Inom Nasution, Manajemen Konflik... MANAJEMEN KONFLIK DI SEKOLAH Inom Nasution1 ABSTRAK Dalam suatu organisasi tidak terlepas dari konflik. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah harus dapat mengetahui factor-faktor timbulnya konflik. Ketidak cocokan antar dua pihak yang terlibat konflik terjadi karena kelangkaan sumber daya, baik berupa dana, promosi, prestise, perbedaan penafsiran ide, ketidaksesuaian sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, kekuasaan maupun bentuk yang mendukung satu pihak menghargai pihak lain. Sumber-sumber konflik diantaranya keterbatasan sumber daya organisasi, (2) kegagalan komunikasi, (3) perbedaan sifat, nilai-nilai dan persepsi, (4) saling ketergantungan tugas, (5) sistem penggajian. Strategi penyelesaian konflik (a) negosiasi yang berarti proses dimana dua kelompok yang bertikai duduk bersama untuk saling membuat penawaran, kontra-penawaran, dan kesepakatan dalam upaya memecahkan masalah perbedaan-perbedaan yang terjadi, (b) negosiator dari pihak ketiga atau mengundang pihak ketiga yang terampil melakukan tawar menawar dan negosiasi, (c) mediator yang berarti mengundang pihak ketiga yang berada pada posisi netral untuk membantu pihak yang bertikai merekonsiliasi perbedaan-perbedaan yang timbul diantara mereka, dan (d) artiber atau pihak ketiga yang memiliki kewenangan menerapkan solusi atas perbedaan pihak-pihak yang bertikai. Kata Kunci: Manajemen, Konflik, Penyelesaian Konflik 1 Inom Nasution, Dosen Prodi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi – STKIP Bina Bangsa Getsempena, Jalan Tgk Chik Di Tiro, Peuniti, Banda Aceh, Telepon 0651-33427 ISSN 2086 – 1397 Volume I Nomor I Januari-Juni 2010 | 45 Inom Nasution, Manajemen Konflik... A. Pendahuluan dan wewenang dan lain-lain. Kompleksitas Kemajuan-kemajuan di bidang teknologi ini dapat merupakan sumber potensial dan mendorong untuk timbulnya konflik dalam organisasi, perkembangan berbagai aspek kehidupan terutama konflik yang berasal dari sumber manusia diantaranya dalam berkumpul dan daya manusia, dimana dengan berbagai hidup berkelompok. Sebagai suatu bentuk latar kumpulan manusia dengan kaitan tertentu mempunyai tujuan yang berbeda pula atau syarat-syarat tertentu, maka organisasi dalam tujuan dan motivasi mereka dalam telah pula berkembang dalam berbagai bekerja. sosial aspek budaya termasuk ukuran belakang yang berbeda dan kompleksitasnya. Seorang pimpinan (kepala) yang ingin memajukan Sekolah/Madrasah organisasi kecil teknologi dan tentu sebagai bentuk menuntut kemajuan perkembangan organisasinya (sekolah/madrasah), harus memahami faktor-faktor apa saja yang menyebabkan dalam timbulnya konflik, baik konflik di dalam berbagai aspek. Baik perkembangan ilmu individu maupun konflik antar perorangan pengetahuan dan teknologi, budaya maupun dan konflik di dalam kelompok dan konflik organisasi. antar kelompok. Pemahaman faktor-faktor tersebut akan lebih memudahkan tugasnya Semakin besar ukuran suatu organisasi dalam hal menyelesaikan konflik-konflik semakin yang terjadi dan menyalurkannya ke arah cenderung menjadi kompleks keadaannya. Kompleksitas ini menyangkut perkembangan yang positif. berbagai hal seperti kompleksitas alur informasi, kompleksitas komunikasi, pembuat keputusan, Kata konflik berasal dari kata confligere, kompleksitas pendelegasian wewenang dan conflictuan artinya saling berbenturan, yaitu sebagainya. semua bentuk benturan, tabrakan, ketidak kompleksitas B. Pengertian Konflik sesuaian, pertentangan, perkelahian, oposisi Kompleksitas lain adalah sehubungan dan interaksi yang antagonistis dengan sumber daya manusia. Seperti kita pertentangan.2 ketahui