siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Sasar Pasar Nontradisional,
Kemendag Dorong Pebisnis Jajaki Pasar Amerika Selatan
Bandung, 2 Juni 2016 – Kementerian Perdagangan mendorong para pebisnis menyasar negaranegara nontradisional (emerging market) selain fokus pada negara tradisional guna menggenjot
peningkatan ekspor nonmigas. Salah satu negara nontradisional yang didorong untuk mulai
dijajaki ialah pasar Amerika Selatan, di samping juga Eropa Tengah dan Afrika.
Hal ini ditegaskan Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Karyanto Suprih pada Forum
Pertemuan Pelaku Ekspor Jawa Barat dengan tema “Meraih Pasar Amerika Selatan dalam Rangka
Meningkatkan Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia”, di Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/6).
“Kawasan Amerika Selatan menyimpan potensi yang sangat besar sebagai pasar bagi produk
Indonesia, namun nilai perdagangan Indonesia ke kawasan tersebut masih tergolong kecil.
Barang-barang konsumsi yang berpotensi besar yaitu produk tekstil, otomotif, dan hasil
pertanian,” ujar Karyanto.
Selama 2015, nilai ekspor Indonesia ke negara-negara di kawasan Amerika Selatan tercatat masih
sangat rendah. Nilai total eskpor Indonesia sebesar USD 2 miliar dimana 99%-nya merupakan
ekspor produk nonmigas. Adapun negara-negara utama tujuan ekspor nonmigas yaitu Brasil,
Argentina, dan Peru. Karyanto mengungkapkan, angka tersebut sangatlah rendah dibandingkan
dengan potensi yang ada.
Padahal menurut Karyanto, peluang pasar Amerika Selatan sanga terbuka lebar dengan penduduk
sekitar 387 juta jiwa dan pendapatan per kapita di atas USD 11.000. Pertumbuhan ekonomi
Amerika Selatan juga tidak terlalu terpengaruh dengan adanya krisis ekonomi yang melanda
Eropa, serta Amerika Selatan telah memiliki kelas menengah yang berjumlah lebih dari 100 juta
jiwa.
“Dengan perekonomian yang cukup baik tersebut, pola konsumsi golongan kelas menengah dapat
terus terdorong sehingga menciptakan peluang yang baik melakukan penetrasi pasar,” lanjut
Karyanto.
Negara-Negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi adalah Argentina, Ekuador, dan Peru
berada di atas 6,5%. Negara-negara Amerika Selatan dengan kelas menengah terbesar saat ini
adalah Uruguay (56%) dan Argentina (53%), sedangkan Bolivia (13%) dan Paraguay (19%)
merupakan negara yang memiliki kelas menengah terendah di Amerika Selatan.
Karyanto mengungkapkan beberapa alasan yang menyebabkan minimnya perdagangan Indonesia
ke wilayah tersebut, yaitu karena eksportir masih menganggap lokasi Amerika Selatan terlalu jauh,
keuntungan yang belum dapat diprediksi, serta karena Amerika Selatan masih tidak ada dalam
struktur promosi. Selain itu, produk yang dihasilkan juga masih belum berorientasi pada customer.
Oleh karena itu, Karyanto mengharapkan para produsen untuk dapat berinovasi dan berkreasi
dalam menciptakan produk yang dapat diminati oleh pasar Amerika Selatan.
Pada Forum Pertemuan Pelaku Ekspor yang diselenggarakan Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor
Ditjen Perdagangan Luar Negeri itu, dihadiri lebih dari 100 orang peserta yang terdiri dari pelaku
ekspor, UKM, KADIN Daerah, asosiasi, akademisi, dan instansi pemerintah di Provinsi Jawa Barat.
Sedangkan para pembicara dalam forum tersebut adalah Perwakilan Pusat Pengkajian
Perdagangan Luar Negeri Kemendag Kasan Muhri, mantan Indonesian Trade Promotion Center
(ITPC) Sao Paolo Bayu Setiawan, Ketua Ikatan Eksportir dan Importir Amalia, dan Direktur PT.
Asuransi ASEI Badruz Zaman.
Pada kesempatan tersebut, Karyanto juga mengimbau para eksportir yang ingin memasuki pasar
di Amerika Selatan agar mencari informasi melalui Perwakilan Republik Indonesia, seperti Atase
Perdagangan atau Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dalam rangka menyukseskan
penetrasi pasar nontradisional. Langkah lain yang bisa dilakukan dalam rangka mendukung para
eksportir untuk memaksimalkan pasar Amerika selatan adalah pemanfaatan trade financing di
Indonesia.
Karyanto menyatakan, skema pembiayaan ekspor merupakan hal yang sangat penting bagi
industri-industri di Indonesia dalam meningkatkan daya saing produk-produk ekspornya.
“Tujuan pemberian pembiayaan ekspor nasional adalah untuk mempercepat laju pertumbuhan
perdagangan luar negeri Indonesia dan meningkatkan daya saing pelaku bisnis, serta menunjang
kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong program peningkatan ekspor nasional,” ujarnya.
Perorangan yang berdomisili di dalam dan luar negeri, maupun badan usaha yang berbadan
hukum ataupun tidak, dapat memperoleh pembiayaan ekspor dari Lembaga Pembiayaan dan
Asuransi Ekspor. Lembaga keuangan ini dapat memberikan pembiayaan, penjaminan, dan jasa
konsultasi bagi eksportir nasional.
“Jika ekspor ke kawasan nontradisional seperti Amerika Selatan itu dapat ditingkatkan, maka akan
sangat berarti bagi upaya Pemerintah menaikan nilai ekspor nonmigas,” tutup Karyanto.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Luther Palimbong
Kepala Biro Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Nusa Eka
Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021- 3450071/021- 3450071
Email: [email protected]
Download