Uploaded by User76034

Rizqi Ahmad Fauzi (402020051) PPN 8

advertisement
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
PADA NY. S USIA 50 TAHUN
(Dengan Konsep Dasar Istirahat dan Tidur)
Disusun oleh :
Rizqi Ahmad FAuzi (402020051)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN 8
UNIVERSITAS AISYIYAH BANDUNG
2020
KONSEP DASAR ISTIRAHAT DAN TIDUR (Mubarak, Indrawati, &
Susanto, 2015)
A. DEFINISI
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua
orang. Untuk dapat berfungsi secara optimal, maka setiap orang memerlukan
istirahat dan tidur yang cukup. Tidak terkecuali juga pada orang yang sedang
menderita sakit, mereka juga memerlukan istirahat dan tidur yang memadai. Namun
dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat
perlu berupaya untuk mencukupi atau memenuhi kebutuhan tidur tersebut.
1. Istirahat
Istirahat yaitu suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas
dari perasaan gelisah. Terdapat enam karakteristik istirahat, yaitu :
a. Merasa bahwa segala sesuatu dapat diatasi,
b. Merasa diterima,
c. Mengetahui apa yang sedang terjadi,
d. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan,
e. Mempunyai rencana-rencana kegiaatan yang memuaskan,
f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
2. Tidur
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika prespsi dan rekasi individu
terhadap lingkungan menurun. Selama tidur dalam tubuh seseorang terjadi
perubahan proses fisiologis, antara lain :
a. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi,
b. Dilatasi pembuluh darah perifer,
c. Kadang-kadang terjadi peningkat aktivitas tractus gastrointestinal,
d. Basal metabolic rate (BMR) menurun 10-30%.
Tabel 1 Pola Tidur Normal Berdasarkan Usia
Usia
0-3 bulan
Tingkat
Jumlah Kebutuhan
Perkembangan
Tidur
Neonatus
14-18 jam/hari
Tahapan Tidur
REM
50%
(minggu pertama
kelahiran)
1-18 bulan
Bayi
12-14 jam/hari
REM 20-30%
18 bulan – 3 tahun
Anak
11-12 jam/hari
REM 25%
3 tahun – 6 tahun
Prasekolah
11jam/hari
REM 20%
6 tahun – 12 tahun
Sekolah
10 jam/hari
REM 18.5%
12 tahun – 18 tahun
Remaja
8,5 jam/hari
REM 20%
18 tahun – 40 tahun
Dewasa Muda
7-8 jam/hari
REM 20-25%
40 tahun – 60 tahun
Dewasa
7 jam/hari
REM
20%
Pertengahan
60 tahun ke atas
Usia Tua
6 jam/hari
REM
NREM
B. TUJUAN TIDUR
1. Tidur memperbaiki sel rusak,
2. Tidur meningkatkan daya ingat,
20-25%
IV
3. Tidur mencegah penyakit,
4. Tidur mempengaruhi pola makan,
5. Tidur meningkat energi,
6. Tidur menecegah stress,
7. Meningkatan kecerdasan
8. Kulit dan mata jadi lebih cerah serta rambut sehat berkilau.
C. MANFAAT TIDUR
Tidur nyenyak dapat mengembalikan vitalitas seseorang menjadi lebih baik.
Tidak mengherankan bila waktu tidur pada setiap orang pun berbeda-beda. The
National Slepp Fundation menyebutkan bahwa bayi harus tidur sekitar 80%
dalam sehari. Sementara bagi orang dewasa 30% dari waktu 24 jam atau sekitar
7-9 jam sebaiknya dipergunakan untuk tidur. Pada orang dewasa dibutuhkan tidur
8 jam sehari. Jika kurang, maka mereka akan merasakan beberapa dampak yang
tidak baik untuk kesehatan. Beberapa dampak yang dapat dirasakan di anataranya
adalah : pengaruh daya ingat, konsentrasi dan berpikir menjadi menurun.