bahwa sehubungan dengan sumber mengemukakan daya manusia ini dapat diidentifikasi pula pertentangan yang terjadi antara apa yang berbagai kompleksitas seperti kompleksitas diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, jabatan, kompleksitas tugas, kompleksitas kedudukan dan status, kompleksitas hak ISSN 2086 – 1397 Mangkunegara konflik adalah suatu 2Kartini kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), p. 213 Volume I Nomor I Januari-Juni 2010 | 46 Inom Nasution, Manajemen Konflik... orang lain, organisasi dengan kenyataan apa sesuai dengan minatnya.7 Kretiner dan yang diharapkannya.3 Kinicki mendefinisikan adalah proses Kreither mengemukakan konflik dapat bahwa konflik satu pihak dimana menganggap bahwa kepentingan- ditinjau dari proses, konflik dapat terjadi kepentingannya ditentang atau jika satu pihak atau kelompok melihat pihak negatif dipengaruhi oleh pihak lain.8 secara lain memiliki sikap yang negatif atau berbeda tentang hal-hal yang dipedulikan Winardi atau konflik dapat terjadi jika satu pihak terjadi apabila dua orang individu yang merasa yang dimaui satu pihak lain itu masing-masing berpegang pada pandangan ditentang atau disikapi secara negative oleh yang sama sekali bertentangan satu sama 4 menambahkan bahwa konflik pihak lain. P.Vecchio berpandangan lain, lain, dan mereka tidak pernah berbeda, serta konflik sebagai suatu proses yang terjadi mereka cenderung tidak toleran, maka jika seseorang memandang orang atau dapaat dipastikan akan timbulnya konflik.9 kelompok lain frustasi pada sesuatu yang paling dikehendaki.5 Schnild and Scochan dikutip Kenneth dan Yukl bahwa konflik adalah perselisihan Usman mengemukakan konflik adalah antara dua orang pihak yang ditandai pertentangan antara dua atau lebih terhadap dengan menunjukkan permusuhan secara satu hal atau lebih dengan sesama anggota terbuka dan atau mengganggu dengan organisasi atau dengan organisasi lain, dan sengaja pencapaian tujuan yang menjadi pertentangan dengan haati nurani sendiri.6 lawannya.10 Greenberg mengartikan konflik sebagai suatu proses yang terjadi jika seseorang Sementara Indrawijaya menyatakan bahwa individu atau suatu kelompok memandang konflik adalah berbagai bentuk hubungan bahwa antar manusia yang bersifat berlawanan individu atau kelompok lain bertindak atau akan segera bertindak tidak 7Jerald A.A. Anwar Prabu mangkunegara, Perilaku dan Budaya Organisasi, Perilaku dan Budaya Organisasi, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2005) p. 21 4Robert Kreither, dan angelo Kinicki, Organizational Behavior, (New York: Irwin McGraw-Hill,Inc, 2001), p.447 5 Robert P.Vecchio, Organizational Behavior, (New York: the Dryden Press,1995), p.468 6 Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), p.387 3 ISSN 2086 – 1397 Greenberg dan Robert A.Baron, Behavior in Organizations, (New Jersey: Prentice Hall Int,Inc, 1997),p.380 8 Robert Kreitner dan Angelo Kinicki,Organizational Behavior (Perilaku Organisasi.) Diterjemahkan Early Suandy buku 2 (Jakaarta: Salemba Empat, 2005),p.153 9 Winardi, Manajemen Konflik, (Bandung: Mandar Maju,2004), p.3 10 Kenneth M. Wexley, Gary A.Yuki, Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), p.229 Volume I Nomor I Januari-Juni 2010 | 47 Inom Nasution, Manajemen Konflik... (antagonistik) ia dapat terlihat secara jelas Konflik terjadi disebabkan oleh berbagai dan dapat pula tersembunyi.11 faktor dari dalam organisasi maupun faktor lain dari luar organisasi. Dari beberapa pengertian tersebut terdapat mengemukakan kesamaan berkaitan dalam organisasi adalah, (1) keterbatasan dengan sikap saling beroposisi , halangan sumber daya organisasi, (2) kegagalan dan asumsi dua pihak atau lebih yang komunikasi, (3) perbedaan sifat, nilai-nilai berkepentingan atau tujuan yang tidak dan persepsi, (4) saling ketergantungan cocok. Ketidak cocokan antar dua pihak tugas, (5) sistem penggajian. 