siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Mendag Ajak Pelaku Usaha Tekstil dan UKM Alas Kaki di Bandung
Untuk Tingkatkan Daya Saing Indonesia
Bandung, 13 Februari 2011 – Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu bersama jajaran
Kementerian Perdagangan dan Forum Wartawan Perdagangan (FORWARD) kemarin, (12/2)
melakukan kunjungan kerja ke Kota Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Mendag
berkesempatan mengunjungi pabrik tekstil PT. Bentara, UKM alas kaki dan tas di Cibaduyut,
serta membuka forum diskusi dengan tema “Pentingnya Daya Saing di Tengah Ketatnya
Persaingan Global” di gedung Metrologi Bandung.
Kunjungan ini merupakan acara tahunan yang dilakukan Kementerian Perdagangan bersama
FORWARD yang dikemas dalam acara press tour. Dipilihnya Kota Bandung pada tahun ini
karena Bandung merupakan sentra produksi tekstil dan sepatu. Mendag menyatakan senang
dapat melakukan kunjungan seperti ini karena selain dapat bersilaturrahmi dengan media,
Mendag juga dapat melihat dan mendengar secara langsung permasalahan yang dihadapi oleh
para pelaku usaha di Kota Bandung. “Pemerintah dan dunia usaha perlu menjalin sinergi yang
positif untuk mengembangkan produk alas kaki dan tekstil nasional,” lanjut Mendag.
Dalam pertemuan dengan pelaku usaha tekstil dan alas kaki di Bandung, para pelaku usaha
tersebut menyampaikan beberapa perkembangan usaha mereka sekaligus permasalahan yang
dihadapi dalam pengembangan usahanya, antara lain masalah infrastruktur (listrik dan
transportasi), bahan baku/industri penunjang dalam negeri, persaingan dengan produk asing,
penyelundupan, minimnya sumber daya manusia, serta sulitnya memenuhi standar nasional
Indonesia (SNI).
Mendag menyampaikan bahwa selain ada tantangan, sesungguhnya produk tekstil dan alas
kaki Indonesia memiliki potensi besar baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Selain itu,
peluang untuk mengembangkan usaha cukup besar dengan adanya dukungan dari Pemerintah
untuk melakukan promosi produk Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri. “Daya saing
RRT yang merupakan salah satu negara pesaing Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
yang menurun karena apresiasi mata uang, perang dagang RRT dengan beberapa negara
terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa, dan tenaga kerja semakin mahal, dapat menjadi
peluang bagi produk Indonesia untuk meraih pasar yang lebih luas,” kata Mendag.
Peluang lain yang dimiliki oleh produk Indonesia, khususnya tekstil dan alas kaki, adalah pasar
dalam negeri yang besar dan daya beli masyarakat dalam negeri yang meningkat, dimana pada
tahun 2010 daya beli penduduk Indonesia per tahun meningkat mencapai US$ 3.000.
Disamping itu, menurut ketua API Ade Sudrajat, jumlah penduduk RRT yang besar juga dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan ekspor produk tekstil Indonesia, terutama untuk produk
benang dan fiber dimana Indonesia jauh lebih unggul dari RRT. Lebih lanjut ditekankan bahwa
kerjasama ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang dijalankan secara penuh sejak
bulan Januari 2010, ternyata juga memberi manfaat bagi industri TPT Indonesia, dimana tejadi
penngkatan ekspor TPT Indonesia sebesar 35% tahun 2010 dan tejadi peningkatan
perdagangan kedua negara sebesar 24%. Hal ini menunjukkan kedua negara dapat bertumbuh
bersama karena saling melengkapi.
Kunjungan ke UKM alas kaki kali ini sekaligus dijadikan momentum untuk mendeklarasikan hari
Aku Cinta Indonesia (ACI), dimana pegawai Kementerian Perdagangan dihimbau untuk
menggunakan sepatu buatan Indonesia setidaknya sekali dalam seminggu, yaitu pada hari
Jumat. Pencanangan ini dilakukan menyusul suksesnya program memakai batik pada hari kerja
pegawai pemerintah. "Diharapkan hari ACI dapat diterapkan secara nasional, sehingga dapat
dibayangkan dampaknya bagi industri sepatu dan pakaian dalam negeri mengingat jumlah
penduduk Indonesia yang lebih dari 230 juta jiwa. Ini merupakan kekuatan luar biasa bagi
pengembangan industri TPT dan sepatu," lanjut Mari Pangestu. Mendag mencatat dan akan
mengkoordinasikan permasalahan yang dihadapi pengarajin sepatu Cibaduyut bersama
instansi terkait, termasuk Kementerian Perindustrian, Kementerian Negara Koperasi dan UKM
serta Pemda setempat, misalnya mengenai tenaga kerja ahli, pelatihan, bantuan mesin, desain,
mold dan sol yang kurang mengikuti fesyen, maupun sentra industri kreatif sepatu.
