Gangguan tidur PENYAJI L A M I A A D IL IA DITA MINTARDI F E B RY N P R I S IL I A P A L IY A M A PEMBIMBING DR. SUZY YUSNA D, SPKJ pendahuluan Tidur adalah suatu aktivitas khusus dari otak, yang di kelola oleh mekanisme yang rumit dan tepat. Gangguan tidur berkepanjangan menyebabkan perubahan pada siklus tidur biologiknya, sehingga menurunkan daya tahan tubuh dan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi dan kurang konsentrasi Sebagian besar peneliti berpikir bahwa sebenarnya tidak ada satu pusat pengendali tidur sederhana, melainkan terdapat sejumlah kecil sistem yang terutama terletak di batang otak dan saling mengaktifkan serta menghambat satu sama lain Pola tidur Jenis – jenis gelombang elektromagnetik otak Gelombang Beta : Adalah gelombang otak yang terjadi saat melakukan aktivitas mental yang terjaga penuh. Diperlukan ketika otak berpikir, problem solving, kegiatan sehari – hari (12 – 19 Hz) Gelombang Alfa : Gelombang otak yang timbul saat seseorang dalam kondisi relaksasi, mulai santai, mengantuk, hipnosis dan sugesti. Pada gelombang ini dapat dilakukan pemrograman alam bawah sadar (8 – 12 Hz) Gelombang Teta : gelombang otak yang timbul saat tidur ringan, sangat mengantuk, melakukan meditasi dan ritual – ritual agama. Disebut juga “GOD SPOT” (4 – 8 Hz) Gelombang Delta : gelombang otak dengan amplitudo yang besar dan frekuensi rendah. Timbul saat seseorang dalam kondisi tidur lelap tanpa mimpi. Fase istirahat tubuh (self repair, sintesis sel – sel baru, selfcure)(0.5 – 4 Hz) Salah satu kriteria yang di gunakan adalah siklus kleitman, yang terdiri dari aktivitas bangun/ aktivitas harian dan siklus tidur yang juga di kenal sebagai rest cycle Terdiri dari : REM : gelombang EEG berfrekuensi tinggi bervoltase rendah NREM : gelombang EEG berfrekuensi rendah bervoltase tinggi. Tahap 1 : Fase awal tidur. Mata tertutup, tonus otot menurun, gerakan bola mata minimal. Mudah dibangunkan . Berlangsung 3 – 5’. Dominansi Gel. Alfa dan beta. (5% durasi tidur) Tahap 2 : Tidur lebih dalam dari tahap 1. tonus otot menurun, gerakan bola mata (-), dominansi gelombang teta (50%). Sleep Spindle (+), Kcomplex (+). (50% durasi tidur) Tahap 3 : Tidur lebih dalam lagi. Tonus otot meningkat. Gerak bola mata (-). Dominansi gelombang otak delta (20 – 50%). Sleep spindle (+). (10 – 20% durasi tidur) Tahap 4 : Tidur paling dalam. Sulit dibangunkan. Dominansi gelombang delta (>50%). REM : Tonus otot postural menurun, gerakan bola mata meningkat. TTV meningkat, kadang melebihi waktu terjaga. Tempat terjadinya mimpi yang abstrak dan aneh Tahap Tidur Normal Orang Dewasa NREM TAHAP 1 NREM TAHAP 2 NREM TAHAP 3 NREM TAHAP 4 REM Pola tidur ini berubah selama rentang hidup seseorang Neonatus menunjukkan REM ≥ 50%, dan pola EEG bergerak dari keadaan siaga langsung ke keadaan REM tanpa melalui tahap 1 sampai 4 Semakin bertambah usia, semakin berkurang waktu REM Dewasa : 75 % NREM + 25 % REM GANGGUAN TIDUR International Clasification of Sleep Disorder A. DISSOMNIA Keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk jatuh tidur (falling asleep), mengalami gangguan selama tidur (Difficulty in staying asleep), bangun terlalu dini atau kombinasi diantaranya Meliputi : Insomnia, hipersomnia; gangguan tidur berhubungan dengan pernapasan; gangguan tidur irama sirkadian 1. INSOMNIA Insomnia primer : Tidur yang bersifat tidak menyegarkan atau kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, dan keluhan ini terus berlangsung minimal 1 bulan, tanpa adanya gangguan fisik atau psikologis Insomnia sekunder : suatu keadaan yang disebabkan oleh nyeri, kecemasan obat, depresi, atau