13 yang pengertian terlibat yaitu konflik terjadi penyebab Wahyudi konflik dari karena kelangkaan sumber daya, baik berupa dana, Sumber daya organisasi, terutama sumber promosi, prestise, perbedaan penafsiran ide, daya material dan keuangan ada batasnya, ketidaksesuaian sasaran dan tujuan yang tidak semua kebtuhan terpenuhi sehingga ingin dicapai, kekuasaan maupun bentuk sering yang mendukung satu pihak menghargai pertentangan pihak lain memperolehnya. mengalokasikan menimbulkan antar persaingan unit atau kerja dan untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas bagi pencapaian C. Sumber Konflik sasaran organisasi. Kegagalan komunikasi Konflik bersumber dari berbagai macam dikarenakan proses komunikasi tidak dapat persoalan yang ada dalam organisasi. Davis berlansung dan Newstrom berpendapat bahwa konflik dipahami oleh bawahan karena perbedaan mucul disebabkan oleh Organizational pengetahuan, kebutuhan, dan nilai-nilai change, personality clashes, different sets yang diyakini masing-masing pihak. secara baik, pesan sulit of values, threats to status, costrasting perseptions and points of view.12 Artinya Setiap anggota organisasi mewarisi nilai- organisasi yang dinamis selalu mengalami nilai perubahan, dan perubahan yang terjadi kehidupannya dan sistem nilai merupakan sebagai usaha menyesuaikan perkembangan pandangan hidup sehinggga mempengaruhi ilmu pengetahuan dan tekonologi, ataupun perilaku berupaya meningkatkan pelayanan kepada ketergantungan dalam pekerjaan terjadi pihak-pihak antara yang berkepentingan (stakeholder). berdasarkan dalam dua atau latar belakang bekerja. lebih individu Saling atau kelompok unit kerja bergantung antara satu dengan yang lain. Sedangkan perbedaan Adam I Indarawijaya, Perilaku Organisasi (Bandung: algerindo, 2002), p. 169 12 Davis dan Newstrom, atwork . opcit p.209 11 ISSN 2086 – 1397 Wahyudi, Manajemen Konflik dalam Organisasi. ( Bandung: Alfabeta, 2006), p.96 13 Volume I Nomor I Januari-Juni 2010 | 48 Inom Nasution, Manajemen Konflik... kriteria dalam sistim imbalan dapat penerapannya terlalu kaku dan keras. 16 menyebabkan konflik. Imbalan diberikan Setiap anggota organisasi mewarisi nilai- kepada nilai individu atas kinerja yang ditampilkan. berdasarkan latar belakang kehidupannya, penerapan sangsi ataupun hukuman sebagai akibat dari penerapan Sedangkan penyebab konflik yang aturan yang ketat menyebabkan individu bersumber dari luar organisasi (faktor bekerja berdasarkan eksternal) adalah, (1) perkembangan iptek, didasari motivasi. ancaman bukan (2) peningkatan kebutuhan masyarakat, (3) regulasi dan kebijakan pemerintah, (4) Getzels munculnya kompetitor baru, (5) keadaan membuat politik dan keamanan, (6) keadaan ekonomi organisasi pada umumnya sebagaimana masyarakat.14 gambar berikut. Sementara Greenberg melihat dan Guba dikutip Wahyudi model sumber-sumber konflik sumber konflik dari berbagai sebab, yang dapat Lemb aga dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu (1) Pera nan Harap an ins faktor komunikasi, (2) faktor struktural yang meliputi ukuran organisasi, heterogenitas staf, partisipasi perbedaan Lini-Staf, system ketergantungan (kekuasaan) penghargaan, saling sumber-sumber, power dan, (3) faktor Sist em Sosi al Perilaku yang tampak Indivi du Kepriba dian Nilai Kultu ral perilaku 15 pribadi. Gambar 2.7: Model Sumber- sumber Konflik dalam Organisasi Terkadang konflik dapat pula terjadi dalam