sertifikasi bagi profesionalisme guru dan upaya peningkatan mutu

advertisement
SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN
UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN
(Studi kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Strata I
dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun oleh :
HASBULLAH
NIM : 111 04 049
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010
KEMENTERIAAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]
SUWARDI, M.Pd
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 Ekslembar
Hal
: Naskah Skripsi
Saudara HASBULLAH
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama
NIM
Jurusan/ Progdi
Judul
: HASBULLAH
: 111 04 049
: Tarbiyah/PAI
: SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME
GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN (Studi Kasus pada Guru
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010)
Dengan demikian kami mohon skripsi saaudara tersebut diatas supaya
segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 17 Agustus 2010
Pembimbing
SUWARDI, M.Pd
NIP. 19670121199903 1002
KEMENTERIAAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]
DEKLARASI
Bissmillahirrahmanirrahim,
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang
munaqosyah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 17 Agustus 2010
Peneliti
HASBULLAH
NIM. 111 04 049
MOTTO
(Beriman, Berilmu dan Beramal)
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku
hanya untuk Allah SWT
Persembahan
Dengan penuh rasa syukur, maka skripsi ini saya persembahkan
kepada:
 Seluruh keluarga tercinta dan tersayang (Bapak, Ibuk, Nenek
serta adek satu-satunya Yuni Kartika Sari) yang senantiasa
memberikan spirit moril serta kebahagiaan kepada saya, semoga
kebahagiaan dan Ridlo Allah SWT selalu menyertai mereka
semua, amiin.
 Bagi seseorang yang telah memberikan cinta dan kasih
sayangnya dengan ikhlaz, semoga Allah membalas kebaikanya.
 Seluruh senior dihimpunan yang senantiasa memberikan
dorongan kepada saya dalam meraih cita-cita masa depan.
 Keluarga besar Kawan-kawan dihimpunan yang senantiasa
berjuang bersama dalam mencapai sebuah impian, YAKIN
USAHA SAMPAI.
 Kawan-kawan di kampong, raihlah impianmu kawan, dan
 Almamaterku, STAIN Salatiga.
KATA PENGANTAR
Dengan senantiasa mengharap rahmat serta Ridlo, Segala puji bagi Allah,
Tuhan pemelihara alam semesta. Dia yang memenuhi segala kebutuhan semua
makhluk, berupa nikmat Iman, Islam serta Ikhsan. Dia pula yang mengaruniai
perangkat akal kepada manusia, karena dengan akalnya manusia bisa menyikapi
segala yang tidak diketahuinya serta memberikan penyadaran terhadap manusia
untuk berkehidupan sesuai dengan fitrahnya.
Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul yang diutus sebagai
rahmat bagi alam semesta. Dia adalah sang revolusioner Muhammad, petunjuk
bagi umat manusia, pembawa risalah Al-Quran, serta teladan bagi pecinta
kebenaran dan pemburu keyakinan, dan bagi sahabat, keluarga dan orang-orng
yang berbegang teguh atas ajaran-ajaran beliau.
Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas
segala Hidayah dan Taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Sertifikasi Bagi
Profesionalisme Guru dan Upaya Peningkatan Mutu
Pembelajaran” dengan lancar. Sebagaimana dimaksudkan untuk memenuhi tugas
serta syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.
Dengan penuh rasa hormat, perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah dan selaku pembimbing skripsi
yang dengan iklas dan tulus hati memberikan bimbingan dan arahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Segenap Dosen beserta Karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan
bimbingan dan pengetahuan selama penulis studi di STAIN Salatiga.
4. Kedua Orang-tuaku, adik beserta keluarga yang selalu memberikan dorongan
moral dan doanya, serta kebahagiaan yang terbaik.
Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis
diterima oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan mendapatkan balasan pahala yang
berlipat ganda. Amin.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat menjadi rujukan bagi perkembangan
dunia pendidikan selanjutnya.
Kita tidak pernah mengetahui kekurangan
sebelum melakukan apekerjaan yang nyata, sehingga luput dan khilaf mohon
dimaafkan seikhlas-ikhlasnya.
Salatiga, 17 Agustus 2010
Penulis
HASBULLAH
NIM: 111 04 049
ABSTRAK
HASBULLAH (NIM 111 04 049) SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME
GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI
MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pemahaman sertifikasi bagi
profesionalisme guru. (2) upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan pengamatan. Subyek
penelitian sebanyak 5 responden, menggunakan teknik wawancara mendalam dan
pengamatan ke ruangan kelas. Pengumpulan data mengunakan pedoman
wawancara dan rekaman sebagai keabsahan data yang diperoleh. Data hasil
wawancara dan pengamatan penelitian yang terkumpul dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis data. Kemudian diolah dan dievaluasi dengan
menggunakan reduksi data, untuk memperoleh arti dan makna yang mendalam.
Kemudian, trianggulasi data yang sudah direduksi, setelah itu meninjau hasil
penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang
diperoleh peneliti selama melakukan penelitian dilapangan.
Mengacu pada hasil penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, dapat peneliti
simpulakan, bahwa pelaksanaan sertifikasi bagi profesionalisme guru menurut
hasil wawancara dengan guru berjalan dengan transparan dan banyak manfaatnya
bagi guru. Walaupun dalam aplikasinya kurang berjalan dengan baik. Sebagian
peserta hanya mengejar kelulusan semata tanpa memperhatikan kualitas serta
kompetensi yang melekat pada guru, sehingga berdampak pada psikologi guru dan
konsentrasi anak didik di kelas.
Dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran, Pemanfaatan media pembelajaran
merupakan suatu hal terpenting dalam peningkatan mutu pembelajaran, dengan
ditunjang dengan sarana yang ada. Dalam hal ini, kaitanya terhadap penentuan
media pembelajaran yang tepat sangat menunjang keaktifan serta pemahaman
siswa atas materi yang disampaikan oleh guru. Faktor-faktor yang dominan dalam
proses pembelajaran adalah adanya perencanaan pembelajaran yang dilakukan
secara berkala dan sistematis, kemudian adanya variasi dalam metode
pembelajaran yang dilaksanakan serta penggunaan sarana pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan penanaman
dan penguasaan materi pada siswa.
DAFTAR ISI
H A LA M A N
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
LOGO STAIN ................................................................................................
ii
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................
iii
PENGESAHAN.................................................................................................
iv
DEKLARASI .................................................................................................
v
MOTTO..............................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... . viii
ABSTRAK .....................................................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................... ............
5
C. Tujuan Penelitian .............................. .........................................
6
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................... ..............................
6
E. Definisi operasional............................... .....................................
7
F. Metode Penelitian .............................. ........................................ 11
G. Tahap-tahap Penelitian .............................. .................................. 13
H. Sistematika penulisan skripsi.............................. ......................... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sertifikasi bagi profesionalisme Guru.............................. ............ 18
1. Konsep Sertifikasi Guru....................... ................................... 18
2. Prinsip Sertifikasi Guru…… ................................................. 18
3. Tujuan sertifikasi Guru .......................................................... 19
4. Manfaat Sertifikasi Guru ..................................................... .... 19
5. Persyaratan Sertifikasi Guru.................................................. ... 20
6. Program Sertifikasi Guru.................... .................................... 21
7. Mekanisme Sertifikas Guru...................................................... 24
8. Pelaksanaan Sertifikasi Guru .................................................. 25
B. Upaya peningkatan mutu pembelajaran………………… ............ 27
1. Mutu.............................................................................. ........... 27
2. Pembelajaran..................................................................... ....... 28
a. Teori pembelajaran ............................................................ 29
b. Metode pembelajaran ........................................................ 30
c. Media dan sarana pembelajaran ......................................... 31
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga....... ............ 33
B. Sertifikasi bagi profesionalisme Guru………………… .............. 51
1. Pemahaman tentang Sertifikasi Guru........ .............................. 51
2. Manfaat Sertifikasi Guru......................... ................................ 53
C. Upaya peningkatan mutu pembelajaran ...................................... 54
1. Persiapan Guru dalam kegiatan pembelajaran.......................... 54
2. Variasi metode pembelajaran................................................. ... 55
3. Media dan sarana pembelajaran…………………………….. .. 56
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru ............................................ 58
1. Pemahaman Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru ................ 58
2. Manfaat Sertifikasi Guru ........................................................ 59
B. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran ........................................ 60
1. Persiapan Guru dalam kegiatan pembelajaran ........................ 60
2. Variasi metode pembelajaran
...................................... 62
3. Media dan sarana pembelajaran ............................................. 64
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. PENUTUP............................................................................. ........ 66
1. Kesimpulan............................................................................ 66
2. Saran ..................................................................................... 67
3. Penutup ................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar guru MAN Salatiga yang sudah Sertifikasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Nama Guru
Dr. H. Badaruddin, M.Ag
Drs. Ishak
Dra. Siti Mu’tasimah
Dra. Hj. Siti Aisyah Z.
