SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Persiapan Menjelang Hari Raya Idul Fitri: Mendag Pantau Kepatuhan Pengusaha Terhadap Perlindungan Konsumen Jakarta, 30 Agustus 2010 – Selama bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu secara konsisten memantau perkembangan harga agar stabil dan terjangkau masyarakat yang tengah melakukan ibadah puasa. Hari ini, bersama Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kustantinah, Mendag melakukan peninjauan ke Pasar Segar dan Ramah dan Pasar Swalayan di wilayah Kelapa Gading dalam rangka memantau kepatuhan para pelaku usaha terkait dengan isu perlindungan konsumen. Pada kunjungan kerja ini, Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono juga berkesempatan hadir untuk memantau secara langsung pengawasan di lapangan. “Kita semua adalah konsumen, namun tidak semua konsumen memahami hak-hak mereka. Oleh karena itu, pemerintah senantiasa melakukan pemantauan dan pengawasan, sosialisasi serta persuasi sehingga pelaku usaha tetap mematuhi kewajiban mereka terhadap perlindungan konsumen. Hari ini, kami mengajak Kepala BPOM untuk bersama kami memantau barang-barang yang dijual memperhatikan perlindungan konsumen, termasuk memperhatikan keamanan, masa berlaku (kadaluwarsa), labelling menurut peruntukannya dan sebagainya sesuai UU dan pertauran yang berlaku,” kata Mendag ketika meninjau Pasar Segar dan Ramah Mandiri dan Pasar Swalayan Farmer’s Market di Kelapa Gading, Jakarta. Pada kunjungan ini Mendag melakukan dialog langsung kepada pelaku usaha mengenai peranannya dalam memperdagangkan produk yang memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan dan keamanan. Dialog juga dilakukan dengan konsumen dimana mereka merupakan pengguna produk konsumsi tersebut. Bagi sebagian besar konsumen di Indonesia, mereka mengeluarkan biaya dan waktu yang cukup besar untuk melakukan transaksi dan konsumsi produk seperti makanan dan minuman. Konsumen mempunyai keterbatasan dalam menilai dan menghindari resiko terhadap produk makanan dan minuman yang tidak aman bagi kesehatannya. Oleh karena itu, Mendag menegaskan, “Konsumen memerlukan bimbingan dan perlindungan dari semua pihak yang terlibat dalam proses penyediaan produk tersebut. Pasar sebagai sarana penjualan produk diharapkan bukan merupakan tempat peredaran produk yang mengandung bahan berbahaya seperti tahu berformalin, bakso mengandung boraks, kerupuk diwarnai pewarna kuning metanil dan ikan kakap merah yang mengandung pewarna rhodamin B.” Terkait dengan hal tersebut dan mengingat peredaran dan penggunaan bahan berbahaya terus meningkat , baik jenis maupun jumlahnya serta mudahnya memperoleh bahan berbahaya tersebut di pasar, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 44/M-DAG/PER/9/2009 tentang Pengadaan, Distribusi dan Pengawasan Bahan Berbahaya. Sedangkan untuk menjamin diperolehnya hak konsumen atas informasi yang benar dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang yang akan dipakai dan digunakan oleh konsumen, maka Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan Permendag Nomor 62/M-DAG/PER/12/2009 jo. Nomor 22/M-DAG/PER/5/2010 tentang Kewajiban Pencantuman Label Pada Barang yang mewajibkan pelaku usaha yang memproduksi atau mengimpor barang untuk diperdagangkan di pasar dalam negeri mencantumkan label dalam Bahasa Indonesia. Dan kebijakan ini akan mulai diberlakukan tanggal 1 September 2010. Menurut Mendag, konsumen harus memperhatikan hak-haknya, mencari dan mengolah informasi serta melakukan penilaian terhadap produk yang akan dikonsumsi, digunakan atau dimanfaatkan. Ini berarti konsumen harus lebih berhati-hati, jeli, teliti, pintar