Pendidikan dari Getzels dan Guba berbagai situasi kerja organisasi. Owens dalam menyatakan bahwa aturan-aturan Konflik dalam organisasi(Bandung: yang diberlakukan dan prosedur yang tertulis dan Wahyudi, Manajemen Alfabeta, 2006), h.45 tidak tertulis dapat meyebabkan konflik jika Getzels dan Guba menyimpulkan bahwa dalam organisasi terdapat sejumlah tipe dan sumber-sumber 14 Wahyudi, Ibid, p. 97 Greenberg dan Robert A.Baron, Behavior in Organizations, (New Jersey: Prentice Hall Int,Inc, 1997),pp.470-473 15Jerald ISSN 2086 – 1397 16 konflik yaitu, harapan Robert G. Owens, Organizational Behavior in Education (Boston : Allyn and Bacon, 1991), p.250 Volume I Nomor I Januari-Juni 2010 | 49 Inom Nasution, Manajemen Konflik... institusional dan nilai kultural, harapan pendidikan konflik peranan dapat terjadi peranan dan disposisi kepribadian, dan pada kepala sekolah yang diharapkan lebih peranan dengan peranan, dan konflik yang banyak mencurahkan waktu untuk kegiatan bersumber supervisi dari kepribadian-kepribadian yang kacau. guru dan pengembangan kurukulum, akan tetapi dalam kenyataan sebagai besar waktu digunakan untuk Konflik antara disposisi harapan kepribadian, peranan konflik dan antara kegiatan administrasi dan kegiatan di luar sekolah. harapan peranan dan disposisi kepribadian terjadi disebabkan oleh ketidak cocokan Konflik kepribadian sebagai akibat dari antara dimensi institusional (idiografis) dan kepribadian yang tidak stabil dan tidak dimensi individual (nomotetis). Pada kasus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan seperti ini terdapat pertentangan timbal organisasi. balik dan mengahadapi disposisi pribadi, dan individu dihadapkan menunjukkan suatu pilihan untuk memenuhi kebutuhan bersahabat, pribadi dengan guru, tugas tidak dilaksanakan anatara atau harapan tuntutan organisasi lembaga, maka seseorang harus menyesuaikan diri dengan Di sekolah guru konflik sikap tidak yang kepribadian yang dapat kurang bekerjasama dengan baik. keadaan yang kurang menyenangkan, tapi jika individu memilih untuk memenuhi kepentingan pribadi menyalahi terjadi melalui suatu proses kondisi yang peranan sebagai anggota organisasi yang mendahului, konflik yang dapat dirasakan, mempunyai dan konflik yang dapat diamati, konflik timbul, tanggung jawab yang harus dialakukan. penyelesaian atau tekanan, dan akibat Perilaku penyelesaian atau tekanan, dan akibat tugas yang berarti Wahjosumidjo menyatakan konflik dan tanggung ditampilkan untuk konflik.17 kepentingan pribadi dapat mengganggu penyelesaian Proses konflik pencapaian tujuan organisasi. tersebut dilukiskan melalui gambar berikut. Keadaan/kon disi yang mendahului Konflik antara harapan institusional dengan nilai kultural, dalam situasi pendidikan Dapat diamati terdapat konflik semacam ini. Peranan dapat diartikan sebagai pola perilaku yang Dapat dirasak an Konflik timbul diharapkan dari seseorang pada waktu menjalankan fungsi jabatan tertentu dalam berinteraksi dengan orang lain. Pada bidang 17 ISSN 2086 – 1397 Wahjosumidjo, Opcit, p. 48 Volume I Nomor I Januari-Juni 2010 | 50 Inom Nasution, Manajemen Konflik... dipandang sebagai peristiwa yang merisaukan bagi pimpinan (manajer), akan Dari gambar tersebut terlihat bahwa kepala tetapi justru dengan munculnya konflik, sekolah harus dapat memahami aspek-aspek organisasi menjadi dinamis. yang ada pada suatu konflik dan mampu mengantisipasi serta mengelola atau menertibkan konflik dengan efektif. D. Penyelesaian konflik Konflik terkadang tidak hanya harus diterima dengan baik, akan tetapi juga harus Konflik di sekolah dapat menimbulkan dikelola agar konflik dapat meningkatkan dampak positif dan