SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kemendag Tetapkan Eksportir Bersertifikat Guna Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Jakarta, 10 Desember 2013 – Menteri Perdagangan hari ini, Selasa (10/12), menetapkan secara resmi 15 eksportir untuk mengikuti Pilot Project skema Self-Certification atau Sertifikasi Mandiri dalam kerangka ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA). Dengan penetapan ini, para eksportir yang sebelumnya membutuhkan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA) untuk menikmati konsesi penurunan Bea Masuk dapat digantikan dengan dokumen invoice yang diterbitkan oleh eksportir sendiri. “Penerapan skema Sertifikasi Mandiri adalah implementasi dari reformasi birokrasi pada bidang ketatalaksanaan (business process) karena skema ini telah memotong jalur pemrosesan dokumen,” jelas Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan. "Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 nanti, skema tersebut diharapkan dapat menekan biaya produksi dan dapat meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia di negara tujuan," imbuhnya. Sebanyak 15 eksportir yang mengikuti Pilot Project ini merupakan produsen berbagai jenis kategori produk. Semua eksportir ini memenuhi persyaratan dalam penetapannya sebagai Eksportir Bersertifikat (EB) yaitu eksportir produsen yang rutin mengekspor ke negara ASEAN dan telah lulus dari hasil survei yang dilakukan oleh surveyor independen. Survei ini dilakukan untuk mengetahui eligibilitas produk ekspor yang diproduksi dalam pemenuhan ketentuan asal barang (Rules of Origin) sebagai aturan dasar dalam seluruh liberalisasi perdagangan. Beberapa pokok pengaturan dalam ketentuan sertifikasi mandiri ini sebagai berikut: a. Sertifikasi Mandiri untuk barang ekspor Indonesia dalam bentuk Pernyataan Invoice hanya dapat diterbitkan oleh Eksportir Produsen yang telah mendapat penetapan sebagai Eksportir Bersertifikasi (EB). b. Pernyataan Invoice hanya dapat digunakan untuk mengekspor barang ekspor Indonesia ke negara Laos dan Filipina. c. Pernyataan Invoice tidak dapat digunakan bersamaan dengan SKA untuk transaksi ekspor barang yang sama. d. Persyaratan untuk mendapatkan penetapan sebagai EB, antara lain Eksportir Produsen pengguna SKA Form D, memahami ATIGA ROO, memiliki sistem teknologi informal dan telah dilakukan Verifikasi Asal barang (VAB) oleh Surveyor. e. VAB oleh Surveyor meliputi nama perusahaan, alamat perusahaan, TDP, uraian barang nomor HS, satuan jenis barang dan kriteria asal barang. Laporan VAB berlaku selama 2 (dua) tahun. f. Dalam pelaksanaan Sertifikasi Mandiri (SM) system yang dipakai adalah sistem e-SM yang telah terintegrasi dengan sistem e-SKA. Ketentuan Sertifikasi Mandiri (Self-Certification) diterbitkan melalui Permendag Nomor 39/MDAG/PER/8/2013 tentang Sertifikasi Mandiri (Self-Certification) Dalam Kerangka Proyek Percontohan Kedua Untuk Pelaksanaan Sistem Sertifikasi Mandiri yang ditandatangani pada 13 Agustus 2013. Permendag diterbitkan dalam rangka melaksanakan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2013 dan tindak lanjut dari MoU among the Governments of the Participating Member States of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) on the Second Pilot Project for the Implementation of a Regional Self-Certification System pada 29 Agustus 2013, di Siem Reap, Kamboja antara negara Indonesia, Laos, dan Filipina. Ketiga negara tersebut sepakat untuk melakukan Pilot Project ke-2, menyusul negara ASEAN lainnya seperti Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand yang telah melaksanakan Pilot Project terlebih dahulu. Kesepakatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing produk ekspor dan mempercepat arus barang dalam liberalisasi perdagangan di ASEAN, sesuai dengan arah dan keputusan dari AEC 2015, AFTA Council, the Senior Economic Officials Meeting (SEOM), the Coordinating Committee on the Implementation of the ATIGA (CCA) and the Sun-Committee on ATIGA Rules of Origin (SC-AROO). "Rencana implementasi pilot project ini diharapkan sudah dapat dimulai pada kuartal pertama tahun 2014 menunggu kesiapan dari negara mitra ASEAN lainnya. Skema Sertifikasi Mandiri ini bertujuan untuk memperkuat hubungan perdagangan dengan meningkatkan kelancaran arus barang melalui penerapan sistem Sertifikasi Mandiri antara Indonesia, Laos dan Filipina", tambah Mendag. Pada kesempatan yang sama, Mendag memberikan apresiasinya kepada seluruh Instansi Penerbit SKA (IPSKA) di seluruh Indonesia atas komitmennya dalam memberikan layanan kepada seluruh dunia usaha. Khususnya terkait penerbitan SKA dengan menggunakan sistem e-SKA yang dinilai telah berjalan dengan baik. Dalam rangka liberalisasi perdagangan berupa FTA/EPA yang diikuti oleh Indonesia, dokumen SKA yang diterbitkan oleh IPSKA tersebut dapat dimanfaatkan oleh eksportir untuk menikmati fasilitas penurunan atau pembebasan bea masuk. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected] Junaedi Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3450071 Email: [email protected]