DRA. Nur Nazilah
Dra. Nasuha
Drs. Arif Ghanifianto
Drs. Hadi Mulyono, M.Si
Rodji’un, S.Pdi
Drs. Afifuddin
Dra. H. Fathonah
Dra. Anis Rosiqoh
Drs. H. Fahrurrozi
Dra. Siti Afrianita B
Dra. Nurul Isnaini, S.Pdi
Dra. Umi Hamimah
Joko Susilo, S.Pd
Drs. Saefuddin
Drs. Kastomo
Dra. Tri Jatiyah
Aris Handoyo, S.Pd
Siti Mudrikah, S.Pd
Hanifah, S.Pd
Dra. Siti Baroroh
M. Siddiq Purnomo, S.Pd
Dra. Sumiyarti
M. Waston Al Hikami, S.Pd
Agus Kirno, S.Pd
Desy Arisanti, S.Pd
Nur Hidayati, S.Pd
Ameliasari T. Kusuma, S.Pd
Nur Ichsan, S.Pd
Siti Nur Rohmah, S.Ag
Misbakhul Munir, S.Ag
Jamaluddin, S.Ag
Ulfi Khoirotun, S.Pd
Laila Mudlolifah, S.Pd
Sudaryo, S.Pd
Sriyono, S.Ag
Khoirurrahman Abidin, S.Pdi
Ahmad Fauzi, S.Ag
Tahun sertifikasi
2009
2009
2009
2007
2009
2009
2009
2009
2008
2007
2009
2009
2009
2009
2008
2009
2009
2009
2009
2008
2007
2006
2007
2009
2009
2009
2008
2009
2009
2009
2007
2009
2009
2008
2008
2009
2009
2009
2008
2008
2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan nasional sedang beranjak menuju perubahan, akan
tetapi perubahan itu jelas tidak bisa dalam sekali waktu langsung
memperlihatkan hasil secara maksimal. Sebab, mengelola sistem pendidikan
nasional ibarat menanam modal (investasi) untuk jangka panjang, tetapi wujud
keberhasilannya tidak seketika. Jika investasi dalam bentuk bisnis jelas akan
menghasilkan untung-rugi secara riil, karena dapat diukur dengan besarnya
nominal rupiah. Namun investasi pendidikan adalah berbentuk kualitas sumber
daya manusia yang riil bagi generasi bangsa. Karena tujuan nasional
pendidikan kita adalah untuk membangun mentalitas yang berkarakter
(Suyanto, 2006: X)
Maka, idealnya pendidikan harus mampu memberikan jalan keluar
bagi berbagai macam masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa.
Namun realitas yang nyata-nyata dirasakan oleh masyarakat adalah tumpulnya
kekuatan dari lini tersebut. Pendidikan belum bisa menjadi ujung tombak yang
menyentuh permasalahan inti yang dihadapi oleh masyarakat (Abdurrahman,
2007: 1).
Sehingga salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan nasional dan memperbaiki kesejahteraan hidup guru ditempuh
1
melalui sertifikasi bagi profesionalisme guru melalui portofolio sesuai dengan
(Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007). Program ini akan berdampak
sangat baik dalam rangka meningkatkan profesionalisme pendidik serta
kesejahteraanya.
Di Indonesia program sertifikasi guru pertama kali digalakkan pada 12
Agustus 2007, maka semua Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) Induk maupun Mitra melaksanakan sosialisasi pada lembaga
pendidikan sekitarnya. Serta dituntut untuk memenuhi berbagai hal persyaratan
yang ditetapkan maka diperlukan Pedoman Sertifikasi bagi profesionalisme
guru.
Sertifikat pendidik ini merupakan prasyarat untuk memperoleh
tunjangan profesi dan pengakuan sebagai tenaga profesional. Kemudian dalam
Pasal 16 disebutkan bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada
guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang besarnya setara dengan satu
kali gaji pokok. Dengan demikian seorang guru atau dosen yang telah
memperoleh sertifikat pendidik, akan mendapatkan penghasilan yang terdiri
dari : (1) gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji, (2) tunjangan
fungsional, dan (3) tunjangan profesi.
Sertifikat dimaksudkan berfungsi sebagai jaminan formal terhadap
eksistensi pekerjaan mendidik. Di samping itu, pada hakekatnya sertifikasi
guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang memiliki
kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta
tujuan pendidikan pada umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan
zaman (Mulyasa, 2008: 17).
Ketentuan yang paling mendasar dalam persyaratan mutlak dalam
portofolio sebagaimana menyebut guru sebagai pendidik professional,
diantaranya mereka memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau
Diploma IV (S1/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen
pembelajaran. Serta sekurang-kurangnya 24 tatap muka dan sebanyakbanyaknya 40 jam tatap muka dalam seminggu. Sehingga guru benar-benar
menjalankan profesinya dengan sunguh-sunguh. Persyaratan kualifikasi
akademik minimal S1/D-IV dibuktikan dengan ijazah dan pemenuhan
persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata
pelajaran yang dibina.
Tantanganya sekarang, guru harus selalu meningkatkan kompetensi
dan pemahaman. Sebab tugasnya adalah membangkitkan semua potensi peserta
didik. Jadi sertifikasi semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dari sektor guru. Meningkatkan kesejahteraan para guru adalah efek dari proses
sertifikasi tersebut. Dan, jauh lebih penting adalah tidak menjadikan proses
sertifikasi ini sebagai proyek pihak-pihak tertentu. Karenanya harus ada pihak
yang terlibat dan pengawasan eksternal yang lebih transparan dan obyektif.
Disisi lain, dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk
menyampaikan materi dengan cara yang mudah sesulit apapun materi, guru
hendaknya mampu mentransfer kepada anak didik dengan semudah-mudahnya.
Intelektualitas saja tidak cukup, kepekaan emosional untuk membaca keadaan
murid juga tidak kalah penting. Pertukaran ide antara guru dengan anak didik,
anak didik dengan anak didik lain ataupun guru murid dengan lingkugannya
adalah satu proses yang saling berkesinambungan dan tidak bisa saling
dipisahkan (Abdurrahman, 2007: 121).
Maka sewajarnya, upaya memudahkan pembelajaran bagi murid
adalah tugas utama sebagai seorang guru. Untuk itu guru tidak saja dituntut
untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, tetapi
juga mampu menyesuaikan metode pembelajaran dengan keadaan diri masingmasing murid. Sehingga metode dan pendekatan yang diterapkan dalam proses
belajar dan pembelajaran benar-benar searah dengan pengembangan diri murid
yang menjadi subyek sekaligus obyek pendidikan itu sendiri (Baharuddin,
2008: 5).
Maka kemudian, seorang guru yang profesional dalam proses
pembelajaran diharapkan mampu memberikan teori, metode, media dan sarana
yang tepat, sehingga dalam proses pembelajaran bisa memberikan ruang bagi
murid untuk berkreativitas dan terlibat secara aktif sepanjang proses
pembelajaran tanpa merasa jenuh, jemu apalagi bosan. Hingga aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik murid dapat berkembang maksimal secara bersamaan
tanpa mengalami pendistorsian salah satunya.
Upaya-upaya
yang
dilakukan
secara
teratur,
terarah
dan
berkesinambungan tentunya diharapkan dapat menghasilkan perubahan dalam
paradigma pembelajaran, khususya dalam sistem pendidikan yang semakin
komplek, sehingga proses belajar mengajar mampu berjalan secara efektif dan
efisien. Misalnya dalam penerapan manajemen, konsep dan metodenya ada
pembaharuan secara sistematis. Namun apa yang terjadi bila pendidikan justru
berjalan pada rel yang sebaliknya? Yang terjadi adalah tidak adanya upaya
perbaikan dalam peningkatan mutu pembelajaran. Di dalam lembaga
pendidikan, banyak sekali para guru belum bisa untuk mentranformasikan
nilai-nilai pembelajaran yang sesuai dengan kompetensinya secara profesional.
Berdasarkan
analisis
tersebut,
penulis
berkeinginan
untuk
mengangkatnya menjadi sebuah bahasan dengan judul SERTIFIKASI BAGI
PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru di
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010?
2. Bagaimanakah upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan pokok permasalahan tersebut, dapat dirumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru di
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
2. Untuk mengetahui upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan memiliki manfaat, baik secara praktis
maupun teoritis, yaitu sebagai berikut:
1. Secara praktis
a. Bagi penulis, sekiranya dapat menambah wawasan pemahaman yang
lebih komprehensif tentang pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme
guru dalam dan upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
b. Bagi Program studi PAI STAIN Salatiga, diharapkan dapat dijadikan
pertimbangan dalam memperbaiki kurikulum dan sistem pembelajaran
yang efektif.
c. Bagi Departemen Agama (Depag), dapat dijadikan pertimbangan dalam
memperbaiki sistem pelaksanaan sertifikasi guru.
d. Bagi guru, dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam mempersiapkan
diri dalam mengikuti sertifikasi guru.
2. Secara teoritis
Dilihat dari aspek teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi salah
satu landasan untuk memperkuat fungsi dan kedudukan pelaksanaan
sertifikasi bagi profesionalisme guru. Hasil dari pelaksanaan sertifikasi akan
kurang bermakna jika dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru tidak
mencerminkan telah lulus sertifikasi. Dengan adanya penelitian ini
setidaknya dapat diperoleh hasil, walaupun dalam sudut pandang tertentu
masih belum mengena. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan
sarana
untuk
membandingkan
antara
sertifikasi
bagi
profesionalisme guru dengan penerapan sistem pembelajaran yang lebih
bermutu, dikarenakan guru yang bersangkutan telah memenuhi sertifikasi.
E. Definisi Operasional
Di dalam definisi operasional ini, untuk menghindari adanya salah
pengertian dalam memahami judul penelitian di atas, perlu ditegaskan beberapa
istilah dalam judul di atas, yaitu:
1. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
Sertifikasi berasal dari bahasa inggris “ certificate” yang berarti
“sertifikat” merupakan proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan
dosen (Echold, 2004: 56). Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen
(UUGD) sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru
dan dosen. Sedang sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga
professional. Guru merupakan orang dewasa yang secara sadar bertanggung
jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Selain
itu, guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur non formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Sertifikat guru dapat diartikan sebagai proses pemberian
pengakuan
bahwa
seseorang
telah
memiliki
kompetensi
untuk
melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu,
setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.
Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan
kompetensi professional.
Dalam undang-undang republik Indonesia no 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat
pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian tersebut,
sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan
bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi
yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi (Mulyasa, 2008: 33).
Adapun indikator masing-masing variabel sebagai berikut :
a. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
No. 18 Tahun 2007 Pasal 2 indikator sertifikasi bagi guru
profesionalisme, diantaranya:
1) Memenuhi Standar kualifikasi akademik sebagai pendidik (D-IV atau
S.1).
2) Pendidikan dan pelatihan.
3) Pengalaman dalam mengajar.
4) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
5) Prestasi akademik.
6) Karya pengembangan profesi.