stress yang hebat Insomnia dapat dialami dengan berbagai cara - sulit untuk tidur - tidak masalah untuk tidur namun mengalami kesulitan untuk tetap tidur - bangun terlalu awal Gejala yang dialami waktu siang hari adalah mengantuk, resah, sulit berkonsentrasi, sulit mengingat, gampang tersinggung 2. HIPERSOMNIA PRIMER Tidur yang berlebihan atau terjadi serangan tidur ataupun perlambatan waktu bangun Hipersomnia dapat merupakan akibat dari penyakit mental organis, penyakit organik, idiopatik 3. NARKOPLESI Narkolepsi terdiri atas rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari serta manifestasi abnormal tidur REM yang terjadi setiap hari selama minimal 3 bulan. Serangan terjadi 2-3 x/hari, selama 10 – 20 menit 4. GANGGUAN TIDUR TERKAIT PERNAPASAN Gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan, ditandai dengan tidur yang menyebabkan rasa mengantuk berlebihan, atau insomnia yang disebabkan gangguan pernapasan terkait tidur Gangguan pernapasan yang dapat terjadi saat tidur diantaranya apneu, hipopneu, dan desaturasi oksigen Terdiri dari : sindrom apneu tidur obstruktif, hipoventilasi alveolar pusat. 5. GANGGUAN TIDUR IRAMA SIRKADIAN Sementara (acute work shift, jet lag) Menetap (Shift worker) Tipe : a. Tiper fase tidur terlambat b. Tipe jet lag c. Tiper pergeseran kerja d. Tipe fase terlalu cepat tidur e. Tipe bangun tidur beraturan f. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam B. PARASOMNIA Merupakan fenomena yang tidak diinginkan atau yang tidak biasa yang terjadi tiba – tiba saat tidur atau terjadi pada ambang antara bangun dan tidur. Biasanya terjadi pada tahap 3 dan 4 3 faktor utama presipitasi terjadai parasomnia : a. Peminum alkohol b. Kurang tidur c. Stress psikososial Parasomnia terdiri dari mimpi buruk, teror tidur, dan tidur berjalan Yang termasuk parasomnia lainnya adalah Somniloquy (Berbicara sambil tidur) Gg. Perilaku tidur REM Brukisme terkait tidur Jactatio capitis nocturna Paralisis Tidur Gangguan tidur akibat gangguan jiwa lain 1. Somnambulism (Tidur sambil berjalan) Episod berulang bangkit dari tempat tidur saat tidur, dan berjalan berkeliling terjadi selama sepertiga malam selama tidur NREM ( 3 – 4) Dalam beberapa menit setelah terjaga dari episod tidur berjalan, tidak terdapat gangguan aktivitas mental atau perilaku 2. NIGHTMARE (Gg. Mimpi Buruk) Adalah mimpi yang lama dan menakutkan yang membuat orang terbangun dengan merasa ketakutan. Hampir selalu terjadi selama tidur REM, biasanya setelah periode REM yang panjang di akhir malam 3. NIGHT TERROR (Gg. Teror Tidur) Adalah terbangun pada sepertiga malam selama tidur NREM dalam tahap 3 – 4. gangguan ini hampir selalu diawali dengan jeritan atau tangisan pilu disertai manifestasi perilaku ansietas hebat yang hampir mendekati panik. Khas : pasien bangun dari tempat tidur dengan ekspresi ketakutan, berteriak keras, dan kadang – kadang bangun secepatnya dengan perasaan terteror yang intens. PENATALAKSANAAN Tujuan terapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan meningkatkan kualias hidup bagi pasien dan keluarga 1. Pendekatan Non-Farmakologi Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter Konseling dan Psikoterapi Tindakan Higiene tidur Terapi pegontrolan stimulus Sleep Restriction Therapy Terapi relaksasi dan biofeedback 2. Pendekatan Farmakologis Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengbatan ecara kausal juga dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik ES. Dapat menimbulkan supresi SSP pada saat tidur. Pemilihan obat menurut sifat Gg. tidur Initial Insomnia Delayed Insomnia Broken Insomnia Terima kasih