, diperoleh aturan tanda :
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
31
Tabel 2.1 Aturan Tanda Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat
No
1
2
Operasi Penjumlahan
a+b
a + (-b)
3
-a + b
4
-a + (-b)
Aturan Tanda
Hasil positif (+)
Hasil tergantung nilai a dan b,
a > b maka hasil positif (+)
a < b maka hasil negatif (-)
Hasil tergantung nilai a dan b,
a > b maka hasil positif (-)
a < b maka hasil negatif (+)
Hasil negatif (-)
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha yang bernama Susiani, dkk
dalam jurnal pendidikan dasar volume 3 tahun 2013 berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Quantum terhadap Kecerdasan Sosio – Emosional dan Prestasi
Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Banyuning”. Hasil penelitian tersebut, yaitu :
(1) terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran quantum terhadap
prestasi belajar IPA, (2) ada peningkatan kecerdasan sosio-emosional yang
cukup signifikan pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
Quantum, (3) ada perbedaan kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar
yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran quantum
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Langkahlangkah pembelajaran “Tandur” membuat siswa belajar dengan cara mereka
sendiri.
Kajian lain yang relevan yaitu penelitian mahasiswa Program Guru
dalam Jabatan Universitas Tadulako pada Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol.
2 No.3 ISSN 2354-614X yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
32
Khususnya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SD N Inpres
Matamaling”. Hasil penelitian memberikan masukan kepada penyelenggara
pendidikan bahwa pembelajaran quantum yang telah dilaksanakan di SD N
Inpres Matamaling dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendorong
semangat belajar siswa untuk memacu prestasi belajar. Pembelajaran quantum
dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi energi dan
perubahannya.
Perbedaan kedua penelitian tersebut yaitu penelitian yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Quantum terhadap Kecerdasan Sosio –
Emosional dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Banyuning”
merupakan jenis penelitian eksperimen yang memberikan masukan bahwa
pembelajaran quantum sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya
Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V
SD N Inpres
Matamaling” merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Hasil temuan pada
penelitian tersebut terdapat peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD N
Inpres Matamaling.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa model
pembelajaran Quantum dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi
belajar siswa. Model pembelajaran Quantum merupakan model pembelajaran
yang membiasakan siswa untuk belajar secara menyenangkan. Siswa yang
telah melakukan treatment sudah terbiasa untuk aktif berinteraksi dengan siswa
maupun guru.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
33
Oleh karena itu, peneliti mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
matematika materi bilangan bulat berbasis model pembelajaran quantum di
kelas IV sekolah dasar. Produk pengembangan ini menekankan pembelajaran
yang menyenangkan melalui model pembelajaran quantum. Kerangka praktis
proses pembelajaran yaitu strategi TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Lembar kerja menekankan siswa aktif
untuk menemukan konsep penjumlahan bilangan bulat dengan cara bermain
“Manik Bintar (Bilangan Bulat Pintar)”.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran perlu sarana atau media pendukung yang baik untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Proses belajar mengajar matematika menjadi
titik awal bagi siswa untuk memahami konsep materi matematika. Tidak semua
materi matematika mudah dipahami siswa, sehingga perlu lembar kerja yang
membantu siswa dalam belajar. Kesulitan belajar siswa dalam memahami
konsep materi bilangan bulat dapat mempengaruhi pencapaian prestasi belajar
siswa.
Keberadaan LKS dan media pembelajaran merupakan komponen penting
yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Pengembangan LKS sebagai salah
satu
bahan
ajar
menjadi
suatu
tuntutan
dan
kebutuhan.
Peneliti
mengembangkan LKS matematika berbasis model pembelajaran quantum
materi bilangan bulat sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
34
Penelitian pengembangan ini menggunakan model pembelajaran
quantum dengan pendekatan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan). Produk penelitian ini melalui tahap
pengujian produk sebelum digunakan. Jika produk telah dinyatakan valid,
maka LKS dapat digunakan secara optimal. Penggunaan LKS matematika
materi bilangan bulat berbasis model pembelajaran quantum materi bilangan
bulat di kelas IV sekolah dasardiharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
LKS dan media pembelajaran merupakan komponen penting yang
mendukung kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan wawancara, observasi, dan analisis terhadap LKS
Matematika di kelas IV SD menunjukkan bahwa LKS Matematika yang
menjadi acuan belajar tersebut termasuk pada kriteria cukup baik dan
kurang baik.
Pengembangan LKS Matematika Materi Bilangan Bulat Kelas IV SD
Model Pembelajaran Quantum diharapkan dapat mendukung proses
pembelajaran sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi beajar
siswa.
LKS Matematika Materi Bilangan Bulat Berbasis Model Pembelajaran
Quantum Kelas IV SD telah valid.
Penerapan LKS Matematika Materi Bilangan Bulat Berbasis Model
Pembelajaran Quantum
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
35
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan kerangka berpikir di atas,
maka rumusan hipotesis sebagai berikut :
1. Kondisi faktual penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) di kelas IV
sekolah dasar ada kekurangan.
2. Mengetahui pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) matematika materi
bilangan bulat berbasis model pembelajaran quantum di kelas IV sekolah
dasar.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) matematika berbasis pembelajaran quantum
materi bilangan bulat di kelas IV sekolah dasar dinyatakan valid.
4. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) matematika materi bilangan
bulat berbasis model pembelajaran quantum efektif digunakan di kelas IV
sekolah dasar.
5. Penilaian guru terhadap penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
matematika materi bilangan bulat berbasis model pembelajaran quantum
di kelas IV sekolah dasar dinyatakan baik.
6. Respon siswa terhadap penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
matematika materi bilangan bulat berbasis model pembelajaran quantum
di kelas IV sekolah dasar dinyatakan baik.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
36
E. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dihasilkan dalam penelitian yaitu LKS matematika materi
bilangan bulat model pembelajaran quantum di kelas IV SD. LKS memuat
beberapa langkah-langkah yaitu: (1) Halaman Judul (Cover); (2) Kata
Pengantar; (3) Daftar Isi; (4) Petunjuk Penggunaan LKS; (5) Peta Konsep; (6)
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran;
(7) Petunjuk Khusus Pengerjaan LKS; (8) Bagian Inti (Materi Bilangan Bulat
dengan menerapkan pembelajaran quantum); (9) Daftar Pustaka.
Pengembangan Lembar Kerja..., Putri Handayani, FKIP UMP, 2016
Download