7) Kekikutsertaan dalam forum ilmiah.
8) Pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan sosial.
9) Pengargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
b. Peningkatan Mutu Pembelajaran
Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki
keluaran yang dihasilkan (Arcaro, 2007: 75). Dalam sekolah mutu,
standar mutu ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja di dalam
keseluruhan proses kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk bermutu.
Mutu mengeliminasi kebutuhan melakukan inspeksi setelah pekerjaan
dilakukan.
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti adanya
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang dimaksudkan
mencakup aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Dengan demikian,
pembelajaran dapat diartikan proses yang dirancang untuk merubah diri
seseorang, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya (Suwardi,
2007: 30).
Adapun indikator masing-masing variabel sebagai berikut :
1) Adanya perencanaan pembelajaran yang dilakukan secara berkala dan
sistematis.
2) Adanya variasi dalam metode pembelajaran yang dilaksanakan.
3) Penggunaan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran.
4) Meningkatkan penanaman dan penguasaan materi oleh siswa.
F. Metode penelitian
1. Lokasi penelitian.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di kota salatiga, tepatnya di
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan
pada pertimbangan bahwa letak yang strategis dan di pusat kota.
2. Pendekatan penelitian.
Berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif. Karakter riset kualitatif memiliki latar alami,
karena yang merupakan alat pentingnya adalah sumber data yang langsung
dan perisetnya. Riset kualitatif ini bersifat deskriptif, dan dalam
menganalisa data dilakukan secra induktif (Hadi, 1999: 42).
Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan terhadap manusia serta pengamatan terhadap manusia dalam
kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dengan
bahasa dan peristilahanya. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati (Moleong, 2003: 3).
Menurut S. Nasution, penelitian kualitatif disebut juga penelitian
natulalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bersifat
kualitatif, bukan kuantitatif, karena menggunakan alat-alat pengukur.
Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat “natural” atau
wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen
atau test (Nasution, 2003: 18). Penelitian kualitataif bersifat generating
theory bukan hypothesistesting sehingga teori yang dihasilkan berupa teori
subtansif dan teri-teori yang diangkat dari dasar (grounded theory).
3. Sumber informasi
Informasi dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber lapangan.
Sumber informasi lapangan ialah kepala sekolah, wakil kepala sekolah
urusan kurikulum serta guru. Sedangkan sumber sekunder yaitu dokumendokumen yang merupakan hasil laporan, hasil penelitian, serta buku-buku
yang ditulis orang lain tentang sertifikasi bagi profesionalisme guru. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam dan pengamatan. Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan
data atau informasi berkenaan dengan model atau cara guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaranya, yaitu di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga.
Wawancara mendalam, untuk menggali informasi lebih dalam
mengenai pikiran serta perasaan responden, dan untuk mengetahui lebih
jauh bagaimana responden memandang dunia berdasarkan perspektifnya.
Wawancara dilakukan dalam
bentuk percakapan informal dengan
menggunakan lembaran berisi garis besar tentang apa-apa yang akan
ditanyakan.
4. Analisis data
Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan.
menyusun data berarti menggolongkan ke dalam pola, tema, atau ketegori
tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis,
menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep.
G. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap ini terdiri atas tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan
dan tahap analisis data.
a. Tahap pra-lapangan
Kegiatan pra lapangan yang dilakukan dalam penelitian mengacu
pada Moleong adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rancangan penelitian.
2) Memilih lapangan penelitian.
3) Mengajukan ijin operasional untuk penelitian dari Ketua STAIN Salatiga
kepada pihak Madrasah Aliyah Negeri Kota Salatiga.
4) Menjajaki dan menilai lapangan.
5) Memilih informan yang dalam hal ini peneliti fokuskan adalah kepala
sekolah, waka kurikulum, TU, guru, siswa.
6) Menyiapkan perlengkapan penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan
Dalam tahap pekerjaan lapangan ini yaitu dengan:
1) Melakukan survey awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian.
2) Memilih sejumlah responden yaitu kepala sekolah, waka kurikulum,
guru, TU, sebagai informan dengan jalan melakukan wawancara.
3) Melakukan observasi lapangan sebagai langkah pengumpulan data.
c. Tahap analisis data
Dalam tahap analisis data langkah-langkah yang dilakukan penulis adalah :
1) Mengumpulkan semua data–data yang sudah diperoleh untuk kemudian
dilakukan pengolahan baik data dari informan maupun data administrasi.
2) Menyaji data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan
memudahkan untuk melakukan pengolahaan.
3) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau
menyimpang, setelah mulai muncul adanya kelemahan data sebagai
akibat proses reduksi.
4) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan sebagai deskriptif
temuan penelitian.
5) Melakukan evaluasi dari data yang sudah diolah.
6) Menyusun laporan akhir untuk dilaporkan.
7) Menyusun dokumentasi dari masing–masing lembaga.
d. Interpratasi data
Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan
makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang
dilakukan (Moleong, 2008: 149).
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil
penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang
diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Bagian muka yang memuat halaman judul, nota pembimbing, halaman
pengesahan, daftar isi dan daftar pengesahan.
2. Bagian Isi memuat:
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat: latar belakang masalah, penegasan istilah, pokok
permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, tahap-tahap penelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada landasan teori ini penulis mengemukakan kepada pembaca agar
mengetahui dasar-dasar teori ini yang meliputi tentang ruang lingkup
sertifikasi bagi profesionalaisme Guru. Definisi tentang sertifikasi dan teoriteori pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan, serta teori-teori yang
relevan dengan upaya peningkatan mutu pembelajaran.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan
variabel penelitian, yaitu sertifikasi bagi profesionalisme guru dan upaya
peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun
2010. Disamping laporan mengenai variabel penelitian, juga dilaporkan
beberapa hal mengenai lembaga yang dijadikan tempat penelitian, baik yang
berkaitan dengan sistem pembelajaran, monografi sekolah, situasi sekolah,
dan beberapa instrumen lain sebagai data komplementer.
BAB IV : ANALISA DATA
Pada bab ini akan dilakukan analisa terhadap data yang terkumpul, dengan
tahapan klasifikasi data, tabulasi data, dan persentase untuk menjawab
pokok masalah pertama dan kedua. Selanjutnya melakukan analisa
keterkaitan sertifikasi bagi profesionalisme Guru dan upaya peningkatan
mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
Pada akhir penulisan, bab kelima ini akan diuraikan mengenai kesimpulan
akhir penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait
dengan subyek penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
1. Konsep Sertifikasi Guru
Sertifikat adalah dokumen resmi yang menyatakan informasi di
dalam dokumen itu adalah benar, sedangkan sertifikasi adalah proses
pembuatan dan pemberian dokumen tersebut (Suyatno, 2008: 2). Sehingga
sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru.
Maka
kemudian,
dapat
diartikan
bahwa
sertifikasi
bagi
profesionalisme guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik oleh
seseorang yang telah bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan yang
ada dalam binaan Departemen Agama maupun Departemen Pendidikan
Nasional. Sertifikat pendidik merupakan bukti formal sebagai pengakuan
yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional. Sertifikat diperoleh
melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi.
Kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.
2. Prinsip Sertifikasi Guru
a. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
18
b. Berujung
pada
peningkatan
mutu
pendidikan
nasional
melalui
peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru.
c. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
d. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis.
e. Menghargai pengalaman kerja guru.
f.
Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.
3. Tujuan Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru dalam jabatan bertujuan untuk :
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan
c. Peningkatan profesionalitas guru.
4. Manfaat Sertifikasi Guru
Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut:
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang
dapat merusak citra profesi guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan tidak profesional.
c. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan
(LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang
dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
d. Meningkatkan kesejahteraan guru.
5. Persyaratan Sertifikasi Guru
Persyaratan sertifikasi guru dibedakan menjadi dua, yaitu
persyaratan akademik dan nonakademik. Adapun persyaratan akademik
adalah sebagai berikut :
a. Bagi guru TK/RA, kualifikasi akademik minimum D4/S1, latar belakang
pendidikan tinggi di bidang PAUD, Sarjana Kependidikan lainnya, dan
Sarjana Psikologi.
b. Bagi guru SD/MI kualifikasi akademik minimum D4/S1 latar belakang
pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau
psikologi.
c. Bagi guru SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, kualifikasi akademik minimal
D4/S1 latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
d. Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam bidang akademik,
dapat diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari
Kepala Sekolah, Dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh Kepala
Cabang Dinas dan Kepala Dinas Pendidikan.
Persyaratan
nonakademik
untuk
ujian
sertifikasi
dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
a. Umur guru maksimal 56 tahun pada saat mengikuti ujian sertifikasi.
b. Prioritas keikutsertaan dalam ujian sertifikasi bagi guru didasarkan pada
jabatan fungsional, masa kerja, dan pangkat/golongan.
c. Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam nonakademik, dapat
diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari
kepala sekolah, dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh kepala
cabang dinas dan kepala dinas pendidikan.
d. Jumlah guru yang dapat mengikuti ujian sertifikasi di tiap wilayah
ditentukan oleh Ditjen PMPTK berdasarkan prioritas kebutuhan.
6. Program Sertifikasi Guru
Program sertifikasi guru ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang
tahapannya sebagai berikut:
a. Pra sertifikasi
Kegiatan ini terdiri dari pemetaan kapasitas, penetapan calon
peserta sertifikasi dan pembekalan dan try-out.
b. Pemetaan kapasitas guru
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kompetensi
guru sebelum mengikuti sertifikasi, sehingga peluang kelulusannya
dalam uji kompetensi lebih besar. Kegiatan ini terdiri dari beberapa
langkah:
1) Sosialisasi,
Madrasah,
baik
yang dilakukan oleh Direktorat
Bidang
Mependa/Kependa
Islam,
Mapenda/Kependa Islam atau Seksi Madrasah.
