eturn dan isiko aktiva tunggal - UTP| Fakultas Ekonomi

advertisement
ETURN DAN
ISIKO
AKTIVA TUNGGAL
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
[email protected]
Return Investasi
Rate of return dari suatu investasi dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Return =
Jumlah yang diterima - Jumlah yang diinvestasikan
____________________ ____________________
Jumlah yang diinvestasikan
Contoh :
Jika berinvestasi sebesar Rp 1.000.000 dan kembalian investasi
tersebut setahun kemudian adalah Rp 1.100.000, maka rate of
return dari investasi tersebut :
( Rp 1.100000 – Rp 1.000.000 ) / Rp 1.000.000 = 10%.
Return Investasi
Return Realisasi
(Realized Return)
Return yang telah
terjadi (return aktual)
yang dihitung
berdasarkan data
historis (ex post data).
Return historis ini
berguna sebagai dasar
penentuan return
ekspektasi (expected
return) dan risiko di
masa datang
(conditioning expected
return).
Return
Yang Diharapkan
(Expected Return)
Return yang
diharapkan akan
diperoleh oleh investor
di masa mendatang.
Berbeda dengan return
realisasi yang bersifat
sudah terjadi (ex post
data), return yang
diharapkan merupakan
hasil estimasi sehingga
sifatnya belum terjadi
(ex ante data).
Return
Yang Dipersyaratkan
(Required Return)
Return yang diperoleh
secara historis yang
merupakan tingkat
return minimal yang
dikehendaki oleh
investor atas
preferensi subyektif
investor terhadap
risiko.
Sumber-sumber return terdiri dari dua komponen:
1. Yield
komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan
yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.
Misalnya, dividen atau bunga.
2. Capital gains ( loss )
Capital gain/loss ( untung/rugi modal )  keuntungan/kerugian
yang diperoleh dari selisih harga jual dari harga beli sekuritas di
pasar sekunder
( Pt – Pt-1 ) / Pt-1
 Pemegang obligasi akan memperoleh dana yang diinvestasikan pada
jatuh tempo atau investor bisa menjualnya sebelum jatuh tempo .
 Pemegang saham, properti, dan instrumen investasi lainnya yang
tidak memiliki jatuh tempo, maka pengembalian dananya tidak
pasti, namun setiap saat bisa menjualnya.
Pengukuran
return realisasi
1.
2.
3.
4.
5.
Return total ( total return )
Relatif return ( return relative )
Kumulatif return ( return cumulative )
Return disesuaikan ( adjusted return )
Rata-rata return :
a. Rata-rata aritmetika ( arithmetic mean )
b. Rata-rata geometrik ( geometric mean )
1 Return Total
Return total mengukur perubahan kemakmuran, yaitu perubahan harga
saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang diterima. Sehingga
dapat menunjukkan tambahan kekayaan dari kekayaan sebelumnya.
Namun return total tidak mengukur total kemakmuran yang dimiliki.
Return
= Capital gain (loss) + Yield
Return Saham = (Pt – Pt-1 + Dt ) / Pt-1
Lanjutan . . . . .
Contoh 1 :
Periode
Harga Saham
( Pt )
Dividen
( Dt )
Return
( Rt )
1989
1750
100
-
1990
1755
100
0,060
1991
1790
100
0,077
1992
1810
150
0,095
1993
2010
150
0,193
1994
1905
200
0,047
1995
1920
200
0,113
1996
1935
200
0,112
Lanjutan . . . . .
Periode
(1)
Capital Gain ( Loss)
(2)
Dividend Yield
(3)
Return
(4)=(2)+(3)
1990
0,0029
0,0571
0,060
1991
0.077
1992
0,095
1993
0,193
1994
0,047
1995
0,113
1996
0112
Lanjutan . . . . .
 R1990
= (1755 – 1750 + 100) / 1750
= 0,060 atau 6,00%
Gain1990 = (1755 – 1750) / 1750
= 0,0029 atau 0,29%
Yield1990 = 100 / 1750
= 0,0571
Lanjutan . . . . .
Contoh 2:
Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp 120,00.
Harga saham bulan kemarin adalah sebesar Rp 1010,00 dan
bulan ini adalah sebesar Rp 1100,00. Return total bulan ini :
Return = Rp 1100 – Rp 1010 + (Rp 120 / 12)
Rp 1010
= 9,9 %
2 Relatif return
Relatif return = Return total + 1
Periode
(1)
Harga Saham
(2)
Dividen
(3)
Return
(4)
Relatif Return ( RRt )
(5)=(4)+(1)
1989
1750
100
-
-
1990
1755
100
0,060
1,060
1991
0.077
1992
0,095
1993
0,193
1994
0,047
1995
0,113
1996
0112
3 Kumulatif return
Kumulatif return digunakan untuk mengetahui total kemakmuran, yaitu
dengan menggunakan indeks kemakmuran kumulatif ( IKK
/cumulative wealth index ).
IKK mengukur akumulasi semua return mulai dari kemakmuran awal
( KK0 ).
IKK = KK0 ( 1 + R1 ) ( 1 + R2 )….. ( 1 + Rn )
IKK = mulai dari periode pertama sampai ke n
KK0 = kekayaan awal, biasanya digunakan nilai Rp 1
Rt = return periode ke-t, mulai dari awal periode ( t = 1 ) sampai akhir
periode ( t = n )
Lanjutan . . . . .
Periode
Return
IKK
1989
-
1,00
1990
0,060
1,060
1991
0,077
1,142
1992
0,095
1,250
1993
1994
1995
1996
4 Return disesuaikan
 Return yang dibahas sebelumnya adalah return nominal ( nominal return ) yang
hanya mengukur perubahan nilai uang tetapi tidak mempertimbangkan tingkat
daya beli dari nilai uang tersebut.
 Return yang disesuaikan dengan tingkat inflasi yang ada disebut dengan return riil
( real return ) atau return yang disesuaikan dengan inflasi ( inflation adjusted return ).
 RIA =
(1+R) - 1
( 1 + IF )
 RKA = [ RR. Nilai Akhir Mata Uang Domestik ] - 1
Nilai Awal Mata Uang Domestik
RIA = return disesuaikan dengan tingkat inflasi
R
= return nominal
IF
= tingkat inflasi
RKA = return yang disesuaikan dengan kurs mata uang asing
RR = relatif return
Lanjutan . . . . .
Contoh 1 : Return sebesar 17% yang diterima setahun dari surat berharga
jika disesuaikan dengan tingkat inflasi sebesar 5% untuk tahun yang sama,
akan memberikan return riil sebesar :
RIA = [(1 + 0,17 ) / (1+ 0,05 ) – 1
= 0,11429 atau 11,429%
Contoh 2 : Investor Indonesia yang membeli saham perusahaan Amerika
pada awal tahun 1997 mendapatkan return tahunan sebesar 15%. Pada
saat membeli sahamini, harga kurs beli US$ adalah sebesar Rp 2.000,00
dan pada akhir tahun, kurs jual adalah sebesar Rp 2.100,00 per US$.
Return bersih yang diperoleh setelah disesuaikan dengan kurs adalah
sebesar :
RKA = [ 1,15 x ( Rp 2.100 / Rp 2.000) ] - 1
= 0,2075 atau 20,75%
5 rata-rata Return
Rata-Rata Geometrik (geometric mean )



Rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif
dari waktu ke waktu
Lebih tepat digunakan untuk menghitung rata-rata return dari surat
berharga yang melibatkan beberapa periode waktu.
RG = [ ( 1 + R1 ) ( 1 + R2 ) ….. ( 1 + Rn )] 1/n - 1
Rata-Rata Aritmetik (arithmetic mean )


Tidak mempertimbangkan pertumbuhan
RA = ( R1 + R2 + ….. Rn ) / n
Lanjutan . . . . .
Contoh :
P0 = 500
P1 = 600
P2 = 550
R1 = ( Rp 600 – Rp 500 ) / Rp 500
R2 = ( Rp 550 – Rp 600 ) / Rp 600
RA = ( 0,2 – 0,833 ) / 2
RG = [ ( 1 + 0,2) ( 1 – 0,083) ] 1/2 – 1
= 0,2 atau 20%
= -0,083 atau -8,33%
= 0,05833
= 0,04883
PERBANDINGAN METODA RATA-RATA
ARITMATIK DENGAN GEOMETRIK
• Metode arithmetic mean kadangkala bisa menyesatkan terutama jika
pola distribusi return selama suatu periode mengalami prosentase
perubahan yang sangat fluktuatif. Arithmetic mean lebih baik dipakai
untuk menghitung nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat
kumulatif. Sedangkan metode geometric mean bisa mengambarkan
secara lebih akurat “nilai rata-rata yang sebenarnya” dari suatu
distribusi return selama suatu periode tertentu. Geometric mean
sebaiknya dipakai untuk menghitung tingkat perubahan aliran return
pada periode yang bersifat serial dan kumulatif (misalnya 5 atau 10
tahun berturut turut).
•
Hasil perhitungan return dengan metode geometric mean lebih kecil
dari hasil perhitungan metode arithmetic. mean.
Risiko investasi ?
Itu yang bagamana sih ?
Kasih tahu dong...
Pada hakekatnya investor berusaha meminimkan risiko untuk mendapatkan tingkat
hasil tertentu atau memaksimumkan hasil untuk tingkat risiko tertentu
Tipe Risiko Investasi
Stand-alone risk
Portofolio risk
Risiko yang muncul jika investor hanya
dengan aset tunggal
Risiko dari aset
pada portofolio investasi
Adalah penting untuk membedakan antara
risiko aset tunggal dan aset dalam portofolio
karena adanya perbedaan tingkat return yang
diterima oleh pemilik portofolio.
Stand-alone risk
Stand-alone Risk = Market Risk + Diversifiable Risk
Market risk / Nondiversiable risk / general risk / systematic risk
Diukur dengan beta
Bagian dari risiko berdiri sendiri (security’s stand-alone risk) yang
tidak dapat dieliminasi dengan diversifikasi, berkaitan dengan faktor
makro ekonomi yang mempengaruhi pasar.
Diversifiable Risk / Firm (firm)-specific risk / unsystematic risk / unique risk
Bagian dari risiko berdiri sendiri yang dapat diminimalkan dengan
diversifikasi, tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan, tapi
lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas.
Gambaran total risiko
Risiko portofolio
Total risiko
( total risk )
Jumlah saham dalam portofolio
Estimasi
Return Sekuritas
Untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu
aset tunggal ( stand-alone risk ), maka investor perlu
mengetahui distribusi probabilitas return aset
bersangkutan, yang terdiri dari ;
1 Tingkat return yang mungkin terjadi
2 Probabilitas terjadinya tingkat return tersebut
Estimasi
Return Sekuritas
Secara matematis, return yang diharapkan dapat ditulis
