LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR DI RUANG PARU RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TANGGAL 16 NOPEMBER – 18 NOPEMBER 2018 OLEH: SYARIF HIDAYATULLAH, S. Kep NIM. 18.31.1210 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) CAHAYA BANGSA BANJARMASIN 2018 – 2019 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR DI RUANG PARU RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TANGGAL 16 NOPEMBER – 18 NOPEMBER 2018 OLEH: SYARIF HIDAYATULLAH, S. Kep NIM. 18.31.1210 Banjarmasin, 18 Nopember 2018 Mengetahui, Preseptor Akademik Ns. Ria Anggara Hamba,S.Kep, MM PreseptorKlinik Noerliana, S.Kep,Ns GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR I. Definisi Istirahat Tidur 1.1. Definisi Istirahat Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006). Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar, 2011:203). Istirahat adalah suatu keadaan di mana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar (Tarwoto, 2006). Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya (Lynda Juall, 2012:522).Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal (NANDA NIC-NOC,2013:603). Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam” yang periodic dan alami secara terus-menerus). Kesiapan meningkatkan tidur adalah pola “tidur ayam” yang periodic dan alami, yang memberi istirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan (NANDA, 2012). 1.2. Fisiologi Tidur Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur/terjaga umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus siang/malam. Selain siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1 hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat (NREM- Non Rapid Eye Movement) dan berkisar dari kedaan tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama tidur NREM, seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut, tekanan darah, pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap melakukan tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap 5 disebut tidur dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap tidur REM dikarakterisasikan dengan meningkatnya level aktivitas dibandingkan pada tahap NREM. Manfaat tidur REM berkaitan dengan perbaikan dalam proses mental dan kesehatan emosi. a. Non Rapid Eye Movement (NREM) Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat tahapan yaitu: 1) Tahap I Merupakan tahap transisi dari keadaan sadarmenjadi tidur. Berlangsung beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap I ini ditandai dengan : a) Mata menjadi kabur dan rileks. b) Seluruh otot menjadi lemas. c) Kedua bola mata bergerakkekiri dan kekanan. d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun. e) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa. f) Dapat terbangun dengan mudah. g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi. 2) Tahap II Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Berlangsung 10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang otak menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai dengan : a) Kedua Bola mata berhenti bergerak. b) Suhu tubuh menurun. c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang. d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas. e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang disebut gelombang tidur. 3) Tahap III Merupakan awaltahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 1530menit.Tahap III ini ditandai dengan: a) Relaksasi otot menyeluruh. b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur. c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik. d) Sulit dibangunkan dan digerakkan. 4) Tahap IV Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini ditandai dengan : a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan. b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangun pagi. c) Tonus Otot menurun (relaksasi total). d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %. e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-2 siklus/detik. f) Gerak bola mata mulai meningkat. g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta enuresis (mengompol). b. Rapid Eye Movement (REM) Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 % dari tidurnya. 1) Tahap REM ditandai dengan: a) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. b) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul. c) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai. d) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi. e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan yang berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi. f) Metabolisme meningkat. g) Lebih sulit dibangunkan. h) Sekresi ambung meningkat. i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit. 2) Karakteristik tidur REM a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka. b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi. c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea. d) Nadi : Cepat dan ireguler. e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi. f) Sekresi gaster : Meningkat. g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik. h) Gelombang otak : EEG aktif. i) Siklus tidur : Sulit dibangunkan. 1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur a. Penyakit Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan. b. Lingkungan Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduhmaka akan menghambat tidurnya. c. Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk. d. Kelelahan Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM. e. Kecemasan Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu tidurnya. f. Alkohol Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah. g. Obat-obatan Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik (menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein (Meningkatkan saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan Narkotika (Mensupresi REM). 