BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sleep Disorders 1. Definisi Sleep

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sleep Disorders
1. Definisi
Sleep disorders adalah gangguan tidur yakni gangguan klinis dari pola
tidur pada seseorang. Beberapa gangguan tidur dapat berdampak serius
terhadap fungsi normal fisik, mental, dan emosional. Gangguan tidur dapat
berupa primer atau hasil dari berbagai kondisi psikiatri dan medis. Tidur yang
tidak cukup atau tidak berkualitas dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.
Gangguan tidur primer merupakan hasil dari faktor endogen dari
mekanisme waktu bangun dan tidur, yang sering disebabkan oleh perilaku dari
manusia itu sendiri. Gangguan tidur primer dibagi menjadi subdivisi yaitu
parasomnia dan dissomnia (1).Melinda 2011
Menentukan gangguan tidur primer atau sekunder merupakan hal yang
penting. Seperti, menentukan jika kecemasan dan depresi menyebabkan
masalah pada tidur atau jika kecemasan depresi merupakan sekunder dari
gangguan tidur primer itu sulit (1).
2. Epidemiologi
Sekitar sepertiga dari jumlah penduduk Amerika mengalami gangguan
tidur pada beberapa waktu dalam hidupnya. Kira-kira 20-40% manusia
dewasa dilaporkan mengalami kesulitan tidur pada waktu tertentu tiap
tahunnya. 17% dari orang dewasa tersebut menyadari hal teresbut merupakan
1
masalah serius. Gangguan tidur pun menjadi alasan umum bagi pasien untuk
berobat. Sepertiga orang dewasa mengalami sindrom insufisiensi tidur. 20%
orang dewasa dilaporkan mengalami insomnia kronis (2).Yaffe et al
Insomnia kronis berkaitan dengan peningkatan depresi, percobaan bunuh
diri, kecemasan, penurunan kualitas hidup, dan peningkatan penggunaan
sumber kesehatan. Insufisiensi tidur dapat mengakibatkan peningkatan angka
kecelakaan lalu lintas, gejala somatic, disfungsi kognitif, depresi, dan
penurunan kredibilitas kerja mulai dari cepat lelah hingga mengantuk (2).
Yaffe et al mengatakan bahwa wanita paruh baya dengan gangguan
pernapasan saat tidur memiliki peningkatan risiko berkembangnya gangguan
kognitif jika dibandingkan dengan tanpa gangguan pernapasan saat tidur.
Sebuah studi mendapatkan bahwa diantara pegawai kepolisian di US dan
Kanada, gangguan tidur merupakan hal yang sering terjadi dan signifikan
berkaitan dengan peningkatan risiko terhadap kesehatan, kredibilitas kerja dan
keamanan (2,3). Yaffe & Rajaratnam
Insomnia primer lebih sering pada wanita, dengan rasio wanita dengan
pria 3 : 2. Variasi hormonal selama siklus menstruasi atau selama menopause
dapat menyebabkan gangguan tidur. Obsructive sleep apnea lebih sering pada
pria (4%) lebih dari wanita (2,5%) (4).Chen q et al
Seiring meningkatnya usia merupakan predisposisi terjadinya gangguan
tidur (5% pada umur 30-50 tahun dan 30% pada umur lebih dari dan sama
dengan 50 tahun). Pada orang usia tua mengalami penurunan waktu total tidur
dan sering terbangun saat malam. Pada orang usia tua memiliki insidensi lebih
2
tinggi untuk keluhan klinis dan mengkonsumsi obat-obatan yang dapat
mempengaruhi siklus tidur (4).
3. Klasifikasi
Gangguan tidur berdasarkan PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa, edisi ke III). Gangguan Tidur Non-Organik (F.51).
Kelompok gangguan ini termasuk (5):
a. “dyssomnia” yaitu kondisi psikogenik primer dimana gangguan
utamanya adalah jumlah, kualitas atau waktu tidur yang disebabkan
oleh hal-hal emosional, misalnya: insomnia, hipersomnia, gangguan
jadwal tidur-jaga; dan;
b. “parasomnia” yaitu peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama
tidur; (pada anak-anak hal ini terkait terutama dengan perkembangan
anak, sedangkan pada dewasa terutama pengaruh psikogenik);
misalnya: somnabulisme (sleepwalking), teror tidur (night terrors),
mimpi buruk (nightmares).