Pendidikan
maupun
Seksi
2) Pengumpulan data yang sekaligus merupakan pendaftaran peserta
sertifikasi ini, dilakukan oleh Seksi Mapenda/Kependa Islam atau
Seksi
Madrasah,
yang
dikoordinasikan
oleh
Bidang
Mapenda/Kependa Islam. Selanjutnya data mentah yang terkumpul
diverifikasi oleh Seksi Mapenda/Kependa Islam atau Seksi Madrasah.
Pendaftaran sah bila formulis yang telah diisi diketahui dan disetujui
oleh Kasi Mapenda/TOS setempat.
3) Bidang Mependa/Kependa Islam mengkoordinasikan pendataan,
pendaftaran dan verifikasi yang ada di wilayahnya, termasuk
mekanisme dan proses penyampaian data mentah ke perguruan tinggi
yang ditunjuk.
4) Perguruan tinggi melakukan in-put dan olah data menjadi “Daftar
Urutas Prioritas (DUP)” per kabupaten/kota, per jenjang, per mata
pelajaran (untuk jenjang MTs dan MA). DUP disusun atas dasar (1)
beban mengajar, (2) pengalaman mengajar dan sebagai guru, (3) latar
belakang pendidikan/kualifikasi akademik, dan (4) usia. Golongan
atau kepangkatan dalam PNS tidak dijadikan pertimbangan pada
tahapan ini.
5) DUP tersebut merupakan daftar panjang (long list) peserta sertifikasi,
disampaikan oleh perguruan tinggi kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan melalui Direktorat Pendidikan Madrasah (Up. Sub
Direktorat Ketenagaan) untuk diproses penetapannya sebagai peserta
sertifikasi guru dalam jabatan untuk tiap tahap/tahunnya (short list).
c. Penetapan calon peserta Sertifikasi Guru
Hasil pemetaan merupakan acuan penetapan nama calon peserta
sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk tiap tahap/angkatan (short list).
Penetapan ini dilakukan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam, dengan jumlah dan kuota yang didasarkan atas jumlah
dan kuota nasional tiap tahun yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional. Kuota dan jumlah peserta sertifikasi dari Departemen Agama
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dengan pertimbangan
Menteri Agama.
Jumlah dan kuota serta daftar calon peserta sertifikasi guru yang
telah ditetapkan, disampaikan kepada Kantor Wilayah Departemen
Agama Provinsi untuk ditindaklanjuti dan/atau disosialisasikan kepada
Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, guru yang bersangkutan,
dan pihak lainnya yang terkait.
d. Pembekalan dan try-out
Kegitan pembekalan dan try-out atau simulasi ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kesiapan guru calon peserta sertifikasi dalam
menghadapi uji kompetensi sebagai bagian dari proses sertifikasi.
Pelaksanaan kegiatan ini berpedoman pada panduan yang disusun oleh
Direktorat Pendidikan Madrasah.
7. Mekanisme Sertifikasi Guru
Penyelenggara sertifikasi guru melalui pendidikan profesi dan uji
kompetensi adalah perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan
tenaga kependidikan yang terakreditasi dengan beberapa persyaratan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Sertifikasi guru bagi calon guru dan guru yang sudah mengajar
dilaksanakan melalui mekanisme yang berbeda didasarkan atas penghargaan
terhadap pengalaman kerja guru.
a. Guru Prajabatan (Calon Guru)
Sertifikasi guru bagi calon guru dilakukan melalui pendidikan
profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi. Uji kompetensi melalui
ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai standar kompetensi. Ujian tertulis
dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup wawasan atau
landasan kependidikan, materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai
standar isi mata pelajaran, konsep-konsep disiplin keilmuan, teknologi,
atau seni yang secara konseptual menaungi materi pelajaran. Ujian
kinerja dilaksanakan secara holistik dalam bentuk ujian praktek
pembelajaran yang mencerminkan penguasaan kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional pada satuan pendidikan yang relevan.
b. Guru dalam Jabatan
Bagi guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi
akademik S1/D-IV dapat langsung mengikuti uji kompetensi untuk
memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi dilakukan dalam bentuk
penilaian portofolio berdasarkan standar penilaian yang ditetapkan
pemerintah. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman
profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen
yang mendeskripsikan: kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,
pengalaman mengajar, hasil karya perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik,
karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah,
pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial dan penghargaan
yang relevan dengan bidang pendidikan.
8. Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Perguruan Tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah melaksanakan
sertifikasi dengan menggunakan instrumen standar yang telah ditetapkan.
a. Pemberian Sertifikat Pendidik
Perguruan Tinggi memberikan sertifikat pendidik kepada guru
yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi semua indikator kompetensi
guru.
b. Tunjangan Sertifikasi Guru
1) Tunjangan Profesi.
Guru yang telah memiliki sertifikat pendidik berhak atas
tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokoknya. Persyaratan untuk
mendapatkan tunjangan profesi yaitu, memenuhi persyaratan
akademik sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik yang telah
diberi satu nomor registrasi guru oleh departemen pendidikan
nasional, memenuhi beban kerja minimal sebagai guru, mengajar
sebagai guru sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidik yang
dimilikinya, terdaftar pada departemen pendidikan nasional sebagai
guru, melaksanakan kewajiban sebagai guru, tidak terikat sebagai
tenaga tetap pada instansi sebagai guru.
2) Tunjangan Fungsional dan subsidi tunjangan.
Tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan fungsional
direncanakan akan diberikan kepada guru
yang memenuhi
persyaratan adalah memenuhi persyaratan akademik sebagai guru
sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi
satu nomor registrasi unik oleh departemen, melaksanakan tugas
sebagai guru tetap yang diangkat oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, atau satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat
dan bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan yang memiliki
izin operasional dari pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
beban mengajar, minimal 6 (enam) jam tatap muka per minggu pada
satuan pendidikan dimana dia diangkat sebagai guru tetap, minimal
24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan maksimal 40 (empat
puluh) jam tatap muka per minggu pada satu atau lebih satuan
pendidikan yang memiliki izin operasional dari Pemerintah atau
Pemerintah Daerah, tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi
selain yang dimaksud pada huruf c angka 1, mengajar sebagai guru
matapelajaran dan/atau guru kelas serta satuan pendidikan yang
sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidikan yang dimilikinya,
terdaftar pada Departemen sebagai guru, berusia maksimal 60 (enam
puluh) tahun, melaksanakan kewajiban guru sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
3) Tunjangan bagi daerah khusus
Daerah khusus sebagaimana dimaksud adalah desa atau
lokasi dalam desa terpencil, terbelakang, dihuni masyarakat adat
yang terpencil dan berbatasan dengan Negara lain .
B. Upaya peningkatan mutu pembelajaran
1. Mutu
Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran
yang dihasilkan (Arcaro, 2007: 75). Setiap rangkaian kerja yang unik
memberikan sumbangan pada penciptaan keluaran. Dalam sekolah mutu,
standar mutu ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja di dalam keseluruhan
proses kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk bermutu. Mutu
mengeliminasi kebutuhan melakukan inspeksi setelah pekerjaan dilakukan.
Dalam dunia pendidikan ada beberapa hal pokok yang harus
diperhatikan tentang konsep mutu, pertama, perbaikan secara terus menerus
(continuous improvement). Konsep ini mengandung pengertian bahwa pihak
pengelola senantiasa melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan secara
terus menerus untuk menjamin semua komponen penyelenggara pendidikan
telah mencapai standar mutu yang ditetapkan. Kedua, menentukan standar
mutu (quality assurance). Standar mutu pendidikan misalnya dapat berupa
pemilikan kemampuan dasar pada masing-masing bidang pembelajaran, dan
sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh (Sallis, 2006: 7).
2. Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang dimaksudkan mencakup
aspek
kognitif,
afektif,
maupun
psikomotor.
Dengan
demikian,
pembelajaran dapat diartikan proses yang dirancang untuk mengubah diri
seseorang, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya (Suwardi,
2007: 30).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu. Disini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan
ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan
belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan
dan memiliki tentang sesuatu (Bahrudin, 2008: 13).
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya
pendidikan demi meraih internalisasi ilmu pengetahuan sebagai proses
pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan secara terus
menerus (dinamika) dalam perilaku dan pemikiran manusia. Maka,
intensitas dan efektifitas hasil pendidikan (out-put/graduated) sangat
ditentukan oleh manajemen mutu pembelajaran dan intruksi yang dijalankan
dalam lembaga pendidikan tersebut.
a. Teori pembelajaran
Menurut teori Bruner ada tiga bentuk pembelajaran, yaitu
sebagai berikut:
1) Enaktif,
yaitu
pembelajaran
yang
dialakukan
dengan
cara
memanipulasi obyek secara aktif.
2) Ikonik, yaitu pembelajaran yang dilakukan melalui representasi
gambaran yang diperoleh dari pengalaman inderawi.
3) Simbolik, pembelajaran yang dialakukan melalui
representasi
pengalaman yang abstrak (seperti bahasa) yang sama sekali tidak
memiliki kesamaan fisik dengan pengalaman tersebut (Seifert, 2009:
117).
b. Metode pembelajaran
Tidak ada sesuatu yang begitu berguna bila dibandingkan
dengan teori yang baik. Sebagai pengajar, yakni orang yang selalu
mengaplikasikan berbagai disiplin ilmu, kita tahu ini sebagai sebuah
kebenaran. Potongan-potongan penelitian yang terputus (disconnected
research) tidak meninggalkan kita apapun yang mendasari segala aksi
kita kepadanya. Tapi, sebagai pengajar, kita juga sadar bahwa teori-teori
selalu datang dan pergi, dan perginya selalu lebih banyak karena mereka
tidak mampu menangkap detail realitas setiap harinya (Boeree, 2008:
52).
Dalam kitab Ta’lim Muta’allim Al-Zarnuzi menjelaskan bahwa
metode pembelajaran meliputi dua kategori. Pertama, metode yang
bersifat etik mencakup niat dalam belajar. Kedua, metode yang besifat
teknik strategi meliputi:
1) Cara memilih pelajaran; bagi orang yang mencari ilmu sebaiknya
mendahulukan memilih/mempelajari ilmu yang dibutuhkan dalam
urusan-urusan agamanya, seperti ilmu tauhid.