1.4. Gangguan Tidur Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya menyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah insomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari ( Maslow, 2005). a. Insomnia Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau tidur non retoratif (Edinger dan Sarana, 2005). Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali. b. Parasomnia Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis (mengompol), badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak). c. Hipersomnia Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada siang hari. d. Narkolepsi Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti nyatayang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminaultt dan Fromberz, 2005). e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang paling umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA mempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah (Groth, 2005), Namun sering terjadi juga pada wanita menopause, serta wanita muda dan anak-anak (Mendez, dan Olson, 2006). OSA terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau tenggorakan mengalami relaksasi saat tidur. Saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung (hiponea) atau menghentikannya (apnea) selama 30 detik (Guilleminault dan Bassiri, 2005). Seseorang masih mencoba untuk bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga sering menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau mendengkur. Ketika pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya berkurang, setiap gerakan diafragma berturut-turut menjadi kuat sampai penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah. f. Mengigau Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM. II. Rencana asuhan Keperawatan klien dengan gangguan istirahat tidur 2.1 Pengkajian Keperawatan Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat, pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien dengan penanggung jawab 2.1.1 Riwayat keperawatan a. Keluhan Utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti : 1) Apa yang dirasakan klien 2) Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau perlahan dan sejak kapan dirasakan 3) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari 4) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien. b. Riwayat Penyakit Sekarang Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan. c. Riwayat Kesehatan Keluarga Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.Meliputi pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau penyakit keturunan. d. Riwayat Penyakit Dahulu Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau sudah sering mengalami gangguan pola tidur. 2.1.2 Pemeriksaan fisik a. Keadaan Umum Pasien Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna kulit. b. Gejala Kardial Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas. c. Keadaan fisik Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung, mulut, telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas. Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi, Auskultasi dan Perkusi. 2.1.3 Pemeriksaan Penunjang Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah dilakukan pasien baik selama perawatan ataupun baru masuk rumah sakit 2.2 Analisa Data No Data Afek tampak berubah Tampak kurang energi Peningkatan ketidakhadiran di tempat kerja/sekolah Pasien melaporkan perubahan alam perasaan Pasien melaporkan penurunan status kesehatan Pasien melaporkan penurunan kualitas hidup Pasien melaporkan kesulitan berkonsentrasi Pasien melaporkan kesulitan untuk tidur Pasien melaporkan kesulitan untuk tetap tidur Pasien melaporkan ketidakpuasan dengan tidurnya (saat ini) Pasien melaporkan peningkatan kecelakaan Pasien melaporkan kekurangan energi Pasien melaporkan tidur yang tidak mengembalikan kesegaran tubuh Pasien melaporkan gangguan tidur yang memberi dampak pada hari berikutnya Pasien melaporkan terbangun terlalu dini Etiologi Pola aktivitas (misalnya, pengaturan waktu, jumlah) Masalah Insomnia Ansietas Depresi Faktor lingkungan (misalnya suara bising lingkungan sekitar, pencahayaan siang hari/malam hari, suhu/kelembapan lingkungan sekitar, tatanan yang asing) Ketakutan Pergantian hormon terkait gender Berduka Gangguan pola tidur normal (misalnya perjalanan, kerja sift, tanggung jawab sebagai orang tua, dibangunkan untuk kebutuhan intervensi) higiene tidur yang tidak adekuat (saat ini) Konsumsi agen stimulan Konsumsi alkohol Medikasi Ketidaknyamanan fisik (misalnya, suhu tubuh, nyeri, nafas dangkal, batuk, refluks gastro esofagus, nausea, inkontinensia/urgensi) Stres (misalnya pola termenung sebelum tidur) Konfusi akut Pergeseran tahap tidur terkait penuaan Agitasi Demensia Ansietas Paralisis tidur familial Apatis Hipersomnolen sistem saraf pusat idiopatik Sering memberontak Aktivitas di siang hari tidak adekuat Mengantuk di siang hari Narkolepsi Deprivasi tidur Penurunan kemampuan berfungsi Mimpi buruk Keletihan Peran sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak dapat Fleeting Nuystagmus Halusinaasi Tremor tangan Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri Ketidakmampuan konsentrasi Iritabilitas Letargi Lesu Malaise tidur Pergerakan ekstremitas periodik (misal sindrom resah kaki, mioklonus nokturnal) Higine tidur selalu tidak adekuat Penggunaan obat atau suplemen penahan kantuk Apnea tidur Enuresis terkait tidur Ereksi nyeri terkait tidur Teror tidur Gangguan persepsi (misal gangguan sensasi tubuh, waham, merasa “melayang”) Gelisah Reaksi lambat Paranoia sementara Diagnosa kesejahteraan / wellness Kesiapan meningkatkan tidur Perubahan pola tidur normal Kelembapan lingkungan sekitar Penurunan kemampuan berfungsi Suhu lingkungan sekitar Gangguan tidur Ketidakpuasan tidur Tanggung jawab memberi asuhan Menyatakan sering terjaga Perubahan pajanan terhadap cahaya-gelap Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur Gangguan (mis., untuk tujuan terapeutik, pemantauan, Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah tidur Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadangkadang saja Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur pola Menyatakan tidak merasa cukup istirahat 2.3 Diagnosa Keperawatan 2.3.1 Insomnia 2.3.2 Deprivasi tidur 2.3.3 Kesiapan meningkatkan tidur 2.3.4 Gangguan pola tidur pemeriksaan laboratorium) Kurang control tidur Kurang privasi Pencahayaan Bising Bau gas Restrain fisik Teman tidur Tidak familier dengan perabot tidur 2.4 Nursing Care Planning (NCP) No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) 1 Insomnia Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 1. Peningkatan Koping : 1. Mengurangi tekanan pada diri jam diharapkan pasien tidak mengalami insomnia Membantu pasien untuk pasien. dengan kriteria hasil : beradaptasi dengan persepsi, 2. Kenyamanan membuat pasien stressor, perubahan atau relaksasi dan membantu pasien Indikator IR ER ancaman yang mengganggu santai. 1. Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 pemenuhan tuntutan dan peran 3. Agar pasien mampu membangun jam per 24 jam untuk orang hidup. pola tidur yang sesuai dewasa. 2. Manajemen Lingkungan 2. Pola, kualitas dan rutinitas tidur. Kenyamanan: Memanipulasi 3. Perasaan segar setelah tidur. lingkungan sekitar pasien untuk meningkatkan 4. Terbangun di waktu yang sesuai kenyamanan yang optimal. Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator 3. Peningkatan Tidur : berikut Memfasilitasi siklus tidur1. gangguan ekstrem terjaga yang teratur. 2. berat 3. sedang 4. ringan 5. tidak mengalami gangguan 2 Deprivasi Tidur Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...X24 jam diharapkan pasien tidak mengalami deprivasi tidur dengan kriteria hasil : Indikator IR ER - Perasaan segar setelah tidur Pola dan kualitas tidur Intervensi (NIC) 1. Manajemen Energi : Mengatur penggunaan energi untuk mengatasi atau mencegah keletihan dan mengoptimalkan fungsi. 2. Manajemen Medikasi : Rasional 1. Menghilangkan pencetus deprivasi tidur. 2. Mengurangi gangguan tidur. 3. Membuat pasien lebih santai. 4. Agar pasien mampu membangun pola tidur yang sesuai - - - Rutinitas tidur Jumlah waktu tidur yang terobservasi Terjaga pada waktu yang tepat Melaporkan penurunan gejala Deprivasi tidur (misalnya, konfusi, ansietas, mengantuk pada siang hari, gangguan perseptual, dan kelelahan). Mengidentifikasikan dan melakukan tindakan yang dapat meningkatkan tidur atau istirahat. Mengidentifikasikan faktor yang dapat menimbulkan Deprivasi tidur (misalnya, nyeri, ketidakadekuatan aktivitas pada siang hari) Memfasilitasi penggunaan obat resep dan obat bebas yang aman dan efektif. 3. Manajemen Alam Perasaan: Menciptakan keamanan , kestabilan, pemulihan, dan pemeliharaan pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun peningkatan alam perasaan. 4. Peningkatan Tidur : Memfasilitasi siklus tidurbangun yang teratur. Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator berikut 1. gangguan ekstrem 2. berat 3. sedang 4. ringan 5. tidak mengalami gangguan 3 Kesiapan Meningkat kan Tidur Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama...x 24 1. Manajemen Energi : Mengatur 1. Membantu pola tidur yang jam diharapkan pasien dapat meningkatkan tidur penggunaan energy untuk adekuat pada pasien. dengan kriteria hasil Pasien akan : mengatasi atau mencegah 2. Kenyamanan membuat pasien keletihan dan mengoptimalkan relaksasi dan membantu pasien Indikator IR ER 1. Mengidentifikasi tindakan yang akan meningkatkan istirahat atau tidur 2. Mendemonstrasikan kesejahteraan fisik dan psikologis 3. Mencapai tidur yang adekuat tanpa menggunakan obat Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator berikut 1. gangguan ekstrem 2. berat 3. sedang 4. ringan 5. tidak mengalami gangguan 4 Gangguan Pola Tidur fungsi santai. 2. Manajemen 3. Agar pasien mampu membangun LingkunganKenyamanan: pola tidur yang sesuai Memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk meningkatkan kenyamanan optimal 3. Peningkatan Tidur : Memfasilitasi siklus tidurbangun yang teratur Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 1. Determinasi efek-efek jam diharapkan px tidak terganggu saat tidur dengan medikasi terhadap pola tidur. kriteria hasil : 2. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat. Indikator IR ER 3. Fasilitas untuk 1. Jumlah jam tidur dalam batas mempertahankan aktivitas normal 6-8 jam/hari. sebelum tidur (membaca). 2. Pola tidur, kualitas dalam batas 4. Ciptakan lingkungan yang normal. nyaman. 3. Perasaan segar sesudah tidur atau 5. Kolaborasi pemberian obat istirahat. tidur. 4. Mampu mengidentifikasi hal-hal 6. Diskusikan dengan pasien dan yang meningkatkan tidur. keluarga tentang teknik tidur pasien. 1. Mengetahui pengaruh obat dengan pola tidur pasien. 2. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien. 3. Meningkatkan tidur. 4. Agar periode tidur tidak terganggu dan rileks. 5. Mengurangi gangguan tidur. 6. Meningkatkan pola tidur yang baik secara mandiri. 7. Mengetahui perkembangan pola tidur pasien. 8. Mengetahui pengaruh waktu makan dan minum terhadap pola Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator berikut 1. gangguan ekstrem 2. berat 3. sedang 4. ringan 5. tidak mengalami gangguan 2.5 Implementasi 7. Instruksikan untuk memonitor tidur pasien. tidur pasien. 9. Mengetahui perkembangan pola 8. Monitor waktu makan dan tidur pasien. minum dengan waktu tidur. 9. Monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam. Keperawatan DAFTAR PUSTAKA Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012.BukuSaku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.Jakarta:EGC Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction NANDA International. 2018.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 20182020.Jakarta: EGC Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2009.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.Jakarta: Salemba Medika Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4.Jakarta: EGC. Tarwoto dan Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika Salemba. Vaughans, Bennita W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha Publishing.