D. FISIOLOGI TIDUR
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan
pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Tidur merupakan aktivitas yang
melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin kardiovaskular dan
respirasi muskuloskletal. Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam
dengan electreoencephalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuraan
tonus otot dengan menggunakan elektromiogram (EMG), dan elektrokulogram
(EOG) untuk mengukur pergerakan mata. Penganturan dan kontrol tidur
bergantung pada hubungan antara dua mekanisme serebral yang secara
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun.
Aktibitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu
Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Sycnhronizing Region (BSR).
RAS dibagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi stimulus visual,
pendengaran, nyeri dan sensori raba; serta emosi dan proses berpikir. Pada saat
sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan
serum serotonin dari BSR. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan serum
serotoin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu bulbar
synchronizing regional (BSR), bangun dan tidurnya seseorang bergantung pada
keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer
(misalnya bunyi, stimulus cahaya), serta system limbik seperti emosi. Seseorang
yang mencoba untuk tidur, maka menutup matanya dan berusaha dalam posisi
relaks, jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada saar itu BSR
mengeluarkan
serum
serotonin.
Hipotalamus
mempunyai
pusat-pusat
pengendalian untuk beberapa jenis kergiatan tak sadar dari badan, salah satu
diantaranya menyangkut tidur dan bangun. Cedera tak sadar dari badan, yang
salah satu diantaranya menyangkut tidur dan bangun. Cedera pada hipotalamus
dapat mengakibatkan seseorang tidur dalam jangka waktu yang luar biasa
panjang atau lama. Formasi reticular terdapat dalam pangkal otak. Formasi itu
menjulang naik menembus medulla, pons, otak bagian tengah dan lalu ke
hipotalamus. Formasinya tersusun dari banyak sel saraf dan serat saraf. Seratserat mempunyai hubungan-hubungan yang meneruskan impuls-impuls ke kulit
otak dan ke tali sumsum tulang belakang. Formasi reticular itu memungkinkan
terjadinya gerakan-gerakan refleks serta dusengaja dengan mudah, ataupun
kegiatan-kegiatan kortikal yang bertalian dengan keadaan waspada. Di waktu
tidur, system reticular mendapat hanya sedikit rangsangan dari korteks serebral
serta permukaan luar tubuh. Keadaan bangun terjadi apabila system reticular
dirangsang dengan rangsangan-rangsangan dari korteks serbral dan organ-organ
serta sel-sel pengindraan dikulit. Misalnya, jam beker membangunkan tidur
menjadi keadaan sadar apabila seseorang menyadari bahwa harus bersiap-siap
untuk pergi bekerja. Perasaan-perasaan yang diakibatkan oleh kenyerian,
kebisingan dan sebagainya akan membuat orang tidak dapat tidur lewat organorgan serta sel-sel di kulit badan. Oleh karenanya, keadaan tidak dapat tidur
menimbukan oleh kegiatan kulit otak serta apa yang dirasakan oleh badan,
sedangkan di waktu tidur, rangsangan-rangsangan menjadi minimal.
E. TAHAPAN TIDUR
1. Non Rapid Eye Movement (NREM)
Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi
empat tahapan yaitu:
a. Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadar menjadi tidur.
Berlangsung beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi
lambat. Tahap I ini ditandai dengan :
1) Mata menjadi kabur dan rileks.
2) Seluruh otot menjadi lemas.
3) Kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan.
4) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
5) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
6) Dapat terbangun dengan mudah.
7) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
b. Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
Berlangsung 10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan
gelombang otak menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai dengan :
1) Kedua Bola mata berhenti bergerak.
2) Suhu tubuh menurun.
3) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
4) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
5) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang
disebut gelombang tidur.
c. Tahap III
Merupakan awal tahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30
menit. Tahap III ini ditandai dengan:
1) Relaksasi otot menyeluruh.
2) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
3) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
4) Sulit dibangunkan dan digerakkan.
d. Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini
ditandai dengan :
1) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
2) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam
bangun pagi.
3) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
4) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
5) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan
frekwensi 1-2 siklus/detik.
6) Gerak bola mata mulai meningkat.
7) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta enuresis
(mengompol).