sebagai berikut:
n
E (R)   R i pri
i 1
dalam hal ini:
E(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri
= Return ke-i yang mungkin terjadi
pri = probabilitas kejadian return ke-i
n
= banyaknya return yang mungkin terjadi
CONTOH:
MENGHITUNG RETURN YANG DIHARAPKAN
• Sekuritas ABC memiliki skenario kondisi ekonomi seperti
dalam tabel di bawah ini:
Distribusi probabilitas sekuritas ABC
Kondisi Ekonomi
Probabilitas
Return
Ekonomi kuat
0,30
0,20
Ekonomi sedang
0,40
0,15
Resesi
0,30
0,10
Penghitungan return yang diharapkan dari sekuritas ABC tersebut
bisa dihitung dengan rumus sebelumnya, seperti berikut ini:
E(R) = [(0,30) (0,20)] + [(0,40) (0,15)] + [(0,30) (0,10)] = 0,15
Jadi, return yang diharapkan dari sekuritas ABC adalah 0,15 atau
15%.
Distribusi Probabilitas
Stock X
Stock Y
-20
0
15
Expected Rate of Return
50
Rate of
return (%)
ESTIMASI RISIKO
• Risiko aset tunggal bisa dilihat dari besarnya penyebaran
distribusi return. Ada dua ukuran risiko aset tunggal, yaitu :
1. Varians
2. Deviasi standar
•
Di samping ukuran penyebaran tersebut, perlu diukur
koefisien variasinya ( coefficient of variation ).
•
Koefisien variasi digunakan untuk menghitung risiko relatif
aset tunggal. Risiko relatif ini menunjukkan risiko per unit
return yang diharapkan, sehingga dapat digunakan untuk
mempertimbangkan faktor risiko dan return secara
bersamaan.
ESTIMASI RISIKO
•
Besaran risiko investasi diukur dari besaran standar deviasi dari return
yang diharapkan.
•
•
Deviasi standar ( standard deviation = SD = σi )
Mengukur risiko total atau risiko berdiri sendiri ( stand-alone risk ) dari
suatu investasi.
Merupakan akar kuadrat dari varians, yang yang menunjukkan
seberapa besar penyebaran variabel random di antara rata-ratanya;
semakin besar penyebarannya, semakin besar varians atau deviasi
standar investasi tersebut. Dengan kata lain semakin besar SD maka
probabilitas return untuk jauh di bawah expected return akan semakin
tinggi.
•
ESTIMASI RISIKO
• Varian  mengukur simpangan return aktual dari return
ekspektasi  = rata-rata deviasi kuadrat
• Rumus varians dan deviasi standar:
Varians return = 2 =  [Ri – E(R)]2 pri
Deviasi standar =  = (2)1/2
Dalam hal ini:
2
= varians return ( variance )

= deviasi standar ( standard deviation )
E(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri
= Return ke-i yang mungkin terjadi
pri
= probabilitas kejadian return ke-i
Contoh : Estimasi Risiko

Berikut ini adalah data return saham DEF:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Return (Ri)
Probabilitas (prI)
(1) x (2)
Ri – E(R)
[(Ri – E(R)]2
[(Ri – E(R)]2 pri
0,07
0,2
0,014
-0,010
0,0001
0,00002
0,01
0,2
0,002
-0,070
0,0049
0,00098
0,08
0,3
0,024
0,000
0,0000
0,00000
0,10
0,1
0,010
0,020
0,0004
0,00004
0,15
0,2
0,030
0,070
0,0049
0,00098
1,0
E(R) = 0,08
Varians = 2 = 0,00202
Deviasi standar =  = (2)1/2 = (0,00202)1/2 = 0,0449 = 4,49%
standar deviasi return
Koefisien variasi 
return yang diharapkan
Koefisien variasi 
0,0449
0,080
= 0,56125
Download