Isolasi Dan Karakterisasi Gen pol Simian

advertisement
4
keparahan pada spesies Macaca asal Asia.
Infeksi akibat SRV ditemukan pada Macaca
hasil penangkapan dari alam liar dan menjadi
endemik pada populasi penangkaran di
beberapa pusat penelitian primata Amerika
Serikat. Secara genetik, virus SRV ini
berkerabat dekat dengan virus MPMV yang
sebelumnya telah diisolasi dari sel kanker
payudara spesies Macaca. DNA genomik
virus SRV yang telah dikarakterisasi
mengandung empat gen utama yaitu gen gag,
gen env, gen prt dan gen pol (Staheli et al
2006).
Serotipe
SRV-1
telah
berhasil
diidentifikasi pada awal tahun 1980 pada
kasus infeksi endemik yang terjadi di pusat
penelitian primata, California. Virus ini
menyerang Macaca cyclopis dan Macaca
fascicularis. Serotipe SRV-2 telah berhasil
diidentifikasikan pada awal tahun 1980 pada
kasus infeksi endemik yang terjadi pada
beruk, monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis), dan monyet Jepang (Macaca
fuscata) di pusat penelitian primata
Washington, dan pada monyet rhesus serta
Macaca nigra di pusat penelitian primata
Oregon (Staheli et al 2006).
Perbedaan patogenitas dilaporkan terjadi
pada serotipe SRV yang berbeda isolatnya.
Perbedaan ini kemungkinan tergantung dari
subtipe dari virus dan jenis Macaca yang
diinfeksinya. Sebagai contoh adalah isolat
SRV-2 yang menyebabkan penurunan
kekebalan tubuh yang parah pada Macaca
nigra tetapi tidak menimbulkan gejala ketika
ditransmisikan pada Macaca mulatta. Isolat
SRV-2 lainnya ada yang menyebabkan
kekebalan tubuh ringan pada monyet rhesus
dan menimbulkan gejala yang fatal terhadap
monyet Jepang (Staheli et al 2006).
Virion SRV-2 tersusun atas 60% protein,
35% lipid, 3% karbohidrat, dan 2% asam
nukleat ([ICTVdB] 2010). Genom SRV-2
terdiri dari 8105 nukleotida. Gen-gen yang
terdapat dalam SRV-2 yaitu gag (basa 4942458) yang menyandikan protein gag (group
specific antigen), prt (basa 2275-3219)
menyandikan protease, pol (basa 3195-5798)
yang menyandikan enzim-enzim polimerase,
dan env (basa 5820-7562) yang menyandikan
envelope glycoprotein. Pada bagian ujungujungnya terdapat daerah Long Terminal
Repeat (LTR) yang berukuran sekitar 400
nukleotida (Marracci et al 1999).
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan pada isolasi
DNA antara lain, peripheral blood
mononuclear cells (PBMCs) dari Macaca
fascicularis dan Macaca nemestrina asal
Indonesia yang positif terinfeksi SRV,
phosphate buffer saline (PBS) 1x, proteinase
K 20 mg/mL, etanol 95%, QIAmp DNA Mini
Kit and DNA Blood mini kit (Qiagen) yang
terdiri atas bufer AW1, bufer AW2, dan bufer
AE. Bahan yang digunakan untuk teknik PCR
dan elektroforesis gel agarosa adalah, primer
(tabel 1), MgCl2 25 mM, dNTPs 10 mM, 10x
PCR bufer, Taq polimerase 5U/µL, nuclease
free water, agarosa 1.8%, loading dye 6x,
bufer Trisacetic EDTA (TAE), Etidium
Bromida (EtBr), DNA marker 1 kb, DNA
marker 100 bp dan dH20. Bahan yang akan
digunakan untuk isolasi DNA dari gel agarosa
berdasarkan Qiagen MinElute terdiri atas
bufer QG, isopropanol, bufer PE, dan bufer
elusi.
Alat-alat yang digunakan pada percobaan
ini adalah pipet mikro, vial, barriers tip, pipet
serologis, pipet aid, spin kolom, tabung PCR,
mesin PCR Perkim Elmer 9700, seperangkat
alat elektroforesis gel agarosa, mikrosentrifus,
tabung
Erlenmeyer,
mikrosentrifus,
microwave, gelas ukur, waterbath dan
vorteks. Selain itu digunakan juga Geldoc
Biorad dengan program Quantity One untuk
visualisasi dan analisis hasil elektroforesis gel
agarosa.
Metode
Isolasi DNA Total (Qiagen 2003)
Sel PBMCs asal Macaca fascicularis dan
Macaca nemestrina yang positif terinfeksi
SRV (hasil uji amplifikasi PCR gen env
5737U-6243L,Iskandriati 2004) disentrifugasi
dengan kecepatan 424 g selama 5 menit.
Supernatan hasil sentrifus dibuang, kemudian
Tabel 1 Primer yang digunakan untuk amplifikasi gen pol SRV
No
Nama Primer
Urutan
Primer pol SRV- 5'-CACCCCTGTTTGGGTTGATC-3'
1
2 3284 U
5'2
Primer pol SRV- CTAGTGATTACCTTGAGATAAAGGTCC-3'
2 4925 L
Tm (oC)
55
%GC
50
54
50
5
pelet ditambahkan PBS 1 mL. Pelet tersebut
disentrifugasi kembali dan supernatan hasil
sentrifugasi dibuang. Sebanyak 20 µL
proteinase K, 200 µL lisis bufer, dan 200 µL
PBS ditambahkan pada pellet, kemudian
dicampurkan selama 15 detik. Pemurnian dan
pemekatan DNA dilakukan dengan metode
QIAmp DNA Mini Kit and DNA Blood Mini
Kit dari Qiagen. Pemurnian DNA diawali
dengan sel yang telah dilisis diinkubasi pada
suhu 56oC selama 10 menit. Pemekatan
dilakukan dengan penambahan etanol 95%
sebanyak 200 µL pada sel, kemudian
dicampurkan. Campuran etanol dan sel darah
tersebut dipindahkan ke spin kolom yang
sudah memiliki tabung koleksi dan
disentrifugasi pada 6780 g selama 1 menit.