2) Cara memilih guru; sebaiknya memilih guru yang lebih alim, wara’
dan umurnya lebih tua dari kita.
3) Cara memilih teman; mencari teman yang rajin, wara’ dan berwatak
baik, mudah faham akan pelajaran, tidak malas, tidak banyak bicara,
dan lain sebagainya.
4) Langkah-langkah dalam belajar; mengenai hal ini, termasuk juga hal
teknis pembelajaran, menurut grunebaum dan abel, terdapat enam hal
yang menjadi sorotan Al-Zarnuji, yaitu, the curriculum and subject
matter, the choise of setting of teacher, the time of study, dynamic of
learning, the student’s relationship to other (Baharuddin, 2008: 5455).
c. Media dan sarana pembelajaran.
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar
pada
dirinya.
Penggunaan
media
secara
kreatif
akan
memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
(Asnawir, 2002: 11).
Disisi lain, media merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka
ragamnya media tersebut, maka masing-masing media memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain; tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat
lunak (softwere), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, perlu adanya
beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam
memilih media.
3) Kondisi audien (siswa) dari segi subyek belajar menjadi perhatian
yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan
kondisi anak.
4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru
mendesain sendiri media yang akan digunakan.
5) Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan
disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna.
6) Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus
seimbang dengan hasil yang akan dicapai.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
1. Sejarah singkat Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
Berdasarkan data penelitian dengan cara wawancara yang peneliti
dapatkan dari bagian tata usaha oleh bapak Edi Pramono, S.Pd, pada hari
senin, tanggal 7 Juni 2010 maka dapat kami sampaikan gambaran umum
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga sebagai berikut:
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga adalah merupakan sekolah yang
berasal dari Pendidikan Guru Agama, kemudian pada tahun 1990
berdasarkan keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 64 / 1990
berubah status menjadi MAN Salatiga. Berdiri di wilayah Salatiga dengan
luas tanah 5.113 m2 Hak milik No. 49, dengan luas bangunan 2.882 m2 di
jalan K.H. Wahid Hasyim No. 12 Telp. (0298) 323031.
Sebagai lembaga pendidikan formal yang berciri khas Islam di
samping membuka jurusan I.P.A, I.P.S dan Bahasa juga muatan lokal
Bahasa Jawa dan IT, serta pengembangan diri unggulan Otomotif dan Tata
Busana.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan
sekolah umum, pihak manajemen
33
MAN Salatiga
harus menciptakan
program pendidikan dengan bertujuan meningkatkan pelayanan kepada
pihak stakeholders.
Sesuai dengan penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), MAN Salatiga sebagai lembaga pendidikan
formal berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai
pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber manusia yang
berakhlak mulia, unggul, berbudaya, sekaligus mandiri dan berwawasan ke
depan.
1. Visi dan Misi
a. Visi
Memadukan dzikir, fikir dan skill untuk mempersiapkan
generasi Islami, berprestasi dan hidup mandiri.
b. Misi
1) Melaksanakan pendidikan yang demokratis dan berkualitas.
2) Mempersiapkan generasi Islam kedepan yang menguasai IPTEK dan
ketrampilan sebagai bekal hidupnya.
3) Mampu mengembangkan kreativitas yang inovatif.
4) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
5) Membentuk perilaku Islami dalam kehidupan sehari-hari.
2. Program Madrasah
a. Dasar Pengembangan
1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal sejajar dengan SMU
di Salatiga.
2) Besarnya minat tamatan SLTP/MTs serta orang tua murid untuk
masuk atau memasukkan anaknya ke MAN Salatiga setiap tahun.
3) Penataan bangunan yang kurang teratur.
4) Kurang lengkapnya sarana prasarana pendidikan.
5) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di Asia Tenggara
dengan lembaga-lembaga pendidikannya yang sudah sangat maju
apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan Islam termasuk
madrasah.
b. Arah Pengembangan
1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk ke
Perguruan Tinggi yang bermutu. Hal ini secara umum masih
dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya suatu madrasah atau
sekolah.
2) Mempersiapkan Siswa :
a)
Melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
b) Memiliki Ketrampilan berwiraswasta.
c)
Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri.
3) Membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
hasilnya sejajar dengan SMA serta penguasaan ilmu-ilmu keagamaan
(Islam), trampil dalam praktek pengamalan ibadahnya sebagai ciri
khusus madrasah. Sebab tanpa pengembangan ciri khusus ini MAN
sama dengan SMA kalau bukan dikatakan malah di bawah SMA.
4) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran serta penguasaan
materi pelajaran dengan wawasan yang luas.
5) Melengkapi sarana prasarana pendidikan seoptimal mungkin (bukubuku / perpustakaan, laborat/praktek, sarana ibadah, seni budaya,
komputer, sarana olah raga, pramuka dan sebagainya).
6) Memberdayakan Komite dan masyarakat lingkungan
untuk ikut
berpartisipasi meningkatkan mutu madrasah.
7) Menanamkan minat baca, tulis dan mengadakan penelitian-penelitian
ilmiah sederhana.
c. Konsep upaya peningkatan mutu madrasah (Kata kunci).
1) Menambah kegiatan ekstra dengan kegiatan ketrampilan.
2) Mengikutsertakan guru dalam penataran guru mapel.
3) Menambah tenaga guru yang potensial.
d. Prioritas pengembangan sarana prasarana madrasah tahun 2008.
1) Rehab 8 kelas untuk laboratorium – 2 tahun.
2) Pengadaan kelas multimedia 2 lokal,
3) Ruang ketrampilan.
3. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan
Sebagai sekolah yang berwawasan keunggulan MAN Salatiga
bertujuan :
a. Meningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, tercermin
dalam akhlakul karimah di madrasah dan di masyarakat.
b. Meningkatan skor rata-rata pencapaian nilai (GSA = Gain Score
Achievment) semua mata pelajaran 0,1 dari KKM rata-rata 70 menjadi 75
untuk mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dan 60 menjadi 65 untuk
mapel yang lain.
c. Meningkatan kelulusan peserta didik kelas XII dalam ujian nasional
menjadi 96 %.
d. Meraih posisi minimal 3 besar dalam setiap even yang diikuti baik
tingkat kota maupun tingkat Jawa Tengah, baik bidang olah raga dan
kesehatan, lomba bidang studi, olimpiade, dan seni.
e. 90 % peserta didik mentaati tata tertib sekolah.
f. Peserta didik menguasai ketrampilan otomotif dan atau tata busana.
4. Hasil – hasil yang diharapkan dari kegiatan dari KBM
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) MA
selengkapnya adalah:
a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
b. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan
diri serta memperbaiki kekurangannya.
c. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,
perbuatan, dan pekerjaannya.
d. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.
e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup global.
f. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis,
kritis, kreatif, dan inovatif.
g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam pengambilan keputusan.
h. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
j. Menunjukkan kemampuan
menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
k. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.
l. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
m. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
n. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
o. Mengapresiasi karya seni dan budaya.
p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
q. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta
kebersihan lingkungan.
r. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
s. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
t. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang
lain.
u. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara
sistematis dan estetis.
v. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara
dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
w. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
tinggi.
5. Data statistik Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2009 - 2010
a. Identitas Madrasah.
1) Nama Madrasah
: Madrasah Aliyah Negeri Salatiga.
2) Alamat Madrasah
:
a) Jalan
: KH. Wahid Hasyim No. 12 Salatiga.
b) Nomor Telepon
: (0298) 323031.
c) Desa Kelurahan
: Sidorejo Lor.
d) Kecamatan
: Sidorejo.
e) Kabupaten/Kota
: Salatiga.
f) Kode Pos
: 50714.
3) Status Madrasah
: Negeri.
4) Didirikan (Swasta) PGA
: Tahun 1953.
5) Diresmikan (Dinegerikan) MAN : Tahun 1990.
6) Waktu Belajar
: Pagi.
7) Jumlah Jam pelajaran/minggu
:
a) Kelas X
:49 jam.
b) Kelas XI
:49 jam.
c) Kelas XII
:49 jam.
8) Kepala Madrasah
:
a) N a m a
: Drs H. Badaruddin, M.Ag.
b) N I P
: 150191463.
c) Alamat Rumah
:
i. Jalan
: Tegal Asri, Rt. 01/06, Bejen,
Karanganyar.
ii. Nomor Telepon Kantor : (0298) 323031.
9) Kepala Urusan Tata Usaha
:
a)
Nama
: Edy Pramono, S.Pd.
b)
NIP
: 150198704.
c)
Alamat Rumah
:
i. Jalan
: Merbabu, No. 20 Salatiga.
ii. Desa Kelurahan
: Kalicacing, Kec. Sidomukti.
6. Kebutuhan sarana gedung dan guru
a. Data Tanah dan Bangunan
:
1) Luas Bangunan
: 2882 m2.
2) Luas Tanah
: 5113 m2.
3) Status Tanah
: Hak Milik.
4) Status Hukum
: Hak Milik.
5) Nomor Sertifikat
: 49.
6) Konstruksi Bangunan
: Permanen.
7) Lantai
: Keramik.
8) Atap
: Genteng.
9) Langit-langit
: Eternit.
7. Data sarana dan prasarana
Sarana gedung dan tanah
Jumlah
Jumlah
Jenis
Ket
Yg Ada
Kebutuhan
Kurang
Siswa
Rombel
21
25
4
649
19
Kantor / TU
1
1
-
Ruang Kepala
1
1
-
Ruang Guru
1
1
-
Perpustkaan
1
1
-
3
4
1
Aula
-
1
1
Musholla
1
1
-
R. UKS
1
2
1
1
2
1
3
3
-
Ruang Kelas
Belajar
Lab. IPA /
Bahasa
R.