2. Rapid Eye Movement (REM)
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25
% dari tidurnya.
a. Tahap REM ditandai dengan:
1) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahaptahap sebelumnya.
2) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
3) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur
dimulai.
4) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
5) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan
pernapasan yang berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah
yang berfluktuasi.
6) Metabolisme meningkat.
7) Lebih sulit dibangunkan.
8) Sekresi ambung meningkat.
9) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata
20 menit.
b. Karakteristik tidur REM
1) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.
2) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
3) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
4) Nadi : Cepat dan ireguler.
5) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi.
6) Sekresi gaster : Meningkat.
7) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik.
8) Gelombang otak : EEG aktif.
9) Siklus tidur : Sulit dibangunkan.
F. SIKLUS TIDUR
Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur
yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang
biasanya melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut
dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III
berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama kurang
lebih 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20
menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.
Gambar 1. Siklus Tidur
G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR
1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur
atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan
seperti asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
2. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan
menghambat tidurnya.
3. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan
untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
4. Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
5. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
6. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum
alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
7. Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein
(Meningkatkan saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan
Narkotika (Mensupresi REM).
H. GANGGUAN-GANGGUAN TIDUR
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya
menyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah
insomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika
terbangun di malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari.
1. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau
tidur non retoratif .Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu dewasa.
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti
perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia
adalah kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan
untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah
bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
2. Parasomnia
Perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur,
dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur
berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis
(mengompol), badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).
3. Hipersomnia
Tidur yang berlebihan terutama pada siang hari.
4. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada
siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti
nyata yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit
dibedakan dari kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu
bergerak, atau berbicara sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala
lainnya .
5. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui hidung dan
mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis tidur
apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang paling
umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA
mempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah, Namun sering terjadi juga
pada wanita menopause, serta wanita muda dan anak-anak. OSA terjadi
ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau tenggorakan mengalami
relaksasi saat tidur. Saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya,
mengurangi aliran udara hidung (hiponea) atau menghentikannya (apnea)
selama 30 detik. Seseorang masih mencoba untuk bernapas karena dada dan
perut terus bergerak, sehingga sering menghasilkan dengkuran keras dan
suara mendengus atau mendengkur. Ketika pernapasan menjadi sebagian
atau seluruhnya berkurang, setiap gerakan diafragma berturut-turut menjadi
kuat sampai penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai
gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah.
6. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
I. PENGAKAJIAN
1. Pengkajian Umum
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan
format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat,
pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien dengan
penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi masalah actual yang terjadi saat ini
dan masalah kesehatan dimasa lalu. Dalam mengkaji klien dan keluarga, perawat
berfokus pada manifestasi klinis dari keluhan utama, kejadian yang membuat
kondisi sekarang ini, riwayat perawatan terdahulu, riwayat keluarga, dan riwayat
psikososial.
1) Keluhan utama:
a) Demam: subfebris, febris (40-41° C) hilang timbul.
b) Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, sebagai reaksi
tubuh untuk membuang/mengeluarkan produksi radang, dimulai
dari batuk kering sampai dengan batuk purulent (menghasilkan
sputum) timbul dalam jangka waktu lama (> 3 minggu).
c) Sesak napas: timbul pada tahap lanjut ketika infiltrasi radang
sampai setengah paru.
d) Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang
sampai ke pleura, sehingga menimbulkan pleuritic.
e) Malaise: ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan dan berat
badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, serta berkeringat pada
malam tanpa sebab.
f) Pada antelektasi terdapat gejala berupa: sinosis, sesak napas, dan
kolaps. Bagian dada klien tidak tidak bergerak pada saat bernapas
dan jantung terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto torak tampak
bayangan hitam pada sisi yang sakit dan diafragma menonjol ke
atas.
g) Perlu ditanyakan dengan siapa klien tinggal, karena biasanya
penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan
tetapi merupakan penyakit infeksi menular.