dan cerdas dalam mengambil keputusan agar tidak merasa dirugikan. Konsumen juga harus bertanggung jawab dalam memilih dan menentukan produk yang akan dikonsumsi. Oleh karena itu, Mendag Mari Pangestu dalam kunjungannya hari ini sekaligus juga meluncurkan sebuah gerakan bersama yang disebut “Konsumen Cerdas”. Gerakan “Konsumen Cerdas” perlu segera dimulai dengan ajakan secara berkesinambungan yang pada gilirannya dapat diterapkan sehingga konsumen menjadi cerdas. Mengawali gerakan ini, hari ini Mendag meluncurkan slogan “AYO MENJADI KONSUMEN CERDAS” dengan maskot binatang Kancil yang dinamakan Si KonCer. Slogan ini merupakan ajakan kepada konsumen agar memiliki sikap yang kritis, cerdas dan berhati-hati ketika hendak mengkonsumsi barang dan/atau jasa, sehingga konsumen mampu melindungi dirinya terhadap barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi aspek Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Lingkungan (K3L). Melalui gearakan ini, Mendag berpesan kepada konsumen agar: a) Teliti Sebelum Membeli Konsumen diajak untuk terbiasa teliti atas barang dan/atau jasa yang ditawarkan di pasar. Minimal secara kasat mata dapat digunakan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dari barang dan/atau jasa tersebut, dan bila kurang jelas dapat bertanya atau meminta informasi atas barang dan/atau jasa tersebut. Berdasarkan hal ini, konsumen telah memperoleh gambaran umum atas barang dan/atau jasa yang ditawarkan di pasar. b) Perhatikan Label dan Masa Kadaluwarsa Konsumen harus lebih kritis lagi untuk mengetahui kondisi barang dan/atau jasa, khususnya atas barang makanan, minuman, obat dan kosmetik, yang dalam keadaan terbungkus yang dikemas disertai label. Dalam label biasanya dicantumkan antara lain: komposisi, aturan pakai, dan masa berlaku. Konsumen diajak lebih berhati-hati terhadap barang yang masuk ke dalam tubuh ataupun yang digunakan di luar tubuh. Karena barang tersebut sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan, keselamatan dan keamanan konsumen. c) Pastikan Produk Bertanda Jaminan Mutu SNI Pada umumnya konsumen belum akrab dengan produk bertanda SNI. Melalui ajakan ini, sudah saatnya konsumen memperhatikan produk yang sudah berstandar SNI wajib. d) Beli Sesuai Kebutuhan, Bukan Keinginan Konsumen diajak agar terbiasa mempunyai perilaku tidak konsumtif, artinya bukan barang dan/atau jasa yang menguasai konsumen tapi konsumen lah yang menguasai keinginannya untuk membeli barang dan/ atau jasa. 2 Sekilas Mengenai Si KonCer Maskot KonCer diciptakan agar memudahkan masyarakat memahami maksud dari gerakan Konsumen Cerdas yang ingin digalakkan pemerintah bersama sama masyarakat. Pemilihan binatang Kancil sebagai maskot dilatarbelakangi bahwa binatang ini adalah binatang khas Indonesia yang sejak dahulu sudah dikenal luas oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kancil adalah binatang yang mempunyai sikap atau perilaku yang cerdik dan sangat berhati-hati dibandingkan dengan binatang lain. Kancil selalu mempunyai akal sehat dalam menjalani kehidupannya sehingga selalu terhindar dari bahaya. Kancil memakai toga dan kacamata diumpamakan sebagai konsumen yang berpendidikan dan serius. Sehingga diharapkan perilaku konsumen bisa seperti Kancil yaitu cerdik, pintar dan bersikap hati-hati ketika hendak mengkonsumsi barang dan/atau jasa. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Robert James Bintaryo Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-23528446/021-23528456 Email: [email protected] Radu M Sembiring Direktur Perlindungan Konsumen Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3858187/021-3857954 Email: [email protected] 3