"Sentra sepatu Cibaduyut harus dijaga keberadaannya dan ditingkatkan kinerjanya, baik dari
segi bahan baku, desain, mode, pendanaan dan pemasarannya sehingga menjadi sentra
industri kebanggaan Indonesia. Sebagian besar sepatu Cibaduyut adalah buatan tangan
(handmade), yang semestinya dihargai dan dinilai lebih tinggi seperti sepatu Italia yang
terkenal. Namun untuk menuju kesana, penanganan industri ini harus dilakukan dengan holistik
dan berkesinambungan", lanjut Mendag.
Pada pembukaan diskusi mengenai daya saing Indonesia di kantor Metrologi Bandung,
Mendag mengatakan bahwa berdasarkan Global Competitiveness Index (GCI), dari 139
negara, daya saing Indonesia meningkat tajam dari peringkat 54 pada periode tahun 2009-2010
menjadi peringkat 44 pada periode 2010-2011. Peringkat daya saing Indonesia meningkat
karena didukung oleh kondisi makro ekonomi dan pendidikan dasar yang semakin membaik,
walaupun dari segi infrastruktur masih lemah.
Mendag menggarisbawahi beberapa permasalahan yang harus diatasi Indonesia untuk
meningkatkan daya saingnya, antara lain: meningkatkan daya saing daerah melalui
pengurangan disparitas daerah; tingkatkan intergrasi di dalam negeri melalui peningkatan
logistik dan konektivitas, peningkatan arus barang, orang dan jasa; perbaikan insfrastruktur
(fisik) untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dan yang tak kalah penting adalah
peningkatan soft infrastructure (Sumber Daya Manusia/SDM) agar Indonesia dapat bersaing
menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015, dimana persaingan tenaga kerja asing
dan lokal semakin terbuka dan tanpa batas negara. Oleh karena itu standar profesi akan
semakin dibutuhkan selain meingkatkan inovasi dan kesiapan Indonesia terhadap teknologi.
Dalam kaitan di atas, Pemerintah akan membuka hotline khusus untuk pelaku usaha untuk
dapat menyampaikan secara langsung permasalahan yang dihadapi dan berkonsultasi dengan
tim PEPI untuk mencari solusi permasalahan yang ada sehingga daya saing nasional dapat
meningkat. Hotline tersebut akan berada di bawah Tim Nasional PEPI (Peningkatan Ekspor
dan Peningkatan Investasi).
Pada malam harinya, Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar melakukan acara ramah
tamah dengan FORWARD guna mempererat tali silaturrahmi antara Kementerian Perdagangan
dengan media. Kesempatan ini digunakan media untuk memberikan beberapa masukan yang
bermanfaat kepada Kementerian Perdagangan, antara lain dalam kerja sama kehumasan yang
lebih bersinergi dan upaya peningkatan kapasitas anggota FORWARD terhadap pemahaman
kebijakan perdagangan. Wamendag menyambut baik seluruh masukan yang disampaikan oleh
media tersebut. “Kami akan berusaha untuk selalu meningkatkan pelayanan informasi kepada
publik. Mengenai kebijakan perdagangan, terutama masalah kenaikan harga pangan yang
2
sering terjadi belakangan ini, kita harus merubah mindset karena ini merupakan fenomena
global yang terjadi di hampir seluruh negara G20, sehingga sulit dihindari. Jika dibandingkan
dengan beberapa negara lain, kondisi ketercukupan bahan pangan di Indonesia masih jauh
lebih baik,” tanggap Mahendra Siregar.
Sementara, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Gunaryo bersama Pemerhati
Kebijakan Publik Agus Pambagio dan Senior Manajer CSR Danone Aqua Binahidra Logiardi,
hari ini (13/2) menjadi pembicara pada seminar “Pentingnya Investasi di Daerah dan
dampaknya Terhadap Pengembangan UKM” di Hotel Savoy Homann Bandung. Peran sektor
UMKM semakin penting dalam perekonomian di Indonesia, dapat dilihat dari tahun 2008
mencapai 51,26 juta unit. Dari jumlah tersebut, 99,99% berkontribusi dalam penyerapan tenaga
kerja, pembentukan produk domestik bruto (PDB) nasional, devisa nasional dan investasi
nasional. Dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM, Dirjen PDN mengatakan,
“Kemendag senantiasa membina para pelaku UMKM tersebut dengan cara memberikan
bimbingan teknis, memfasilitasi pemasaran dan promosi produk UMKM di dalam dan luar
negeri, serta mencarikan akses pembiayaan ke perbankan.”
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Robert James Bintaryo
Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
3
Download