Ketrampilan
R. Komputer
R. Otomotif
1
2
1
R. Kesenian
1
2
1
8. Guru/tenaga kependidikan
a) Data Guru
Guru
No
Guru Mapel
Nama Guru
PNS
1
GTT
Kurang
Lebih
Pend. Agama
Islam
1. Drs. Ishak
a. Al Qur’an
2
-
-
-
Hadits
2. Dra. Hj. Siti
Muktasimah
1. Dra. Umi Hamimah
b. Aqidah
2
-
-
1
Akhlak
2. Jamaluddin, S.Ag
1. Dra. Hj. Siti Aisyah Z
2. Dra. Hj. Fatonah
c. Fiqih
4
-
-
2
3. Siti Nurochmah, S.Ag
4. Dr. H. Badaruddin,
M.Ag
1. Rodji'un, S.PdI
d. SKI
2
-
-
1
2. Sriyanto, S.Ag
1. Dra. Nur Nazilah
2
PKn
2
-
-
2. Nur Hidayati, S.Pd
3
Bahasa
1. Dra. Sri Avrianita B
2. Agus Kirno, S.Pd
a. Bahasa
3
1
-
-
dan Sastra
3. Desy Arsianty, S.Pd,
M.A
4. Wiwik Hapsari, S.Pd
1. Misbakhul Munir, S.Ag
2. Siti Maesaroh, S.Ag
b. Bahasa
4
-
-
2
Arab
3. Alfiah Dyah E, S.Ag,
M.Pd
4. Munjiati, S.Ag
c. Bhs.
6
-
-
2
1. Siti Mudrikah, S.Pd
Inggris
2. Hanifah, S.Pd
3. M. Waston Alhikami,
S.Pd
4. Nurul Jazimah, S.PdI,
M.PdI
5. Nur Jadid, S.PdI
6. Khoiru Rakhman
Abidin, S.PdI
4
Matematika
5
-
-
1
1. Drs. H. Saefudin
2. Dra. Tri Jatiyah
3. Drs. Kastomo
4. Nur Ichsan, S.Pd
5. Aris Handoyo w, S.Pd
5
Kesenian
1
-
-
-
1. Nining Sri Rejeki, S.Pd
1. Drs. Nasuha
6
Penjasorkes
2
-
-
2. Drs. M.Arif Ghanifianto
7
IPS
a. Sejarah
1
-
-
-
1. Dra. Nurul Isnaini, S.Pd
b. Geografi
1
-
-
-
1. Dra. Siti Baroroh
c. Ekonomi
5
-
-
3
1. Dra. Hj. Anis Rosiqoh
2. Ameliasari TK, SE
3. Juminah, S.Pd
4. Dewi Fitria, S.Pd
5. Ulvi Khoirotun, S.Pd
d. Sosiologi /
1. Sukarman, S.Pd
2
-
-
2. Farhan Budi S, S.Pd
Antropologi
IPA
8
a. Fisika
2
-
-
1
1. Drs. H. Fahrurozi
2. Muh. Kholil, S.Pd, M.Sc
1. Drs. Hadi Mulyanto,
M.Si
b. Kimia
3
-
-
2
2. Dra, Sumiyarti
3. Sudaryo, S.Pd
c. Biologi
4
-
-
3
1. Joko Susilo, S.Pd
2. M. Shidiq Purnomo,
S.Pd
3. Irfiah Firoroh, S.Pd,
M.Si
4. Maftuhatul Karim, S.Si
Tek. Inform.
9
1. Taslimatul Atsna F,
-
2
-
-
& Kom.
S.Kom
2. Harno, A.Md
Bhs.
10
Asing/Bhs.
-
2
-
1
1. Dyah Nurul Martiana
Jepang
2. Dewi Ariyanti, A.Md
Ketrampilan/
11
1
5
-
1
1. Laela Musdalifah, S.Pd
Bhs. Asing
2. Ani Indrijanti, S.Pd
3. Mukti Sri Rahayu, S.P
4. Mayangsari L, S.Pd
5. Budi Suryanto, S.Pd
6. Agus Joko Widodo,
S.Pd
Muatan
12
Lokal/Bahasa
-
3
-
2
1. Sarinah, S.Pd
Jawa
2. Siti Khotijah, S.PdI
3. Wiwit Sholikhati, S.Pd
12
BK
4
-
-
-
1. Drs. Afifudin
2. Dra. Hartatik SW
3. Sofiyana Rosyidah,
S.Psi
4. Dra. Edwina Meiriyanti
Jumlah
56
13
0
22
* N/S = Negeri/Swasta (GTT) contoh ; 4/3 (baca ; 4 Negeri / 3 GTT).
Keterangan :
Guru NIP Depag
: 56
PT
NIP
Depag
:
5
Diknas :
PTT
: 14
: 57
Jumlah PT/PTT
: 19
:
0
Total Guru & Pegawai : 90 Orang
BGK Diknas :
0
GTT : BGK Depag
Wiyata :
1
14 +
:
Total GT & GTT
14
: 71
b. Data Kesiswaan
1). Data Siswa
Jenis Kelamin
Kelas
Jml. Kls
Jml. Siswa
Laki-laki
Perempuan
X
7
206
75
131
XI
7
219
56
67
XII
7
196
50
131
JUMLAH
21
621
181
329
9. Perencanaan Kedepan
a. Konsep upaya peningkatan mutu madrasah (Kata kunci)
1) Menambah kegiatan ekstra dengan kegiatan ketrampilan.
2) Mengikutsertakan guru dalam penataran guru mapel.
3) Menambah tenaga guru yang potensial.
b. Prioritas pengembangan sarana prasarana madrasah tahun 2009
1) Rehab 3 RKB untuk laboratorium – 2 tahun.
2) Pengadaan Aula.
3) Ruang Belajar.
4) Ruang ketrampilan.
10. Permasalahan dan upaya mengatasinya
a. Aspek Sarana.
1) Masih kekurangan ruang Laboratorium yang representatif, meubelair
dan perluasan perkembangan tanah.
2) Belum adanya R. Ketrampilan / R. Belajar.
b. Aspek Ketenagaan
untuk
tenaga
administrasi
masih
kurang,
sementara
mengoptimalkan tenaga yang ada dan mengangkat tenaga honorer.
c. Aspek Kesiswaan
Siswa sering terlambat karena rumahnya jauh dan transportasi
kendaraan kurang mencukupi, guna mengantisipasi tersebut perlu
dibuatkan asrama.
d. Aspek Kurikulum
Dengan jumlah mata pelajaran yang banyak dan materi yang
padat, sering terjadi guru hanya mengejar selesai, tetapi kurang
mendalami, hal ini diantisipasi dengan penambahan jam sore hari.
Demikian Profil Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, dan keadaan
ini dibuat sebagaimana adanya.
B. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
1. Pemahaman tentang Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
Pada dasarnya konsep sertifikasi guru merupakan program
pemerintah dalam bidang pendidikan yang terfokus pada peningkatan
profesi sebagai seorang guru yang profesional, sebagaimana yang
diungkapkan salah satu guru MAN Salatiga dalam wawancara dengan
peneliti pada hari Rabu, 21 April 2010, Pukul 10.09 WIB bahwa,
“Sertifikasi merupakan upaya pemerintah dalam menghargai profesi guru itu
nanti setara dengan indikataor kebijakan pemerintah dalam mendapatkan
sertifikat sebagai seorang guru yang profesional” (W/JS/02/20-04-2010).
Sertifikasi menjadi sarana untuk meningkatkan kompetensi guru
dalam
meningkatkan
profesionalisme
guru,
sebagaimana
HNH
menambahkan kepada peneliti pada hari Kamis, 06 Mei 2010 Pukul 08.42
WIB “Sertifikasi guru dalam jabatan itu dirasa perlu sebagai sarana untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai pengajar dan yang diajarkan serta
ahli dalam mengajar. Pada dasarnya saya sepakat, sebagai penghargaan guru
yang hanya dihargai guru tanpa tanda jasa dan mungkin tidak adanya
penambahan penghasilan mungkin seperti dahulu tugas guru hanya
dijadikan sampingan saja dan ketika ia lulus sertifikasi dan mendapatkan
hak-haknya sebagai guru itu dapat meningkatkan tugasnya sebagai guru”
(W/HNH/04/06-05-2010).
Sertifikasi adalah program pemerintah dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan guru, sebagaimana UKN menyampaikan pada peneliti pada
hari Selasa, 04 Mei 2010 Pukul 09.16 WIB “Sertifikasi merupakan program
pemerintah dalam pendidikan terutama peningkatan profesi guru dengan
harapan akan mendapatkan gaji/tunjangan satu kali gaji pokok, agar dapat
melaksanakan dan mengevaluasi dan setelah itu tidak ada guru yang nyambi
kesana kanan kiri sehingga dapat menghambat pada profesinya sendiri
(W/UKN/03/04-05-2010).
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa konsep
sertifikasi guru dalam jabatan menurut guru MAN Salatiga adalah program
kerja pemerintah dalam bidang pendidikan untuk memberikan sertifikat
pendidik sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru yang disertai
dengan peningkatan kesejahteraan guru berupa kenaikan gaji dari gaji
pokok, serta sarana untuk meningkatkan profesi guru.
2. Manfaat Sertifikasi Guru
Manfaat dari pelaksanaan sertifikasi bagi guru sangat berkaitan erat
dengan peningkatan kualitas mutu guru serta kesejahteraan guru, sehingga
mampu memberikan metode pembelajaran bagi siswa yang lebih
profesional, sebagaimana SY memahaminya “Manfaat sertifikasi bagi saya
yaitu sebagai pemacu sehingga dapat meningkatkan amanah sebagai seorang
guru yang baik dan tentunya profesional, secara bertahap ada upaya-upaya
untuk meningkatkan mutu guru. Setidak-tidaknya ada perubahan dalam
menyampaikan metode pembelajaran terhadap siswa. Tapi realitasnya untuk
merubah semua itu membutuhkan waktu yang bertahap, akan tetapi kita kita
tetap menjalankan aturan-aturan yang sesuai dengan prosedur yang ada,
yaitu kelengkapan administrasinya dan mendapatkan tambahan tunjangan
(W/SY/01/20-05-2010)
Disisi lain sertifikasi bisa merubah kelemahan-kelemahan seorang
guru dalam proses KBM, yaitu dalam penyampaian metode pembelajaran
terhadap peserta didik dapat menjadikan guru yang profesional, yaitu
mampu menjalankan prosedur sesuai dengan profesinya, juga bisa merubah
kelemahan-kelemahan kita dalam proses belajar mengajar, baik dalam
penyampaian metode serta aktivitas yang lain dalam proses bembelajaran
(W/JS/02/21-04-2010).