Sebanyak 500 µL bufer AW1 ditambahkan
dan disentrifugasi pada kecepatan 6780 g
selama 1 menit. Supernatan dibuang dari
kolom, kemudian bufer AW2 ditambahkan
500 µL pada kolom lalu disentrifugasi
kembali dengan kecepatan 10600 g selama 5
menit. Supernatan dibuang dan tabung koleksi
diganti dengan tabung Eppendorf. Bufer AE
100 µL ditambahkan dan diinkubasi pada
suhu ruang selama 5 menit. Tabung tersebut
kemudian disentrifugasi 6780 g selama 1
menit.
Komponen reaksi yang digunakan adalah 5
µl DNA hasil ekstraksi, masing-masing 0.5 µl
primer dengan konsentrasi 10 pmol/µl, 2 µl
MgCl2 konsentrasi 25 mM, 2.5 µl 10x
TaqGold buffer, 2.5 µl dNTP 10 mM, 0.25 µl
TaqGold 5 U/µl, dan dH2O hingga volume
reaksi 25 µl. PCR dilakukan dengan tahapan
reaksi sebagai berikut. Pertama, semua sampel
didenaturasi pada suhu 94C selama 10 menit.
Selanjutnya, dilakukan 30 detik denaturasi
pada suhu 94C, 30 detik annealing dengan
suhu sesuai pada primer yang digunakan, dan
2 menit extension pada suhu 72C sebanyak
40 siklus. Tahapan PCR dilanjutkan dengan
post extension pada suhu 72C selama 10
menit, dan diakhiri pada suhu 4C.
Konfirmasi hasil PCR akan dilakukan
menggunakan elektroforesis pada gel agarosa
1.0% yang mengandung 10 µg/ ml etidium
bromida, dijalankan dengan arus listrik 100
Volt selama 45 menit. Penanda DNA yang
akan digunakan adalah 1kb plus DNA ladder
(Invitrogen).
Uji Kuantitas DNA Genomik PBMCs
dengan Spektrofotometer Nanodrop
Program pengukuran konsentrasi senyawa
biomolekul
diatur
untuk
pengukuran
konsentrasi DNA. Blanko yang digunakan
adalah larutan AE. Larutan AE dimasukkan ke
dalam lubang ukur sebanyak 1 µL. Tutup
nanodrop dan pilih menu measure blank pada
komputer. Lubang ukur dibersihkan terlebih
dahulu menggunakan akuades dan tissue.
Sampel DNA sebanyak 1 µL dimasukkan ke
dalam lubang ukur dengan pipet mikro.
Setelah itu, hasil pengukuran akan muncul
pada layar komputer dalam konsentrasi ng/µL.
Kemurnian DNA juga dapat dilihat langsung
dalam perbandingan panjang gelombang
A280 dan A260.
Elektroforesis Gel Agarosa (Sambrook
1989)
Gel agarosa sebanyak 1.0 gram
dicampurkan ke dalam larutan bufer TAE 1x.
Campuran tersebut kemudian dididihkan,
kemudian sebanyak 10 µL EtBr akan
ditambahkan pada gel, lalu gel akan dicetak
ke dalam alat cetakan agar sampai memadat.
Agar yang sudah memadat dimasukkan ke
dalam elektroforesis chamber. Sebanyak 2.5
µL larutan loading dye akan dicampurkan
dengan 1.5 µL marker 1 kb bp (Invitrogen)
dan ditambahkan bufer TAE 1x sampai
volumenya menjadi 15 µL. Campuran tersebut
dimasukkan ke dalam sumur elektroforesis.
Sumur antara marker dan sampel diberi jarak
satu sumur. Sebanyak 12.5 µL DNA sampel
dicampurkan dengan 2.5 µL larutan loading
dye lalu dimasukkan ke dalam sumur. Power
supply dinyalakan sebesar 100 volt selama 45
menit. Hasil elektroforesis gel diamati
dibawah sinar UV GelDoc dengan program
Quantity One (Biorad).
Amplifikasi Fragmen DNA Gen pol SRV
(Sambrook 1989)
Amplifikasi DNA dilakukan menggunakan
sepasang primer: primer pol SRV-2 3284U
dan primer pol SRV-2 4925L untuk
amplifikasi gen pol SRV yang menginfeksi
Macaca nemestrina dan Macaca fascicularis.
Produk yang dihasilkan adalah sebesar 1641
bp. Primer dirancang berdasarkan basis data
genom SRV 2 yang terdapat di Gene Bank.
Isolasi dan Pemurnian Amplikon dari Gel
Agarosa (Qiagen 2006)
Isolasi DNA dan purifikasi dari gel agarosa
dilakukan berdasarkan metode MinElute dari
Qiagen. Hasil positif elektroforesis gel
agarosa 1.0% diambil dari gel keseluruhan.
Gel tersebut dimasukkan ke dalam tabung
bertutup ulir yang telah ditimbang bobotnya.
Gel dan tabung ditimbang, bobot gel
merupakan selisih berat tersebut dengan
Download