Pada kebanyakan kasus, gangguan tidur adalah salah satu gejala dari
gangguan lainnya, baik mental atau fisik. Walaupun gangguan tidur yang
spesifik terlihat secara klinis berdiri sendiri, sejumlah faktor psikiatrik dan
atau fisik yang terkait memberikan kontribusi pada kejadiannya. Secara umum
adalah lebih baik membuat diagnosis gangguan tidur yang spesifik bersamaan
dengan diagnosis lain yang relevan untuk menjelaskan secara adekuat
psikopatologi dan atau patofisiologinya.
3
F51.0 Insomnia Non-organik
F51.1 Hipersomnia Non-organik
F51.2 Gangguan Jadwal Tidur-jaga Non-organik
F51.3 Somnabulisme (Sleepwalking)
F51.4 Teror Tidur (Night Terrors)
F51.5 Mimpi Buruk (Nightmares)
F51.8 Gangguan Tidur Non-organik Lainnya
F51.9 Gangguan Tidur Non-Organik YTT (Yang Tidak Tergolongkan)
Menurut Internasional Classification of Sleep Disorders (6):
A. Dissomnia
• Gangguan tidur intrisik
Narkolepsi, gerakan anggota gerak periodik, sindroma kaki gelisah, obstruksi
saluran nafas, hipoventilasi, post traumatik kepala, tidur berlebihan (hipersomnia),
idiopatik.
• Gangguan tidur ekstrisik
Tidur yang tidak sehat, lingkungan, perubahan posisi tidur, toksik,
ketergantungan alkohol, obat hipnotik atau stimulant.
• Gangguan tidur irama sirkadian
Jet-lag sindroma, perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat tidur,
sindroma fase tidur belum waktunya, bangun tidur tidak teratur, tidak tidur selama
24 jam.
4
B. Parasomnia
• Gangguan aurosal
Gangguan tidur berjalan, gangguan tidur teror, aurosal konfusional
• Gangguan antara bangun-tidur
Gerak tiba-tiba, tidur berbicara, kram kaki, gangguan gerak berirama
• Berhubungan dengan fase REM
Gangguan mimpi buruk, gangguan tingkah laku, gangguan sinus arrest
• Parasomnia lain-lainnya
Bruxism (otot rahang mengeram), mengompol, sukar menelan, distonia
paroksismal.
C. Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan kesehatan / psikiatri
• Gangguan mental
Psikosis, anxietas, gangguan afektif, panik (nyeri hebat), alkohol
• Berhubungan dengan kondisi kesehatan
Penyakit degeneratif (demensia, parkinson, multiple sklerosis), epilepsi, status
epilepsi, nyeri kepala, Huntington, post traumatik kepala, stroke, Gilles de-la
tourette sindroma.
• Berhubungan dengan kondisi kesehatan
Penyakit asma, penyakit jantung, ulkus peptikus, sindroma fibrositis, refluks
gastrointestinal, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
4. Gangguan tidur yang tidak terklassifikasi
5
Dapus:
1. Melinda S, Robinson L, Segal R. Sleep Disorders and Sleeping Problems.
2011.
2. Yaffe K, Laffan AM, Harrison SL, et al. Sleep-disordered breathing,
hypoxia, and risk of mild cognitive impairment and dementia in older
women. JAMA. 2011; 306(6):613-9.
3. Rajaratnam SM, Barger LK, Lockley SW, et al. Sleep disorders, health,
and safety in police officers. JAMA. 2011; 306(23): 2567-78.
4. Chen Q, Hayman LL, Shmerling RH, Bean JF, Leveille SG. Characteristic
of Chronic Pain Associated with Sleep Difficulty in Older Adults: The
Maintenance of Balance, Independent Living, Intellect, and Zest in the
Elderly Boston Study. J Am Geriatr Soc. 2011;59(8):1385-92.
5. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa (Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III).
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2001.
6. R. Joseph. Neuropsychyatri, neuropsychology and clinical neuroscience.
2nd ed. Philadelpia ; William & Wilkins, 1996: 354-372.
6
Download