negatif, serta dapat perubahan, perkembangan organisasi dan mendorong meningkatkan inovasi, kreativitas dan kinerja. Kepala sekolah adaptasi. Sekolah yang tidak berkembang dalam menangani suatu konflik yang bisa jadi disebabkan karena kepala sekolah terjadi di sekolah, yang terlalu mudah merasa puas dengan cara atau metode dalam prestasi yang telah dicapai, sehingga kurang (mengelola) konflik. peka terhadap perubahan lingkungan, dan konflik, tidak ada perbedaan pendapat maupun manajemen konflik yang ditawarkan oleh gagasan baru. Mengingat konflik tidak para ahli. ada perlu memperhatikan manajemen Untuk menangani beberapa metode dalam dapat dihindari, pendekatan yang baik untuk diterapkan kepala sekolah adalah Daft dan Noe mengemukakan alternative mencoba memanfaatkan konflik sedemikian dalam penyelesaian konflik antara lain: (1) rupa, sehingga dapat dengan tepat dan avoiding (menghindar), (2) accomodating, efektif (3) comrpomising, (4) competing, dan (5) untuk mencapai tujuan yang collaborating.18 diinginkan. Hal yang sama dikemukakan Moerhad dan Griffin bahwa Uraian tentang penyebab atau sumber- alternative dalam menangani konflik adalah sumber (1) konflik dalam organisasi avoidance accomodation competion bagi pimpinan organisasi khususnya para compromise.19 pimpinan dalam mengemukakan hal yang sama, dimana mengendalikan konflik. Apabila berbagai untuk menangani konflik digunakan metode konflik dikelola secara baik, maka konflik sesuai dengan konflik yang dihadapi. pendidikan collaboration, (3) dimaksudkan sebagai dasar pertimbangan lembaga (4) (2) Kedua dan (5) pendapat ini dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mengkritisi kinerja organisasi. Dengan demikian keberadaan konflik tidak perlu ISSN 2086 – 1397 Richard Daft dan Raymond A. Noe, opcit, 458 19 Greegory Moerhad danRicky W. Griffin, Opcit, p.225 18 Volume I Nomor I Januari-Juni 2010 | 51 Inom Nasution, Manajemen Konflik... Mulyasa mengemukakan manajemen tetapi kegigihannya rendah, maka akan konflik sedikitnya memiliki tiga tahapan terjadi penyesuaian diri, dan mementingkan sebagai berikut (1) perencanaan analisis terjaganya hubungan, sedangkan prinsip konflik, (2) penilaian konflik, dan (3) dikesampingkan (3). Jika kegigihan dan pemecahan konflik.20 Thomas yang dikutip kemauan kerja sama antar pihak terkait Mulyasa lima sama-sama sedang , maka akan terjadi dalam kompromi (4) Jika kegigihan dan kemauan penyelesaian konflik, yaitu penghindaran kerja sama antar pihak terkait sama-sama diri, kompetisi, penyesuaian diri, kompromi tinggi, maka akan terjadi kolaborasi untuk dan kolaborasi21 seperti pada tabel. mencari pemecahan masalah yang paling mengemukakan kecenderungan proses alamiah Tabel 2.3 : Proses Penyelesaian Konflik Ke rja sama efektif (5). Pola inilah yang biasanya memberikan penyesleaian yang terbaik. (2) (5) Dalam mengatasi konflik yang terjadi, Kompetisi Kolaborasi seorang pimpinan atau kepala sekolah diharapkan mampu mengelola konflik yang (4) terjadi di sekolah dengan baik. Kompromi Fred Taner dalam Swanstrom mengemukan (1) (3) Penghindaran Penyesuaian bahwa dari 2.3 dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika kegigihan dan kerja sama tidak terkait rendah, maka mereka akan berusaha menghindarkan diri, sehingga konflik tidak tampak (1). Jika pihak terkait sangat gigih dan sulit untuk bekerja sama, maka akan terjadi kompetisi, dan pihak yang lebih kuat akan menang serta memaksakan kehendaknya kepada yang lemah (2). Jika dorongan untuk kerja sama di antar pihak terkait sangat baik, E.Mulyasa, Menjadi kepala Sekolah Profesional, ( Bandung : Rosdakarya, 2005) p. 247 21 E.Mulyasa, Ibid, h.248 20 ISSN 