HNH sanagat mendukung program sertifikasi guru ini, terutama
manfaat yang sanagat dirasakan adalah dapat meningkatkan kesejahteraan
guru “ Manfaat yang saya rasakan adalah meningkatkan profesi guru yang
sesuai dengan kompetensinya, disisi lain menurut saya dapat meningkatkan
kesejahteraan guru dengan adanya penambahan gaji, dan menurut saya
program sertifikasi semacam ini tepat untuk dilaksanakan (W/HNH/04/0605-2010).
Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari
pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan adalah dapat meningkatkan
profesionalaisme guru, baiak didalamnya memaksimalkan tugasnya serta
memperbaiki taraf hidup. Serta berimplikasi terhadap peningkatan kualitas
belajar mengajar.
C. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
1. Persiapan guru dalam kegiatan pembelajaran
Persiapan yang dilakukan di dalam kegiatan belajar mengajar
adalah penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.
Sebagaimana KRA menyampaikan kepada peniliti “seperti saya yang sudah
sertifikasi, harus memakai pembelajaran yang berkesinambungan dengan
penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien dalam proses
pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang telah dicanangkan oleh
pemerintah sebagai tujuan peningkatan mutu pembelajaran (W/KRA/05/1907-10).
Disisi
lain
JS
mengungkapkan perlu
adannnya
persiapan
pembuatan RPP secara sistematis dan berkualitas “gambaranya adalah kita
persiapkan RPP secara matang,
yang
meliputi metode, indikator
penyampaian, tujuan dan apa saja yang diperlukan sebelum kita
memberiakan ilmu terhadap siswa. Di dalam RPP kita membuat rancana
pembelajaran. Contohanya kita menggunakan laborat, lcd, power point
sebagai penunjang dalam menyampaikan materi (W/JS/02/21-04-10).
Maka dapat disimpulkan bahwa persiapan yang perlu di siapkan di
dalam pembelajaran adalah dengan penerapan metode pembelajaran yang
efektif dan efisien dan adannnya persiapan pembuatan RPP secara
sistematis, berkala dan berkualitas.
2. Variasi metode pembelajaran
Variasi di dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai
bagi siswa adalah sebagimana yang disampaikan oleh JS adalah “dalam
penyampaian materi pastinya kita pakai alat yang bervariasi, materi yang
menjelaskan teori yang kita sampaikan dengan bahasa lisan, materi
lingkungan kadang kita kelapangan, kesungai, kesawah dan lain sebagainya.
Kadang juga siswa dikasih tugas untuk mencari diinternet.yang jelas alat
yang dipakai sebagai penunjang harus bisa mengena pada teori yang
disampaikan (W/JS/02/21-04-10).
UKN juga menyampaikan jawaban yang hampir sama yaitu “sesuai
dengan materi dan metode pembelajaran. Kadang siswa ketika saya
menggunakan metode ceramah terus kadang juga jenuh, maka saya juga
mengunakan metode yang lain, seperti metode Tanya jawab dan metode
yang lainya. Kadang juga siswa yang harus aktif dalam kelas bukan guru
yang menyampaikan secara keseluruhan teori (W/UKN/03/04-05-10).
HNH juga menyampaikan jawaban yang sama Perlu sekali, sebab
guru itu adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang
dianggap penting bagi siswa. Variasinya ya paling tidak siswa mampu
menerima dan memahami materi dan aktif selama proses belajar- mengajar
berjalan (W/HNH/04/06-05-10).
Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa variasi yang
diterapkan dalam pembelajaran adalah pengunaaan bahan pembelajaran
secara inovatif dan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi pembelajaran.
3. Media dan sarana pembelajaran
Media dan sarana pembelajaran yang sering dimanfaatkan oleh
KRA salah satu guru MAN Salatiga yang sudah mengikuti sertifikasi ini
adalah dengan cara pemanfaatan media elektronik secara maksimal “kita
harus mengunakan bahan yang lain sebagai penunjang kreativitas dan daya
tarik siswa terhadap materi yang kita sampaikan dan itu yang harus kita cari
dalam
meningkatkan
profesionalisme
guru,
seumpama
dengan
menggunakan LCD kemudian diberikan dengan narasi pendek mereka akan
lebih tertarik lebih fokus terhadap materi yang guru berikan (W/KRA/05/1907-10).
Disisi lain SY menyampaikan kepada peneliti, media dan sarana
yang diterapkan adalah pemanfaatan lingkungan sekolah atau alam sekitar.
“satu hal yang terkadang kalau kita jenuh di dalam kelas kita membawa
murid keluar, kadang dilapangan, alhamdulillah untuk guru yang lain juga
sering melakukan pembelajaran diluar kelas seperti out door dan juga
kadang permainan-permainan yang dilakukan diluar (W/SY/01/20-04-10).
Dapat disimpulkan bahwa media dan sarana pembelajaran yang
diterapkan oleh sebagian guru MAN salatiga adalah dengan menggunakan
media elektronik secara maksimal dan pemanfaaatan alam sekitar atau
lingkungan dengan sebaik-baiknya.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan data penelitian yang penulis dapatkan dalam hasil
wawancara maka dapat disimpulkan.
B. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
1. Pemahaman Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
Perlu dipahami, guru berperan paling besar ketika kita berbicara
tentang peningkatan mutu. Imbasnya terhadap anak didik serta
berpengaruh terhadap peningkatan bagi kualitas guru. Sertifikasi
mengundang banyak reaksi, terutama para pendidik serta calon pendidik di
Indonesia. Program pemerintah yang berlatar belakang memberikan
peluang kepada guru dalam mengapresiasikan fungsi dan peranya kini
harus dapat dianalisis ulang. Bahkan, bisa jadi guru hanya disibukkan pada
pemenuhan administrasi maupun kegiatan luarnya. Sedangkan tugas guru
tidak lain memberikan arahan serta tauladan bagi siswa didik semakin
kurang terlihat.
Anggapan ini yang kemudian guru sebagai pelaku sentral
menempatkan posisi pada rangking pertama. Tekanan dari guru diseluruh
Indonesia seolah-olah menginginkan akan keprofesionalisme serta
kesejahteraanya terlindungi. Guru yang tersebar baik negeri maupun
58
swasta memiliki peran yang sama dalam mencerdaskan kehidupan
masyarakat. Apalagi dengan munculnya program sertifikasi guru dalam
jabatan peningkatan kualitas maupun kuantitas dapat teratasi.
Sebagaimana pemahaman yang berkenaan dengan sertifikasi guru
merupakan program kerja pemerintah dalam bidang pendidikan yang
terfokus pada peningkatan profesi yang disertai peningkatan kesejahteraan
guru berupa kenaikan gaji lipat dari gaji pokok. Serta berimbas pada
konsistensi pada profesinya dan meminimalisir guru nyambi kanan kiri,
serta sarana untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.
Sertifikasi guru melalui uji kompetensi memperhitungkan
pengalaman profesionalitas guru, melalui penilaian portofolio guru yang
membekali pada kematangan (maturitas) profesi guru. Terlebih komponen
portofolio merupakan tolak ukur kompetensi di dalamnya, baik
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun
profesional di
dalamnya.
2. Manfaat sertifikasi guru
Manfaat dari pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan sangat
berkaiatan erat dengan kompetensi/profesionalisme guru baik secara
makro maupun mikro. Secara makro subjeknya adalah guru, sebagaimana
dengan adanya sertifikasi guru dalam jabatan secara otomatis akan
memperbaiki taraf hidup maupun kesejahteraan dalam mengajar. Bahkan
lebih obyektif jika kemudian dengan disertai kualitas mengajar guru.
Dalam komponen sertifikasi didalamnya telah termaktub garis kegiatan
belajar mengajar yang dibutuhkan oleh setiap pendidik. Diantaranya dalam
aspek pedagogik guru lebih siap dalam menyusun RPP sampai pada
penilaianya.
Sertifikasi guru dalam jabatan benar-benar menjadi produk
unggul dalam membentuk profesionalisme guru. manfaat dari pelaksanaan
sertifikasi guru dalam jabatan menurut pemahaman guru MAN Salatiga
diantaranya :
1) Terciptanya profesionalisme guru, baik didalamnya memaksimalkan
tugasnya sebagai pendidik maupun kompetensi sosial lainya.
2) Memperbaiki taraf hidup berupa tunjangan profesinya.
3) Berimplikasi terhadap peningkatan kualitas belajar mengajar.
C. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
1.
Persiapan guru dalam kegiatan pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator,
mediator, dan pembimbing. Jadi guru hanya dapat membantu proses
perubahan pengetahuan di kepala siswa melalui perannya menyiapkan
scaffolding dan guiding, sehingga siswa dapat mencapai tingkatan
pemahaman yang lebih sempurna dibandingkan dengan pengetahuan
sebelumnya. Guru menyiapkan tanggga yang efektif, tetapi siswa sendiri
yang memanjat melalui tangga tersebut untuk mencapai pemahaman yang
lebih dalam. Maka setidaknya pembelajaran yang ideal harus mampu
memberikan jalan keluar bagi berbagai macam masalah, kususya
problematika yang sering dihadapai oleh murid dalam kegiatan belajarmengajar. Sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab dari seorang guru
yang kreatif dan inovatif, tentunya mampu memberikan materi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Hal ini
dapat dilakukan dengan langkah persiapan bahan-bahan pembelajaran
yang diterapkan secara berkala dan sistematis sehingga dapat memberikan
daya tarik siswa untuk lebih mampu menerima materi yang akan
disampaikan oleh pendidik.
