BUDAYA SNS DI MASYARAKAT KOREA Kartika Qolbina, Rostineu Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya E-mail: [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas mengenai budaya SNS (Social Network Service) di kalangan masyarakat Korea. Di Korea, SNS banyak digunakan oleh masyarakat Korea. Meski banyak SNS buatan luar negeri yang masuk ke Korea, SNS buatan Korea lebih banyak digunakan oleh pengguna SNS di Korea. Dalam penulisan ini penulis membatasi pembahasan masalah pada jenis dan karakter SNS yang populer di kalangan masyarakat Korea dalam rentan periode tahun 2001 hingga 2011. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dapat disimpulkan bahwa masyarakat Korea pengguna SNS lebih memilih SNS-SNS buatan Korea sehingga SNS buatan Korea yang sangat populer dibandingkan SNS buatan luar negeri. Adapun alasan pemilihan jenis SNS buatan Korea tersebut adalah terdapat konsep nilai budaya tradisional di dalam SNS-SNS buatan Korea yang populer di Korea. SNS Culture in Korea Abstract This thesis discusses about SNS (Social Network Service) culture in Korea. SNS is quite used widely by Koreans. Eventhough there are several global SNS entered into Korea, Korean-made SNS is more widely used by SNS users in Korea. This research focuses on type and characters of Korean popular SNS among Korean SNS users in Korea during the period of 2001-2011. Through descriptive qualitative research, the result of this research shows that Korean SNS users prefer choice and use Korean SNS than other countires’s SNS because of the concept of traditional cultural values found in some popular Korean SNS. Keywords: SNS, online community, blog, minihompy, microblog. 1 Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 2 Pendahuluan Internet masuk pertama kali di Korea Selatan1 pada tahun 1982, namun baru pada tahun 1994 internet diperkenalkan kepada publik. Dengan dukungan dari pemerintah, teknologi informasi dan komunikasi di Korea menjadi semakin berkembang. Semakin maraknya penggunaan internet telah berhasil membentuk komunitas-komunitas yang saling berinteraksi dengan menggunakan mediasi komputer. Interaksi dan komunikasi yang dilakukan oleh komunitas-komunitas ini disebut dengan komunikasi mediasi komputer (computer-mediated communication = CMC). Cara berkomunikasi melalui komputer dengan jaringan internet ini dianggap sebagai perpanjangan dari interaksi di dunia nyata yang dimediasi oleh komputer (Jones dan Kucker, 2001). Untuk dapat berkomunikasi melalui jaringan internet, komunitas-komunitas ini membutuhkan beberapa piranti berupa program aplikasi komputer. Piranti-piranti yang populer dan sering digunakan ialah surat elektronik (e-mail), chat, dan situs internet (website) (Widodo, 2003). Aplikasi-aplikasi komputer yang berfungsi sebagai perantara komunikasi dan hubungan sosial para penggunanya ini juga sering disebut sebagai layanan jejaring sosial atau social network service (SNS) (selanjutnya dalam tulisan ini digunakan singkatan SNS) (Boyd & Ellison, 2007) Beberapa contoh SNS yang sedang populer di dunia adalah Twitter dan Facebook. Meskipun keduanya sama-sama sebagai SNS, fungsi dan kegunaan masing-masing SNS tersebut berbeda. Misalnya saja, 82% pengguna Twitter menggunakan layanan Twitter untuk berbagi berita dan informasi, sedangkan 83% pengguna Facebook menggunakan Facebook untuk menjaga hubungan relasi mereka (Kwon Jung Yun, 2012). Dari penjelasan tentang penggunaan dua macam SNS tersebut di atas, bisa diketahui bahwa penggunaan SNS memungkinkan penggunanya untuk berkumpul sebagai “komunitas online” yang tetap memiliki keterkaitan dengan hubungan-hubungan di dunia nyata seperti pertemanan dan kekerabatan. Selain itu, SNS memungkinkan penggunanya untuk “bertemu” dengan orang-orang baru atas dasar hubungan pertemanan, aktivitas, hubungan kerja, maupun asmara. 1 Selanjutnya akan disebut sebagai Korea. Dengan mempertimbangkan bahwa koneksi internet di Korea Utara dibatasi oleh pemerintahnya dan penggunaan komputer dibatasi hanya untuk kantor dan industri, bukan penggunaan pribadi (Lankov, 2007), maka penyebutan Korea dalam penulisan ini merujuk ke Korea Selatan. Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 3 Penggunaan SNS di Korea sendiri mencapai angka cukup tinggi yakni 76% untuk kalangan usia 12-49 tahun dengan intensitas penggunaan yang rutin (Korea Internet Security Agency, 2010). Dari hasil tersebut, Korea menempati urutan kedua pertumbuhan jejaring sosial tertinggi kedua di dunia setelah Rusia (Kang Byung Joon & Ryoo Hyun Jung 2008). Menurut hasil survei rutin tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Internet Nasional Korea (KISA), ada empat variasi tipe layanan SNS yang ada berkembang di Korea, yaitu blog, komunitas online, minihompi2, dan situs microblogging. Pengguna SNS di Korea sangat aktif menggunakan tipe layanan tersebut (McNaughton, 2012). Di antara tipe layanan SNS tersebut di atas, terhitung sejak tahun 2001 minihompi menjadi jenis SNS yang terpopuler di kalangan pengguna SNS di Korea. Perusahaan yang menciptakan minihompi di Korea adalah Cyworld. Cyworld telah berhasil mendapat pengakuan dari dunia sebagai pelopor SNS di dunia (Park Hye Min, 2011). Sejumlah SNS lain yang terkenal di dunia mencoba masuk ke Korea, tetapi tidak mendapatkan sambutan hangat dari para pengguna SNS di Korea. Sebagai contoh pengguna Facebook dan Twitter di Korea tidak begitu banyak, bahkan popularitas SNS ini masih berada di bawah jenis SNS milik lokal dengan tipe yang sama. Sehubungan dengan fenomena ini, Marcus (2009) menyatakan bahwa nilai-nilai budaya yang ditawarkan oleh situs-situs SNS Facebook dan Twitter bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya masyarakat Korea. Kim Jung Gon menulis sebuah artikel yang berjudul “Korean Social Media Marketing” dan di dalam artikel tersebut ia menuliskan bahwa teknologi Korea dan peng-Koreanisasian (Koreanization) SNS menarik minat orang-orang Korea dengan model dan isi yang lebih sesuai dengan selera lokal (Yonhap News, 2012). Dengan kata lain, kekurangan popularitas yang dialami sebagian besar SNS global di Korea disebabkan tidak adanya pendekatan dari perusahaan yang bersangkutan tentang selera lokal dan budaya pengguna internet di Korea. Hal ini dibuktikan dengan kecenderungan yang ditunjukkan masyarakat Korea dalam menggunakan SNS, yaitu mereka cenderung memilih SNS yang sesuai dengan budaya negara mereka sendiri. Kecenderungan tersebut sangat berkaitan erat dengan tujuan pengguna SNS di Korea yang lebih memilih untuk berkomunikasi dan 2 Semacam situs web pribadi yang dapat didesain sendiri sesuai dengan keinginan penggunanya. Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 4 berbagi hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Adapun SNS yang banyak diminati pengguna SNS di Korea adalah SNS yang berorientasi dengan hubungan relasi (relationship-oriented) (Marcus, 2009). Dari uraian di atas, ada satu hal yang sangat menarik perhatian penulis bahwa di Korea juga mulai marak bermunculan SNS dari dunia luar. Akan tetapi, Korea tidak secara langsung mengambil jenis SNS dari luar tersebut dengan begitu saja. Dengan kata lain, Korea memasukkan kolektivitas nilai kebudayaan mereka ke dalam teknologi informasi dan komunikasi yang kemudian menghasilkan jenis-jenis SNS yang telah disesuaikan dengan nilai kebudayaan masyarakat Korea (Yonhap News, 2012). Adanya nilai kolektivitas kebudayaan Korea di dalam jenis SNS Korea inilah yang menarik perhatian penulis untuk membahasnya lebih lanjut dalam penelitian ini. Adapun pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa saja jenis SNS yang dihasilkan dari nilai kolektivitas kebudayaan Korea yang berkembang di Korea? 2. Jenis SNS apa saja yang populer digunakan di kalangan pengguna SNS di Korea? 3. Bagaimana karakteristik SNS Korea yang populer di kalangan masyarakat Korea? Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk memaparkan secara sistematik dan ilmiah mengenai jenis SNS yang berkembang di Korea dan karakteristik SNS Korea yang populer digunakan di kalangan masyarakat Korea dalam rentang waktu terhitung tahun 2001 sampai tahun 2011. Tinjauan Pustaka Penggunaan SNS di Korea merupakan salah satu tanda dari adanya perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat Korea. Perubahan budaya yang terjadi di sini merupakan salah satu dari dua perubahan budaya yang disebutkan oleh Bohannan (1995) yakni perubahan budaya yang disebabkan oleh adanya kenaikan atau pembangunan. Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 5 Perubahan kebudayaan jenis ini merupakan sarana orang-orang untuk menyempurnakan alat-alat kehidupan mereka. Perubahan kebudayaan disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan alam di sekitar manusia. Faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk, serta penemuan-penemuan baru (Soerjono, 1982; M. Munandar, 2005). Sebagai hasil penemuan dari teknologi informasi dan komunikasi, SNS sarat akan nilai-nilai kebudayaan barat yang menitikberatkan pada nilai-nilai empiris dibandingkan dengan nilai-nilai rasa seperti yang terdapat dalam kebudayaan Timur. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam perkembangan kemanusiaan dan kemasyarakatan di Timur, terdapat suatu krisis atau guncangan kebudayan yang hebat. Perkembangan inovasi teknologi Barat yang sangat cepat membuat banyak negara-negara Timur mengagumi teknologi-teknologi Barat dan tidak sedikit negara Timur yang menjadi korban penjajahan teknologi Barat karena rasa kagum ini. Oleh karena itu, bangsa Timur ingin memperlihatkan ciri khas budayanya sekaligus memberi corak pergaulan dunia. Adanya krisis ini menimbulkan kesadaran untuk mempertahankan kembali relevansi nilainilai yang terkandung dalam kebudayaan Timur (M. Munandar, 2005). Terdapat tiga pola reaksi kebudayaan Timur dalam menghadapi tantangan kebudayaan Barat, yaitu: 1) Pola reaksi yang menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan Barat, 2) pola reaksi yang sama sekali anti kebudayaan Barat, dan 3) pola reaksi yang berusaha melihat perbenturan kebudayaan Timur dan Barat secara realistis dan kritis (Alfian, 1985: 36). Korea sebagai salah satu negara Timur yang telah berhubungan dengan teknologi Barat tentu tidak luput dari guncangan kebudayaan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Misalnya, dengan masuknya teknologi seperti komputer dan internet ke Korea membawa perubahan-perubahan di dalam masyarakatnya. Meski demikian, Korea tidak menutup diri dari nilai-nilai Barat tersebut dan berusaha untuk melakukan sintesis antara nilai budaya Barat dengan nilai budaya mereka. Penggunaan SNS sarat akan komunikasi dan komunikasi juga berkaitan dengan budaya. Budaya dipelajari di dalam proses berkomunikasi. Dengan mengobservasi dan berinteraksi dengan orang lain, seseorang belajar bahasa dan juga maknanya. Dengan Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 6 mempelajari bahasa, maka seseorang juga ikut mempelajari nilai-nilai budaya. Nilai-nilai kebudayaan dan norma-norma dipelajari dengan melakukan proses komunikasi dengan orang lain. Meski demikian, manusia tidak hanya dipengaruhi oleh kebudayaannya saja, tapi juga oleh keanggotaan mereka dalam komunitas sosial atau kelompok di dalam budaya tersebut (Schaller & Crandall, 2004). Hal ini ditambah oleh pendapat Wood (2008) yang menyatakan bahwa budaya juga mencakup sejumlah komunitas sosial, yaitu sekelompok orang yang hidup dalam budaya yang dominan, namun juga termasuk ke dalam kelompok sosial yang lain. Misalnya saja pada kebudayaan masyarakat Korea, Konfusianisme telah menjadi filsafat hidup dan ideologi bagi masyarakat Korea selama berabad-abad. Oleh karena itulah, Konfusianisme dikatakan sebagai dasar dari nilai kolektivitas yang ada pada masyarakat Korea (S. Kim, 2003). Ajaran Konfusius mengajarkan bahwa “manusia tidak diciptakan dengan derajat yang sama, dan tidak akan pernah sama (derajat) selama hidupnya. Sebaliknya, saat lahir mereka lemah dan membutuhkan orangtua.” (Clark, 2000: 31), sehingga akan selalu ada hubungan atas-bawah atau hirarki pada setiap individu. Seseorang akan selalu berhubungan dengan orang lain selama hidupnya. Ajaran Konfusianisme yang utama menitikberatkan pada pentingnya hubungan manusia. Pendekatan Konfusianisme pada hubungan manusia yang menekankan ketergantungan satu sama lain adalah dengan cara: (1) menekankan nilai tertentu, seperti kesopanan dan kebijaksanaan, (2), meningkatkan keharmonisan, (3) mendirikan urutan (order) di dalam masyarakat, dan (4) memiliki pengertian akan balas budi terhadap kebaikan seseorang (Kalton, 1979). Kepatuhan terhadap nilai-nilai Konfusianisme ini mengarah kepada penerapan komunikasi. Misalnya, berkomunikasi dalam rangka menjadi sebuah bagian kelompok tertentu atau mempererat ikatan di dalam kelompok dianggap lebih penting dibandingkan dengan komunikasi dalam rangka pertukaran informasi dan persuasi (S. Kim, 2003). Sebagai masyarakat dengan budaya kolektivisme, masyarakat Korea merubah perilaku mereka tergantung dengan situasi dimana mereka berada. (Triandis, 1995). Interaksi yang dilakukan dengan orang-orang dalam kelompok (in-group3) sangat berbeda 3 Termasuk dalam in-group adalah hubungan keluarga dan teman, di luar hubungan tersebut digolongkan ke dalam out-group. Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 7 dengan interaksi yang dilakukan dengan orang-orang di luar kelompok (out-group). Dalam interaksi dengan orang-orang yang termasuk dalam in-group, adanya kesamaan di antara para anggotanya menjadi salah satu hal yang utama di dalam hubungan tersebut. Dari kesamaan itu, secara psikologi para anggotanya akan berbagi ma-um (마음) atau rasa sehingga muncul rasa keterikatan di dalam kelompok. Sedangkan pada out-group, tidak terdapat kesamaan di antara satu sama lain. Terkait dengan penggunaan SNS di Korea, nilai kebersamaan ma-um ini yang kemudian menjadi dasar dari komunitas online yang terbentuk berdasarkan kesamaan di antara para anggotanya (Shim, 2008: 45) Childnet International (2011) mendefinisikan secara luas bahwa pengertian dari SNS ialah ruang-ruang sosial yang berbasis internet atau ponsel yang didesain untuk memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan berbagi konten melalui jaringan kontak penggunanya. Layanan ini memperkenankan para penggunanya untuk mengelola, membangun, dan mewakili jaringan sosial mereka secara online. Sementara Boyd dan Ellison (2007) mendefiniskan SNS sebagai sebuah layanan komunikasi berbasis situs web yang memperkenankan para individu untuk membangun profil publik atau semi-publik dalam suatu sistem yang dibatasi, memperpanjang hubungan relasi antarpara pengguna, melihat serta menelusuri daftar hubungan relasi yang dimiliki masing-masing pengguna di dalam sistem (situs) tersebut. Micakova (2008) menyebutkan bahwa SNS memperbolehkan seseorang untuk membuat profil publik atau semi publik yang didukung oleh aplikasi yang digunakan, membuat daftar pengguna lain yang juga memiliki kesamaan atau koneksi dengan dirinya, berkomunikasi dan berbagi konten atau media dengan pengguna lain di dalam jaringannya, serta melihat profil, hubungan, dan kontribusi pengguna lainnya (fitur terakhir ini berbedabeda tergantung dari aplikasi yang digunakan). Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa SNS memungkinan para penggunanya untuk membangun, mengelola profil baik publik atau semi-publik, mengelola riwayat hidup si pengguna, menambah anggota lain ke dalam daftar pertemanan, dan berinteraksi dengan pengguna lainnya. Childnet International (2011) mengelompokkan SNS ke dalam 7 kategori, yaitu: profile-based SNS, content-based SNS, white-label SNS, multi-user virtual environments, Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 8 mobile SNS, micro-blogging, dan social search. Profile-based SNS atau SNS berbasis profil menitikberatkan pada halaman profil para penggunanya. Halaman profil ini biasanya terdiri atas informasi-informasi mengenai si pengguna. Content-based SNS merupakan jenis SNS yang menitikberatkan pada konten atau isi dari postingan4 si pengguna. Konten ini biasanya berupa media seperti foto dan video. Pada SNS berbasis konten ini, profil pengguna juga tetap digunakan dalam mengatur hubungan pertemanan, tetapi fungsinya lebih sekunder daripada isi postingan si pengguna. Micro-blogging ialah sebuah SNS yang memperbolehkan penggunanya secara pribadi maupun kelompok untuk memuat pesan pendek sepanjang 140 karakter (termasuk spasi) secara publik. Salah satu layanan microblogging yang terkenal di dunia saat ini adalah Twitter. Fitur utama yang ditawarkan oleh micro-blogging ialah status update, yakni semacam pesan pendek yang dapat diperbaharui untuk tujuan memberitahukan orang-orang tentang kegiatan maupun pemikiran si pengguna. Layanan micro-blogging ini ditujukan untuk mengajak penggunanya agar terus terhubung dengan informasi terkini dari jaringan online-nya (Childnet International, 2011). Mobile SNS ialah SNS yang menggunakan medium ponsel dalam penyajiannya. Adapun SNS yang termasuk kategori Multi-User Virtual Environments adalah SNS yang menawarkan penggunanya untuk berinteraksi dengan sesama pengguna lainnya dalam bentuk avatar 5. SNS ini menggunakan lingkungan virtual, dimana profil si pengguna merupakan sebuah karakter yang diciptakan dan dikendalikan oleh si pengguna. Situs-situs game online merupakan jenis SNS dalam kategori multi-user virtual environments, karena pengguna merepresentasikan diri mereka ke dalam karakter virtual dan berinteraksi dengan karakter visual milik pengguna lainnya (Childnet International, 2011). White label SNS menawarkan fungsi “membangun kelompok”, yang memperbolehkan para penggunanya membentuk komunitas-komunitas kecil di dalam sebuah situs. Situs-situs ini menawarkan peluang dan kesempatan kepada para anggotanya untuk membuat dan bergabung ke dalam komunitas-komunitas dengan kesamaan minat, aktifitas atau agenda-agenda acara yang spesifik di dalamnya. Salah satu contoh situs SNS yang termasuk dalam kategori ini ialah LinkdIn (Childnet International, 2011). Adapun 4 5 Tulisan atau konten media (foto dan video) yang dipublikasikan di SNS Representasi virtual dari si pengguna. Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 9 social search merupakan mesin pencari sosial (social search engine) yakni pengembangan web yang memanfaatkan popularitas SNS. Layanan mesin pencari ini dapat mencari profil publik dari beberapa situs jaringan sosial lainnya, yang memungkinkan penggunanya untuk ‘melacak’ seseorang dalam situs-situs jejaring sosial di mana seseorang tersebut bergabung di dalamnya. Mesin pencari sosial juga menawarkan pencarian konten yang dibuat oleh pengguna SNS (Boyd & Ellison, 2007; Childnet International, 2011). Beberapa situs jejaring sosial memang menawarkan program ‘pencarian’ pada layanannya, namun pencarian yang dapat dilakukan masih terbatas di dalam domain situs yang dimaksud, seperti misalnya Twitter dan Facebook (Johnson, 2012; Ingram, 2012). Akan tetapi, ada mesin pencari sosial lain seperti Wink dan Spokeo yang memperoleh hasil pencarian mereka dari beberapa situs jaringan sosial berbeda (Childnet International, 2011). Kim, Shim, dan Ahn (2011) melakukan penelitian terhadap pola penggunaan jejaring sosial di Korea Selatan dengan menggunakan metode wawancara terhadap beberapa orang responden. Dari hasil penelitian tersebut, mereka mengelompokkan tujuan penggunaan SNS menjadi empat, yaitu membangun jaringan, mengumpulkan informasi, menghilangkan stress, serta mengabadikan sejarah pribadi. Konsep SNS pada dasarnya dikembangkan dari jaringan sosial tradisional berupa hubungan antara individu, kelompok, serta masyarakat yang yang menjalin hubungan untuk alasan-alasan tertentu seperti hubungan kekeluargaan, pertemanan, bisnis, sosial dan keagamaan (Wood, 2008). Jaringan sosial tradisional yang dimaksud disini adalah hubungan sosial seorang individu yang terjalin dalam lingkup offline. Pihak-pihak yang terkait dalam jaringan sosial tradisional biasanya akan tertarik dengan individu maupun kelompok lain yang memiliki kesamaan dengan diri mereka sendiri. Kesamaan yang dimaksudkan di atas adalah kesamaan umur, penghasilan, jenis kelamin, status perkawinan, etnis, serta kesamaan dalam hal minat (Cosley, Ludford, Terveen, 2003). Tidak hanya dalam membangun jaringan sosial tradisional, dalam membangun SNS melalui internet pun seorang individu umumnya akan mempertimbangkan beberapa faktor kesamaan tersebut. Faktor kesamaan yang dipertimbangkan ketika akan membangun SNS melalui internet antara lain adalah: tempat, minat, masa lalu, transisi kehidupan, pendidikan, umur, dan pekerjaan (Wildbit, 2005). Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 10 Budaya SNS di Masyarakat Korea Dari ketujuh kategori yang telah dikelompokkan oleh Childnet International, jenis SNS yang banyak berkembang di Korea diantaranya adalah profile-based SNS, microblogging, dan mobile SNS. Blog, komunitas online, dan mikroblog merupakan tipe SNS yang banyak digunakan oleh netizen Korea. Hal ini dikarenakan ketiga jenis SNS tersebut memiliki karakteristik utama untuk menjaga hubungan relasi sesama penggunanya. Hal ini dapat dilihat dari fitur-fitur yang ada di dalam masing-masing SNS. Adanya fitur-fitur yang mengutamakan kebersamaan dan interaksi di antara penggunanya menjadikan SNS jenis blog, komunitas online, dan mikroblog populer digunakan di Korea. Situs komunitas online seperti Daum dan Freechal, Naver, minihompi, me2day, dan KakaoTalk, merupakan jenis-jenis SNS lokal Korea yang populer digunakan oleh masyarakat Korea. Dari kelima jenis SNS tersebut, dapat dilihat bahwa masyarakat Korea cenderung menyenangi jenis SNS berbasis profil (profile-based SNS), mikroblog, dan mobile SNS. Untuk memperjelas pola penggunaan kategori SNS yang berkembang di Korea dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Kategori SNS yang Berkembang di Korea No J 1 2 