SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA RAPAT KERJA KEMENDAG TAHUN 2016 JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Salam Pembuka: Yang kami hormati: - Pimpinan Komisi VI DPR-RI; Bapak Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; Sdr. Menteri Perindustrian RI atau yang mewakili; Sdr. Menteri Pertanian RI atau yang mewakili; Sdr. Kepala BKPM atau yang mewakili; Sdr. Kepala BNP2TKI; Para Pejabat Eselon I dan Eselon II Kementerian terkait maupun Kementerian Perdagangan; Duta Besar Indonesia untuk WTO di Jenewa dan Kepala KDEI Taipei; Para Kepala Dinas yang Membidangi Perdagangan di Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota dari Seluruh Indonesia; Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri (Atase Perdagangan, Konsul Dagang, ITPC); Perwakilan Asosiasi dan Pelaku Usaha; Perwakilan Akademisi; Para hadirin yang berbahagia. Selamat pagi, salam sejahtera Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena pada hari ini kita dapat berkumpul bersama dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2016. Selamat datang di Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2016 yang berlangsung tiga hari mulai tanggal 26 – 28 Januari 2016. Apresiasi dan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu dan juga kerja sama Bapak/Ibu yang mulai terbina sejak saya menjabat sebagai Menteri Perdagangan 6 bulan yang lalu. Pengantar Arahan: Topik "Modernisasi Infrastruktur Perdagangan untuk Ekonomi Indonesia di Abad 21" dipilih dengan harapan kita semua dapat memahami dinamika baru dunia perdagangan global yang sedang dihadapi saat ini. 1 Oleh karena itu sambutan saya kali ini akan sedikit panjang, namun saya berharap dapat dijadikan landasan pembahasan guna menyamakan persepsi di antara pusat dan daerah serta strategi tahun ini dan ke depan di lingkungan Kementerian Perdagangan serta mitra kerja pemerintah daerah dan dunia usaha. POIN-POIN PENTING: Strategi Perdagangan 2016 1. Saya menyambut 2016 dengan optimis. Hal ini didasari oleh adanya tim ekonomi kabinet yang semakin solid dengan pola pikir, arah kebijakan, dan semangat reformasi ekonomi yang berlangsung saat ini; 2. Kementerian Perdagangan selaku pembina sektor perdagangan mengedepankan pada tiga kebijakan utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang terdiri dari: (1) upaya meningkatkan pertumbuhan kinerja ekspor dan perluasan akses pasar yang berkelanjutan, (2) meningkatkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas, tanpa menafikan (3) tata kelola pemerintahan yang baik di sektor perdagangan. 3. Oleh karena itu, harus ada upaya yang sungguh-sungguh untuk melakukan reformasi pada rantai supply (supply-side reform), artinya penyumbat atau penghalang kemajuan ekonomi dan perdagangan harus dihilangkan. Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk menghilangkan sumbatan tersebut. Isu klasik yang sering dikeluhkan saat ini adalah asupan listrik, gas, jalan, jembatan, pelabuhan maupun perizinan yang rumit dan tidak efisien; 4. Presiden RI menargetkan Indonesia berada di urutan ke-40 dalam daftar “ease of doing business” World Bank, bukan lagi di urutan 109 seperti tahun 2015 lalu. 5. Apa yang harus kita lakukan? Menurut saya melanjutkan momentum program rasionalisasi dan penyederhanaan yang dimulai September 2015. Tahun ini akan terus bergulir bahkan akan semakin gencar dan memiliki dampak yang luas (big bang). Deregulasi dan debirokratisasi ini penting agar iklim bisnis dan investasi yang kondusif di Indonesia tercipta. 6. Fasilitasi ekspor impor yang baik adalah idaman saya; Saya melihat Kementerian Perdagangan memiliki peran besar dalam hal ini. Hal ini dapat diwujudkan antara lain dengan: a. Budaya perizinan akan kita potong dan dapat diotomatisasi serta diubah menjadi budaya pelayanan dan pengembangan. Banyak produk yang baik, namun tidak bertahan secara konsisten dan belum masuk ke rantai pasokan global. 2 b. Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) akan saya fokuskan untuk membantu pengembangan produk sehingga siap mengglobal. Sama halnya dengan Ditjen Perdagangan Luar Negeri dan Perdagangan Dalam Negeri, yang akan saya fokuskan untuk melayani dan memfasilitasi bisnis termasuk pengembangan ecommerce maupun pengembangan pasar rakyat. c. Pelaksanaan e-licensing INATRADE untuk mendukung Indonesia National Single Window (INSW); Pemberlakuan mandatory online bagi pengajuan beberapa jenis perizinan di bidang perdagangan; Pemberlakuan sistem e-SKA (Surat Keterangan Asal) untuk dokumen ekspor. d. Penerapan Sertifikasi Mandiri, dengan menetapkan secara resmi 15 eksportir untuk mengikuti Pilot Project skema Self-Certification atau Sertifikasi Mandiri dalam kerangka ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA); e. Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE). Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di luar negeri melalui kemudahan impor bahan baku; 7. Dalam paket deregulasi dan debirokratisasi Tahap I pada September 2015, Kementerian Perdagangan telah menyederhanakan dan merelaksasi perizinan melalui penerbitan 24 Peraturan Menteri Perdagangan, atau telah dapat memangkas 49 perizinan (28,9%) dari 169 perizinan ekspor-impor di Kementerian Perdagangan. 8. Abad ke-21 adalah abad Perdagangan Jasa (services): a. RTT telah melakukan transisi dalam ekonominya dari manufacturing based menjadi services oriented export. b. Untuk Indonesia, perjuangan tahun ini dan ke depan adalah pengembangan industri jasa, dan menurut saya Indonesia memiliki keunggulan dalam hal tersebut. c. Basis dari industri jasa ini adalah Sumber Daya Manusia (SDM), dan kualitas SDM penduduk Indonesia sangat tinggi. Yang perlu dipacu adalah penyiapan tenaga kerja terampil dengan keterampilan seperti hospitality services, jasa pilot, pelayaran, bengkel, serta sektor keuangan. Khusus jasajasa pelayaran dan re-asuransi, perlu dipacu lebih kuat karena keduanya memiliki andil dalam neraca perdagangan total. 9. Infrastruktur perdagangan dalam negeri: a. Menjaga inflasi pada kisaran 3,3% sebagaimana capaian pada tahun 2015. b. Untuk itu harga pangan pokok senantiasa dimonitor agar ketersediaannya cukup di pasar. Tata niaga dan efisiensi perdagangan intra dan inter insuler kami coba kelola dengan baik sambil terus menerus mempertimbangkan terobosan agar supply dapat memenuhi demand yang ada. 3 Perundingan perdagangan internasional. Di bidang perundingan perdagangan internasional, tahun ini Kementerian Perdagangan akan memperluas akses pasar melalui kerja sama FTA-CEPA dengan EU, EFTA, Turki, dan Australia. Selain itu memaksimalkan keikutsertaan Indonesia dalam MEA sebagai pasar tujuan ekspor dan kesempatan/lapangan kerja baru. Saya ingin mengajak seluruh peserta merenungkan hakikat dari perjanjian perdagangan tersebut. Sebagaimana pernyataan Bapak Presiden, FTA adalah keniscayaan. Jika kita ingin maju maka kita harus berlomba, dan terbuka terhadap perubahan, termasuk terbuka terhadap perdagangan. Negara pesaing Indonesia telah melaksanakan berbagai perjanjian bilateral dan regional serta prulilateral, jika kita tidak lakukan maka kita akan tertinggal. Indonesia adalah negara yang gigih dan bukan pecundang, maka Kemendag saat ini tengah berjuang keras agar berbagai perjanjian tersebut dapat dinegosiasikan dan selesai cepat sehingga dapat dirasakan manfaatnya. Branding dan integrasi kegiatan promosi Trade, Tourism, and Investment (TTI). Sudah waktunya Indonesia melakukan penguatan branding Indonesia. Brand Indonesia harus dapat mengangkat citra produk, iklim investasi maupun destinasi Indonesia. Oleh sebab itu, saya mengajak Bapak dan Ibu Kepala Dinas Perdagangan di Provinsi, Kabupaten/Kota yang hadir di sini, untuk bersama selalu mencantumkan kata INDONESIA di setiap produk, seperti Product of Indonesia atau Made in Indonesia. Kebiasaan ini penting, bukan saja karena merupakan persyaratan teknis ekspor namun juga menumbuhkan kebanggaan kita jika produk Indonesia beredar di pasar dunia. Semoga dengan adanya Badan Promosi Indonesia (BPI) maka program promosi dapat lebih efektif dalam mendukung branding nasional kita. Terakhir: Fourth Industrial Revolution Saya baru saja kembali dari Annual Meeting World Economic Forum di Davos, yang tahun ini bertemakan Fourth Industrial Revolution, yaitu bagaimana revolusi industri mengubah pola produksi, distribusi dan konsumsi, serta bagaimana menghadapi tantangan yang akan datang. Dunia saat ini memfokuskan diri dalam menghadapi revolusi industri, dimana peran artificial intelligence, robot, technology, social media, penggunaan cyber system, akan berada dekat di tengahtengah kita. Indonesia dalam hal ini tidak boleh berpangku tangan, tapi harus beradaptasi dan mencoba masuk ke dalam dinamika baru tersebut. 4 Harapan saya, Bapak dan Ibu seluruh Atdag dan ITPC serta Kepala Dinas Perdagangan di provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk mulai memahami lebih dalam mengenai sosial media – bukan untuk hiburan semata, tapi lebih pada memanfaatkan untuk menggapai dunia luar dan berpromosi untuk produk dan jasa kita. Dengan internet, tidak ada lagi batas yang jelas dari satu negara dengan negara yang lain, jadi artinya pasar kita adalah dunia. Manfaatkan hal tersebut. Saya telah meminta Kepala Pusat Humas untuk mengelola grup Facebook (FB) dimana kita dapat saling bertukar pikiran, komunikasi, menginspirasi dan belajar satu dengan yang lain. Di tengah era kompetisi mari bahu-membahu saling tolong menolong. (sekaligus meluncurkan FB Kemendag) Akhirnya: Mohon dukungan dari seluruh pemangku kepentingan (Kementerian atau Lembaga terkait, pemerintah daerah, dan pelaku usaha) Penutup: Sebagai penutup, kami berharap kehadiran Bapak Menko Perekonomian pada Raker Kemendag Tahun ini dapat memberikan semangat dan inspirasi bagi kami dan seluruh peserta yang hadir. (meminta Menko utk memberikan arahan kunci sekaligus membuka Raker) Selamat Pagi, Terima kasih. Thomas Trikasih Lembong Menteri Perdagangan 5