Persiapan yang seharusnya dilakukan di dalam kegiatan belajar
mengajar secara berkala dan sistematis
adalah penerapan metode
pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu adanya proses pembelajaran
yang diterapkan secara berkesinambungan dengan penerapan metode
pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan yang telah
dicanangkan
oleh
pemerintah
sebagai
tujuan
peningkatan
mutu
pembelajaran.
Disisi lain, dengan cara pembuatan RPP secara sistematis dan
berkualitas, yaitu dengan mempersiapkan RPP secara matang, yang
meliputi metode, indikator penyampaian, tujuan dan apa saja yang
diperlukan sebelum kita memberikan materi pembelajaran terhadap siswa.
Di dalam RPP kita membuat rencana pembelajaran, contohanya kita
menggunakan laborat, LCD, Power Point sebagai penunjang dalam
menyampaikan materi. Seperti halnya, yang telah dilakukan oleh beberapa
guru MAN Salatiga yang telah mengikuti sertifikasi yaitu dengan mengacu
pada kurikulum berstandar nasional serta memiliki kreativitas secara
inovatif, sehingga mampu memberikan dampak yang positif terhadap
pembelajaran yang bermutu. Maka kemudian,
minat murid untuk
mengikuti pembelajaran semakin baik dan lebih mampu untuk memahami
pelajaran yang disampaikan oleh pendidik.
2.
Variasi metode pembelajaran
Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk menyampaikan materi
dengan cara yang mudah. Sesulit apapun materi, guru hendaknya mampu
mentransfer kepada anak didik dengan semudah-mudahnya. Intelektualitas
saja tidak cukup, kepekaan emosional untuk membaca keadaan murid juga
tidak kalah penting. Pertukaran ide antara guru dengan anak didik, anak
didik dengan anak didik lain, ataupun guru murid dengan lingkungannya
adalah sebuah proses yang saling berkesinambungan dan tidak bisa saling
dipisahkan.
Guru dalam banyak hal adalah sebagai fasilitator keilmuan,
namun kadang hal tersebut tidak maksimal bahkan jauh panggang dari api
bila kita lihat fenomena yang terjadi disekolah-sekolah. Dalam kaitanya
dengan persoalan seperti ini, khususya dalam memberikan bentuk variasi
metode pembelajaran, guru setidaknya mampu mengaktualisasikan diri
dan pengabdianya secara utuh dan ikhlas. Dalam menentukan metode
yang efektif tentunya guru harus memperhatikan perannya, yaitu:
a. Menempatkan dirinya sebagai pendidik profesional.
b. Guru sebagai pembimbing belajar, dan
c. Guru sebagai pengembang kurikulum.
Oleh sebab itu, dalam menentukan metode pembelajaran,
kususnya bagi guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik dalam
program sertifikasi guru dalam jabatan, menentukan metode pembelajaran
yang bervariatif itu sangat dibutuhkan sebagai upaya peningkatan mutu
pembelajaran yang lebih baik lagi. Kaitannya dengan hal ini, yang
terlaksana di MAN Salatiga menurut peneliti dari beberapa hasil
wawancara
menyimpulkan
bahwa
dalam
menerapkan
metode
pembelajaran sudah dilakukan secara variatif, dalam artian tidak stagnan
dalam penerapannya, sebagai contoh variasi dalam menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai bagi siswa adalah sebagimana yang disampaikan
oleh salah satu guru, yaitu dalam penyampaian materi pastinya kita pakai
alat yang bervariasi, materi yang menjelaskan teori yang disampaikan
dengan bahasa lisan, materi lingkungan kadang kelapangan, kesungai,
kesawah dan lain sebagainya, dalam artian bersifat kondisional.
Maka, sebagai salah satu upaya bagi guru untuk mampu
mengaktualisasikan tujuan dari peningkatan mutu pembelajaran adalah
dengan menerapkan sistem pembelajaran kooperatif, yang merupakan
model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri
yaitu yang pertama untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar
dalam kelompok secara bekerja sama. Kedua,kelompok dibentuk dari
siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Ketiga, jika
dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan
jenis
kelamin,
maka
diupayakan
agar
tiap
kelompok
terdapat
keheterogenan tersebut. Keempat, penghargaan lebih diutamakan pada
kerja kelompok daripada perorangan.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai bertikut:
1) Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul
dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
2) Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima temantemannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
3) Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan
keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya,
mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
3.
Media dan sarana pembelajaran.
Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Media memiliki fungsi
sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati
posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen di dalam sistem
pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses
pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung
secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem
pembelajaran. sedangkan sarana merupakan media pembelajaran yang
fungsi utamanya sebagai alat bantú untuk melakukan kegiatan belajar
mengajar.
Guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan
siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk
memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Konsep lingkungan meliputi tempat
belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan
belajar sehingga memudahkan siswa belajar.
Seperti halnya yang telah diterapkan oleh beberapa guru MAN
Salatiga, bahwa pemanfaatan media pembelajaran merupakan suatu hal
terpenting dalam peningkatan mutu pembelajaran, dengan ditunjang
dengan sarana yang ada. Dalam hal ini, kaitanya terhadap penentuan
media pembelajaran yang tepat sangat menunjang keaktifan serta
pemahaman siswa atas materi yang disampaikan oleh guru.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian dan pemahaman yang mengacu pada
rumusan masalah yang telah ditetapkan serta berdasarkan pada pembahasan
hasil penelitian yang diuraikan secara deskriptif dalam bab IV, maka dapat
disimpulkan beberapa kesimpulan tentang pemahaman sertifikasi bagi
profesionalisme guru dan upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010.
1. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
Pada dasarnya pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru
menurut hasil wawancara dengan guru di Madrasah Aliyah Negeri Kota
Salatiga berjalan dengan bagus dan terkendali, akan tetapi aplikasinya
kurang berjalan dengan baik. Peserta hanya mengejar kelulusan semata
tanpa memperhatikan kompetensi yang melekat pada guru. Belum lagi,
munculnya kecemburuan sosial antara guru yang telah sertifikasi dengan
yang belum sehingga berdampak pada psikologi guru dan konsentrasi anak
didik di kelas.
2. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga tentang upaya dalam peningkatan mutu
pembelajaran dapat disimpulkan, bahwa faktor-faktor yang dominan
dalam proses pembelajaran adalah
adanya perencanaan pembelajaran
yang dilakukan secara berkala dan sistematis, kemudian adanya variasi
dalam metode pembelajaran yang dilaksanakan serta penggunaan sarana
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dengan tujuan
meningkatkan penanaman dan penguasaan materi pada siswa.
B. Saran
Berdasarkan
pada
pembahasan
penelitian,
maka
penulis
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Berkaitan dengan program sertifikasi guru dalam jabatan
a) Guru harus mempunyai pengetahuan atau pemahaman serta pengertian
yang cukup tentang sertifikasi guru dalam jabatan.
b) Guru harus memahami manfaat serta tujuan dari pelaksanaan sertifikasi
guru dalam jabatan
2. Berkaitan dengan upaya peningkatan mutu dalam pembelajaran
a) Guru harus tepat dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif
dan efisien sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang kooperatif.
b) Guru harus sistematis dalam menentukan perencanan pembelajaran dan
menggunakan strategi-strategi yang mudah difahami oleh murid.
c) Guru harus memiliki kretifitas dalam menggunakan media dan sarana
yang digunakan secara profesional sesuai dengan perkembangan zaman,
sehingga mempu memberikan daya tarik dan minat yang maksimal bagi
murid dalam proses belajar mengajar.
B. Penutup
Dengan senantiasa mengharap rahmat serta ridlo Allah SWT, dengan
penuh kesadaran penulis mengucapkan syukur Alhamdulillahirabila’lamin,
atas segala hidayah dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis sadari bahwa tulisan
ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, maka untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis
menerima segala masukan, kritik dan saran. Wallahula’lam Bis Showab.
DAFTAR PUSTAKA
Boeree, George, Metode Pembelajaran & Pengajaran, Ar-Ruzz Media,
Jogjakarta, 2008
Seifert, Kelfin, Manajemen Pembelajaran & Intruksi Pendidikan, IRCiSoD,
Jogjakarta, 2009
Sallis, Edward, Manajemen Mutu Pendidikan, IRCiSoD, Jogjakarta, 2006
Ascaro, s. Jerome, Pendidikan Berbasis Mutu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007
Suwardi, Manajemen Pembelajaran, STAIN Salatiga Press, Salatiga, 2007
Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ar-Ruz media, Yogyakarta, 2008
Abdurrahman, Meaningfull LEARNING Re-invensi Kebermaknaan Pembelajaran,
Pustaka pelajar, Yogyakarta, 2007
Asnawir, Usman, Media Pembelajaran, Ciputat pers, Jakarta, 2002
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Pembina Profesionalisme
Tenaga Pengajar, Jakarta, 2005
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008
MS. Djohar, Guru Pendidikan dan Pembinaanya Penerapannya dalam
Pendidikan dan UU Guru, Jogyakarta, CV.Grafika Indah, 2006
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT Remaja Rosdakarya.
Bandung. Februari 2008
Poerwadarminto, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN.Balai Pustaka,
Jakarta, 1982
Pohan,
Rusdin,
Metodologi
Penelitian
Pendidikan,
Lanarka
Publisher,
Yogyakarta, 2007
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Jakarta, 1998
Suyatno, Panduan Sertifikasi Guru, Indeks, Jakarta
Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD) No. 14 tahun 2005, Sinar Grafika J Em
Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Bahasa Indonesia, Diva Publiser,
Bandung, Jakarta, 2006
Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD) No. 14 tahun 2005, Sinar Grafika
Jakarta, 2006
Download