2086 – 1397 konflik sebagai pembatasan, peringanan atau containment diri Berdasarkan tabel manajemen suatu memecahkannya.22 masalah Selanjutnya dengan Robbins menyatakan manajemen konflik berarti memelihara tingkat konflik pada titik optimum.23 Hal ini dapat dilakukan dengan cara: (1) memahami gaya sendiri dalam menangani konflik, (2) selektif dalam memilih konflik yang akan ditangani, (3) menilai para pelaku yang terlibat konflik, Niklas L.P.Swanstom dan Mikael S.Weissmann, Conflict, Conflict Management and beyond: a conceptual exploration ( Central Asia: Uppsala University, 2005), p. 23 23Stephen P.Robbins. Organizational Behavior: Concepts, Controversies, and Applications (New Jersey Prentice – Hall, 1996), p. 487 22 Volume I Nomor I Januari-Juni 2010 | 52 Inom Nasution, Manajemen Konflik... (4) mencari dan menilai sumber konflik, (5) when the reasons for a fonflict are mengetahui opsi yang tepat dalam menangi eliminated. Kedua pendapat ini hampir konflik tersebut, (6) mengubah budaya sama, organisasi, (7) menggunakan komunikasi, menyatakan (8) mengundang Snowden bahwa dan Gorton majemen konflik luar, (9) berusaha memecahkan masalah atau salah dan (10) paham diantara individu dan kelompok. menunjuk orang yang memiliki pendangan Demikian juga dengan pendapat Wood dkk, yang yang menyebutkan penyelesaian (conflict merestrukturisasi berbeda pihak dimana organisasi, dalam mengahadapi kolompok mayoritas.24 resolution) pertimbagan untuk suatu konflik agar Griffin mengelompokkan konflik dapat dihapuskan manajemen (diselesaikan). Jadi pada intinya sama konflik ini ke dalam tiga bagian, yaitu : (1) bahwa suatu konflik harus diselesaikan atau menstimuli cara dipecahkan agar kondisi organisasi dapat meningkatkan kompetisi sesama individu berjalan dengan baik dan dapat mencapai atau regu, mengundang pihak luar untuk tujuan. konflik dengan memperuncing keadaan, dan mengubah prosedur yang (2) Berdasarkan tingkatannya, pendapat George mengendalikan konflik, yaitu memperluas dan Jones manajemen konflik dapat dibagi sumber daya yang ada, meningkatkan atas tiga tingkat, yaitu : (a) manajemen koordinasi konflik tingkat individu, (b) manajemen dan sudah saling mapan, ketergantungan, menetapkan tujuan umum, mengaitkan konflik kepribadian seseorang dengan kebiasaan manajemen konflik ttingkat organisasi.26 kerjanya, Selanjutnya (3) mengelimisasi memecahkan konflik, dan tingkat kelompok, dijelaskan bahwa dan (c) strategi dengan penyelesaian konflik pada tingkat ini dapat menghilangkan konflik, meyakinkan pihak- dibagi ke dalam empat jenis, yakni: (a) pihak yang bertikai untuk berkompromi, negosiasi yang berarti proses dimana dua dan membawa pihak yang bertikai duduk kelompok yang bertikai duduk bersama satu meja dan menegosiasikannya. 25 untuk saling membuat penawaran, kontrapenawaran, dan kesepakatan dalam upaya Pendapat lain manajemen conflict menyebutkan bahwa memecahkan masalah perbedaan-perbedaan konflik disamakan dengan yang terjadi, (b) negosiator dari pihak resolution. Wood, et al; ketiga atau mengundang pihak ketiga yang menyebutkan Conflict resolution occurs terampil melakukan tawar menawar dan 26Jennifer Robbins, Ibid, pp. 487-491 25 Griffin, Opcit, pp.586-587 24 ISSN 2086 – 1397 M. George & Gareth R. Jones, Organizational Behavior (New Jersey: Prentice Hall, 2002), pp.634-636 Volume I Nomor I Januari-Juni 2010 | 53 Inom Nasution, Manajemen Konflik... negosiasi, (c) mediator yang berarti (b) menyatukan kolompok-kelompok yang mengundang pihak ketiga yang berada pada bertikai. Sedangkan memutuskan konflik posisi netral untuk membantu pihak yang dilakukan dengan cara: (a) dominasi dan bertikai