2) Keluhan Sistemis
a) Nyeri
Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau
malam hari mirip demam influenza, hilang timbul, dan semakin
lama semakin panjang serangannya, sedangkan masa bebas
serangan semakin pendek.
b) Keluhan sistemis lainnya
Keluhan yang biasa timbul adalah keringat malam, penurunan berat
badan, dan malaise. Timbulnya keluhan biasanya bersifat gradual
muncul dalam beberapa minggu-bulan. Akan tetapi penampilan akut
dengan batuk, panas, dan sesak napas walaupun jarang dapat juga
timbul menyerupai gejala pneumonia. (Arif Muttaqin, 2012)
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien masuk Rumah Sakit dengan keluhan sesak napas dan
menyebabkan tidak bisa melakukan aktivitas. Rasa sesak napas yang
dirasakan seperti tercekik atau susah melakukan inspirasi. Rasa berat
pada dada saat akan berbatas. Rasa sesak napas biasanya dirasakan
berdasarkan skala yang sesuai. Saat ber aktivitas semakin terasa sesak,
tetapi jika berbaringan saja ditempat tidur sesak berkurang. Sesak
dirasakan klien sudah sejak 7 hari yang lalu.
Perawat menanyakan tentang riwayat penyakit pernapasan klien.
Secara umum pertanyaan yang dapat diajukan pada klien adalah
sebagai berikut. : Riwayat merokok, Pengobatan saat ini dan masa
lalu, Alergi dan Tempat tinggal.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada
tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.
Meliputi pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau penyakit
keturunan.
5) Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau sudah
sering mengalami gangguan pola tidur.
3. Kebutuhan Biopsikososial Spiritual
a. Bernapas
b. Nutrisi
c. Eliminasi
d. Aktivitas
e. Istirahat tidur
f.
Berpakaian
g.
Pengaturan suhu tubuh
h.
Personal Hygiene
i. Rasa Aman Nyaman
j. Komunikasi
k. Spiritual
l. Rekreasi
m. Bekerja
n. Pengetahuan atau belajar
4. Data Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umum Pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna
kulit.
b. Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
c. Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung, mulut,
telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas. Secara umum, teknik
pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh berbagai
penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi, Auskultasi dan Perkusi.
5. Data Pemeriksaan Penunjang
Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah dilakukan pasien
baik selama perawatan ataupun baru masuk rumah sakit.
6. Pengkajian Psikososial
Mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman dan handai taulan
serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat dan sakit.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI, 2017)
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan
Intervensi Masalah Gangguan Pola Tidur ( SIKI , 2018)
K.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
Gangguan pola tidur berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...
hambatan lingkungan.
x 24 jam diharapkan pola tidur kembali normal
Definisi: Gangguan kualitas dan
kuantitas dengan kriteria hasil sebagai berikut:
waktu tidur akibat faktor eksternal.
-Pola tidur kembali normal
Faktor yang berhubungan :
-Aktivitas kembali normal
lingkungan
(mis:
 Hambatan
kelembapan, lingkungan sekitar, suhu
lingkungan, pencahayaan, kebisingan,
bau
tidak
sedap,
jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
 Kurang kontrol tidur
 Kurang privasi
 Restraint fisik
 Ketiadaan teman tidur
 Tidak familiar dengan peralatan tidur
INTERVENSI
SIKI
(Standar
Intervensi Keperawatan
Indonesia)
Dukungan tidur:
1. Identifikasi pola aktivitas tidur
2. Identifikasi faktor pengganggu
tidur
(fisik/psikologis)
3. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
4. Modifikasi
lingkungan
(mis.
Pencahayaan, kebisingan, suhu,
dan
tempat tidur)
5. Tetapkan jadwal tidur rutin
6. Fasilitasi menghilangkan setres
7. Ajarkan teknik relaksasi
Edukasi aktivitas/istirahat:
1. Sediakan materi dan media pengaturan
aktivitas dan istirahat
2. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas
fisi/berolahraga
3. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan
istirahat (mis. Kelelahan, sesak nafas saat
aktivitas)
4. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan
jenis aktivitas sesuai kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar 2. Jakarta: Salemba Medika.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1 (1st ed.). Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Download