Kategori SNS Profile-based SNS Contentbased SNS 3 Mikroblog 4 Mobile SNS 5 6 7 Daum Freechal KakaoTalk v me2day Minihompi Naver yozm v v v v v v v v v Multi-user Virtual Environments White-label SNS Social Search Jenis SNS berbasis profil (profile-based SNS), mikroblog, dan mobile SNS cukup berkembang di Korea karena berkaitan dengan nilai kolektivitas masyarakat Korea. Walau Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 11 ketiga kategori SNS tersebut sekilas terlihat individualis karena menitikberatkan pada profil dan minat masing-masing pengguna, namun terdapat nilai kolektivitas yang dianut oleh masyarakat Korea dalam penggunaannya. Dengan membangun profil pribadi di dalam SNS, seseorang dapat memberikan informasi mengenai apapun yang disenangi atau sebaliknya. Adanya informasi mengenai diri sang pemilik akun SNS tersebut akan menarik minat pemilik akun SNS lain dengan minat atau latar belakang yang sama sehingga tidak menutup kemungkinan untuk menjalin hubungan pertemanan di antara mereka dan membentuk sebuah kelompok baru. Profile-based SNS memungkinkan pengguna untuk dapat membentuk kelompok pribadi milik mereka sendiri dan memilih anggota-anggota kelompok tersebut sesuai dengan keinginan si pengguna. Shim (2008) menyatakan bahwa generasi muda Korea senang untuk mencari hubungan pertemanan dimana mereka dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki kesamaan hubungan dengan diri mereka. Kesamaan hubungan ini membuat para anggota kelompok, dalam hal ini pengguna SNS, memiliki rasa keterkaitan di antara mereka. Adapun rasa keterkaitan ini merupakan komponen penting dalam nilai kolektivitas. Penggunaan bahasa Korea di dalam SNS buatan Korea menjadi salah satu daya tarik dan keistimewaan SNS Korea dibandingkan dengan SNS buatan luar. Penggunaan bahasa Korea tentu membuat nyaman pengguna yang memang merupakan orang Korea. Karakteristik inilah yang menjadikan SNS lokal cenderung lebih diminati dan populer di kalangan netizen Korea dibandingkan dengan SNS buatan luar negeri (Choe Sang Hoon, 2007; Marcus, 2009). Salah satu ciri khas SNS adalah kebersamaan, yaitu penggunaan SNS yang tidak hanya dinikmati oleh individu melainkan bisa dinikmati bersama dalam waktu yang sama atau tidak dengan pengguna lain. Begitu juga dengan SNS Korea yang juga mengutamakan kebersamaan dan interaksi manusia karena konsep SNS sebagai penghubung jaringan sosial seorang individu memiliki kecocokan dengan konsep kolektivisme yang dianut oleh masyarakat Korea. Maka dari itu terdapat nilai-nilai kolektivitas yang tercermin dalam SNS Korea. Hal ini dapat dilihat dari fitur-fitur yang terdapat pada layanan SNS Korea yang sebagian besar memfokuskan untuk menjaga dan membentuk hubungan relasi para penggunanya dalam kelompok . Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 12 Fitur yang dimaksud dapat dilihat pada layanan minihompi. Meskipun sekilas terlihat sebagai layanan yang berfokus kepada individu (person-centered), minihompi masih memiliki fitur yang terkait dengan orientasi kelompok yakni pada fitur testimoninya. Fitur testimoni yang ada dalam minihompi memiliki kesamaan dengan jaringan sosial di dunia nyata. Fitur testimoni di hanya dapat ditulis oleh teman yang sudah dikonfirmasi oleh pengguna, sehingga tidak sembarang orang dapat menulis testimoni mengenai si pengguna. Fitur testimoni ini juga menandai adanya komunitas yang hubungannya erat di antara hubungan relasi pengguna minihompi. Ini karena hanya pengguna-pengguna yang hubungannya erat yang rela untuk menulis testimoni di minihompi pengguna lain (Ahn Yong Yeol, 2007). Ada pula fitur avatar yang merupakan representasi pemilik minihompi kepada pengunjung minihompinya. Avatar didandani sedemikian rupa dengan memperhatikan perasaan dan kesan yang didapat oleh orang lain saat melihat avatar si pengguna (Shim, 2008). Hal ini merupakan salah satu ciri khas dari masyarakat kolektifis yang berorientasikan kelompok. Kebersamaan yang unik diperlihatan oleh layanan Naver dimana terdapat fitur pencarian komprehensif yakni 지식 iN yang menawarkan penyajian informasi dengan cara yang bersahabat yaitu dengan adanya interaksi timbal balik antara sesama pengguna layanan. Sebagai situs portal, Naver juga menyediakan komunitas online (internet cafe) sebagai sarana untuk berinteraksi dengan sesama pengguna Naver lainnya (Kang, Byung Joon & Hyun Jung Ryoo, 2008). Komunitas-komunitas online yang terdapat pada situssitus portal seperti Naver dan Daum ini populer digunakan oleh netizen Korea dalam berinteraksi sosial di internet. Penggunaan SNS di Korea juga melanjutkan konsep budaya kolektivisme dan konfusianisme masyarakat Korea hingga ke jaringan online. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan karakteristik pengguna pria dan wanita dari masing-masing SNS melalui Tabel 2 berikut. Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 13 Tabel 2. Penggunaan Tipe SNS Berdasarkan Jenis Kelamin (pengguna Internet usia 6 tahun ke atas) Blog Komunitas Online Minihompi Microblog Pria 79.9% 75.1% 65.6% 11.2% Wanita 86.9% 73.6% 71.0% 12.0% Sumber: Survey on the Internet Usage. 2010.12. Korea Internet & Security Agency Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa SNS komunitas online didominasi oleh pengguna pria karena konsep komunitas online sebagai perluasan dari komunitas offline, dimana komunitas merupakan ‘rumah’ bagi kelompok, sehingga nilai-nilai tradisional pengembangan kelompok masih tetap dijaga oleh para anggotanya. Bagi masyarakat dengan latar belakang Konfusianisme yang kental, dimana peranan kaum pria lebih diutamakan dibanding kaum wanita, maka tidaklah heran apabila nilai tersebut ikut masuk ke dalam penggunaan komunitas online. Di lain pihak, layanan blog, minihompi, dan mikroblog menawarkan layanan untuk pengembangan diri bagi penggunanya. Blog, minihompi, dan mikroblog tidak begitu mengusung konsep kelompok, melainkan pribadi si pengguna sehingga mereka dapat bebas berekspresi dan mengungkapkan hal-hal yang mereka inginkan di dalam situs jejaring sosialnya. Hal inilah yang membuat blog, minihompi, dan mikroblog lebih diminati oleh kaum wanita dibandingkan kaum laki-laki. Dari hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat karakteristik nilai tradisonal di dalam penggunaan SNS di Korea. Karakteristik SNS populer di Korea juga dapat dilihat dari kelompok usia yang menggunakan masing-masing tipe layanan. Tabel 3 berikut ini adalah tabel yang memuat data penggunaan SNS per kelompok usia. Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 14 Tabel 3. Penggunaan SNS berdasarkan Tipe Layanan Per Kelompok Usia Blog Komunitas Minihompi Mikroblog Online 6-19 tahun 88,3 % 63,0 % 81,7 % 12,7 % 20 tahunan 86,4 % 84,8 % 85,9 % 17,4 % 30 tahunan 80,8 % 77,3 % 52,9 % 9,3 % 40 tahunan 77,3 % 76,1 % 47,7 % 7,1 % 50 tahunan 71,8 % 71,6 % 44,6 % 3,8 % 60 tahunan 67,4 % 62,7 % 39,7 % 1,8 % Sumber: Survey on the Internet Usage. 2010.12. Korea Internet & Security Agency Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa SNS di Korea banyak digunakan oleh kelompok usia 20 tahun. Kelompok ini mendominasi penggunaan di setiap tipe SNS baik itu blog, komunitas online, minihompi, maupun mikroblog. Kelompok usia selanjutnya yang aktif dalam menggunakan SNS di Korea ialah kelompok usia 6-19 tahun. Kelompok usia ini juga cukup mendominasi penggunaan SNS di Korea setelah kelompok usia 20 tahun di hampir setiap tipe layanan di atas, kecuali di penggunaan komunitas online. Pada komunitas online, jumlah pengguna kelompok usia 6-19 berada setelah kelompok usia 30 tahun dan 40 tahun. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kelompok usia muda (6-19 tahun) lebih menyenangi menggunakan SNS jenis blog, minihompi, dan mikroblog. Komunitas online dianggap terlalu mengusung konsep kelompok, berbeda dengan blog, minihompi, dan mikroblog yang tidak begitu mengusung konsep kelompok. Pengguna kelompok usia muda cenderung lebih menyenangi tipe SNS dimana mereka dapat bebas berekspresi dan mengungkapkan hal-hal yang mereka inginkan. Pada komunitas online yang dianggap sebagai perluasan dari komunitas offline, jumlah pengguna pria berusia dewasa (20 hingga 40 tahunan) lebih mendominasi daripada jumlah pengguna wanita dan pengguna usia remaja (6-19 tahun). Sementara itu pada blog dan mikroblog, jumlah pengguna wanita dan pengguna usia muda (6-20 tahunan) lebih banyak dibandingkan jumlah pengguna pria karena tidak terlalu menitikberatkan kepada konsep komunitas, melainkan pengembangan pribadi individu. Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 15 Seiring berjalannya waktu, meskipun saat ini banyak SNS luar negeri yang masuk dan berkembang di Korea, SNS buatan lokal tetap mendapat perhatian yang lebih dari pengguna SNS di Korea. Hal ini dikarenakan SNS buatan lokal mampu melihat dan menyediakan kebutuhan netizen Korea pada SNS. Penggabungan nilai tradisonal konfusianisme dan kolektivisme dengan konsep SNS sebagai penghubung relasi manusia membuat SNS mengalami perkembangan yang cukup pesat di Korea. DAFTAR REFERENSI Sumber Buku: Bohannan, Paul. (1995). How Culture Works. New York: The Free Press Clark, D.N. (2000). Culture and customs of Korea. Westport, CT: Greenwood. Jones, Steve. & Stephanie Kucker. (2001). Computers, the Internet, and visual cultures. Dalam James Lull (Ed.) Culture in the Communication Age. London: Routledge, 212-225 Kang, Byung Joon & Hyun Jung Ryoo. (2008). The Great Battle of Internet Searching (구글 vs 네이버 검색). Seoul: Jeonja Sinmunsa. Shim, T. Younja, dkk. (2008). Changing Korea: understanding culture and communication. New York: peter Lang Publishing. Soerjono Soekanto. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali. Triandis, H. C., (1995). Individualism & collectivism. Boulder, CO: Westview Wood, Julia T. (2008). Communication mosaics; An introduction to the field of communication (edisi ke-5). Belmont: Thompson Artikel Jurnal: Crandall, C. S., & Schaller, M. (2004). Scientists and science: How individual goals shape collective norms. The psychological foundations of culture, 201. Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2011). The early bird catches the news: Nine things you should know about micro-blogging. Business Horizons, 54(2), 105-113. Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 16 Kim, Ju Yeon, J P Shim dan Kyung Mo Ahn. 2011. SOCIAL NETWORKING SERVICE: MOTIVATION, PLEASURE, AND BEHAVIORAL INTENTION TO USE. The Journal of Computer Information Systems, 51, 92-99. Kim, S. 2003. Korean cultural codes and communication. International Area Review, 6, 93-114 Tesis: Widodo, Sigit. (2003). Komunikasi antar-pribadi dalam komunitas virtual di internet. Tesis Magister, Program Pascasarjana FISIP UI, Depok. Sumber Website: Ahn, Yong-yeol, dkk. (2007). Analysis of Topological Characteristics of Huge Online Social Networking Services. Diunduh pada 2 Desember 2012. http://alpha.nyit.edu/som/faculty/khoo/Spring2012/MIST760/Others/2007%20Analy sis%20of%20Topological%20Characteristics%20of%20Huge%20Online%20Social %20Networking%20Services_ProcWWW.pdf Boyd, d. m., & Ellison, N. B. (2007). Social network sites: Definition, history, and scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), article 11. Diunduh pada 20 september 2012 http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html Childnet International,. (2011). Young People and Social Networking Services. Diunduh pada 20 Oktober 2012. http://old.digizen.org/downloads/fullReport.pdf Cosley, D., Ludford, P., and Terveen, L. (2003): Studying the effect of similarity in online task-focused interactions. Diunduh pada 20 Oktober 2012. http://www.grouplens.org/papers/pdf/simex-group2003.pdf Korea Internet & Security Agency. Survey on the Internet Usage 2010. Diunduh pada 17 mei 2012. http://isis.nida.or.kr/eng/board/index.jsp?pageId=040100&bbsId=10&itemId=315&p ageIndex=1 Kwon Jung Yun. (2012). Social Media Usage in Korea. diunduh pada 15 Oktober 2012. http://www.korea.net/NewsFocus/Society/view?articleId=98532 Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013 17 Marcus, Aaron. (2009). Cross-cultural Analysis of Social Networking System in Japan, Korea, and the USA. Diunduh pada 5 Desember 2012. http://www.amanda.com/joomla_uploads/whitepapers/AM+A_XCSNS_19May2009 %201.pdf McNaughton, Marissa. (2012). South Korea: Facebook Beats Out Local Social Network Cyworld. diunduh pada 20 Oktober 2012. http://therealtimereport.com/2012/05/30/south-korea-facebook-beats-out-localsocial-network-cyworld/ Micakova, Zuzana. (2008). Social Networking. Diunduh pada 12 Oktober 2012. http://www.micakova.ic.cz/ Park, Hye Min. (2011). Why Cyworld Failed to Become A Global Network. Korea Focus February 2011. Diunduh pada 10 April 2012 http://www.koreafocus.or.kr/design2/features/view.asp?volume_id=106&content_id =103416&category=H Wildbit (2005), Social Network Research Report. Diunduh pada 19 Oktober 2012. http://tidbit.wildbit.com Yonhap News. (2012). With Technologial Edge, Social Media Gets ‘Koreanized’. Diunduh pada 20 Oktober 2012. http://www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2012/05/117_110919.html Budaya sns …, Kartika Qolbina, FIB UI, 2013