tekanan, (b) kompromi, (c) pemecahan merekonsiliasi perbedaan- perbedaan yang timbul diantara mereka, integral. dan (d) artiber atau pihak ketiga yang memiliki kewenangan menerapkan solusi 27 atas perbedaan pihak-pihak yang bertikai. Dengan demikian seorang pimpinan (kepala) dalam organisasi harus dapat mengelola konflik dengan baik. Konflik Sementara Owens mengidentifikasi yang dikelola harus sesuai dengan masalah- pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan masalah yang dihadapi. Kepala (pimpinan) konflik agar jeli melihat konflik yang terjadi dalam terdiri collaboration, dari: barganing, confrontation, avoidance organisasinya, sehingga untuk koexistence).28 mengatasinya disesuaikan dengan masalah mengemukakan tiga metode yang ada. Bila masalah-masalah yang ada megelola konflik (1) menstimuli konflik, telah dapat dikelola maka organisasi akan (2) mengurangi atau menekan konflik dan dapat berjalan sesuai tujuan yang telah (3) menyelesaikan konflik.29 Mangkunegara direndakan. (withdrawal, Winardi peaceful mengemukakan tiga cara mengelola konflik sebagai berikut: (1) mendorong konflik (2) mengusai konflik (3) Daftar Bacaan memutuskan konflik.30 Kartini Kartono, Kepemimpinan Mendorong konflik dilakukan dengan cara: Pemimpin dan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), p. 213 (a) memasukkan seseorang dari luar, (b) merubah arus, (c) penyusunan kembali A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku organisasi, (d) mendorong persaingan, (e) dan Budaya Organisasi (Bandung: mencari manager baru yang lebih cocok. PT.Refika Aditama, 2005) p. 21 Mengurangi konflik dilakukan dengan cara: (a) mendingikan temperatur perselisihan, Robert Kreither, dan angelo Kinicki, Organizational Behavior (New York: Jennifer M. George & Gareth R. Jones, Ibid, p. 635 28 Robert G. Owens. Ibid, p. 252 29 Winardi, Manajemen Konflik, (Bandung: Mandar Maju, 1994), p.79 30 A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, Opcit, p.27 27 ISSN 2086 – 1397 Irwin McGraw-Hill,Inc, 2001), p.447 Volume I Nomor I Januari-Juni 2010 | 54 Inom Nasution, Manajemen Konflik... Robert P.Vecchio, Organizational Behavior Jerald Greenberg dan Robert A.Baron, (New York: the Dryden Press,1995), Behavior in Organizations (New p.468 Jersey: Prentice Hall Int,Inc, 1997),pp.470-473 Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), p.387 Robert G. Owens, Organizational Behavior in Education (Boston : Allyn and Bacon, 1991), p.250 Jerald Greenberg dan Robert A.Baron, Behavior in Organizations (New Jersey: Prentice Hall Int,Inc, 1997),p.380 Robert Kreitner E.Mulyasa, Menjadi kepala Sekolah Profesional ( Bandung : Rosdakarya, 2005) p. 247 dan Angelo Kinicki, Niklas L.P.Swanstom Organizational Behavior (Perilaku S.Weissmann, Organisasi.) Management Diterjemahkan Early dan Mikael Conflict, Conflict and beyond: a Suandy buku 2 (Jakaarta: Salemba conceptual exploration ( Central Empat, 2005),p.153 Asia: Uppsala University, 2005), p. 23 Winardi, Manajemen Konflik (Bandung: Mandar Maju,2004), p.3 Stephen P.Robbins. Organizational Behavior: Concepts, Controversies, Kenneth M. Wexley, Gary A.Yuki, Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, (Jakarta: and Applications Prentice – Hall, 1996), p. 487 Jennifer M. George & Gareth R. Jones, Organizational Adam I Indarawijaya, Perilaku Organisasi (Bandung: algerindo, 2002), p. 169 Manajemen Jersey Rineka Cipta,2003), p.229 Wahyudi, (New Konflik dalam Organisasi ( Bandung: Alfabeta, Behavior (New Jersey: Prentice Hall, 2002), pp.634636 Winardi, Manajemen Konflik (Bandung: Mandar Maju, 1994), p.79 2006), p.96 ISSN 2086 – 1397 Volume I Nomor I Januari-Juni 2010 | 55